Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI PRAKTIS/KLINIS

DIABETES MELLITUS & HIPERLIPIDEMIA

DISUSUN OLEH :

NAMA : MONA KHUSNUL KHOTIMA

NIM : 61608100816035

DOSEN : Aprilya Sri Rachmayanti, S.Farm., Apt

KELOMPOK : 2 (dua)

TGL PRAKTIKUM : Sabtu, 23 November 2019

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

MITRA BUNDA PERSADA

BATAM

2019
PERCOBAAN IV

DIABETES MELLITUS

A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
 Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrinning resep pasien DM
kondisi khusus
 Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis dan bahan dalam resep
pasien DM kondisi khusus
 Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan konselling
pasien DM kondisi khusus.

B. Landasan Teori
Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pancreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 150 juta orang di dunia mengidap diabetes
mellitus. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2005
dan sebagian besar peningkatan itu akan terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Populasi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan
berkisar antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah penduduk sekitar
200 juta jiwa berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes.
Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta jiwa.
Pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita (Promosi Kesehatan
Online, Juli 2005). Walaupun Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak
menyebabkan kematian secara langsung tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya
tidak tepat. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara multidisiplin yang
mencakup terapi non-obat dan terapi obat.
Gejala klinik penyakit Diabetes Mellitus :
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala
yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering
dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia
(sering haus) dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul
keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada
tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus) dan
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
 Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas dan
pruritus (gatal-gatal pada kulit).
 Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2
seringkali muncul tanpa diketahuindan penanganan baru dimulai beberapa tahun
kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari
luka, daya penglihatan makin buruk dan umumnya menderita hipertensi,
hiperlipidemia, obesitas dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Diagnosis DM ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula dalam darah. DM ditandai
dengan hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan:
 Pemeriksaan gula darah puasa : ≥126 mg/dL
 Pemeriksaan gula darah sewaktu (acak) : ≥200 mg/dL
 Pemeriksaan gula darah 2 jam sesudah makan : ≥200 mg/dL

Faktor penyebab penyakit Diabetes Mellitus :


Berikut ini faktor penyebab penyakit Diabetes Melitus :
 Riwayat keluarga
Faktor keturunan atau genetik punya kontribusi yang tidak bisa diremehkan untuk
seseorang terserang penyakit diabetes. Menghilangkan faktor genetik sangatlah
sulit. Yang bisa dilakukan untuk seseorang bisa terhindar dari penyakit diabetes
melitus karena sebab genetik adalah dengan memperbaiki pola hidup dan pola
makan.
 Obesitas atau kegemukan
Kegemukan bisa menyebabkan tubuh seseorang mengalami resistensi terhadap
hormon insulin. Sel-sel tubuh bersaing ketat dengan jaringan lemak untuk
menyerap insulin. Akibatnya organ pankreas akan dipacu untuk memproduksi
insulin sebanyak-banyaknya sehingga menjadikan organ ini menjadi kelelahan
dan akhirnya rusak.
 Mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi
Makanan berkolesterol tinggi juga diyakini memberi kontribusi yang cukup tinggi
untuk seseorang mudah terserang penyakit diabetes mellitus. Batasi konsumsi
kolestorol tidak lebih dari 300 mg per hari.
 Hipertensi atau darah tinggi
Jagalah tekanan darah tetap di bawah 140/90 mmHg. Jangan terlalu banyak
konsumsi makanan yang asin-asin. Garam yang berlebih memicu untuk seseorang
teridap penyakit darah tinggi yang pada akhirnya berperan dalam meningkatkan
resiko untuk terserang penyakit diabetes mellitus.
 Terlalu sering konsumsi obat-obatan kimia
Konsumsi obatan kimia dalam jangka waktu yang lama diyakini akan
memberikan efek negatif yang tidak ringan. Salah satu obat kimia yang sangat
berpotentsi sebagai penyebab diabetes adalah THIAZIDE DIURETIK dan BETA
BLOKER. Kedua jenis obat tersebut sangat meningkatkan resiko terkena diabetes
mellitus karena bisa merusak pankreas.

Penggolongan penyakit Diabetes Mellitus :

Diabetes mellitus digolongkan menjadi :

 DM Tipe 1
DM tipe 1 disebut juga dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM),
yaitu DM yang muncul pada masa anak-anak sampai dewasa muda. DM tipe 1
disebabkan karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β pankreas
yang didasari oleh proses autoimun.
 DM Tipe 2
DM tipe 2 disebut juga dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM), yaitu DM yang ditandai dengan defisiensi dan resistensi insulin. DM
tipe 2 disebabkan karena gaya hidup yang salah, yaitu “Diabetogenic Lifestyle”.
Yang dimaksud diabetogenik lifestyle adalah konsumsi kalori berlebih, kurang
olahraga dan obesitas. Selain itu dipengaruhi juga oleh faktor genetik. DM tipe 2
ditandai dengan defisiensi dan resisten insulin.
 DM Gestasional
Intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan. Terapi DM gestasional
bertujuan untuk menurunkan kecacatan dan kematian pada ibu dan janin.

Pengobatan penyakit Diabetes Mellitus :

Pengobatan Diabetes Mellitus bertujuan untuk menghilangkan gejala dan tanda


Diabetes Mellitus, tercapainya pengendalian kadar glukosa dalam darah dan mencegah
terjadinya progresivitas penyulit seperti mikroangiopati dan neuropati. Pada DM tipe 1
dan DM gestasional pengobatan menggunakan insulin sedangkan pada DM tipe 2
pengobatan menggunakan obat hiperglikemik oral (OHO). Sedangkan pengobatan
farmakologi pada penderita DM harus diiringi dengan pengobatan non farmakologi yaitu
pengaturan pola makan dan olahraga yang teratur.

Pengobatan farmakologi dengan obat hiperglikemik oral :

 Sulfonilurea
Golongan ini bekerja dengan merangsang produksi insulin. Yang termasuk dalam
golongan ini adalah glibenklamid, glikazid, gliplizid dan glimepirid.
 Biguanid
Golongan ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah metformin.
 Thiazolidindion
Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin di otot,
hepar, dan jaringan lemak secara tidak langsung dengan mengaktivitasi PPAR-γ.
PPAR-γ merupakan faktor penting dalam transkripsi inti pada diferensi sel lemak
dan metabolisme asam lemak. Contoh golongan ini adalah pioglitazon dan
rosiglitazon.
 α-Glukosidase Inhibitors
Golongan ini bekerja dengan cara mencegah pemecahan sukrosa dan karbohidrat
oleh enzim α glukosidase di usus halus sehingga waktu absorpsi karbohidrat lebih
lama. Contoh golongan ini adalah akarbose.

Pengobatan non farmakologi :

 Pengaturan diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet
yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai
berikut :
o Karbohidrat : 60 - 70 %
o Protein : 10 - 15 %
o Lemak : 20 – 25 %
 Olahraga
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal. Saat ini ada dokter olahraga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk
mengatur jenis dan porsi olahraga yang sesuai untuk penderita diabetes.
Prinsipnya tidak perlu olahraga berat tetapi olahraga ringan dilakukan secara
teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
C. Alat dan Bahan
 Resep
 Etiket
 Zat obat
 Copy resep
 Sampel obat
 Lembar kerja.

D. Prosedur Kerja
1. Memilih salah satu resep yang telah disediakan
2. Melakukan skrinning terhadap resep meliputi kelengkapan administrasi,
kesesuaian farmasetis, dosis dan pertimbangan klinis
3. Menyiapkan obat sesuai permintaan dalam resep
4. Membuat etiket dan copy resep
5. Menyerahkan obat disertai KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan
konseling kepada pasien.
E. Hasil Pengamatan
Tulis ulang resep yang didapatkan :

R/ Lantus no. II

S. 0-0-20 unit

R/ Lisinopril no. XXX

S. 1dd1

R/ Candesartan no. XXX

S. 1dd1

R/ Gemfibrozil no. XXX

S. 1dd1

R/ Cefadroxil no. XV

S. 2dd1

Pro : Semangat (60 thn)


