Clause Persyaratan
1 Ruang lingkup
2 Publikasi yang menjadi acuan
3 Istilah dan definisi
4 Persyaratan sistem manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (hanya judul)
4.1 Persyaratan umum
4.1.1 Sistem manajemen K3
4.1.2 Tinjauan awal
4.1.3 Ruang lingkup sistem manajemen K3
4.2 Kebijakan K3
4.3 Perencanaan (hanya judul)
4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan pengendalian
4.3.1.1 Umum
4.3.1.2 Mengembangkan metodologi dan prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko
4.3.1.3 Identifikasi bahaya
4.3.1.4 Penilaian resiko
4.3.1.4.1 Umun
4.3.1.4.2 Masukan penilaian resiko
4.3.1.4.3 Metodologi penilaian resiko
4.3.1.4.4 Pertimbangan lain untuk penilaian resiko
4.3.1.5 Manajemen perubahan
4.3.1.6 Menetapkan kontrol yang diperlukan
4.3.1.7 Pencatatan dan dokumentasi hasil
4.3.1.8 Tinjauan yang berlangsung
4.3.2 Persyaratan hukum dan persyaratan lainnya
4.3.3 Sasaran dan program
4.3.3.1 Menetapkan tujuan
4.3.3.2 Program
4.4 Penerapan dan operasi (hanya judul)
4.4.1 Sumber daya, peranan, tanggung jawab, akuntabilitas dan kewenangan
4.4.2 Kompetensi, pelatihan dan kesadaran
4.4.2.1 Umum
4.4.2.2 Kompetensi
4.4.2.3 Pelatihan
4.4.2.4 Kesadaran
4.4.3 Komunikasi, partisipasi dan konsultasi
4.4.3.1 Komunikasi
4.4.3.2 Partisipasi dan konsultasi
4.4.3.1 Umum
4.4.3.2 Komunikasi
4.4.3.2.1 Prosedur untuk komunikasi internal dan eksternal
Page 1 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 2 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Kata Pengantar
Pedoman Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) ini, dan OHSAS 18001: 2007, Occupational health and safety
management systems — Requirements, telah dikembangkan di menanggapi permintaan pelanggan sebagai standar sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja yang diakui, yang dapat dinilai dan disertifikasi, dan panduan pada pelaksanaan standar
tersebut.
OHSAS 18001 kompatibel dengan standar sistem manajemen ISO 9001: 2008 (Quality) dan ISO 14001: 2004 (Lingkungan), dalam
rangka memfasilitasi integrasi sistem manajemen kualitas, lingkungan dan kesehatan dan keselamatan kerja organisasi, jika mereka
ingin melakukannya.
OHSAS 18002 mengutip persyaratan dari OHSAS 18001 dan berikut dengan panduan yang relevan. Penomoran klausul OHSAS 18002
sejajar dengan OHSAS 18001. Teks dalam kotak adalah duplikasi dari teks OHSAS 18001.
OHSAS 18002 akan ditinjau dan diubah atau direvisi bila dianggap tepat. Penjelasan akan dilakukan saat edisi baru OHSAS 18001
diterbitkan (diharapkan ketika revisi edisi baik ISO 9001 atau ISO 14001 diterbitkan). Standar OHSAS ini akan ditarik atas publikasi dari
isi di dalamnya, atau sebagai, Standar Internasional.
Standar OHSAS ini telah disusun sesuai dengan aturan yang diberikan dalam ISO / IEC Directive, Bagian 2.
Edisi kedua membatalkan dan menggantikan edisi pertama (OHSAS 18002: 2000), yang telah direvisi secara teknis.
Perubahan mendasar sehubungan dengan edisi sebelumnya adalah sebagai berikut:
1) dalam kaitannya dengan teks revisi OHSAS 18001:
- Pentingnya "kesehatan" diberikan dengan penekanan yang lebih besar.
- OHSAS 18001 sekarang mengacu pada dirinya sebagai standar, bukan spesifikasi, atau dokumen, seperti pada edisi
sebelumnya. Ini mencerminkan peningkatan adopsi OHSAS 18001 sebagai dasar untuk standar nasional tentang sistem
manajemen kesehatan dan keselamatan kerja.
- Model diagram "Plan-Do-Check-Act" hanya diberikan dalam Pendahuluan, di keseluruhannya, dan tidak juga sebagai
sectional diagram pada awal setiap klausa utama.
- Publikasi Referensi dalam Klausul 2 telah terbatas pada dokumen internasional murni.
- Definisi baru telah ditambahkan, dan definisi yang ada direvisi.
- Peningkatan signifikan pada seluruh standar sejalan dengan ISO 14001: 2004, dan meningkatkan kompatibilitas dengan ISO
9001: 2008.
- Istilah "risiko yang dapat ditoleransi" telah digantikan dengan istilah "Risiko yang dapat diterima" (lihat 3.1).
- Istilah "kecelakaan" sekarang termasuk dalam - istilah "insiden" (lihat 3.9).
- Definisi istilah "bahaya" tidak lagi mengacu untuk "kerusakan properti atau kerusakan tempat kerja lingkungan "(lihat 3.6).
Sekarang dianggap bahwa "kerusakan" tidak langsung berkaitan dengan manajemen kesehatan dan keselamatan kerja,
yang merupakan tujuan dari Standar OHSAS ini, dan bahwa itu adalah termasuk dalam bidang manajemen aset. Sebaliknya,
risiko dari "kerusakan" seperti yang berpengaruh pada kesehatan kerja dan keamanan harus diidentifikasi oleh organisasi
melalui proses penilaian risiko, dan dikendalikan melalui penerapan pengendalian risiko yang tepat.
- Sub-pasal 4.3.3 dan 4.3.4 telah digabungkan, sejalan dengan ISO 14001: 2004
- Sebuah persyaratan baru telah diperkenalkan untuk pertimbangan hirarki kontrol sebagai bagian dari perencanaan OH & S
(lihat 4.3.1).
- Manajemen perubahan sekarang lebih eksplisit ditujukan (lihat 4.3.1 dan 4.4.6).
- Sebuah klausul baru tentang "Evaluasi kepatuhan" (lihat 4.5.2) telah diperkenalkan
- Persyaratan baru telah diperkenalkan untuk partisipasi dan konsultasi (lihat 4.4.3.2).
- Persyaratan baru telah diperkenalkan untuk penyelidikan insiden (lihat 4.5.3.1).
Page 3 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 4 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Pendahuluan
Organisasi dari berbagai jenis saat ini semakin peduli untuk mencapai dan menunjukkan suara kinerja K3 dengan mengendalikan
risiko K3 mereka , konsisten dengan kebijakan dan tujuan K3 mereka. Mereka melakukannya dalam konteks undang-undang yang
semakin ketat, pengembangan kebijakan ekonomi dan langkah-langkah lain yang mendorong baik praktik K3, dan peningkatan
kepedulian yang diungkapkan oleh pihak yang berkepentingan tentang isu-isu K3.
Banyak organisasi telah melakukan "tinjauan" atau "audit" K3 untuk menilai kinerja K3 mereka. Bagi mereka, bagaimanapun, "tinjauan"
dan "audit" mungkin tidak cukup untuk memberikan jaminanan bahwa kinerjanya tidak hanya memenuhi, tetapi akan terus
memenuhi, persyaratan hukum dan kebijakan. Agar efektif, ini perlu dilakukan dalam suatu sistem manajemen yang terstruktur yang
terintegrasi dalam organisasi.
Standar OHSAS meliputi manajemen K3 yang dimaksudkan untuk menyediakan organisasi dengan unsur-unsur sistem manajemen
K3 yang efektif, yang dapat diintegrasikan dengan persyaratan manajemen lainnya dan membantu organisasi mencapai tujuan K3
dan ekonomi. Standar-standar ini , seperti Standar Internasional lainnya , tidak dimaksudkan untuk digunakan untuk menghambat
perdagangan non-tarif atau untuk menambah atau mengubah kewajiban hukum organisasi.
OHSAS 18001 menetapkan persyaratan sistem manajemen K3 yang memungkinkan organisasi untuk mengembangkan dan
melaksanakan kebijakan dan tujuan, memperhitungkan persyaratan hukum dan informasi risiko K3. Ini berlaku untuk semua jenis
dan ukuran organisasi dan mengakomodasi beragam kondisi geografis, budaya dan sosial. Dasar dari pendekatan ini ditunjukkan pada
Gambar 1.
Keberhasilan sistem tergantung pada komitmen seluruh tingkatan dan fungsi organisasi, terutama dari top manajemen. Sistem ini
memungkinkan organisasi untuk mengembangkan kebijakan K3, menetapkan tujuan dan proses untuk mencapai komitmen
kebijakan, mengambil tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya, dan menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan
OHSAS 18001. Tujuan keseluruhan OHSAS 18001 adalah untuk mendukung dan mempromosikan praktik K3 dengan baik, termasuk
self regulation, yg seimbang dengan kebutuhan sosial ekonomi. Perlu dicatat, banyak persyaratan dapat diatasi berbarengan atau
ditinjau kembali setiap saat.
Perkembangan OHSAS 18001:2007 difokuskan pada peningkatan standar dengan:
- meningkatkan keselarasan dengan ISO 14001 dan ISO 9001 ;
- mencari peluang untuk penyelarasan dengan standar sistem manajemen K3 lainnya , misalnya Pedoman ILO-OSH:2001;
- mencerminkan perkembangan dalam praktek K3;
- mengklarifikasi teks asli dari persyaratan OHSAS 18001:1999 berdasarkan pengalaman penggunaannya .
Ada perbedaan penting antara OHSAS 18001, yang menjelaskan persyaratan untuk sistem manajemen K3 organisasi dan dapat
digunakan untuk sertifikasi / registrasi dan atau self-deklarasi sistem manajemen K3 organisasi, dan pedoman non-sertifikat, seperti
OHSAS 18002, dimaksudkan untuk memberikan bantuan umum untuk sebuah organisasi untuk penetapan, penerapan atau
memperbaiki sistem manajemen K3. Manajemen K3 meliputi berbagai isu, termasuk dengan implikasi strategis dan kompetitif.
Demonstrasi keberhasilan pelaksanaan OHSAS 18001 dapat digunakan oleh suatu organisasi untuk meyakinkan pihak yang
berkepentingan bahwa sistem manajemen K3 yang tepat telah terimplementasi.
Setiap referensi ke Standar Internasional lainnya adalah untuk informasi saja .
Page 5 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
CATATAN Standar OHSAS ini didasarkan pada metodologi yang dikenal sebagai Plan- Do - Check- Act (PDCA). PDCA dapat dijelaskan
secara singkat sebagai berikut.
- Rencanakan: tetapkan sasaran dan proses yg diperlukan untuk memberikan hasil yang sesuai dengan kebijakan K3 organisasi.
- Lakukan : melaksanakan proses .
- Periksa : pantau dan ukur proses terhadap kebijakan K3, tujuan, hukum dan persyaratan lainnya, dan melaporkan hasilnya.
- Tindak: mengambil tindakan untuk terus meningkatkan kinerja K3.
Banyak organisasi mengelola operasi mereka melalui penerapan suatu sistem proses dan interaksinya, yang dapat disebut sebagai
"pendekatan proses". ISO 9001 mempromosikan penggunaan pendekatan proses. Karena PDCA dapat diterapkan pada semua proses,
kedua metodologi tersebut dianggap kompatibel.
OHSAS 18001 berisi persyaratan yang secara obyektif dapat diaudit, namun tidak menetapkan persyaratan mutlak untuk kinerja K3 di
luar komitmen, dalam kebijakan K3, untuk memenuhi persyaratan hukum yang berlaku dan persyaratan lain yang diikuti organisasi,
untuk pencegahan cedera dan sakit penyakit dan perbaikan berkelanjutan. Dengan demikian, dua organisasi dengan operasi serupa
tetapi memiliki kinerja K3 yang berbeda, keduanya bisa sesuai dengan persyaratan.
