FARMASI PRAKTIS/KLINIS
DISUSUN OLEH :
NIM : 61608100816035
KELOMPOK : 2 (dua)
BATAM
2019
PERCOBAAN IV
DIABETES MELLITUS
A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrinning resep pasien DM
kondisi khusus
Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis dan bahan dalam resep
pasien DM kondisi khusus
Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan konselling
pasien DM kondisi khusus.
B. Landasan Teori
Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pancreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin (WHO, 1999).
Pada tahun 2000 diperkirakan sekitar 150 juta orang di dunia mengidap diabetes
mellitus. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi dua kali lipat pada tahun 2005
dan sebagian besar peningkatan itu akan terjadi di negara-negara yang sedang
berkembang seperti Indonesia. Populasi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan
berkisar antara 1,5 sampai 2,5% kecuali di Manado 6%. Dengan jumlah penduduk sekitar
200 juta jiwa berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes.
Tercatat pada tahun 1995, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 5 juta jiwa.
Pada tahun 2005 diperkirakan akan mencapai 12 juta penderita (Promosi Kesehatan
Online, Juli 2005). Walaupun Diabetes mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak
menyebabkan kematian secara langsung tetapi dapat berakibat fatal bila pengelolaannya
tidak tepat. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara multidisiplin yang
mencakup terapi non-obat dan terapi obat.
Gejala klinik penyakit Diabetes Mellitus :
Diabetes seringkali muncul tanpa gejala. Namun demikian ada beberapa gejala
yang harus diwaspadai sebagai isyarat kemungkinan diabetes. Gejala tipikal yang sering
dirasakan penderita diabetes antara lain poliuria (sering buang air kecil), polidipsia
(sering haus) dan polifagia (banyak makan/mudah lapar). Selain itu sering pula muncul
keluhan penglihatan kabur, koordinasi gerak anggota tubuh terganggu, kesemutan pada
tangan atau kaki, timbul gatal-gatal yang seringkali sangat mengganggu (pruritus) dan
berat badan menurun tanpa sebab yang jelas.
Pada DM Tipe I gejala klasik yang umum dikeluhkan adalah poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, cepat merasa lelah (fatigue), iritabilitas dan
pruritus (gatal-gatal pada kulit).
Pada DM Tipe 2 gejala yang dikeluhkan umumnya hampir tidak ada. DM Tipe 2
seringkali muncul tanpa diketahuindan penanganan baru dimulai beberapa tahun
kemudian ketika penyakit sudah berkembang dan komplikasi sudah terjadi.
Penderita DM Tipe 2 umumnya lebih mudah terkena infeksi, sukar sembuh dari
luka, daya penglihatan makin buruk dan umumnya menderita hipertensi,
hiperlipidemia, obesitas dan juga komplikasi pada pembuluh darah dan syaraf.
Diagnosis DM ditegakkan dengan pemeriksaan kadar gula dalam darah. DM ditandai
dengan hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan:
Pemeriksaan gula darah puasa : ≥126 mg/dL
Pemeriksaan gula darah sewaktu (acak) : ≥200 mg/dL
Pemeriksaan gula darah 2 jam sesudah makan : ≥200 mg/dL
DM Tipe 1
DM tipe 1 disebut juga dengan Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM),
yaitu DM yang muncul pada masa anak-anak sampai dewasa muda. DM tipe 1
disebabkan karena berkurangnya sekresi insulin akibat kerusakan sel β pankreas
yang didasari oleh proses autoimun.
DM Tipe 2
DM tipe 2 disebut juga dengan Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
(NIDDM), yaitu DM yang ditandai dengan defisiensi dan resistensi insulin. DM
tipe 2 disebabkan karena gaya hidup yang salah, yaitu “Diabetogenic Lifestyle”.
Yang dimaksud diabetogenik lifestyle adalah konsumsi kalori berlebih, kurang
olahraga dan obesitas. Selain itu dipengaruhi juga oleh faktor genetik. DM tipe 2
ditandai dengan defisiensi dan resisten insulin.
DM Gestasional
Intoleransi glukosa yang timbul selama kehamilan. Terapi DM gestasional
bertujuan untuk menurunkan kecacatan dan kematian pada ibu dan janin.
Sulfonilurea
Golongan ini bekerja dengan merangsang produksi insulin. Yang termasuk dalam
golongan ini adalah glibenklamid, glikazid, gliplizid dan glimepirid.
Biguanid
Golongan ini bekerja dengan meningkatkan sensitivitas insulin. Yang termasuk
dalam golongan ini adalah metformin.
Thiazolidindion
Golongan obat ini bekerja dengan cara meningkatkan sensitivitas insulin di otot,
hepar, dan jaringan lemak secara tidak langsung dengan mengaktivitasi PPAR-γ.
PPAR-γ merupakan faktor penting dalam transkripsi inti pada diferensi sel lemak
dan metabolisme asam lemak. Contoh golongan ini adalah pioglitazon dan
rosiglitazon.
α-Glukosidase Inhibitors
Golongan ini bekerja dengan cara mencegah pemecahan sukrosa dan karbohidrat
oleh enzim α glukosidase di usus halus sehingga waktu absorpsi karbohidrat lebih
lama. Contoh golongan ini adalah akarbose.
Pengaturan diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes. Diet
yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal
karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai
berikut :
o Karbohidrat : 60 - 70 %
o Protein : 10 - 15 %
o Lemak : 20 – 25 %
Olahraga
Berolahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap
normal. Saat ini ada dokter olahraga yang dapat dimintakan nasihatnya untuk
mengatur jenis dan porsi olahraga yang sesuai untuk penderita diabetes.
Prinsipnya tidak perlu olahraga berat tetapi olahraga ringan dilakukan secara
teratur akan sangat bagus pengaruhnya bagi kesehatan.
C. Alat dan Bahan
Resep
Etiket
Zat obat
Copy resep
Sampel obat
Lembar kerja.
D. Prosedur Kerja
1. Memilih salah satu resep yang telah disediakan
2. Melakukan skrinning terhadap resep meliputi kelengkapan administrasi,
kesesuaian farmasetis, dosis dan pertimbangan klinis
3. Menyiapkan obat sesuai permintaan dalam resep
4. Membuat etiket dan copy resep
5. Menyerahkan obat disertai KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) dan
konseling kepada pasien.
E. Hasil Pengamatan
Tulis ulang resep yang didapatkan :
R/ Lantus no. II
S. 0-0-20 unit
S. 1dd1
S. 1dd1
S. 1dd1
R/ Cefadroxil no. XV
S. 2dd1
Solusinya :
Menanyakan kepada pasien mengenai data pasien yang tidak lengkap dan
menanyakan kepada dokter penulis resep mengenai ketidaklengkapan resep
tersebut.
PERTIMBANGAN KLINIS
No NAMA OBAT KOMPOSISI INDIKASI
1. Lantus insulin Tiap 1 ml mengandung : Mengobati diabetes mellitus tipe
Insulin glargine 100 UI/ml 1/IDDM pada dewasa, remaja & anak >
8 tahun
2. Lisinopril tab Tiap 1 tab mengandung : Mengendalikan tekanan darah tinggi
Lisinopril 10 mg (hipertensi)
3. Candesartan tab Tiap 1 tab mengandung : Menurunkan tekanan darah (hipertensi)
Candesartan 8 mg
4. Gemfibrozil tab Tiap 1 tab mengandung : Mengobati hiperlipidemia yaitu kondisi
Gemfibrozil 600 mg ketika kadar lemak seperti kolesterol
dan trigliserida dalam darah terlalu
tinggi
5. Cefadroxil tab Tiap 1 tab mengandung : Mengatasi infeksi bakteri yang ada
Cefadroxil 500 mg ditenggorokan, saluran kencing, kulit
atau jantung.
DOSIS OBAT
Kesimpulan :
Dosis yang digunakan sudah sesuai dengan literatur tetapi obat antibiotik cefadroxil
seharusnya tidak diberikan dalam kasus ini dikarenakan penyakit yang dialami pasien
bukanlah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
Kalau ada yang tidak sesuai maka solusinya :
Tidak perlu diberikan penggunaan antibotik cefadroxil.
ATURAN PAKAI
Kesimpulan :
Aturan pakai yang digunakan sudah sesuai dengan literatur.
Kalau ada yang tidak sesuai maka solusinya : -
PEMILIHAN OBAT
DISPENSING
Jelaskan PIO yang perlu diberikan kepada pasien pada saat dispensing obat
Memberikan informasi penggunaan obat kepada pasien :
1. Lantus Insulin
Obat antidiabetes, diminum 1x sehari 20 unit sesudah makan (malam hari).
Menjelaskan kepada pasien mengenai cara penggunaan insulin :
Cuci tangan terlebih dahulu dengan air dan sabun sebelum memegang alat
suntik, kemudian, buka tutup luar vial atau kemasan insulin, lalu bersihkan
karet pada bagian atas kemasan dengan tisu alkohol.
Setelah itu, tarik tuas suntikan sampai alat suntik terisi udara sejumlah
dosis insulin yang dianjurkan dokter.
Masukkan ujung jarum suntik ke dalam vial menembus lapisan karet
kemasan, lalu dorong tuas perlahan agar tidak meninggalkan udara dalam
tabung suntik.
Balik vial hingga jarum suntik berada di posisi bawah. Tuas akan
terdorong oleh tekanan udara dan terisi dengan insulin, kemudian tarik
tuas untuk memasukkan insulin sesuai dosis yang dibutuhkan.
Jika ada gelembung udara, ketuk tabung suntik, agar gelembung udara
naik atas, lalu dorong tuas untuk mengeluarkan gelembung, dan tarik tuas
kembali untuk mengambil dosis insulin yang tepat.
Bersihkan area kulit yang akan Anda suntik dengan tisu alkohol. Pegang
area kulit tersebut dengan jari lalu suntik insulin dengan posisi 90 derajat.
Perlu diperhatikan jarum suntik hanya sekali pakai, sehingga jarum suntik
harus segera dibuang setelah pemakaian.
2. Lisinopril
Obat antihipertensi, diminum 1x sehari 1 tablet sesudah makan (pagi hari).
3. Candesartan
Obat antihipertensi, diminum 1x sehari 1 tablet sesudah makan (pagi hari).
(penggunaan candesartan dan lisinopril harus diberi jeda waktu paling lama 1
jam).
4. Gemfibrozil
Obat antikolesterol, diminum 1x sehari 1 tablet 30 menit sebelum makan (malam
hari).
Lantus : Candesartan :
Lisinopril : Gemfibrozil :
COPY RESEP
R/ Lantus no. II
S. 0-0-20 unit
R/ Lisinopril no. XXX
S. 1dd1
R/ Candesartan no. XXX
S. 1dd1
R/ Gemfibrozil no. XXX
S. 1dd1 d.i.d
PCC
CAP APOTEK
F. Pembahasan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami cara melakukan
skrinning resep pasien DM & Hiperlipidemia kondisi khusus, mengetahui dan memahami
cara perhitungan dosis dan bahan dalam resep pasien DM & Hiperlipidemia kondisi
khusus, mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan konselling pasien
DM & Hiperlipidemia kondisi khusus.
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein. Gangguan metabolik ini disebabkan oleh adanya kerusakan sekresi insulin,
sensitivitas insulin atau keduanya. Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang disebabkan
karena adanya kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar
trigliserida dan kolesterol di dalam darah. Pengobatan diabetes mellitus & hiperlipidemia
dapat dilakukan secara farmakologi dan non farmakologi.
Dalam praktikum ini kadar gula darah pasien adalah HI yang artinya tidak
terdeteksi (bisa jadi terlalu rendah atau terlalu tinggi). Obat DM yang digunakan yaitu
Lantus Insulin yang fungsi nya untuk mengobati diabetes mellitus tipe 1/IDDM pada
dewasa, remaja & anak > 8 tahun digunakan 1x sehari 20 unit sesudah makan (malam
hari). Tekanan darah pasien adalah 210/100 mmHg (sudah termasuk tinggi). Obat
antihipertensi yang digunakan yaitu Candesartan yang fungsi nya untuk mengendalikan
tekanan darah tinggi diminum 1x sehari 1 tablet sesudah makan (pagi hari) dan
Lisinopril fungsi nya untuk menurunkan tekanan darah diminum 1x sehari 1 tablet
sesudah makan (pagi hari). Kadar kolesterol pasien 160 mg/dl (masih normal) dan kadar
trigliserida pasien 350 mg/dl (sudah termasuk tinggi). Obat kolesterol yang digunakan
yaitu Gemfibrozil yang fungsi nya untuk mengobati hiperlipidemia yaitu kondisi ketika
kadar lemak seperti kolesterol dan trigliserida dalam darah terlalu tinggi diminum 1x
sehari 1 tablet 30 menit sebelum makan (malam hari).
G. Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolik yang ditandai
dengan hiperglikemia dan kelainan (abnormalitas) dalam metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein.
Diabetes Mellitus dapat digolongkan menjadi Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes
Mellitus tipe 2 dan Diabetes Gestasional.
Faktor-faktor penyebab penyakit diabetes mellitus yaitu riwayat keluarga,
kegemukan/obesitas, mengonsumsi makanan yang banyak lemak dan yang
banyak mengandung asin-asin, terlalu sering konsumsi obat-obatan kimia.
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dan
kolesterol di dalam darah.
Faktor-faktor penyebab penyakit hiperlipidemia yaitu Riwayat keluarga dengan
hiperlipidemia, obesitas, diet kaya lemak, kurang melakukan olah raga,
penggunaan alkohol, merokok, diabetes yang tidak terkontrol dengan baik,
kelenjar tiroid yang kurang aktif.
Obat yang digunakan pada praktikum ini adalah lantus insulin, candesartan,
lisinopril dan gemfibrozil.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes. 2005. Pharmaceutical Care
untuk Diabetes Mellitus. Jakarta.
Medscape
Totok Turdiyanto. 2013. Tri Rahayu Ningsih., editors. Farmakologi untuk SMK Farmasi.
Jakarta: EGC, 2013.
PERCOBAAN V
HIPERLIPIDEMIA
A. Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan ini adalah :
Untuk mengetahui dan memahami cara melakukan skrinning resep pasien
hiperlipidemia kondisi khusus
Untuk mengetahui dan memahami cara perhitungan dosis dan bahan dalam resep
pasien hiperlipidemia kondisi khusus
Untuk mengetahui dan memahami cara pelayanan informasi obat dan konselling
pasien hiperlipidemia kondisi khusus.
B. Landasan Teori
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol di
dalam darah. Hiperlipidemia disebut juga peningkatan lemak dalam darah dan karena
sering disertai peningkatan beberapa fraksi lipoprotein disebut juga hiperlipoproteinemia.
Hiperlipidemik dapat berupa hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia. Kondisi
hiperlipidemia yang berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis yang menjadi
dasar meningkatnya penyakit kardiovaskuler.
Lemak (disebut juga lipid) adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai
sumber energi utama untuk proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan
atau dibentuk di dalam tubuh, terutama di hati dan bisa disimpan di dalam sel-sel lemak
untuk digunakan di kemudian hari. Sel-sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan
membantu melindungi tubuh terhadap cedera. Lemak merupakan komponen penting dari
selaput sel, selubung saraf yang membungkus sel-sel saraf serta empedu. Dua lemak
utama dalam darah adalah kolesterol dan trigliserida. Lemak mengikat dirinya pada
protein tertentu sehingga bisa larut dalam darah; gabungan antara lemak dan protein ini
disebut lipoprotein. Lipoprotein yang utama adalah :
Kilomikron
VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
LDL (Low Density Lipoproteins)
HDL (High Density Lipoproteins)
Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar, dibentuk di usus dan
membawa trigliserida yang berasal dari makanan. Beberapa ester kolestril juga
terdapat pada kilomikron. Kilomikron melewati duktus toraksikus ke aliran darah.
Trigliserida dikeluarkan dari kilomikron pada jaringan ekstrahepatis melalui suatu
jalur yang berhubungan dengan VLDL yang mencakup hidrolisi oleh sistem
lipase lipoprotein (LPL), suatu penurunan progresif pada diameter partikel terjadi
ketika trigliserida di dalam inti tersebut dikosongkan. Lipid permukaan yakni apo-
A-1, apo-A-II, dan apo-C, ditransfer ke dalam hepatosit.
VLDL (Very Low Density Lipoproteins)
Hati mensekresikan VLDL yang berfungsi sebagai sarana untuk
mengekspor trigliserida ke jaringan perifer. VLDL mengandung Apo-B-100 dan
Apo-C. trigliserida VLDL dihidrolisis oleh lipase lipoprotein menghasilkan asam
lemak bebas untuk disimpan didalam jaringan seperti di otot jantung dan otot
rangka. Hasil dari deplesi trigliserida menghasilkan sisa yang disebut lipoprotein
berdensitas menengah (IDL). Partikel LDL mengalami endositosis secara
langsung oleh hati sisa HDL dikonversi menjadi LDL dengan menghilangkan
trigliserida yang diperantarai oleh lipase hati. Proses tersebut menjelaskan
fenomena klinis pergeseran beta (beta shift). Peningkatan VLDL dalam plasma
dapat disebabkan karena peningkatan sekresi prekursor VLDL dan juga
penurunan katabolisme LDL.
LDL (Low Density Lipoproteins)
Katabolisme LDL terutama terjadi didalam hepatosit dan dalam sebagian
besar sel bernukleus melibatkan endositosis yang diperantarai oleh reseptor
berafinitas tinggi. Ester kolesteril dari inti LDL kemudian dihidrolisis yang
menghasilkan kolesterol bebas untuk sintesis membran sel. Sel-sel juga
mendapatkan kolesterol dari sintesis de-novo melalui suatu jalur yang melibatkan
pembentukan asam mevalonat yang dikatalisis oleh HMG koA reduktase. Hati
memainkan peran utama dalam pengolahan kolesterol tubuh. Tidak seperti sel
lainnya hepatosit mampu mengeliminasi kolesterol dari tubuh melalui sekresi
kolesterol dalam empedu dan mengkonversikan kolesterol menjadi asam empedu
yang juga disekresikan dalam empedu.
HDL (High Density Lipoproteins)
Apolipoprotein disekresi oleh hati dan usus. Sebagian besar lipid dari
permukaan satu lapis kilomikron dan VLDL selama liposis. HDL juga
mendapatkan kolesterol dari jaringan perifer dari suatu jalur yang melindungi
homeostasis kolesterol sel. HDL juga dapat membawa ester kolestril langsung ke
hati melalui suatu reseptor pengait/docking (reseptor scavenger, SR-BI) yang
tidak melakukan endositosis terhadap lipoprotein.
Setiap jenis lipoprotein memiliki fungsi yang berbeda dan dipecah serta dibuang
dengan cara yang sedikit berbeda. Misalnya, kilomikron berasal dari usus dan membawa
lemak jenis tertentu yang telah dicerna dari usus ke dalam aliran darah. Serangkaian
enzim kemudian mengambil lemak dari kilomikron yang digunakan sebagai energi atau
untuk disimpan di dalam sel-sel lemak. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang
lemaknya telah diambil) dibuang dari aliran darah oleh hati. Tubuh mengatur kadar
lipoprotein melalui beberapa cara :
Hiperlipidemia bukan merupakan faktor risiko stroke secara langsung. Hal ini
berbeda dengan penyakit koroner yang jelas berhubungan dengan hiperlipidemia. Namun
demikian, dari berbagai penelitian terungkap bahwa dengan menurunkan kadar kolesterol
total maka risiko untuk terjadinya stroke juga menurun. Sehubungan dengan penyakit
serebrovaskular secara spesifik, meningginya kadar kolesterol total dan low density
lipoprotein (LDL) berkaitan erat dengan terjadinya aterosklerosis karotis; sementara itu
peningkatan kadar high density lipoprotein (HDL) menimbulkan dampak sebaliknya.
Kisaran nilai normal kadar lemak
Klasifikasi Hiperlipidemia :
1. Hiperlipidemia primer
Berasal dari kelainan gen tunggal yang diwarisi atau lebih sering disebabkan
faktor genetik dan lingkungan.
2. Hiperlipidemia sekunder
Biasa disebabkan penyakit metabolik seperti DM, asupan alkohol berlebih,
hipotiroidisme atau sirosis.
1. Terapi farmakologi
Jenis obat Contoh Cara kerja
Penyerap asam empedu Kolestiramin Mengikat asam empedu diusus
Kolestipol Meningkatkan pembuangan LDL
dari aliran darah.
Penghambat sintesis Niasin Mengurangi kecepatan pembentukan
lipoprotein VLDL (VLDL merupakan prekursos
dari LDL).
Penghambat koenzim A Adrenalin Menghambat pembentukan
reduktase Lovastatin kolesterol
Pravastatin Meningkatkan pembuangan LDL
Simvastatin dari aliran darah.
Atorvastatin
Rosuvastatin
Pitavastatin
Ezetimbe