SKRINNING RESEP
No URAIAN PADA RESEP
ADA TIDAK
Inscription
Identitas dokter :
1. Nama dokter 
2. SIP dokter 
3. Alamat dokter 
4. Nomor telepon 
5. Tempat dan tanggal penulisan resep 
Invocatio
6. Tanda resep diawal penulisan resep 
(R/)
Prescriptio/ordonatio
7. Nama obat 
8. Kekuatan obat 
9. Jumlah obat 
Signatura
10. Nama pasien 
11. Jenis kelamin 
12. Umur pasien 
13. Berat badan 
14. Alamat pasien 
15. Aturan pakai obat 
16. Iter/tanda lain 
Subscriptio
17. Tanda tangan/paraf dokter 
Kesimpulan :
Resep tersebut lengkap/tidak lengkap (coret salah satu)
Kalau resep tidak lengkap jelaskan alasannya
Karna di resep tersebut tidak terdapat kekuatan obat, jenis kelamin pasien,
berat badan pasien, alamat pasien, iter/tanda lain dan tanda tangan/paraf
dokter.

Solusinya :
Menanyakan kepada pasien mengenai data pasien yang tidak lengkap dan
menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai ketidaklengkapan resep
tersebut.
PERTIMBANGAN KLINIS
No NAMA OBAT KOMPOSISI INDIKASI
1. Lantus insulin Tiap 1 ml mengandung : Mengobati diabetes mellitus tipe
Insulin glargine 100 UI/ml 1/IDDM pada dewasa, remaja & anak >
8 tahun
2. Lisinopril tab Tiap 1 tab mengandung : Mengendalikan tekanan darah tinggi
Lisinopril 10 mg (hipertensi)
3. Candesartan tab Tiap 1 tab mengandung : Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Candesartan 8 mg
4. Gemfibrozil tab Tiap 1 tab mengandung : Mengobati hiperlipidemia yaitu kondisi
Gemfibrozil 600 mg ketika kadar lemak seperti kolesterol
dan trigliserida dalam darah terlalu
tinggi
5. Cefadroxil tab Tiap 1 tab mengandung : Mengatasi infeksi bakteri yang ada
Cefadroxil 500 mg ditenggorokan, saluran kencing, kulit
atau jantung.

DOSIS OBAT

No NAMA OBAT DOSIS DIRESEP DOSIS MENURUT LITERATUR


(cantumkan literaturnya)
1. Lantus insulin 100 UI/ml 100 UI/ml (ISO Vol. 48)
2. Lisinopril tab 10 mg 2,5 mg, 5 mg, 10 mg, 20 mg, 30 mg, 40
mg (Medscape)
3. Candesartan tab 8 mg 4 mg, 8 mg, 16 mg, 32 mg (Medscape)
4. Gemfibrozil tab 600 mg 600 mg (Medscape)
5. Cefadroxil tab 500 mg 500 mg (Medscape).

Kesimpulan :
Dosis yang digunakan sudah sesuai dengan literatur tetapi obat antibiotik cefadroxil
seharusnya tidak diberikan dalam kasus ini dikarenakan penyakit yang dialami pasien
bukanlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Kalau ada yang tidak sesuai maka solusinya :
Tidak perlu diberikan penggunaan antibotik cefadroxil.
ATURAN PAKAI

No NAMA OBAT ATURAN PAKAI DIRESEP ATURAN PAKAI MENURUT


LITERATUR
(cantumkan literaturnya)
1. Lantus insulin 1x sehari 20 unit sesudah makan 1x sehari 100 UI/ml sesudah
(malam hari). makan (pagi atau malam hari
pada saat yang sama setiap hari
nya) (ISO Vol. 48)
2. Lisinopril tab 1x sehari 1 tablet sesudah makan 1x sehari 1 tablet sesudah makan
(pagi hari). (Medscape)
3. Candesartan tab 1x sehari 1 tablet sesudah makan 1x sehari 1 tablet sesudah makan
(pagi hari). (Medscape)
4. Gemfibrozil tab 1x sehari 1 tablet 30 menit 1x sehari 1 tablet 30 menit
sebelum makan (malam hari). sebelum makan pagi atau makan
malam (Medscape)
5. Cefadroxil tab 2x sehari 1 tab sesudah makan 2x sehari 1 tablet sesudah makan
(pagi dan malam hari) harus (Medscape).
dihabiskan.

Kesimpulan :
Aturan pakai yang digunakan sudah sesuai dengan literatur.
Kalau ada yang tidak sesuai maka solusinya : -

PEMILIHAN OBAT

No Kategori Pada Resep


Sesuai Tidak sesuai
1. Bentuk sediaan 
2. Pemilihan obat sesuai umur pasien 

Kalau tidak sesuai jelaskan kenapa : -


INTERAKSI OBAT

No NAMA OBAT JENIS INTERAKSI DENGAN OBAT LAIN


1. Lantus + Lisinopril Dapat meningkatkan efek penurunan glukosa darah dan
meningkatkan kerentanan terhadap hipoglikemia
2. Lantus + Candesartan Dapat meningkatkan efek insulin glargine oleh mekanisme
interaksi yang tidak ditentukan
3. Lantus + Gemfibrozil Dapat meningkatkan kerja lantus
4. Candesartan + Lisinopril Obat ini tidak boleh dikombinasikan karena akan
menyebabkan efek samping jangka panjang seperti
hipotensi, memperburuk ginjal.

Solusi kalau ada interaksi :


Penggunaan obat antihipertensi Candesartan dan Lisinopril harus diberikan jeda waktu
paling lama 1 jam dikarenakan pada resep ini obat tersebut sama-sama digunakan pada
pagi hari sesudah makan.

DISPENSING
Jelaskan PIO yang perlu diberikan kepada pasien pada saat dispensing obat
Memberikan informasi penggunaan obat kepada pasien :
1. Lantus Insulin
Obat antidiabetes, diminum 1x sehari 20 unit sesudah makan (malam hari).
Menjelaskan kepada pasien mengenai cara penggunaan insulin :
 Cuci tangan terlebih dahulu dengan air dan sabun sebelum memegang alat
suntik, kemudian, buka tutup luar vial atau kemasan insulin, lalu bersihkan
karet pada bagian atas kemasan dengan tisu alkohol.
 Setelah itu, tarik tuas suntikan sampai alat suntik terisi udara sejumlah
dosis insulin yang dianjurkan dokter.
 Masukkan ujung jarum suntik ke dalam vial menembus lapisan karet
kemasan, lalu dorong tuas perlahan agar tidak meninggalkan udara dalam
tabung suntik.
 Balik vial hingga jarum suntik berada di posisi bawah. Tuas akan
terdorong oleh tekanan udara dan terisi dengan insulin, kemudian tarik
tuas untuk memasukkan insulin sesuai dosis yang dibutuhkan.
 Jika ada gelembung udara, ketuk tabung suntik, agar gelembung udara
naik atas, lalu dorong tuas untuk mengeluarkan gelembung, dan tarik tuas
kembali untuk mengambil dosis insulin yang tepat.
 Bersihkan area kulit yang akan Anda suntik dengan tisu alkohol. Pegang
area kulit tersebut dengan jari lalu suntik insulin dengan posisi 90 derajat.
Perlu diperhatikan jarum suntik hanya sekali pakai, sehingga jarum suntik
harus segera dibuang setelah pemakaian.
2. Lisinopril
Obat antihipertensi, diminum 1x sehari 1 tablet sesudah makan (pagi hari).
3. Candesartan
Obat antihipertensi, diminum 1x sehari 1 tablet sesudah makan (pagi hari).
(penggunaan candesartan dan lisinopril harus diberi jeda waktu paling lama 1
jam).
4. Gemfibrozil
Obat antikolesterol, diminum 1x sehari 1 tablet 30 menit sebelum makan (malam
hari).