OHSAS 18001 tidak mencakup persyaratan khusus untuk sistem manajemen lainnya, seperti untuk kualitas, lingkungan, keamanan,
atau manajemen keuangan, meskipun unsur-unsurnya dapat disejajarkan atau terintegrasi dengan sistem manajemen lainnya
tersebut. Hal ini memungkinkan suatu organisasi untuk menyesuaikan sistem manajemen yang ada dalam rangka membangun
sistem manajemen K3 yang sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001. Hal ini menunjukkan, bagaimanapun, bahwa penerapan
berbagai unsur sistem manajemen mungkin berbeda tergantung pada tujuan dan pihak yang berkepentingan yang terlibat.
Tingkat detail dan kompleksitas sistem manajemen K3, sejauh mana dokumentasi dan sumber daya yang dikhususkan untuk itu,
tergantung pada sejumlah faktor, seperti ruang lingkup sistem, ukuran organisasi dan sifat kegiatan, produk dan jasa, dan budaya
organisasi. Ini mungkin akan terasa khususnya untuk usaha kecil dan menengah.
CATATAN 1. Karena semua persyaratan OHSAS 18001:2007 termasuk dalam OHSAS 18002:2008, organisasi dapat memilih untuk
menyimpan salinan OHSAS 18002 saja, untuk tujuan sertifikasi.
CATATAN 2. Ada beberapa variasi kecil dalam teks antara Pendahuluan diberikan dalam OHSAS 18001 dan Pengantar ini untuk
menjelaskan perbedaan dalam dua standar OHSAS
Page 6 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
1. Ruang Lingkup
Pedoman Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) ini memberikan petunjuk umum dalam penerapan OHSAS
18001:2007.
Ini menjelaskan prinsip-prinsip yang mendasari OHSAS 18001 dan menggambarkan maksud, input, proses dan output yang khas,
terhadap tiap persyaratan OHSAS 18001. Ini untuk membantu pemahaman dan implementasi OHSAS 18001.
OHSAS 18002 tidak membuat persyaratan tambahan atas apa yang ditentukan dalam OHSAS 18001, juga tidak menetapkan
pendekatan wajib pelaksanaan OHSAS 18001
Page 7 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 8 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 9 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 10 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 11 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Jika identifikasi bahaya dan proses penilaian risiko sudah ada, maka harus ditinjau kecukupannya terhadap persyaratan OHSAS 18001.
Hal ini menekankan bahwa tinjaua awal bukan merupakan pengganti untuk pelaksanaan pendekatan sistematis terstruktur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko yang diberikan dalam 4.3.1. Namun kajian awal dapat memberikan
masukan tambahan ke dalam perencanaan proses ini.
4.2 Kebijakan K3
Teks OHSAS 18001
Manajemen puncak harus menetapkan dan mengesahkan kebijakan K3 organisasi dan memastikannya kesesuaiannya terhadap
ruang lingkup sistem manajemen K3 yang ditetapkan, yang mana kebijakan tersebut:
a) Sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3 yang ada di organisasi;
b) Mencakup komitmen untuk pencegahan cedera dan sakit penyakit, dan peningkatan berkelanjutan manajemen K3 dan
kinerja K3;
c) Mencakup komitmen untuk setidaknya memenuhi persyaratan hukum yang berlaku dan persyaratan lainnya yang diikuti
organisasi yang berhubungan dengan bahaya K3 organisasi
d) Memberikan kerangka untuk penetapan dan peninjauan sasaran K3;
e) Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara
f) Dikomunikasikan ke semua orang yang bekerja dibawah kendali organisasi agar mereka menyadari kewajiban individual
mereka terkait K3;
g) Tersedia bagi pihak2 yg berkepentingan; dan
h) Ditinjau secara berkala untuk memastikannya tetap relevan & sesuai bagi organisasi.
Manajemen puncak harus menunjukkan kepemimpinan dan komitmen yang diperlukan untuk sistem manajemen K3 untuk
kesuksesan dan pencapaian peningkatan kinerja K3.
Sebuah Kebijakan K3 menetapkan keseluruhan tekad dari tujuan dan merupakan pendorong untuk menerapkan dan meningkatkan
sistem manajemen K3 organisasi sehingga dapat dipertahankan dan berpotensi meningkatkan kinerja K3 nya.
Personil di bawah kendali organisasi harus memahami keseluruhan komitmen organisasi dan bagaimana komitmen tersebut
berpengaruh terhadap tanggung jawabnya masing2.
Tanggung jawab untuk menetapkan dan mengesahkan kebijakan K3 terletak pada top manajemen. Keberlangsungan dan
keterlibatan proaktif top manajemen dalam mengembangkan & menerapkan kebijakan K3 adalah penting.
Kebijakan K3 organisasi harus sesuai dengan sifat dan skala risiko yang diidentifikasi dan harus memandu penetapan tujuan. Supaya
sesuai, kebijakan K3 harus:
- konsisten dengan visi masa depan organisasi, dan
- realistis, tidak melebih-lebihkan sifat risiko yang dihadapi organisasi, atau mengabaikannya.
Page 12 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 13 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.3 Perencanaan
4.3.1 Identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penetapan pengendalian
Teks OHSAS 18001
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur identifikasi bahaya yang berlangsung, penilaian resiko dan
penetapan kendali yang diperlukan.
Prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus mempertimbangkan:
a) aktifitas rutin dan non-rutin
b) aktifitas semua orang yg mempunyai akses ke area kerja (termasuk kontraktor & pengunjung);
c) perilaku manusia, kemampuan dan faktor lainnya;
d) bahaya yang teridentifikasi dari luar lokasi kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan orang-orang dalam
kendali organisasi yang berada di area kerja.
e) bahaya yang ditimbulkan di sekitar lokasi kerja terkait aktifitas kerja yang dilakukan dalam kendali organisasi
Catatan 1: Ini mungkin lebih tepat bila bahaya seperti diatas akan dinilai sebagai aspek lingkungan.
f) infrastruktur, peralatan dan material di lokasi kerja, baik yang dihasilkan oleh organisasi maupun oleh pihak lain;
g) perubahan-perubahan atau rencana perubahan dalam organisasi, untuk aktifitas atau material.
h) modifikasi sistem manajemen K3, termasuk perubahan sementara dan dampak dari perubahannya bagi operasi, proses dan
aktifitas;
i) semua persyaratan hukum terkait dengan penilaian resiko dan penerapan pengendalian yang diperlukan (lihat juga catatan
3.12);
j) rancangan area kerja, proses, instalasi, peralatan, prosedur operasional dan pengaturan kerja, termasuk penyesuaiannya
dengan kemampuan manusia
Metodologi untuk identifikasi bahaya dan penilaian resiko harus:
a) ditetapkan, memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu utk memastikan metode proaktif, bukan reaktif
b) memberikan panduan untuk identifikasi, menentukan prioritas dan dokumentasi resiko, dan penerapan pengendalian,
sesuai keperluan.
Untuk manajemen perubahan, organisasi harus mengidentifikasi bahaya dan resiko K3 yang berhubungan dangan perubahan
dalam organisasi, sistem manajemen K3 atau aktifitasnya, sebelum perubahan tersebut diberlakukan.
Organisasi harus memastikan bahwa hasil dari penilaian tersebut dipertimbangkan dalam menentukan pengendalian.
Ketika menentukan pengendalian, atau mengubah pengendalian yang sudah ada, harus mempertimbangkan untuk
menurunkan resiko menurut hirarki berikut:
a) penghilangan
b) penggantian
c) pengendalian secara teknis
d) tanda/peringatan dan/atau kendali administatif
e) alat pelindung diri
Organisasi harus mendokumentasikan dan menjaga hasil dari identifikasi bahaya, penilaian resiko dan pengendalian yang
ditetapkan, tetap up-to-date.
Organisasi harus memastikan agar resiko K3 dan pengendalian yang telah ditentukan dipertimbangkan dalam mengembangkan,
menerapkan dan memelihara sistem manajemen K3.
Catatan 2: Untuk panduan lebih lanjut mengenai identifikasi bahaya, penilaian resiko dan penentuan pengendalian, lihat OHSAS
18002.
Page 14 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.3.1.1 Umum
Bahaya berpotensi menyebabkan cedera atau sakit penyakit.
Oleh karena itu, bahaya perlu diidentifikasi sebelum risiko terkait dengan bahaya tersebut dapat dinilai, dan jika saat ini belum ada
pengendalian atau pengendalian yang ada tidak memadai, harus dilaksanakan pengendalian yang efektif sesuai dengan hirarki
pengendalian [lihat poin a) sampai e) OHSAS 18001:2007, 4.3.1].
Suatu organisasi akan perlu menerapkan proses identifikasi bahaya (lihat 3.7) dan penilaian risiko (lihat 3.22) untuk menentukan
pengendalian yang diperlukan untuk mengurangi risiko insiden (lihat 3.9). Tujuan keseluruhan dari proses penilaian risiko adalah
untuk mengenali dan memahami bahaya (lihat 3.6) yang mungkin timbul dalam pelaksanaan kegiatan organisasi dan memastikan
bahwa risiko (lihat 3.21) terhadap manusia, yang timbul dari bahaya ini dinilai, diprioritaskan dan dikendalikan ke tingkat yang dapat
diterima (lihat 3.1).
Hal ini dicapai dengan:
- mengembangkan metodologi untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko,
- mengidentifikasi bahaya,
- kecukupan setiap pengendalian yang ada (dimungkinkan diperlukan perolehan data tambahan dan melakukan analisis lebih
lanjut utk mencapai perkiraan resiko yg layak),
- menentukan apakah risiko tersebut dapat diterima, dan
- menentukan pengendalian risiko yang sesuai, di mana itu diperlukan (bahaya di tempat kerja dan cara bahaya tersebut harus
dikendalikan, sering didefinisikan dalam peraturan, kode praktek, pedoman yang diterbitkan oleh regulator, dan dokumen
pedoman industri).
Hasil penilaian risiko memungkinkan organisasi untuk membandingkan pilihan pengurangan risiko dan memprioritaskan sumber
daya utk manajemen risiko yg efektif.
Output dari identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendalian proses juga harus digunakan di seluruh pengembangan
dan implementasi sistem manajemen K3.
CATATAN Perkembangan metodologi sendiri bisa bergantung pada perubahan atau perbaikan
Page 15 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.3.1.2 Mengembangkan metodologi dan prosedur untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko
Metodologi identifikasi bahaya dan penilaian risiko sangat bervariasi di seluruh industri, mulai dari penilaian sederhana hingga analisa
yang kompleks dengan dokumentasi luas. Tiap bahaya bisa mengharuskan penggunaan metode yang berbeda, misalnya; penilaian
Paparan terhadap bahan kimia dalam jangka panjang, dapat memerlukan metode yang berbeda dari metode untuk Keselamatan
Peralatan atau untuk menilai sebuah tempat kerja kantor. Setiap organisasi harus memilih pendekatan yang sesuai dengan ruang
lingkup, sifat dan ukuran, dan yang memenuhi kebutuhan dalam hal kerincian, kompleksitas, waktu, biaya dan ketersediaan data yang
dapat dipercaya. Dalam kombinasinya, pendekatan yang dipilih harus menghasilkan metodologi inklusif untuk evaluasi berkelanjutan
semua risiko K3 organisasi.
Manajemen perubahan (lihat 4.3.1.5) perlu dipertimbangkan untuk perubahan dalam hal penilaian resiko, penentuan pengendalian,
atau pelaksanaan pengendalian. Tinjauan manajemen harus digunakan untuk menentukan apakah perubahan metodologi
dibutuhkan secara keseluruhan.
