PENDAHULUAN
Menurut WHO diagnosa komunitas adalah deskripsi secara kuantitatif ataupun kualitatif
terhadap kesehatan masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatannya.1
Diagnosa komunitas mengidentifikasi masalah, mengusulkan hal-hal yang
perludilakukan peningkatan, dengan tindakan. 1 Terdapat empat tahapan dalam diagnosa
komunitas yang meliputi inisiasi, pengumpulan dan analisis data, diagnosis, serta
pemerataan.1 Tujuan utama dari diagnosa komunitas adalah untuk memberikan promosi
kesehatan kepada masyarakat.1
TINJAUAN PUSTAKA
2.2.1 Definisi
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang terjadi pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah Rahim. Tumor ini
merupakan hasil dari metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction yang
terdapat padabatas peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis.11
2.2.2 Epidemiologi
Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang
melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju ke rahim. Kanker seviks uteri adalah tumor ganas
primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Sebelum terjadinya kanker, akan
didahului oleh keadaan yang disebut lesi prakanker atau Neoplasia Intraepitel
Serviks (NIS).14
2.2.3 Etiologi
2.2.5 Klasifikasi14, 15
keputihan.
nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvis
ke arah lateral sampai obstruksi ureter
Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena,
misalnya: fistula vesikovaginal, fistula rektovaginal, edema tungkai.
1. Pap Smear
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya dini deteksi sel kanker pada pasien
tanpa keluhan. Pap smear dapat mendeteksi 90% kasus kanker serviks secara akurat
dan dengan biaya yang tidak mahal.Spesimen merupakan sekret yang diambil dari
Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan pada 2 minggu setelah menstruasi atau
sebelum menstruasi berikutnya.
a. Normal
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
c. Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
d. Karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar)
e. Kanker invasif (kanker telah menyebab ke lapisan serviks lebih dalam atau
organ lainnya)
2. Pemeriksaan DNA HPV
Pemeriksaan ini merupakan tes pelengkap pemeriksaan sitologi seperti paps
smear terutama pada wanita di atas 30 tahun. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
menggunakan sediaan hapusan atau cairan vagina dan bahan sel sisa dari
pemeriksaan pap smear atau dengan biopsi. Deteksi DNA menggunakan teknologi
PCR dan Hybrid Capture II (HCII)
Teknik HC-II dilakukan dengan teknik hibridisasi yang dapat mendeteksi semua
tipe HPV high risk pada seseorang yang diduga memiliki virus HPV.Teknik ini dapat
mendeteksi DNA-RNA virus HPV sekankerra akurat dan cepat. Dibandingkan
dengan pemeriksaan pap smear yang mendeteksi perubahan pada sel, teknik HC-II
mendeteksi lebih awal kemungkinan seseorang terinfeksi HPV sebelum virus
tersebut membuat perubahan pada serviks.
3. IVA
Inspeksi Visual Asam (IVA) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi dini
kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat langsung leher
Rahim setelah memulas leher Rahim dengan larutan asam-asetat 3-5%.Menurut
laporan hasil konsultasi WHO, sensitifitas dari pemeriksaan ini dalam mendeteksi
lesi pra kanker sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%.17
1. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun
2. Bila fasilitas memungkinkan, lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
3. Bila fasilitas tersedia, lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
4. Ideal dan optimalnya pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-
60 tahun
5. Skrining dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.
6. Di Indonesia, anjuran melakukan IVA: bila hasil positif adalah setiap 1 tahun
dan bila hasil negatif adalah setiap 5 tahun.
Syarat peserta untuk mengikuti pemeriksaan IVA:
Biopsi
Kolposkopi
Radiologi
1. Adenokarsinoma Endometrial
2. Polip Endoservikal
3. Chlamydia trachomatis atau infeksi menular seksual lainnya pada wanita
dengan keluhan perdarahan vagina, duh vagina serosanguinosa, nyeri pelvis
2.2.8 Tatalaksana16
2.2.8.1 Tatalaksana Lesi Prakanker
Pada fasilitas kesehatan pelayanan primer dengan sarana dan prasarana terbatas
dapat dilakukan program skrining atau deteksi dini dengan tes IVA. Bila didapatkan
temuan IVA positif maka selanjutnya dapat dilakukan pengobatan sederhana dengan
krioterapi oleh dokter umum atau bidan yang sudah terlatih.