Edukasi yang diberikan :


 Pasien harus menjaga pola makan dan pola hidup
 Pasien harus rajin berolahraga
 Jangan merokok dan minum alkohol.
Etiket penggunaan obat :

Lantus : Candesartan :

APOTEK MONMON FARMA APOTEK MONMON FARMA


Kampung Seraya No 1 Batam Kampung Seraya No 1 Batam
Apoteker : Mona Khusnul, S.Farm., Apt Apoteker : Mona Khusnul, S.Farm., Apt
SIPA : 125/PER/XII/2018 SIPA : 125/PER/XII/2018
No : 03 Tgl : 24 nov 2019 No : 03 Tgl : 24 nov 2019
Nama : Semangat (60 thn) Nama : Semangat (60 thn)

1 x Sehari 20 unit 1 x Sehari 1 Tablet


Sesudah makan Sesudah makan
(malam hari) (pagi hari)

Lisinopril : Gemfibrozil :

APOTEK MONMON FARMA APOTEK MONMON FARMA


Kampung Seraya No 1 Batam Kampung Seraya No 1 Batam
Apoteker : Mona Khusnul, S.Farm., Apt Apoteker : Mona Khusnul, S.Farm., Apt
SIPA : 125/PER/XII/2018 SIPA : 125/PER/XII/2018
No : 03 Tgl : 24 nov 2019 No : 03 Tgl : 24 nov 2019
Nama : Semangat (60 thn) Nama : Semangat (60 thn)

1 x Sehari 1 Tablet 1 x Sehari 1 Tablet


Sesudah makan 30 menit sebelum makan malam
(pagi hari)
Copy Resep :

APOTEK MONMON FARMA


(0401) 7788618
Jln. Seraya No. 19
Apoteker: Mona Khusnul Khotima, S.farm., Apt
SIA : 119/BATAM/10/2018

COPY RESEP

Tgl Copy Resep : 24 november 2019

Dari dokter : Dr. Khanza Azzahra, Sp.PD


No Resep : 03
Tgl Resep : 19 Oktober 2019
Nama Pasien : Semangat
Umur : 60 tahun

R/ Lantus no. II
S. 0-0-20 unit
R/ Lisinopril no. XXX
S. 1dd1
R/ Candesartan no. XXX
S. 1dd1
R/ Gemfibrozil no. XXX
S. 1dd1 d.i.d

PCC

CAP APOTEK
F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara melakukan
skrinning resep pasien DM & Hiperlipidemia kondisi khusus, mengetahui dan memahami
cara perhitungan dosis dan bahan dalam resep pasien DM & Hiperlipidemia kondisi
khusus, mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan konselling pasien
DM & Hiperlipidemia kondisi khusus.
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein. Gangguan metabolik ini disebabkan oleh adanya kerusakan sekresi insulin,
sensitivitas insulin atau keduanya. Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang disebabkan
karena adanya kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar
trigliserida dan kolesterol di dalam darah. Pengobatan diabetes mellitus & hiperlipidemia
dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi.
Dalam praktikum ini kadar gula darah pasien adalah HI yang artinya tidak
terdeteksi (bisa jadi terlalu rendah atau terlalu tinggi). Obat DM yang digunakan yaitu
Lantus Insulin yang fungsi nya untuk mengobati diabetes mellitus tipe 1/IDDM pada
dewasa, remaja & anak > 8 tahun digunakan 1x sehari 20 unit sesudah makan (malam
hari). Tekanan darah pasien adalah 210/100 mmHg (sudah termasuk tinggi). Obat
antihipertensi yang digunakan yaitu Candesartan yang fungsi nya untuk mengendalikan
tekanan darah tinggi diminum 1x sehari 1 tablet sesudah makan (pagi hari) dan
Lisinopril fungsi nya untuk menurunkan tekanan darah diminum 1x sehari 1 tablet
sesudah makan (pagi hari). Kadar kolesterol pasien 160 mg/dl (masih normal) dan kadar
trigliserida pasien 350 mg/dl (sudah termasuk tinggi). Obat kolesterol yang digunakan
yaitu Gemfibrozil yang fungsi nya untuk mengobati hiperlipidemia yaitu kondisi ketika
kadar lemak seperti kolesterol dan trigliserida dalam darah terlalu tinggi diminum 1x
sehari 1 tablet 30 menit sebelum makan (malam hari).
G. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
 Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
 Diabetes Mellitus dapat digolongkan menjadi Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes
Mellitus tipe 2 dan Diabetes Gestasional.
 Faktor-faktor penyebab penyakit diabetes mellitus yaitu riwayat keluarga,
kegemukan/obesitas, mengonsumsi makanan yang banyak lemak dan yang
banyak mengandung asin-asin, terlalu sering konsumsi obat-obatan kimia.
 Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dan
kolesterol di dalam darah.
 Faktor-faktor penyebab penyakit hiperlipidemia yaitu Riwayat keluarga dengan
hiperlipidemia, obesitas, diet kaya lemak, kurang melakukan olah raga,
penggunaan alkohol, merokok, diabetes yang tidak terkontrol dengan baik,
kelenjar tiroid yang kurang aktif.
 Obat yang digunakan pada praktikum ini adalah lantus insulin, candesartan,
lisinopril dan gemfibrozil.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012. Hiperlipidemia. http://www.scribd.com/doc/39378176/15/B-Patofisiologi


