Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Gangguan jiwa merupakan bentuk penyimpangan perilaku akibat adanya

distorsi emosi sehingga ditemukan ketidakwajaran dalam bertingkah laku. Hal ini

terjadi karena menurunnya fungsi kejiwaan (Nasir dan Muhith, 2011 dalam Kusnadi

J, 2015). Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang

signifikan di dunia, termasuk di Indonesia.

WHO (World Health Organization) melaporkan bahwa ada banyak

gangguan mental yang berbeda, dengan presentasi yang berbeda seperti depresi,

gangguan afektif bipolar, skizofrenia/psikosis, demensia, cacat intelektual dan

gangguan perkembangan termasuk autisme. Diseluruh dunia sekitar 300 juta orang

terpengaruh oleh depresi, sekitar 60 juta orang terkena gangguan afektif bipolar,

sekitar 23 juta orang terkena skizofrenia/psikosis dan sekitar 50 juta orang mengalami

demensia (WHO,2017).

Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2010 (Pangden 2014)

menyatakan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta. Dari

150 juta populasi orang dewasa Indonesia, berdasarkan data Departemen Kesehatan

(Depkes), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan mental emosional. Sedangkan 4

% dari jumlah tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani akibat kurangnya

layanan untuk penyakit kejiwaan ini.

Berdasarkan laporan Riskesdas 2013, Sulawesi Utara berada pada urutan ke

32 dari 33 provinsi yang mengalami gangguan jiwa berat dengan persentase 0,8%

dengan angka tertinggi di provinsi DI Yogyakarta dan Aceh (masing-masing 2,7%),

sedangkan yang terendah di Kalimantan Barat (0,7%).

BAB II
31
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keluarga

1. Pengertian

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah

tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling

berinteraksi satu dengan yang lainya, mempunyai peran masing-masing dan

menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya 1978

dalam Setyowati dan Murwani 2008). Sedangkan menurut WHO (1969)

dalam Dion dan Betan (2013) mengatakan bahwa keluarga adalah anggota

rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi, atau

perkawinan.

2. Ciri dan sifat keluarga

Menurut Robert Mac Iver da Charles Horton, dalam Dion dan Betan

(2013), ciri-ciri keluarga adalah sebagai berikut:

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan

b. Keluarga membentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan

hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Nomen Clatur) termasuk

perhitungan garis keturunan

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi dibentuk oleh anggota-

anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai

keturunan dan membesarkan anak

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama di rumah atau rumah

tangga.

BAB III

31
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Analitik Observasional dengan

pendekatan cross sectional artinya obyek diobservasi satu kali saja dan pengukuran

menggunakan variabel independen dan dependen dilakukan pada saat penelitian. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui hubungan keterlibatan keluarga dengan kepatuhan

klien skizofrenia dalam mengkomsumsi obat.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti untuk melakukan penelitian yaitu di

Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V.L Ratumbuysang Manado, waktu penelitian

dilakukan pada tanggal 4 -7 Juni 2018

C. Variabel Penelitian

1) Variabel independent

Variabel independent (bebas) dalam penelitian ini adalah keterlibatan

keluarga

2) Variabel dependent

Variabel dependent (terikat) dalam penelitian ini adalah kepatuhan klien

skizofrenia dalam mengkomsumsi obat

31
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado, sudah ada pada

tahun 1934 dengan nama Doorgangshuis Voor Krankzinningen dengan kapasitas

ruangan 100 tempat tidur (TT), juga dikenal dengan nama Rumah Putih atau Witte

Huis. Pada tahun 1951, nama Rumah Sakit ini berubah menjadi Rumah Sakit Jiwa

Manado dengan luas area ±4,3 Ha, berlokasi di Kleak jalan Bethesda Nomor 77,

kecematan Sario, Kota Manado.

Rumah sakit ini pada awalnya hanya melayani klien dengan masalah

kesehatan jiwa, namun dengan perubahan status diganti dengan nama Badan

Pengelolah Rumah Sakit Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado, yang sekarang

menjadi Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L.

Ratumbuysang Manado, telah memperluas pelayanan kesehatan umum, yaitu

pelayanan rawat jalan yang terdiri dari jiwa (Psikiatri, Ketergantungan Napza,

Psikologi, Rehabilitasi, Psikososial) dan Non Jiwa (Penyakit Dalam, Kebidanan dan

Kandungan, Anak, Saraf, THT, Kulit dan Kelamin, Mata, Gigi dan Mulut,

Rehabilitasi Medik/Fisioterapi). Pelayanan penunjang yang terdiri dari penunjang

diagostik (Radiologi dan Laboratorium, Apotek/Farmasi, Dapur/Gizi, Loundry dan

Linen, IPSRS ( Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit), dan Pemulasaran.

Pelayanan Rawat Inap untuk pasien gangguan jiwa terdiri dari ruangan Alabadiri,

Cakalele, Maengket, Katrili, Kabela, Manguni dan Waraney (Unit Gawat Darurat

Jiwa).

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis univariat dan bivariat ditampilkan secara rinci

sebagai berikut :
31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian menegenai Hubungan Keterlibatan Keluarga

Dengan Kepatuhan Klien Skizofrenia dalam Mengkomsumsi Obat di Poliklinik

Rumah Sakit Jiwa Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado pada 31 responden diminggu

pertama bulan juni 2018, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Keterlibatan keluarga pada klien skizofrenia dalam mengkomsumsi obat di

Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado sebagian

besar dalam keadaan terlibat

2. Kepatuhan klien skizofrenia dalam mengkomsumsi obat di Poliklinik Rumah

Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado berada pada kategori patuh

3. Terdapat Hubungan Keterlibatan Keluarga Dengan Kepatuhan Klien

Skizofrenia dalam Mengkomsumsi Obat di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa

Prof.Dr.V.L.Ratumbuysang Manado dengan hasil dari analisa data dengan uji

statistik chi-square (pearson chi-square) dengan menggunakan SPSS 25

didapatkan nilai P-value sebesar 0,010, artinya P-value < 0.05

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Keluarga Klien

Saran bagi keluarga klien agar tetap mempertahan keterlibatannya

dalam merawat dan memberikan obat-obatan bagi klien untuk meningkatkan

31
kepatuhan klien dalam mengkomsumsi obat sehingga dapat membantu proses

penyembuhan klien skizofrenia.

31

Anda mungkin juga menyukai