Anda di halaman 1dari 16

BAB VI

PERENCANAAN KOLOM

6.1 Perencanaan Kolom Pada Portal Memanjang (Arah Y) As B

6.1.1 Data Perencanaan

1. Data Perencanaan:
- Mutu beton (fc’) = 30 Mpa
- Mutu baja (fy) = 400 Mpa
- b kolom = 500 mm
- h kolom = 500 mm
- Panjang kolom lt 1dan 2 = 4,00 m
- Panjang kolom lt 3 = 4,75 m
- Tulangan utama = D22 mm
- Tulangan sengkang = Ǿ 10 mm
-d = h – p – ½ dtulangan pokok – d
sengkang
= 500 – 40 – ½ . 22 – 10
= 439,000 mm
- d’ = h- d
= 500 – 439
= 61 mm
Skema Pembebanan

Gambar 6.1 Kode Kolom Portal Memanjang As B

Gambar 6.2 Beban Mati Pada Portal Memanjang As B


Gambar 6.3 Beban Hidup Pada Portal Memanjang As B

Gambar 6.4 Beban Gempa Pada Portal Memanjang As B


3. Analisa Statika
Berikut ini merupakan analisa gaya dalam yang ada pada kolom
pada As C dengan menggunakan Software Robot Structural Analysis
Professional 2019.

Gambar 6.5 Momen Akibat Beban Mati Pada Portal Memanjang As B

Gambar 6.6 Momen Akibat Beban Hidup Pada Portal Memanjang As B


Gambar 6.7 Momen Akibat Beban Gempa Pada Portal Memanjang As B

Gambar 6.8 Gaya Lintang Akibat Beban Mati Pada Portal


Memanjang As B
Gambar 6.9 Gaya Lintang Akibat Beban Hidup Pada Portal
Memanjang As B

Gambar 6.10 Gaya Lintang Akibat Beban Gempa Pada Portal


Memanjang As B
Gambar 6.11 Gaya Normal Akibat Beban Mati Pada Portal
Memanjang As B

Gambar 6.12 Gaya Normal Akibat Beban Hidup Pada Portal


Memanjang As B
Gambar 6.13 Gaya Normal Akibat Beban Gempa Pada Portal
Memanjang As B
Tabel 6.4 Kombinasi Pembebanan Kolom Tepi Lantai 1 As B
Kombinasi Pembebanan Kolom Tepi As B Lantai 1
Momen Lentur
Beban Aksial
No Jenis Beban Atas Bawah
Kn Kn.m Kn.m
1 Beban Mati (D) 726 3 73
2 Beban Hidup (L) 451 -17 19
3 Beban Gempa (E) -54 67 56
Momen Lentur Momen
No Kombinasi Beban Beban Aksian
Atas Bawah M1 M2 M1ns M2ns M1s M2s
1 1.4 D 1016.4 4.2 102.2 4.2 102.2 4.2 102.2
2 1.2 D + 1.6 L 1592.8 -23.6 118 -23.6 118 -23.6 118
3 1.2 D + 0.5 L 1096.7 -4.9 97.1 -4.9 97.1 -4.9 97.1
4 1.2 D+ 0.5 E 844.2 37.1 115.6 37.1 115.6 3.6 87.6 33.5 28
5 1.2 D - 0.5 E 898.2 -29.9 59.6 -29.9 59.6 3.6 87.6 -33.5 -28
6 1.2 D + 1 E+ 0.5 L 1042.7 62.1 153.1 62.1 153.1 -4.9 97.1 67 56
7 1.2 D - 1 E + O.5 L 1150.7 -71.9 41.1 -71.9 41.1 -4.9 97.1 -67 -56
8 0.9 D + 1E 599.4 69.7 121.7 69.7 121.7 2.7 65.7 67 56
9 0.9 D - 1E 707.4 -64.3 9.7 -1.3 -28.3 2.7 65.7 -67 -56

Dari kombinasi diatas, dipilih nilai maksimum Pu dan Mu yang


terbesar:
Alternatif 1 Alternatif 2

Gaya Aksial, N (kN) 1592.8 898.2

Momen Tidak 118 87.6


Bergoyang, M2ns
(kNm)

Momen Bergoyang, 0 28
M2s (kNm)

Perhitungan Alternatif Dua :

a. Momen Inersia
Ikolom = 0,7 x Ig
1
= 0,7 x 12 x 500 x 5003

= 3.645.833.333 mm4
Ibalok = 0,35 x Ig
Ec = 4700 √𝑓𝑐′
= 4700 √30
= 25742,96 Mpa

b. Faktor Kekakuan Relatif Ujung Ψ pada Kolom


- Kolom lantai 1 dan 2 dengan panjang 4 m memiliki nilai EI/lc sebesar
:
𝐸𝐼 25.742,960 x 3.645.833.333
=
𝑙𝑐 4000

= 2,346363541x 1010 Nmm


= 23.636,35 kNm

- Kolom lantai 3 dengan panjang 4,75 m memiliki nilai EI/lc sebesar :


𝐸𝐼 25.742,960 x 3.645.833.333
=
𝑙𝑐 4750

= 1,975885 x 1010 Nmm


= 19.758,85 kNm

- Untuk semua balok memiliki nilai EI/lb = 40700 kNm dengan I =0,35
Ig , maka
𝐸𝐼
= 0,35(40700)
𝑙𝑏

= 14.245 kNm

- Kekakuan relatif ujung kolom


Ujung Atas,

E.Ik
∑( )𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
L
ΨA = E.Ib
∑( )𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
L

(2x23.636,35)+19.758
= 3(14.245 )

= 1,5685
Ujung Bawah :
E.Ik
∑( )𝑘𝑜𝑙𝑜𝑚
L
ΨB = E.Ib
∑( )𝑏𝑎𝑙𝑜𝑘
L

= 0 (Jepit)

Gambar 6.15 Diagram untuk Kekakuan Kolom C3

Dari grafik pada gambar 5.10 untuk portal diatas diperoleh :


Kolom bergoyang (tanpa pengaku) k = 1,22
6. Kontrol Pengaruh Kelangsingan
Berdasarkan SNI 2847-2013 halaman 78
Elemen struktur tekan bergoyang, apabila :
𝑘𝑙𝑢
≤ 22
𝑟
r adalah radius girasi dalam arah lentur dan boleh dianggap r= 0,3h
r = 0,3 x h
= 0,3 x 500
= 150
lu = 4m
𝑘𝑙𝑢
≤ 22
𝑟
𝑘 𝑙𝑢 1,22 𝑥 4
= = 32,533
𝑟 0,3 𝑥0,5
𝑘 𝑙𝑢
Karena > 22 tapi kurang dari 100, sehingga pengaruh kelangsingan
𝑟

penampang harus diperhitungkan dalam perencanaan yaitu, ada


perbesaran momen.

7. Perbesaran Momen
a. Perbesaran Momen δs (Goyangan )
0,4 . 𝐸𝑐 . 𝐼𝑔
EcIk = (1+ 𝛽𝑑𝑠)

0,4 . 25742,96 . 5,208 . 109


= (1+0 )

= 5,363 . 1013 N.mm

π2 . Ec . Ik
Pc = (k.lu)2

𝜋 2 . 5,363 . 1013
= (1,22 . 4000)2

= 22226337,18 N
= 22226,337 kN
Pada lantai dua terdapat 6 kolom arah y
∑Pu = 6 x Pu aksial
= 6 x 898
= 5388 kN

∑Pc = 6 x 22226,337
= 133358,023 kN

1
δs = ∑Pu
1−
0,75 . ∑𝑃𝑐

1
= 5388
1–
0,75 . 133358,023

= 1,056 > 1,0


maka dipakai δs = 1,056

Pembesaran momen (Mc), dan gaya normal (Pu) :


Mc = M2ns + δs M2s
= 87.6+ (1,056 x 28)
= 117,168 kNm

6.1.2 Penulangan Kolom


a. Nilai maksimum Pu dan Mu yang terjadi :

Pu = 898,2 kN
Mu = 117,168 kNm

b. Nilai eksentrisitas yang terjadi :


𝑀𝑢
e = 𝑃𝑢
117,168
= 898,2

= 0,130 m

= 130 mm

c. Periksa terhadap syarat eksentrisitas minimum :

emin = 15 + 0,03.h
= 15 + 0,03.500
= 30 mm , e > emin

d. Nilai K1 dan k2 :
𝑃𝑢
K1 = 𝜙 𝑥 𝑓𝑐 ′ 𝑥 𝐴𝑔
898.200
= 0,65 𝑥 30 𝑥 500 𝑥 500

= 0,184
𝑒
K2 = K1 x

130
= 0,184 x 500

= 0,048
Dengan memasukkan harga k1 = 0,184 , k2 = 0,048, fc’ = 30 Mpa, fy =
400 Mpa pada diagram interaksi M-N, maka diperoleh:

Diperoleh : ρg = 1%
sehingga :
Ast = 0,010 x 500 x 500
= 2.500 mm2
Dipakai tulangan dengan 8 D 22 (3041 mm2 > 2.500 mm2)
e. Hitungan tulangan sengkang :
Digunakan Tulangan sengkang Ǿ 10
Syarat jarak tulangan sengkang:
- ¼ dimensi terkecil komponen struktur
¼ x 500 = 250 mm
- 6 kali diameter tulangan memanjang
6 x 22 = 132 mm
350−ℎ𝑥
- so = 100 + ( )
3
1
350− ( 𝑥 ℎ𝑐)
3
= 100 + ( )
3
1
350− ( 𝑥 420)
3
= 100 + ( )
3

= 170 mm
Maka dipakai tulangan sengkang ϕ10 – 125

Gambar 6.16 Sket Tulangan Kolom

Anda mungkin juga menyukai