Anda di halaman 1dari 3

Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan, dengan kata lain Indonesia

merupakan negara multikultural. Apa pengertian dari multikultural itu sendiri? Multikultural berasal
dari kata “multi” yang berarti lebih dari satu/ banyak dan “kultural” yang berarti budaya yang
merupakan serapan dari bahasa Inggris. Secara istilah, multikultural juga bisa berarti istilah yang
digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang mengenai ragam kehidupan di dunia ataupun
kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap adanya keragaman, dan
berbagai macam budaya yang ada dalam kehidupan masyarakat yang menyangkut nilai-nilai, sistem,
kebiasaan, dan politik yang mereka anut. Jadi, secara singkat negara multikultural merupakan negara
yang terdiri dari berbagai macam kebudayaan.

Berkaitan dengan ini, akan dibahas bagaimana peran anak bangsa dalam menghadapi
multikulturalisme di Indonesia. Kita sebagai warga negara Indonesia pasti hidup ditengah-tengah
masyarakat multikultural. Apa itu masyarakat multikultural? Ada dua pengertian yang saya ambil
mengenai masyarakat multikultural. Pertama, menurut Furnival masyarakat multikultural adalah
masyarakat yang terdiri dari dua kelompok atau lebih secara kultural dan ekonomi terpisah-pisah
serta memiliki struktur kelembagaan yang berbeda satu sama lain. Sedangkan yang kedua adalah
masyarakat multikultural merupakan masyarakat yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan
budaya.

Faktor utama yang mendorong terbentuknya multikulturalisme adalah latar belakang (historis),
kondisi geografis, dan keterbukaan terhadap kebudayaan luar. Dalam konteks ini, multikulturalisme
masyarakat pasti memunculkan sifat-sifat tertentu dalam kelompok masyarakat yang ada. Menurut
Pierre L. Van den Berghe sifat-sifat tersebut diantara lain dapat terjadi segmentasi ke dalam bentuk-
bentuk kelompok subkebudayaan yang berbeda satu sama lain, menciptakan struktur sosial yang
terbagi dalam lembaga yang bersifat non komplementer, kurang mengembangkan konsesus diantara
anggota terhadap nilai-nilai yang bersifat dasar, integrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan dalam bidang ekonomi, dan yang terakhir yaitu adanya dominasi politik oleh suatu
kelompok atas kelompok lainnya.

Lalu, bagaimana peran generasi muda Indonesia dalam menghadapi hal-hal diatas? Seiring
berjalannya waktu, perubahan yang terjadi dalam lingkungan terdekat kita akan selalu berpengaruh
terhadap kehidupan. Dilihat dari segi permasalahan yang ada, sangat sulit rasanya bagi kita untuk
beradaptasi dalam kondisi lingkungan yang seperti itu, apalagi bila kita tidak memiliki integritas yang
tinggi. Integritas bisa didapat melalui pendidikan. Sebenarnya, fasilitas pendidikan di Indonesia juga
mungkin kurang memadai tapi kita lihat dari sisi kemauan para pemuda untuk belajar dan
mepersiapkan perjuangan di masa yang akan datang. Bagaimana pendidikan dapat membantu
mempersiapkan generasi muda untuk menghadapi multikulturalisme?

Pendidikan adalah suatu usaha sadar manusia dalam mempersiapkan suatu hal. Dalam Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa “Pendidikan
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Dalam hal ini, pendidikan yang harus
kita kaji adalah pendidikan multikultur.

Pendidikan multikultur merupakan pendidikan nilai yang harus ditanamkan pada generasi muda agar
memiliki persepsi dan sikap multikulturalistik, terbiasa hidup berdampingan dalam keragaman watak
dan kultur, agama dan bahasa, menghormati hak setiap warga negara tanpa membedakan etnik
mayoritas atau minoritas, dan dapat bersama-sama membangun kekuatan bangsa sehingga
diperhitungkan dalam percaturan global dan nation dignity yang kuat. Ada lima alasan mengapa
pendidikan multikultur diperlukan yaitu :

Perubahan kehidupan manusia Indonesia yang disebabkan oleh kemajuan ekonomi memperbesar
jurang sosial antara kelompok atas dan kelompok bawah.

Adanya perpindahan dan mobilitas penduduk yang cukup tinggi yang menyebabkan adanya
pertemuan yang sering dan intens antara kelompok dengan budaya yang berbeda.

Semakin terbukanya daerah-daerah pedesaan.

Berbagai konflik sosial-budaya yang muncul akhir-akhir ini memperlihatkan adanya kesalahpahaman
budaya yang sangat besar antar-kelompok yang bertikai.

Menghapus mitos dan tafsiran sejarah yang tidak menguntungkan bagi persatuan bangsa.

Oleh karena itu, pengembangan pendekatan multikultural harus didasarkan pada tiga prinsip.
Pertama, keragaman budaya menjadi dasar dalam menentukan filsafat. Kedua, keragaman budaya
dijadikan sebagai dasar dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum seperti tujuan,
konten, proses, dan evaluasi. Ketiga, budaya di lingkungan pendidikan adalah sumber belajar dan
objek studi yang harus dijadikan bagian dari kegiatan belajar para pemuda.

Pendidikan moral juga harus ikut dikemas dalam pendidikan multikultur. Dalam membentuk perilaku
moral seseorang, proses belajar memegang peranan penting. Untuk itu, pengaruh lingkungan
sebagai tempat melakukan proses belajar sangat berpengaruh terhadap perkembangan moral.
Sayangnya, pendidikan moral dan pembentukan moral tidak lagi menjadi komitmen. Orientasi dan
perilaku moral dikesampingkan dan digantikan oleh kecerdasan pikiran, keahlian dan berbagai
perilaku tampil di lapisan luar.

Dalam pendidikan multikultur, nilai-nilai kesetaraan dan kebersamaan perlu ditanamkan. Kelompok
tertentu diharapkan tidak merasa lebih tinggi dari kelompok lain. Untuk itu, kerja belajar kooperatif
dan kolaboratif dikembangkan secara aktif dalam memberikan kesadaran akan kesetaraan dan
kebersamaan tersebut. Kegiatan seperti itu akan membiasakan untuk berinteraksi dengan kelompok
lain yang memiliki perbedaan. Kondisi ini memaksa seseorang untuk lebih memahami kelompok lain
maupun orang lain agar tujuan dapat tercapai dengan baik.
Kesadaran nilai kemanusiaan juga menjadi hal yang penting. Pemahaman akan adanya eksistensi
manusia secara utuh juga diperlukan. Memahami manusia dengan keberadaanya perlu menyadari
bahwa manusia memiliki kemerdekaan yang perlu dihargai.

Dari sekian banyak pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dapat dilakukan
generasi muda adalah mengenyam pendidikan multikultural yang lebih agar tercipta hubungan
sosial-budaya yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai