Anda di halaman 1dari 105

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO diagnosa komunitas adalah deskripsi secara kuantitatif ataupun kualitatif
terhadap kesehatan masyarakat serta faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatannya.1
Diagnosa komunitas mengidentifikasi masalah, mengusulkan hal-hal yang
perludilakukan peningkatan, dengan tindakan. 1 Terdapat empat tahapan dalam diagnosa
komunitas yang meliputi inisiasi, pengumpulan dan analisis data, diagnosis, serta
pemerataan.1 Tujuan utama dari diagnosa komunitas adalah untuk memberikan promosi
kesehatan kepada masyarakat.1

Kanker serviks merupakan kanker terbanyak ke-dua pada wanita diseluruh


dunia.2 Diperkirakan sekitar 273.500 wanita diseluruh dunia meninnggal tiap tahunnya
karena kanker serviks. Menurut American Cancer Society jumlah wanita di amerika
yang terdiagnosis kanker serviks kasus baru pada tahun 2011 adalah sekitar 12.710
kasus, dan sekitar 4.290 wanita meninggal karena penyakit ini.2 diperkirakan kasus
kanker serviks bertambah setiap tahunnya sekitar 500.000 dengan tingkat kematian
sebanyak 270.000 orang permenit didunia.3

Di Asia pada tahun 2013 dilaporkan, kanker serviks merupakan penyakit


tersering yang menempati peringkat tiga, serta menempati urutan ke-empat penyebab
kematian terbanyak pada wanita.4 lebih dari 80% kasus kanker serviks ditemukan di
5
India dan China. Dari hasil penelitian dilaporkan sekitar 79% kasus kanker serviks
ditemukan pada negara-negara berkembang.6 Pada tahun 2010, sebanyak 266.000
wanita meninggal di Asia, dan ditemukan 528.000 kasus baru kanker serviks.6

Indonesia termasuk dalam negara berkembang, serta masuk dalam kawasan


wilayah Asia, dan dilaporkan kanker serviks menempati urutan kedua terbanyak yang
diderita wanita Indonesia.7 Prevalensi kanker serviks merupakan salah satu yang
tertinggi pada pasien rawat inap maupun rawat jalan diseluruh RS di Indonesia, dengan
jumlah pasien kanker serviks sebanyak 5.349 orang atau sekitar (12,8%).7 Pada
kabupaten Tangerang, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013
dilaporkan terdapat 2.252 kasus kanker serviks. Tahun 2016 jumlah Wanita Usia Subur

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 1
(WUS) yang sudah melakukan pemeriksaan IVA sebanyak 72 orang, dari jumlah
tersebut didapatkan sebanyak 2 orang dengan IVA positif pada bulan September.

World Health Organization (WHO) menyebutkan 4 komponen penting yang


menjadi pilar dalam penanganan kanker leher rahim, yaitu : pencegahan infeksi HPV,
deteksi dini melalui peningkatan kewaspadaan dan program skrining yang terorganisasi,
diagnosis dan tatalaksana, serta perawatan paliatif untuk kasus lanjut. Deteksi dini
kanker leher rahim meliputi program skrining yang terorganisasi dengan sasaran
perempuan kelompok usia tertentu, pembentukan sistem rujukan yang efektif pada tiap
tingkat pelayanan kesehatan, dan edukasi bagi petugas kesehatan dan perempuan usia
produktif. Tujuan dari skrining adalah untuk mengidentifikasi penyakit pada komunitas
awal, sehingga memungkinkan intervensi lebih awal dan manajemen dengan harapan
untuk mengurangi angka kematian dan penderitaan dari penyakit.7

Penelitian mengenai skrining kanker serviks melalui metode Inpeksi Visual


Asam Asetat (IVA) kini banyak dilakukan di berbagai negara berkembang. Proses
skrining dengan metode IVA dilakukan dengan cara yang sangat sederhana, harga yang
murah, nyaman, praktis, mudah, dan hasil yang cepat. Sederhana, yaitu dengan hanya
mengoleskan asam asetat (cuka) 3-5% pada leher rahim lalu mengamati perubahannya,
dimana lesi prakanker terdeteksi apabila terjadi perubahan warna menjadi bercak putih
pada leher rahim (acetowhite). Metode ini sesuai dengan kondisi Indonesia yang
memiliki keterbatasan ekonomi serta sarana dan prasarana kesehatan. Karena itu
skrinning kanker serviks dengan metode IVA di daerah-daerah yang memiliki sumber
daya terbatas ini dilakukan sebagai salah satu masukan dalam pembuatan kebijakan
kesehatan nasional di Indonesia.8 Masih rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran
masyarakat wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya akan bahaya kanker serviks dan
pentingnya deteksi dini kanker serviks menggunakan IVA maka hal ini menarik untuk
dilakukan diagnosis komunitas. Diagnosis komunitas dilakukan dengan harapan dapat
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang bahaya kanker serviks
serta pentingnya deteksi dini kanker serviks, menentukan intervensi jangka pendek
untuk membantu menurunkan angka kejadian kanker serviks.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 2
1.2.1 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan jumlah Wanita Usia Subur (WUS) yang melakukan pemeriksaan


Inspeksi Visual dengan Asam Asetat pada wilayah cakupan Puskesmas Sindang
Jaya.
Tujuan Khusus
1. Diketahuinya masalah utama yang menyebabkan rendahnya angka WUS yang
melakukan pemeriksaan IVA di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya, pada
Periode 2016.
2. Diketahuinya masalah – masalah penyebab yang menyebabkan rendahnya
WUS yang melakukan tes IVA di Puskesmas Sindang Jaya
3. Diketahuinya intervensi sebagai alternatif pemecahan masalah yang dapat
dilakukan dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam
menunjang tujuan jangka menengah dan jangka panjang yang diharapkan.
4. Diketahuinya hasil dari intervensi yang dilakukan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 3
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis Komunitas

Diagnosis komunitas diselenggarakan untuk mencari tahu sejauh mana


tingkat kesakitan mayarakat terhadap suatu penyakit tertentu dan faktor-faktor
yang mempengaruhi atau variabel bebas yang berperan dalam penularan
penyakit serta tindakan yang harus dilakukan agar tidak terjadi penyebaran
menjadi epidemis.9 Menurut WHO definisi dari diagnosis komunitas adalah
pemahaman secara kuantitatif dan kualitatif mengenai kondisi kesehatan serta
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi kesehatannya.

Penilaian yang dilakukan meliputi seluruh aspek kehidupan yang


berpengaruh terhadap kesehatan, sehingga harus melibatkan seluruh bagian
dalam komunitas yang berkomitmen, berwawasan dan berkeahlian dalam
kondisi komunitas. Keterampilan ini merupakan keterampilan penting untuk
dokter dalam memberikan pelayanan kedokteran secara holistik dan
komprehensif, serta merupakan suatu bentuk dari promosi kesehatan dan
perbaikan permasalahan kesehatan dalam komunitas.10

Susunan alur kerja dari diagnosis komunitas diawali dengan identifikasi


masalah dengan cara analisis situasi melalui survei data epidemiologis lalu
menggunakan Paradigma Blum dan teknik prioritas masalah untuk menetapkan
diagnosis. Setelah itu dilanjutkan dengan identifikasi masalah penyebab dan
alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan. Beberapa intervensi yang
terbaik akan dipilih dan disusun sebelum pelaksanaannya. Selama pelaksanaan
intervensi, pengawasan dan pencatatan dilakukan sebagai tolak ukur
keberhasilan dan evaluasi.10

Tujuan dari peningkatan kompetensi diagnosis komunitas adalah dokter


mampu mengidentifikasi masalah kesehatan serta mendiagnosa dini dan
membuat solusi pemecahannya. Penerapan diagnosis komunitas dimulai dari

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 4
survei data dan daerah untuk menentukan area permasalahan, menganalisis dan
menyimpulkan data serta membuat laporan hasil intervensi dan presentasi.

2.2 Kanker Leher Rahim (Serviks)

2.2.1 Definisi

Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang terjadi pada organ
reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah Rahim. Tumor ini
merupakan hasil dari metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction yang
terdapat padabatas peralihan mukosa vagina dan mukosa kanalis servikalis.11

2.2.2 Epidemiologi

Menurut data dari International Agency for Research on Cancer (IARC)


pada tahun 2012 terestimasi jumlah kematian disebabkan oleh kanker serviks
berjumlah 266,000. Sebanyak 87% kematian terjadi pada negara yang kurang
berkembang.Negara dengan risiko tertinggi kanker rahim adalah Afrika,
Melanesia, Afrika Selatan dan Afrika Tengah.12

Kanker serviks merupakan urutan kedua kanker terbanyak pada wanita di


Indonesia. Berdasarkan data dari Riset Kesahatan Dasar 2013, Kanker leher
rahim biasanya menyerang wanita berusia 35-55 tahun.13

Sebanyak 90% dari kanker leher rahim berasal dari sel skuamosa yang
melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada
saluran servikal yang menuju ke rahim. Kanker seviks uteri adalah tumor ganas
primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Sebelum terjadinya kanker, akan
didahului oleh keadaan yang disebut lesi prakanker atau Neoplasia Intraepitel
Serviks (NIS).14

2.2.3 Etiologi

Penyebab utama dari kanker leher rahim adalah infeksi Human


Papilloma Virus (HPV).Sampai sekarang telah teridentifikasi 138 jenis HPV dan
40 di antaranya dapat ditularkan lewat hubungan seksual.HPV dibagi menjadi

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 5
tipe risiko rendah dan risiko tinggi.Virus risiko tinggi bersifat berbahaya karena
dapat memicu kanker.14

Beberapa penelitian mengemukakan bahwa lebih dari 90% kanker leher


rahim disebabkan oleh tipe 16 dan 18.Seseorang yang sudah terinfeksi HPV tipe
16 memiliki risiko sebesar 5% terkena kanker leher rahim.Sifat onkogenik HPV
tipe 18 lebih besar dibandingkan tipe 16. Virus HPV tipe 16 berisiko untuk
berkembang menjadi Skuamous Sel Karsinoma (SSK) Serviks, sedangkan tipe
18 menjadi Adenokarsinoma Serviks. Prognosis dari Adenokarsinoma Serviks
lebih buruk dibandingkan SSK Serviks.14

2.2.4 Faktor Risiko14

Faktor risiko terjadinya kanker serviks antara lain:

 Aktivitas seksual pada usia muda


 Aktivitas seksual multipartner
 Mempunyai anak banyak
 Sosial ekonomi rendah
 Pemakaian pil KB
 Penyakit infeksi menular seksual (IMS)
 Gangguan imunitas

2.2.5 Klasifikasi14, 15

 Stadium I: Karsinoma yang hanya menyerang serviks (tanpa bisa mengenali


ekstensi ke corpus)
- IA: Karsinoma invasif yang hanya didiagnosis melalui pemeriksaan
mikroskopis, kedalaman invasi < 5 mm dan ekstensi terluas > 7 mm
- IA1: Invasi stroma sedalam < 3 mm dan seluas < 7 mm
- IA2: Invasi stroma sedalam > 3 mm dan seluas > 7 mm
- IB: Lesi yang nampak sekankerra klinis, terbatas pada serviks uteri atau
kanker preklinis yang lebih besar daripada stadium IA
- IB1: Lesi yang nampak < 4 cm
- IB2: Lesi yang nampak > 4 cm

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 6
 Stadium II: Karsinoma yang menginvasi dekat uterus, tapi tidak menginvasi
dinding pelvis atau sepertiga bawah vagina
- IIA: Tanpa invasi ke parametrium
- IIA1: Lesi yang nampak < 4 cm
- IIA2: Lesi yang nampak > 4 cm
- IIB: Nampak invasi ke parametrium
 Stadium III: Tumor meluas ke dinding pelvis dan/atau melibatkan sepertiga
bawah vagina dan/atau menyebabkan hidronefrosis atau merusak ginjal
- IIIA: Tumor melibatkan sepertiga bawah vagina, tanpa ekstensi ke dinding
pelvis
- IIIB: Ekstensi ke dinding pelvis dan/atau hidronefrosis atau merusak ginjal
 Stadium IV: Karsinoma yang meluas ke pelvis sejati atau telah melibatkan
mukosa kandung kemih atau rektum.
- IVA: Pertumbuhannya menyebar ke organ-organ sekitarnya
- IVB: Menyebar ke organ yang jauh

Gambar 2.1 Derajat Kanker Serviks menurut FIGO18

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 7
2.2.6 Diagnosis14

2.2.6.1 Gejala Klinik16

 perdarahan (contact bleeding, perdarahan saat berhubungan intim)

 keputihan.

 nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena desakan tumor di daerah pelvis
ke arah lateral sampai obstruksi ureter

 oligouria atau anuria

 Gejala lanjutan bisa terjadi sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena,
misalnya: fistula vesikovaginal, fistula rektovaginal, edema tungkai.

 Perdarahan sesudah menopause

2.2.6.2 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik17

Pada kebanyakan kasus, gejala jarang ditemukan pada lesi prakanker.Jika


telah berkembang menjadi kanker invasif, gejala umum yang ditemukan adalah
perdarahan (saat berhubungan intim) dan keputihan. Pada stadium lanjut,
berkembang menjadi nyeri pinggang atau perut bagian bawah karena tumor
mendesak daerah pelvis ke arah lateral sampai terjadi obstruksi ureter hingga oligo
atau anuria. Gejala lainnya sesuai dengan infiltrasi tumor ke organ yang terkena,
misalnya: fistula vesikovaginal, fistula rektovaginal, edema tungkai.

Deteksi lesi pra kanker dapat menggunakan beberapa metode:

1. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology)


2. Inspeksi Visual Asam (IVA)
3. Inspeksi Visual Lugoliodine (IVL)
4. Test DNA HPV (genotyping/hybrid capture)
Metode yang paling sering dilakukan adalah:

1. Pap Smear
Pemeriksaan ini dilakukan sebagai upaya dini deteksi sel kanker pada pasien
tanpa keluhan. Pap smear dapat mendeteksi 90% kasus kanker serviks secara akurat
dan dengan biaya yang tidak mahal.Spesimen merupakan sekret yang diambil dari

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 8
daerah serviks. Setiap wanita yang telah aktif sekankerra seksual sebaiknya
menjalani pap smear secara teratur yaitu 1 kali setiap tahun. Jika didapatkan hasil
pemeriksaan yang normal sebanyak 3 kali berturut-turut, maka pemeriksaan lanjutan
dapat dilakukan setiap 2 atau 3 tahun sekali.

Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan pada 2 minggu setelah menstruasi atau
sebelum menstruasi berikutnya.

Hasil pemeriksaan pap smear :

a. Normal
b. Displasia ringan (perubahan dini yang belum bersifat ganas)
c. Displasia berat (perubahan lanjut yang belum bersifat ganas)
d. Karsinoma in situ (kanker terbatas pada lapisan serviks paling luar)
e. Kanker invasif (kanker telah menyebab ke lapisan serviks lebih dalam atau
organ lainnya)
2. Pemeriksaan DNA HPV
Pemeriksaan ini merupakan tes pelengkap pemeriksaan sitologi seperti paps
smear terutama pada wanita di atas 30 tahun. Pemeriksaan ini dapat dilakukan
menggunakan sediaan hapusan atau cairan vagina dan bahan sel sisa dari
pemeriksaan pap smear atau dengan biopsi. Deteksi DNA menggunakan teknologi
PCR dan Hybrid Capture II (HCII)

Teknik HC-II dilakukan dengan teknik hibridisasi yang dapat mendeteksi semua
tipe HPV high risk pada seseorang yang diduga memiliki virus HPV.Teknik ini dapat
mendeteksi DNA-RNA virus HPV sekankerra akurat dan cepat. Dibandingkan
dengan pemeriksaan pap smear yang mendeteksi perubahan pada sel, teknik HC-II
mendeteksi lebih awal kemungkinan seseorang terinfeksi HPV sebelum virus
tersebut membuat perubahan pada serviks.