Hiperlipidemia. Diakses tanggal 20 Mei 2012

Departemen Kesehatan RI. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes. 2005. Pharmaceutical Care
untuk Diabetes Mellitus. Jakarta.

Dr. Rubby, Billous.2008.Bimbingan Dokter pada Diabetes.Jakarta: Dian Rakyat.

Klik dokter. 2010. Penyakit Dalam Hiperlipidemia.


http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/10/05/246/hiperlipidemia. Diakses tanggal
22 Mei 2012

Informasi Spesialite Obat (ISO) Volume 48 tahun 2013-2014

Medscape

Niannifarm. TT. Hiperlipidemia. http://niannifarm.wordpress.com/2011/12/18/hiperlipidemia.


Diakses tanggal 20 Mei 2012.

Totok Turdiyanto. 2013. Tri Rahayu Ningsih., editors. Farmakologi untuk SMK Farmasi.
Jakarta: EGC, 2013.
PERCOBAAN V

HIPERLIPIDEMIA

A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
 Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrinning resep pasien
hiperlipidemia kondisi khusus
 Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis dan bahan dalam resep
pasien hiperlipidemia kondisi khusus
 Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan konselling
pasien hiperlipidemia kondisi khusus.

B. Landasan Teori
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol di
dalam darah. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena
sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein disebut juga hiperlipoproteinemia.
Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia. Kondisi
hiperlipidemia yang berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis yang menjadi
dasar meningkatnya penyakit kardiovaskuler.
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan
atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan
membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari
selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak
utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada
protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini
disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :
 Kilomikron
 VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
 LDL (Low Density Lipoproteins)
 HDL (High Density Lipoproteins)

Sintesis dan metabolisme lipoprotein :

 Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan
membawa trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga
terdapat pada kilomikron. Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah.
Trigliserida dikeluarkan dari kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu
jalur yang berhubungan dengan VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem
lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan progresif pada diameter partikel terjadi
ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid permukaan yakni apo-
A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.
 VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk
mengekspor trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan
Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam
lemak bebas untuk disimpan didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot
rangka. Hasil dari deplesi trigliserida menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein
berdensitas menengah (IDL). Partikel LDL mengalami endositosis secara
langsung oleh hati sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan
trigliserida yang diperantarai oleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan
fenomena klinis pergeseran beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma
dapat disebabkan karena peningkatan sekresi prekursor VLDL dan juga
penurunan katabolisme LDL.
 LDL (Low Density Lipoproteins)
Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian
besar sel bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor
berafinitas tinggi. Ester kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis yang
menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis membran sel. Sel-sel juga
mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui suatu jalur yang melibatkan
pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase. Hati
memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel
lainnya hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi
kolesterol dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu
yang juga disekresikan dalam empedu.
 HDL (High Density Lipoproteins)
Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari
permukaan satu lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga
mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dari suatu jalur yang melindungi
homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester kolestril langsung ke
hati melalui suatu reseptor pengait/docking (reseptor scavenger, SR-BI) yang
tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein.

Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang
dengan cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa
lemak jenis tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah. Serangkaian
enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan sebagai energi atau
untuk disimpan di dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang
lemaknya telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh mengatur kadar
lipoprotein melalui beberapa cara :

 Mengurangi pembentukan lipoprotein dan mengurangi jumlah lipoprotein yang


masuk ke dalam darah
 Meningkatkan atau menurunkan kecepatan pembuangan lipoprotein dari dalam
darah.

Hiperlipidemia bukan merupakan faktor risiko stroke secara langsung. Hal ini
berbeda dengan penyakit koroner yang jelas berhubungan dengan hiperlipidemia. Namun
demikian, dari berbagai penelitian terungkap bahwa dengan menurunkan kadar kolesterol
total maka risiko untuk terjadinya stroke juga menurun. Sehubungan dengan penyakit
serebrovaskular secara spesifik, meningginya kadar kolesterol total dan low density
lipoprotein (LDL) berkaitan erat dengan terjadinya aterosklerosis karotis; sementara itu
peningkatan kadar high density lipoprotein (HDL) menimbulkan dampak sebaliknya.
Kisaran nilai normal kadar lemak

Pemeriksaan laboratorium Kisaran yang ideal (mg/dl darah)


Kolesterol total 120-200
Kilomikron Negatif setelah berpuasa selama 12 jam
VLDL 1-30
LDL 60-160
HDL 35-65
Perbandingan LDL dengan HDL <3,5
Trigliserida 10-160

Klasifikasi Hiperlipidemia :

1. Hiperlipidemia primer
Berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan
faktor genetik dan lingkungan.
2. Hiperlipidemia sekunder
Biasa disebabkan penyakit metabolik seperti DM, asupan alkohol berlebih,
hipotiroidisme atau sirosis.

Hiperlipidemia biasanya disebabkan oleh :

 Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia


 Obesitas
 Diet kaya lemak
 Kurang melakukan olah raga
 Penggunaan alkohol
 Merokok
 Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
 Kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Tatalaksana terapi Hiperlipidemia :

1. Terapi farmakologi
Jenis obat Contoh Cara kerja
Penyerap asam empedu  Kolestiramin  Mengikat asam empedu diusus
 Kolestipol  Meningkatkan pembuangan LDL
dari aliran darah.
Penghambat sintesis Niasin Mengurangi kecepatan pembentukan
lipoprotein VLDL (VLDL merupakan prekursos
dari LDL).
Penghambat koenzim A  Adrenalin  Menghambat pembentukan
reduktase  Lovastatin kolesterol
 Pravastatin  Meningkatkan pembuangan LDL
 Simvastatin dari aliran darah.
 Atorvastatin
 Rosuvastatin
 Pitavastatin
 Ezetimbe

Derivat asam fibrat  Klofibrat Belum diketahui dgn jelas mungkin


 Fenofibrat meningkatkan pemecahan lemak.
 Gemfibrozil

2. Terapi non farmakologi


Terapi non farmakologi ini hendaknya menjadi terapi utama untuk
hiperlipidemia kecuali untuk pasien dengan hiperkolesterolemia familial (secara
bawaan/genetik mempunyai kelainan metabolisme lipoprotein/kolesterol) atau
hiperlipidemia gabungan yang bersifat familial yaitu penanganan terapinya
dengan pengaturan makanan dan terapi dengan obat dimulai secara bersamaan.
Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh akan mengurangi kadar
LDL. Olah raga bisa membantu mengurangi kadar kolesterol LDL dan menambah
kadar kolesterol HDL.
Biasanya pengobatan terbaik untuk orang-orang yang memiliki kadar kolesterol
atau trigliserida tinggi adalah :
 Menurunkan berat badan jika mereka mengalami kelebihan berat badan
 Berhenti merokok
 Mengurangi jumlah lemak dan kolesterol dalam makanannya
 Menambah porsi olah raga
 Mengkonsumsi obat penurun kadar lemak (jika diperlukan).
Jika kadar lemak darah sangat tinggi atau tidak memberikan respon terhadap
tindakan diatas maka dicari penyebabnya yang spesifik dengan melakukan
pemeriksaan darah khusus sehingga bisa diberikan pengobatan yang khusus.

Anda mungkin juga menyukai