Anda di halaman 1dari 6

SOPAN DAN SANTTUN KEPADA ORANG TUA DAN GURU

DISUSUN

OLEH :

NAMA : RIAN YULIANSYAH

KELAS : IX.2

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi


Pekerti

SMP Islam AZ-ZAHRAH 1 Palembang

Tahun Ajaran : 2019/2020


ADAB/SOPAN DAN SANTUN KEPADA ORANG TUA DAN GURU

A. Pengertian Adab

Menurut bahasa Adab memiliki arti kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti,
akhlak. M.Sastra Praja menjelaskan bahwa, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau
kemuliaan kebudayaan manusia.Sedangkan menurut istilah Adab adalah suatu ibarat tentang
pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah.
Pengertian bahwa adab ialah mencerminkan baik buruknya seseorang, mulia atau
hinanya seseorang, terhormat atau tercelanya nilai seseorang. Maka jelaslah bahwa seseorang
itu bisa mulia dan terhormat di sisi Allah dan manusia apabila ia memiliki adab dan budi
pekerti yang baik.
Seseorang akan menjadi orang yang beradab dengan baik apabila ia mampu
menempatkan dirinya pada sifat kehambaan yang hakiki. Tidak merasa sombong dan tinggi
hati dan selalu ingat bahwa apa yang ada di dalam dirinya adalah pemberian dari Allah swt.
Sifat-sifat tersebut telah dimiliki Rasulullah saw. Secara utuh dan sempurna.
Menurut Imam al-Ghazali akhlak mulia adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh para utusan
Allah swt. yaitu para Nabi dan Rasul dan merupakan amal para shadiqin. Akhlak yang baik
itu merupakan sebagian dari agama dan hasil dari sikap sungguh-sungguh dari latihan yang
dilakukan oleh para ahli ibadah dan para mutaqin.

B. Dalil Al Qur’an
Terdapat banyak ayat yang mendudukkan ridha orang tua setelah ridha Allah dan
keutamaan berbakti kepada orang tua adalah sesudah keutamaan beriman kepada Allah, antara
lain :

Artinya : “dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka Perkataan yang mulia.” (QS. Al Isra 23)

Artinya, “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah, “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil.” (QS. al-Isra: 24)
Surat Al-Isra ayat 23-24 memiliki kandungan mengenai pendidikan berkarakter. Definisi
dari karakter adalah satu kesatuan yang membedakan satu dengan yang lain atau dengan kata lain
karakter adalah kekuatan moral yang memiliki sinonim berupa moral, budipekerti, adab, sopan
santun dan akhlak. Akhlak dan adab sumbernya adalah wahyu yakni berupa Al-Qur’an dan
Sunah. Sedangkan budi pekerti, moral, dan sopan santun sumbernya adalah filsafat.
Kembali kepada pengertian dari Surah Al-Isra ayat 23 disebutkan bahwa yang pertama
Allah memerintahkan kepada hamba-hambanya untuk menyembah Dia semata, tidak ada sekutu
bagi-Nya.yang kedua, kita harus berbakti kepada orang tua. Lalu pada ayat 24 disebutkan bahwa
anak hendaknya mendoakan kedua orang tuanya. Ulama menegaskan bahwa doa kepada kedua
orang tua yang dianjurkan adalah bagi yang muslim, baik yang masih hidup atau telah meninggal.
Sedangkan bila ayah atau ibu yang tidak beragama islam telah meninggal, maka terlarang bagi
anak untuk mendoakannya. Dari penjelasan di atas sangat jelas bahwa ketika kita menghargai
dan menyayangi orang tua kita dengan baik maka akan menumbuhkan akhlak serta moral yang
baik pula bagi anak sedangkan jikalau kita acuh maka akan timbuh akhlak dan moral yang tidak
baik. Dengan kata lain, hal ini sangat berpengaruh dalam pendidikan karakter. Antara orangtua
sebagai pendidik dan anak. Segala sesuatu yang diajarkan dengan baik pada mulanya akan
menanamkan karakter yang baik pula pada anak. Untuk itu berbakti kepada orang tua merupakan
suatu cara yang harus dilakukan.
C. kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua
Ada lima kriteria yang menunjukkan bentuk bakti seorang anak kepada kedua orang
tuanya.
1. Tidak ada komentar yang tidak mengenakkan dikarenakan melihat atau tercium dari kedua
orang tua kita sesuatu yang tidak enak. Akan tetapi memilih untuk tetap bersabar dan
berharap pahala kepada Allah dengan hal tersebut, sebagaimana dulu keduanya bersabar
terhadap bau-bau yang tidak enak yang muncul dari diri kita ketika kita masih kecil. Tidak
ada rasa susah dan jemu terhadap orang tua sedikit pun.
2. Tidak menyusahkan kedua orang tua dengan ucapan yang menyakitkan.
3. Mengucapkan ucapan yang lemah lembut kepada keduanya diiringi dengan sikap sopan
santun yang menunjukkan penghormatan kepada keduanya. Tidak memanggil keduanya
langsung dengan namanya, tidak bersuara keras di hadapan keduanya. Tidak menajamkan
pandangan kepada keduanya (melotot) akan tetapi hendaknya pandangan kita kepadanya
adalah pandangan penuh kelembutan dan ketawadhuan.

Urwah mengatakan jika kedua orang tuamu melakukan sesuatu yang menimbulkan
kemarahanmu, maka janganlah engkau menajamkan pandangan kepada keduanya. Karena tanda
pertama kemarahan seseorang adalah pandangan tajam yang dia tujukan kepada orang yang dia
marahi.
4. Berdoa memohon kepada Allah agar Allah menyayangi keduanya sebagai balasan kasih
sayang keduanya terhadap kita.
5. Bersikap tawadhu’ dan merendahkan diri kepada keduanya, dengan menaati keduanya
selama tidak memerintahkan kemaksiatan kepada Allah serta sangat berkeinginan untuk
memberikan apa yang diminta oleh keduanya sebagai wujud kasih sayang seorang anak
kepada orang tuanya.
Perintah Allah untuk berbuat baik kepada orang tua itu bersifat umum, mencakup hal-hal
yang disukai oleh anak ataupun hal-hal yang tidak disukai oleh anak. Bahkan sampai-sampai al-
Qur’an memberi wasiat kepada para anak agar berbakti kepada kedua orang tuanya meskipun
mereka adalah orang-orang yang kafir.

Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu
yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergauilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu,
maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Lukman:15).

D. Hadist
Hadis Abdullah ibnu Umar tentang ridho Allah terletak pada ridho orang tua.

‫الوا ِلدَي ِْن‬


َ ‫ضى‬ َ ‫ ِر‬:‫ع ْم ٍرو رضي هللا عنهما قال قال رسو ُل هللا صلى هللا عليه وسلم‬
َ ‫ضى هللاُ فى ِر‬ َ ‫ع ْن‬
َ ‫ع ْبدُ هللا بن‬ َ
)‫الوا ِلدَي ِْن ( اخرجه الترمذي وصححه ابن حبان والحاكم‬ ُ
َ ‫س َخط‬ ُ
َ ‫س َخط هللا فى‬ َ ‫و‬
Artinya: dari Abdullah bin ‘Amrin bin Ash r.a. ia berkata, Nabi SAW telah bersabda:
“ Keridhoaan Allah itu terletak pada keridhoan orang tua, dan murka Allah itu terletak
pada murka orang tua”. ( H.R.A t-Tirmidzi. Hadis ini dinilai shahih oleh Ibnu Hibban
dan Al-Hakim.

Ridhonya Orang Tua adalah Ridho-Nya Allah, Murkanya Orang Tua adalah Murka-Nya Allah.
Sebagai seorang anak, sebaiknya kita selalu mengharap keridoan dari keduanya dan
memenuhi perintah-perintahnya, sepanjang tidak untuk berbuat maksiat. Juga anak harus selalu
mementingkan keduanya dengan mendahulukan keinginan– keinginannya dari pada kepentingan
dan keinginan pribadi .

