Anda di halaman 1dari 26

BAB III

REALISASI AKTUALISASI KEGIATAN DAN ANALISIS


KETERKAITAN SUBSTANSI MATA PELATIHAN

3.1 Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Dalam menjalankan tugas, pokok, dan fungsinya, seorang ASN
harus berpegang teguh pada nilai-nilai dasar profesi ASN yang disebut
sebagai ANEKA, yaitu:

a) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
instansi untuk mengemban tanggung jawab yang telah diamanahkan
kepadanya. PNS yang akuntabel adalah PNS yang mampu mengambil
keputusan yang tepat ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat
dalam politik praktis, melayani warga secara adil, dan konsisten dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.

Beberapa indikantor dan nilai dasar akuntabilitas yang harus


diperhatikan untuk menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel :

1. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel memiliki pimpinan yang dapat
memainkan peranan penting dan mengayomi.Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dengan memberikan
contoh, adanya komitmen tinggi terhadap pekerjaannya, terhindar
dari aspek yang menggagalkan kinerja.
2. Transparansi
Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang
ditutup- tutupi. Organisasi yang transparan memiliki laporan yang
jelas secara berkala sehingga seluruh anggota organisasi dan
masyarakat dapat mengetahui kinerja organisasi tersebut.
3. Integritas
Integritas menjadikan adanya suatu kewajiban untuk
menjunjung tinggi dan mematuhi segala hukum yang berlaku,
undang- undang, kontrak, kebijakan dan peraturan yang berlaku.

18
4. Tanggung Jawab (Responsibility)
Tanggung jawab institusi dan perseorangan memberikan
kewajiban bagi individu dan lembaga bahwa ada suatu
konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yang
telah dibuat.
5. Keadilan
Keadilan adalah landasan utama akuntabilitas.Keadilan
harus dipromosikan oleh pimpinan kepada lingkungan
organisasinya agar tercipta organisasi yang akuntabel.
6. Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada kepercayaan. Lingkungan
yang akuntabel tidak akan lahir dari hal – hal yang tidak dapat
dipercaya.
7. Keseimbangan
Setiap individu yang ada di lingkungan kerjanya, harus
dapat menggunakan kewenangannya untuk meningkatkan kinerja.
Dengan demikian akan tercipta kerjasama organisasi yang baik.
8. Kejelasan
Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya
secara akuntabel, mereka harus memiliki kejelasan akan tugas
pokok dan fungsi masing-masing serta memiliki gambaran yang
jelas akan tujuan dan hasil yang diharapkan.
9. Konsistensi
Konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan
memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang
tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas
anggota organisasi

b) Nasionalisme
Nasionalisme memiliki dua arti, dalam arti sempit, nasionalisme
adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri, sekaligus tidak
menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sedangkan dalam arti
luas, nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghormati bangsa lain.

19
a. Sila 1 (Nilai Ketuhanan)

Menjamin kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan


kepercayaannya, saling menghormati kepercayaan satu sama lain,
mengembangkan etika sosial di masyarakat.

b. Sila 2 (Nilai Kemanusiaan)

Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, saling menghargai


antar sesama, mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan,
agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan
sebagainya.

c. Sila 3 (Nilai Persatuan)

Bekerja sama demi persatuan dan kesatuan bangsa, menempatkan


kepentingan publik daripada kepentingan diri sendiri demi persatuan
dan kesatuan bangsa.

d. Sila 4 (Nilai Permusyawaratan dalam Kehidupan Sehari–hari)

Perwujudan dari demokrasi permusyawaratan yakni demokrasi


yang kerakyatan (penghormatan terhadap suara rakyat),
permusyawaratan (kekeluargaan), dan hikmat kebijaksanaan.

e. Sila 5 (Nilai Keadilan)

Mengembangkan sikap adil terhadap semua tingkat sistem


kemasyarakatan, menyediakan kesetaraan kesempatan dalam proses
fasilitasi akses informasi dan layanan.

Nilai-nilai Nasionalisme yang dapat diimplementasikan dalam


kehidupan dan bernegara:

1) Adil
2) Ikhlas
3) Toleransi
4) Integritas
5) Musyawarah
6) Demokrasi
7) Amanah

20
8) Rela berkorban

c) Etika Publik
Pembentukan nilai etika publik melalui pembelajaran kode etik.
Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik ASN adalah sebagai
berikut:

1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan


berintegritas tinggi;
2) melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5) melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
7) menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8) menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9) memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10) tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11) memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12) melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.

21
d) Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan kesanggupan yang sungguh-
sungguh dari seorang pegawai untuk melakukan tugasnya dengan
efektif, efisien, inovatif, dan berorientasi pada kepuasan pelanggan.
Indikator komitmen mutu diantaranya:

a. Orientasi mutu
Orientasi mutu adalah pelayanan yang mengutamakan keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan sesuai dengan
kebutuhan dan keinginannya.
b. Efektifitas
Efektivitas menunjukkan ketercapaian target yang telah disepakati
baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
c. Efisiensi
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga tidak
terjadi pemborosan sumber daya.
d. Inovatif
Inovatif yaitu mengusahakan selalu memberikan hal baru bagi
peningkatan mutu pelayanannya.

e. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin coruptio dan corruptus yang
berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, dapat disuap dan tidak
bermoral. Sedangkan tidak pidana korupsi berarti tindakan melanggar
hukum yang dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja oleh
seseorang atau sekelompok orang yang dapat dipertanggungjawabkan
oleh peraturan perundang-undangan. Berdasarkan UU No. 31 Tahun
1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, bahwa korupsi
adalah tindakan melawan hukum dengan melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

22
Anti korupsi dapat diidentifikasi ke dalam 9 (sembilan) nilai
yang terdiri dari nilai-nilai anti korupsi, yaitu:

a) Kejujuran berasal dari kata jujur yang dapat didefinisikan sebagai


sebuah tindakan maupun ucapan yang lurus, tidak berbohong dan
tidak curang.
b) Kepedulian adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Rasa kepedulian dapat dilakukan terhadap
lingkungan sekitar.
c) Kemandirian berarti dapat berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak
banyak bergantung kepada orang lain dalam berbagai hal.
d) Kedisiplinan adalah ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
e) Tanggung Jawab adalah keadaan wajib menanggung segala
sesuatu.
f) Kerja keras didasari dengan adanya kemauan di dalam kemauan
terkandung ketekadan, ketekunan, daya tahan, daya kerja,
pendirian keberanian.
g) Kesederhanaan yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
h) Keberanian dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan
dan membela kebenaran.
i) Keadilan adalah sama berat, tidak berat sebelah dan tidak
memihak. Menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.

3.2 Kedudukan Dan Peran Aparatur Sipil Negara (ASN)


Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara menyatakan bahwa : Aparatur Sipil Negara yang
selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.

23
Dengan terbitnya Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang
aparatur sipil Negara, pegawai negeri sipil diharuskan mempunyai fungsi
sebagai:

a. pelaksana kebijakan publik

b. pelayan publik dan

c. perekat dan pemersatu bangsa.

Peran dan kedudukan ASN dalam NKRI bisa dilihat dari


kemampuan mereka memahami manajemen ASN, Pelayanan Publik dan
inovasi yang berkaitan dengan whole of government (WOG).

a. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN yang unggul
selaras dengan perkembangan zaman.

b. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka
konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN.

1) Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai Negeri Sipil


(PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan,
memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK
adalah warga negara Indonesia yang memnuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian
kerja sesuai dengan kebutuhan instansipemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

24
2) Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi anggota
dan/atau pengurus partai politik. Selain itu untuk menjauhkan
birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini dimaksudkan untuk
menjamin keutuhan, kekompakan dan persatuan ASN, serta dapat
memusatkan segala perhatian, pikiran dan tenaga pada tugas yang
dibebankan kepadanya. Oleh karena itu dalam pembinaan karir
pegawai ASN, khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat
berwenang yaitu pejabat karir tertinggi.
3) Kedudukan ASN berada di pusat, daerah dan luar negeri. Namun
demikian pegawai ASN merupakan kesatuan. Kesatuan bagi pegawai
ASN sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan
otonomi daerah, sering terjadinya isu putra daerah yang hampir terjadi
dimana-mana sehingga perkembangan birokrasi menjadi stagnan di
daerah-daerah. Kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan
bangsa.
c. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:

1) Pelaksana kebijakan publik;


ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakanyang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2) Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik
merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan

25
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yangdiselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan
tujuan kepuasan pelanggan.
3) Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuandan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD1945, negara dan pemerintah.
ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN serta senantiasa
mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan diri sendiri,
seseorang dan golongan. Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam
penyelengaraan dan kebijakan manajemen ASN, salah satu
diantaranya asas persatuan dan kesatuan.

d. Whole of Government (WoG)


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenbggaraan pemerintah
yang menyatukan upaya upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan
sektor dalam ruanglingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan – tujuan pengembangan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.

WoG menjadi penting dan tumbuh sebagai pendekatan yang


mendapatkan perhatian dari pemerintah, hal ini terkait dengan adanya
faktor internal, eksternal, dan keberagaman latar belakang nilai budaya.
Pendekatan WoG dapat beroperasi dalam tataran kelembagaan nasional
maupun daerah, namun penataan tersebut ridak merubah kelembagaan
atau sebaliknya. Sehingga dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan
perbedaan kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat.

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,


baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal, antara lain:

a. Penguatan koordinasi antar lembaga

b. Membentuk lembaga koordinasi khusus

c. Membentuk gugus tugas

d. Koalisi sosial

Adapun tantangan yang dihadapi dalam penerapan WoG, yaitu


kapasitas SDM dan institusi, nilai dan budaya organisasi, dan
kepemimpinan. Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan

26
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis
pelayanan publik yang dikenal yang dapat didekati oleh pendekatan
WoG, yaitu pelayanan yang bersifat administratif, jasa, barang dan
regulatif.

Negara berkewajiban melayani setiap negara dan penduduk untuk


memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik
yang merupakan amanat UUD 1945. Membangun kepercayaan
masyarakat atas pelayanan publik yang dilakukan penyelenggara
pelayanan publik merupakan kegiatan yang harus dilakukan seiring
dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang
peningkatan pelayanan publik.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang


Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan
nepotisme, telah ditetapkan asas-asas umum penyelenggaraan negara dan
pemerintahan negara oleh aparatur negara, yaitu:

a. Asas kepastian hukum

b. Asas kepentingan umum

c. Asas akuntabilitas

d. Asas proporsionalitas

e. Asas profesionalitas

f. Asas keterbukaan

g. Asas efisiensi

h. Asas efektifitas

e. Pelayanan Publik
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
menyatakan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

Terdapat 3 (tiga) unsur penting dalam pelayanan publik yaitu


organisasi penyelenggara pelayanan publik, penerima layanan

27
(pelanggan), dan kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima
layanan (langganan). Prinsip - prinsip yang harus ada dalam melakukan
pelayan publik :

a. Partisipatif

b. Transparan

c. Responsif

d. Tidak diskriminatif

e. Mudah dan murah

f. Efektif dan efesien

g. Aksesibel

h. Akuntabel

i. Berkeadilan

3.3 Realisasi Aktualisasi Kegiatan dan Analisis Keterkaitan Substansi


Mata Pelatihan.
Selama pelaksanaan kegiatan aktualisasi yang dimulai sejak
tanggal 24 Juli-27 Agustus 2019 di RSUD Waled, bertugas sebagai
perawat ahli pertama. Selama kurang lebih 30 hari penulis
melaksanakan rencana kegiatan yang telah dibuat sebelumnya di
rancangan aktualisasi.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Kegiatan 1 Melakukan Konsultasi Penguatan Gagasan pemecahan


masalah dan untuk mendapatkan feedback
Tanggal 24 juli 2019
Pelaksanaan
Bukti Foto kegiatan, notulensi diskusi dan konsultasi, surat
Pendukung pernyataan mentor

28
Penjelasan Tahapan Kegiatan:
Tahap kegiatan diskusi dan konsultasi dengan atasan diantaranya: bertanya
pada atasan terkait waktu untuk melakukan diskusi dan konsultasi,
kemudian mendiskusikan dan melakukan konsultasi dengan mentor dan
atasan terkait penyusunan pemecahan masalah yang ada di lingkungan
kerja dan permintaan persetujuan dan dukungan mengenai kegiatan
aktualisasi yang akan dilakukan. Meminta izin mentor untuk dapat bekerja
sama dengan tim PPI RSUD Waled terkait pengembangan media video
tutorial sederhana, banner dan leaflet hand hygiene sebagai media edukasi
penunggu pasien.

Gambar 3.1 Kegiatan Bimbingan Merencanakan Kegiatan Penyelesaian


Masalah Dengan Mentor

Output:
Hasil dari perencanaan kegiatan aktualisasi adalah penulis mendapatkan
arahan untuk pelaksanaan aktualisasi dan habituasi di instansi, serta penulis
mendapat persetujuan beserta dukungan dari mentor mengenai rancangan
kegiatan yang akan dilaksanakan.

Keterkaitan substansi mata pelatihan :


a. Akuntabilitas
Kegiatan menyusun pemecahan masalah dilakukan dengan
Tanggungjawab.

29
b. Etika Publik
Penyampaian gagasan kepada mentor dilakukan dengan cermat,
sopan, santun dan tepat waktu.
c. Whole of Government (WoG)
Kegiatan berkonsultasi dengan mentor mengandung prinsip
kerjasama yang terdapat pada WoG.

Kontribusi terhadap visi misi organisasi:


Dengan menerapkan nilai-nilai ASN dapat mewujudkan visi RSUD
WALED :
“Menjadi Pusat Pelayanan Pendidikan Dan Penelitian Kesehatan Diwilayah
Timur Jawa Barat Tahun 2019”
Selain itu berkontribusi terhadap misi RSUD WALED yaitu :
“Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit”

Penguatan nilai-nilai organisasi:


Kegiatan ini memperkuat nilai organisasi RSUD WALED yaitu :
“Jujur,Profesional, dan akuntabel“

Kegiatan 2 Mengembangkan desain video tutorial sederhana,


dengan menyisipkan tulisan, gambar dan efek pada
video hand hygiene sesuai dengan SOP.
Tanggal 25 Juli-03 Agustus 2019
Pelaksanaan
Bukti Rancangan desain video tutorial sederhana hand
Pendukung hygiene

30
Penjelasan Tahapan Kegiatan:
Tahap kegiatan pengembangan desain video tutorial sederhana hand
hygiene : yang pertama dilakukan adalah mencari sumber referensi,
kemudian menyusun langkah atau prosedur untuk selanjutnya di buat alur
proses pengembangan, berkoordinasi dengan tim PPI RSUD Waled untuk
melengkapi media edukasi yang sesuai dengan SOP.

Gambar 3.2 Kegiatan Menyusun Pengembangan Media Video Tutorial


Hand Hygiene Dengan Mentor.

Output:
Hasil konsultasi dari persiapan membuat kegiatan pengembangan desain
video tutorial sederhana hand hygiene yang sesuai dengan SOP dan
mendapatkan desain story board yang menarik.

Gambar 3.3 Story Board Video Hand Hygiene

31
Keterkaitan substansi mata pelatihan :
a) Akuntabilitas
Kegiatan menyusun pengembangan media video tutorial sederhana
hand hygiene dilakukan dengan Tanggungjawab.
b) Etika Publik
Dalam mencari sumber referensi dilakukan dengan cermat, sopan,
santun dan tepat waktu.
c) Komitmen Mutu
Terbentuknya story board video yang Efisien dan efektif sesuai
standar operasional prosedur.

d) Whole of Government (WoG)


Kegiatan berkonsultasi dengan mentor mengandung prinsip
kerjasama yang terdapat pada WoG.

Kontribusi terhadap visi misi organisasi:


Dengan menerapkan nilai-nilai ASN dapat mewujudkan visi RSUD
WALED :
“Menjadi Pusat Pelayanan Pendidikan Dan Penelitian Kesehatan Diwilayah
Timur Jawa Barat Tahun 2019”
Selain itu berkontribusi terhadap misi RSUD WALED yaitu :
“Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit”

Penguatan nilai-nilai organisasi:


Kegiatan ini memperkuat nilai organisasi RSUD WALED yaitu :
“Melayani dengan Sepenuh hati”

32
Kegiatan 3 Melakukan pemasangan banner, dan pembagian leaflet
hand hygiene di ruangan kepada penunggu pasien
Tanggal 03-04 Agustus 2019
Pelaksanaan
Bukti Pemasangan banner, pembagian leaflet dan
Pendukung pemasangan leaflet hand hygiene di ruangan pasien.
Penjelasan Tahapan Kegiatan:
Tahap kegiatan Pemasangan banner, pembagian leaflet dan pemasangan
leaflet hand hygiene : yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan alat
dan bahan banner dan mempersiapkan titik tempat untuk pemasangan
banner. Kemudian dilakukan pemasangan banner dan leaflet di titik yang
telah ditentukan sebelumnya melalui diskusi dengan mentor dan tim PPI
RSUD Waled agar mendapatkan titik lokasi pemasangan yang sesuai
dengan tujuan kegiatan dan mudah dijangkau oleh penunggu pasien.
Sedangkan pembagian leaflet dilakukan pada saat melakukan edukasi hand
hygiene pada penunggu pasien.

Gambar 3.4 Sebelum Pemasangan Banner Hand Hygiene Di Ruangan Seruni

33
Gambar 3.5 Setelah Pemasangan Banner Hand Hygiene Di Ruangan Seruni
RSUD Waled.

Output:
Hasil dari mencetak dan memasang banner, leaflet hand hygiene yaitu
mendapatkan media banner dan leaflet dengan kualitas yang baik dan
penentuan titik pemasangan yang tepat, sehingga sasaran kegiatan dapat
membaca dengan jelas dan mudah dipahami.

Keterkaitan substansi mata pelatihan :


a) Akuntabilitas
Kegiatan memasang banner, leaflet hand hygiene dilakukan dengan
Tanggungjawab.
b) Etika Publik
Dalam menentukan titik pemasangan dilakukan dengan cermat.

34
c) Whole of Government (WoG)
Kegiatan berkerjasama dengan tim PPI RSUD Waled
mengandung prinsip kerjasama yang terdapat pada WoG.

Kontribusi terhadap visi misi organisasi:


Dengan menerapkan nilai-nilai ASN dapat mewujudkan visi RSUD
WALED :
“Menjadi Pusat Pelayanan Pendidikan Dan Penelitian Kesehatan Diwilayah
Timur Jawa Barat Tahun 2019”
Selain itu berkontribusi terhadap misi RSUD WALED yaitu :
“Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit”

Penguatan nilai-nilai organisasi:


Kegiatan ini memperkuat nilai organisasi RSUD WALED yaitu :
“Melayani dengan Sepenuh hati”

Kegiatan 4 Melakukan edukasi, demontrasi hand hygiene


dengan menggunakan media video tutorial
sederhana, banner dan leaflet.
Tanggal Pelaksanaan 13 Agustus 2019
Bukti Pendukung Video tutorial hand hygiene, video dan foto
edukasi demonstrasi, daftar hadir penunggu
pasien

35
Penjelasan Tahapan Kegiatan:
Tahap kegiatan melakukan edukasi, demontrasi hand hygiene dengan
menggunakan media video tutorial sederhana, banner dan leaflet.yang
pertama dilakukan adalah mempersiapkan tempat, waktu dan penunggu
pasien sebagai sasaran edukasi. Kegiatan edukasi dilaksanakan di ruang
perawatan seruni RSUD Waled, kegiatan edukasi diberikan kepada
penunggu pasien.

Gambar 3.6 Kegiatan edukasi hand hygiene penunggu pasien di Ruang


Seruni RSUD Waled
Output:
Hasil dari edukasi menggunakan media video tutorial sederhana hand
hygiene yaitu sasaran kegiatan dapat dikoordinasikan dengan baik dan
tertib sesuai dengan tempat dan waktu yang telah direncanakan. Penunggu

36
pasien dapat melakukan kegiatan hand hygiene dengan baik, dan tertib.
Keterkaitan substansi mata pelatihan :
a) Akuntabilitas
Kegiatan edukasi dilaksanakan dengan penuh Tanggungjawab.
b) Etika Publik
Dalam mempersiapkan kegiatan edukasi dilakukan dengan cermat,
tanggungjawab, efisien, efektif, tepat waktu.

Kontribusi terhadap visi misi organisasi:


Dengan menerapkan nilai-nilai ASN dapat mewujudkan visi RSUD
WALED :
“Menjadi Pusat Pelayanan Pendidikan Dan Penelitian Kesehatan
Diwilayah Timur Jawa Barat Tahun 2019”
Selain itu berkontribusi terhadap misi RSUD WALED yaitu :
“Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit”

Penguatan nilai-nilai organisasi:


Kegiatan ini memperkuat nilai organisasi RSUD WALED yaitu :
“Melayani dengan Sepenuh hati dan terdapat nilai “professional dan
akuntabel”

Kegiatan 5 Melakukan evaluasi setiap kegiatan


menggunakan lembar ceklist kepatuhan hand
hygiene sesuai alur standar yang sudah dibuat.
Tanggal Pelaksanaan 15 Agustus 2019 dan 22 Agustus 2019
Bukti Pendukung Lembar Ceklist, Foto

37
Penjelasan Tahapan Kegiatan:
Tahap kegiatan melakukan evaluasi kepatuhan penunggu pasien dalam
penerapan hand hygiene setelah dilakukan edukasi selama 2 hari di Ruang
Seruni RSUD Waled, yang pertama dilakukan adalah mempersiapkan
lembar ceklist sebagai penilaian setiap penunggu pasien, dan bekerja sama
dengan tim PPI RSUD Waled untuk dilakukan pengawasan selanjutnya.

Gambar 3.7 Lembar Daftar Penunggu Pasien di Ruang Seruni RSUD Waled

Output:
Hasil dari evaluasi kegiatan yaitu
untuk mengetahui perubahan
tingkat kesadaran sebelum dan
sesudah dilakukan edukasi hand
hygiene dengan menggunakan
media video tutorial sederhana
hand hygiene. Evaluasi ini
menggunakan lembar ceklist.

Gambar 3.8 Lembar Ceklist Kepatuhan Penunggu Pasien

38
Keterkaitan substansi mata pelatihan :
a) Akuntabilitas
Kegiatan penunggu pasien menerapkan hand hygiene sebagai
wujud kedisiplinan dan tanggungjawab terhadap terhadap
penanganan pencegahan infeksi di RS.
b) Whole of Government
Dalam mengevaluasi kegiatan edukasi penulis bekoordinasi
dengan tim PPI RSUD Waled.
c) Etika Publik
Dalam mengevaluasi kegiatan edukasi dilakukan dengan baik,
sopan, ramah, saling bekerja sama sesuai dengan SOP.

Kontribusi terhadap visi misi organisasi:


Dengan menerapkan nilai-nilai ASN dapat mewujudkan visi RSUD
WALED :
“Menjadi Pusat Pelayanan Pendidikan Dan Penelitian Kesehatan
Diwilayah Timur Jawa Barat Tahun 2019”
Selain itu berkontribusi terhadap misi RSUD WALED yaitu :
“Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit”

Penguatan nilai-nilai organisasi:


Kegiatan ini memperkuat nilai organisasi RSUD WALED yaitu :
“Melayani dengan Sepenuh hati dan terdapat nilai “professional dan
akuntabel”

39
3.4 Faktor Pendukung Realisasi Aktualisasi
a. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang
mendukung dalam terlaksananya kegiatan aktualisasi di Ruang
Seruni RSUD Waled. Pada saat kegiatan aktualisasi dan habituasi,
berbagai pihak terlibat dan mendukung kegiatan dalam berbagai
bentuk mulai dari nasihat, saran dan motivasi bagi penulis. Pihak
yang terlibat diantaranya Kepala bidang pelayanan dan
keperawatan RSUD Waled, dokter, perawat ruang seruni serta
pegawai RSUD Waled lainnya. Hal tersebut menjadikan penulis
mudah untuk melakukan kegiatan aktualisasi dan habituasi di
Ruang Seruni RSUD Waled.

3.5 Hasil Capaian


Kondisi Ruang Seruni RSUD Waled sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut :

Gambar 3.9 Kondisi Ruang Seruni RSUD Waled sebelum


kegiatan Aktualisasi

40
Gambar 3.10 Kondisi Ruang Seruni RSUD Waled Sesudah Kegiatan
Aktualisasi

41
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan
Kegiatan aktualisasi di RSUD Waled sebagai perawat ahli pertama
dilakukan dengan melakulan 5 kegiatan. Kegiatan konsultasi penguatan
gagasan pemecahan masalah, mengembangkan desain video tutorial,
banner dan leaflet, kegiatan pemasangan banner dan pembagian leaflet,
kegiatan edukasi demonstrasi hand hygiene dan yang terakhir adalah
kegiatan eveluasi penunggu pasien dalam menerapkan hand hygiene
tercapai dilakukan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

4.2 Saran
Berdasarkan hasil kegiatan aktualisasi dan habituasi, penulis
menyarankan agar kegiatan promotif seperti edukasi hand hygiene
dilakukan secara rutin dan terjadwal. Dengan menggunakan media video
tutorial yang menarik dan informatif. Hal tersebut bertujuan untuk
mengendalikan pencegahan infeksi di ruang seruni RSUD Waled, dan
penunggu dapat merubah sikap dan perilaku untuk dapat hidup bersih dan
sehat.

42
DAFTAR PUSTAKA

RSUD Waled Kabupaten Cirebon. 2018. Profil RSUD Waled Kabupaten Cirebon
Tahun 2018.

43

Anda mungkin juga menyukai