Pada skrining dengan tes Pap smear, jika ditemukan hasil yang abnormal
direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kolposkopi untuk konfirmasi
diagnostik. Bila diperlukan maka dapat dilanjutkan tindakan berupa Loop Excision
Electrokankeruter Procedure (LEEP) atau Large Loop Excision of the
Transformation Zone (LLETZ) untuk kepentingan diagnostic dan juga untuk
terapeutik. Bila hasil elektrokauter tidak mencapai bebas batas sayatan, maka bisa
dilanjutkan dengan tindakan yaitu konisasi atau histerektomi total.
b. Elektrokauter
Teknik ini menggunakan alat elektrokauter atau radiofrekuensi dengan cara eksisi
Loop diathermy terhadap jaringan lesi prakanker pada zona transformasi. Jaringan
spesimen yang didapatkan kemudian dikirimkan ke bagian patologi anatomi untuk
konfirmasi diagnostik dan untuk menentukan apakah tindakan sudah cukup atau
diperlukan tindakan lanjutan.
c. Diatermi Elektrokoagulasi
Diatermi elektrokoagulasi dapat memusnahkan jaringan lebih luas dan efektif jika
dibandingkan dengan elektrokauter, tetapi memerlukan anestesi umum.Tindakan
ini dapat memusnahkan jaringan serviks sampai kedalaman 1 cm, tetapi fisiologi
serviks dapat dipengaruhi, terutama jika lesi tersebut sangat luas.
d. Laser
Sinar laser (Light Amplication by Stimulation Emission of Radiation), suatu
muatan listrik yang dilepaskan dalam suatu tabung yang berisi gas helium, gas
nitrogen, dan gas CO2 sehingga akan menimbulkan sinar laser yang mempunyai
panjang gelombang 10,6μ. Perubahan patologis yang terdapat pada serviks terbagi
dua bagian, yaitu penguapan dan nekrosis. Lapisan paling luar dari mukosa
serviks menguap karena cairan intraselular mendidih, sedangkan jaringan yang
mengalami nekrotik terletak di bawahnya.
o Bila margin bebas konisasi cukup adekuat untuk yang masih memerlukan
fertilitas.
o Bila tidak tidak bebas diperlukan re-konisasi.
o Bila fertilitas tidak diperlukan histerektomi total
o Bila hasil konisasi ternyata invasif terapi sesuai tatalaksana kanker invasif.
2. Stadium IA1 (LVSI negatif)
Tindakan yang dilakukan yaitu Konisasi (Cold Knife Conization)
Operatif.
o Histerektomi radikal dengan limfadenektomi pelvis.
o Ajuvan Radioterapi (RT) atau Kemoradiasi bila adanya faktor risiko seperti
metastasis KGB, metastasis parametrium, batas sayatan tidak bebas tumor,
deep stromal invasion, LVSI dan faktor risiko lainnya.
o Ajuvan radiasi eksterna (EBRT) dilakukan bila metastasis KGB saja. Bila
tepi sayatan tidak bebas tumor / closed margin, maka radiasi eksterna akan
dilanjutkan dengan brakhiterapi.
Non operatif
o Radiasi (EBRT dan brakiterapi)
o Kemoradiasi (Radiasi : EBRT dengan kemoterapi konkuren dan brakiterapi)
Operatif
o Histerektomi radikal dan pelvis limfadenektomi
Neoajuvan kemoterapi
o Neoajuvan Kemoterapi dilakukan untuk mengecilkan masa tumor primer
dan mengurangi risiko komplikasi operasi.
6. Stadium IIB
Pilihan :
1. Kemoradiasi
2. Radiasi
3. Neoajuvan kemoterapi
Pasien kanker serviks berisiko untuk mengalami malnutrisi dan kaheksia kanker,
sehingga perlu mendapat terapi nutrisi adekuat, dimulai dari skrining gizi, dan jika hasil
skrining abnormal (berisiko malnutrisi), dilanjutkan dengan diagnosis serta tatalaksana
nutrisi umum dan khusus.
Penderita kanker baiknya memiliki berat badan ideal dan menerapkan pola
makan sehat, seperti banyak buah, sayur dan biji-bijian, serta rendah lemak, daging
merah, dan alkohol dan melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan secara teratur.
2.2.9 Pencegahan16
Angka harapan hidup (survival rate) dalam 5 tahun adalah sebagai berikut:
Wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya yang terdiri dari 7 Desa, selama tahun
2016 hanya terdapat 72 orang yang mau melakukan pemeriksaan tes IVA dengan hasil
tes IVA positif sebanyak 2 orang. Diketahui bahwa angka prevalensi kanker serviks
sendiri di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 98.692 kasus, dan di Provinsi Banten
sendiri terdapat sebanyak 2.252 kasus. Kanker serviks sendiri merupakan penyakit
yang munculnya gejala ketika sudah berada di stadium lanjut (silent killer) sehiggga
terdapat kesenjangan antara jumlah masyarakat yang mau melakukan deteksi dini
kanker serviks (tes IVA) dengan jumlah prevalensi kanker serviks itu sendiri.
Pemeriksaan deteksi dini Kanker Serviks melalui tes IVA termasuk dalam
program Basic Six Puskesmas, yaitu Promosi Kesehatan, KIA dan KB, Pengendalian
Penyakit dan Perbaikan Lingkungan serta Pengobatan.
Di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya yang terdiri dari 7 desa, terdapat
jumlah Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 26.760 orang, dengan Desa Wanakerta
memiliki jumlah Wanita Usia Subur (WUS) terbanyak yaitu 6431 orang. Sehingga kami
memilih Desa Wanakerta untuk melakukan deteksi dini Kanker Serviks melalui tes IVA
sebagai tempat sasaran diagnosis komunitas.
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Suka Harja Sindang Sindang Sindang Sindang Wanakerta Badak
Asih Jaya Panon Sono Anom
Gambar 3.1 Grafik jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja PKM Sindang
Jaya Tahun 2016 20
1. Genetik :
Tidak dilakukan analisis genetik pada WUS yang berhubungan dengan kanker serviks.
3. Perilaku Masyarakat:
a. Pengetahuan (Cognitive)
Sebanyak 40% WUS tidak mengetahui data epidemiologis dari penderita kanker
serviks.
Sebanyak 30% WUS tidak mengetahui faktor risiko dari kanker serviks.
Sebanyak 93% WUS tidak memahami pemeriksaan IVA yang dilakukan untuk
mendeteksi dini kanker serviks.
Sebanyak 53% WUS tidak mengetahui bahwa kanker serviks dapat dicegah
menggunakan vaksinasi,
b. Perbuatan (Psikomotor)
Sebanyak 100% WUS belum ada yang pernah melakukan pemeriksaan IVA.
c. Sikap (Affective)
Pada populasi WUS tanpa gejala, 40% bersedia melakukan pemeriksaan dan
60% masih ragu-ragu dengan alasan terbanyak karena mereka masih
4. Lingkungan
c. Sosial-Ekonomi-Budaya:
Usia WUS saat melahirkan anak pertama dibawah 20 tahun sebagai salah satu
faktor risiko kanker serviks sebesar 33%
WUS dengan jumlah anak lebih dari tiga sebesar 13% dan lebih dari lima
sebesar 6%.
Dilakukan penentuan prioritas masalah dengan cara teknik Non Scoring (Delphi).
Diskusi dilakukan pada tanggal 14 Maret 2017 di Puskesmas Sindang Jaya bersama
dengan:
Hasil dari diskusi adalah faktor perilaku menjadi prioritas masalah dibanding faktor-
faktor lainnya.Faktor perilaku dipilih karena berdasarkan data yang diperoleh, masih
banyak WUS yang memiliki pengetahuan dan kesadaran yang rendah tentang penyakit
kanker serviks dan pemeriksaan IVA.Oleh karena itu, WUS harus dipaparkan informasi
penyakit ini sehingga memiliki kesadaran diri untuk melakukan pemeriksaan.Seiring
dengan meningkatnya epidemiologi penyakit ini maka intervensi harus dilakukan untuk
menurunkan angka kematian wanita di wilayah Tangerang.
Rencana dari intervensi pada faktor ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
kepedulian WUS terhadap penyakit kanker serviks. Intervensi diberikan dalam bentuk
promosi kesehatan dengan penyuluhan, serta upaya pencegahan dan pendeteksian dini
dengan pemeriksaan IVA yang dapat dilakukan di Puskesmas Sindang Jaya.Target
peserta penyuluhan merupakan kader yang diambil dari masing-masing Posyandu
dengan harapan setelah penyuluhan, mereka dapat menyebarluaskan informasi tersebut
ke WUS di seluruh daerah Wanakerta.
Data yang diambil berdasarkan dari hasil minisurvey kepada 30 peserta wanita
usia subur (WUS) yang disebarkan pada poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan poli
Keluarga Berencana (KB) di Puskemas Sindang Jaya.
a. Pengetahuan (Cognitive)
b. Perbuatan (Psikomotor)
c. Sikap (Affective)
WUS tanpa gejala hanya sebagian yang mau melakukan pemeriksaan tes IVA
walau pun gratis dan sebagian lagi masih ragu-ragu dengan alasan terbanyak
perlu penjelasan lebih lanjut tentang prosedur dan manfaat tes IVA.
Skema Fishbone
Penyuluhan mengenai Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA
pada Wanita Usia Subur terbanyak dalam Kecamatan Sindang Jaya, di Balai
Desa, Desa Wanakerta.
1. Kegiatan:
- Perkenalan diri
- Pembagian pre-test
- Pembagian post-test
2. Dasar:
6. Indikator penilaian:
5.1.2. Intervensi 2: Pembagian Pin “Cegah Kanker Serviks dengan tes IVA!!”
1. Kegiatan:
Pembagian Pin berwana merah muda “Cegah Kanker Serviks dengan tes
IVA !!” pada seluruh WUS Desa Wanakerta yang hadir.
Menghimbau pada semua Wanita Usia Subur yang hadir untuk melakukan
Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA.
2. Dasar :
6. Indikator penilaian:
5.1.3. Intervensi 3: Pembagian Leaflet yang berisi informasi kanker serviks dan
deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA
2. Dasar: Kurangnya pengetahuan WUS yang hadir tentang bahaya dari kanker
serviks dan pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA, serta
dengan dilakukannya pembagian leaflet para WUS dapat membagikan
informasi yang didapatkannya kepada tidak melupakan begitu saja informasi
yang didapat melalui penyuluhan.
6. Indikator Penilaian:
6. Indikator Penilaian:
5.1.5. Intervensi 5: Program Wanita JeLiTa (Jeli deteksi dini, Lihat dengan IVA,
Tangkis Kanker Serviks)
6. Indikator penilaian:
5.1.6. Intervensi 6: Program Pelatihan Kader Tentang Kanker Serviks dan Deteksi
Dini dengan Tes IVA
5. Waktu: Selasa, 21 Maret 2017 pukul 09.00 WIB – 11:00 WIB & Rabu, 22
Maret 2017 pukul 09.00 WIB – 12.00 WIB.
6. Indikator Penilaian:
3. Sasaran: WUS yang telah menikah yang berada dalam wilayah cakupan kerja
Puskesmas Sindang Jaya.
6. Indikator Penilaian:
Tujuan
Masukan Kegiatan
Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
4 Dokter muda -Membuat slogan Seluruh peserta Slogan sudah Masyarakat secara
Man
6 Kader JeLiTa dapat dengan mudah menyebar dari mulut mandiri
Money Rp 0,- -Mensosialisasikan mengingat ke mulut sehingga memeriksakan diri
Material -LCD, laptop, PPT slogan diakhir pentingnya deteksi mayoritas tes IVA setiap 5
Memaparkan slogan penyuluhan dini kanker serviks masyarakat dapat tahun
JeLiTa dan -Mengajak peserta dengan tes IVA. dengan mudah
memberitahukan apa penyuluhan untuk mengingat
isi kepanjangannya. ikut melafalkan pentingnya deteksi
Method slogan JeLiTa dini kanker serviks
beserta dengan tes IVA dan
singkatannya. sudah memeriksakan
diri.
3 Intervensi 2: Menghimbau pada WUS di Desa Pin Balai Desa 20/03/2017 -Wiseley -
1. Pembagian semua WUS yang Wanakerta, Desa Hong
Pin hadir untuk Kecamatan Wanakerta -Vicky
melakukan Deteksi Sindang Jaya. Lumalessil
Dini Kanker Seluruh -Nadya
Serviks dengan tes petugas Hambali
IVA Puskesmas -Suryadi
Sindang Jaya
Bersambung ke halaman 42
Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Perencanaan
1. Identifikasi kasus di Puskesmas
2. Diskusi tentang masalah Puskesmas dengan Kepala
Puskesmas
3. Rapat antar anggota kelompok untuk menentukan masalah
yang dipilih
4. Mengidentifikasi faktor penyebab: (menentukan target dan
mini survey)
5. Diskusi untuk menetapkan masalah utama dengan kepala
puskesmas, dokter umum puskesmas, dan Bidan Desa
Wanakerta (Delphi)
6. Perencanaan intervensi
7. Diskusi dengan kepala puskesmas untuk menetapkan
indikator keberhasilan
Pengorganisasian
8. Pembagian tugas dan jadwal
Pelaksanaan Intervensi
9. Pengajuan ijin untuk melakukan intervensi di balai desa desa
Wanakerta kepada bidan desa
10. Pembuatan mini-survey, powerpoint, leaflet, poster, pin, soal
pretest, dan soal post-test
11. Penyuluhan mengenai Deteksi Dini Kanker Serviks dengan
tes IVA
12 Pemberian poster kepada perwakilan Desa Wanakerta dan
pemasangan poster di Puskesmas
Bersambung ke halaman 45
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Bersambung ke halaman 45
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 44
Sambungan dari halaman 44
SambunganMinggu
dari halaman 44
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Perencanaan
13. Pemeriksaan IVA kepada peserta penyuluhan dan warga desa
yang bersedia dilakukan tes IVA
14. Tindakan konseling terapi kepada individu yang hasil tes
IVA dinyatakan positif
Pengawasan
15. Pengawasan seluruh kegiatan intervensi yang dilakukan
Evaluasi
16. Mengevaluasi seluruh hasil intervensi yang dilakukan dan
mendiskusikan hasil intervensi dengan Kepala Puskesmas
PELAKSANAAN INTERVENSI
Sambutan Penilaian
Pembagian Sesi Tanya
dan Pre-Test Penyuluhan
Post-Test
hasil Pre dan
Perkenalan Post Test Jawab
Penyuluhan kepada wanita usia subur yang telah menikah di Desa Wanakerta
dilakukan di Balai Desa Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya pada hari Senin, 20
Maret 2017 pukul 10.00 WIB – 12:30 WIB. Penyuluhan dihadiri oleh 32 WUS Desa
Wanakerta. Kegiatan ini dilaksanakan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara, satu kepala puskesmas, satu orang bidan desa, dan enam kader Desa
Wanakerta dengan dukungan dari Puskesmas Sindang Jaya. Penyuluhan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terutama WUS mengenai definisi
serviks dan kanker serviks, faktor risiko, tanda dan gejala serta bahayanya kanker serviks
sehingga menimbulkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan tes
IVA.
Kegiatan penyuluhan diawali dengan doa dan sambutan oleh Sekretaris Desa Desa
Wanakerta Bapak Darma, dan Bintara Pembina Desa Desa Wanakerta Bapak Bawon.
Acara kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dokter muda Universitas Tarumanagara
sambil dilakukannya pembagian pre-test yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan awal dari peserta penyuluhan. Setelah itu dilanjutkan dengan penyuluhan
6.1.3 Monitoring
Didapatkan kendala yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan adalah cuaca hujan
yang menyebabkan keterlambatannya kehadiran peserta dan berkurangnya jumlah peserta
yang tiba. Namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan adanya dukungan dari
puskesmas yang telah menggunakan mobil puskesmas keliling untuk menjemput beberapa
peserta yang telah berkumpul bersama disuatu tempat dan terjebak oleh hujan.
Sarana dan prasarana tidak ada Telah dilakukan penilaian pretest dan post
kendala. test.
6.2.3 Monitoring
Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pembagian pin. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.
6.3.3 Monitoring
Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pembagian leaflet. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.
6.4.3 Monitoring
Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pemberian poster. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.
Melafalkan slogan
Penutupan Sosialisai slogan JeLiTa
JeLiTa bersama-sama
6.5.3 Monitoring
Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam program wanita “JeLiTa”. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.
6.6.3 Monitoring
Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pelatian kader. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.
Terkumpulnya kader dari setiap Desa Telah didapatkannya izin dan bantuan dari
Sindang Jaya (8 orang). bidan desa untuk mengumpulkan kader.
Tempat pelatihan cukup luas dengan Mendapatkan izin dan konsultasi dari
sarana dan prasarana yang baik. Kepala Puskemas Sindang Jaya untuk
melakukan pelatihan di Puskesmas.
Kader dapat memahami isi dari
pelatihan dengan sangat baik. Dan Telah ditentukan sasarannya.
dapat melakukan simulasi penyuluhan
Kader melakukan simulasi penyuluhan
oleh kader yang memberikan hasil
pada pengunjung Puskesmas Sindang Jaya.
memuaskan.
Kegiatan pemeriksaan IVA kepada WUS yang telah menikah dan memenuhi
persyaratan dilakukan di Klinik JeLiTa Puskesmas Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Jaya
pada hari Kamis, 23 Maret 2017 pukul 09.00 WIB – 14:00 WIB. Kegiatan diikuti oleh 38
WUS yang bertempat tinggal dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh empat orang Dokter Muda Universitas Tarumanagara, dan
petugas dari puskesmas yang bertanggung jawab dengan dukungan dari Puskesmas
Sindang Jaya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi lesi prakanker serviks secara
dini sehingga dapat dilakukan pencegahan lesi untuk menjadi lesi kanker serviks yang
menyebabkan turunnya angka kematian wanita akibat kanker serviks terutama di wilayah
Kabupaten Tangerang.
6.7.3 Monitoring
Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam kegiatan pemeriksaan IVA.
Intervensi berjalan dengan lancar dan teratur.
HASIL INTERVENSI
Kegiatan pemberian Poster “Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA”
dilakukan setelah berakhirnya kegiatan penyuluhan di Balai Desa Wanakerta, Kecamatan
Sindang Jaya. Pemberian poster juga diberikan kepada Puskesmas Sindang Jaya.
Pemberian poster, diberikan kepada bidan desa perwakilan Desa Wanakerta, dengan
tujuan setiap orang terutama WUS yang membaca poster tersebut akan mendapatkan
informasi baru dan akurat akan pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA,
serta informasi tersebut dapat sebarluaskan kepada WUS lainnya yang tidak ikut hadir
dalam kegiatan penyuluhan. Hasil intervensi berupa dipasangnya poster deteksi dini
kanker serviks dengan tes IVA pada Balai Desa Wanakerta, dan juga Puskesmas Sindang
Jaya, yang akan dibaca oleh semua masyrakat.
7.2.6 Intervensi 6 : Program Pelatihan Kanker Serviks dan deteksi dini kepada para
Kader
Kegiatan pelatihan mengenai kanker serviks dan deteksi dini dengan tes IVA
kepada kader, dilakukan di Puskesmas Sindang Jaya. Kader yang hadir berasal dari
Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 21 Maret 2017 pukul 09.00 WIB- selesai,
dan hari Rabu, 22 Maret 2017 pukul 09.00 WIB-selesai. Pelatihan ini dihadiri oleh 8 orang
Kader. Kegiatan pelatihan ini menggunakan lembar balik, dan presentasi power point.
Tujuan dokter muda melakukan kegiatan pelatihan ini kepada para kader, agar mereka
memahami bahaya dari kanker serviks dan betapa pentingnya melakukan deteksi dini,
dengan demikian meskipun Dokter Muda Universitas Tarumanagara sudah tidak bertugas
lagi di Puskesmas Sindang Jaya, namun informasi mengenai bahaya kanker serviks dan
pentingnya deteksi dini akan selalu disebarluaskan kepada para WUS melalui para kader
yang dilatih. Diharapkan dengan dilakukannya kegiatan ini, terjadi peningkatan
pengetahuan para WUS, dan terciptanya kesadaran untuk melakukan deteksi dini demi
mencegah kanker serviks. Hasil intervensi berupa para kader dapat membagikan informasi
mengenai kanker serviks dan pentingnya tes IVA kepada para WUS di Kecamatan Sindang
Jaya.
EVALUASI KEGIATAN
Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini mengunakan pendekatan sistem.
Bersambung ke halaman 64
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 67
Sambungan dari halaman 63
• Kertas Absen bersama
• Snack
• Pulpen 2 box
• Hadiah
• Pin IVA
• Leaflet
• Poster IVA +
Bingkai
• Formulir
pemeriksaan
IVA
Bersambung ke halaman 67
Bersambung ke halaman 68
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 71
Sambungan dari halaman 67
Melakukan penyuluhan Penyuluhan Dilakukan Tidak Ada
mengenai “Deteksi Dini terlaksana dan
Kanker Serviks dengan peserta mengenal
Tes IVA” dan Slogan IVA
Menyampaikan Slogan
IVA
Bersambung ke halaman 69
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 72
Sambungan dari halaman 68
Memantau kegiatan Kegiatan Dilakukan Tidak Ada
pelaksanaan intervensi pelaksanaan
intervensi terpantau
baik
Semua WUS peserta Terdapat WUS peserta Semua peserta Tidak Ada
penyuluhan bersedia penyuluhan yang mau yang diperiksa
melakukan screening dilakukan IVA hasilnya
dengan tes IVA pemeriksaan IVA di negatif (100%)
Puskesmas Sindang
Jaya sebanyak 38
orang.
Lingkungan Fisik :
KESIMPULAN
1. Masalah utama yang menyebabkan rendahnya jumlah Wania Usia Subur (WUS)
yang melakukan pemeriksaan IVA di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya adalah
faktor perilaku WUS yaitu kurangnya pengetahuan WUS di Puskesmas Kecamatan
Sindang Jaya tentang Kanker leher rahim mulai dari apa itu Kanker Serviks,
penyebabnya, faktor risiko, gejala, pencegahan dengan vaksinasi, penanganan dini
dengan krioterapi dan juga kurangnya kesadaran WUS akan pentingnya deteksi dini
Kanker Serviks dengan IVA.
2. Masalah–masalah penyebab yang menyebabkan rendahnya WUS yang melakukan
tes IVA di Puskesmas Sindang Jaya adalah :
Kurangnya usaha promosi kesehatan dan pemberian edukasi dari tenaga
kesehatan tentang Kanker Serviks sehingga pengetahuan warga tentang Kanker
Serviks sangat kurang (33.3 % WUS belum pernah mendengar tentang Kanker
Serviks).
Melakukan pembagian leaflet yang berisi informasi tentang Kanker Serviks dan
deteksi dini Kanker serviks dengan tes IVA.
Memberikan Poster yang bertuliskan “ Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes
IVA yang berguna sebagai media informasi bagi WUS dan warga Kecamatan
Sindang Jaya.
Mengadakan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini Kanker Serviks pada WUS
peserta penyuluhan yang sudah setuju.
Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) meningkat tentang Kanker Serviks dan
deteksi dini Kanker Serviks dengan tes IVA dengan rata-rata nilai 34.5 menjadi
80.1 (peningkatan 45.6%).
WUS yang hadir pada acara penyuluhan mengenakan pin dan para WUS telah
mengingat pesan yang ada pada pin tersebut.
Leaflet menjadi sumber informasi dan pengetahuan kepada setiap orang yang
melihat dan membacanya sehingga terjadi peningkatan pengetahuan para WUS
mengenai pentingnya pencegahan Kanker Serviks dengan IVA.
WUS peserta penyuluhan di Balai Desa Wanakerta yang hadir untuk dilakukan
pemeriksaan IVA sebanyak 32 orang (100%) ditambah 6 WUS yang lain
dengan total yang hadir 38 orang. Didapatkan hasil berupa negatifnya seluruh
pemeriksaan IVA yang telah dilakukan, yang berarti tidak ada lesi prakanker
serviks pada seluruh WUS.
Nama :…………………...
Usia :…………………..
Pekerjaan :…………………...
Alamat :…………………...
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan tanda (x) :
3. Jika menjawab iya, dari manakah informasi tersebut? Jika tidak, lanjut ke nomor 4.
a. Puskesmas
b. Bidan desa
c. Televisi
d. Tetangga / keluarga
6. Apakah yang merupakan faktor risiko dari kanker leher rahim? (boleh dijawab lebih
dari satu)
a. Tidak menggunakan kontrasepsi
b. Sering berganti-ganti pasangan
c. Berhubungan seksual sejak usia muda
d. Sering makan-makanan cepat saji (fast food)
e. Merokok
a. Pil
b. Suntik, 3 atau 6 bulan
c. Implan
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
e. Tidak menggunakan KB
12. Jika iya, apakah kepanjangan dari IVA? Jika tidak, lanjut ke no. 13
a. Inspeksi Vagina Awal
b. Infeksi Vagina Akut
c. Inspeksi Visual Asam-asetat
d. Investigasi Visual Awal
14. Apakah anda mengetahui bahwa kanker leher rahim dapat dicegah dengan
melakukan vaksinasi?
a. Iya
b. Tidak
2. Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker leher rahim ?
a. Setia pada satu pasangan
b. Makan makanan pedas
c. Jarang mandi
d. Berhubungan seksual dengan banyak pasangan
a. Pemeriksaan payudara
b. Pemeriksaan bagian mulut rahim dengan larutan asam asetat
c. Pemerikasaan kehamilan
d. Pemeriksaan gigi
10. Imunisasi apakah yang bisa lakukan untuk terhidar dari kanker leher rahim?
a. Imunisasi BCG c. Imunisasi DPT
b. Imunisasi gardasil d. Imunisasi influenza
11. Mulai umur berapakah wanita dapat di imunisasi untuk mencegah kanker
leher rahim ?
a. 12 tahun c. 25 tahun
b. 20 tahun d. 1 tahun
12. Apa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker leher rahim
?
a. USG c. Rontgen
b. Pap smear dan tes IVA d. Pemeriksaan colok dubur
13. Menurut anda apa terapi yang dapat diberikan jika kanker leher rahim dapat
terdeteksi dini?
a. Krioterapi c. Laser
b. Elektrokauter d. Semua benar
Sikap Psikomotor
Lampiran 6.4 Sesi tanya jawab yang diikuti dengan pembagian hadiah.