Agar efektif, prosedur organisasi untuk identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus memperhitungkan hal-hal berikut:
- bahaya,
- risiko,
- pengendalian,
- manajemen perubahan,
- dokumentasi,
- tinjauan kondisi yang berjalan.
Untuk memastikan konsistensi dalam penerapannya, dianjurkan bahwa prosedur ini didokumentasikan.
OHSAS 18001:2007, 4.3.1, poin-poin a) sampai j) mengidentifikasi apa yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan prosedur.
Pedoman ini dapat ditemukan dalam sub-pasal 4.3.1.3 sampai 4.3.1.8.
Page 16 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
- informasi dari sistem manajemen lain (misalnya untuk manajemen mutu atau manajemen lingkungan),
- informasi dari konsultasi K3 dari karyawan,
- tinjauan proses dan kegiatan perbaikan di tempat kerja,
- informasi tentang praktik terbaik dan / atau bahaya khas di organisasi yang sama,
- laporan tentang insiden yang terjadi di organisasi-organisasi serupa,
- informasi tentang fasilitas, proses dan kegiatan organisasi, termasuk yang berikut:
desain tempat kerja, rencana lalu lintas (mis. trotoar pejalan kaki, rute kendaraan), site plan,
diagram alur proses dan manual operasi,
persediaan bahan berbahaya (bahan baku, bahan kimia, limbah, produk, sub-produk),
spesifikasi peralatan,
spesifikasi produk, lembar data keamanan bahan/MSDS, toksikologi dan data K3 lainnya.
Proses identifikasi bahaya harus diterapkan, untuk kegiatan dan situasi baik rutin maupun non-rutin (misalnya periodik, sesekali, atau
keadaan darurat).
Contoh kegiatan dan situasi non-rutin yang harus dipertimbangkan selama proses identifikasi bahaya meliputi:
- pembersihan fasilitas atau peralatan,
- proses modifikasi sementara,
- pemeliharaan yang tidak terjadwal,
- start-up/shut-down Pabrik atau peralatan,
- visit off-site (misal kunjungan lapangan, kunjungan pemasok pelanggan, prospeksi, wisata),
- perbaikan,
- kondisi cuaca ekstrim,
- ganguan utilitas (misalnya listrik, air, gas, dll),
- pengaturan sementara,
- situasi darurat.
Identifikasi bahaya harus mempertimbangkan semua orang yang memiliki akses ke tempat kerja (misalnya pelanggan, pengunjung,
kontraktor jasa, personil pengiriman, serta karyawan) dan:
- bahaya & risiko yang timbul dari kegiatan mereka,
- bahaya yang timbul dari penggunaan produk atau jasa yang diberikan kepada organisasi oleh mereka,
- derajat pengetahuan mereka dengan tempat kerja,
- perilaku mereka.
Faktor manusia, seperti kemampuan, perilaku dan keterbatasannya, harus diperhitungkan [lihat poin c) OHSAS 18001:2007, 4.3.1]
ketika mengevaluasi bahaya dan risiko proses, peralatan dan lingkungan kerja. Faktor manusia harus dipertimbangkan setiap kali
terdapat antarmuka manusia, dan memperhitungkan hal seperti kemudahan penggunaan, potensi kesalahan operasional, stres
operator dan kelelahan pengguna.
Dalam mempertimbangkan faktor manusia, proses identifikasi bahaya organisasi harus mempertimbangkan hal berikut, dan
interaksinya:
- sifat pekerjaan (tata letak tempat kerja, informasi operator, beban kerja, pekerjaan fisik, pola kerja),
- lingkungan (panas, cahaya, kebisingan, kualitas udara),
- perilaku manusia (temperamen, kebiasaan, sikap),
Page 17 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 18 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 19 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 20 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 21 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Persyaratan hukum, standar sukarela dan kode praktek dapat menentukan pengendalian yang tepat bagi bahaya tertentu. Dalam
beberapa kasus, pengendalian harus mampu mencapai level resiko "serendah yang layak dilakukan / as low as reasonable
practicable" (ALARP ).
Organisasi harus melakukan pemantauan untuk memastikan bahwa kecukupan pengendalian dipelihara (lihat 4.5.1 ) .
CATATAN Istilah "risiko residual" sering digunakan untuk menggambarkan risiko yang tersisa setelah pengendalian dilaksanakan.
Page 22 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Organisasi harus membuat komitmen kebijakan untuk memenuhi hukum yang berlaku dan persyaratan K3 lainnya yang
berhubungan dengan yang bahaya K3 (lihat 4.2).
Persyaratan hukum tersebut dapat diambil seperti dari;
- perundang-undangan, termasuk undang-undang, peraturan dan kode praktek,
- Keputusan dan arahan
- Perintah yang dikeluarkan oleh lembaga peraturan
- lisensi atau bentuk-bentuk otorisasi
- putusan pengadilan atau pengadilan administratif
- Perjanjian, konvensi protokol
Tergantung pada situasi dan kebutuhan, organisasi dapat berlangganan secara sukarela dengan persyaratan, selain persyaratan
hukum, yang berhubungan dengan bahaya yang K3. “Persyaratan K3 lainnya”, dapat meliputi;
- kondisi kontrak
- perjanjian dengan karyawan
- perjanjian dengan pihak yang berkepentingan
- kesepakatan dengan otoritas kesehatan
- Pedoman non – regulasi
- prinsip-prinsip sukarela, praktik terbaik atau kode praktek, anggaran dasar,
- komitmen publik dari organisasi atau organisasi induk, dan
- Persyaratan perusahaan / perusahaan
Beberapa komitmen atau perjanjian ini dapat mengatasi berbagai isu di samping hal-hal K3. Sistem manajemen K3 hanya perlu
mengatasi komitmen atau perjanjian tersebut sejauh bahwa mereka berhubungan dengan bahaya K3 organisasi.
Untuk memenuhi komitmen kebijakan, organisasi harus memiliki pendekatan terstruktur untuk memastikan bahwa persyaratan
hukum dan lainnya dapat diidentifikasi, dievaluasi penerapannya, diakses, dikomunikasikan dan terus up to date .
Tergantung pada sifat bahaya K3, operasi, peralatan, bahannya, dll, suatu organisasi harus mencari legislatif K3 atau persyaratan K3
lainnya yang berlaku. Hal ini dapat dicapai melalui penggunaan pengetahuan di dalam organisasi dan/atau melalui penggunaan
sumber-sumber eksternal seperti ;
- internet
- perpustakaan
- asosiasi perdagangan
- lembaga peraturan
Page 23 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
- jasa hukum
- lembaga K3
- konsultan K3
- produsen peralatan
- pemasok bahan
- kontraktor
Dari hasil tinjauan awal, organisasi harus mempertimbangkan persyaratan hukum atau lainnya yang berlaku untuk:
- sektornya
- kegiatannya ,
- produk, proses, fasilitas, peralatan, bahan, personilnya
- lokasinya
Sumber daya eksternal, seperti yang tercantum sebelumnya, mungkin dapat membantu dalam menetapkan dan mengevaluasi
persyaratan ini.
Setelah mengidentifikasi apa yang berlaku, prosedur organisasi perlu memasukkan informasi mengenai bagaimana persyaratan
hukum atau lainnya dapat diakses. Tidak ada persyaratan untuk memelihara pustakanya; cukup dengan organisasi dapat mengakses
informasi ketika dibutuhkan.
Prosedur organisasi harus dipastikan dapat mengidentifikasi setiap perubahan yang mempengaruhi penerapan persyaratan hukum
atau lainnya yang relevan dengan yang bahaya K3 nya.
Prosedur organisasi perlu mengidentifikasi siapa yang harus menerima informasi persyaratan hukum atau lainnya, dan memastikan
bahwa informasi yang relevan dikomunikasikan kepada mereka (lihat 4.4.3)
Panduan lebih lanjut tentang bagaimana persyaratan hukum harus diperhitungkan dalam sistem manajemen K3 organisasi dapat
ditemukan di seluruh standar OHSAS ini
Page 24 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 25 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Tujuan K3 tertentu dapat dibentuk oleh fungsi yang berbeda dan pada tingkat yang berbeda dalam organisasi. Tujuan K3 tertentu,
berlaku untuk organisasi secara keseluruhan, dapat dibentuk oleh manajemen puncak. Tujuan K3 lainnya dapat didirikan oleh atau
untuk masing-masing departemen atau fungsi yang relevan. Tidak semua fungsi dan departemen wajib memiliki tujuan K3 yang
spesifik.
CATATAN Tujuan kadang-kadang diberikan dalam bentuk "target " . Untuk tujuan standar OHSAS "target" dipandang sebagai sub-set
tujuan
4.3.3.2 Program
Untuk mencapai tujuan, program-program perlu ditetapkan. Program adalah action plan untuk mencapai seluruh atau sebagian dari
tujuan K3. Untuk hal yang komplek, rencana proyek secara formal perlu dikembangkan sebagai bagian dari program.
Dalam mempertimbangkan cara yang diperlukan untuk menetapkan program, organisasi harus memeriksa sumber daya yang
dibutuhkan (keuangan, manusia, infrastruktur) dan tugas-tugas yang akan dilakukan. Tergantung pada kompleksitas program yang
dibentuk untuk mencapai tujuan tertentu, organisasi harus menetapkan tanggung jawab, wewenang, dan tanggal penyelesaian untuk
tugas individu untuk memastikan bahwa tujuan K3 dapat dicapai dalam keseluruhan jangka waktu.
Tujuan dan program K3 harus dikomunikasikan (misalnya melalui pelatihan dan/atau sesi pengarahan kelompok, dll) kepada personil
yang relevan.
Tinjauan program perlu dilakukan secara periodik, dan program disesuaikan atau diubah jika diperlukan. Ini bisa merupakan bagian
dari tinjauan manajemen, atau dilakukan lebih sering.
Page 26 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
CATATAN: "Akuntabilitas" berarti "tanggung jawab" yang lebih tinggi, dan berhubungan dg orang yg dimintai pertanggung- jawaban
jika sesuatu tidak dilakukan, tidak berfungsi, atau gagal untuk mencapai tujuannya. (bisa berarti tanggung gugat)
Keberhasilan penerapan sistem manajemen K3 menyerukan komitmen dari semua orang yang bekerja di bawah kendali organisasi.
Komitmen ini harus dimulai di tingkat tertinggi dari manajemen dan memerlukan manajemen puncak.
Manajemen puncak harus:
- menentukan dan menyediakan, secara tepat waktu dan efisien, semua sumber daya yang dibutuhkan untuk mencegah cedera
dan sakit penyakit di tempat kerja,
- mengidentifikasi siapa yang harus melakukan apa terkait manajemen K3 dan memastikan mereka menyadari tanggung
jawabnya dan bertanggung jawab atas apa
- memastikan bahwa mereka yg memiliki tanggung jawab untuk manajemen K3 memiliki otoritas yang diperlukan untuk
memenuhi perannya,
- memastikan adanya kejelasan tanggung jawab pada antarmuka antara fungsi yang berbeda (misalnya antara departemen, antara
berbagai tingkat manajemen, antara pekerja, antara organisasi dan kontraktor, antara organisasi dan tetangga-tetangganya),
- menunjuk salah satu anggotanya sebagai orang yang bertanggung jawab untuk sistem K3 dan melaporkan kinerjanya.
Ketika mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk menetapkan, menerapkan dan memelihara sistem K3, organisasi harus
mempertimbangkan :
- keuangan, manusia dan sumber daya lain yang spesifik untuk operasinya,
- Teknologi khusus untuk operasinya,
- Infrastruktur dan peralatan,
- Sistem informasi, dan
- Kebutuhan untuk keahlian dan pelatihan.