3. IVA
Inspeksi Visual Asam (IVA) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi dini
kanker serviks. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melihat langsung leher
Rahim setelah memulas leher Rahim dengan larutan asam-asetat 3-5%.Menurut
laporan hasil konsultasi WHO, sensitifitas dari pemeriksaan ini dalam mendeteksi
lesi pra kanker sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%.17

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 9
Pemeriksaan IVA merupakan alternatif dari pap smear. Keuntungan IVA
dibandingkan pemeriksaan lainnya adalah mudah, praktis dan dapat dilakukan
dengan peralatan sederhana. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan lainnya selain dokter ginekologi seperti perawat terlatih, bidan dan dokter
umum.14

Jadwal pemeriksaan IVA menurut Program Screening WHO:

1. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40 tahun
2. Bila fasilitas memungkinkan, lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
3. Bila fasilitas tersedia, lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun
4. Ideal dan optimalnya pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-
60 tahun
5. Skrining dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki
dampak yang cukup signifikan.
6. Di Indonesia, anjuran melakukan IVA: bila hasil positif adalah setiap 1 tahun
dan bila hasil negatif adalah setiap 5 tahun.
Syarat peserta untuk mengikuti pemeriksaan IVA:

1. Sudah pernah melakukan hubungan seksual


2. Tidak sedang datang bulan/hamil
3. Tidak sedang hamil
4. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
Peralatan yang dibutuhkan:

1. Ruangan tertutup, karena pasien diperiksa dengan posisi litotomi


2. Meja atau tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada pada posisi
litotomi
3. Terdapat sumber cahaya
4. Spekulum vagina
5. Larutan asam asetat 3-5%
 Dapat digunakan asam cuka 25% yang dijual di pasaran kemudian
diencerkan menjadi 5% dengan perbanding 1:4 (1 bagian asam cuka
dicampur dengan 4 bagian air)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 10
 Jika ingin menggunakan larutan 3%, asam cuka 25% diencerkan dengan
perbandingan 1:7 (1 bagian asam cuka dicampur 7 bagian air)
 Asam asetat langsung digunakan pada hari itu, jangan disimpan untuk
beberapa hari
6. Swab lidi berkapas
7. Sarung tangan
8. Larutan klorin untuk dekontaminasi peralatan
Metode pemeriksaan IVA:

1. Memastikan identitas, memeriksa status dan menjelaskan pasien mengenai


prosedur yang akan dilakukan serta meminta inform consent. Privasi dan
kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
2. Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk
dan kaki melebar).
3. Tutup area pinggang hingga lutut pasien dengan kain.
4. Pemeriksa menggunakan sarung tangan.
5. Inspeksi bagian luar dari vagina dengan bantuan pencahayaan yang cukup.
6. Melakukan disinfeksi bagian luar dari vagina.
7. Spekulum sebelumnya dicelupkan dengan air hangat dan dimasukkan sekankerra
perlahan ke vagina pasien dalam keadaan tertutup lalu dibuka untuk melihat
leher rahim.
8. Jika terdapat cairan, darah dan sekret pada serviks, bersihkan dengan kapas lidi
bersih.
9. Inspeksi serviks:
 Jika terdapat kecurigaan kanker: pemeriksaan IVA tidak dilanjutkan. Jika
pemeriksa adalah dokter spesialis obstreti dan ginekologi, lakukan biopsi
 Jika tidak dicurigai kanker, identifikasi Sambungan Skuamo Kolumnar
(SSK). Jika tidak tampak, lakukan pemeriksaan mata telanjang tanpa asam
asetat, lalu pasien disarankan untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya
lebih cepat atau pap smear maksimal 6 bulan lagi.
 Jika SSK tampak, lanjutkan dengan pemeriksaan IVA.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 11
10. Dengan menggunakan pipet atau kapas, larutan asam asetat 3-5% dioleskan ke
seluruh permukaan serviks. Dalam waktu kurang lebih satu menit, reaksi sudah
dapat dilihat.
11. Bila warna leher rahim berubah menjadi bercak putih (acetowhite epithelium),
maka pemeriksaan IVA dinyatakan positif. Asam asetat berfungsi menimbulkan
dehidrasi sel yang membuat penggumpalan protein, sehingga sel kanker dengan
kepadatan protein tinggi akan berubah warna menjadi putih.
12. Bila tidak didapatkan gambaran epitel putih pada daerah pemeriksaan berarti
hasilnya negatif.
13. Keluarkan spekulum secara perlahan.
14. Bersihkan vagina pasien dari cairan atau sekret.
15. Buang sarung tangan, kapas, dan bahan sekali pakai lainnya ke dalam tempat
sampah yang tahan bocor. Alat-alat yang dapat digunakan kembali direndam
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit untuk dekontaminasi.
16. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien, kapan jadwal pemeriksaan
selanjutkan serta renkankerna tata laksana jika diperlukan.
17. Pemeriksaan selesai.
Interpretasi hasil IVA

 IVA negatif : leher rahim normal


 IVA radang : serviks dengan radang (servisitis) atau kelainan jinak
lainnya (polip)
 IVA positif : ditemukan bercak putih (aceto white epithelium)
 IVA kanker serviks : akan bermanfaat bagi penurunan angka kematian jika
ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB – IIA)
Hasil IVA positif menunjukkan adanya lesi prankanker, yang jika tidak
ditangani dapat berkembang menjadi kanker dalam waktu 3-17 tahun yang akan
datang.

2.2.6.3 Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan lanjut meliputi inspeksi, kolposkopi, biopsi serviks, sistoskopi,


rektoskopi, ultrasonografi (USG), BNO-IVP, foto toraks, bone scan, CT scan atau MRI,
PET scan. Jika curiga terjadi metastasis ke kandung kemih atau rektum dapat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 12
dikonfirmasi dengan biopsi dan histologik. Pemeriksaan sistoskopi dan rektoskopi
hanya dilakukan pada stadium IB 2 atau lebih.

Biopsi

Pemeriksaan biopsi biasanya dilakukan untuk melengkapi hasil pap smear.


Indikasi untuk dilakukannya adalah jika ditemukan suatu pertumbuhan atau luka pada
serviks saat dilakukan pemeriksaan pap smear. Terdapat dua makankerm teknik yaitu
punch biopsi tanpa anestesi dan teknik cone biopsi yang menggunakan anestesi.
Jaringan diambil dari daerah bawah kanal servikal. Hasil dari biopsi akan membantu
dalam membedakan kanker invasif atau tumor jinak.

Kolposkopi

Kolposkopi merupakan pemeriksaan serviks dengan lensa pembesar


(colposcope).Colposcope akan dimasukan ke dalam vagian lalu gambar yang ditangkap
akan ditampilkan pada layar computer atau televisi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
melihat daerah leher Rahim dengan sangat jelas dan bagian dengan proses
metaplasiaakan diambil dengan biopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dibandingkan
dengan pap smear, pemeriksaan ini kurang efisien dan memerlukan keterampilan tinggi.

Radiologi

Pemeriksaan radiologi yang sering digunakan untuk mendeteksi kanker serviks


adalah pelvis limphangiografi dan pemeriksaan intravena urografi. Pelvis
limphangiografi dapat memberikan gambaran jika terdapat gangguan pada saluran limfe
pelvis atau peroartik limfe.Sedangkan pemeriksaan intravena urografi dapat
menggambarkan obstruksi pada ureter terminal. Pemeriksaan ini direkomendasikan
pada kanker serviks tahap lanjut untuk mengevaluasi kandung kemih dan rektum.
Pemeriksaan meliputi sitoskopi, pielogram intravena (IVP), enema barium dan
sigmoidoskopi. MRI atau CT-Scan abdomen atau pelvis dapat digunkan untuk menilai
penyebaran lokal dari tumor ke nodus limfe regional atau organ sekitar.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 13
2.2.7 Diagnosa Banding16

1. Adenokarsinoma Endometrial
2. Polip Endoservikal
3. Chlamydia trachomatis atau infeksi menular seksual lainnya pada wanita
dengan keluhan perdarahan vagina, duh vagina serosanguinosa, nyeri pelvis

2.2.8 Tatalaksana16
2.2.8.1 Tatalaksana Lesi Prakanker

Pada fasilitas kesehatan pelayanan primer dengan sarana dan prasarana terbatas
dapat dilakukan program skrining atau deteksi dini dengan tes IVA. Bila didapatkan
temuan IVA positif maka selanjutnya dapat dilakukan pengobatan sederhana dengan
krioterapi oleh dokter umum atau bidan yang sudah terlatih.

Pada skrining dengan tes Pap smear, jika ditemukan hasil yang abnormal
direkomendasikan untuk melakukan pemeriksaan kolposkopi untuk konfirmasi
diagnostik. Bila diperlukan maka dapat dilanjutkan tindakan berupa Loop Excision
Electrokankeruter Procedure (LEEP) atau Large Loop Excision of the
Transformation Zone (LLETZ) untuk kepentingan diagnostic dan juga untuk
terapeutik. Bila hasil elektrokauter tidak mencapai bebas batas sayatan, maka bisa
dilanjutkan dengan tindakan yaitu konisasi atau histerektomi total.

Temuan abnormal yang bisa didapatkan setelah dilakukan kolposkopi :

 LSIL (Low-grade Squamous Intraepithelial Lesion)  tindakan LEEP dan


di observasi 1 tahun.
 HSIL(High-grade Squamous Intraepithelial Lesion)  tindakan LEEP dan di
observasi 6 bulan.
Metode terapi lesi prakanker serviks: Terapi NIS dengan Destruksi Lokal

Beberapa metode terapi destruksi lokal diantaranya yaitu: krioterapi dengan


N2O dan CO2, elektrokauter, elektrokoagulasi, dan laser. Metode ini digunakan
untuk destruksi lokal lapisan epitel serviks dengan kelainan lesi prakanker yang
kemudian pada fase penyembuhan lapisan epitel yang terdetruksi akan digantikan
oleh epitel skuamosa yang baru.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 14
a. Krioterapi
Pada fasilitas kesehatan dasar, terapi yang dapat dilakukan menggunakan metode
krioterapi.Terapi ini memiliki tingkat sensitivitas lebih dari 90% dan spesifitasnya
sekitar 40%. Krioterapi yaitu tindakan berupa destruksi lapisan epitel serviks
dengan metode pembekuan atau freezing minimal dengan suhu -20oC selama 6
menit (teknik Freeze-thaw-freeze) dengan menggunakan gas N2O atau CO2,
sehingga sel-sel pada area tersebut mati dan luruh selanjutnya diharapkan akan
tumbuh sel-sel baru yang sehat.

b. Elektrokauter
Teknik ini menggunakan alat elektrokauter atau radiofrekuensi dengan cara eksisi
Loop diathermy terhadap jaringan lesi prakanker pada zona transformasi. Jaringan
spesimen yang didapatkan kemudian dikirimkan ke bagian patologi anatomi untuk
konfirmasi diagnostik dan untuk menentukan apakah tindakan sudah cukup atau
diperlukan tindakan lanjutan.

c. Diatermi Elektrokoagulasi
Diatermi elektrokoagulasi dapat memusnahkan jaringan lebih luas dan efektif jika
dibandingkan dengan elektrokauter, tetapi memerlukan anestesi umum.Tindakan
ini dapat memusnahkan jaringan serviks sampai kedalaman 1 cm, tetapi fisiologi
serviks dapat dipengaruhi, terutama jika lesi tersebut sangat luas.

d. Laser
Sinar laser (Light Amplication by Stimulation Emission of Radiation), suatu
muatan listrik yang dilepaskan dalam suatu tabung yang berisi gas helium, gas
nitrogen, dan gas CO2 sehingga akan menimbulkan sinar laser yang mempunyai
panjang gelombang 10,6μ. Perubahan patologis yang terdapat pada serviks terbagi
dua bagian, yaitu penguapan dan nekrosis. Lapisan paling luar dari mukosa
serviks menguap karena cairan intraselular mendidih, sedangkan jaringan yang
mengalami nekrotik terletak di bawahnya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 15
2.2.8.2 Tatalaksana Kanker Serviks Invasif

1. Stadium 0 / KIS (Karsinoma in situ)


Tindakannya yaitu Konisasi (Cold Knife Conization)

o Bila margin bebas  konisasi cukup adekuat untuk yang masih memerlukan
fertilitas.
o Bila tidak tidak bebas  diperlukan re-konisasi.
o Bila fertilitas tidak diperlukan histerektomi total
o Bila hasil konisasi ternyata invasif  terapi sesuai tatalaksana kanker invasif.
2. Stadium IA1 (LVSI negatif)
Tindakan yang dilakukan yaitu Konisasi (Cold Knife Conization)

o Bila free margin (terapi adekuat) jika fertilitas akan dipertahankan.


o Bila tidak free margin rekonisasi atau simple histerektomi.
o Histerektomi Total apabila fertilitas tidak dipertahankan
3. Stadium IA1 (LVSI positif)
o Operasi trakelektomi radikal dan limfadenektomi pelvis jika fertilitas akan
dipertahankan.
o Bila operasi tidak dapat dilakukan karena adanya kontraindikasi medik dapat
dilakukan brakhiterapi.
4. Stadium IA2,IB1,IIA1
Pilihan :

 Operatif.
o Histerektomi radikal dengan limfadenektomi pelvis.
o Ajuvan Radioterapi (RT) atau Kemoradiasi bila adanya faktor risiko seperti
metastasis KGB, metastasis parametrium, batas sayatan tidak bebas tumor,
deep stromal invasion, LVSI dan faktor risiko lainnya.
o Ajuvan radiasi eksterna (EBRT) dilakukan bila metastasis KGB saja. Bila
tepi sayatan tidak bebas tumor / closed margin, maka radiasi eksterna akan
dilanjutkan dengan brakhiterapi.
 Non operatif
o Radiasi (EBRT dan brakiterapi)
o Kemoradiasi (Radiasi : EBRT dengan kemoterapi konkuren dan brakiterapi)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 16
5. Stadium IB 2 dan IIA2
Pilihan :

 Operatif
o Histerektomi radikal dan pelvis limfadenektomi
 Neoajuvan kemoterapi
o Neoajuvan Kemoterapi dilakukan untuk mengecilkan masa tumor primer
dan mengurangi risiko komplikasi operasi.
6. Stadium IIB
Pilihan :

1. Kemoradiasi

2. Radiasi

3. Neoajuvan kemoterapi

7. Stadium III A dan III B


 Kemoradiasi
 Radiasi
8. Stadium IIIB dengan CKD
 Nefrostomi/hemodialisa
 Kemoradiasi menggunakan regimen non-cisplatin
9. Stadium IV A tanpa CKD
 Pada stadium IVA fistula rekto-vaginal, direkomendasi dilakukan kolostomi,
kemudian kemoradiasi paliatif atau radiasi paliatif
10. Stadium IV A dengan CKD  Paliatif

2.2.8.3 Dukungan Nutrisi

Pasien kanker serviks berisiko untuk mengalami malnutrisi dan kaheksia kanker,
sehingga perlu mendapat terapi nutrisi adekuat, dimulai dari skrining gizi, dan jika hasil
skrining abnormal (berisiko malnutrisi), dilanjutkan dengan diagnosis serta tatalaksana
nutrisi umum dan khusus.

Tatalaksana nutrisi umum meliputi kebutuhan nutrisi umum (termasuk penentuan


jalur pemberian nutrisi), farmakoterapi, aktivitas fisik, dan terapi nutrisi operatif . Pasien

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 17
kanker serviks dapat terjadi gangguan saluran cerna seperti diare, konstipasi, atau mual-
muntah akibat tindakan pembedahan serta kemo- dan atau radio-terapi. Keadaan
tersebut, dokter spesialis gizi klinik perlu memberikan terapi nutrisi khusus, berupa
edukasi dan terapi gizi serta medikamentosa, yang di sesuaikan dengan masalah dan
kondisi gizi pada pasien.

Penderita kanker baiknya memiliki berat badan ideal dan menerapkan pola
makan sehat, seperti banyak buah, sayur dan biji-bijian, serta rendah lemak, daging
merah, dan alkohol dan melakukan aktivitas fisik sesuai kemampuan secara teratur.

2.2.8.4 Rehabilitasi Medik

Rehabilitasi medik mempunyai tujuan mengembalikannya fungsi dan


aktivitas kehidupan sehari-hari serta untuk meningkatkan kualitas hidup pasien
dengan aman & efektif, sesuai kemampuan fungsional yang ada. Rehabilitasi
medik dapat diberikan sejak sebelum pengobatan definitif diberikan dan dapat
dilakukan pada berbagai tahapan & pengobatan penyakit yang disesuaikan dengan
tujuan penanganan rehabilitasi kanker: preventif, restorasi, suportif atau paliatif.

2.2.9 Pencegahan16

Deteksi lesi pra kanker dapat dilakukan dengan cara :

1. Papsmear (konvensional atau liquid-base cytology /LBC )


2. Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
3. Inspeksi Visual Lugoliodin (VILI)
4. Test DNA HPV (genotyping / hybrid capture)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 18
2.2.10 Prognosis

Angka harapan hidup (survival rate) dalam 5 tahun adalah sebagai berikut:

2.1 Prognosis Kanker Serviks menurut American Joint Committee on


Cancer19
Stadium Survival rate 5 tahun
0 93%
I 93%
IA 80%
IIA 63%
IIB 58%
IIIA 35%
IIIB 32%
IVA 16%
IVB 15%

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 19
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Analisa Situasi

3.1.1 Data Epidemiologis

Wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya yang terdiri dari 7 Desa, selama tahun
2016 hanya terdapat 72 orang yang mau melakukan pemeriksaan tes IVA dengan hasil
tes IVA positif sebanyak 2 orang. Diketahui bahwa angka prevalensi kanker serviks
sendiri di Indonesia pada tahun 2013 sebanyak 98.692 kasus, dan di Provinsi Banten
sendiri terdapat sebanyak 2.252 kasus. Kanker serviks sendiri merupakan penyakit
yang munculnya gejala ketika sudah berada di stadium lanjut (silent killer) sehiggga
terdapat kesenjangan antara jumlah masyarakat yang mau melakukan deteksi dini
kanker serviks (tes IVA) dengan jumlah prevalensi kanker serviks itu sendiri.

3.1.2 Hasil Survey Basic Six Puskesmas

Pemeriksaan deteksi dini Kanker Serviks melalui tes IVA termasuk dalam
program Basic Six Puskesmas, yaitu Promosi Kesehatan, KIA dan KB, Pengendalian
Penyakit dan Perbaikan Lingkungan serta Pengobatan.

3.2 Pemilihan Scope Tempat

Di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya yang terdiri dari 7 desa, terdapat
jumlah Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 26.760 orang, dengan Desa Wanakerta
memiliki jumlah Wanita Usia Subur (WUS) terbanyak yaitu 6431 orang. Sehingga kami
memilih Desa Wanakerta untuk melakukan deteksi dini Kanker Serviks melalui tes IVA
sebagai tempat sasaran diagnosis komunitas.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 20
7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
Suka Harja Sindang Sindang Sindang Sindang Wanakerta Badak
Asih Jaya Panon Sono Anom

Gambar 3.1 Grafik jumlah Wanita Usia Subur (WUS) di wilayah kerja PKM Sindang
Jaya Tahun 2016 20

3.3 Identifikasi masalah dengan Paradigma Blum

Identifikasi masalah dengan Paradigma Blum didapatkan dengan menggunakan


data dari hasil mini survey kepada 30 peserta wanita usia subur (WUS) yang disebarkan
pada poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan poli Keluarga Berencana (KB) di
Puskemas Sindang Jaya. Jumlah 30 mini survey yang telah terisi dikumpulkan dalam
rentang waktu 1 minggu (6 - 13 Maret 2017) Data dari mini survey digunakan untuk
mengevaluasi tingkat kesadaran, pengetahuan dan perilaku WUS mengenai kanker
serviks dan deteksi dini menggunakan pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat (IVA).

Hasil dari mini survey dianalisis menggunakan determinan kesehatan menurut


Paradigma Blum sebagai berikut:

1. Genetik :

Tidak dilakukan analisis genetik pada WUS yang berhubungan dengan kanker serviks.

2. Medical Care Services :

 Kurangnya upaya promosi kesehatan dan pemberian edukasi dari tenaga


kesehatan tentang kanker leher Rahim sehingga sebanyak 33,3% WUS belum
pernah mendengar tentang kanker serviks.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 21
 Sebanyak 66,7% WUS yang pernah mendengar tentang kanker serviks, hanya
50% yang mendapatkannya dari Puskesmas dan Bidan Desa. Sisanya
mengetahui dari media televisi dan dari omongan tetangga atau keluarga.

 Kurangnya upaya promosi kesehatan dan pemberian edukasi dari tenaga


kesehatan tentang kanker serviks sehingga sebanyak 80% WUS belum pernah
mendengar tentang pemeriksaan IVA.

3. Perilaku Masyarakat:

a. Pengetahuan (Cognitive)

 Sebanyak 60% WUS tidak memahami pengertian dari kanker serviks.

 Sebanyak 80% WUS tidak memahami penyebab dari kanker serviks.

 Sebanyak 40% WUS tidak mengetahui data epidemiologis dari penderita kanker
serviks.

 Sebanyak 30% WUS tidak mengetahui faktor risiko dari kanker serviks.

 Sebanyak 60% WUS tidak memahami gejala dari kanker serviks

 Sebanyak 93% WUS tidak memahami pemeriksaan IVA yang dilakukan untuk
mendeteksi dini kanker serviks.

 Sebanyak 53% WUS tidak mengetahui bahwa kanker serviks dapat dicegah
menggunakan vaksinasi,

b. Perbuatan (Psikomotor)

 Sebanyak 100% WUS belum ada yang pernah melakukan pemeriksaan IVA.

c. Sikap (Affective)

 Sebanyak 30% WUS pernah mengalami keputihan dan pendarahan setelah


senggama. Setelah dijelaskan dan ditanyakan apabila mereka ingin melakukan
pemeriksaan IVA gratis di Puskesmas, 100% dari WUS dengan gejala bersedia
untuk melakukan pemeriksaan.

 Pada populasi WUS tanpa gejala, 40% bersedia melakukan pemeriksaan dan
60% masih ragu-ragu dengan alasan terbanyak karena mereka masih

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 22
memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang prosedur dan manfaat dari
pemeriksaan IVA (72%).

4. Lingkungan

a. Fisik : Tidak terdapat faktor lingkungan fisik yang mempengaruhi

b. Biologis: Pekerjaan suami dianggap memiliki risiko tinggi


penyebaran penyakit menular seksual (PMS) dengan sebagian
besar adalah supir antar kota dan buruh bangunan.

c. Sosial-Ekonomi-Budaya:

 Usia WUS saat melahirkan anak pertama dibawah 20 tahun sebagai salah satu
faktor risiko kanker serviks sebesar 33%

 WUS dengan jumlah anak lebih dari tiga sebesar 13% dan lebih dari lima
sebesar 6%.

 Jumlah WUS yang tidak di KB sebesar 33%

 Jumlah responden dengan mayoritas berpendidikan rendah (SD-SMP) sebesar


53%

 Tingkat ekonomi keluarga berasal dari golongan rendah berdasarkan pekerjaan


peserta dan suami peserta.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 23
Rendahnya
cakupan
WUS yang
melakukan
tes IVA

Gambar 3.2 Paradigma Blum

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 24
3.4 Penentuan Prioritas Masalah

Dilakukan penentuan prioritas masalah dengan cara teknik Non Scoring (Delphi).
Diskusi dilakukan pada tanggal 14 Maret 2017 di Puskesmas Sindang Jaya bersama
dengan:

1. Kepala Puskesmas Sindang Jaya

2. Para dokter di Puskesmas Sindang Jaya

3. Petugas Kesehatan Penanggungjawab Upaya Promosi Kesehatan

4. Petugas Kesehatan Penanggungjawab Upaya Pencegahan Penyakit dan


Perbaikan Lingkungan

5. Bidan Penanggungjawab Program KIA

6. Bidan Pelaksana Program KB

7. Bidan Desa Wanakerta

Hasil dari diskusi adalah faktor perilaku menjadi prioritas masalah dibanding faktor-
faktor lainnya.Faktor perilaku dipilih karena berdasarkan data yang diperoleh, masih
banyak WUS yang memiliki pengetahuan dan kesadaran yang rendah tentang penyakit
kanker serviks dan pemeriksaan IVA.Oleh karena itu, WUS harus dipaparkan informasi
penyakit ini sehingga memiliki kesadaran diri untuk melakukan pemeriksaan.Seiring
dengan meningkatnya epidemiologi penyakit ini maka intervensi harus dilakukan untuk
menurunkan angka kematian wanita di wilayah Tangerang.

Rencana dari intervensi pada faktor ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan
kepedulian WUS terhadap penyakit kanker serviks. Intervensi diberikan dalam bentuk
promosi kesehatan dengan penyuluhan, serta upaya pencegahan dan pendeteksian dini
dengan pemeriksaan IVA yang dapat dilakukan di Puskesmas Sindang Jaya.Target
peserta penyuluhan merupakan kader yang diambil dari masing-masing Posyandu
dengan harapan setelah penyuluhan, mereka dapat menyebarluaskan informasi tersebut
ke WUS di seluruh daerah Wanakerta.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 25
BAB 4

IDENTIFIKASI MASALAH PENYEBAB DAN ALTERNATIF


PEMECAHAN MASALAH

4.1. Identifikasi Masalah Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah

Setelah dilakukan penetapan prioritas masalah dengan menggunakan cara non


scoring technique yaitu cara Delphi, maka didapatkan permasalahan yang akan
diidentifikasi yaitu masalah lifestyle pada warga Desa Wanakerta Kecamatan Sindang
Jaya. Teknik pemecahan dan alternatif jalan keluar dilakukan dengan Fishbone
diagram.

Data yang diambil berdasarkan dari hasil minisurvey kepada 30 peserta wanita
usia subur (WUS) yang disebarkan pada poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan poli
Keluarga Berencana (KB) di Puskemas Sindang Jaya.

a. Pengetahuan (Cognitive)

 Kurangnya pengetahuan WUS tentang pengertian dari kanker serviks.

 Kurangnya pengetahuan WUS tentang penyebab dari kanker serviks.

 Kurangnya pengetahuan WUS tentang data epidemiologis dari penderita kanker


serviks.

 Kurangnya pengetahuan WUS tentang faktor risiko dari kanker serviks.

 Kurangnya pengetahuan WUS tentang gejala dari kanker serviks.

 Kurangnya pengetahuan WUS tentang tes IVA yang dilakukan untuk


mendeteksi dini kanker serviks.

 Kurangnya pengetahuan WUS tentang kanker serviks dapat dicegah


menggunakan vaksinasi.

b. Perbuatan (Psikomotor)

 Tidak ada WUS yang pernah melakukan pemeriksaan IVA.

c. Sikap (Affective)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 26
 WUS dengan gejala seperti keputihan atau perdarahan saat setelah senggama
bersedia untuk melakukan pemeriksaan tes IVA jika gratis.

 WUS tanpa gejala hanya sebagian yang mau melakukan pemeriksaan tes IVA
walau pun gratis dan sebagian lagi masih ragu-ragu dengan alasan terbanyak
perlu penjelasan lebih lanjut tentang prosedur dan manfaat tes IVA.

Skema Fishbone

Gambar 4.1 : Diagram Fishbone

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 27
BAB 5
PERENCANAAN INTERVENSI

5.1 Rencana Intervensi

Setelah dilakukan penetapan masalah serta identifikasi masalah


penyebab tingginya kejadian Kanker Serviks dan rendahnya pengetahuan dan
kesadaran Wanita Usia Subur akan pentingnya deteksi dini dengan IVA,
Kecamatan Sindang Jaya, maka dilakukan beberapa intervensi sebagai alternatif
jalan keluar.

5.1.1. Intervensi 1: Penyuluhan Mengenai Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks


dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

Penyuluhan mengenai Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA
pada Wanita Usia Subur terbanyak dalam Kecamatan Sindang Jaya, di Balai
Desa, Desa Wanakerta.

1. Kegiatan:

- Perkenalan diri

- Pembagian pre-test

- Penyuluhan mengenai Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes


IVA

- Pembagian post-test

- Penilaian hasil pre-test dan post-test untuk menilai peningkatan pengetahuan


dan pemahaman tentang Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes
IVA.

- Sesi tanya jawab dan pembagian hadiah

2. Dasar:

Kurangnya pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) mengenai bahaya kanker


Serviks, penyebab, tanda dan gejala, dampak yang dapat ditimbulkan,
pencegahan, dan pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA
yang menyebabkan rendahnya perilaku kesehatan WUS.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 28
3. Sasaran: 30 WUS pada Desa Wanakerta.

4. Tempat: Balai Desa, Desa Wanakerta.

5. Waktu: Senin 20 Maret 2017, pukul 10.00 WIB – 12:30 WIB

6. Indikator penilaian:

Peningkatan pengetahuan peserta penyuluhan mengenai Kanker Serviks dan


pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA yang diukur dengan
terjadi peningkatan pengetahuan pada WUS sebesar 20% melalui penilaian pre-
test dan post-test.

5.1.2. Intervensi 2: Pembagian Pin “Cegah Kanker Serviks dengan tes IVA!!”

1. Kegiatan:

 Pembagian Pin berwana merah muda “Cegah Kanker Serviks dengan tes
IVA !!” pada seluruh WUS Desa Wanakerta yang hadir.
 Menghimbau pada semua Wanita Usia Subur yang hadir untuk melakukan
Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA.

2. Dasar :

 Kurangnya pengetehauan dan kesadaran WUS akan bahaya Kanker


Serviks
 Rendahnya kepedulian Wanita Usia Subur akan pentingnya deteksi dini
Kanker Serviks dengan tes IVA.
 Diharapkan dengan dibagikan Pin “Cegah Kanker Serviks dengan tes
IVA!!” para WUS akan selalu mengingat dan mengetahui tujuan dari
pentingnya deteksi dini Kanker Serviks dengan tes IVA.

3. Sasaran: 30 WUS di Desa Wanakerta

4. Tempat: Balai Desa Wanakerta.

5. Waktu: Senin, 20 Maret 2017, pukul 10.00 WIB – 12:30 WIB.

6. Indikator penilaian:

Masyarakat menggunakan pin yang diberikan sehingga secara tidak


langsung mengingatkan diri masing-masing dan sekitarnya akan adanya tes IVA

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 29
sebagai pencegahan kanker serviks dan memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan terdekat.

5.1.3. Intervensi 3: Pembagian Leaflet yang berisi informasi kanker serviks dan
deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA

1. Kegiatan: Membagikan leaflet yang berisi informasi penting mengenai


kanker serviks dan juga cara deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA
kepada seluruh WUS yang hadir dalam penyuluhan.

2. Dasar: Kurangnya pengetahuan WUS yang hadir tentang bahaya dari kanker
serviks dan pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA, serta
dengan dilakukannya pembagian leaflet para WUS dapat membagikan
informasi yang didapatkannya kepada tidak melupakan begitu saja informasi
yang didapat melalui penyuluhan.

3. Sasaran: 30 WUS desa Wanakerta

4. Tempat: Balai Desa Wanakerta

5. Waktu: Senin 20 Maret 2017, pukul 10.00 WIB – 12:30 WIB.

6. Indikator Penilaian:

Masyarakat dengan melihat leaflet dapat mendapatkan informasi yang


penting mengenai pencegahan kanker serviks dengan tes IVA sehingga
mudah memahami isi penyuluhan dan menimbulkan kesadaran akan
kepentingan untuk memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan terdekat.

5.1.4. Intervensi 4: Pemberian Poster yang berjudul “CEGAH KANKER SERVIKS


DENGAN TES IVA”

1. Kegiatan: Dokter muda memberikan poster yang berjudul “Cegah Kanker


Serviks dengan Tes IVA” kepada bidan perwakilan Desa Wanakerta.

2. Dasar: Dengan diserahkannya poster ini, diharapkan menjadi media informasi


yang baik dan berguna dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran seluruh
masyarakat yang membacanya termasuk juga WUS mengenai bahaya dari
kanker serviks serta pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA.

3. Sasaran: WUS Desa Wanakerta dan masyarakat.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 30
4. Tempat: Balai Desa Wanakerta dan Puskesmas

5. Waktu: Senin 20 Maret 2017, pukul 10.00 WIB – 12:30 WIB.

6. Indikator Penilaian:

Masyarakat yang tidak mengikuti penyuluhan dan tidak memiliki leaflet


dapat mendapatkan informasi mengenai pentingnya deteksi dini kanker serviks
dengan tes IVA melalui poster tersebut dan meningkatkan kesadaran untuk
memeriksakan diri sendiri maupun orang terdekat ke tempat pelayanan
kesehatan.

5.1.5. Intervensi 5: Program Wanita JeLiTa (Jeli deteksi dini, Lihat dengan IVA,
Tangkis Kanker Serviks)

1. Kegiatan: Memberikan slogan yang mudah diingat, dan dilafalkan secara


bersama-sama

2. Dasar: Mempermudah masyrakat dalam mengingat dan mengerti akan


pentingnya pencegahan kanker serviks dengan tes IVA melalui slogan
JeLiTa.

3. Sasaran: 30 WUS desa Wanakerta.

4. Tempat: Balai Desa Wanakerta.

5. Waktu: Senin 20 Maret 2017, pukul 10.00 WIB – 12:30 WIB.

6. Indikator penilaian:

Seluruh peserta dapat dengan mudah mengingat pentingnya deteksi dini


kanker serviks dengan tes IVA.

5.1.6. Intervensi 6: Program Pelatihan Kader Tentang Kanker Serviks dan Deteksi
Dini dengan Tes IVA

1. Kegiatan: Dokter muda melakukan penyuluhan dan pelatihan mengenai


kanker serviks pada kader-kader yang ada diposyandu kecamatan sindang jaya.

2. Dasar: Rendahnya pengetahuan akan bahaya dari kanker serviks, serta


rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang deteksi dini kanker serviks

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 31
dengan tes IVA, serta para kader bisa menjadi penyalur informasi yang
berkelanjutan tentang bahaya kanker serviks dan pentingnya pencegahan dini.

3. Sasaran: Kader-kader Kecamatan Sindang Jaya.

4. Tempat: Puskesmas Sindang Jaya

5. Waktu: Selasa, 21 Maret 2017 pukul 09.00 WIB – 11:00 WIB & Rabu, 22
Maret 2017 pukul 09.00 WIB – 12.00 WIB.

6. Indikator Penilaian:

Para kader dapat menyampaikan informasi mengenai bahaya kanker


serviks, serta pentingnya deteksi dini dengan tes IVA secara baik, mudah untuk
dimengerti, dan mudah untuk diingat kepada para WUS yang hadir.

5.1.7 Intervensi 7: Kegiatan Pemeriksaan IVA

1. Kegiatan: Dokter muda bersama petugas Puskesmas Sindang Jaya melakukan


kegiatan pemeriksaan IVA.

2. Dasar: Mempromosikan adanya program puskesmas yang menjadi wadah


bagi WUS yang ingin melakukan pemeriksaan IVA.

3. Sasaran: WUS yang telah menikah yang berada dalam wilayah cakupan kerja
Puskesmas Sindang Jaya.

4. Tempat: Klinik IVA (JeLiTa), Puskesmas Sindang Jaya

5. Waktu: Kamis, 23 Maret 2017 pukul 09.00 WIB – 14:00 WIB.

6. Indikator Penilaian:

WUS yang telah menikah terutama telah mengikuti kegiatan penyuluhan


ikut berpartisipasi sebagai peserta pemeriksaan IVA setelah melengkapi formulir
pemeriksaan (informed-consent) di Puskesmas Sindang, kemudian dilakukannya
tindakan konseling terapi kepada individu yang hasil tes IVA dinyatakan positif.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 32
5.2 Log Frame Goals
Tabel 5.1 Log Frame Goals Intervensi Penyuluhan Mengenai Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA)
Tujuan
Masukan
Kegiatan Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
4 Dokter muda Terdapat peningkatan Masyarakat dapat Masyarakat dapat
1 Bidan Desa pengetahuan saling membagikan secara mandiri
Man 6 Kader masyarakat terutama pengetahuan yang memeriksakan diri
1 Kepala -Sambutan dan pada wanita usia subur didapatkan mengenai dengan tes IVA di
Puskesmas perkenalan mengenai pentingnya pentingnya deteksi layanan fasilitas
Pengeluaran: - Pembagian pre-test deteksi dini kanker dini kanker serviks kesehatan.
Money
Rp 313.000,- - Penyuluhan dengan tes IVA
serviks dengan tes
-Kertas pre-test - Pembagian post-test kepada sesama
IVA dinilai dari
dan post-test - Penilaian hasil pre- masyarakat lain di
test dan post-test adanya peningkatan lingkungannya.
-LCD, laptop &
Material powerpoint untuk mengetahui nilai dari pre-test ke
-Hadiah adanya peningkatan post-test sebesar 20%
-Snack pengetahuan dan juga bersedia
-Pen mengenai pentingnya untuk dilakukan tes
Penyuluhan Deteksi Dini Kanker IVA.
mengenai deteksi Serviks dengan tes
dini kanker IVA.
serviks dengan tes - Sesi tanya jawab
Method
IVA kepada WUS -Pembagian hadiah
di Desa
Wanakerta.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 33
Tabel 5.2 Log Frame Goals Intervensi Pembagian PIN “Cegah Kanker Serviks dengan tes IVA!!”
Tujuan
Masukan
Kegiatan Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
4 Dokter muda -Membagikan pin Masyarakat dengan - Masyarakat dapat
1 Dokter Kepala “Cegah Kanker memakaikan pin mengingat secara
Man Puskesmas Serviks dengan Tes dipakaian mereka secara mandiri datang ke
1 Bidan Desa IVA” pada saat tidak langsung fasilitas kesehatan
6 Kader absen kedatangan mengingatkan diri untuk memeriksakan
Money Rp 120.000,- didepan pintu masuk masing-masing dan diri.
-Pin dan kemudian pin sekitarnya akan adanya
-Kertas Absen
dipakaikan peserta tes IVA sebagai
-Pen
dipakaian masing- pencegahan kanker
Material masing. serviks dan
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
terdekat.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 34
Tabel 5.3 Log Frame Goals Intervensi Pembagian Leaflet “Cegah Kanker Serviks dengan IVA!!”
Tujuan
Masukan
Kegiatan Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
4 Dokter muda -Membagikan leaflet Masyarakat dengan Masyarakat dapat Masyarakat dapat
1 Dokter Kepala “Cegah Kanker melihat leaflet dapat melihat kembali mengingat secara
Man Puskesmas Serviks dengan Tes mendapatkan informasi informasi utama yang mandiri datang ke
1 Bidan Desa IVA” pada saat yang penting mengenai tertera di dalam fasilitas kesehatan
6 Kader selesai pengisian pencegahan kanker leaflet. untuk memeriksakan
Money Rp 20.000,- pre-test dan serviks dengan tes IVA diri.
-Leaflet dimulainya sehingga mudah
penyuluhan. memahami isi
penyuluhan dan
menimbulkan kesadaran
Material
akan kepentingan untuk
memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan
terdekat.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 35
Tabel 5.4 Log Frame Goals Intervensi Pemberian Poster “Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA”
Tujuan
Masukan
Kegiatan Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
4 Dokter muda -Memberikan Poster Masyarakat yang tidak Masyarakat dapat Masyarakat dapat
1 Dokter Kepala “Cegah Kanker mengikuti penyuluhan melihat kembali mengingat secara
Man Puskesmas Serviks dengan Tes dan tidak memiliki leaflet informasi utama yang mandiri datang ke
1 Bidan Desa IVA” saat akhir dapat mendapatkan tertera di dalam fasilitas kesehatan
6 Kader penyuluhan kepada informasi mengenai poster. untuk memeriksakan
Money Rp 250.000,- Bidan Desa pentingnya deteksi dini diri.
-2 buah Poster perwakilan Desa kanker serviks dengan tes
-2 buah Bingkai
Wanakerta sebagai IVA melalui poster
ucapan terima kasih tersebut dan
dan juga sebagai meningkatkan kesadaran
penyedia informasi untuk memeriksakan diri
yang dapat dilihat sendiri maupun orang
Material masyarakat. Poster terdekat ke tempat
juga dipasangkan di pelayanan kesehatan.
Puskesmas sebagai
penyedia informasi
terutama terhadap
pengunjung
Puskesmas.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 36
Tabel 5.5 Log Frame Goals Intervensi Program Wanita “JeLiTa”

Tujuan
Masukan Kegiatan
Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
4 Dokter muda -Membuat slogan Seluruh peserta Slogan sudah Masyarakat secara
Man
6 Kader JeLiTa dapat dengan mudah menyebar dari mulut mandiri
Money Rp 0,- -Mensosialisasikan mengingat ke mulut sehingga memeriksakan diri
Material -LCD, laptop, PPT slogan diakhir pentingnya deteksi mayoritas tes IVA setiap 5
Memaparkan slogan penyuluhan dini kanker serviks masyarakat dapat tahun
JeLiTa dan -Mengajak peserta dengan tes IVA. dengan mudah
memberitahukan apa penyuluhan untuk mengingat
isi kepanjangannya. ikut melafalkan pentingnya deteksi
Method slogan JeLiTa dini kanker serviks
beserta dengan tes IVA dan
singkatannya. sudah memeriksakan
diri.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 37
Tabel 5.6 Log Frame Goals Intervensi Program Pelatihan Kanker Serviks dan Deteksi Dini Kepada Para Kader
Tujuan
Masukan Kegiatan
Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
4 Dokter muda -Mengumpulkan Kader dapat Masyarakat telah Masyarakat secara
Man
8 Kader kader memahami mengenai teredukasi melalui mandiri
Money Rp 0,- -Memberikan kanker serviks dan penyuluhan yang memeriksakan diri
Material -Lembar balik edukasi umum tes IVA serta diberikan oleh kader tes IVA setiap 5
Mengedukasi kader- mengenai kanker kemudian sehingga tahun
kader dari serviks dan tes IVA. membagikan ilmu memeriksakan diri
perwakilan beberapa -Melatih kader dengan tes IVA di
yang didapatkan ke
desa di Kecamatan memberikan tempat layanan
masyarakat.
Sindang Jaya penyuluhan ke kesehatan
sehingga kader-kader masyarakat dengan
dapat membagikan flip cover.
Method
pengetahuan
mengenai
pentingnya deteksi
dini kanker serviks
dengan tes IVA ke
masyarakat sekitar
di tempat tinggalnya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 38
Tabel 5.7 Log Frame Goals Intervensi Kegiatan Pemeriksaan IVA
Tujuan
Masukan Kegiatan
Jangka pendek Jangka menengah Jangka panjang
(6 minggu) (1 tahun) (5 tahun)
Petugas Puskesmas -Mengumpulkan Kader dapat Masyarakat telah Masyarakat secara
Man
4 Dokter muda kader memahami mengenai teredukasi melalui mandiri
Money Rp 0,- -Memberikan kanker serviks dan penyuluhan yang memeriksakan diri
- Cahaya/lampu edukasi umum tes IVA serta diberikan oleh kader tes IVA setiap 5
sorot/ lampu senter mengenai kanker kemudian sehingga tahun
- Spekulum vagina serviks dan tes membagikan ilmu memeriksakan diri
- Meja periksa / IVA. dengan tes IVA di
yang didapatkan ke
Material Tempat tidur / Meja -Melatih kader tempat layanan
masyarakat.
Ginekologi memberikan kesehatan
- Asam Asetat 3-5% penyuluhan ke
- Lidi kapas masyarakat
- Sarung tangan dengan flip cover.
Mengedukasi kader-
kader dari perwakilan
beberapa desa di
Kecamatan Sindang
Jaya sehingga kader-
kader dapat
Method membagikan
pengetahuan mengenai
pentingnya deteksi dini
kanker serviks dengan
tes IVA ke masyarakat
sekitar di tempat
tinggalnya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 39
5.3 Planning of Action (POA)
Tabel 5.8 Planning of Action (POA)
No Rencana
Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana
penilaian
Meminta izin Diperoleh izin -Kepala - Puskesmas 13/03/2017 -Wiseley -
kepada Kepala untuk Puskesmas Sindang Jaya Hong
Puskesmas dan dilakukannya Sindang Jaya -Vicky
mengkoordinasi
kegiatan intervensi -Bidan Desa Lumalessil
kegiatan
bersama Kepala penyuluhan Wanakerta -Nadya
Puskesmas -Kepala Desa Hambali
1 Kecamatan Desa -Suryadi
Sindang Jaya, Wanakerta
Bidan Desa
Wanakerta, dan
Kepala Desa
Wanakerta,
Kecamatan
Sindang Jaya.
Intervensi 1: Terlaksananya WUS di Desa Kuesioner Balai Desa 20/03/2017 -Wiseley Peningkatan
1.Pencatatan penyuluhan Wanakerta, pre-test, post- Desa Hong nilai dari
daftar hadir, terhadap WUS di Kecamatan test Wanakerta -Vicky pre-test ke
Pembagian Desa Wanakerta Sindang Jaya Snack Lumalessil post-test
2 snack, pre-test, Pen -Nadya sebesar
dan pen. Hadiah Hambali ≥20%.
2. Perkenalan -Suryadi
3. Penyuluhan
mengenai
Bersambung ke halaman 41
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Bersambung ke halaman 41
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 40
Deteksi Dini
Sambungan dari halaman 41
Kanker Serviks
dengan Tes
IVA
4. Pembagian
post test
5. Menilai
hasil pre-test
dan post-test
6. Melakukan
sesi tanya
jawab
7. Pembagian
Hadiah bagi
WUS yang
berpartisipasi

3 Intervensi 2: Menghimbau pada WUS di Desa Pin Balai Desa 20/03/2017 -Wiseley -
1. Pembagian semua WUS yang Wanakerta, Desa Hong
Pin hadir untuk Kecamatan Wanakerta -Vicky
melakukan Deteksi Sindang Jaya. Lumalessil
Dini Kanker Seluruh -Nadya
Serviks dengan tes petugas Hambali
IVA Puskesmas -Suryadi
Sindang Jaya

Bersambung ke halaman 42

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Bersambung ke halaman 41


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 41
Sambungan dari halaman 41
No Sambungan dariRencana
halaman 41
Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana
penilaian
4 Intervensi 3 : Mempermudah WUS di Desa Leaflet Balai Desa 20/03/2017 -Wiseley -
Pembagian peserta penyuluhan Wanakerta, Desa Hong
Leaflet memahami Kecamatan Wanakerta -Vicky
informasi penting Sindang Jaya Lumalessil
yang tertera dalam -Nadya
penyuluhan. Hambali
-Suryadi
5 Intervensi 4 : Sebagai sarana Puskesmas Poster Balai Desa 20/03/2017 -Wiseley -
Pemberian informasi untuk dan Bingkai Desa Hong
Poster kepada masyarakat yang Masyarakat Wanakerta -Vicky
perwakilan Desa belum mengetahui Kecamatan Lumalessil
Wanakerta dan pentingnya deteksi Sindang Jaya -Nadya
Puskesmas dini kanker serviks Hambali
dengan tes IVA. -Suryadi
6. Intervensi 5: Mempermudah Seluruh WUS - Balai desa di 20/03/2017 -Wiseley -
masyrakat dalam desa Desa Hong
1.Program
mengingat dan Wanakerta Wanakerta -Vicky
wanita JeLiTa. mengerti akan Lumalessil
pentingnya
-Nadya
pencegahan kanker
Hambali
serviks dengan tes
IVA melalui slogan
-Suryadi
JeLiTa
Bersambung ke halaman 43
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Bersambung ke halaman 43
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 42
Sambungan dari halaman 42
No Sambungan dari Rencana
halaman 42
Kegiatan Tujuan & Target Sasaran Biaya Tempat Waktu Pelaksana
penilaian
7 Intervensi 6 : Membagikan Perwakilan - Puskesmas 21/03/2017 -Wiseley -
1. Pelatihan sebagian ilmu Kader dari Sindang Jaya s.d Hong
Kanker mengenai desa-desa 22/03/2017 -Vicky
Serviks dan pentingnya deteksi yang berada Lumalessil
deteksi dini
dini kanker serviks di cakupan -Nadya
kepada para
Kader dengan tes IVA Kecamatan Hambali
sehingga para Sindang Jaya -Suryadi
kader dapat
meneruskan
informasi tersebut
ke masyarakat
sekitar
8 Intervensi 7 : Mempromosikan WUS yang - Klinik 23/03/2017 -Wiseley -
1. Kegiatan adanya program telah JeLiTa, Hong
Pemeriksaan puskesmas yang menikah Puskesmas -Vicky
IVA menjadi wadah yang berada Sindang Jaya Lumalessil
bagi WUS yang dalam -Nadya
ingin melakukan wilayah Hambali
pemeriksaan IVA cakupan kerja -Suryadi
sehingga WUS Puskesmas
dapat segera Sindang Jaya
mendeteksi dini
kanker serviks.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 43
Tabel 5.9. Timeline (Gantt chart)

Minggu
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Perencanaan
1. Identifikasi kasus di Puskesmas
2. Diskusi tentang masalah Puskesmas dengan Kepala
Puskesmas
3. Rapat antar anggota kelompok untuk menentukan masalah
yang dipilih
4. Mengidentifikasi faktor penyebab: (menentukan target dan
mini survey)
5. Diskusi untuk menetapkan masalah utama dengan kepala
puskesmas, dokter umum puskesmas, dan Bidan Desa
Wanakerta (Delphi)
6. Perencanaan intervensi
7. Diskusi dengan kepala puskesmas untuk menetapkan
indikator keberhasilan
Pengorganisasian
8. Pembagian tugas dan jadwal
Pelaksanaan Intervensi
9. Pengajuan ijin untuk melakukan intervensi di balai desa desa
Wanakerta kepada bidan desa
10. Pembuatan mini-survey, powerpoint, leaflet, poster, pin, soal
pretest, dan soal post-test
11. Penyuluhan mengenai Deteksi Dini Kanker Serviks dengan
tes IVA
12 Pemberian poster kepada perwakilan Desa Wanakerta dan
pemasangan poster di Puskesmas
Bersambung ke halaman 45
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Bersambung ke halaman 45
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 44
Sambungan dari halaman 44
SambunganMinggu
dari halaman 44
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6
Perencanaan
13. Pemeriksaan IVA kepada peserta penyuluhan dan warga desa
yang bersedia dilakukan tes IVA
14. Tindakan konseling terapi kepada individu yang hasil tes
IVA dinyatakan positif

Pengawasan
15. Pengawasan seluruh kegiatan intervensi yang dilakukan
Evaluasi
16. Mengevaluasi seluruh hasil intervensi yang dilakukan dan
mendiskusikan hasil intervensi dengan Kepala Puskesmas

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 45
BAB 6

PELAKSANAAN INTERVENSI

6.1 Intervensi 1: Penyuluhan Mengenai Pentingnya Deteksi Dini Kanker Serviks


dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

6.1.1 Flow Chart Kegiatan

Sambutan Penilaian
Pembagian Sesi Tanya
dan Pre-Test Penyuluhan
Post-Test
hasil Pre dan
Perkenalan Post Test Jawab

Gambar 6.1. Flow Chart Kegiatan Intervensi I

6.1.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

Penyuluhan kepada wanita usia subur yang telah menikah di Desa Wanakerta
dilakukan di Balai Desa Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya pada hari Senin, 20
Maret 2017 pukul 10.00 WIB – 12:30 WIB. Penyuluhan dihadiri oleh 32 WUS Desa
Wanakerta. Kegiatan ini dilaksanakan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara, satu kepala puskesmas, satu orang bidan desa, dan enam kader Desa
Wanakerta dengan dukungan dari Puskesmas Sindang Jaya. Penyuluhan ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat terutama WUS mengenai definisi
serviks dan kanker serviks, faktor risiko, tanda dan gejala serta bahayanya kanker serviks
sehingga menimbulkan kesadaran akan pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan tes
IVA.

Kegiatan penyuluhan diawali dengan doa dan sambutan oleh Sekretaris Desa Desa
Wanakerta Bapak Darma, dan Bintara Pembina Desa Desa Wanakerta Bapak Bawon.
Acara kemudian dilanjutkan dengan perkenalan dokter muda Universitas Tarumanagara
sambil dilakukannya pembagian pre-test yang digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan awal dari peserta penyuluhan. Setelah itu dilanjutkan dengan penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 46
mengenai “Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA”. Setelah dilakukannya
penyuluhan, lembar post-test dibagikan untuk menilai adanya peningkatan pengetahuan
peserta setelah mendapatkan penyuluhan. Sambil menilai hasil pre-test dan post-test,
dilakukan sesi tanya jawab dengan pembagian hadiah bagi peserta yang mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan.

6.1.3 Monitoring

6.1.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan yang dinilai


melalui hasi pre-test dan post-test. Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh empat orang
Dokter Muda Universitas Tarumanagara.

6.1.3.2 Kendala yang Dihadapi

Didapatkan kendala yang dihadapi saat pelaksanaan kegiatan adalah cuaca hujan
yang menyebabkan keterlambatannya kehadiran peserta dan berkurangnya jumlah peserta
yang tiba. Namun hal tersebut dapat diminimalisir dengan adanya dukungan dari
puskesmas yang telah menggunakan mobil puskesmas keliling untuk menjemput beberapa
peserta yang telah berkumpul bersama disuatu tempat dan terjebak oleh hujan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 47
6.1.3.3 PDCA Cycle Intervensi 1 Merencanakan penyuluhan tentang kanker
serviks dan deteksi dini dengan IVA.
Sasaran penyuluhan adalah 30 WUS Desa
Wanakerta sebagai perwakilan masing-
masing Posyandu.
Perencanaan kegiatan penyuluhan di Balai
Desa Wanakerta pada tanggal 20 Maret
2017.
Perencanaan permohonan izin kepada
Penyuluhan dapat dilakukan oleh Kepala Desa Wanakerta.
Puskesmas secara berkala.
Perencanaan penyusunan rangkaian acara
Puskesmas menyiapkan sarana dan materi penyuluhan.
transportasi untuk kondisi
Perencanaan pembuatan pretest dan post
tertentu (hujan).
test.
Perencanaan pembuatan door prize.

Peserta yang hadir sebanyak 32 Telah ditentukan sasarannya.


WUS (melebihi target).
Jadwal dan tempat telah ditentukan.
Acara tidak berlangsung tepat
waktu karena hujan. Telah dilakukan pengajuan izin.

Tempat cukup luas saat Telah dilakukan penyusunan rangkaian


melakukan kegiatan. acara dan materi penyuluhan.

Sarana dan prasarana tidak ada Telah dilakukan penilaian pretest dan post
kendala. test.

Terdapat peningkatan Telah dilakukan sesi tanya jawab dan


pengetahuan WUS peseta pemberian door prize ke peserta
penyuluhan ≥45,6% dinilai penyuluhan.
berdasarkan hasil pre-test dan
post-test.
Peserta WUS antusias dan
mampu menjawab dengan baik
pada saat sesi tanya jawab.

Gambar 6.2. PDCA Cycle Intervensi 1

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 48
6.2 Intervensi 2 : Pembagian Pin “Cegah Kanker Serviks dengan tes IVA!!”

6.2.1 Flow Chart Kegiatan

Pendaftaran Pembagian PIN Kegiatan Penyuluhan

Gambar 6.3. Flow Chart Kegiatan Intervensi 2


6.2.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

Pembagian Pin dilakukan pada saat pendaftara sebelum dimulainya kegiatan


penyuluhan oleh Dokter Muda Universitas Tarumanagara. Pin yang bertuliskan pesan
“Cegah Kanker Serviks dengan Tes IVA” tersebut kemudian dipakaikan peserta di pakaian
masing-masing.

6.2.3 Monitoring

6.2.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembagian pin.


Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara.

6.2.3.2 Kendala Yang Dihadapi

Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pembagian pin. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 49
6.2.3.3 PDCA Cycle Intervensi 2

Merencanakan kegiatan pembagian pin


sebagai media promosi dan edukasi secara
langsung dan tidak langsung kepada WUS
Desa Wanakerta yang hadir pada penyuluhan.
Pin menjadi inovasi baru untuk
Puskemas dan dilanjutkan Merencanakan desain pin yang menarik dan
pembagian pin oleh petugas mudah dimengerti.
Puskesmas sebagai bentuk
promosi kesehatan.

Membuat desain pin dan mencetak pin.


100% WUS yang hadir
mendapatkan dan menggunakan Membagi pin saat pendaftaran sebelum
pin pada pakaian masing-masing. dimulainya kegiatan penyuluhan.

Jumlah pin yang tersedia cukup.


WUS yang hadir untuk
pemeriksaan IVA beberapa hari
setelah penyuluhan masih terlihat
menggunakan pin.

Gambar 6.4. PDCA Cycle Intervensi 2

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 50
6.3 Intervensi 3: Pembagian Leaflet “Cegah Kanker Serviks dengan IVA!!”

6.3.1 Flow Chart Kegiatan

Pendaftaran Pembagian Leaflet Kegiatan Penyuluhan

Gambar 6.5. Flow Chart Kegiatan Intervensi 3

6.3.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

Pembagian leaflet dilakukan pada saat pendaftaran sebelum dimulainya kegiatan


penyuluhan oleh Dokter Muda Universitas Tarumanagara. Leaflet dengan judul “Cegah
Kanker Serviks dengan Tes IVA” berisikan informasi penting mengenai pencegahan kanker
serviks dengan tes IVA yang membantu peserta penyuluhan untuk lebih mudah memahami
isi penyuluhan.

6.3.3 Monitoring

6.3.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pembagian leaflet.


Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara.

6.3.3.2 Kendala yang Dihadapi

Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pembagian leaflet. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 51
6.3.3.3 PDCA Cycle Intervensi 3

Merencanakan kegiatan pembagian leaflet


berisi informasi yang singkat, padat dan
jelas sehingga mempermudah peserta
Leaflet menjadi media informasi dan dalam memahami isi penyuluhan.
promosi tambahan dari Puskesmas.
Merencanakan isi leaflet.

100% WUS yang hadir


Membuat desain leaflet dan mencetak
mendapatkan leaflet.
leaflet.
Leaflet yang diberikan kepada
Membagikan leaflet saat pendaftaran
masyarakat dibaca langsung dengan
sebelum dimulainya kegiatan penyuluhan.
penuh seksama.
Jumlah leaflet yang tersedia cukup.
Tidak terdapat leaflet yang tersisa di
tempat duduk peserta pada akhir
acara ( dibawa pulang semua)

Gambar 6.6. PDCA Cycle Intervensi 3

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 52
6.4 Intervensi 4: Pemberian Poster “Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA”

6.4.1 Flow Chart Kegiatan

Penyuluhan Pemberian Poster Penutupan

Gambar 6.7. Flow Chart Kegiatan Intervensi 4

6.4.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

6.4.3 Monitoring

6.4.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pemberian poster.


Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara.

6.4.3.2 Kendala yang Dihadapi

Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pemberian poster. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 53
6.4.3.3 PDCA Cycle Intervensi 4

Merencanakan pemberian poster berisi


Poster telah menjadi sumber informasi tentang kanker serviks yang mudah
informasi yang meningkatkan dipahami masyarakat.
pengetahuan masyarakat yang
Merencanakan pemberian poster untuk
berkunjung ke Balai Desa maupun
dipasang di Balai Desa Wanakerta.
Puskesmas.
Merencanakan pemberian poster untuk
dipasang di Puskemas.

Melakukannya pencetakan poster serta


Terpasangnya poster yang telah memasangkan poster dalam bingkai.
diberikan di Balai Desa maupun
Puskesmas. Memberikan poster pada akhir penyuluhan
sebelum ditutupnya kegiatan penyuluhan
Beberapa pengunjung Puskemas kepada perwakilan Desa Wanakerta.
terlihat sedang mengamati
poster. Memberikan sebuah poster di Puskesmas
yang dipasang di klinik IVA sebagai sumber
informasi pengunjung.

Gambar 6.8. PDCA Cycle Intervensi 4

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 54
6.5 Intervensi 5 : Program Wanita “JeLiTa”

6.5.1 Flow Chart Kegiatan

Melafalkan slogan
Penutupan Sosialisai slogan JeLiTa
JeLiTa bersama-sama

Gambar 6.9. Flow Chart Kegiatan Intervensi 5


6.5.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

6.5.3 Monitoring

6.5.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya sosialisasi slogan JeLiTa.


Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara.

6.5.3.2 Kendala yang Dihadapi

Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam program wanita “JeLiTa”. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 55
6.5.3.3 PDCA Cycle Intervensi 5

Merencanakan penjelasan mengenai


JeLiTa yang mempermudah
masyarakat untuk mengingat
Slogan JeLiTa digunakan pentingnya deteksi dini kanker
sebagai nama klinik serviks dengan tes IVA.
pemeriksaan IVA di
Puskesmas Sindang Jaya. Merencanakan pelafalan bersama
slogan JeLiTa.

Peserta dapat mengingat Telah menjelaskan slogan JeLiTa.


arti dari slogan JeLiTa.
Telah melakukan pelafalan bersama
Peserta melafalkan slogan slogan JeLiTa.
dengan lancar.

Gambar 6.10. PDCA Cycle Intervensi 5

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 56
6.6 Intervensi 6 : Program Pelatihan Kanker Serviks dan deteksi dini kepada para
Kader

6.6.1 Flow Chart Kegiatan

Memberikan edukasi Melatih kader


Mengumpulkan kader umum mengenai kanker memberikan penyuluhan
serviks dan tes IVA ke masyarakat

Gambar 6.11. Flow Chart Kegiatan Intervensi 6

6.6.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

Dilakukan pelatihan kepada kader dari perwakilan beberapa desa terutama di


Kecamatan Sindang Jaya dilakukan di Puskesmas Sindang Jaya pada hari Selasa, 21 Maret
2017 pukul 09.00 WIB – 11:00 WIB dan hari Rabu, 22 Maret 2017 pukul 09.00 WIB –
12.00 WIB. Pelatihan dihadiri oleh delapan orang kader Kecamatan Sindang Jaya. Kegiatan
ini dilaksanakan oleh empat orang Dokter Muda Universitas Tarumanagara dengan
dukungan dari Puskesmas Sindang Jaya. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan kader mengenai kanker serviks dan tes IVA sehingga kader dapat
membagikan ilmu yang didapatkan ke masyarakat.

Pelatihan diawali dengan perkenalan Dokter Muda Universitas Tarumanagara.


Acara kemudian dilanjutkan dengan edukasi umum mengenai kanker serviks dan tes IVA.
Setelah itu dilanjutkan dengan latihan kader penyuluhan mengenai kanker serviks
menggunakan lembar balik dihadapan pasien yang mengunjungi puskesmas. Setelah
dilakukannya latihan penyuluhan, Dokter Muda Universitas Tarumanagara memberikan
masukan yang membangun demi meningkatkan kualitas dari isi penyuluhan yang diberikan
oleh kader.

6.6.3 Monitoring

6.6.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 57
Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya pelatihan kader.
Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara.

6.6.3.2 Kendala yang Dihadapi

Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam pelatian kader. Intervensi
berjalan dengan lancar dan teratur.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 58
6.6.3.3 PDCA Cycle Intervensi 6
Merencanakan kegiatan pelatihan
kader mengenai kanker serviks dan
pemeriksaan dini IVA menggunakan
Kader berkompetensi untuk memberikan
lembar balik.
penyuluhan mengenai pentingnya
mencegah kanker seviks dengan tes IVA Merencanakan tempat pelatihan
pada desanya masing-masing. kader.
Mengadakan acara pelatihan resmi Sasarannya berupa kader dari masing-
dengan jumlah kader yang besar secara masing Desa Kecamatan Sindang
berkala oleh Puskesmas. Jaya.
Merencanakan simulasi penyuluhan
oleh kader.

Terkumpulnya kader dari setiap Desa Telah didapatkannya izin dan bantuan dari
Sindang Jaya (8 orang). bidan desa untuk mengumpulkan kader.
Tempat pelatihan cukup luas dengan Mendapatkan izin dan konsultasi dari
sarana dan prasarana yang baik. Kepala Puskemas Sindang Jaya untuk
melakukan pelatihan di Puskesmas.
Kader dapat memahami isi dari
pelatihan dengan sangat baik. Dan Telah ditentukan sasarannya.
dapat melakukan simulasi penyuluhan
Kader melakukan simulasi penyuluhan
oleh kader yang memberikan hasil
pada pengunjung Puskesmas Sindang Jaya.
memuaskan.

Gambar 6.12. PDCA Cycle Intervensi 6

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 59
6.7 Intervensi 7 : Kegiatan Pemeriksaan IVA

6.7.1 Flow Chart Kegiatan

Pendaftaran dan Pemberitahuan Hasil


Pemeriksaan IVA
Pengisian Formulir IVA Pemeriksaan

Gambar 6.13. Flow Chart Kegiatan Intervensi 7

6.7.2 Deskripsi Proses Intervensi Secara Detail

Kegiatan pemeriksaan IVA kepada WUS yang telah menikah dan memenuhi
persyaratan dilakukan di Klinik JeLiTa Puskesmas Sindang Jaya, Kecamatan Sindang Jaya
pada hari Kamis, 23 Maret 2017 pukul 09.00 WIB – 14:00 WIB. Kegiatan diikuti oleh 38
WUS yang bertempat tinggal dalam cakupan wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh empat orang Dokter Muda Universitas Tarumanagara, dan
petugas dari puskesmas yang bertanggung jawab dengan dukungan dari Puskesmas
Sindang Jaya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi lesi prakanker serviks secara
dini sehingga dapat dilakukan pencegahan lesi untuk menjadi lesi kanker serviks yang
menyebabkan turunnya angka kematian wanita akibat kanker serviks terutama di wilayah
Kabupaten Tangerang.

Kegiatan pemeriksaan diawali dengan pendaftaran dan pengisian formulir IVA


(informed-consent) yang telah disediakan. Kemudian peserta secara bergilir masuk kedalam
Klinik JeLiTa untuk dilakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan dengan baik sesuai
dengan standar operasional prosedur. Setelah hasil pemeriksaan didapatkan, hasil
diberitahukan langsung kepada peserta pemeriksaan dan dilakukan konseling terapi apabila
diperlukan. Peserta kemudian mempersiakan diri dan meninggalkan Klinik JeLiTa.

6.7.3 Monitoring

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 60
6.7.3.1 Jadwal Monitoring dan Pelaksana

Monitoring dilakukan bersamaan dengan berlangsungnya kegiatan pemeriksaan.


Pelaksanaan intervensi dilakukan oleh empat orang Dokter Muda Universitas
Tarumanagara dan petugas puskesmas yang bertanggung jawab.

6.7.3.2 Kendala yang Dihadapi

Tidak ditemukan adanya kendala yang dihadapi dalam kegiatan pemeriksaan IVA.
Intervensi berjalan dengan lancar dan teratur.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 61
6.7.3.3 PDCA Cycle Intervensi 7

Merencanakan kegiatan pemeriksaan IVA.


Merencakan tempat kegiatan pemeriksaan
IVA.
Merencanakan permohonan izin
dilakukannya kegiatan pemeriksaan IVA.
Mempersiapkan formulir IVA (informed-
consent) dari Puskesmas Sindang Jaya.
Sasarannya berupa WUS yang telah
menikah dan bersedia untuk diperiksa.

Merencanakan tindakan konseling dan


rencana terapi pada tes IVA yang
Pemeriksaan dapat dilakukan oleh
Puskesmas secara berkala. dinyatakan positif.

Pemeriksaan dilakukan dengan Telah didapatkannya izin dan dukungan


Standar Operasional Prosedur. dari Puskesmas Sindang Jaya.

WUS yang diperiksa berjumlah Kegiatan dilakukan di Klinik JeLiTa


38 orang. Puskesmas Sindang Jaya

Tempat nyaman dan sesuai Telah ditentukan sasarannya. Sasaran


untuk pemeriksaan. telah mengisi informed-consent.

Sarana dan prasarana tidak ada Melakukan pemeriksaan IVA.


kendala.
Hasil pemeriksaan 38 WUS
adalah negatif yang berarti tidak
ditemukan adanya lesi prakanker
serviks.

Gambar 6.14. PDCA Cycle Intervensi 7

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 62
BAB 7

HASIL INTERVENSI

6.8 Pengolahan Data


Data yang di peroleh melalui mini survey, kuesioner, pre-test, post-test, sesi tanya
jawab, pemeriksaan tes IVA. Data tersebut digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan
WUS di desa Wanakerta, sebelum dan setelah dilakukan penyuluhan yang dilakukan
dokter muda, serta mengetahui jumlah WUS yang melakukan tes IVA untuk deteksi dini
kanker serviks. Data mini survey, pre-test, dan post-test diolah menggunakan manual
dengan program Microsoft excel.
7.2 Penyajian Data
7.2.1 Intervensi 1 : Penyuluhan berjudul “Yuk Cegah Kanker Serviks Dini dengan
IVA”
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2016 pukul 09.00 WIB
selesai di Balai Desa Wanakerta, kecamatan Sindang Jaya. Penyuluhan dihadiri oleh 32
orang WUS dengan tingkat pendidikan paling tinggi adalah Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebanyak 8 orang (25%), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebanyak 8 orang
(25%) dan Sekolah Dasar sebanyak 16 orang (50%). Usia rata-rata WUS yang hadir adalah
35 tahun.
Sebelum dilakukan penyuluhan, Dokter Muda membagikan pre-test kepada setiap
WUS yang hadir di Balai Desa, tujuannya untuk mengetahui tingkat pengetahuan rata-rata
para WUS yang hadir, dan untuk menilai adanya peningkatan pengetahuan mengenai
kanker serviks dan pentingnya deteksi dini dengan tes IVA, sebelum dan sesudah
dilakukannya penyuluhan. Terdapat 14 soal pre-test kanker serviks dan pentingnya deteksi
dini kanker serviks dengan tes IVA.
Pertanyaan dalam pre-test ini memiliki bobot nilai 7,14 poin, untuk setiap
pertanyaan. Peserta penyuluhan mendapatkan skor total 100 jika dapat menjawab dengan
benar semua pertanyaan yang diberikan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 63
Dikatakan terjadi peningkatan apabila terdapat peningkatan sebesar ≥ 20% dari selisih nilai
pre-test dan post-test. Dari hasil perhitungan didapatkan rerata nilai pre-test (mean)
responden pada pre-test adalah 34,5 dan nilai post-test rata-rata adalah 80,1 sehingga
didapatkan peningkatan nilai rata-rata sebanyak 45,6%. Hasil intervensi berupa
peningkatan pengetahuan WUS mengenai pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan
IVA.
7.2.2 Intervensi 2 : Pembagian Pin “Cegah Kanker Serviks dengan tes IVA!!”
Kegiatan pembagian pin “Cegah Kanker Serviks dengan tes IVA” dilakukan
sebelum dimulai kegiatan penyuluhan di Balai Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya,
pada tanggal 20 Maret 2017.
Pembagian pin dibagikan kepada seluruh WUS yang hadir dalam kegiatan
penyuluhan. Tujuannya agar seluruh WUS yang hadir bersemangat dan selalu mengingat
pentingnya melakukan pencegahan kanker serviks dengan deteksi dini melalui pesan yang
tertulis dalam pin (reminder), serta dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan
kepada setiap orang yang membaca pin tersebut. Hasil intervensi berupa penggunaan pin
oleh WUS yang hadir, serta para WUS telah mengingat pesan yang ada pada pin tersebut.
7.2.3 Intervensi 3 : Pembagian Leaflet “Cegah Kanker Serviks dengan IVA!!”
Kegiatan pembagian leaflet “Cegah Kanker Serviks dengan tes IVA” dilakukan
setelah dilakukan kegiatan penyuluhan di Balai Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya.
Pembagian leaflet dibagikan kepada seluruh WUS yang hadir dalam kegiatan
penyuluhan. Tujuannya agar seluruh WUS yang hadir dalam kegiatan penyuluhan akan
selalu meningat informasi yang disampaikan saat dilakukan penyuluhan, karena didalam
leaflet tersebut berisi rangkuman (informasi singkat) dari informasi yang diberikan saat
penyuluhan. Leaflet tersebut dapat menjadi sumber informasi dan pengetahuan kepada
setiap orang yang melihat dan membacanya. Hasil intervensi berupa peningkatan
pengetahuan para WUS mengenai pentingnya pencegahan kanker serviks dengan IVA.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 64
7.2.4 Intervensi 4 : Pemberian Poster “Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes
IVA”

Kegiatan pemberian Poster “Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes IVA”
dilakukan setelah berakhirnya kegiatan penyuluhan di Balai Desa Wanakerta, Kecamatan
Sindang Jaya. Pemberian poster juga diberikan kepada Puskesmas Sindang Jaya.

Pemberian poster, diberikan kepada bidan desa perwakilan Desa Wanakerta, dengan
tujuan setiap orang terutama WUS yang membaca poster tersebut akan mendapatkan
informasi baru dan akurat akan pentingnya deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA,
serta informasi tersebut dapat sebarluaskan kepada WUS lainnya yang tidak ikut hadir
dalam kegiatan penyuluhan. Hasil intervensi berupa dipasangnya poster deteksi dini
kanker serviks dengan tes IVA pada Balai Desa Wanakerta, dan juga Puskesmas Sindang
Jaya, yang akan dibaca oleh semua masyrakat.

7.2.5 Intervensi 5 : Program Wanita “JeLiTa”

Kegiatan sosialisasi program wanita “JeLiTa” dilakukan pada saat berakhirnya


kegiatan penyuluhan. Dalam sosialisasi ini dijelaskan mengenai definisi JeLiTa (Jeli
deteksi dini, Lihat dengan IVA, Tangkis kanker serviks). dan fungsinya sebagai klinik
pemeriksaan khusus untuk memeriksa IVA sebagai deteksi dini mencegah kanker serviks.
Tujuannya agar semua WUS yang hadir, selalu mengingat slogan “JeLiTa” dengan
demikian, mereka akan mengingat juga bahwa deteksi kanker serviks secara dini dengan
IVA adalah penting dalam mencegah kanker serviks, dan akan memeriksakan diri ke klinik
JeLiTa di Puskesmas Sindang Jaya. Hasil intervensi berupa para WUS menjadi mudah
dalam mengingat pentingnya mencegah kanker serviks dengan tes IVA melalui slogan
tersebut, serta di adopsinya slogan JeLiTa menjadi nama klinik khusus pemeriksaan IVA di
Puskesmas Sindang Jaya.

7.2.6 Intervensi 6 : Program Pelatihan Kanker Serviks dan deteksi dini kepada para
Kader

Kegiatan pelatihan mengenai kanker serviks dan deteksi dini dengan tes IVA
kepada kader, dilakukan di Puskesmas Sindang Jaya. Kader yang hadir berasal dari

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 65
perwakilan desa masing-masing yang termasuk dalam wilayah cakupan Puskesmas Sindang
Jaya.

Kegiatan ini dilakukan pada hari Selasa, 21 Maret 2017 pukul 09.00 WIB- selesai,
dan hari Rabu, 22 Maret 2017 pukul 09.00 WIB-selesai. Pelatihan ini dihadiri oleh 8 orang
Kader. Kegiatan pelatihan ini menggunakan lembar balik, dan presentasi power point.
Tujuan dokter muda melakukan kegiatan pelatihan ini kepada para kader, agar mereka
memahami bahaya dari kanker serviks dan betapa pentingnya melakukan deteksi dini,
dengan demikian meskipun Dokter Muda Universitas Tarumanagara sudah tidak bertugas
lagi di Puskesmas Sindang Jaya, namun informasi mengenai bahaya kanker serviks dan
pentingnya deteksi dini akan selalu disebarluaskan kepada para WUS melalui para kader
yang dilatih. Diharapkan dengan dilakukannya kegiatan ini, terjadi peningkatan
pengetahuan para WUS, dan terciptanya kesadaran untuk melakukan deteksi dini demi
mencegah kanker serviks. Hasil intervensi berupa para kader dapat membagikan informasi
mengenai kanker serviks dan pentingnya tes IVA kepada para WUS di Kecamatan Sindang
Jaya.

7.2.7 Intervensi 7 : Pemeriksaan IVA


Kegiatan pemeriksaan tes IVA, dilakukan pada hari Kamis, 23 Maret 2017 pukul
09.00WIB – selesai, bertempat di klinik JeLiTa Puskesmas Sindang Jaya. Peserta dihadiri
oleh seluruh WUS yang hadir saat dilakukannya kegiatan penyuluhan di Balai Desa
Wanakerta. Sebanyak 38 orang. Didapatkan hasil intervensi berupa negatifnya seluruh
pemeriksaan IVA yang telah dilakukan, yang berarti tidak ada lesi prakanker serviks pada
seluruh WUS.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 66
BAB 8

EVALUASI KEGIATAN

8.1 Metode Evaluasi

Metode yang digunakan dalam evaluasi program ini mengunakan pendekatan sistem.

Gambar 8.1 Pendekatan Sistem

8.2 Hasil Evaluasi

Tabel 8.1 Evaluasi program intervensi 1-7


MASUKAN

Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan

Kepala Puskesmas 1 orang 1 orang Tidak Ada

Dokter Muda 4 orang 4 orang Tidak Ada


Man
Bidan Desa 1 orang 1 orang Tidak Ada

Kader Kesehatan 6 orang 6 orang Tidak Ada

• Kertas pre-test Rp. 703.000,- Rp. Tidak Ada


Money
dan post-test 703.000,-
Sumber : dana

Bersambung ke halaman 64
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 67
Sambungan dari halaman 63
• Kertas Absen bersama

• Snack

• LCD, laptop &


PPT

• Pulpen 2 box

• Hadiah

• Pin IVA

• Leaflet

• Poster IVA +
Bingkai

• Formulir
pemeriksaan
IVA

Kertas pretest dan post 60 lembar 64 lembar Ada


test

Leaflet 30 lembar 32 lembar Ada

Snack 40 box 40 box Tidak Ada


Material
Poster IVA 2 buah 2 buah Tidak ada

Pin IVA 40 40 Tidak Ada

Formulir pemeriksaan 30 38 Ada


IVA

Method Penyuluhan WUS Penyuluhan Terlaksana Tidak Ada

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 68
terlaksana
Sambungan dari halaman 64
Pembagian Pin IVA Sewua WUS yang Terlaksana Tidak ada
hadir mendapatkan
Bersambung ke halaman 65
Pin IVA

Pembagian Leaflet Sewua WUS yang Terlaksana Tidak ada


hadir mendapatkan
Leaflet

Program wanita JeLiTa Sewua WUS yang Terlaksana Tidak ada


hadir hapal JeLiTa

Penyerahan Poster 1 di Desa Terlaksana Tidak ada


Wanakerta dan 1 di
Puskesmas

Pelatihan kader 3 kader dapat Terlaksana Tidak ada


melakukan
punyluhan

Pemeriksaan IVA Dokter muda Terlaksana Tidak Ada


melakukan
pemeriksaan

Krioterapi pada WUS Krioterapi Tidak ada Ada


dengan IVA positif oleh dilakukan pada
petugas krioterapi. WUS dengan IVA
positif

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 69
PROSES

Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan

Merencanakan sasaran Terdapat sasaran Dilakukan Tidak Ada


intervensi intervensi

Merencanakan jadwal Jadwal telah disusun, Dilakukan Tidak Ada


dan tempat intervensi tempat telah
ditentukan

Merencanakan isi Isi penyuluhan sudah Dilakukan Tidak Ada


penyuluhan disiapkan

Merencanakan Pretest dan post test Dilakukan Tidak Ada


pembuatan pretest dan sudah disiapkan
post test

Plan- Merencanakan Leaflet sudah Dilakukan Tidak Ada


ning pembuatan leaflet disiapkan

Merencanakan Pin sudah disiapkan Dilakukan Tidak Ada


pembuatan Pin IVA

Merencanakan Poster sudah Dilakukan Tidak Ada


pembuatan Poster IVA disiapkan

Merencanakan Slogan sudah Dilakukan Tidak Ada


pembuatan slogan IVA disiapkan

Merencanakan cara Isi penyuluhan sudah Dilakukan Tidak Ada


pelatihan kader untuk disiapkan agar kader
penyuluhan mengerti isi
penyuluhan

Bersambung ke halaman 67

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 70
Sambungan dari halaman 66
Merencanakan Ada peserta yang Dilakukan Tidak Ada
pemeriksaan IVA mau diperiksa IVA

Tindakan Krioterapi Krioterapi dilakukan Tidak Ada


pada WUS dengan IVA pada WUS dengan dilakukan
positif oleh petugas IVA positif
krioterapi.

Pembagian tugas Tugas telah dibagi Dilakukan Tidak Ada

Pembuatan jadwal Jadwal selesai dibuat Dilakukan Tidak Ada


pelaksanaan

Permintaan izin Mendapat izin dari Dilakukan Tidak Ada


mengadakannya Kepala Puskesmas,
penyuluhan, pembagian Bidan Desa
pin, pembagian leaflet, Wanakerta dan
Organ
penyerahan poster, Kepala Desa
-izing
mensosialisasikan Wanakerta.
program JeLiTa,
pelatihan Kader dan
pemeriksaan IVA kepada
Kepala Puskesmas,
Bidan Desa Wanakerta
dan Kepala Desa
Wanakerta.

Melakukan pembagian Semua peserta Dilakukan Tidak Ada


snack dan pin mendapatkan snack
Actua
dan Pin
ting
Melakukan pretest Pretest terlaksana Dilakukan Tidak Ada

Bersambung ke halaman 68
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 71
Sambungan dari halaman 67
Melakukan penyuluhan Penyuluhan Dilakukan Tidak Ada
mengenai “Deteksi Dini terlaksana dan
Kanker Serviks dengan peserta mengenal
Tes IVA” dan Slogan IVA
Menyampaikan Slogan
IVA

Melakukan pembagian Semua peserta Dilakukan Tidak ada


leaflet mendapatkan leaflet

Melakukan sesi tanya Ada peserta yang Dilakukan Tidak Ada


jawab bertanya

Melakukan post test Post test terlaksana Dilakukan Tidak Ada

Pembagian Door Prize Untuk peserta yang Dilakukan Tidak Ada


dapat menjawab
pertanyaan

Melakukan penyerahan Poster diterima oleh Dilakukan Tidak Ada


Poster kepada Bidan Kepala Desa
Desa Wanakerta Wanakerta

Melakukan pelatihan Kader terlatih Dilakukan Tidak Ada


kepada Kader

Melakukan pemeriksaan Pemeriksaan IVA Dilakukan Tidak Ada


IVA terlaksana

Tindakan krioterapi pada Krioterapi dilakukan Tidak Ada


WUS dengan IVA positif pada WUS dengan Dilakukan
oleh petugas krioterapi IVA positif

Bersambung ke halaman 69
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 72
Sambungan dari halaman 68
Memantau kegiatan Kegiatan Dilakukan Tidak Ada
pelaksanaan intervensi pelaksanaan
intervensi terpantau
baik

Mengoreksi jawaban Hasil nilai pretest Dilakukan Tidak Ada


Contr
pretest dan post test dan post test
olling
terkoreksi

Memantau kegiatan Kegiatan pelatihan Dilakukan Tidak Ada


pelatihan kader kader terpantau baik

Mencatat data hasil Hasil pemeriksaan Dilakukan Tidak Ada


pemeriksaan IVA IVA tercatat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 73
KELUARAN

Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan

Peningkatan pengetahuan Terjadi peningktan Peningkatan Ada


WUS peserta penyuluhan nilai post test pengetahuan
tentang pentingnya deteksi dibandingkan pretest setelah
dini Kanker Serviks dengan sebesar > 20 % pada intervensi
tes IVA. WUS peserta sebesar 45.6 %
penyuluhan.

Peningkatan pengetahuan Kader kesehatan dapat Kader Tidak Ada


Kader kesehatan Puskesmas menyampaikan menyampaikan
Sindang Jaya tentang informasi kepada informasi
deteksi dini Kanker Serviks WUS wilayah tentang deteksi
dengan tes IVA sehingga Kecamatan Sindang dini Kanker
kader dapat menyampaikan Jaya tentang deteksi Serviks kepada
informasi ini kepada WUS. dini Kanker Serviks WUS dengan
dengan tes IVA. baik.

Semua WUS peserta Terdapat WUS peserta Semua peserta Tidak Ada
penyuluhan bersedia penyuluhan yang mau yang diperiksa
melakukan screening dilakukan IVA hasilnya
dengan tes IVA pemeriksaan IVA di negatif (100%)
Puskesmas Sindang
Jaya sebanyak 38
orang.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 74
Lingkungan, Umpan Balik dan Dampak

Variabel Tolok Ukur Data Kesenjangan

Lingkungan Fisik :

Akses ke Transportasi Transportasi Tidak Ada


Puskesmas tersedia dan dapat
akses jalan menggunakan
mudah dilewati angkot atau
motor pribadi
dengan akses
jalanan baik.

Non-Fisik : Tidak Ada


Dukungan Mendapat Didapatkan
masyarakat dan dukungan dari dukungan
peran serta masyarakat dan masyarakat dan
petugas
peran serta dari peran serta
kesehatan Bidan desa dan yang baik dari
setempat kader Desa Bidan desa dan
Wanakerta. kader.

Umpan Balik Hasil output Digunakan Digunakan Tidak Ada


dijadikan sebagai
masukan kepada
Puskesmas

Dampak Jumlah WUS Meningkat Belum dapat Belum dapat


yang melakukan dinilai dinilai
pemeriksaan IVA
di Puskesmas
Sindang Jaya

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 75
BAB 9

KESIMPULAN

1. Masalah utama yang menyebabkan rendahnya jumlah Wania Usia Subur (WUS)
yang melakukan pemeriksaan IVA di wilayah kerja Puskesmas Sindang Jaya adalah
faktor perilaku WUS yaitu kurangnya pengetahuan WUS di Puskesmas Kecamatan
Sindang Jaya tentang Kanker leher rahim mulai dari apa itu Kanker Serviks,
penyebabnya, faktor risiko, gejala, pencegahan dengan vaksinasi, penanganan dini
dengan krioterapi dan juga kurangnya kesadaran WUS akan pentingnya deteksi dini
Kanker Serviks dengan IVA.
2. Masalah–masalah penyebab yang menyebabkan rendahnya WUS yang melakukan
tes IVA di Puskesmas Sindang Jaya adalah :
 Kurangnya usaha promosi kesehatan dan pemberian edukasi dari tenaga
kesehatan tentang Kanker Serviks sehingga pengetahuan warga tentang Kanker
Serviks sangat kurang (33.3 % WUS belum pernah mendengar tentang Kanker
Serviks).

 Kurangnya usaha promosi keshatan dan pemberian edukasi dari tenaga


kesehatan tentang deteksi dini Kanker Serviks dengan IVA (80 % WUS belum
pernah mendengar tentang pemeriksaan IVA).

 WUS masih ragu-ragu untuk melakukan pemerikssan IVA dengan alasan


memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang prosedur dan manfaat dari
pemeriksaan IVA.
3. Intervensi sebagai bagian dari alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan
dalam jangka pendek dan memiliki daya ungkit yang besar dalam menunjang tujuan
jangka menengah dan jangka panjang yaitu dilakukan 7 intervensi yaitu :

 Melakukan penyuluhan mengenai pentingnya deteksi dini Kanker Serviks


dengan tes IVA.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 76
 Melakukan pembagian pin yang berisikan tulisan “Cegah Kanker Serviks
dengan tes IVA” dengan tujuan agar WUS selalu mengingat dan mengetahui
pentingnya deteksi dini Kanker Serviks dengan tes IVA.

 Melakukan pembagian leaflet yang berisi informasi tentang Kanker Serviks dan
deteksi dini Kanker serviks dengan tes IVA.

 Memberikan Poster yang bertuliskan “ Deteksi Dini Kanker Serviks dengan tes
IVA yang berguna sebagai media informasi bagi WUS dan warga Kecamatan
Sindang Jaya.

 Mensosialisaikan program wanita JeLiTa agar mempermudah WUS dalam


mengingat sehigga WUS mengerti akan pentingnya pencegahan Kanker Serviks
dengan tes IVA melalui slogan JeLiTa.

 Melakukan program pelatihan Kader tentang “deteksi dini Kanker Serviks


dengan tes IVA” agar kader-kader kesehatan dapat ikut berperan dalam
membagikan ilmu kepada warga Kecamatan Sindang Jaya.

 Mengadakan pemeriksaan IVA untuk deteksi dini Kanker Serviks pada WUS
peserta penyuluhan yang sudah setuju.

4. Hasil dari intervensi yang dilakukan adalah :

 Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) meningkat tentang Kanker Serviks dan
deteksi dini Kanker Serviks dengan tes IVA dengan rata-rata nilai 34.5 menjadi
80.1 (peningkatan 45.6%).

 WUS yang hadir pada acara penyuluhan mengenakan pin dan para WUS telah
mengingat pesan yang ada pada pin tersebut.

 Leaflet menjadi sumber informasi dan pengetahuan kepada setiap orang yang
melihat dan membacanya sehingga terjadi peningkatan pengetahuan para WUS
mengenai pentingnya pencegahan Kanker Serviks dengan IVA.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 77
 Terpasangnya poster deteksi dini Kanker Serviks dengan tes IVA di Balai Desa
Wanakerta, dan Puskesmas Sindang Jaya, yang akan dibaca oleh semua
masyarakat.

 Slogan JeLiTa membuat para WUS menjadi mudah dalam mengingat


pentingnya mencegah kanker serviks dengan tes IVA, serta di adopsinya slogan
JeLiTa menjadi nama klinik khusus pemeriksaan IVA di Puskesmas Sindang
Jaya.

 Para Kader kesehatan Puskesmas Sindang Jaya dapat membagikan informasi


mengenai Kanker Serviks dan pentingnya tes IVA kepada para WUS di
Kecamatan Sindang Jaya.

 WUS peserta penyuluhan di Balai Desa Wanakerta yang hadir untuk dilakukan
pemeriksaan IVA sebanyak 32 orang (100%) ditambah 6 WUS yang lain
dengan total yang hadir 38 orang. Didapatkan hasil berupa negatifnya seluruh
pemeriksaan IVA yang telah dilakukan, yang berarti tidak ada lesi prakanker
serviks pada seluruh WUS.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 78
BAB 10
SARAN

10.1 Saran bagi Wanita Usia Subur (WUS) Desa Wanakerta:

 Bagi yang telah mengikuti penyuluhan disarankan dapat membagi informasi


yang didapatkan saat penyuluhan kepada WUS yang tidak hadir saat
penyuluhan
 Bagi seluruh WUS Desa Wanakerta diharapkan untuk menjauhi faktor-
faktor risiko kanke rserviks dan penularan virus HPV.
 Bagi seluruh WUS Desa Wanakerta diharapkan untuk berinisiatif melakukan
pemeriksaan IVA dan diulang setiap lima tahun sekali.
 Bagi seluruh WUS Desa Wanakerta diharapkan dapat memiliki
kewaspadaan terhadap gejala dari kanker serviks.
10.2 Saran bagi Kader Puskesmas Sindang Jaya:
 Meningkatkan frekuensi penyuluhan pada WUS mengenai kanker serviks
dan pentingnya deteksi dini dengan pemeriksaan IVA.
 Menjalankan dan mempromosikan program pemeriksaan IVA di Puskesmas.
10.3 Saran bagi Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya:

 Pemegang promosi kesehatan disarankan untuk meningkatkan kegiatan


promotif dan preventif tentang penyakit kanker leher.
 Melanjutkan dan memantau program intervensi.
 Memotivasi kader/ bidan Desa untuk membawa beberapa WUS setiap
minggu ke Puskesmas untuk periksa IVA di klinik JeLiTa.
10.4 Saran bagi kelompok selanjutnya:

 Melakukan pemantauan hasil intervensi yang telah dilakukan


 Melakukan edukasi kepada kader Desa secara berkala di wilayah Puskesmas
Sindang Jaya.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 79
 Mengembangkan solusi dan intervensi lain dalam meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran kanker serviks pada WUS di wilayah kerja
Puskesmas.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 80
DAFTAR PUSTAKA

1. Department of Health. Basic Principles of Healthy Cities : Community


Diagnosis. Department of Health. 2009 [cited 2017 Mar 13]. Available from :
http://www.chp.gov.hk/files/pdf/hcp_community_diagnosis_en.pdf
2. Siegel R, Brawley O, Jemal A. Cancer Statistics: The Impact of Eliminating
Socioeconomic and Racial Disparities on Premature Cancer Deaths. CA Cancer J
Clin. 2011 Jul-Aug; 61(4): 212 - 36.
3. Schoueri-Mychasiw N, McDonald PW. Factors Associated with Underscreening
for Cervical Cancer Among Women in Canada. Asian Pac J Cancer Prev. 2013;
14(11): 6445-50.
4. Wang JL, et al. Application of human Papillomavirus in Screening for Cervical
Cancer and Precancerous Lesions. Asian Pac J Cancer Prev. 2013; 14(5): 2979-
82.
5. Rai AK, et al. Hybrid Capture 2 Assay Based Evaluation of High-Risk HPV
Status in Healthy Women of North-East India. Asian Pac J Cancer Prev. 2014;
15(2): 861-5.
6. Kementrian Kesehatan RI. Situasi Penyakit Kanker (Hari Kanker Sedunia).
Jakarta; 2015 [cited 2017 Mar 14]. Available from :
www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf
7. Melianti M. Skrining Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat (IVA) Tes. Jakarta: Departmen Kesehatan Republik Indonesia;
2008.
8. Desby J, Hadrians K. Pemeriksaan Metode IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat)
untuk pencegahan Kanker Serviks. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan. 2015
April; 2(2): 169-174.
9. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 81
10. Budiningsih S, Prihartono J, Kekalih A. Buku Keterampilan Klinis Ilmu
Kedokteran Komunitas. Jakarta: Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas FKUI;
2014;14–15.
11. Bertiani SE. Cara Cerdas Menghadapi Kanker Serviks (Leher Rahim).
Yogyakarta: Genius Printika; 2009.
12. World Health Organization. Cervical Cancer Screening. Lyon: IARC press;
2005; 10: 13-20.
13. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2013.
14. Novel S. Sinta, et al. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV).
Jakarta: Javamedia Network; 2010.
15. Balleyguier C, Sala E, Da Cunha T, et al. Staging of Uterine Cervical Cancer
with MRI. Eur Radiol. 2011 May 21: 1102.
16. Komite Penanggulangan Kanker Nasional. Panduan Penatalaksanaan Kanker
Serviks. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014 [cited 2017 Mar 25].
Available from : http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKServiks.pdf
17. Delia W. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar
Kejora; 2010.
18. Camisao CC, et al. Magnetic Resonance Imaging in The Staging of Cervical
Cancer. Radiol Bras. Sao Paulo. 2007 May. 40(3): 207-215.
19. American Joint Committee on Cancer. Cervix Uteri Cancer Staging. American
Cancer Society. 7th ed. 2009 [cited 2017 Mar 20]. Available from :
https://cancerstaging.org/references-
tools/quickreferences/Documents/CervixMedium.pdf
20. Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya. Profil Puskesmas Kecamatan Sindang Jaya.
Tangerang: Puskesmas Sindang Jaya; 2016.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 82
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1: Kuesioner mini survey kanker leher rahim dan pemeriksaan IVA
KUESIONER (MINI SURVEY) MENGENAI TINGKAT PENGETAHUAN DAN
KESADARAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DAN IVA
PUSKESMAS SINDANG JAYA TANGERANG 2017
Identitas Ibu

Nama :…………………...

Usia :…………………..

Pendidikan terakhir (SD/SMP/SMA/D3/S1):………………….

Pekerjaan :…………………...

Pekerjaan suami :……………………

Alamat :…………………...

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan tanda (x) :

1. Apakah kanker serviks?


a. Kanker di payudara
b. Kanker di indung telur
c. Kanker di leher rahim
d. Kanker di vagina

2. Apakah ibu pernah mendengar tentang kanker leher rahim?


a. Iya
b. Tidak

3. Jika menjawab iya, dari manakah informasi tersebut? Jika tidak, lanjut ke nomor 4.
a. Puskesmas
b. Bidan desa
c. Televisi
d. Tetangga / keluarga

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 83
4. Siapa saja yang berisiko tinggi terkena kanker leher rahim?
a. Anak-anak ( 0 - 12 tahun)
b. Remaja ( 12 - 18 tahun)
c. Wanita usia subur (25 - 45 tahun)
d. Wanita usia lanjut (>55 tahun)

5. Berapa umur ibu saat melahirkan anak pertama?


a. 15-20 tahun
b. 20-25 tahun
c. 30-40 tahun
d. Lebih dari 40 tahun

6. Apakah yang merupakan faktor risiko dari kanker leher rahim? (boleh dijawab lebih
dari satu)
a. Tidak menggunakan kontrasepsi
b. Sering berganti-ganti pasangan
c. Berhubungan seksual sejak usia muda
d. Sering makan-makanan cepat saji (fast food)
e. Merokok

7. Berapakah jumlah anak ibu?


a. Satu
b. Dua - Tiga
c. Lebih dari tiga
d. Lebih dari lima

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 84
8. Apa jenis kontrasepsi (KB) yang ibu gunakan?

a. Pil
b. Suntik, 3 atau 6 bulan
c. Implan
d. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
e. Tidak menggunakan KB

9. Apakah penyebab dari kanker leher rahim?


a. Kebersihan kelamin yang kurang
b. Infeksi virus HPV
c. Infeksi jamur
d. Ditularkan dari orang lain

10. Apakah gejala dari kanker leher rahim?


a. Sering nyeri pinggang
b. Lemas dan lesu
c. Keringat dingin
d. Pendarahan saat berhubungan intim

11. Apakah ibu pernah mendengar tentang IVA?


a. Iya
b. Tidak

12. Jika iya, apakah kepanjangan dari IVA? Jika tidak, lanjut ke no. 13
a. Inspeksi Vagina Awal
b. Infeksi Vagina Akut
c. Inspeksi Visual Asam-asetat
d. Investigasi Visual Awal

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 85
13. Siapakah yang boleh melakukan pemeriksaan IVA?
a. Semua wanita (anak, remaja, usia subur, usia lanjut)
b. Wanita yang sudah berhubungan intim
c. Wanita yang belum berhubungan intim
d. Wanita yang sudah melahirkan

14. Apakah anda mengetahui bahwa kanker leher rahim dapat dicegah dengan
melakukan vaksinasi?
a. Iya
b. Tidak

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 86
Lampiran 2 : Soal pretest dan post test yang dibagikan saat penyuluhan

PRE DAN POST – TEST


PENYULUHAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK DENGAN IVA
PUSKESMAS SINDANG JAYA
TANGERANG 2017
Nama :............................... Pekerjaan :......................

Umur :............................... Pekerjaan suami :......................

Alamat :............................... Pendidikan terakhir :......................

1. Apa yang dimaksud dengan kanker leher rahim/ serviks ?


a. Keganasan pada rahim c. Infeksi menular seksual
b. Keganasan pada payudara d. Keganasan pada anus

2. Apa saja faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker leher rahim ?
a. Setia pada satu pasangan
b. Makan makanan pedas
c. Jarang mandi
d. Berhubungan seksual dengan banyak pasangan

3. Apakah penyebab kanker leher rahim itu ?


a. Virus HPV
b. Kuman TBC
c. Virus HIV
d. Virus Dengue

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 87
4. Apa yang dimaksud dengan tes IVA ?

a. Pemeriksaan payudara
b. Pemeriksaan bagian mulut rahim dengan larutan asam asetat
c. Pemerikasaan kehamilan
d. Pemeriksaan gigi

5. Apa sih kepanjangan dari IVA ?


a. Inspeksi Vagina Anda
b. Inspeksi Visual dengan Asam asetat
c. Infeksi Vagina Akut
d. Infeksi Vulva Akut

6. Bagaimana cara pencegahan kanker leher rahim ?


a. Setia satu pasangan c. Tidak mempunyai banyak anak
b. Tidak melakukan seks bebas d. Semua benar

7. Kapan waktunya untuk melakukan tes IVA?


a. 1 bulan sekali c. Jika sudah berhubungan seksual
b. 3 bulan sekali d. Sebelum menikah

8. Siapakah yang bisa terkena kanker leher rahim ?


a. Laki-laki dewasa c. Wanita usia subur
b. Anak-anak d. Bayi baru lahir

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 88
9. Apa salah satu tanda-tanda terkena kanker rahim?
a. Perdarahan setelah melakukan hubungan seksual
b. Nyeri saat berhubungan seksual
c. Keputihan yang berbau
d. Semua benar

10. Imunisasi apakah yang bisa lakukan untuk terhidar dari kanker leher rahim?
a. Imunisasi BCG c. Imunisasi DPT
b. Imunisasi gardasil d. Imunisasi influenza

11. Mulai umur berapakah wanita dapat di imunisasi untuk mencegah kanker
leher rahim ?
a. 12 tahun c. 25 tahun
b. 20 tahun d. 1 tahun

12. Apa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker leher rahim
?
a. USG c. Rontgen
b. Pap smear dan tes IVA d. Pemeriksaan colok dubur

13. Menurut anda apa terapi yang dapat diberikan jika kanker leher rahim dapat
terdeteksi dini?
a. Krioterapi c. Laser
b. Elektrokauter d. Semua benar

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 89
14. Menurut anda mengapa deteksi dini kanker leher rahim itu penting?
a. Karena murah
b. Karena takut
c. Karena stadium awal sering tanpa gejala
d. Karena ikut-ikutan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 90
Lampiran 3 : Hasil kuesioner (minisurvey) pada WUS

Karakteristik WUS Kognitif (Pengetahuan)


Tingkat Pendidikan Σ = 30 Kanker Serviks Σ = 30
SD 11 Pernah dengar 20
SMP 5 Definisi 12
SMA 15 Etiologi 6
D3/Sarjana 0 Epidemiologi 18
Usia pertama melahirkan Faktor Risiko 21
<20 thn 10 Gejala 12
20-25 thn 18 IVA
30-40 thn 2 Pernah dengar 6
> 40 thn 0 Singkatan 2
Jumlah anak Syarat 7
1 9 Vaksinasi 14
2–3 15
>3 4
>5 2

Sikap Psikomotor

Mau IVA gratis Σ = 30 Σ = 30


Pernah melakukan
Iya 17
tes IVA 0
Ragu-ragu 11 Tidak pernah melakukan
tes IVA 30
Tidak 2
Alasan penolakan
Ijin suami 2
Perlu penjelasan lebih lanjut 8
Rasa takut sakit 1
Tidak merasa berkepentingan 0

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 91
Lampiran 4: Daftar nilai pretest dan post test untuk Wanita Usia Subur

No Nama Pre Test Post Test Hasil


1 Ny. IJ 28,5 71,4 Meningkat
2 Ny. LF 28,5 85,7 Meningkat
3 Ny. N 28,5 71,4 Meningkat
4 Ny. K 28,5 71,4 Meningkat
5 Ny. S 35,7 85,7 Meningkat
6 Ny. F 35,7 78,5 Meningkat
7 Ny. OF 35,7 78,5 Meningkat
8 Ny. N 35,7 71,4 Meningkat
9 Ny. M 35,7 71,4 Meningkat
10 Ny. Oy 42,8 92,8 Meningkat
11 Ny. Su 35,7 71,4 Meningkat
12 Ny. J 28,5 85,7 Meningkat
13 Ny. NL 35,7 85,7 Meningkat
14 Ny. Rr 42,8 78,5 Meningkat
15 Ny. RM 42,8 78,5 Meningkat
16 Ny. H 42,8 85,7 Meningkat
17 Ny. I 42,8 92,8 Meningkat
18 Ny. O 42,8 85,7 Meningkat
19 Ny. A 42,8 78,5 Meningkat
20 Ny. S 35,7 78,5 Meningkat
21 Ny. SL 42,8 92,8 Meningkat
22 Ny. J 42,8 78,5 Meningkat
23 Ny. LL 42,8 85,7 Meningkat
24 Ny. I 42,8 85,7 Meningkat

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 92
25 Ny. R 28,5 71,4 Meningkat
26 Ny. MR 28,5 78,5 Meningkat
27 Ny. Y 35,7 78,5 Meningkat
28 Ny. GR 42,8 71,4 Meningkat
29 Ny. PL 28,5 85,7 Meningkat
30 Ny. A 14,2 78,5 Meningkat
31 Ny. SW 35,7 78,5 Meningkat
32 Ny. T 14,2 78,5 Meningkat
Rata-rata 34,5 80,1

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 93
Lampiran 5 : Intervensi

Lampiran 5.1 Kegiatan Penyuluhan

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 94
Lampiran 5.2 Media informasi
berupa poster, pin dan leaflet.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 95
Lampiran 5.3 Slogan JeLiTa yang digunakan menjadi
nama Klinik IVA

Lampiran 5.4 Pelatihan kader


melakukan penyuluhan di
Puskesmas

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 96
Lampiran 5.5 Pemeriksaan IVA
pada WUS oleh dokter muda.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 97
Lampiran 6 : Dokumentasi

Lampiran 6.1 Menyambut peserta penyuluhan yang


datang dengan pembagian snack dan pre-test.

Lampiran 6.2 Sambutan dari Bpk. Darma (SekDes), Bpk.


Bawon (Babinsa) dan dr. Bulan (Kapuskes Sindang Jaya)

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 98
Lampiran 6.3 Penyuluhan di Balai Desa Wanakerta

Lampiran 6.4 Sesi tanya jawab yang diikuti dengan pembagian hadiah.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 99
Lampiran 6.5 Pemberian poster ke perwakilan Desa Wanakerta

Lampiran 6.6 Pin “Cegah Kanker Serviks dengan Tes IVA”

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 100
Lampiran 6.7 Foto bersama setelah penyuluhan selesai

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 101
Lampiran 6.8 Pelaksanaan pemeriksaan IVA
pada keesokan hari setelah penyuluhan yang
dihadiri lebih dari jumlah peserta
penyuluhan.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 102
Lampiran 6.9 Pelatihan kader melakukan penyuluhan di Puskesmas
menggunakan lembar balik.

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 103
Lampiran 6.10 Foto bersama Bpk. Abdul Salam KP sebagai Kepala
Kecamatan Sindang Jaya

Lampiran 6.11 Berpartisipasi dalam lomba tes IVA – PKK


tingkat Provinsi Banten

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 104
Lampiran 6.12 Berita dari www.tangerangsatu.co.id

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 7 Maret – 30 Maret 2017 105

Anda mungkin juga menyukai