Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

PEMBERIAN SUNTIK IINTRAVENA (IV) MELALUI SELANG INFUS PADA


NY. N DENGAN SUSP TIA
Disusun untuk memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan I

OLEH :

FITRIA NUR FADIA


NIM : P07124118196

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2018/2019
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................ 3

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 3

A. Latar belakang ....................................................................................................... 3

B. Tujuan .................................................................................................................... 3

C. Manfaat .................................................................................................................. 3

BAB II .............................................................................................................................. 4

TINJAUAN TEORI.......................................................................................................... 4

A. Definisi Hernia Inkarserata, Nasogastric Tubes (NGT) Dan Pemasangan NGT .. 4

B. Tujuan dan Manfaat Tindakan ............................................................................... 5

C. Indikasi .................................................................................................................. 5

D. Kontraindikasi ....................................................................................................... 5

F. Komplikasi Yang Disebabkan Oleh NGT ............................................................. 6

G. Pengkajian Secara Umum ..................................... Error! Bookmark not defined.

H. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan NGT ...................................... 7

BAB III ........................................................................................................................... 11

TINJAUAN KASUS ...................................................................................................... 11

BAB IV ........................................................................................................................... 13

PEMBAHASAN............................................................................................................. 13

BAB V ............................................................................................................................ 14

SIMPULAN DAN SARAN............................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Nasogastric Tubes (NGT) sering digunakan untuk menghisap isi lambung,
juga digunakan untuk memasukan obat-obatan dan makananan. NGT ini
digunakan hanya dalam waktu yang singkat. (Metheny & Titler, 2001).
Untuk memenuhi kebutuhan pasien, pengetahuan dan kemampuan perawat
dalam memasukan dan melakukan perawatan NGT adalah sangat dibutuhkan.
Bagi anak-anak,kebutuhan akan NGT disebabkan oleh beberapa kondisi seperti
anomali anatomi jalan makanan; oesophagus atau alat eliminasi, kelemahan
reflek menelan, distress pernafasan atau tidak sadarkan diri. Keselamatan adalah
selalu menjadi perhatian,dimana kerjasama perawat pasien dan keluarga sangat
dibutuhkan dan pada sebagian anak terkadang agak sedikit dipaksakan.
Sebagai perawat profesional,harus berhati-hati dalam melaksanakan
tindakan serta memperhatikan keunikan variasi di dalam melaksanakan tindakan
secara aman dan nyaman. (WALLEY & WONG, 2000).

B. Tujuan
Untuk mengetahui tentang Nasogastric Tube (NGT) serta tata cara
pemasangan NGT sesuai standar SOP yang ada.

C. Manfaat
Dapat mengetahui tentang pemasangan NGT dan penjelasan lainnya
serta bagaimana cara pemasangan NGT yang baik dan benar sesuai SOP yang
ada

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Pemberian Obat Suntik Intravena (I.V) Melalui Selang Infus dan Susp
Tia
Menurut Ambarawati (2009), pemberian obat secara injeksi (parenteral)
merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat tersebut
ke jaringan tubuh atau pembuluh darah dengan menggunakan spuit. Injeksi
adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau
selaput lendir dimasukkan ke dalam tubuh dengan menggunakan alat suntik
Injeksi intravena (bolus) adalah pemberian obat dengan cara
memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena atau melalui karet selang
infuse dengan menggunakan spuit. Sedangkan pembuluh darah vena adalah
pembuluh darah yang menghantarkan darah ke jantung. Injeksi intravena
bertujuan untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
injeksi perenteral lain, menghindari terjadinya kerusakan jaringan serta
memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
Transient ischaemic attack (TIA) atau stroke ringan adalah serangan
stroke yang berlangsung singkat. TIA tidak menyebabkan kerusakan otak
permanen. Namun, kondisi ini menjadi peringatan bahwa penderitanya berisiko
mengalami serangan stroke yang lebih hebat di kemudian hari.
Stroke ringan terjadi secara mendadak dan hanya berlangsung dalam
hitungan menit atau jam. Penderitanya dapat pulih dalam waktu satu hari.
Namun, penanganan stroke ringan perlu segera dilakukan untuk mencegah
terjadinya stroke iskemik atau komplikasi lain yang lebih serius.

4
B. Tujuan dan Manfaat Tindakan
1. Mendapatkan reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada injeksi parenteral
lain
2. Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air,
elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tidak dapat dipertahankan
melalui oral.
3. Mengoreksi dan mencegah gangguan cairan dan elektrolit
4. Menghindari terjadinya kerusakan jaringan.
5. Memperbaiki keseimbangan asam basa
6. Memasukkan obat dalam jumlah yang besar
7. Memberikan tranfusi darah
8. Menyediakan medium untuk pemberian obat intravena
9. Membantu pemberian nutrisi parenteral
10. Memonitor Tekanan Vena Sentral (CVP)

C. Indikasi
1. Pasien yang membutuhkan, agar obat yang di berikan dapat di berikan
dengan cepat.
2. Pasien yang terus menerus muntah – muntah
3. Pasien yang tidak di perkenankan memasukkan apapun juga lewat mulutnya.
4. Typoid
5. Sesak nafas
6. Epilepsi atau kejang – kejang
D. Kontraindikasi
1. Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)
2. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma
3. Dapat menimbulkan kelumpuhan

5
E. Komplikasi
1. Plebitis
Merupakan inflamasi pembuluh vena yang biasanya terjadi karena
kerusakan dinding yang menyebabkan pelepasan mediator inflamasi dan
pembentukan. Gejalanya kemerahan, nyeri serta edema yang biasanya timbul
dalam waktu dua hingga tiga hari sesudah pemasangan jarum infus. Jika selang
infusnya tidak lepas, maka akan terjadi infeksi Fenitoin, erythromycin dan
diazepam merupakan preparat iritan sebagaimana halnya dengan kalium
multivitamin, dextrose dan asam amino yang konsentrasinya tinggi Phlebitis
lebih cenderung terjadi pada cairan infus yang asam atau alkalis mau sangat
pekat.
Kewaspadaan yang perlu dilakukan untuk mengurangi ekstravasasi dan
flebitis meliputi tindakan :
a. Memastikan agar ruke IV etappato
b. Menghindari pemasangan infus pada punggung tangan, karena tendon dan
saraf dibagian tersebut mudah uk
c. Menghindari vena yang intinya mudah wangu, misalnya ven a yang sudah
d. cedera akibat fungsi vena
e. Menghindari daerah pergelangan tangan dan jari-jari yang sulit di mobilisasi.
f. Memilih tempat yang memindahkan ke proksimal
g. Memeriksa bocoran sakelum memberikan obat ke infus, pemasangan
tomikut
h. diatas pembuluh vena harus dapat menghentikan aliran infus, jika tidak;
berarti terjadi kebocoran
i. Mengobservasi lokasi infus untuk menemukan pembengkakan atau
kemerahan
j. Meminta kepada pasien untuk melaporkan setiap rasa terbakar, gatal, atau
nyeri

6
F. Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemasangan NGT
Pengertian Pemasangan pipa lambung ( NGT = Naso Gastric Tube)
adalah memasukan pipa melalui hidung ke dalam lambung
Tujuan 1. Dekompresi lambung dan duodenum untuk mengeluarkan
cairan dan gas ( pada pasien yang puasa, post operasi besar)
2. Pemberian makanan cair dan pengobatan ke lambung (klien
yang tidak mampu menelan, disfagia, kesadaran menurun)
3. Kompresi: memberi tekanan internal dengan menggunakan
balloon untuk mencegah perdarahan gastrointestinal.
4. Lavage (bilas lambung) untuk membersihkan lambung
untuk operasi lambung untuk mengurangi perdarahan aktif
dilambung, tindakan darurat untuk keracunan.
5. Aspirasi cairan lambung untuk pemeriksaaan laboratorium.

Kebijakan  Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


169/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien
Rumah Sakit.
 Keputusan Direktur RSUD Banjarbaru Nomor : 06 Tahun
2013 tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional
Keperawatan.
Prosedur A. PERENCANAAN
Persiapan alat :
 Pipa lambung ukuran dewasa 12-16
 Pelumas yang larut dalam air
 Stetoskop dan spuit 10 cc
 Handuk

7
 Penutup pipa lambung
 Kantong penampung plester dan gunting
 Spatel lidah
 Lampu senter
 Tissue
 Gelas berisi air dan sedotan
 Sarung tangan bersih
 Piala ginjal
 Alat tulis
Persiapan klien:
 Memberitahu tujuan pemasangan NGT dan
partisipasi klien selama pemasangan NGT:
- Posisi kepala ekstensi lalu fleksi
- Nafas dalam bila ingin muntah
- Menelan untuk membantu pipa masuk dalam
esophagus
- Bila terasa tidak nyaman beri kode dengan
menunjukan jari
 Menutup tabir di lingkungan klien
 Mengatur posisi tidur (semi flower)
 K/p kom muntah, kertas pH dan suction
B. PENATALAKSAAN
1. Mencuci tangan
2. Gunakan sarung tangan
3. Letakkan handuk melintang diatas dada
4. Dekatkan piala ginjal dan tissue pada klien
5. Siapkan plester perekar untuk fiksasi
6. Mengukur panjang pipa lambung yang akan di
masukkan ( dari cuping hidung ke telinga bawah
lalu ke peosessus xiphoideus)

8
7. Memberi tanda panjangnya pipa yang harus
dimasukkan
8. Melumasi pipa lambung sepanjang 7,5-10 cm
9. Instruksikan posisi kepala ekstensi, bila pipa sudah
masuk sampai dengan oropharynx anjurkan posisi
kepala fleksi
10. Kaji kedudukan NGT di mulut dan
tenggorokandengan menggunakan senter dan spatel
11. Lanjutkan memasukan pipa lambung dengan
menganjurkan klien menelan atau memberikan
minum dengan sedotan ( bila tidak ada
kontraindikasi) dampai batas yang telah di tentukan.
12. Bila klien batuk-batuk, hentikan pemasangan dan
anjurkan nafas dalam. Setelah klien relaks,lanjutkan
pemasangan pipa lambung.
13. Fiksasi sementara dengan plester.
14. Lakukan tes dengan cara :
 Menghisap cairan lambung
 K/p periksa dengan kertas pH untuk
menentukan keasaman isi lambung
15. Memasukkan udara 5-10cc dan diauskultasi pada
perut sebelah kiri kuadran atas.
 Memasukan ujung pipa lambung kedalam gelas
berisi air TIDAK DIANJURKAN karena dapat
menyebabkan aspirasi. Adanya gelembung
udara pada permukaan air tidak menjamin
bahwa posisi NGT tepat.
16. Kaji warna cairan lambung yang keluar melalui
NGT.
17. Fiksasi pipa lambung pada hidung dengan plester.

9
18. Tutup pipa lambung dengan spuit atau kantong
penampung
19. Lepaskan sarung tangan, rapikan klien dan bereskan
serta kembalikan alat-alat ketempar semula.
20. Cuci tangan.
C. EVALUASI
Respon klien terhadap pemasangan NGT :
 Refleks muntah yang terus menerus (pesisstens
gagging).
 Mendadak batuk-batuk ( Paroxysmal of
Coughing)
Kaji karakteristik cairan lambung (warna,jumlah).
D. DOKUMENTASI
 Jenis dan ukuran NGT
 Panjang NGT yang di masukan
 Lubang hidung mana yang di gunakan.
 Respon dan toleransi klien selama prosedur.
 Tes kepatenan posisi pipa lambung yang dilakukan
 Nama dan paraf perawat.
 Tanggal dan waktu melakukan.

Unit Terkait Keperawatan dan dokter.

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
Hari / Tanggal : Rabu 09 Oktober 2019
Pukul : 10.30
No. RM : 319021

Identitas
Pasien Ibu
Nama An. M Ny. S
Umur 11 bulan 30 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan Di bawah umur SMP
Pekerjaan Di bawah umur MRT
Alamat Guntung Paikat Banjarbaru Guntung Paikat, Banjarbaru
selatan selatan

Prolog
An. M. 11 Bulan MRS ruang Merak (Anak) tanggal 05 Oktober 2019 pada pukul 09.35
WITA, dengan keluhan demam yang turun naik selama 2 hari dan muntah 5 kali sejak
subuh tadi. Setelah dilakukan pemeriksaan, di peroleh data GCS : E4V5M6, Suhu
:36,70C ,HR :120x/menit , RR : 22x/menit. Tanggal 07 Oktober 2019 dilakukan
tindakan operasi Herniotomy dan pemasangan NGT, dari kamar OK MRS ruang Nuri
pukul 07.00 WITA

Subjektif
-

Objektif

11
KU sedang, GCS : E4V6M5, N: 100x/menit, R: 22x/menit, T: 36,50C, kondisi pasien
lemah. Terpasang NGT dengan ukuran 12 Fr, Keluar cairan melalui selang NGT
sebanyak 200cc, dengan warna cairan kehijauan.

Analisa
Hernia Inkarserata

Penatalaksanaan
1. Menjelaskan tentang pemasangan NGT kepada orang tua klien dan orang tua klien
mengerti.
2. Menjelaskan kondisi NGT kepada orang tua klien dan orang tua klien memahami.
3. Pengkajian dan pencatatan cairan yang keluar pada selang NGT.
4. Perawatan serta pemantauan yang dilakukan setelah NGT terpasang.

12
BAB IV
PEMBAHASAN
Insersi selang nasogastrik meliputi pemasangan selang plastik lunak
melalui nasofaring klien ke dalam lambung. Selang mempunyai lumen berongga
yang memungkinkan baik pembuangan sekret gastrik dan pemasukan cairan ke
dalam lambung.
Pelaksana harus seorang professional kesehatan yang berkompeten
dalam prosedur dan praktek dalam pekerjaannya. Pengetahuan dan ketrampilan
dibutuhkan untuk melakukan procedure dengan aman adalah :
1) Anatomi dan fisiologi saluran gastro-intestinal bagian atas dan system
pernafasan.
2) Kehati-hatian dalam procedure pemasangan dan kebijaksanaan
penatalaksanaan NGT.
Pengetahuan mendalam pada pasien ( misalnya : perubahan anatomi dan
fisiologi yang dapat mambuat sulitnya pemasangan NGT tersebut).

13
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pada An. M dilakukan pemasangan NGT dan tindakan herniotomy. Setelah
dilakukan tindakan pemasangan NGT cairan didalam lambung klien keluar
sebanyak 200cc dengan warna cairan kehijauan. Dan kondisi klien mulai membaik
setelah 3 hari pemasangan NGT. Pada tanggal 09 Oktober 2019 selang NGT klien
dilepas, karena kondisi klien membaik. Dan pada tanggal 10 Oktober 2019 klien di
perbolehkan pulang.

B. SARAN
Lalukan tindakan pemasangan NGT sesuai SOP yang sudah ada selalu pastikan
tindakan yang kita lakukan sudah tepat terhadap indikasi pemasangan NGT. Hindari
komplikasi atau kesalahan ssat prosedur pemasangan NGT dilakukan. Pastikan
membuat inform consent di setiap tindakan pemasangann NGT.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, Yuni, 2007. Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan, Yogyakarta :


Fitramaya
http://en.wikipedia.org/wiki/Nasogastric_intubation
http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=9348
http://dying.about.com/od/glossary/g/NG_tube.htm
http://www.southtees.nhs.uk/UseFiles/pages/2249.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai