None
None
Email : Anitasaputri85@yahoo.com
ABSTRAK
Daerah aliran Sungai Raya merupakan kawasan yang saat ini berkembang dan mempunyai panjang sungai
±4,93 km yang bermuara di Sungai Kapuas, kondisi aliran Sugai Raya dipengaruhi juga oleh aliran pasang surut
air laut. Sebagian besar penduduknya bemukim dan berusaha dibantaran sungai serta langsung membuang
limbah kedalam sungai. Badan air Sungai Raya juga masih digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air
bersih dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa
besar buangan limbah organik masyarakat Sungai Raya akibat banyaknya pemukiman dan perdagangan
disepanjang Sungai Raya dan untuk mengetahui kondisi kualitas air Sungai Raya serta hubungannya terhadap
oksigen terlarut serta parameter lain seperti BOD, Suhu, pH, Kekeruhan dan Salinitas, sehingga air tersebut
masih layak atau tidak diperuntukkan bagi masyarakat sekitar. Tahap penelitian dimulai dengan penentuan titik
sampel yang berada di 10 titik lokasi sepanjang Sungai Raya, penentuan titik lokasi dilihat berdasarkan tata
guna lahan serta aktivitas yang berlangsung disepanjang aliran. Hasil analisis kualitas air Sungai Raya yang
dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian diketahui bahwa konsentrasi DO didalam Sungai Raya berkisar
antara 1,3 – 3,6 mg/l ketika pasang dan 1,4 – 2,3 mg/l ketika surut, ini berarti nilai DO pada Sungai Raya hanya
memenuhi standar baku mutu kualitas air kelas IV menurut PP NO 82 Tahun 2001 , yang mana kualitas air kelas
IV hanya dapat diperuntukkan untuk mengairi pertanaman dan untuk peruntukkan lainnya. Serta nilai BOD
didalam Sungai Raya berkisar antara 6,1 mg/l dilokasi simpang Sudarso – 20,0 mg/l dilokasi pasar Swadaya
untuk kondisi pasang dan 9,9 mg/l dilokasi griya permata – 25,2 mg/l dilokasi Simpang Sudarso pada kondisi
surut, dimana nilai pH yaitu berkisar antara 5,4 – 6,7 untuk kondisi pasang maupun surut, sedangkan untuk
kekeruhan nilainya berkisar antara 11,0 – 22,6 NTU pada kondisi pasang maupun surut serta salinitas dengan
nilai berkisar antara 0,2 – 0,5 0/00. Dilihat dari hasil analisis tersebut, kondisi kualitas air Sungai Raya telah
mengalami pencemaran sehingga tidak layak diperuntukkan bagi masyarakat sekitar sebagai sarana air bersih.
Kata Kunci : Kualitas Air, Pencemaran Air, Sungai Raya Kota Pontianak
ABSTRACT
Sungai Raya watershed is an area that is growing and has a ± 4,93 km long river that empties into the Sungai
Kapuas , flow conditions Sungai Raya is influenced also by the flow of the tide . Most of the population and
trying in edge river and dumping waste directly into the river .Water body Sungai Raya is also still used by
people as a source of clean water to meet their daily needs . The purpose of this study is to determine how much
organic waste disposal Sungai Raya due to the many communities and trade settlements along the Sungai Raya
and to determine the condition of water quality in Sungai Raya and its relation of dissolved oxygen and other
parameters such as BOD , temperature , pH , turbidity and salinity , so that the water is still viable or not
destined for the local community . Phase of the study began with the determination of sample points that are in
10 point locations along the Sungai Raya , the determination of the location of the point of views based on land
use and activities that take place along the stream . Analysis results of water quality conducted in Sungai Raya
Laboratory Faculty of Agriculture knew that the DO concentration in the Sungai Raya ranged from 1,3 to 3,6 mg
/ l when the tide and 1,4 to 2,3 mg / l when the downs , the mean value DO on the Sungai Raya only meet
quality standards of water quality class IV according to PP NO 82 of 2001 , which is a class IV water quality can
only be intended to irrigate the crop and for other designation . And the value of BOD in Sungai Raya ranged
from 6,1 mg / l in the location Simpang Soedarso – 20,0 mg / l in the location Pasar Swadaya for tidal conditions
and 9,9 mg / l in the location Griya Permata – 25,2 mg / l in the location Simpang Sudarso at low tide conditions
, where the pH value ranging from 5.4 to 6.7 for the tide and low tide conditions , while for the turbidity values
ranged from 11,0 to 22,6 NTU on tide and low tide conditions and salinity with values ranging between 0,2 to
1
0,5 0 / 00 . Judging from the results of this analysis , the condition of water quality in Sungai Raya has
experienced pollution so it is not feasible intended for the local community as a means of clean water .
Key words: Water Quality, Water Pollution, Sungai Raya of Pontianak City
1. Pendahuluan
Salah satu kebutuhan manusia yang paling pokok adalah air. Air merupakan sarana yang dapat
memenuhi kebutuhan untuk air minum, mandi-cuci, pertanian serta industri yang pada prinsipnya
semua adalah untuk kebutuhan manusia sepanjang masa. Kota Pontianak merupakan salah satu
contoh kota yang perkembangan penduduknya cukup pesat dengan berbagai aktivitas penduduk
yang ramai, sangat berpengaruh terhadap buangan limbah domestik terhadap saluran buangannya.
Dimana saluran ini dapat masuk ke perairan seperti sungai dan parit. Sungai Raya merupakan
kawasan yang saat ini berkembang menjadi dua wilayah yaitu Kecamatan Pontianak Tenggara dan
Kabupaten Kubu Raya. Dulunya kawasan ini merupakan kawasan perkebunan, namun semakin lama
kawasan ini semakin berkembang. Banyaknya pemukiman penduduk di wilayah aliran Sungai Raya
sangat mempengaruhi kualitas air pada saluran di wilayah tersebut. Aktifitas buangan domestik oleh
masyarakat sekitar yang masuk kedalam parit tersebut akan sangat mempengaruhi kualitas air
didalamnya, sehingga akan terjadinya penurunan kualitas air, dimana polutan biologi yang terurai
akan memakai oksigen selama penguraian, hal ini akan mengurangi tingkat DO dalam air.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar sebaran oksigen terlarut pada
Sungai Raya akibat banyaknya pemukiman dan perdagangan disepanjang aliran Sungai Raya serta
mengetahui kondisi kualitas air sehingga air tersebut masih layak atau tidaknya diperuntukkan bagi
masyarakat sekitar dan sesuai dengan standar Baku Mutu Air Berdasarkan PP.NO.82 Tahun 2001 dan
untuk mengetahui hubungannya parameter lain seperti BOD, Suhu, pH, Kekeruhan dan Salinitas
terhadap oksigen terlarut.
2. Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di Sungai Raya yang terletak di Kabupaten Kubu Raya. Dengan panjang
sungai ±4,93 km, sampel diambil pada 10 titik lokasi (Tabel 1). Parameter sampel yang diuji yaitu DO,
BOD, Suhu, dan pH berdasarkan PP NO.82 Tahun 2001, Kekeruhan berdasarkan KEPMENKES RI NO:
416/MENKES/PER/IX/1990 dan Salinitas menurut Effendi (2003). Waktu yang diperlukan dalam
penelitian ini dimulai pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Januari 2014. Penelitian ini dimulai
dari survey awal (lokasi) terlebih dahulu, persiapan literatur dan dilanjutkan dengan pengujian
kualitas air (meliputi penentuan lokasi sampling, pengambilan sampel dan perlakuan sampel),
analisis, kesimpulan. Adapun data yang diperoleh dilapangan yaitu pengukuran jarak antar lokasi dan
lebar sungai dapat dilihat pada tabel 1.
2
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat lebar sungai terbesar terdapat pada titik lokasi Simpang
Soedarso dengan jarak 4,93 km memiliki lebar sungai sebesar 12,25 m yang berada dekat dengan
aliran Sungai Kapuas. Sedangkan pada titik lokasi Griya Permata dengan jarak 0,60 dari simpang
Korpri memiliki lebar sungai terkecil dengan nilai 10,15 m, hal ini dipengaruhi tata guna lahan.
Selanjutnya yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :
A. Pengumpulan Data
Data Primer
Berupa observasi daerah penelitian dan data bahan pencemar Sungai Raya dari hasil
pemeriksaan uji di Laboratorium. Pengukuran dilakukan pada saat air pasang tertinggi pada
tanggal 15 juni 2013 yang terjadi dimulai pada jam 22:00 – 24:00 WIB, sedangkan pada
surut terendah pada tanggal 16 juni 2013 yang terjadi dimulai pada jam 06:00 – 08:00 WIB.
Data Sekunder
Data pasang surut sungai, peta Sungai Raya dan data statistik (data kependudukan dan
gambaran umum lokasi studi).
Sebelum melakukan pengambilan sampel dan uji kualitas air, maka perlu kita ketahui terlebih
dahulu cara atau prosedur pengambilan sampel yang baik dan benar. Adapun prosedur pengambilan
sampel yang dilakukan pada penelitian di Sungai Raya sebagai berikut :
Setelah mengetahui prosedur pengambilan sampel, maka sampel air yang telah diambil
selanjutnya perlu dilakukan analisis, yang mana analisis tersebut disebut dengan analisis data.
C. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk menganalisis kualitas air
disungai, dimana diperlukan data kualitas air Sungai Raya yang didapatkan dari hasil pengamatan dan
pengujian air untuk menghubungan beberapa parameter seperti BOD, Suhu, pH, Kekeruhan dan
Salinitas terhadap DO, serta analisis regresi untuk membandingkan antara persamaan dengan
keadaan parameter dilapangan (Sungai Raya).
3
sungai, sedangkan DO adalah salah satu parameter yang biasa digunakan untuk mengukur kualitas
suatu perairan.
Oleh karena itu, akan dibahas hasil analisis kualitas air Sungai Raya berdasarkan parameter DO,
BOD, Suhu, pH, Kekeruhan dan Salinitas serta perlu dilakukannya perbandingan parameter kualitas
air seperti : BOD, Suhu, Kekeruhan, pH serta Salinitas terhadap DO untuk melihat keterkaitan
parameter – parameter tersebut pada kualitas air Sungai Raya.
25.0 4.0
3.5
20.0
Nilai BOD (mg/l)
Nilai DO (mg/l)
3.0
15.0 2.5
2.0
10.0 1.5
1.0
5.0
0.5
0.0 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
30.0 3.0
25.0 2.5
Nilai BOD (mg/l)
Nilai DO (mg/l)
20.0 2.0
15.0 1.5
10.0 1.0
5.0 0.5
0.0 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
4
Dari grafik diatas terlihat bahwa pada daerah Sungai Raya memiliki keterkaitan antara BOD dan
DO yang baik pada saat pasang maupun pada saat surut. Pada saat pasang pada grfik terlihat nilai
BOD cenderung mengalami penurunan kemuara akan tetapi nilai DO cenderung meningkat. Seperti
yang termuat oleh ( Boyd, 1982 ), nilai BOD berbanding terbalik dengan nilai DO. Pada air yang bersih
mempunyai nilai DO yang tinggi dan nilai BOD yang rendah. Pada saat surut terlihat dari grafik nilai
BOD dan DO berbanding terbalik dimana pada saat surut DO cenderung menurun dan nilai BOD
cenderung meningkat.
26.5 4.0
3.5
26.0
3.0 Nilai DO (mg/l)
Nilai Suhu (0C)
25.5
2.5
25.0 2.0
1.5
24.5
1.0
24.0
0.5
23.5 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
korpri Jarak Titik Sampel (km) Sungai
Kapuas
Suhu Pasang DO Pasang Poly. (Suhu Pasang) Poly. (DO Pasang)
5
28.5 3.0
28.0 2.5
Nilai DO (mg/l)
Nilai Suhu (0C)
27.5 2.0
27.0 1.5
26.5 1.0
26.0 0.5
25.5 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
korpri Jarak Titik Sampel (km) Sungai
Kapuas
Suhu Surut DO Surut Poly. (Suhu Surut) Poly. (DO Surut)
6
4.0 6.8
3.5 6.7
6.6
3.0
6.5
Nilai DO (mg/l)
2.5
Nilai pH
6.4
2.0
6.3
1.5
6.2
1.0
6.1
0.5 6.0
0.0 5.9
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
korpri Jarak Titik Sampel (km) Sungai
Kapuas
DO Pasang pH Pasang Poly. (DO Pasang) Poly. (pH Pasang)
6.6 3.0
6.4 2.5
6.2
Nilai DO (mg/l)
2.0
Nilai pH
6.0
1.5
5.8
1.0
5.6
5.4 0.5
5.2 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Buangan limbah kedalam air dapat mengubah ion hidrogen (pH) didalam air menjadi lebih
asam atau pun lebih basa tergantung dari jenis limbah dan zat kimia yang terkandung didalamnya
(Wardhana WA 2001). Oleh karena adanya buangan limbah tersebut maka akan sedikit menurunkan
nilai pH dititik Korpri dan Griya Husada, serta letak titik sampel keduanya yang terletak dihulu sungai
juga menyebabkan pH dititik tersebut hanya memenuhi baku mutu air kelas IV.
Jika dilihat dari grafik diatas, terlihat bahwa saat kondisi pasang maupun pada saat kondisi
surut tidak terlihat keterkaitan antara pH dan DO dimana nilai DO cenderung mengalami penurunan
akan tetapi nilai pH cenderung semakin mengalami peningkatan. Seharusnya, pH terendah biasanya
terkait dengan tingkat oksigen terlarut yang rendah sebaliknya pada kondisi pH tertinggi biasanya
7
terkait dengan tingkat tertinggi oksigen terlarut. Akan tetapi DO tidak berhubungan langsung dengan
pH. Keberadaan oksigen terlarut erat hubungannya dengan proses respirasi dan fotosintesa. Dimana
proses respirasi menghasilkan CO2 sedangkan proses fotosintesa membutuhkan CO2 . Senyawa ini
yang secara langsung mempengaruhi pH ( Effendi,2003 ).
20.0 4.0
Nilai Kekeruhan (NTU)
3.5
Nilai DO (mg/l)
15.0 3.0
2.5
10.0 2.0
1.5
5.0 1.0
0.5
0.0 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Jarak Titik Sampel (km)
korpri Sungai
Kapuas
Kekeruhan Pasang DO Pasang
Poly. (Kekeruhan Pasang) Poly. (DO Pasang)
3.0 25.0
Nilai Kekeruhan (NTU)
2.5 20.0
Nilai DO (mg/l)
2.0
15.0
1.5
10.0
1.0
0.5 5.0
0.0 0.0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0 5.0 6.0
Jarak Titik Sampel (km)
korpri Sungai
DO Surut Kekeruhan Surut Kapuas
Poly. (DO Surut) Poly. (Kekeruhan Surut)
9
3. Banyak sedikitnya sungai yang bermuara di laut tersebut (pasang surut sungai), makin banyak
sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitas laut tersebut akan rendah, dan
sebaliknya makin sedikit sungai yang bermuara ke laut tersebut maka salinitasnya akan tinggi.
4. Kesimpulan
Dari hasil studi penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa
hal, yaitu :
1. Kondisi kualitas air Sungai Raya untuk nilai parameter DO (Dissolved Oxygen) didalam Sungai
Raya berkisar antara 1,3 – 3,6 mg/l ketika pasang dan 1,4 – 2,3 mg/l ketika surut, ini berarti
nilai DO pada Sungai Raya hanya memenuhi standar baku mutu kualitas air kelas IV menurut
PP NO 82 Tahun 2001 , yang mana kualitas air kelas IV hanya dapat diperuntukkan untuk
mengairi pertanaman dan untuk peruntukkan lainnya. Serta nilai BOD didalam Sungai Raya
berkisar antara 6,1 mg/l dilokasi simpang Sudarso – 20,0 mg/l dilokasi pasar Swadaya untuk
kondisi pasang dan 9,9 mg/l dilokasi griya permata – 25,2 mg/l dilokasi Simpang Sudarso pada
kondisi surut, dimana nilai pH yaitu berkisar antara 5,4 – 6,7 untuk kondisi pasang maupun
surut, sedangkan untuk kekeruhan nilainya berkisar antara 11,0 – 22,6 NTU pada kondisi
pasang maupun surut serta salinitas dengan nilai berkisar antara 0,2 – 0,5 0/00. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan dan melihat hasil yang diperoleh, Sungai Raya merupakan sungai
yang telah mengalami pencemaran sehingga tidak layak diperuntukkan bagi masyarakat
sekitar sebagai sarana air bersih.
2. Adanya hubungan keterkaitan antara nilai parameter BOD, Suhu, Kekeruhan dengan nilai
parameter DO baik pada kondisi pasang maupun pada kondisi surut, akan tetapi untuk nilai
parameter pH tidak terdapat hubungan keterkaitan terhadap parameter DO sendiri sedangkan
untuk parameter salinitas pada penelitian ini hanya melihat seberapa besar kandungan kadar
garam yang masuk kebadan Sungai Raya akibat proses pasang surut yang masuk dari muara
Sungai Kapuas.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Dr.Ir. Johnny MTS,
M.Sc selaku pembimbing utama dan ibu Dian Rahayu Jati ST,M.Si selaku dosen pembimbing
pendamping serta bapak Ir. Nasrullah CH.ST.MT dan ibu Isna Apriani ST.M.Si selaku dosen penguji
dalam penelitian ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih kepada teman-teman atas partisipasinya
kepada penulis dalam penyelesaian penelitian ini.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik. 2011. Kabupaten Kubu Raya Dalam Angka Tahun 2011.
Boyd, C.E. 1982. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. USA : Introduction to Environmental
Engineering.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengolahan Sumberdaya Hayati Lingkungan Perairan.
Yogyakarta : Kanisius.
KEPMENKES Republik Indonesia Nomor : 416/MENKES/PER/IX/1990. Tentang Syarat-Syarat dan
Pengawasan Kualitas Air.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta.
Nontji. 2007. Laut Nusantara. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nybakken JW. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
10