Sumber daya dan alokasinya harus ditinjau secara berkala, melalui tinjauan manajemen, untuk memastikan kecukupannya untuk
melaksanakan program dan kegiatan K3, termasuk pengukuran dan pemantauan kinerja. Untuk organisasi yang telah menetapkan
sistem manajemen K3, kecukupan sumber daya setidaknya dapat dievaluasi sebagian dengan membandingkan pencapaian tujuan K3
yang direncanakan terhadap hasil aktual. Dalam mengevaluasi kecukupan sumber daya, harus mempertimbangkan perubahan yang
direncanakan dan/atau proyek-proyek atau operasi baru.
OHSAS 18001 mensyaratkan bahwa tanggung jawab dan wewenang dari semua orang yang melakukan tugas yang merupakan bagian
dari sistem manajemen K3 harus didokumentasikan. Ini dapat dijelaskan dan dimasukkan dalam :
- prosedur sistem manajemen K3,
- prosedur operasional atau prosedur tempat kerja,
- Proyek dan/atau deskripsi tugas,
- Deskripsi pekerjaan,
- Paket pelatihan induksi.
Namun organisasi bebas untuk memilih format apa pun yang paling sesuai dengan kebutuhannya.
Dokumentasi tersebut dapat, antara lain, diperlukan untuk orang-orang berikut :
- personel yang ditunjuk top manajemen untuk K3,
- manajemen di semua tingkatan dalam organisasi, termasuk manajemen puncak;
- komite keselamatan / tim keselamatan ,
- operator proses dan tenaga kerja umum;
- mereka yang mengelola K3 kontraktor ;
- mereka yg bertanggung jawab untuk pelatihan K3;
Page 27 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
- mereka yang bertanggung jawab untuk peralatan yang sangat penting untuk K3;
- mereka yang bertanggung jawab untuk mengelola sarana yang digunakan sebagai tempat kerja ;
- karyawan dengan kualifikasi K3, atau K3 spesialis lain, dalam organisasi ;
- perwakilan K3 karyawan di forum partisipatif / konsultatif.
OHSAS 18001 mensyaratkan bahwa manajemen K3 yang diangkat harus merupakan anggota dari manajemen puncak. Management
K3 ayng diangkat dapat dibantu oleh tenaga lain yang telah didelegasikan tanggung jawab untuk memantau keseluruhan operasi
fungsi K3 . Namun, manajemen yang ditunjuk harus diinformasikan secara periodik tentang kinerja sistem, dan harus tetap terlibat
aktif dalam tinjauan periodik dan penetapan tujuan K3. Ini harus dipastikan bahwa setiap tugas lain atau tugas yang dibebankan
kepada manajemen yang diangkat tidak bertentangan dengan pemenuhan tanggung jawab K3 mereka.
Peran dan tanggung jawab dari setiap fungsi spesialis K3 dalam organisasi harus didefinisikan dengan tepat untuk menghindari
ambiguitas dengan orang-orang dari manajemen di semua tingkatan (seperti manager biasanya akan diharapkan memiliki tanggung
jawab untuk memastikan bahwa K3 dikelola secara efektif di area kendali mereka). Ini harus mencakup pengaturan untuk
menyelesaikan konflik antara masalah K3 dan pertimbangan produktivitas, dan jika sesuai dengan eskalasi ke tingkat yang lebih tinggi
dari manajemen.
Semua manajer harus mendemontrasikan dengan nyata komitmen mereka untuk K3. Sarana demonstrasi dapat mencakup
mengunjungi dan memeriksa lokasi, berpartisipasi dalam penyelidikan insiden, dan menyediakan sumber daya dalam konteks
tindakan korektif, kehadiran dan keterlibatan aktif dalam pertemuan-pertemuan K3, mengkomunikasikan status kegiatan
keselamatan, dan mengakui dengan baik kinerja K3.
Organisasi harus berkomunikasi dan mempromosikan bahwa K3 adalah tanggung jawab setiap orang dalam organisasi, bukan hanya
tanggung jawab dari mereka yang didefinisikan tanggung jawab sistem manajemen K3. Dalam mengambil tanggung jawab untuk
aspek K3 di area kendali mereka, semua orang di tempat kerja perlu mempertimbangkan tidak hanya keselamatan mereka sendiri
tetapi juga keselamatan orang lain.
Page 28 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.4.2.1 Umum
Untuk memungkinkan orang-orang di bawah kendali organisasi bekerja dan/atau bertindak dengan aman, harus memastikan bahwa
mereka:
- menyadari risiko K3 pekerjaannya,
- menyadari peran dan tanggung jawab nya,
- memiliki kompetensi yang diperlukan untuk melakukan tugas yang dapat berdampak pada K3,
- di mana perlu, dilatih untuk mencapai kesadaran / kompetensi yang dibutuhkan
Organisasi harus mensyaratkan bahwa kontraktor mampu menunjukkan, bahwa karyawan mereka memiliki kompetensi dan/atau
pelatihan yang tepat untuk bekerja dengan aman.
CATATAN Kompetensi dan kesadaran tidak berarti hal yang sama. Kesadaran adalah untuk menjadi sadar akan sesuatu, misalnya
Risiko dan bahaya K3. Kompetensi adalah kemampuan yang ditunjukkan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
4.4.2.2 Kompetensi
Dalam menentukan kegiatan atau tugas apa yang bisa berdampak pada K3 organisasi, harus mempertimbangkannya yang mana :
- penilaian risiko organisasi telah ditetapkan, diciptakan dan resiko K3 di tempat kerja,
- dimaksudkan untuk mengendalikan risiko K3,
- khusus untuk pelaksanaan sistem manajemen K3.
Manajemen harus menentukan persyaratan kompetensi untuk tugas individu. Organisasi dapat meminta masukan eksternal dalam
menetapkan persyaratan kompetensi.
Ketika menentukan kompetensi yang diperlukan untuk suatu tugas, faktor berikut harus dipertimbangkan:
- peran dan tanggung jawab di tempat kerja (termasuk sifat dari tugas yang harus dilakukan, dan terkait risiko K3 mereka),
- kompleksitas dan persyaratan prosedur operasi dan instruksi,
- Hasil dari investigasi insiden,
- Persyaratan hukum dan lainnya,
- Kemampuan individu (misalnya baca tulis, kemampuan bahasa, dll)
Organisasi harus memberikan pertimbangan khusus untuk persyaratan kompetensi bagi seseorang yang akan:
- ditunjuk manajemen puncak (lihat 4.4.1),
- melakukan penilaian risiko (4.3.1),
- melakukan penilaian paparan (4.5.1),
- melakukan audit (4.5.5),
- melakukan pengamatan perilaku (4.5.1.1),
- melakukan investigasi insiden (4.5.3),
- melakukan tugas-tugas identifikasi oleh penilaian risiko yang dapat menimbulkan bahaya.
Organisasi harus memastikan bahwa semua personil, termasuk manajemen puncak, kompeten sebelum mengizinkan mereka untuk
melakukan tugas-tugas yang dapat berdampak pada K3.
Organisasi harus menentukan dan menilai perbedaan antara kompetensi yang dibutuhkan untuk melakukan suatu kegiatan dan yang
dimiliki oleh individu, yang diperlukan untuk melakukan aktivitas. Perbedaan-perbedaan ini harus ditangani melalui pelatihan atau
tindakan lain, misalnya pendidikan tambahan dan pengembangan keterampilan, dll, dengan mempertimbangkan kemampuan yang
ada dari individu tersebut.
Persyaratan kompetensi K3 harus dipertimbangkan sebelum merekrut personel baru, dan/atau penugasan ulang dari mereka yang
sudah bekerja di bawah kendali organisasi.
Catatan yang digunakan oleh organisasi untuk memastikan bahwa personil telah kompeten harus dipelihara (4.5.4).
Page 29 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.4.2.3 Pelatihan
Organisasi harus mempertimbangkan peran, tanggung jawab dan wewenang, dalam kaitannya dengan risiko K3 dan sistem
manajemen K3, dalam menentukan pelatihan atau tindakan lain yang diperlukan bagi mereka yang bekerja di bawah kendalinya
(termasuk kontraktor, staf sementara, dll).
Pelatihan atau tindakan lain harus fokus pada dua hal yaitu peryaratan kompetensi dan kebutuhan peningkatan kesadaran.
Program pelatihan dan prosedur harus mempertimbangkan risiko K3 dan kemampuan individu, seperti membaca dan kemampuan
bahasa.
Misalnya, sebaiknya menggunakan gambar dan diagram atau simbol-simbol yang lebih mudah dipahami. Organisasi harus
menentukan apakah materi pelatihan dibutuhkan dalam berbagai bahasa atau jika diperlukan penggunaan penerjemah.
Organisasi harus mengevaluasi efektivitas pelatihan atau tindakan yang diambil. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
misalnya secara tertulis atau ujian lisan, demonstrasi praktis, pengamatan perubahan perilaku dari waktu ke waktu, atau cara lain
yang menunjukkan kompetensi dan kesadaran.
Catatan pelatihan harus dipelihara (4.5.4).
CATATAN ILO-OSH:2001 pedoman di klausul 3.4.4 menyarankan " Pelatihan harus diberikan kepada semua peserta tanpa biaya dan
harus mengambil tempat selama jam kerja jika mungkin".
4.4.2.4 Kesadaran
Untuk memastikan personil bekerja atau bertindak dengan aman, organisasi harus membuat personil yang bekerja di bawah kendali
telah cukup mengetahui:
- prosedur darurat,
- konsekuensi dari tindakan dan perilaku mereka dalam kaitannya dengan risiko K3,
- manfaat dari peningkatan kinerja K3,
- konsekuensi yang potensial yang berasal dari prosedur,
- kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan dan prosedur K3,
- aspek lain yang mungkin berdampak pada K3.
Program kesadaran harus disediakan untuk kontraktor, pekerja sementara dan pengunjung, dll, sesuai dengan resiko K3 yang mereka
hadapi.
Page 30 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.4.3.1 Umum
Organisasi, melalui proses komunikasi dan konsultasi, harus mendorong praktek partisipasi yang baik dan dukungan untuk kebijakan
dan tujuan K3 nya bagi mereka yang terkena dampak kegiatan atau berkepentingan dalam sistem manajemen K3 nya.
Proses komunikasi organisasi harus menyediakan arah informasi ke atas, ke bawah dan seluruh organisasi. Ini perlu tersedia baik
bagi pengumpulan dan penyebaran informasi. Harus dipastikan bahwa informasi K3 yang disediakan, diterima dan dipahami oleh
semua orang yang relevan.
Konsultasi adalah proses dimana manajemen dan orang lain, atau perwakilan mereka, bersama-sama mempertimbangkan dan
membahas isu-isu yang menjadi perhatian bersama. Konsultasi melibatkan pencarian solusi masalah yang dapat diterima melalui
pertukaran pandangan umum dan informasi.
Contoh orang-orang yang bisa berkepentingan atau dipengaruhi oleh sistem manajemen K3 organisasi termasuk karyawan di semua
tingkat organisasi, perwakilan karyawan, pekerja sementara, kontraktor, pengunjung, tetangga, relawan, layanan darurat (lihat 4.4.7 ),
pihak asuransi dan pemerintah atau pemeriksa peraturan.
4.4.3.2 Komunikasi
4.4.3.2.1 Prosedur untuk komunikasi internal dan eksternal
Organisasi harus mengembangkan prosedur untuk komunikasi internal antara berbagai fungsi dan tingkat organisasi dan komunikasi
eksternal dengan pihak yang berkepentingan.
Organisasi harus secara efektif mengkomunikasikan informasi bahaya K3 dan sistem manajemen K3 nya kepada mereka yang
terlibat atau dipengaruhi oleh sistem manajemen, agar mereka berpartisipasi secara aktif, atau mendukung, pencegahan cedera dan
sakit penyakit, yang berlaku.
Ketika mengembangkan prosedur untuk komunikasi, organisasi harus mempertimbangkan hal berikut :
- target audiens dan kebutuhan informasi mereka,
- metode dan media yang tepat,
- budaya lokal, gaya yg disukai dan teknologi yg tersedia,
- kompleksitas organisasi, struktur dan ukuran,
- hambatan komunikasi yang efektif di tempat kerja seperti buta huruf atau bahasa,
- persyaratan hukum dan lainnya,
Page 31 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
- efektivitas dari berbagai mode dan arus komunikasi di semua fungsi dan tingkat organisasi,
- evaluasi efektivitas komunikasi.
Masalah K3 dapat dikomunikasikan kepada karyawan, pengunjung dan kontraktor melalui cara-cara seperti :
- briefing dan pertemuan K3, pembicaraan induksi / orientasi, dll,
- koran, poster, email, kotak saran / skema , website dan papan pengumuman yang berisi informasi tentang masalah K3.
Page 32 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 33 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.4.3.4 Prosedur untuk konsultasi dengan kontraktor dan pihak eksternal yang berkepentingan
Organisasi harus memiliki prosedur untuk berkonsultasi dengan kontraktor dan pihak eksternal lainnya, bilamana sesuai.
Bisa jadi menjadi kebutuhan bagi organisasi untuk berkonsultasi dengan regulator mengenai hal-hal K3 tertentu (misalnya
penerapan dan interpretasi persyaratan hukum K3), atau dengan layanan darurat (lihat 4.4.7).
Dalam mempertimbangkan perlunya berkonsultasi dengan kontraktor pada perubahan yang dapat mempengaruhi K3 mereka,
organisasi harus memperhatikan hal-hal berikut :
- bahaya baru atau asing (termasuk yang dapat ditimbulkan oleh kontraktor),
- reorganisasi,
- pengendalian baru atau perubahan pengendalian,
- perubahan dalam bahan, peralatan, paparan, dll,
- perubahan dalam pengaturan darurat,
- perubahan dalam persyaratan hukum atau lainnya .
Untuk konsultasi dengan pihak eksternal, organisasi harus memberikan pertimbangan faktor-faktor seperti :
- perubahan dalam pengaturan darurat,
- bahaya yang dapat mempengaruhi tetangga, atau bahaya dari tetangga,
- perubahan dalam persyaratan hukum atau lainnya.
4.4.4 Dokumentasi
Teks OHSAS 18001
Dokumentasi sistem manajemen K3 harus mencakup:
a) Kebijakan dan sasaran K3
b) Penjelasan tentang ruang lingkup dari sistem manajemen K3
c) Penjelasan elemen-elemen utama dari sistem manajemen K3 dan interaksinya, serta dokumen-dokumen acuannya.
d) Dokumen, termasuk catatan, yang diperlukan oleh standar OHSAS ini.
e) Dokumen, termasuk catatan, yang dianggap perlu oleh organisasi untuk memastikan perencanaan, operasi dan pengendalian
proses yang efektif yang terkait dengan manajemen resiko K3 nya.
Catatan: Adalah penting bahwa dokumentasi harus sebanding dengan tingkat kompleksitas, bahaya dan risiko yang bersangkutan
dan dijaga sesuai minimum yang diperlukan untuk efektivitas dan efisiensi.
Organisasi harus memelihara dokumentasi up-to-date yang cukup untuk memastikan sistem manajemen K3 bisa dipahami dengan
cukup serta dioperasikan secara efektif dan efisien.
Page 34 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Semua dokumen dan data yang berisi informasi yang diperlukan untuk operasi sistem manajemen K3 dan aktifitas kinerja K3
organisasi harus diidentifikasi dan dikendalikan.
Organisasi harus memberikan pertimbangan untuk hal-hal seperti berikut :
- rincian sistem dokumen dan data yang mendukung sistem manajemen K3 dan kegiatan K3 nya, dan yang memungkinkan untuk
memenuhi persyaratan OHSAS 18001,
- rincian dari tanggung jawab dan wewenang K3 yang ditugaskan.
Page 35 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Prosedur tertulis harus mendefinisikan kontrol untuk identifikasi, persetujuan, penerbitan dan penghapusan dokumentasi K3, juga
terkait dengan kontrol data K3 (sesuai dengan persyaratan OHSAS 18001:2007, 4.4.5, di atas). Prosedur ini harus jelas mendefinisikan
kategori dokumen dan data yang diterapkan.
Dokumen dan data harus tersedia dan dapat diakses bila diperlukan, dalam kondisi rutin dan non - rutin, termasuk keadaan darurat.
Hal ini dapat mencakup memastikan gambar teknik lokasi, lembar data bahan berbahaya, prosedur dan instruksi, dll, up-to-date dan
tersedia untuk orang-orang yang membutuhkannya dalam keadaan darurat.
Organisasi harus menetapkan prosedur untuk mengidentifikasi dokumen yang berasal dari luar yang diperlukan untuk
merencanakan dan melaksanakan sistem manajemen K3 nya. Distribusi dokumen ini perlu dikontrol untuk memastikan bahwa
informasi yang terkini digunakan dalam pengambilan keputusan yang berdampak K3. Sebagai contoh, organisasi harus menetapkan
prosedur untuk mengelola lembar data keamanan yang dikembangkan untuk bahan berbahaya yang digunakan oleh organisasi.
Tanggung jawab untuk tugas ini harus ditetapkan. Personil yang ditugaskan harus memastikan bahwa semua orang dalam organisasi
diinformasikan setiap ada perubahan yang relevan dengan informasi tersebut yang mempengaruhi tugas mereka atau kondisi kerja.
Proses pengembangan pengendalian dokumen organisasi biasanya akan menghasilkan hal-hal seperti berikut :
- prosedur pengendalian dokumen, termasuk tanggung jawab dan kewenangan yang diberikan,
- Register dokumen, daftar induk atau indeks,
- daftar dokumentasi yang dikendalikan dan lokasinya,
- catatan arsip (beberapa di antaranya harus diadakan sesuai dengan hukum atau persyaratan waktu lainnya).
Dokumen harus ditinjau ulang dari waktu ke waktu untuk memastikannya masih valid dan akurat. Hal ini dapat dilakukan berupa
aktifitas khusus, dan bisa juga diperlukan:
- sebagai bagian dari review penilaian risiko dari proses,
- sebagai bagian dari respon terhadap insiden,
- sebagai bagian dari prosedur manajemen perubahan,dan
- mengikuti perubahan dalam hukum dan persyaratan lainnya, proses, instalasi, tata letak tempat kerja, dll
Dokumen kadaluarsa yang disimpan untuk referensi memerlukan perhatian khusus serta kehati-hatian untuk memastikannya tidak
kembali kembali ke dalam sirkulasi. Namun, kadang-kadang dokumen kadaluarsa diperlukan untuk dipertahankan sebagai bagian
dari catatan yang berhubungan dengan perkembangan atau kinerja dari sistem manajemen K3.
Page 36 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.4.6.1 Umum
Setelah itu telah memperoleh pemahaman tentang bahaya K3 nya (4.3.1), organisasi harus menerapkan pengendalian operasional
yang diperlukan untuk mengelola risiko yang terkait dan mematuhi hukum dan persyaratan K3 lainnya. Tujuan keseluruhan
pengendalian operasional K3 adalah untuk mengelola risiko K3 untuk memenuhi kebijakan K3.
Informasi yang harus dipertimbangkan ketika membangun dan menerapkan pengendalian operasional meliputi :
- kebijakan dan tujuan OH & S,
- hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko, evaluasi pengendalian yang ada dan penentuan pengendalian baru (lihat 4.3.1),
- proses manajemen perubahan (lihat 4.3.1.5),
- spesifikasi internal (misalnya untuk bahan, peralatan, tata letak fasilitas),
- informasi tentang prosedur operasi yang ada,
- persyaratan hukum dan persyaratan lainnya yang diikuti organisasi (lihat 4.3.2 ),
- pengendalian rantai pasokan produk yang berhubungan dengan barang yang dibeli, peralatan dan layanan,
- umpan balik dari partisipasi dan konsultasi (lihat 4.4.3),
- sifat dan pengembangan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh kontraktor dan personil eksternal lainnya,
- akses ke tempat kerja oleh pengunjung, personil pengiriman, jasa kontraktor, dll
Ketika mengembangkan pengendalian operasional, harus diprioritaskan pilihan pengendalian dengan keandalan yang terbaik dalam
mencegah cedera atau sakit penyakit, sesuai dengan hirarki kontrol, yaitu dimulai dengan mendesain ulang peralatan atau proses
untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya, peningkatan signage/peringatan untuk menghindari bahaya, meningkatkan
prosedur administrasi dan pelatihan untuk mengurangi frekuensi dan durasi personil untuk terpapar bahaya yang tidak cukup
terkendali, dan terakhir penggunaan alat pelindung diri (APD) untuk mengurangi keparahan cedera atau paparan (lihat 4.3.1.6).
Pengendalian operasional perlu dilaksanakan, dievaluasi secara terus-menerus (4.3.1.8) untuk memverifikasi efektivitasnya, dan
terintegrasi ke dalam keseluruhan sistem manajemen K3.
Contoh daerah di mana risiko K3 biasanya timbul, dan contoh langkah-langkah pengendalian yang terkait, meliputi:
a) tindakan pengendalian umum
- pemeliharaan rutin dan perbaikan fasilitas, mesin dan peralatan untuk mencegah kondisi yang tidak aman dari
perkembangan,
- pengaturan & pemeliharaan tempat berjalan yg jelas,
Page 37 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
- manajemen lalu lintas (yaitu pengelolaan pemisahan kendaraan dan pejalan kaki),
- penyediaan dan pemeliharaan tempat kerja,
- pemeliharaan atas lingkungan termal (suhu, kualitas udara),
- pemeliharaan sistem ventilasi dan sistem keselamatan listrik,
- pemeliharaan rencana darurat,
- kebijakan terkait perjalanan, intimidasi, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat dan alkohol,dll,
- program kesehatan (program pengawasan medis),
- program pelatihan dan kesadaran terkat penggunaan kontrol tertentu (misalnya sistem ijin kerja),
- kontrol akses;
b) kinerja tugas berbahaya
- penggunaan prosedur, instruksi kerja , atau metode kerja yang disetujui,
- Penggunaan peralatan yang tepat,
- pra - kualifikasi dan / atau pelatihan personil atau kontraktor untuk tugas-tugas berbahaya,
- menggunakan sitem izin bekerja, pra-persetujuan, atau otorisasi,
- prosedur mengendalikan keluar masuknya personil ke lokasi kerja yang berbahaya,
- pengendalian pencegahan sakit penyakit;
c) penggunaan bahan berbahaya
- menetapkan tingkat persediaan, lokasi penyimpanan dan kondisi penyimpanan;
- kondisi penggunaan untuk bahan berbahaya,
- pembatasan daerah di mana bahan berbahaya dapat digunakan,
- penyimpanan yang aman dan aman dan kontrol akses,
- penyediaan atas dan akses ke data keamanan material dan informasi terkait lainnya,
- pelindung dari sumber radiasi,
- isolasi kontaminan biologis,
- pengetahuan dalam penggunaan dan ketersediaan peralatan darurat (4.4.7);
d) fasilitas dan peralatan
- pemeliharaan rutin dan perbaikan fasilitas, mesin dan peralatan untuk mencegah kondisi yang tidak aman dari
pengembangan,
- pengaturan & pemeliharaan tempat berjalan yg jelas, dan manajemen lalu lintas,
- penyediaan, pengendalian dan pemeliharaan alat pelindung diri (APD),
- inspeksi dan pengujian peralatan K3, seperti penjaga, sistem penangkapan barang jatuh, sistem shutdown, peralatan
penyelamatan ruang terbatas, sistem lock-out, deteksi kebakaran dan peralatan pemadaman, perangkat pemantauan
paparan, sistem ventilasi dan sistem keamanan listrik,
- inspeksi dan pengujian peralatan material handling (crane, forklift, kerekan & perangkat lifting lainnya);
e) pembelian barang, peralatan dan layanan
- penetapan persyaratan K3 untuk barang, peralatan dan jasa yang akan dibeli,
- komunikasi persyaratan K3 organisasi kepada pemasok,
Page 38 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
- pra-persetujuan persyaratan untuk pembelian atau transportasi / transfer bahan kimia, bahan dan zat berbahaya,
- pra-persetujuan persyaratan dan spesifikasi untuk pembelian mesin dan peralatan baru,
- pra - persetujuan prosedur untuk operasi yang aman dari mesin, peralatan, dan / atau penanganan yang aman dari bahan
sebelum digunakan,
- seleksi dan pemantauan pemasok,
- pemeriksaan barang, peralatan dan jasa yang diterima, dan verifikasi (periodik) kinerja K3 nya,
- persetujuan desain ketentuan K3 untuk fasilitas yang baru;
f) kontraktor
- menetapkan kriteria untuk pemilihan kontraktor,
- komunikasi persyaratan K3 organisasi kepada kontraktor,
- evaluasi, monitoring dan evaluasi ulang berkala, kinerja K3 kontraktor
g) personel luar lainnya atau pengunjung di tempat kerja
Karena pengetahuan dan kemampuan pengunjung atau personel luar lainnya sangat bervariasi, hal ini harus dipertimbangkan
ketika mengembangkan pengendalian. Contohnya dapat mencakup :
- pengendalian orang masuk,
- membangun pengetahuan dan kemampuan sebelum mengizinkan penggunaan peralatan,
- pemberian saran dan pelatihan yang diperlukan,
- Signage peringatan / kontrol administratif,
- metode untuk memantau perilaku pengunjung dan mengawasi kegiatan mereka.
Page 39 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.4.7.1 Umum
Organisasi harus menilai potensi situasi darurat yang berdampak pada K3 dan mengembangkan prosedur-prosedur untuk respon
yang efektif. Ini bisa berupa sebuah prosedur yang berdiri sendiri atau dikombinasikan dengan prosedur tanggap darurat lainnya.
Organisasi harus secara berkala menguji kesiapan darurat dan meningkatkan efektivitas kegiatan tanggap darurat dan prosedurnya.
CATATAN Dimana prosedur ini dikombinasikan dengan prosedur tanggap darurat lainnya, organisasi perlu memastikannya telah
mencakup semua potensi dampak K3 dan tidak boleh menganggap bahwa prosedur yang berhubungan dengan keselamatan
kebakaran, atau keadaan darurat lingkungan, dll, telah cukup.
Page 40 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 41 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Pertimbangan harus diberikan pada keberadaan dan / atau kemampuan berikut, dalam mengembangkan prosedur tanggap darurat:
- persediaan dan lokasi penyimpanan bahan berbahaya,
- jumlah dan lokasi dari personil,
- sistem kritis yang dapat berdampak pada K3,
- penyediaan pelatihan darurat,
- deteksi dan tindakan pengendalian darurat,
- peralatan medis, kit pertolongan pertama, dll,
- sistem kontrol, dan semua pendukung sistem kontrol paralel / multiple,
- sistem pemantauan untuk bahan berbahaya,
- deteksi kebakaran dan sistem pemadaman kebakaran,
- sumber daya darurat
- ketersediaan layanan darurat setempat dan rincian dari setiap pengaturan tanggap darurat saat ini di lokasi,
- persyaratan hukum dan persyaratan lainnya,
- pengalaman tanggap darurat sebelumnya.
Ketika organisasi menentukan bahwa layanan eksternal yang diperlukan untuk tanggap darurat (misalnya ahli spesialis dalam
menangani bahan berbahaya dan laboratorium pengujian eksternal), pengaturan pra-persetujuan (kontrak) harus diletakkan pada
tempatnya. Perhatian khusus harus diberikan pada tingkat staf, jadwal respon dan keterbatasan layanan darurat.
Prosedur tanggap darurat harus mendefinisikan peran, tanggung jawab dan wewenang petugas tanggap darurat, terutama mereka
yang ditugaskan untuk memberikan tanggapan segera. Personil ini harus terlibat dalam pengembangan prosedur darurat untuk
memastikan mereka sepenuhnya menyadari jenis dan lingkup keadaan darurat yang dapat ditangani, serta pengaturan yang
diperlukan untuk koordinasi. Tenaga pelayanan darurat harus disediakan dengan informasi yang diperlukan untuk memfasilitasi
keterlibatan mereka dalam kegiatan tanggap darurat.
Prosedur tanggap darurat harus memberikan pertimbangan sebagai berikut :
- identifikasi potensi situasi keadaan darurat dan lokasi,
- rincian tindakan yang akan diambil oleh personel selama darurat (termasuk tindakan yang akan diambil oleh staf yang bekerja
off-site, oleh kontraktor dan pengunjung),
- prosedur evakuasi,
- tanggung jawab, dan wewenang personil dengan tugas respon dan peran khusus selama keadaan darurat (misalnya sipir
kebakaran, staf pertolongan pertama dan spesialis pembersihan tumpahan),
- interface dan komunikasi dengan layanan darurat,
- komunikasi dengan karyawan (baik on-site dan off-site), pemerintah dan pihak lain yg berkepentingan (misalnya keluarga,
tetangga, masyarakat setempat, media),
- informasi yang diperlukan untuk melaksanakan tanggap darurat (gambar tata letak lokasi, identifikasi dan lokasi peralatan respon
darurat, identifikasi dan lokasi bahan berbahaya, lokasi utilitas shut-off, informasi kontak untuk penyedia tanggap darurat).
Page 42 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Perhatian khusus harus diberikan pada peralatan dan bahan yang digunakan untuk melindungi personil tanggap darurat. Individu
harus diberitahu tentang keterbatasan perangkat pelindung diri dan terlatih untuk menggunakannya dengan tepat.
Jenis, jumlah dan lokasi penyimpanan peralatan dan perlengkapan darurat harus dievaluasi sebagai bagian dari review dan pengujian
prosedur darurat.
Page 43 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.5 Pemeriksaan
4.5.1 Pengukuran dan pemantauan kinerja
Teks OHSAS 18001
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk memantau dan mengukur kinerja K3 secara teratur.
Prosedur tersebut harus memberi aturan tentang:
a) pengukuran kualitatif maupun kuantitatif yang sesuai dengan kebutuhan organisasi
b) pemantauan sejauh mana tujuan K3 organisasi terpenuhi;
c) pemantauan efektifitas dari kontrol (baik untuk kesehatan maupun keselamatan)
d) pengukuran kinerja yang bersifat proaktif yang memantau kesesuaian terhadap program-program K3, kontrol dan kriteria
operasional
e) pengukuran reaktif kinerja yang memantau sakit penyakit, insiden (termasuk kecelakaan, near misses, dll.) dan bukti-bukti
historis lain yang mengurangi kinerja K3
f) pencatatan data dan hasil dari pemantauan dan pengukuran yang cukup untuk dijadikan bahan analisa tindakan koreksi dan
pencegahan selanjutnya.
Jika diperlukan peralatan untuk melakukan pemantauan atau pengukuran kinerja, organisasi harus menetapkan dan memelihara
prosedur untuk mengkalibrasi dan memelihara peralatan tersebut dengan layak. Catatan kalibrasi dan aktifitas pemeliharaan dan
hasilnya harus disimpan.
4.5.1.1 Umum
Organisasi harus memiliki pendekatan sistematis untuk mengukur dan memantau kinerja K3 nya secara teratur, sebagai bagian tak
terpisahkan dari sistem manajemen keseluruhan. Pemantauan melibatkan pengumpulan informasi, seperti pengukuran atau
pengamatan, dari waktu ke waktu, dengan menggunakan peralatan atau teknik yang telah dikonfirmasi fit-for-pupose. Pengukuran
dapat bersifat kuantitatif atau kualitatif. Pemantauan dan pengukuran dapat menyajikan berbagai tujuan dalam suatu sistem
manajemen K3, seperti :
- penelusuran kemajuan dalam memenuhi komitmen kebijakan, mencapai tujuan dan sasaran, dan perbaikan berkesinambungan,
- pemantauan paparan untuk menentukan apakah persyaratan hukum dan lainnya yang berlaku yang diikuti organisasi telah
terpenuhi,
- pemantauan insiden, cedera dan sakit penyakit,
- menyediakan data untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian operasional, atau untuk mengevaluasi kebutuhan untuk
mengubah atau memperkenalkan pengendalian baru (lihat 4.3.1),
- menyediakan data untuk pengukuran proaktif dan reaktif kinerja K3 organisasi,
- menyediakan data untuk mengevaluasi kinerja dari sistem manajemen K3, dan
- menyediakan data untuk evaluasi kompetensi.
Untuk mencapai tujuan ini, organisasi harus merencanakan apa yang akan diukur, di mana dan kapan harus diukur, apa metode
pengukuran yang harus digunakan, dan persyaratan kompetensi bagi orang-orang yang akan melakukan pengukuran (lihat 4.4.2 ).
Untuk memfokuskan sumber daya pada pengukuran yang paling penting, organisasi harus menentukan karakteristik proses dan
kegiatan yang dapat diukur dan pengukuran yang memberikan informasi yang paling berguna. Organisasi perlu menetapkan
prosedur untuk pengukuran dan pemantauan kinerja untuk memberikan konsistensi dalam pengukuran dan meningkatkan
keandalan data yang dihasilkan.
Hasil pengukuran dan pemantauan harus dianalisis dan digunakan untuk mengidentifikasi baik keberhasilan maupun bidang yang
memerlukan koreksi atau perbaikan.
Pengukuran dan pemantauan kinerja harus menggunakan baik langkah reaktif dan proaktif, tetapi harus lebih fokus pada langkah-
langkah proaktif dalam rangka mendorong peningkatan kinerja dan pengurangan cedera.
Page 44 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 45 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Organisasi harus menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap hukum atau
persyaratan lainnya yang berlaku untuk resiko K3 nya secara berkala, sebagai bagian dari komitmen kepatuhan.
Evaluasi kepatuhan organisasi harus dilakukan oleh orang yang kompeten, baik dari dalam organisasi dan / atau menggunakan
sumber daya eksternal.
Berbagai input dpt digunakan utk menilai kepatuhan, termasuk :
- audit,
- hasil inspeksi peraturan,
- analisis persyaratan hukum dan persyaratan lainnya,
- tinjauan dari dokumen dan / atau catatan insiden dan penilaian risiko,
- wawancara,
- inspeksi fasilitas, peralatan dan area,
- tinjauan proyek atau pekerjaan,
- analisis hasil uji dari pemantauan dan pengujian,
- Pemantauan fasilitas dan/atau pengamatan langsung.
Proses evaluasi kepatuhan organisasi dapat bergantung pada sifatnya (ukuran, struktur dan kompleksitas). Evaluasi kepatuhan dapat
mencakup beberapa persyaratan hukum atau persyaratan tunggal. Frekuensi evaluasi dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti
kinerja penaatan masa lalu atau persyaratan hukum tertentu.
Organisasi dapat memilih untuk mengevaluasi sesuai dengan kebutuhan individu pada waktu yang berbeda atau pada frekuensi yang
berbeda, atau disesuaikan.
Program evaluasi kepatuhan dapat diintegrasikan dengan kegiatan penilaian lainnya. Ini dapat dimasukkan dalam audit sistem
manajemen, audit lingkungan atau pemeriksaan jaminan kualitas.
Demikian pula, organisasi harus mengevaluasi kepatuhan dengan persyaratan lain yang berlaku secara berkala (untuk panduan lebih
lanjut mengenai persyaratan lainnya, lihat 4.3.2). Organisasi dapat membentuk suatu proses terpisah untuk melakukan evaluasi
tersebut atau menggabungkan evaluasi tersebut dengan evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan hukum (lihat di atas), proses
tinjauan manajemen (4.6) atau proses evaluasi lainnya.
Hasil evaluasi berkala sesuai dengan persyaratan hukum atau persyaratan lainnya perlu dicatat.
Page 46 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Investigasi insiden adalah alat penting untuk mencegah terulangnya insiden dan mengidentifikasi peluang untuk perbaikan. Hal ini
juga dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran K3 keseluruhan di tempat kerja.
Organisasi harus memiliki prosedur untuk melaporkan, menyelidiki dan menganalisis insiden. Tujuan prosedur adalah untuk
memberikan pendekatan terstruktur, proporsional dan tepat waktu untuk menentukan dan menindaklanjuti dasar (akar) penyebab
dari insiden tersebut.
Semua insiden harus diselidiki. Organisasi harus berusaha untuk mencegah kurangnya pelaporan insiden. Dalam menentukan sifat
penyelidikan, sumber daya yang dibutuhkan, dan prioritas yang perlu diberikan kepada investigasi insiden, mempertimbangkan:
- hasil dan konsekuensi dari kejadian yang sebenarnya, dan
- frekuensi dari insiden tersebut serta potensi konsekuensinya
Dalam mengembangkan prosedur tersebut organisasi harus memberikan pertimbangan sebagai berikut :
- kebutuhan untuk pemahaman umum dan kesepakatan apa yang merupakan "insiden" (lihat 3.9 ) dan manfaat yang dapat
diperoleh dari penyelidikan,
- pelaporan yang harus menangkap semua jenis insiden, termasuk kecelakaan besar dan kecil, keadaan darurat, near- misses,
kasus sakit penyakit dan apa yang terjadi selama periode waktu tertentu (misalnya paparan),
- kebutuhan untuk memenuhi persyaratan hukum yang berkaitan dengan pelaporan dan investigasi insiden , misalnya
pemeliharaan daftar kecelakaan ,
- mendefinisikan penetapan tanggung jawab dan wewenang untuk pelaporan insiden dan investigasi berikutnya,
- keperluan tindakan segera untuk menghadapi risiko yang mungkin segera terjadi,
- keperluan penyelidikan yg tidak memihak dan obyektif,
- kebutuhan utk fokus pada penentuan faktor penyebab,
- manfaat melibatkan orang-orang dengan pengetahuan tentang kejadian,
- mendefinisikan persyaratan untuk pelaksanaan dan pencatatan berbagai tahapan dari proses penyidikan, seperti:
mengumpulkan fakta dan mengumpulkan bukti, pada waktu yang tepat,
menganalisis hasil,
Page 47 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
mengkomunikasikan perlunya tindakan korektif dan / atau tindakan preventif yang diidentifikasi,
memberikan umpan balik ke dalam proses untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko, tanggap darurat, pengukuran dan
monitoring kinerja K3 dan tinjauan manajemen.
Mereka yang ditugaskan untuk melakukan penyelidikan insiden harus kompeten (lihat 4.4.2).
Output dari proses penyelidikan insiden harus membahas item a) hingga e ) di OHSAS 18001:2007, 4.5.3.1
Untuk efektifitas sistem manajemen K3 secara terus menerus, organisasi harus memiliki prosedur untuk mengidentifikasi aktual dan
potensi ketidaksesuaian, melakukan koreksi dan mengambil tindakan perbaikan dan pencegahan, sebaiknya mencegah masalah
sebelum terjadi. Organisasi dapat menetapkan prosedur individu untuk mengatasi tindakan korektif dan preventif, atau prosedur
tunggal untuk mengatasi keduanya.
Ketidaksesuaian adalah tidak terpenuhinya persyaratan. Persyaratan dapat dinyatakan dalam kaitannya dengan sistem manajemen
OHSAS 18001 atau dalam hal kinerja K3. Contoh masalah yang dapat menimbulkan ketidaksesuaian antara lain:
a) untuk kinerja sistem manajemen K3
- kegagalan manajemen puncak untuk menunjukkan komitmen,
- kegagalan untuk menetapkan tujuan K3,
- kegagalan untuk menentukan tanggung jawab yang diperlukan oleh sistem manajemen K3, seperti tanggung jawab untuk
mencapai tujuan,
- kegagalan untuk mengevaluasi kepatuhan dengan persyaratan hukum secara periodik,
- kegagalan untuk memenuhi kebutuhan pelatihan,
- dokumentasi yg kadaluarsa atau yg sudah tidak sesuai,
- kegagalan untuk melakukan komunikasi;
Page 48 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
b) untuk kinerja K3
- kegagalan untuk melaksanakan program yang direncanakan untuk mencapai tujuan perbaikan
- kegagalan yang konsisten untuk mencapai tujuan peningkatan kinerja,
- kegagalan memenuhi hukum & persyaratan lainnya,
- kegagalan untuk merekam insiden,
- kegagalan untuk menerapkan tindakan korektif secara tepat waktu,
- tingkat sakit penyakit atau cedera yang tinggi secara konsisten yang tidak ditangani,
- penyimpangan dari prosedur K3,
- pengenalan bahan baru atau proses tanpa dilakukan penilaian risiko yang tepat.
Masukan untuk tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan dapat ditentukan dari hasil :
- tes prosedur darurat secara periodik,
- investigasi insiden,
- audit internal atau eksternal,
- evaluasi kepatuhan secara periodik,
- pemantauan kinerja,
- kegiatan pemeliharaan,
- skema saran karyawan dan umpan balik dari survei opini / kepuasan karyawan,
- penilaian paparan.
Identifikasi ketidaksesuaian harus menjadi bagian dari tanggung jawab individu (lihat 4.4.1), dengan individu yang paling dekat dengan
pekerjaan didorong untuk melaporkan masalah potensial atau aktual.
Tindakan korektif adalah tindakan yang diambil untuk menghilangkan akar penyebab dari ketidaksesuaian atau insiden yang
diidentifikasi untuk mencegah pengulangan.
Setelah ketidaksesuaian teridentifikasi, harus diselidiki untuk menentukan penyebabnya, sehingga tindakan korektif dapat difokuskan
pada bagian yang tepat dari sistem. Organisasi harus mempertimbangkan tindakan apa yang harus diambil untuk mengatasi masalah
tersebut, dan / atau perubahan apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki situasi. Tanggapan dan waktu tindakan tersebut harus
sesuai dengan sifat dan skala ketidaksesuaian dan resiko K3.
Tindakan pencegahan adalah tindakan yang diambil untuk menghilangkan akar penyebab dari potensi ketidaksesuaian atau potensi
situasi yang tidak diinginkan, untuk mencegah ketidaksesuaian terjadi.
Ketika potensi masalah teridentifikasi tetapi terjadi ketidaksesuaian, tindakan pencegahan harus diambil dengan menggunakan
pendekatan yang sama seperti tindakan korektif. Potensi masalah dapat diidentifikasi dengan menggunakan metode seperti
ekstrapolasi tindakan korektif ketidaksesuaian sebenarnya untuk area lain yang berlaku di mana kegiatan serupa terjadi, atau analisis
bahaya.
Organisasi harus memastikan bahwa:
- Ketika bahaya baru atau berubah atau kebutuhan untuk perubahan atau kontrol baru telah ditentukan, tindakan perbaikan atau
pencegahan yang diusulkan akan diambil melalui penilaian risiko, sebelum pelaksanaan,
- tindakan korektif dan tindakan pencegahan dilaksanakan,
- hasil tindakan perbaikan dan tindakan pencegahan dicatat dan dikomunikasikan,
- ada tindak lanjut untuk meninjau efektivitas tindakan yang diambil.
Page 49 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Rekaman harus dipelihara untuk menunjukkan bahwa organisasi mengoperasikan sistem manajemen K3 secara efektif dan
mengelola risiko K3 nya.
Catatan yang dapat menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan antara lain:
- catatan evaluasi kepatuhan terhadap persyaratan hukum dan persyaratan lainnya,
- identifikasi bahaya, penilaian risiko dan catatan pengendalian risiko,
- catatan pemantauan kinerja K3,
- catatan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan yang digunakan untuk memantau kinerja K3,
- catatan tindakan korektif dan tindakan pencegahan,
- laporan inspeksi K3,
- pelatihan dan catatan terkait yang mendukung evaluasi kompetensi,
- laporan audit sistem manajemen K3,
- laporan partisipasi dan konsultasi,
- laporan insiden,
- tindak lanjut laporan insiden,
- Notolen meeting K3,
- laporan surveilans kesehatan,
- catatan pemeliharaan alat pelindung diri (APD),
- laporan latihan tanggap darurat,
- catatan tinjauan manajemen.
Integritas catatan dan data harus dijaga untuk memfasilitasi penggunaan selanjutnya, misalnya untuk kegiatan monitoring dan
review, untuk identifikasi tren untuk tindakan pencegahan, dll
Dalam menentukan pengendalian catatan yang tepat organisasi harus mempertimbangkan persyaratan hukum yang berlaku,
masalah kerahasiaan (terutama yg berkaitan dengan personil), persyaratan penyimpanan/akses/ pembuangan/back-up, dan
penggunaan catatan elektronik.
Untuk catatan elektronik penggunaan sistem antivirus dan penyimpanan backup off-site harus dipertimbangkan.
Page 50 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
4.5.5.1 Umum
Audit dapat digunakan oleh suatu organisasi untuk meninjau dan mengevaluasi kinerja dan efektivitas sistem manajemen K3 nya.
Program audit internal sistem manajemen K3 harus dibentuk untuk meninjau kesesuaian sistem manajemen K3 organisasi terhadap
OHSAS 18001.
Audit sistem manajemen K3 yang direncanakan harus dilakukan oleh personil dari dalam organisasi dan / atau oleh personil eksternal
yang dipilih oleh organisasi, untuk menentukan apakah sistem manajemen K3 telah dilaksanakan dengan baik dan dipelihara.
Individu yang dipilih untuk melakukan audit sistem manajemen K3 harus kompeten dan dipilih sedemikian rupa untuk menjamin
objektivitas dan tidak memihak dalam proses audit.
Perhatikan prinsip-prinsip umum dan metodologi yang dijelaskan dalam ISO 19011 yang sesuai untuk audit sistem manajemen K3.
Page 51 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Audit sistem manajemen K3 harus mencakup semua bidang dan kegiatan dalam ruang lingkup sistem manajemen K3 (lihat 4.1), dan
menilai kesesuaian terhadap OHSAS 18001 .
Frekuensi dan cakupan audit sistem manajemen K3 harus berhubungan dengan risiko yang terkait dengan kegagalan berbagai
elemen dari sistem manajemen K3, data yang tersedia pada kinerja sistem manajemen K3, output dari tinjauan manajemen, dan
sejauh yang sistem manajemen K3 atau kegiatan organisasi dapat berubah.
Page 52 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 53 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Selama audit, informasi yang relevan dengan tujuan audit, ruang lingkup dan kriteria audit harus dikumpulkan dengan metode yang
tepat. Metode akan tergantung pada sifat dari sistem manajemen audit K3 yang dilakukan .
Audit harus memastikan bahwa sampel yang representatif dari kegiatan penting yang diaudit dan bahwa personel relevan
diwawancarai. Hal ini dapat mencakup wawancara personil seperti pekerja individual, perwakilan karyawan dan personil eksternal
yang relevan, misalnya kontraktor .
Dokumentasi yang relevan, catatan dan hasil harus diperiksa.
Jika memungkinkan, pemeriksaan harus dibangun ke dalam prosedur audit sistem manajemen K3 untuk membantu menghindari
salah tafsir atau kesalahan data, informasi, atau catatan lainnya yang dikumpulkan.
Bukti audit harus dievaluasi terhadap kriteria audit untuk menghasilkan temuan audit dan kesimpulan. Bukti audit harus diverifikasi.
Bukti audit harus dicatat.
Page 54 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Tinjauan manajemen harus fokus pada kinerja keseluruhan sistem manajemen K3 yang berkaitan dengan :
- kesesuaian (apakah sistem tepat untuk organisasi; tergantung pada ukuran, sifat resiko, dll ? ),
- kecukupan (apakah sistem telah sepenuhnya menangani kebijakan dan tujuan K3 organisasi ? ), dan
- efektivitas (apakah mencapai hasil yang diinginkan ?).
Tinjauan manajemen harus dilakukan oleh manajemen puncak, secara teratur (misalnya triwulanan, setengah tahunan, atau
tahunan) dan dapat dilakukan melalui rapat atau sarana komunikasi lainnya. Tinjauan manajemen yang terpisah untuk kinerja sistem
manajemen K3 dapat diselenggarakan pada interval lebih sering, jika sesuai. Tinjauan yang berbeda dapat mengatasi berbagai elemen
dari tinjauan manajemen secara keseluruhan.
Manajemen yang ditunjuk (lihat 4.4.1 ) memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa laporan kinerja keseluruhan sistem
manajemen K3 yang disajikan kepada manajemen puncak, untuk diperiksa.
Dalam perencanaan untuk tinjauan manajemen, pertimbangan harus diberikan sebagai berikut:
- topik yang akan dibahas,
- siapa yang perlu berpartisipasi untuk memastikan efektivitas peninjauan (manajemen puncak, manajer, penasehat spesialis K3,
personil lainnya),
- tanggung jawab masing-masing peserta dalam hal peninjuaan,
Page 55 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 56 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Annex A (informative)
Correspondence between OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004 and ISO 9001:2008
Table A.1 Correspondence between OHSAS 18001:2007, ISO 14001:2004 and ISO 9001:2008
OHSAS 18001:2007 ISO 14001:2004 ISO 9001:2008
-- Introduction -- Introduction 0 Introduction
0.1 General
0.2 Process approach
0.3 Relationship with ISO 9004
0.4 Compatibility with other
management systems
1 Scope 1 Scope 1 Scope
1.1 General
1.2 Application
2 Normative reference 2 Normative reference 2 Normative reference
3 Terms and definitions 3 Terms and definitions 3 Terms and definitions
4 OH&S management system 4 Environmental management 4 Quality management system (title only)
elements(title only) system requirements (title only)
4.1 General requirements 4.1 General requirements 4.1 General requirements
5.5 Responsibility, authority
and communication
5.5.1 Responsibility and authority
4.2 OH&S Policy 4.2 Environmetal Policy 5.1 Management commitment
5.3 Quality policy
8.5 Continual improvement
4.3 Planning (title only) 4.3 Planning (title only) 5.4 Planning (title only)
4.3.1 Hazard identification, 4.3.1 Environmental aspects 5.2 Customer focus
risk assessment and determining 7.2.1 Determination of requirements related
controls to the product
7.2.2 Review of requirements related to the
product
4.3.2 Legal and other requirements 4.3.2 Legal and other requirements 5.2 Customer focus
7.2.1 Determination of requirements related
to the product
4.3.3 Objectives and programme(s) 4.3.3 Objectives, targets and 5.4.1 Quality objectives
programme(s) 5.4.2 Quality management system planning
8.5.1 Continual improvement
4.4 Implementation and operation (title 4.4 Implementation and operation (title 7 Product realization (title only)
only) only)
4.4.1 Resources, roles, responsibility, 4.4.1 Resources, roles, responsibility and 5.1 Management commitment
accountability and authority authority 5.5.1 Responsibility and authority
5.5.2 Management representative
6.1 Provision of resources
6.3 Infrastructure
4.4.2 Competence, training and 4.4.2 Competence, training and 6.2.1 (Human resources) General
awareness awareness 6.2.2 Competence, training and awareness
4.4.3 Communication, participation and 4.4.3 Communication 5.5.3 Internal communication
consultation 7.2.3 Customer communication
4.4.4 Documentation 4.4.4 Documentation 4.2.1 (Documentation requirements)
General
4.4.5 Control of documents 4.4.5 Control of documents 4.2.3 Control of documents
4.4.6 Operational control 4.4.6 Operational control 7.1 Planning of product realization
7.2 Customer-related processes
7.2.1 Determination of requirements related
to the product
7.2.2 Review of requirements related to the
product
7.3.1 Design and development planning
Page 57 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Page 58 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Annex C (informative)
Examples of items for inclusion in a hazard identification checklist
C1 Bahaya fisik
- tanah yang licin atau tidak rata,
- bekerja di ketinggian,
- benda jatuh dari ketinggian ,
- ruang yang kurang memadai untuk bekerja ,
- kekurangan ergonomi (misalnya desain tempat kerja yang tidak memperhitungkan faktor manusia),
- penanganan manual,
- pekerjaan berulang-ulang ,
- ornamen, belitan, luka bakar dan bahaya lain yang timbul dari peralatan,
- bahaya transportasi, baik di jalan atau di tempat/area, saat bepergian atau sebagai pejalan kaki (terkait dengan kecepatan dan
fitur luar kendaraan dan lingkungan jalan),
- kebakaran dan ledakan (terkait dengan jumlah dan sifat bahan yang mudah terbakar),
- sumber energi berbahaya seperti listrik, radiasi, suara atau getaran (terkait dengan jumlah energi yang terlibat),
- energi yang tersimpan, yang dapat dilepaskan dengan cepat dan menyebabkan kerusakan fisik pada tubuh (terkait dengan
jumlah energi),
- frekuaensi pengulangan tugas, yang dapat menyebabkan gangguan anggota tubuh (terkait dengan durasi tugas) ,
- lingkungan termal yang tidak cocok, yang dapat menyebabkan hipotermia atau stres panas,
- kekerasan kepada staf, yang menyebabkan kerusakan fisik (terkait dengan sifat dari pelaku),
- radiasi pengion ( x-ray atau gamma-ray dari mesin atau zat radioaktif),
- radiasi non-ionisasi (misalnya cahaya, magnet, gelombang radio) .
C2 Bahaya kimia
Zat berbahaya bagi kesehatan atau keselamatan dikarenakan:
- menghirup uap, gas, atau partikel,
- kontak dengan, atau diserap melalui, tubuh,
- konsumsi,
- penyimpanan, ketidakcocokan, atau degradasi material.
C3 Bahaya biologis
Bahan biologi, alergen, atau patogen (seperti bakteri atau virus), yang mungkin:
- dihirup,
- ditularkan melalui kontak, termasuk dengan cairan tubuh (misalnya luka karena jarum suntik), gigitan serangga, dan lain-lain,
- tertelan (misalnya melalui terkontaminasi produk makanan).
Page 59 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
C4 Bahaya psikososial
Situasi yang dapat menyebabkan kondisi negatif psikososial (termasuk psikologis), seperti stres (termasuk post-traumatic stress),
kecemasan, kelelahan, depresi, dari misalnya:
- beban kerja yang berlebihan,
- kurangnya komunikasi atau kontrol manajemen,
- lingkungan fisik kerja,
- kekerasan fisik,
- intimidasi
CATATAN 1. Bahaya psikososial dapat timbul dari masalah eksternal ke tempat kerja dan dapat berdampak pada K3 individu atau
rekan-rekan mereka.
CATATAN 2. ISO 14121 juga memberikan contoh-contoh tambahan sumber dan bahaya.
Page 60 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Annex D (informative)
Comparisons of some examples of risk assessment tools and methodologies
Page 61 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
Bibliography
ISO 7000:2004, Graphical symbols for use on equipment — Index and synopsis
ISO 7001:2007, Graphical symbols — Public information symbols
ISO 7010:2003, Graphical symbols — Safety colours and safety signs — Safety signs used in workplaces and public areas
ISO 9000:2005, Quality management systems — Fundamentals and vocabulary
ISO 9001:2008, Quality management systems — Requirements
ISO 14001:2004, Environmental management systems — Requirements with guidance for use
ISO 14121-1:2007, Safety of machinery — Risk assessment — Part 1: Principles
ISO/TR 14121-2:2007, Safety of machinery — Risk assessment — Part 2: Practical guidance and examples of methods
ISO 16069:2004, Graphical symbols — Safety signs — Safety way guidance systems (SWGS)
ISO 17398:2004, Safety colours and safety signs — Classification, performance and durability of safety signs
ISO 20712-1:2008, Water safety signs and beach safety flags — Part 1: Specifications for water safety signs used in
workplaces and public areas
ISO 20712-3:2008, Water safety signs and beach safety flags — Part 3: Guidance for use
ISO/FDIS 23601, Safety identification — Escape and evacuation plan signs2)
IEC 61508-5:2002, Functional safety of electrical/electronic/ programmable electronic safety-related systems — Part
5: Examples of methods for the determination of safety integrity levels
Page 62 of 63
OHSAS 18002:2008 Occupational Health and Safety Assessment Series
OH&S Management Systems — Guidelines for the implementation of OHSAS 18001:2007
Re-write and translated by AGUS KOMARA FOR TRAINING PURPOSE ONLY
2 Normative references
4.1 General requirements Scope OHS management system, description main elemen OHS-MS and it’s interaction;
4.3.1 Hazard identification, risk assessment and Procedure identification, risk assessment and determining control;
determining controls Record HIRADC, HIRADC updating
4.3.2 Legal and other requirements Procedure identification OHS legal and other requirement;
Legal documents, records legal updating, records legal sosialization
4.3.3 Objectives and programme(s) Objective and program;
Records objective and program review
4.4 Implementation and operation (title only)
4.4.1 Resources, roles, responsibility, accountability Job description (responsibility, accountability, authority), OHS-MR appointment;
and authority Records job description sosialization, records OHS-MR socialization
4.4.2 Competence, training and awareness Procedure awareness and training, Standard competence;
Records training identification, records competence evaluation
4.4.3 Communication, participation and consultation
(title only)
4.4.3.1 Communication Procedure communication;
Records communication (external, internal & interested parties)
4.4.3.2 Participation and consultation Procedure participation and consultation;
Records participation and consultation
4.4.4 Documentation
4.4.5 Control of documents Procedure control of documents;
4.4.6 Operational control Procedure / work instruction related to operational control;
4.4.7 Emergency preparedness and response Procedure emergency preparedness and response;
Record emergency preparedness and response testing
4.5 Checking (title only)
4.5.1 Performance measurement and monitoring Procedure performance measurement and monitoring, Procedure measuring equipment
calibration and maintenance;
Record performance measurement and monitoring, calibration records
4.5.2 Evaluation of compliance Procedure evaluation of compliance;
Evaluation of legal compliance record, evaluation of other requirements records
4.5.3 Incident investigation, nonconformity, corrective
action and preventive action (title only)
4.5.3.1 Incident investigation Procedure incident investigation;
Records incident investigation and analysis
4.5.3.2 Nonconformity, corrective and preventive action Procedure corrective and preventive action;
Records corrective and preventive action
4.5.4 Control of records Procedure control of record;
4.5.5 Internal audit Procedure internal audit;
Records internal audit
4.6 Management review Records management review
Page 63 of 63