Anda di halaman 1dari 64

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan Undang Undang nomor 5 tahun 2014, pegawai Aparatur
Sipil Negara (ASN) terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K). Pegawai Negeri Sipil memiliki
fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, serta perekat
dan pemersatu bangsa. Untuk mewujudkan fungsi tersebut, maka dibutuhkan
sosok PNS yang memiliki profesional dan berkarakter yang dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara efisien dan efektif.
Namun demikian, pada masa sekarang, ASN sering mendapat predikat
kurang baik dari masyarakat umum. Bahkan Menteri Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi, Drs. Syarifuddin, M.Si., beberapa waktu
lalu menyatakan bahwa birokrasi di Indonesia masih terjangkit penyakit-
penyakit yang membuat kinerja tidak berjalan maksimal. Seperti pemborosan
belanja operasional, korupsi, inefektivitas dan inefisiensi, serta kualitas yang
belum memenuhi harapan publik. Tentu hal tersebut tidak bisa disamaratakan
ke seluruh instansi pemerintah atau unit pelaksana teknis yang ada di
Indonesia, perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk menilai apakah suatu
instansi sudah berjalan sebagaimana mestinya atau tidak.
Dari hal tersebut maka perlu adanya perbaikan dari dalam diri ASN itu
sendiri untuk bergerak menjadi profesional. Apalagi dalam konteks saat ini,
dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan tuntutan untuk
memiliki daya saing dalam kancah global.
Selain itu, PNS juga diharapkan dapat memahami fungsi dan peran
ASN. Seperti disebutkan dalam UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 10
bahwa ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
serta perekat dan pemersatu bangsa. Sedangkan dalam pasal 12 dijelaskan
bahwa peran ASN sebagai perencana, pelaksana dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional,
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas

1
dari intervensi politik serta bersih dari praktek KKN. Pembentukan karakter
ASN akan semakin dikuatkan melalui aktualisasi. Aktualisasi merupakan
suatu bentuk kemampuan peserta dalam menerjemahkan teori ke dalam
praktik, mengubah konsep menjadi konstruk, menjadikan gagasan sebagai
kegiatan (realita), dengan kata lain peserta akan menjadikan pengetahuan dan
pemahaman yang dimiliki menjadi kenyataan. Kompetensi ASN sebagai
pelayan masyarakat yang professional diindikasikan dengan kemampuan
yaitu menunjukkan sikap dan perilaku bela negara, mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN dalam pelaksanaan tugas jabatannya, mengaktualisasikan
kedudukan dan peran ASN dalam kerangka NKRI, serta menunjukkan
penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai bidang tugas.
Maka dari itu, PNS perlu diberikan kompetensi sesuai dengan Peraturan
Kepala LAN RI Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III. Kompetensi yang dibangun
dalam Latsar adalah kompetensi PNS sebagai pelayan masyarakat yang
profesional, yang ditunjukkan dengan kemampuan:
a. Menunjukkan sikap perilaku bela negara;
b. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam pelaksanaan tugas
jabatannya;
c. Mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam NKRI;
d. Menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesuai
bidang tugas.
Dalam rangka memenuhi standar kompetensi di atas CPNS sebagai
peserta aktualisasi dituntut untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar
profesi serta melaksanakan kedudukan dan perannya sebagai PNS. Nilai-nilai
dasar profesi PNS yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Antikorupsi. Sementara kedudukan dan peran PNS
dalam NKRI meliputi Manajemen ASN, Whole of Government (WoG) dan
Pelayanan Publik. Agenda aktualisasi ini sangat penting dilakukan oleh
peserta untuk implementasi nilai-nilai dasar dalam kegiatan sehari-hari, apa
saja tantangan dan kendala yang dihadapi dan bagaimana cara mengatasinya.
Sehingga agenda aktualisasi ini sangat relevan menjadi sebuah solusi

2
peningkatan kompetensi guna menjawab problematika ASN, utamanya di unit
pelaksanaan teknis penulis, yaitu rumah sakit Indrapura.
Menurut WHO, sanitasi lingkungan (environmental sanitation) adalah
upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik manusia yang mungkin
menimbulkan atau dapat menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkem-
bangan fisik, kesehatan dan daya tahan hidup manusia.
Dalam lingkup Rumah Sakit (RS), sanitasi berarti upaya pengawasan
berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di RS yang
menimbulkan atau mungkin dapat mengakibatkan pengaruh buruk terhadap
kesehatan petugas, penderita, pengunjung maupun bagi masyarakat di sekitar
RS. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa kejadian infeksi di RS ada
hubungannya dengan kondisi RS yang tidak saniter (Wulandari, 2018).

1.2 Visi, Misi dan Tupoksi


UPT Rumah Sakit Indrapura merupakan salah satu unit kerja dari Dinas
Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang berada di Jl. Besar Indrapura No.
56, Kabupaten Batubara dengan motto “Kesehatan Adalah Nikmat Yang Tak
Ternilai Harganya”.
1.2.1 Visi
Visi dari UPT Rumah Sakit Indrapura, yaitu “Menjadikan Rumah
Sakit Indrapura sebagai Rumah Sakit Regional terbaik di wilayah pantai
timur dan sekitarnya. Memberikan pelayanan medis yang prima dan lebih
berkualitas khususnya di bidang Bedah, Obgyn, dengan didukung kamar
operasi yang sudah dilengkapi MOT (Modular Operating Theatre)”.
1.2.2 Misi
Misi UPT Rumah Sakit Indrapura adalah “Memberikan pelayanan
yang maksimal terhadap masalah kesehatan dan penanggulangan penyakit
yang berhubungan dengan tindakan operasi”.
1.2.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara No. 19 tahun 2000 tentang Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka

3
Kreditnya, tugas pokok dan fungsi dari Sanitarian Ahli Pertama adalah
sebagai berikut :
1. Menyusun TOR rencana lima tahunan tingkat Propinsi;
2. Menganalisis data rencana lima tahunan secara sederhana tingkat Pusat;
3. Menyusun rancangan rencana lima tahunan tingkat Pusat;
4. Menyajikan rancangan rencana lima tahunan tingkat Pusat;
5. Mengolah data sederhana dalam rangka menyusun rencana tahunan
tingkat Propinsi;
6. Mengolah data lanjut dalam rangka menyusun rencana tahunan tingkat
Pusat;
7. Menganalisis data sederhana dalam rangka menyusun rencana tahunan
tingkat Pusat;
8. Menyajikan rancangan dalam rangka menyusun rencana tahunan tingkat
Propinsi;
9. Menyusun rencana tiga bulanan tingkat Propinsi;
10. Menyusun rencana bulanan tingkat Propinsi;
11. Menyusun rencana operasional tingkat Propinsi;
12. Menyusun rancangan peraturan;
13. Menyusun rancangan pedoman;
14. Melaksanakan uji coba desain studi kelayakan;
15. Menyusun instrumen pengumpulan data secara primer untuk pengamatan
kesehatan lingkungan;
16. Melakukan kajian data secara diskriptif (sederhana) untuk pengamatan
kesehatan lingkungan;
17. Penyebarluasan data hasil pengamatan kesehatan lingkungan;
18. Menentukan diagnosa dan treatmen intervensi objek kelompok II tingkat
lanjut secara sederhana untuk tindak lanjut pengawasan kesehatan
lingkungan;
19. Konsultasi kesehatan lingkungan objek kelompok I tingkat lanjut secara
lokal untuk tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
20. Konsultasi kesehatan lingkungan objek kelompok II awal secara
Nasional;

4
21. Konsultasi kesehatan lingkungan objek kelompok II tingkat lanjut secara
lokal untuk tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
22. Melakukan kunjungan/bimbingan teknis objek kelompok II lokal;
23. Menilai studi dampak kesehatan lingkungan secara garis besar < 9 jam
untuk tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
24. Menilai studi dampak kesehatan lingkungan secara garis besar 9-18 jam
untuk tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
25. Menilai rencana pengelolaan/pemantauan lingkungan < 9 jam untuk
tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
26. Menilai rencana pengelolaan/pemantauan lingkungan 9-18 jam untuk
tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
27. Menilai penyajian HACCP < 9 jam untuk tindak lanjut pengawasan
kesehatan lingkungan;
28. Menilai penyajian HACCP 9-18 jam untuk tindak lanjut pengawasan
kesehatan lingkungan;
29. Menilai penyajian analisis kesehatan lingkungan lainnya < 9 jam untuk
tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
30. Menilai penyajian analisis kesehatan lingkungan lainnya 9-18 jam untuk
tindak lanjut pengawasan kesehatan lingkungan;
31. ldentifikasi perilaku untuk menentukan program.
1.2.4 Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai yang terdapat pada UPT RS Indrapura sebagai sebuah
organisasi di bawah Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
mengacu pada nilai-nilai organisasi yang dimiliki oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, yaitu :
1. Pro Rakyat
Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian
Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan harus
menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi
manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama dan status sosial
ekonomi.

5
2. Inklusif
Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,
karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh
Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen
masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor,
organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani
dan masyarakat akar rumput.
3. Responsif
Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat,
serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi
setempat, sosial budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi
dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda,
sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
4. Efektif
Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target
yang telah ditetapkan dan bersifat efisien.
5. Bersih
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi,
kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

6
1.2.5 Struktur Organisasi
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Indrapura

Kepala UPT RS Indrapura

Komite Kasubag Umum SPI Bendahara


& Keuangan

Seksi Pelayanan Seksi Penunjang

Penanggungjawab
Penanggungjawab Penanggungjawab Pelayanan Penanggungjawab
Kepegawaian Pelayanan Penunjang

Instalasi Instalasi Farmasi Instalasi


Ka Instalasi Ka Instalasi Laboratorium Klinik Radiologi
Ka Instalasi IGD
Rawat Jalan Rawat Inap
Rehabilitasi medik Instalasi K3RS Instikalasi Gas
Kepala Ruangan Kepala Ruangan Kepala Ruangan Medik
IPSRS CSSD
Instalasi Air
Ruang Jenazah PKRS Bersih
Ka Instalasi Ka Instalasi Ka Instalasi
Kamar Bedah ICU Kebidanan Rekam Medik Gizi Klinik Instalasi
Kelistrikan
Kepala Ruangan Kepala Ruangan Kepala Ruangan Kesehatan Epidemiologi
Lingkungan Instalasi
Penyimpanan
Sementara
7
1.3 Permasalahan
Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
pasal 1 butir 1 yaitu rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Dalam menjalankan tugas sebagaimana disebut di atas, rumah sakit
mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit,
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna sesuai kebutuhan medis,
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan,
d. Penyelenggara penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
di bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
Interaksi berbagai komponen di rumah sakit seperti bangunan, peralatan,
manusia (petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan,
dapat berdampak baik maupun buruk. Dampak positif berupa produk pelayanan
kesehatan yang baik terhadap pasien dan memberikan keuntungan retribusi bagi
pemerintah dan lembaga pelayanan itu sendiri. Pada sisi lain keberadaan rumah
sakit dapat menimbulkan dampak negatif berupa pengaruh buruk kepada
manusia, seperti sampah dan limbah rumah sakit yang dapat menyebabkan
pencemaran lingkungan, sumber penularan penyakit dan menghambat proses
penyembuhan (Wulandari, 2018).
Dalam laporan aktualisasi ini saya mengambil beberapa masalah yang
saya angkat menjadi isu dari permasalahan yang terjadi di ruang lingkup UPT
RS Indrapura antara lain belum optimalnya kebersihan, pengendalian vektor
serta pengelolaan sampah di lingkungan RS Indrapura.

8
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
Dari latar belakang di atas dapat diketahui bahwa pelaksanaan
aktualisasi memiliki beberapa tujuan, sebagai berikut:
a. Menerapkan nilai-nilai dasar profesi PNS yang tergabung dalam ANEKA
dalam melaksanakan tugas dan fungsi di unit kerja di Rumah Sakit
Indrapura;
b. Menerapkan kedudukan dan peran PNS dalam melaksanakan tugas dan
fungsi di unit kerja di Rumah Sakit Indrapura;
c. Membentuk PNS sebagai pelayan publik yang profesional, handal dan
berdaya saing.
1.4.2 Manfaat
Adapun manfaat dari aktualisasi nilai-nilai dasar profesi PNS serta
peran dan kedudukan PNS, sebagai berikut:
1.4.2.1 Manfaat bagi Institusi
a. Meningkatkan derajat kesehatan lingkungan di Rumah Sakit
Indrapura;
b. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang kompeten
dan berkualitas di instalasi kesehatan lingkungan dengan penuh
tanggung jawab, beretika, efektif dan efisien.
1.4.2.2 Manfaat bagi Individu
a. Membentuk karakter dan perilaku PNS sebagai cerminan nilai-nilai
dasar profesi PNS;
b. Mewujudkan peran dan kedudukan PNS dalam NKRI;
c. Mampu bersikap professional, memiliki integritas tinggi serta
memberikan pelayanan yang memuaskan.

9
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS MASALAH

2.1 Identifikasi Isu


Aktualisasi dibuat berdasarkan isu-isu yang ada di unit kerja di
Instalasi Kesehatan Lingkungan sebagai Sanitarian di RS Indrapura. Isu
merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar organisasi
yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis.
Berkaitan dengan rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat
berasal dari Sasaran Kinerja Pegawai (SKP), kegiatan yang diinisiasi oleh
penulis melalui persetujuan coach dan mentor, serta penugasan dari atasan.
Berdasarkan kaitannya dengan Manajemen ASN, Whole of Government
(WoG), dan Pelayanan Publik.
Isu yang penulis temukan pada Instalasi Kesehatan Lingkungan yang
berkaitan dengan peran dan kedudukan ASN antara lain Belum optimalnya
kebersihan di lingkungan RS Indrapura yang dapat menyebabkan menurunnya
nilai estetis rumah sakit sehingga mempengaruhi jumlah pasien yang
berkunjung. Selain itu hal ini juga dapat menjadi sumber penularan penyakit
dan menghambat proses penyembuhan bagi pasien.
Masalah lainnya belum optimalnya pengendalian vektor di lingkungan
RS Indrapura dimana hal ini dapat menyebabkan sumber penyakit sehingga
menimbulkan infeksi nosokomial di rumah sakit. Belum optimalnya
pengelolaan sampah di lingkungan RS Indrapura juga menjadi isu yang
muncul di Instalasi Kesehatan Lingkungan dimana isu ini berpotensi menjadi
sumber pencemaran lingkungan baik di dalam maupun luar rumah sakit.

2.2 Analisa Isu


Setelah mengidentifikasi berbagai isu pada sub-bab sebelumnya, maka
selanjutnya perlu adanya analisis untuk menentukan isu mana yang paling
krusial untuk dipilih dalam kegiatan aktualisasi peserta di unit kerja nantinya.
Dalam menentukan isu yang dipilih, teknik analisis yang digunakan ada dua,

10
yaitu metode APKL (Aktual, Problematik, Khalayak, Layak) dan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).
Awalnya isu dipilih menggunakan teknik APKL yang terdiri dari empat
aspek. Pertama adalah aktual, yang berarti isu tersebut benar-benar terjadi dan
sedang menjadi perhatian. Kedua adalah problematik, berarti isu yang
dimaksud memiliki dimensi masalah yang kompleks dan perlu segera
diselesaikan. Ketiga adalah khalayak, berarti isu yang dimaksud menyangkut
hajat banyak orang. Keempat adalah layak, beararti isu tersebut realistis dan
relevan sesuai dengan tupoksi peserta.

Tabel 1.1 Matriks APKL


KRITERIA ISU
NO ISU
A P K L
1 Belum optimalnya kebersihan di    
lingkungan RS Indrapura.
2 Belum optimalnya pengendalian vektor    
di lingkungan RS Indrapura.
3 Belum optimalnya pengelolaan sampah    
di lingkungan RS Indrapura.

Hasil analisa isu yang dilakukan pada table di atas dapat disimpulkan
bahwa semua isu merupakan isu kompleks yang realistis dan sesuai dengan
tupoksi penulis untuk diangkat serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahannya.
2.3 Penetapan dan Dampak Isu
Berdasarkan hasil analisa isu menggunakan metode APKL di atas,
terdapat 3 isu yang memenuhi kriteria. Berikut adalah isu yang ditetapkan
untuk diangkat :
1. Belum optimalnya kebersihan di lingkungan RS Indrapura.
2. Belum optimalnya pengendalian vektor di lingkungan RS Indrapura.
3. Belum optimalnya pengelolaan sampah di lingkungan RS Indrapura.
Setelah isu-isu yang ada disaring menggunakan teknik APKL,
selanjutnya disaring kembali menggunakan teknik USG. Teknik USG menilai
keutamaan isu dari tiga aspek. Pertama adalah urgency, yaitu seberapa
mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Kedua

11
seriousness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dibahas, dikaitkan dengan
akibat yang ditimbulkan. Ketiga growth, seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Metode USG menetapkan urutan prioritas masalah menggunakan metode
teknik scoring (LAN, 2015). Berdasarkan tiga kriteria yang disediakan, isu-isu
yang telah diidentifikasi diukur menggunakan penilaian berdasarkan skala
likert 1 – 5, dengan rincian sebagai berikut:
1 = Sangat tidak tinggi
2 = Tidak tinggi
3 = Biasa saja
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
Tahap berikutnya yaitu melakukan pemilihan isu yang diangkat dengan
menggunakan metode USG, dimana isu dengan skor tertinggi adalah yang
dipilih.
Tabel 2.2 Matriks USG
Pemilihan Isu
No ISU Jumlah Prioritas
U S G
1 Belum optimalnya kebersihan 5 4 5 14 I
di lingkungan RS Indrapura.
2 Belum optimalnya 3 4 4 11 III
pengendalian vektor di
lingkungan RS Indrapura.
3 Belum optimalnya pengelolaan 4 4 4 12 II
sampah di lingkungan RS
Indrapura.

Berdasarkan analisis pemilihan isu dapat dilihat pada Tabel 2.3 di atas
dapat disimpulkan bahwa isu “Belum optimalnya kebersihan di Lingkungan RS
Indrapura” menjadi prioritas utama dalam penyelesaian masalah karena
mendapatkan jumlah tertinggi.
Dampak yang ditimbulkan jika tidak diatasi dapat menyebabkan
menurunnya nilai estetis rumah sakit yang akan berdampak pada angka
kunjungan pasien ke rumah sakit. Selain itu kondisi rumah sakit yang kotor dapat

12
menjadi sumber penularan penyakit dan menghambat proses penyembuhan bagi
pasien.
2.4 Penetapan Gagasan Kegiatan
Adapun gagasan kegiatan-kegiatan yang dirancang untuk memecahkan
masalah isu di atas antara lain:
1. Membuat Standard Operating Procedure (SOP) kebersihan.
2. Membuat bahan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kebersihan.
3. Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kepada petugas kebersihan.
4. Menbuat lembar pemantauan kinerja petugas kebersihan.
5. Melakukan pemantauan kinerja petugas kebersihan.
2.5 Role Model
Role Model merupakan sosok yang penting dalam menjadi panutan penulis
agar tetap semangat dalam menerapkan seluruh nilai-nilai ASN di tempat bekerja.
Penulis disini memilih dr. Aulia Sukri Sambas selaku Kepala Rumah Sakit
Indrapura sebagai Role Model karena beliau merupakan sosok yang menjunjung
tinggi nilai-nilai dasar ASN, yaitu sosok yang profesional, pekerja keras, dan
berjiwa kepimpinan yang baik tanpa membeda-bedakan bawahannya.

13
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Nilai-Nilai Dasar PNS


Terdapat lima nilai-nilai dasar PNS yang terdiri dari Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Muru dan Anti Korupsi. Kelima nilai
tersebut lebih sering dikenal dengan sebutan ANEKA. Penjelasan lebih lanjut
tentang nilai-nilai dasar PNS sangat penting sebagai pegangan setiap aparatur
sipil negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

3.1.1 Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Nilai-
nilai yang terkandung dalam akuntabilitas yang harus dimiliki Aparatur Sipil
Negara (ASN) untuk diterapkan di unit kerja yaitu, kepemimpinan,
transparasi, integritas, tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan,
kejelasan dan konsistensi. Amanah seorang ASN adalah menjamin
terwujudnya nilai-nilai publik berikut:
a. Mampu mengambil pilihan yang tepat dan benar ketika terjadi konflik
kepentingan, antara kepentingan publik dengan kepentingan sektor,
kelompok, dan pribadi.
b. Memiliki pemahaman dan kesadaran untuk menghindari dan mencegah
keterlibatan PNS dalam politik praktis.
c. Memperlakukan warga negara secara sama dan adil dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
d. Menunjukan sikap dan perilaku yang konsisten dan dapat diandalkan
sebagai penyelenggara pemerintahan.
Aspek-aspek akuntabilitas adalah sebagai berikut:
a. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan.
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil.
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan.
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi.

14
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda, yaitu akuntabilitas
personal, akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas
organisasi, dan akuntabilitas stakeholder. Berdasarkan tingkatan akuntabilitas
tersebut dapat menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel dan dipahami
juga sebagai nilai-nilai akuntabilitas, yakni :
a. Kepemimpinan
b. Transparansi
c. Integritas
d. Tanggung jawab
e. Keadilan
f. Kepercayaan
g. Keseimbangan
h. Kejelasan
i. Konsistensi

3.1.2 Nasionalisme
Mata pelatihan nasionalisme memfasilitasi pembentukan nilai
Pancasila dalam menumbuhkan nasionalisme ASN sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan sebagai perekat dan pemersatu
bangsa.Makna nasionalisme secara politis merupakan manifestasi kesadaran
nasional yang mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik
untuk merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa
dan negaranya. Nasionalisme adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri, sekaligus tidak merendahkan bangsa lain. Nasionalisme merupakan
pondasi bagi ASN untuk mengaktualisasikan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya dengan orientasi mementingkan kepentingan publik, bangsa dan
negara atau sering juga diartikan sebagai paham kebangsaan.
Berdasarkan pasal 10 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, fungsi ASN adalah sebagai berikut :
a. ASN sebagai pelaksana kebijakan publik.

15
b. ASN sebagai pelayan publik.
c. ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Dari fungsi tersebut, seorang ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana
kebijakan publik yang mencakup artian bahwa ASN adalah aparat pelaksana
(eksekutor) yang melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang
menjadi landasan kebijakan publik di berbagai bidang dan sektor
pemerintahan. Kemudian ASN sebagai pelayan publik adalah segala bentuk
pelayanan sektor publik yang dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk
aparat yang bergerak di bidang perekonomian dalam bentuk barang dan jasa,
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dari definisi tersebut, ada tiga poin
penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan publik yaitu :
a. Tugas pelayanan merupakan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan
oleh aparat pemerintah.
b. Yang menjadi objek layanan adalah masyarakat atau publik.
c. Bentuk layanan yang diberikan dapat berupa barang, jasa, maupun
administratif sesuai kebutuhan masyarakat dan perundang-undangan yang
berlaku.
Sedangkan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa memiliki arti bahwa
seorang ASN dalam menjalankan tugasnya senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan.
Berdasarkan 3 fungsi ASN tersebut, peran yang dilakukan ASN harus
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila serta Undang-Undang yang berlaku. Fungsi
nasionalisme bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah :
1. ASN yang berorientasi pada kepentingan publik dengan nilai yang
terkandungnya; ketepatan waktu, pelayanan yang akurat, ramah dan santun
dalam memberikan pelayanan, tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan
mendapatkan pelayanan, variasi model pelayanan, kenyamanan, bersikap
adil dan tidak diskriminatif.
2. ASN yang berintegritas tinggi, dengan melaksanakan tugasnya dengan
jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi, melaksanakan tugasnya
dengan cermat dan disiplin, melayani dengan sikap hormat, sopan dan

16
tanpa tekanan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan, menjaga
kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara, menggunakan kekayaan
dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien,
menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam menjalankan tugas,
memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi, tidak menyalahgunakan informasi, dan
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. ASN sebagai pemersatu bangsa bersikap netral dan adil, mengayomi
kepentingan kelompok minoritas, menjadi teladan di lingkungan
masyarakat.

3.1.3 Etika Publik


Mata pelatihan ini memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar etika
publik melalui pembelajaran kode etik dan perilaku pejabat publik, bentuk-
bentuk kode etik dan implikasinya, serta penerapan kode etik ASN. Etika
publik merupakan refleksi tentang standar atau norma yang menentukan baik
atau buruk, benar atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik.
Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik, yakni :
1. Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.
2. Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan dalam
menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi.
3. Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi publik, yaitu :
1. Dimensi kualitas pelayanan publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip moral,
sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.

17
2. Dimensi modalitas
Etika publik bisa bertindak baik atau berperilaku sesuai standar dan
mengorganisir tindakan agar sesuai etika dengan unsur-unsur modalitas
dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi, dan netralitas.
3. Dimensi tindakan integritas publik
Etika publik yang sesuai dengan nilai, tujuan dan kewajibannya untuk
memecahkan dilema moral yang tercermin dalam kesederhanaan hidup.
Nilai-nilai dasar etika publik yang tercantum dalam Undang-Undang ASN,
yakni:
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN yakni
sebagai berikut :
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

18
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan,
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin
pegawai ASN.

3.1.4 Komitmen Mutu


Komitmen mutu bertujuan untuk memberikan kepuasan masyarakat
dalam pelayanan publik. Penilaian mutu berdasarkan pada subjektifitas
seseorang. Untuk mengukur penilaian tersebut perlu adanya standar pelayanan
sehingga sebuah mutu pelayanan dapat terkontrol dengan baik. Mata pelatihan
ini memfasilitasi pembentukan nilai dasar inovatif dan komitmen mutu
melalui pembelajaran tentang efektivitas, efisiensi, inovasi dan kualitas
penyelenggaraan pemerintahan, dan konsekuensi dari perubahan. Komitmen
mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan berorientasi pada
kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara lain, mengedepankan

19
komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang menyentuh hati,
untuk menjaga dan memelihara.
Berikut adalah nilai-nilai yang perlu diperhatikan dalam komitmen
mutu antara lain:
1. Bekerja dengan berorientasi pada mutu.
2. Inovatif.
3. Selalu melakukan perbaikan mutu.
4. Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang.
5. Membangun kerjasama antar pegawai yang dilandasi kepercayaan dan
kejujuran.
6. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal maupun
eksternal.
7. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zero defect) dan tanpa pemborosan
(zero waste), sejak memulai setiap pekerjaan.
8. Menjalankan fungsi pengawasan secara efektif dan efisien dalam bekerja.

3.1.5 Anti Korupsi


Korupsi adalah tindakan melanggar hukum dengan tujuan untuk
memperkaya diri sendiri maupun golongan. Mata pelatihan Anti Korupsi ini
memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar anti korupsi melalui penyadaran
anti korupsi, menjauhi perilaku korupsi, membangun sistem integritas, dan
proses internalisasi nilai-nilai dasar anti korupsi. Anti korupsi adalah tindakan
atau gerakan yang dilakukan untuk memberantas segala tingkah laku atau
tindakan yang melawan norma-norma dengan tujuan memperoleh keuntungan
pribadi, merugikan negara atau masyarakat baik secara langsung maupun
tidak.
Kesadaran anti korupsi yang telah mencapai puncak tertinggi akan
menyentuh spiritual accountability, sehingga akan selalu ingat pada Tuhan
yang pada dasarnya merupakan tujuan hidup dan kesadaran bahwa hidup
mereka harus dipertanggungjawabkan. Spiritual accountability yang baik akan
menghasilkan niat baik, yang akan menghasilkan visi dan misi yang baik,
selanjutnya akan diterjemahkan dalam usaha yang terbaik untuk mendapatkan

20
hasil yang terbaik. Hubungan konsekuensi tersebut idealnya dapat menjamin
bahwa pemilik spiritual accountability yang baik akan mendorong public
accountability yang baik pula, dan tentunya tidak akan tergerak dan
mempunyai niat sedikit pun untuk membuat kerusakan di muka termasuk di
dalamnya adalah melakukan korupsi, sebaliknya justru akan mempunyai niat
yang sangat kuat untuk menghindari korupsi. Nilai-nilai yang terkandung
dalam aspek anti korupsi antara lain:
1. Kejujuran
2. Kepedulian
3. Kemandirian
4. Kedisiplinan
5. Tanggung jawab
6. Kerja keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Keadilan

3.2 Kedudukan dan Peran PNS Dalam NKRI


Terdapat tiga peran dan kedudukan PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen
ASN, Pelayanan Publik dan Whole of Government (WoG). Pembahasan ini
berguna untuk mengidentifikasi bagaimana peran dan kedudukan PNS dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya.

3.2.1 Manajemen ASN


Pengertian Aparatur Sipil Negara Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas Negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Selanjutnya yang dimaksud dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS)
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk

21
menduduki jabatan pemerintahan. Sedangkan yang dimaksud dengan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja
untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pengelolaan atau manajemen ASN adalah kebijakan dan praktek dalam
mengelola aspek manusia atau SDM dalam organisasi, baik untuk PNS
maupun PPPK. Manajemen ASN akan membuat seorang ASN mengerti apa
saja kedudukan, peran, hak, kewajiban dan kode etik ASN.
1. Kedudukan ASN
Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri, namun demikian
pegawai ASN merupakan satu kesatuan.
2. Peran ASN
Peran ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
dan perekat pemersatu bangsa.
3. Hak dan kewajiban ASN
Seorang ASN mempunyai kewajiban dan hak sebagai berikut:
a. Gaji, tunjangan dan fasilitas
b. Cuti
c. Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
d. Perlindungan
e. Pengembangan kompetensi
4. Kode etik dan kode perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku
agar pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;

22
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan BMN secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien; Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
h. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
i. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain;
j. Memagang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
k. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.

3.2.2 Pelayanan Publik


Pelayanan publik dapat diartikan sebagai pemberian layanan
(melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan
pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah
ditetapkan. Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu bahwa pemerintahan
pada hakekatnya adalah pelayanan kepada masyarakat. Karenanya Birokrasi
publik berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan layanan yang
baik dan professional. Prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
1. Partisipatif
Pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2. Transparan
Pemerintah harus menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui
segala hal terkait pelayanan publik yang diselenggarakan. Masyarakat juga

23
harus diberi akses untuk mempertanyakan dan menyampaikan pengaduan
apabila merasa tidak puas terhadap pelayanan publik pemerintah.
3. Responsif
Pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga
negara. Birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat
yang menduduki posisi sebagai agen pelayanan publik.
4. Tidak diskriminatif
Tidak ada perbedaan pemberian layanan kepada masyarakat atas dasar
perbedaan identitas warga negara.
5. Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal
dan mudah untuk dipenuhi. Murah artinya biaya yang diperlukan dapat
dijangkau oleh seluruh warga negara.
6. Efektif dan efisien
Efektif, mampu mewujudkan tujuan yang hendak dicapai (untuk
melaksanakan mandat konstitusi dan mencapai tujuan strategis negara
dalam jangka panjang). Efisien, cara mewujudkan tujuan dilakukan
dengan prosedur sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
7. Aksesibel
Pelayanan publik yang harus dapat dijangkau oleh warga negara yang
membutuhkan dalam arti fisik (dekat, terjangkau dengan kendaraan publik,
mudah ditemukan, dan lain – lain) dan dapat dijangkau dalam arti non –
fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan yang harus dipenuhi.
8. Akuntabel
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan
secara terbuka kepada masyarakat melalui media publik baik secara cetak
maupun elektronik.
9. Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
pelindung kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok kuat.

24
3.2.3 Whole of Goverment
WoG didefinisikan sebagai “Suatu model pendekatan integratif
fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked problems yang
sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai karakteristik atau keadaan yang
melekat antara lain : tidak jelas sebabnya, multi dimensi, menyangkut
perubahan perilaku.
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. Oleh
karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.
Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan mengapa WoG menjadi
penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang mendapatkan perhatian dari
pemerintah. Pertama, adalah adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan
publik dalam mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik. Selain
itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan dinamika kebijakan yang
lebih kompleks juga mendorong pentingnya WoG dalam menyatukan institusi
pemerintah sebagai penyelenggara kebijakan dan layanan publik. Kedua,
terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan kapasitas
sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor dalam
pembangunan. Satu sektor bisa menjadi sangat superior terhadap sektor lain,
atau masing-masing sektor tumbuh namun tidak berjalan beriringan,
melainkan justru kontra produktif atau “saling membunuh”. Masing-masing
sektor menganggap bahwa sektornya lebih penting dari yang lainnya. Ketiga,
khususnya dalam konteks Indonesia, keberagaman latar belakang nilai,
budaya, adat istiadat, serta bentuk latar belakang lainnya mendrong adanya
potensi disintegrasi bangsa. Pemerintah sebagai institusi formal berkewajiban
untuk mendorong tumbuhnya nilai-nilai perekat kebangsaan yang akan
menjamin bersatunya elemen-elemen kebangsaan ini dalam satu frame NKRI

25
1. Faktor pendorong
Gambar 3.1 Faktor Pendorong WoG

2. Tantangan WoG
Gambar 3.2 Tantangan WoG

26
3.3 Rancangan Aktualisasi
Sesuai dengan nilai dasar ASN serta kedudukan dan peran PNS dalam NKRI
yang telah dijabarkan diatas, penulis sebagai salah satu peserta Pelatihan Dasar
CPNS Golongan III Gelombang VIII Angkatan 28 diberi tugas untuk membuat
rancangan aktualisasi berdasarkan tupoksi sesuai dengan satuan tugas, tugas
tambahan dari disposisi atasan/pimpinan dan tugas kreatif yang dibuat. Berikut
rencana kegiatan yang akan dilakukan penulis:
1. Membuat Standard Operating Procedure (SOP) kebersihan.
2. Membuat bahan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kebersihan.
3. Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kepada petugas kebersihan.
4. Membuat lembar pemantauan kinerja petugas kebersihan.
5. Melakukan pemantauan kinerja petugas kebersihan

27
RANCANGAN AKTUALISASI
Formulir 1 Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja/Instansi : UPT RS Indrapura
Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya kebersihan di lingkungan RS Indrapura
2. Belum optimalnya pengendalian vektor di lingkungan RS Indrapura
3. Belum optimalnya pengelolaan sampah di lingkungan RS Indrapura
Isu yang diangkat : 1. Belum optimalnya kebersihan di lingkungan RS Indrapura
Gagasan pemecahan isu :

Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat  Meminta petunjuk Adanya Standard Saya akan meminta Kegiatan ini untuk Dengan kegiatan
Standard dan arahan dari Operating saran pembuatan SOP memenuhi visi RS ini, maka nilai-nilai
Operating atasan untuk proses Procedure (SOP) kepada atasan dengan Indrapura yaitu organisasi pro
Procedure pembuatan SOP dalam kebersihan bahasa yang baik dan memberikan pelayanan rakyat, inklusif,
(SOP)  Mengumpulkan sopan. Dalam medis yang prima dan responsif dan
kebersihan data terkait pembuatan SOP ini lebih berkualitas efektif akan dapat
potensi petugas saya akan kepada masyarakat dan diperkuat.
kebersihan di RS mengedepankan nilai misi UPT RS Indrapura
Indrapura efektifitas dan efisiensi yaitu memberikan
 Menyusun SOP dalam bekerja agar pelayanan yang
kebersihan kinerja meningkat. maksimal terhadap
 Mengesahkan SOP Pembuatan SOP ini masalah kesehatan dan

28
kepada atasan merupakan bentuk penanggulangan
untuk dapat pertanggungjawaban penyakit.
disosialisasikan atas kurangnya panduan
kepada petugas kerja petugas.
kebersihan. Keterkaitan dengan
topik Etika Publik
(bahasa yang baik dan
sopan), Komitmen
Mutu (efektifitas dan
efisiensi),
Akuntabilitas
(tanggungjawab).
2. Membuat bahan  Mengumpulkan Adanya bahan Saya akan membuat Kegiatan ini untuk Dengan kegiatan
sosialisasi bahan terkait sosialisasi SOP bahan sosialisasi yang memenuhi visi RS ini, maka nilai-nilai
Standard sosialisasi SOP kebersihan efektif dan efisien. Indrapura yaitu organisasi pro
Operating kebersihan Dalam pembuatan memberikan pelayanan rakyat, inklusif,
Procedure  Mendesain bahan bahan sosialisasi ini medis yang prima dan responsif dan
(SOP) sosialisasi SOP saya kerjakan secara lebih berkualitas efektif akan dapat
kebersihan. kebersihan mandiri. Saya kepada masyarakat dan diperkuat.
 Meminta saran menggunakan bahasa misi UPT RS Indrapura
kepada atasan yang baik dan sopan yaitu memberikan
terkait rancangan ketika meminta saran pelayanan yang
bahan sosialisasi kepada atasan. maksimal terhadap
yang telah dibuat Keterkaitan dengan masalah kesehatan dan
 Mencetak bahan topik Komitmen Mutu penanggulangan
sosialisasi SOP (efektif dan efisien), penyakit.
kebersihan Anti Korupsi
(mandiri), Etika
Publik (baik dan
sopan).

29
3. Sosialisasi  Menyiapkan bahan Terselenggaranya Saya akan Kegiatan ini untuk Dengan kegiatan
Standard untuk sosialisasi sosialisasi SOPmenyampaikan materi memenuhi visi RS ini, maka nilai-nilai
Operating SOP kebersihan kebersihan kepada sosialisasi dengan Indrapura yaitu organisasi pro
Procedure  Mengundang petugas kebersihan.
bahasa yang sopan memberikan pelayanan rakyat, inklusif dan
(SOP) kepada petugas kebersihan dengan harapan medis yang prima dan efektif akan dapat
petugas untuk mengikuti mendorong kinerja lebih berkualitas diperkuat.
kebersihan. sosialisasi petugas. Dalam kepada masyarakat dan
 Melakukan melaksanakan kegiatan misi UPT RS Indrapura
sosialisasi SOP ini saya tidak akan yaitu memberikan
kebersihan kepada melakukan pelayanan yang
petugas kebersihan diskriminasi terhadap maksimal terhadap
 Membuka sesi peserta sosialisasi yang masalah kesehatan dan
tanya jawab. hadir. Keterkaitan penanggulangan
dengan topik Etika penyakit.
Publik (bahasa yang
sopan), Nasionalisme
(tidak akan
melakukan
diskriminasi).
4. Membuat  Merancang lembar Adanya lembar Saya akan meminta Kegiatan ini untuk Dengan kegiatan
lembar pemantauan pemantauan kinerja saran pembuatan memenuhi visi RS ini, maka nilai-nilai
pemantauan kinerja petugas petugas kebersihan lembar pemantauan Indrapura yaitu organisasi pro
kinerja petugas kebersihan kinerja kepada atasan memberikan pelayanan rakyat, inklusif,
kebersihan.  Meminta saran dengan bahasa yang medis yang prima dan responsif dan
kepada atasan baik dan sopan. Dalam lebih berkualitas efektif akan dapat
terkait rancangan pembuatan lembar kepada masyarakat dan diperkuat.
lembaran pemantauan kinerja ini misi UPT RS Indrapura
pematauan kinerja saya akan yaitu memberikan
yang telah dibuat mengedepankan nilai pelayanan yang
 Mengesahkan efektifitas dan efisiensi maksimal terhadap

30
lembar dalam bekerja agar masalah kesehatan dan
pemantauan kinerja meningkat. penanggulangan
kinerja kepada Pembuatan lembar penyakit.
atasan pemantauan kinerja ini
merupakan bentuk
pertanggungjawaban
atas kurangnya kendali
dan evaluasi kerja
petugas kebersihan.
Keterkaitan dengan
topik Etika Publik
(bahasa yang baik dan
sopan), Komitmen
Mutu (efektifitas dan
efisiensi),
Akuntabilitas
(tanggungjawab).
5. Melakukan  Mempersiapkan Adanya evaluasi Kegiatan ini untuk Dengan kegiatan ini
pemantauan lembar hasil kinerja Pembuatan lembar memenuhi visi RS maka nilai-nilai
kinerja petugas pemantauan petugas kebersihan. pemantauan kinerja ini Indrapura yaitu organisasi yaitu
kebersihan. kinerja petugas merupakan bentuk memberikan pelayanan inklusif, efektif dan
kebersihan pertanggungjawaban medis yang prima dan bersih makin
 Observasi hasil atas kurangnya kendali lebih berkualitas diperkuat
kerja petugas dan evaluasi kerja kepada masyarakat dan
kebersihan petugas kebersihan. misi UPT RS Indrapura
 Mengisi lembar Dalam pemantauan yaitu memberikan
pemantauan kinerja petugas ini saya pelayanan yang
kinerja kebersihan akan mengedepankan maksimal terhadap
nilai efektifitas dan masalah kesehatan dan
efisiensi dalam bekerja penanggulangan
agar kinerja meningkat.
31
Pemantauan kinerja penyakit.
petugas saya
laksanakan secara
objektif tanpa
membeda-bedakan
suku, agama maupun
ras. Keterkaitan dengan
topik Akuntabilitas
(tanggungjawab),
Komitmen Mutu
(efektifitas dan
efisiensi),
Nasionalisme (
objektif tanpa
membeda-bedakan).

Tabel 3.1 Belum Optimalnya Kebersihan di Lingkungan RS Indrapura

32
Tabel 3.2 Rancangan Jadwal Aktualisasi Kegiatan
Bulan
Oktober November
No. Kegiatan Minggu Minggu
I II III IV V I
1 Membuat Standard Operating Procedure (SOP)
kebersihan.
2 Membuat bahan sosialisasi Standard Operating
Procedure (SOP) kebersihan.
3 Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP)
kepada petugas kebersihan.
4 Membuat lembar pemantauan kinerja petugas
kebersihan.
5 Melakukan pemantauan kinerja petugas
kebersihan.

33
BAB IV
AKTUALISASI, HABITUASI DAN KOMPETENSI BIDANG

4.1 Kegiatan Aktualisasi


Kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS dilakukan di UPT Rumah Sakit
Indrapura. Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini didasarkan pada rancangan aktualisasi
yang telah disusun dan diseminarkan untuk kemudian menjadi suatu habituasi dalam
menjalankan tugas dan jabatan sesuai dengan tupoksi di Instalasi Kesehatan
Lingkungan UPT RS Indrapura. Kegiatan yang dilaksanakan dalam waktu kurang
lebih 1 bulan di tempat bekerja. Dalam melaksanakan aktualisasi di semua kegiatan,
penulis berkoordinasi dan berkomunikasi dengan mentor dan coach. Kegiatan
aktualisasi dilaksanakan berdasarkan jadwal kegiatan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Belum Optimalnya Kebersihan di Lingkungan RS Indrapura
No Kegiatan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1 Membuat Standard 7-10 Oktober 2019 Aktualisasi telah
Operating Procedure (SOP) dilaksanakan
kebersihan.
2 Membuat bahan sosialisasi 11-14 Oktober 2019 Aktualisasi telah
Standard Operating dilaksanakan
Procedure (SOP)
kebersihan.
3 Sosialisasi Standard 15 Oktober 2019 Aktualisasi telah
Operating Procedure (SOP) dilaksanakan
kepada petugas kebersihan.
4 Membuat lembar 16 s/d 20 Oktober Aktualisasi telah
pemantauan kinerja petugas 2019 dilaksanakan
kebersihan.
5 Melakukan pemantauan 21 Oktober s/d 11 Aktualisasi telah
kinerja petugas kebersihan. November 2019 dilaksanakan

34
Formulir 2
Aktualisasi Yang Telah Dilaksanakan

Kegiatan 1 : Membuat Standard Operating Procedure (SOP) kebersihan


No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai Paraf
Substansi Mata Terhadap Visi- Organisasi Mentor
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Membuat  Meminta petunjuk Adanya Saya telah meminta Kegiatan ini Dengan kegiatan ini,
Standard dan arahan dari Standard saran pembuatan SOP untuk memenuhi maka nilai-nilai
Operating atasan untuk Operating kepada atasan dengan visi RS Indrapura organisasi pro rakyat,
Procedure proses pembuatan Procedure bahasa yang baik yaitu inklusif, responsif
(SOP) SOP (SOP) dalam dan sopan. Dalam memberikan dan efektif akan
kebersihan  Mengumpulkan kebersihan pembuatan SOP ini pelayanan dapat diperkuat.
data terkait saya telah medis yang
potensi petugas mengedepankan nilai prima dan lebih
kebersihan di RS efektifitas dan berkualitas
Indrapura efisiensi dalam kepada
 Menyusun SOP bekerja agar kinerja masyarakat dan
kebersihan meningkat. misi UPT RS
 Mengesahkan SOP Pembuatan SOP ini Indrapura yaitu
kepada atasan merupakan bentuk memberikan
untuk dapat pertanggungjawaban pelayanan yang
disosialisasikan atas kurangnya maksimal
kepada petugas panduan kerja terhadap
kebersihan. petugas. Keterkaitan masalah
dengan topik Etika kesehatan dan
35
Publik (bahasa yang penanggulangan
baik dan sopan), penyakit.
Komitmen Mutu
(efektifitas dan
efisiensi),
Akuntabilitas
(tanggungjawab).
Tabel 4.2 Aktualisasi Kegiatan 1 Yang Telah Dilaksanakan

36
Hasil Aktualisasi Kegiatan 1
Kegiatan Membuat Standard Operating
Procedure (SOP) kebersihan
Tanggal 7-10 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Dokumentasi
 Surat Perintah Tugas
 Testimoni
 SOP Kebersihan
a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan
1. Etika Publik
2. Komitmen Mutu
3. Akuntabilitas

b. Capaian Kegiatan
Adanya Standard Operating Procedure (SOP) dalam kebersihan.

c. Manfaat
Kegiatan membuat Standard Operating Procedure (SOP) kebersihan
berfungsi sebagai panduan dalam bekerja bagi petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura.

d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak terlaksana maka kinerja petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura menjadi kurang optimal.
Tabel 4.3 Hasil Aktualisasi Kegiatan 1

37
Kegiatan : Membuat Standard Operating Procedure (SOP)
kebersihan
Tanggal Aktualisasi : 7-10 Oktober 2019

Gambar 4.1 Meminta petunjuk dan saran kepada atasan

Gambar 4.2 Mengumpulkan data terkait potensi petugas kebersihan

38
Gambar 4.3 Menyusun SOP kebersihan

39
Kegiatan 2 : Membuat bahan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kebersihan.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai Paraf
Substansi Mata Terhadap Visi- Organisasi Mentor
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Membuat bahan  Mengumpulkan Adanya bahan Saya akan membuat Kegiatan ini Dengan kegiatan ini,
sosialisasi bahan terkait sosialisasi SOP bahan sosialisasi
untuk memenuhi maka nilai-nilai
Standard sosialisasi SOP kebersihan yang efektif dan visi RS Indrapura organisasi pro rakyat,
Operating kebersihan efisien. Dalamyaitu inklusif, responsif
Procedure  Mendesain bahan pembuatan bahan
memberikan dan efektif akan
(SOP) sosialisasi SOP sosialisasi ini sayapelayanan dapat diperkuat.
kebersihan. kebersihan kerjakan secara
medis yang
 Meminta saran mandiri. Saya
prima dan lebih
kepada atasan menggunakan bahasa berkualitas
terkait rancangan yang baik dan sopan kepada
bahan sosialisasi ketika meminta saranmasyarakat dan
yang telah dibuat kepada atasan.
misi UPT RS
 Mencetak bahan Keterkaitan dengan Indrapura yaitu
sosialisasi SOP topik Komitmen memberikan
kebersihan Mutu (efektif dan pelayanan yang
efisien), Anti
maksimal
Korupsi (mandiri), terhadap
Etika Publik (baik masalah
dan sopan). kesehatan dan
penanggulangan
penyakit.
Tabel 4.4 Aktualisasi Kegiatan 2 Yang Telah Dilaksanakan

40
Hasil Aktualisasi Kegiatan 2
Kegiatan Membuat bahan sosialisasi Standard
Operating Procedure (SOP)
kebersihan.
Tanggal 11-14 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Dokumentasi
 Surat Perintah Tugas
 Testimoni
 Leaflet SOP Kebersihan
a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan
1. Komitmen Mutu
2. Anti Korupsi
3. Etika Publik

b. Capaian Kegiatan
Adanya bahan sosialisasi SOP kebersihan.

c. Manfaat
Kegiatan membuat bahan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP)
kebersihan berfungsi sebagai media untuk mempermudah dalam
penyampaian panduan dalam bekerja bagi petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura.

d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak terlaksana maka kinerja petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura menjadi kurang optimal.
Tabel 4.5 Hasil Aktualisasi Kegiatan 2

41
Kegiatan : Membuat bahan sosialisasi Standard Operating Procedure
(SOP) kebersihan.
Tanggal Aktualisasi : 11-14 Oktober 2019

Gambar 4.4 Mengumpulkan bahan terkait sosialisasi

Gambar 4.5 Mendesain bahan sosialisasi

42
Gambar 4.6 Meminta saran kepada atasan terkait rancangan bahan sosialisasi

43
Kegiatan 3 : Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kepada petugas kebersihan.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai Paraf
Substansi Mata Terhadap Visi- Organisasi Mentor
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Sosialisasi  Menyiapkan Terselenggaranya Saya akan Kegiatan ini Dengan kegiatan ini,
Standard bahan untuk sosialisasi SOP menyampaikan untuk memenuhi maka nilai-nilai
Operating sosialisasi SOP kebersihan materi sosialisasi visi RS Indrapura organisasi pro
Procedure kebersihan kepada petugas dengan bahasa yang yaitu rakyat, inklusif dan
(SOP) kepada  Mengundang kebersihan. sopan dengan memberikan efektif akan dapat
petugas petugas harapan mendorong pelayanan diperkuat.
kebersihan. kebersihan untuk kinerja petugas. medis yang
mengikuti Dalam melaksanakan prima dan lebih
sosialisasi kegiatan ini saya berkualitas
 Melakukan tidak akan kepada
sosialisasi SOP melakukan masyarakat dan
kebersihan kepada diskriminasi misi UPT RS
petugas terhadap peserta Indrapura yaitu
kebersihan sosialisasi yang memberikan
 Membuka sesi hadir. Keterkaitan pelayanan yang
tanya jawab. dengan topik Etika maksimal
Publik (bahasa yang terhadap
sopan), masalah
Nasionalisme (tidak kesehatan dan
akan melakukan penanggulangan
diskriminasi). penyakit.
Tabel 4.6 Aktualisasi Kegiatan 3 Yang Telah Dilaksanakan

44
Hasil Aktualisasi Kegiatan 3
Kegiatan Sosialisasi Standard Operating
Procedure (SOP) kepada petugas
kebersihan.
Tanggal 15 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Dokumentasi
 Surat Perintah Tugas
 Testimoni
 Leaflet SOP Kebersihan
 Daftar Hadir
a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan
1. Etika Publik
2. Nasionalisme

b. Capaian Kegiatan
Terlaksananya sosialisasi SOP kebersihan kepada petugas kebersihan.

c. Manfaat
Kegiatan sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kepada petugas
kebersihan berfungsi sebagai media komunikasi dua arah untuk
menyampaikan panduan dalam bekerja bagi petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura.

d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak terlaksana maka kinerja petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura menjadi kurang optimal.
Tabel 4.7 Hasil Aktualisasi Kegiatan 3

45
Kegiatan : Sosialisasi Standard Operating Procedure (SOP) kepada
petugas kebersihan.
Tanggal Aktualisasi : 15 Oktober 2019

Gambar 4.7 Menyiapkan bahan untuk sosialisasi

Gambar 4.8 Melakukan sosialisasi kepada petugas kebersihan

46
Gambar 4.9 Membuka sesi tanya jawab

47
Kegiatan 4 : Membuat lembar pemantauan kinerja petugas kebersihan.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai Paraf
Substansi Mata Terhadap Visi- Organisasi Mentor
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Membuat  Merancang lembar Adanya lembar Saya akan meminta Kegiatan ini Dengan kegiatan ini,
lembar pemantauan pemantauan saran pembuatan untuk memenuhi maka nilai-nilai
pemantauan kinerja petugas kinerja petugas lembar pemantauan visi RS Indrapura organisasi pro rakyat,
kinerja petugas kebersihan kebersihan kinerja kepada atasan yaitu inklusif, responsif
kebersihan.  Meminta saran dengan bahasa yang memberikan dan efektif akan
kepada atasan baik dan sopan. pelayanan dapat diperkuat.
terkait rancangan Dalam pembuatan medis yang
lembaran lembar pemantauan prima dan lebih
pematauan kinerja kinerja ini saya akan berkualitas
yang telah dibuat mengedepankan nilai kepada
 Mengesahkan efektifitas dan masyarakat dan
lembar efisiensi dalam misi UPT RS
pemantauan bekerja agar kinerja Indrapura yaitu
kinerja kepada meningkat. memberikan
atasan Pembuatan lembar pelayanan yang
pemantauan kinerja maksimal
ini merupakan bentuk terhadap
pertanggungjawaban masalah
atas kurangnya kesehatan dan
kendali dan evaluasi penanggulangan
kerja petugas penyakit.
kebersihan.
Keterkaitan dengan

48
topik Etika Publik
(bahasa yang baik
dan sopan),
Komitmen Mutu
(efektifitas dan
efisiensi),
Akuntabilitas
(tanggungjawab).
Tabel 4.8 Aktualisasi Kegiatan 4 Yang Telah Dilaksanakan

49
Hasil Aktualisasi Kegiatan 4
Kegiatan Membuat lembar pemantauan kinerja
petugas kebersihan
Tanggal 16-20 Oktober 2019
Daftar Lampiran  Dokumentasi
 Surat Perintah Tugas
 Testimoni
 Lembar Pemantauan Kinerja
a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan
1. Etika Publik
2. Komitmen Mutu
3. Akuntabilitas

b. Capaian Kegiatan
Adanya lembar pemantauan kinerja petugas kebersihan.

c. Manfaat
Kegiatan membuat lembar pemantauan kinerja petugas kebersihan berfungsi
sebagai alat pantau kinerja petugas kebersihan di UPT RS Indrapura.

d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak terlaksana maka kinerja petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura menjadi tidak terukur dan tidak terdokumentasi dengan baik.
Tabel 4.9 Hasil Aktualisasi Kegiatan 4

50
Kegiatan : Membuat lembar pemantauan kinerja petugas kebersihan.
Tanggal Aktualisasi : 16-20 Oktober 2019

Gambar 4.10 Merancang lembar pemantauan kinerja

Gambar 4.11 Meminta saran kepada atasan terkait rancangan lembar pemantauan
kinerja yang telah dibuat

51
Kegiatan 5 : Melakukan pemantauan kinerja petugas kebersihan.
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Kontribusi Penguatan Nilai Paraf
Substansi Mata Terhadap Visi- Organisasi Mentor
Pelatihan Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Melakukan  Mempersiapkan Adanya evaluasi Kegiatan ini Dengan kegiatan ini
pemantauan lembar hasil kinerja Pembuatan lembar untuk memenuhi maka nilai-nilai
kinerja petugas pemantauan petugas pemantauan kinerja visi RS Indrapura organisasi yaitu
kebersihan. kinerja petugas kebersihan. ini merupakan bentuk yaitu inklusif, efektif dan
kebersihan pertanggungjawaban memberikan bersih makin
 Observasi hasil atas kurangnya pelayanan diperkuat
kerja petugas kendali dan evaluasi medis yang
kebersihan kerja petugas prima dan lebih
 Mengisi lembar kebersihan. Dalam berkualitas
pemantauan pemantauan kinerja kepada
kinerja kebersihan petugas ini saya akan masyarakat dan
mengedepankan nilai misi UPT RS
efektifitas dan Indrapura yaitu
efisiensi dalam memberikan
bekerja agar kinerja pelayanan yang
meningkat. maksimal
Pemantauan kinerja terhadap
petugas saya masalah
laksanakan secara kesehatan dan
objektif tanpa penanggulangan
membeda-bedakan penyakit.
suku, agama maupun
ras. Keterkaitan

52
dengan topik
Akuntabilitas
(tanggungjawab),
Komitmen Mutu
(efektifitas dan
efisiensi),
Nasionalisme (
objektif tanpa
membeda-bedakan).
Tabel 4.10 Aktualisasi Kegiatan 5 Yang Telah Dilaksanakan

53
Hasil Aktualisasi Kegiatan 5
Kegiatan Melakukan pemantauan kinerja petugas
kebersihan.
Tanggal 21 Oktober-11 November 2019
Daftar Lampiran  Dokumentasi
 Surat Perintah Tugas
 Testimoni
 Lembar Evaluasi Kinerja
 Daftar Hadir
a. Nilai-nilai dasar yang melandasi kegiatan
1. Akuntabilitas
2. Komitmen Mutu
3. Nasionalisme

b. Capaian Kegiatan
Adanya evaluasi hasil kinerja petugas kebersihan.

c. Manfaat
Kegiatan melakukan pemantauan kinerja petugas kebersihan berfungsi
sebagai sarana menilai kinerja petugas kebersihan di UPT RS Indrapura agar
mereka dapat mengetahui kekurangan mereka dalam bekerja dan segera
memperbaikinya.

d. Dampak
Jika kegiatan ini tidak terlaksana maka kinerja petugas kebersihan di UPT RS
Indrapura tidak akan terpantau dan tidak akan ada peningkatan kinerja.
Tabel 4.11 Hasil Aktualisasi Kegiatan 5

54
Kegiatan : Melakukan pemantauan kinerja petugas kebersihan.
Tanggal Aktualisasi : 21 Oktober-11 November 2019

Gambar 4.12 Observasi hasil kerja petugas kebersihan

Gambar 4.13 Observasi hasil kerja petugas kebersihan

55
Gambar 4.14 Observasi hasil kerja petugas kebersihan

Gambar 4.15 Observasi hasil kerja petugas kebersihan

56
4.16 Evaluasi bulanan kinerja petugas kebersihan

57
4.2 Habituasi
Rancangan aktualisasi yang telah disusun dan diseminarkan adalah
kegiatan yang saya habituasikan di tempat saya bekerja. Kegiatan-kegiatan yang
rutin saya lakukan dalam habituasi secara nyata memberi pengaruh pada perilaku
saya untuk mengadopsi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi) sehingga terbentuk karakter yang
ideal melalui proses internalisasi. Seorang ASN yang telah terinternalisasi nilai-
nilai ANEKA diharapkan dapat memberikan dampak yang positif di tempat kerja
sehingga rekan-rekan kerja juga ikut tertular. Dengan kondisi ini amanah ASN
sebagai agen perubahan semoga dapat terwujud.
Role model di tempat saya bekerja adalah Kepala UPT RS Indrapura yang
memiliki dedikasi, disiplin, loyalitas yang tinggi dalam pekerjaannya serta mampu
mengakomodir semua staf yang ada di UPT RS Indrapura. Seluruh nilai-nilai
positif yang ada pada pimpinan saya membuat saya makin terpacu untuk selalu
menerapkan nilai-nilai ANEKA baik hari ini, esok maupun seterusnya.

58
4.3 Kompetensi Bidang
Selain melaksanakan kegiatan aktualisasi sesuai rancangan kegiatan,
peserta juga diharuskan mengikuti kegiatan yang dapat meningkatkan kompetensi
teknis bidang yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Adapun kompetensi
bidang yang saya ikuti yaitu : Pelatihan internal Bantuan Hidup Dasar,
Komunikasi Efektif serta Sasaran Keselamatan Pasien. Berikut dokumentasi
kegiatan.

59
60
4.4 Hambatan dan Strateginya
Hambatan merupakan hal yang lazim ada dalam melaksanakan suatu
kegiatan, termasuk kegiatan aktualisasi yang saya terapkan. Hambatan yang saya
hadapi saat itu adalah kondisi saya tidak fit sehingga pelaksanaan kegiatan
aktualisasi menjadi mundur 1 minggu. Selain itu, hambatan lainnya adalah masih
belum terbiasanya petugas kebersihan di UPT RS Indrapura dengan aturan bekerja
yang baru sehingga di bulan pertama ini masih ditemukan kekurangan dalam
kinerja mereka.
Untuk mengatasi ini, saya akan terus memberikan motivasi dan
pemahaman kepada petugas kebersihan bahwa tugas mereka dalam menjaga
kebersihan rumah sakit merupakan tugas yang sama pentingnya dengan tugas
rekan-rekan lainnya karena kondisi rumah sakit yang tidak saniter merupakan
sumber penularan infeksi nosokomial yang sering terjadi di rumah sakit. Selain itu
menjaga kebersihan juga akan menjadi salah satu daya tarik pasien untuk dating
berobat ke rumah sakit sehingga angka kunjungan pasien akan meningkat.

61
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kegiatan aktualisasi dilakukan oleh penulis di Instalasi Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit Indrapura berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi)
serta nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI, yaitu Manajemen ASN,
Pelayanan Publik, dan Whole of Government. Kegiatan yang dilakukan mulai dari
2 Oktober - 11 November 2019 ini telah mampu meningkatkan kinerja penulis
beserta rekan kerja lainnya di Instalasi Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
Indrapura dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Dari isu dan lima kegiatan
yang diangkat, dapat disimpulkan uraian hasil aktualisasi yang telah dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Tersedianya SOP yang berisikan tahapan kegiatan tentang hal-hal yang
harus dilakukan oleh petugas kebersihan dalam mengerjakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan pelayanan kebersihan.
2. Tersedianya lembar pemantauan kinerja kebersihan membuat para
petugas kebersihan paham bahwa tugas yang mereka lakukan setiap
harinya terus dipantau.
3. Tersedianya evaluasi kinerja petugas kebersihan menjadi gambaran
petugas dalam hasil kerja mereka tiap bulannya dan diharapkan terjalin
komunikasi dua arah jika mengalami kendala dalam menjalankan tugas
setiap harinya.
5.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang muncul untuk membantu kelancaran tugas petugas
kebersihan di Rumah Sakit Indrapura adalah berikut:
1. Perlu adanya evaluasi untuk mengetahui kepuasan pasien maupun
pengunjung terhadap kebersihan UPT Rumah Sakit Indrapura.
2. Perlunya komunikasi yang benar dan efektif kepada seluruh petugas
kebersihan maupun staf rumah sakit lainnya dalam hal kebersihan di UPT
Rumah Sakit Indrapura.

62
Sedangkan terkait dengan Pelatihan Dasar Golongan III tahun 2019, rekomendasi
yang dapat diberikan adalah:
1. Perlunya standarisasi kepenulisan rancangan aktualisasi dan laporan
aktualisasi yang seragam sehingga tidak menimbulkan kebingungan
diantara para peserta.
Konsep pelatihan dasar yang mendasarkan pada nilai-nilai ANEKA dan
kedudukan serta peran PNS telah berhasil meningkatkan kesadaran banyak peserta
pelatihan untuk menjalankan tugasnya dengan penuh tanggungjawab dan
semangat mengabdi. Maka kedepannya konsep seperti itu dapat tetap
dipertahankan atau diberi pengembangan lebih baik tanpa menghilangkan sama
sekali nilai-nilai ANEKA dan kedudukan serta peran PNS.

63
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 19 Tahun 2000


tentang Jabatan Fungsional Sanitarian dan Angka Kreditnya

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Manajemen ASN. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2016. Pelayanan Publik. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2016. Whole of Government. Modul Pendidikan
dan Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara

Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018 tentang


Kewajiban Rumah Sakit dan Kewajiban Pasien

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Wulandari, Kusrini, Dindin Wahyudin, 2018. Sanitasi Rumah Sakit, Jakarta


Selatan: Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan

64

Anda mungkin juga menyukai