Anda di halaman 1dari 8

BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Definisi
Hemiparese Dextra adalah kelumpuhan pada bagian salah satu sisi tubuh. (kamus
keperawatan sue hinchliff). Hemiparese Dextra adalah kelemahan sebelah kanan di tandai
dengan adanya tonus yang abnormal atau cidera otak yang berkaitan dengan obstruksi aliran
darah otak.(sumber: Patofisiologi, Elizabeth J. Corwin)
2. Etiologi
Biasanya disebabkan oleh:
a. Trombosit (bekuan darah didalam pembuluh darah otak dan leher)
b. Embolisme cerebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari bagian tubuh
yang lain)
c. Iskemia (penurunan aliran darah ke otak)
d. Hemoragic cerebral (pecahnya pembuluh darah cerebral dengan perdarahan kedalam jaringan
otak atau ruang sekitar otak)
e. Hipertensi (tekanan darah tinggi) proses ini dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau
timbulnya thrombus sehingga dapat mengganggu aliran darah cerebral.
f. Usia lanjut (pada usia lanjut terjadi proses klasifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh
darah otak)
g. Perokok (pada perokok akan timbul plak pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga terjadi
aterisklerosis.
h. Kurang aktivitas fisik (kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk
kelenturan pembuluh darah, pembuluh darah menjadi kaku, salah satunya pembuluh darah otak.
3. Faktor Resiko
Faktor resiko terjadinya stroke atau kelemahan anggota gerak ada 2 yaitu:
a. Faktor resiko yang dapat diobati/dicegah:
1) Perokok
2) Tekanan darah tinggi/hipertensi (bukan turunan)
3) Penyakit jantung
b. Faktor resiko yang tidak dapat dicegah:
1) Usia diatas 60 tahun
2) Peningkatan tekanan kortis
3) Diabetes militus
4) Pernah terserang stroke
5) Race (kulit hitam lebih tinggi)
6) Sex (laki-laki lebih 30% dari pada wanita)
7) Hipertensi karena keturunan
4. Manifestasi Klinis
Pada Hemiparesis, gejala utamanya adalah timbulnya deficit neurologist secara
mendadak/subakut, di dahului gejala prodrimal, terjadinya pada waktu istirahat atau bangun pagi
dan biasanya kesadaran tidak menurun, kecuali bila embolus cukup besar, biasanya terjadi pada
usia >50 tahun.
Hemiparesis akibat PIS (Pendarahan Intra Serebral) mempunyai gejala yang tidak jelas,
kecuali nyeri kepala karena hipertensi, serangan sering kali siang hari, saat aktifitas atau
emosi/marah, sifat nyeri kepalanya hebat sekali, mual dan muntah sering terdapat pada
permulaan serangan.
Hemiparesis/Hemiplagi biasa terjadi pada permulaan serangan, kesadaran biasanya menurun
dan cepat masuk koma (60% terjadi kurang dari setengah jam, 23% antara setengah jam sampai
dengan 2 jam, dan 12% terjadi setelah 2 jam, sampai 19 hari). Gejala yang sering terjadi yaitu:
a. Nyeri kepala bagian oksipital
b. Vertigo
c. Gangguan motorik dan sensorik
d. Kehilangan komunikasi
1) Disatria (kesulitan berbicara) ditunjukan dengan berbicara yang sulit dimengerti yang
disebabkan oleh paralisis otak yang bertanggungjawab untuk menghasilkan suara

2) Disfagia atau Afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara)


a) Afasia sensorik adalah kehilangan kemampuan pemahaman, menulis, menciptakan,
mengucapkan kata-kata pada area werniek
b) Afasia motorik adalah klien dapat memahami kata-kata tetapi tidak dapat menguraikan dengan
kata-kata, kerusakan pada area krocca.
5. Patofisiologi
Infark cerebral adalah kehilangan suplai darah pada bagian tertentu dari jaringan otak.
Luasnya infark tergantung pada faktor lokasi dan pembuluh darah yang mengalami sumbatan
tertentu, serta tidak adekuatnya sirkulasi ke lateral pada area yang disuplai oleh pembuluh darah
yang tersumbat. Gangguan suplai darah ke otak dapat cepat atau lambat:
a. Trombus terjadi akibat plague aterosklerosis atau bekuan darah pada area stenosis dimana aliran
darah akan menjadi lambat atau terjadi turbulensi. Trombus dapat pecah atau terlepas dari
dinding pembuluh darah dan dibawa oleh aliran darah trombus. Menyebabkan:
1) Iskemia jaringan otak
2) Edema dapat terjadi menyebabkan disfungsi cerebral dan setelah edema hilang, maka secara
perlahan-lahan akan berfungsi kembali
b. Embolus, orkusi pembuluh darah cerebral oleh embolus menyebabkan nekrosis dan edema yang
diakibatkan sama dengan trombus.
c. Perdarahan dalam otak diakibatkan oleh ruptur dan intersklerosis dan hipertensi pembuluh
darah, sering terjadi setelah usia 60 tahun. Perdarahan intracerebral dapat terjadi total, misalnya
terjadi herniasi otak menyebabkan intracarnial jika sirkulasi cerebral terputus.
d. Anoreksia cerebral akan terjadi dimana kekurangan oksigen pada otak, anoreksia cerebral dapat
refersible bila kekurangan oksigen hanya terjadi dalam 4-6 menut, lebih dari itu menjadi
irreversible,

6. Pathway

perokok, hipertensi, stress, depresi

Nikotin dalam darah meningkat

kegiatan darah meningkat Penumpukan nikotin aterosklerosis

dipembuluh darah

pembekuan darah
Obstruksi trombus di otak

perubahan perfusi jaringan serebral


Penurunan aliran darah ke otak

Hipoksia cerebri

Infark jaringan otak

Kerusakan pusat gerakan motorik di lobus

Frontalis (hemiparesis ekstermitas dextra)

Kerusakan mobilitas fisik

Mobilitas menurun

Mobilitas usus menurun

Tirah baring kurangnya

Intake cairan

Gangguan
polaeliminasi/konstipasi hipertermi
Gangguan pola eliminasi
Atau konstripasi
Gangguan pola eliminasi
Atau konstripasi
7. Pemeriksaan
Diagnostik
a. CT- Scan & MRI, mengidentifikasi area hematoma dan infark
b. Laboratorium : Darah, Urine, Cairan serebrospinal
c. Brain Scan, mendeteksi area otak apakah mengalami perdarahan
d. Ecroenhepalography, mengidentifikasi lesi cerebral
e. Ultrasonography doppler, mengidentifikasi ameriovena
f. Sinar X tengkorak.
8. Pengobatan dan penatalaksanaan
a. Tujuan
1) Mempertahankan hidup
2) Meminimalisasi akibat deformitas
3) Menurunkan tekanan intrakarnial
4) Mencegah berulangnya penyakit
b. Klien tirah baring dengan ketinggian kepala 300 untuk menurunkan tekanan intrakarnial
c. Lakukan pemeriksaan intensiv tekanan darah dan tingkat kesadaran
d. Pengobatan anti hipertensi dan diuresis untuk klien yang mengalami hipertensi
e. Pengobatan anti koagulan untuk mencegah terjadinya pembentukan trombus
f. Jika suhu tubuh meningkat berikan antipiuretik
9. Klasifikasi Hemiparesis
a. Stadium akut
Pada stadium ini terjadi penurunan kesadaran yang dinamakan opopletik fit. Serangan ini
dapat didahului dengan sakit kepala, pusing tetapi kadang-kadang tanpa keluhan, maka penderita
menjadi pucat, nafas bersuara berat karena saluran nafas terhalang oleh lidah yang paralisis,
pupil mata yang melebar. Kadang satu pupil lebih lebar dari yang lain disebabkan oleh paralysis
dari iris/otot mata, denyut jantung dan nadi tidak teratur biasanya lambat. Anggota gerak yang
terkena menjadi fleksid paralysis, semua reflek hilang.
b. Stadium Recovery
Stadium ini dimulai dengan tanda pulsa/denyut nadi menjadi cepat, temperatur/suhu tubuh
nail, penderita gelisah, mulai terkejut dan kadang sulit tidur. Sistem reflek kembali seperti
semula pada system sehat, otot yang mengalami fleksid paralysis menjadi spastik. Kebanyakan
otot yang terserang berada dalam keadaan fleksid untuk beberapa hari sampai 2 atau 3 minggu,
terutama pada daerah lengan dan jari tangan.
c. Stadium Spastisitas
Keadaan otot dan reflek sudah mulai kembali, tetapi berlebihan, timbul ankle klonus dan
reflek patologi (babinski sign). Lengan masih dalam keadaan serangan yang lebih berat
dibanding dengan tungkai dan wajah. Biasanya lengan terfiksir melekat pada badan dengan
posisi adduksi shoulder, semi fleksi ini merupakan posisi karakteristik. Tungkai terfiksir pada ibu
jari oposisi, posisi lutut ekstensi, plantar fleksi, eksternal rotasi dan mengalami drop foot. Bila
wajah yang terkena serangan, dampaknya lebih ringan dan yang terkena adalah wajah bagian
bawah. Lidah akan membelok ke samping bagian paraylisis
10. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada penderita Hemiparese antara lain:
a. Odema
Biasanya terjadi pada tangan dan kaki, ini terjadi karena peningkatan volume cairan ekstra
cerebral dan ekstra seluler.
b. Dekubitus
Dapat terjadi karena posisi tidur yang menetap atau daerah yang mengalami nekrosis jaringan
kulit dan bawah kulit.
c. Batu kandung kemih
Imobilisasi yang lama menyebabkan terjadinya gangguan saluran kencing karena naiknya
konsentrasi kadar kalsium urine yang tertinggal pada kandung kemih yang menyebabkan infeksi
saluran kencing dan mudah terjadi batu kandung kemih. Iritasi jaringan dan infeksi merupakan
dua faktor yang mempercepat terbentuknya batu ginjal.
d. Kontraktur
Akibatnya sendi-sendi menjadi kontraktur karena berbaring dalam satu posisi.
e. Pneumonia hipostatik
Karena posisi tidur yang terlentang terus.
11. Diagnosa keperawatan, Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d penumpukan sputum (karena kelemahan, kehilangan reflek
batuk)
Tujuan: jalan nafas kembali efektif
Kriteria hasil :
1) Bunyi nafas vesikuler
2) TTV normal
3) Tidak ada tanda-tanda sianosis dan pucat
4) Tidak ada sputum
Intervensi:
1) Auskultasi bunyi nafas
2) Monitor TTV
3) Berikan posisi semifowler sesuai dengan kebutuhan
4) Lakukan penghisapan lendir dan pasang OPA jika kesadaran menurun
5) Bila sudah memungkinkan lakukan fisioterapi dada dan latihan nafas dalam
b. Mobilitas fisik b.d kerusakan neoromuskuler, kelemahan hemiparesis
Tujuan: klien bisa kembali beraktifitas
Kriteria hasil:
1) Tidak ada kontraktur atau foot drop
2) Kontraksi otot membaik
3) Mobilisasi bertahap
Intervensi:
1) Pantau tingkat kemampuan mobilitas klien
2) Pantau kekuatan otot
3) Rubah posisi tiap dua jam
4) Pasang trochanter rell pada daerah yang lemah
5) Lakukan ROM pasif atau aktif sesuai kemampuan dan jika TTV stabil
6) Libatkan keluarga dalam memobilisasi klien
7) Kolaborasi fisioterapi
c. Gangguan komunikasi verbal b.d kerusakan neuromuscular, kerusakan sentral bicara
Tujuan : komunikasi dapat berjalan dengan baik
Kriteria hasil:
1) Klien dapat mengekspresikan perasaan
2) Memahami maksud dan pembicaraan orang lain
3) Pembicaraan klien dapat dipahami
Intervensi:
1) Evaluasi sifat dan beratnya afasia klien, jika berat hindari memberi isyarat non verbal
2) Lakukan komunikasi dengan wajar, bahasa jelas, sederhana, bila perlu diulang
3) Dengarkan dengan tekun bila klien mulai berbicara
4) Latih otot bicara secara normal
5) Libatkan keluarga dalam melatih komunikasi verba

Anda mungkin juga menyukai