Hadis Al-Mughirah bin Su’bah tentang Allah mengharamkan durhaka kepada ibu, menolak
k e w a j i b a n , m e m i n t a y a n g b u k a n h a k n y a .
‫ ان هللا حرم عليكم عقوق االمهات ووأد البنات ومنع‬: ‫عن المغيرة بن شعبة قال النبي صلى هللا عليه وسلم‬
)‫وهات وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال واضاعة المال (اخرجه البخاري‬

Artinya: dari Al-Mughirah bin Syu’ban r.a. ia berkata, Nabi Saw telah bersabda: “ Sungguh
Allah ta’ala mengharamkan kalian durhaka kepada ibu, menolak kewajiban, meminta
yang bukan haknya dan mengubur hidup-hidup anak perempuan. Allah juga membenci
orang yang banyak bicara, banyak pertanyaan dan menyia -nyiakan harta.
Setelah orang muslim mengetahui hak kedua orang tua atas dirinya dan menunaikannya dengan
sempurna karena mereka mentaati Allah Ta’ala dan merealisir wasiat-Nya, maka juga menjaga
etika-etika berikut ini terhadap kedua orang tuanya :

1. Taat kepada kedua orang tua dalam semua perintah dan larangan keduanya,
selama di dalamnya tidak terdapat kemaksiatan kepada Allah, dan
pelanggaran terhadap syariat-Nya.
2. Hormat dan menghargai kepada keduanya, merendahkan suara dan memuliakan
keduanya dengan perkataan dan perbuatan yang baik, tidak menghardik dan tidak
mengangkat suara di atas suara keduanya, tidak berjalan di depan keduanya, tidak
mendahulukan istri dan anak atas keduanya, tidak memanggil keduanya dengan namanya
namun memanggil keduanya dengan panggilan, “Ayah, ibu,” dan tidak berpergian
kecuali dengan izin dan kerelaan keduanya.
3. Berbakti kepada keduanya dengan apa saja yang mampu ia kerjakan, dan sesuai dengan
kemampuannya, seperti memberi makan-pakaian keduanya, mengobati penyakit
keduanya, menghilangkan madzarat dari keduanya, dan mengalahkan untuk kebaikan
keduanya.
4. Menyambung hubungan kekerabatan dimana ia tidak mempunya hubungan kecuali dari
jalur kedua orang tuanya mendoakan dan memintakan ampunan untuk keduanya,
melaksanakan janji (wasiat), dan memuliakan teman-teman keduanya.
E. Cara Hormat dan Patuh kepada Guru
Murid adalah orang yang sedang belajar dan menuntut ilmu kepada seorang guru. Demi untuk
keberkahan dan kemudahan dalam meraih dan mengamalkan ilmu atau pengetahuan yang telah
diperoleh dari seorang guru, maka seorang murid haruslah memiliki akhlak atau etika yang benar
terhadap gurunya.
Beberapa contoh etika murid terhadap guru , diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan petunjuknya.
2. Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru apabila
menghadap atau berjumpa dengan beliau.
3. Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan meyakini bahwa
gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu lebih memudahkan untuk
mengambil manfaat dari beliau.
4. Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus diberikan
gurunya dan tidak melupakan jasanya.
5. Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru yang memiliki
perangai kasar dan keras.
6. Seorang murid hendaklah duduk dengan sopan di hadapan gurunya, tenang,
merendahkan diri, hormat sambil mendengarkan, memperhatikan, dan menerima apa
yang disampaikan oleh gurunya.
7. Seorang murid hendaklah ketika mengadap gurunya dalam keadaan sempurna dengan
badan dan pakaian yang bersih.
8. Seorang murid hendaklah jangan banyak bicara di depan guru ataupun membicarakan
hal-hal yang tidak berguna.
9. Seorang murid hendaklah jangan bertanya dengan tujuan untuk mengujinya dan
menampakkan kepandaian kepada guru.

Anda mungkin juga menyukai