Anda di halaman 1dari 14

BAB I

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan masyarakat untuk
hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi tersebut berbagai
program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan keperawatan yang professional.
Salah satu tujuan dari pelayanan keperawatan professional adalah memberikan pelayanan
keperawatan yang holistic bio, psiko, sosio, dan cultural kepada individu, kelompok dan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dasarnya. Pelayanan yang bersifat holistic ini akan lebih
lengkap dengan pemberian pelayanan keperawatan lanjutan dirumah (home care). Tujuan
home care antara lain meningkatkan, mempertahankan dan memulihkan kondisi kesehatan
atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit untuk
mencapai kemampuan individu secara optimal selama mungkin yang dilakukan secara
komprehensif dan berkesinambungan. Selain itu, dengan adanya home care, frekuensi
hospitalisasi berkurang, dan waktu, biaya, tenaga, serta pikiranpun lebih efekif. Saat ini sudah
mulai dikembangkan home care hospital based, dimana pelayanan home care berada dibawah
rumah sakit yang berasangkutan. Namun belum semua pelayanan home care hospital based
dilaksanakan dengan manajemen yang baik, sehingga belum dirasakan manfaat yang berarti
baik bagi rumah sakit, perawat, dokter dan pasien. Perlu sekiranya home care hospital based
di atur serta dikelola dengan baik agar dapat meningkatkan kulaitas pelayanan kesehatan,
membantu menurunkan beban pasien, mempercepat proses penyembuhan penyakit, dan dapat
pula sebagai bidang kewirausahaan dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, perlu
dikembangkan pula home care pada tatanan komunitas yang dapat merujuk kliennya ke
tatanan pelayanan kesehatan di puskesmas atau rumah sakit.

BAB II

KONSEP DASAR HOME CARE

SEJARAH PERKEMBANGAN HOME CARE

1. DI LUAR NEGERI

Di Amerika, Home Care (HC) yang terorganisasikan dimulai sejak sekitar tahun 1880- an,
dimana saat itu banyak sekali penderita penyakit infeksi dengan angka kematian yang tinggi.
Meskipun pada saat itu telah banyak didirikan rumah sakit modern, namun pemanfaatannya
masih sangat rendah, hal ini dikarenakan masyarakat lebih menyukai perawatan dirumah.
Kondisi ini berkembang secara professional, sehingga pada tahun 1900 terdapat 12.000
perawat terlatih di seluruh USA (Visiting Nurses / VN ; memberikan asuhan keperawatan
dirumah pada keluarga miskin, Public Health Nurses, melakukan upaya promosi dan prevensi
untuk melindungi kesehatan masyarakat, serta Perawat Praktik Mandiri yang melakukan
asuhan keperawatan pasien dirumah sesuai kebutuhannya). (Lerman D. & Eric B.L, 1993).

Sejak tahun 1990-an institusi yang memberikan layanan Home Care terus meningkat
sekitar 10% perthun dari semula layanan hanya diberikan oleh organisasi perawat pengunjung
rumah (VNA = Visiting Nurse Association) dan pemerintah, kemudian berkembang layanan
yang berorientasi profit (Proprietary Agencies) dan yang berbasis RS (Hospital Based
Agencies) Kondisi ini terjadi seiring dengan perubahan system pembayaran jasa layanan
Home Care (dapat dibayar melalui pihak ke tiga / asuransi) dan perkembangan spesialisasi di
berbagai layanan kesehatan termasuk berkembangnya Home Health Nursing yang merupakan
spesialisasi dari Community Health Nursing (Allender & Spradley, 2001)

Di UK, Home Care berkembang secara professional selama pertengahan abad 19, dengan
mulai berkembangnya District Nursing, yang pada awalnya dimulai oleh para Biarawati yang
merawat orang miskin yang sakit dirumah. Kemudian merek mulai melatih wanita dari
kalangan menengah ke bawah untuk merawat orang miskin yang sakit, dibawah pengawasan
Biarawati tersebut (Walliamson, 1996 dalam Lawwton, Cantrell & Harris, 2000). Kondisi ini
terus berkembang sehingga pada tahun 1992 ditetapkan peran District Nurse (DN) adalah :

a. merawat orang sakit dirumah, sampai klien mampu mandiri

b. merawat orang sakaratul maut dirumah agar meninggal dengan nyaman dan damai

c. mengajarkan ketrampilan keperawatan dasar kepada klien dan keluarga, agar dapat digunakan
pada saat kunjungan perawat telah berlalu.

Selain District Nurse (DN), di UK juga muncul perawat Health Visitor (HV) yang berperan
sebagai District Nurse (DN) ditambah dengan peran lain ialah :

a. melakukan penyuluhan dan konseling pada klien, keluarga maupun masyarakat luas dalam
upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan

b. memberikan saran dan pandangan bagaimana mengelola kesehatan dan kesejahteraan


masyarakat sesuai dengan kondisi setempat.

2. DI DALAM NEGERI

Di Indonesia, layanan Home Care (HC) sebenarnya bukan merupakan hal yang baru,
karena merawat pasien di rumah baik yang dilakukan oleh anggota keluarga yang dilatih dan
atau oleh tenaga keperawatan melalui kunjungan rumah secara perorangan, adalah
merupakan hal biasa sejak dahulu kala. Sebagai contoh dapat dikemukakandalam perawatan
maternitas, dimana RS Budi Kemulyaan di Jakarta yang merupakan RS pendidikan Bidan
tertua di Indonesia, sejak berdirinya sampai sekitar tahun 1975 telah melakukan program
Home Care (HC) yang disebut dengan “Partus Luar”. Dalam layanan “Partus Luar”, bidan
dan siswa bidan RS Budi Kemulyaan melakukan pertolongan persalinan normal dirumah
pasien, kemudian diikuti dengan perawatan nifas dan neonatal oleh siswa bidan senior
(kandidat) sampai tali pusat bayi puput (lepas). Baik bidan maupun siswa bidan yang
melaksanakan tugas “Partus Luar” dan tindak lanjutnya, harus membuat laporan tertulis
kepada RS tentang kondisi ibu dan bayi serta tindakan yang telah dilakukan. Kondisi ini
terhenti seiring dengan perubahan kebijakan Depkes yang memisahkan organisasi pendidikan
dengan pelayanan.

A. Pengertian
Menurut Departemen Kesehatan (2002) home care adalah pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan kepada individu dan keluarga di tempat
tinggal mereka yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit.
Home Health Care adalah sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
diberikan di rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus tinggal di
rumah
karena kondisi kesehatannya (Neis dan Mc.Ewen , 2001) Menurut Habbs dan Perrin, 1985
(dalam Lerman D. & Eric B.L, 1993) Home Care merupakan layanan kesehatan yang
dilakukan di rumah pasien, sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan
keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang
panjang. Di beberapa negara maju,” home care “ (perawatan di rumah ), bukan merupakan
konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia
namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah untuk
mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

Dari beberapa literatur pengertian “ home care ” adalah :


1. Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan keperawatan dari rumah sakit yang sudah
termasuk dalam rencana pemulangan (discharge planning) dan dapat dilaksanakan oleh
perawat dari rumah sakit semula, oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim
keperawatan khusus yang menangani perawatan di rumah.
2. Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan keperawatan keluarga, sebagai tindak
lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau puskesmas.
3. Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan suatu komponen rentang keperawatan
kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga
di tempat tinggal mereka, yang bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau
memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat
dari penyakit termasuk penyakit terminal.
4. Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien individu dan keluarga, direncanakan,
dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi pelayanan yang diorganisir untuk memberi
pelayanan di rumah melalui staf atau pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak)
(Warola,1980 dalam Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan di rumah yang
disusun oleh PPNI dan Depkes).
B. Konsep Model / Teori Keperawatan yang Mendukung Home
Care
Menurut Hidayat (2004), Model / teori keperawatan yang mendukung home care antara
lain :
1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)
Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan
terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi
a. Udara bersih,
b. Air yang bersih
c. Pemeliharaan yang efisien
d. Kebersihan
e. Penerangan/pencahayaan

Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan
psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap
lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah
kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara
hidup
seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya.

2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)


Dalam memahami konsep model dan teori ini, Rogers berasumsi bahwa manusia
merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter yang berbeda – beda.
Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia dalam proses kehidupan manusia
setiap individu akan berbeda satu dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan
karakteristik dan keunikan tersendiri. Asumsi tersebut didasarkan pada kekuatan yang
berkembang secara alamiah yaitu keutuhan manusia dan lingkungan, kemudian system
ketersediaan sebagai satu kesatuan
yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep homeodinamik yang terdiri
dari integritas, resonansi dan helicy. Integritas berarti individu sebagai satu kesatuan dengan
lingkungan yang tidak dapat dipisahkan, dan saling mempengaruhi satu dengan yang lain.
Resonansi mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan lingkungan
berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi dan helicy merupakan proses
terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan akan terjadi perubahan baik perlahan
– lahan maupun berlangsung dengan cepat. Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan
adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan
merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistik keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh”
meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan
dengan lingkungannya.

3. Teori Transkultural nursing (Leininger)


Leininger percaya bahwa tujuan teori ini adalah untuk memberikan pelayanan yang
berbasis pada kultur. Dia percaya bahwa perawat harus bekerja dengan prinsip ”care” dan
pemahaman yang dalam mengenai ”care” sehingga culture‟s care, nilai-nilai, keyakinan,
dan pola hidup memberikan landasan yang realiabel dan akurat untuk perencanaan dan
implementasi yang efektif terhadap pelayanan pada kultur tertentu. Dia meyakini bahwa
seorang perawat tidak dapat memisahkan cara pandangan dunia, struktur sosial dan
keyakinan kultur (orang biasa dan profesional) terhadap kesehatan, kesejahteraan , sakit, atau
pelayanan saat bekerja dalam suatu
kelompok masyarakat tertentu, karena faktor-faktor ini saling berhubungan satu sama lain.
Struktur sosial seperti kepercayaan, politik, ekonomi dan kekeluargaaan adalah kekuatan
signifikan yang berdampak pada ”care” dan mempengaruhi kesejahteraan dan kondisi sakit.

4. Theory of Human Caring (Watson, 1979)


Teori ini mempertegas bahwa caring sebagai jenis hubungan dan transaksi yang
diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien
sebagai manusia, dengan demikian mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiliki empat cabang
kebutuhan manusia yang saling berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikial
(kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan eliminasi
dan kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan fungsional) yang meliputi
kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk
integrasi) yang meliputi
kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal
(kebutuhan untuk pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.

5. Teori Self Care (Dorothea Orem)


Pandangan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan ditujukan kepada kebutuhan
individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri serta mengatur dalam
kebutuhannya. Dalam konsep praktik keperawatan Orem mengembangkan dua bentuk teori
Self Care, di antaranya :

a. Perawatan diri sendiri (Self Care)


1) Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan oleh
individu itu sendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan, kesehatan serta
kesejahteraan.
2) Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural,
kesehatan dan lain-lain.
3) Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yang merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat.
4) Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan
pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan berhubungan dengan
proses kehidupan manusia serta dalam upaya mepertahankan fungsi tubuh. Self Care
Requisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu : Universal Self Care Requisites
(kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar), Developmental Self
Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan indvidu) dan Health
Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil
dari kondisi pasien).

b. Self Care Defisit


Self Care Defisit merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan dibutuhkan. Keperawatan
dibutuhkan seseorang pada saat tidak mampu atau terbatas untuk melakukan self carenya
secara terus menerus. Self care defisit dapat diterapkan pada anak yang belum dewasa,
atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan
dalam perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas maupun
kuantitas. Dalam pemenuhan
perawatan diri sendiri serta membantu dalam proses penyelesaian masalah, Orem memiliki
metode untuk proses tersebut diantaranya bertindak atau berbuat untuk orang lain, sebagai
pembimbing orang lain, memberi support, meningkatkan pengembangan lingkungan untuk
pengembangan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada orang lain.
6. Teori Dinamic dan Self Determination for Self Care (Rice)
Perawat sebagai fasilitator dan koordinator dari pilihan keseimbangan sehat sakit yang
ditetapkan oleh pasien.

C. Landasan Hukum Home Care


1. Fungsi hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai dengan
hukum
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri
d. Membantu mempertahankan standard praktik keperawatan dengan meletakkan posisi
perawat
memiliki akuntabilitas dibawah hukum.
2. Landasan hukum :
a. UU Nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
b. UU Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
c. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
d. PP Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
e. PP Nomor 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
f. PP Nomor 47 tahun 2006 tentang Jabatan fungsional dokter, dokter gigi, apoteker,
ass.apoteker, pranata lab.kes. epidemiologi kes, entomology kes, sanitarian, administrator
kesehatan, penyuluh kes masy, perawat gigi, nutrisionis, bidan, perawat, radiographer,
perekam medis, dan teknisi elektromedis
g. SK Menpan Nomor 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
h. Kepmenkes Nomor 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
i. Kepmenkes Nomor 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
j. Kepmenkes Nomor 374 tahun 2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional
k. Kepmenkes Nomor 267 tahun 2010 tentang penetapan roadmap reformasi kes.masy.
l. Permenkes Nomor 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
m. Permenkes Nomor 148 tahun 2010 tentang ijin dan penyelenggaraan praktik keperawatan

D. Lingkup Pelayanan Home care


Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care adalah:
1. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4. Pelayanan informasi dan rujukan
5. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social
Menurut Rice (2001) jenis kasus yang dapat dilayani pada perawatan kesehatan di rumah
meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan di rumah sakit dan kasus-kasus khusus
yang
di jumpai di komunitas.
a. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di rumah sakit adalah :
1) Klien dengan penyakit obstruktif paru kronis
2) Klien dengan penyakit gagal jantung
3) Klien dengan gangguan oksigenasi
4) Klien dengan perlukaan kronis
5) Klien dengan diabetes
6) Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7) Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan atau rehabilitasi
8) Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9) Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10) Klien dengan HIV/AIDS
b. Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1) Klien dengan post partum
2) Klien dengan gangguan kesehatan mental
3) Klien dengan kondisi usia lanjut
4) Klien dengan kondisi terminal

E. Skill Dasar yang Harus Dikuasai Perawat


Berdasarkan SK Dirjen YAN MED Nomor : HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23
tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home care antara lain :
1. Vital sign
2. Memasang nasogastric tube
3. Memasang selang susu besar
4. Memasang cateter
5. Penggantian tube pernafasan
6. Merawat luka dekubitus
7. Suction
8. Memasang peralatan O2
9. Penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10. Pemasangan infus maupun obat
11. Pengambilan preparat
12. Pemberian huknah/laksatif
13. Kebersihan diri
14. Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15. Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16. Pendidikan kesehatan
17. Konseling kasus terminal
18. Konsultasi/telepon
19. Fasilitasi ke dokter rujukan
20. Menyiapkan menu makanan
21. Membersihkan Tempat tidur pasien
22. Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23. Fasilitasi perbaikan sarana klien.

Kompetensi Dasar
1. Memahami dasar-dasar anatomi, fisiologi, patologi tubuh secara umum.
a. Menjelaskan anatomi, fisiologi, patologi sebagai sistem tubuh secara umum
b. Menjelaskan konsep dasar homeostasis, dan patogenesis.

2. Melaksanakan pemberian obat kepada klien/pasien


a. Menjelaskan cara-cara pemberian obat kepada pasien
b. Melakukan pemberian obat kepada pasien sesuai resep dokter.

3. Memahami jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh klien/pasien


a. Menjelaskan jenis pemeriksaan laboratorium dasar yang diperlukan oleh
klien/pasien
b. Menjelaskan persiapan klien/pasien yang akan diperiksa di laboratorium
c. Mengantarkan klien/pasien untuk periksa di laboratorium.

4. Menunjukan kemampuan melakukan komunikasi terapeutik


a. Menjelaskan definisi komunikasi terapeutik
b. Menjelaskan fungsi, dan manfaat komunikasi terapeutik
c. Melaksanakan setiap tindakan keperawatan menggunakan komunikasi terapeutik.

5. Menunjukan kemampuan mengasuh bayi, balita, anak, dan lansia sesuai tingkat
perkembangan.
a. Membangun hubungan antar manusia
b. Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar manusia
d. Merencanakan kebutuhan dasar manusia

6. Menunjukan kemampuan melayani klien/pasien berpenyakit ringan


a. Membangun hubungan antar manusia
b. Mengoptimalkan komunikasi terapeutik
c. Mengidentifikasi kebutuhan dasar klien/pasien
d. Merencanakan kebutuhan dasar klien/pasien
e. Melaksanakan kebutuhan dasar klien/ pasien

7. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan kebutuhan pasien/klien yang penyakit


ringan.

8. Menerapkan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)


a. Mendeskripsikan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
b. Melaksanakan prosedur K3
c. Menerapkan konsep lingkungan hidup
d. Menerapkan ketentuan pertolongan pertama pada kecelakaan

9. Memahami kontinum sehat- sakit


a. Menjelaskan keseimbangan tubuh manusia normal
b. Menjelaskan definisi sehat-sakit
c. Menjelaskan model-model sehat dan sakit
d. Menjelaskan nilai-nilai yang mempengaruhi kesehatan
e. Menjelaskan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
f. Menjelaskan faktor-faktor resiko dalam kehidupan manusia
g. Menjelaskan dampak sakit pada klien/pasien dan keluarga.

10. Memahami dasar-dasar penyakit sederhana yang umum di masyarakat


a. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem integumen sederhana yang umum di masyarakat
b. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem gastro intestinal sederhana yang umum di
masyarakat.
c. Menjelaskan penyakit-penyakit sistem genito urinaria sederhana yang umum di masyarakat
d. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem respiratori sederhana yang umum di masyarakat
e. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem kardio vaskuler sederhana yang umum di
masyarakat
f. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem persarafan sederhana yang umum di masyarakat
g. Menjelaskan penyakit–penyakit sistem reproduksi sederhana yang umum di masyarakat.

11.Memahami peningkatan kesehatan dan pelayanan kesehatan utama


a. Menjelaskan tindakan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit
b. Menjelaskan tindakan pelayanan kesehatan utama
c. Menjelaskan peran asisten perawat dalam pemberian perawatan utama.

12. Memahami pemberian obat


a. Menjelaskan nomenklatur dan bentuk obat oral
b. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi kerja obat
c. Menjelaskan kemampuan memberikan obat oral.

13. Memahami kemampuan interpersonal dan massa


a. Menjelaskan berbagai tingkatan komunikasi
b. Menjelaskan proses komunikasi
c. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi
e. Mendiskusikan komunikasi terapeutik
f. Menjelaskan bantuan dalam berkomunikasi.

14. Prinsip-prinsip perkembangan manusia


a. Menjelaskan teori pertumbuhan dan perkembangan manusia
b. Menjelaskan tahap pertumbuhan dan perkembangan manusia
c. Menjelaskan tentang konsepsi
d. Menjelaskan proses kelahiran.

15. Memahami tahap-tahap perkemangan manusia


a. Menjelaskan perkembangan masa bayi
b. Menjelaskan perkembangan masa balita
c. Menjelaskan perkembangan anak masa usia sekolah
d. Menjelaskan perkembangan masa remaja
e. Menjelaskan perkembangan masa

16. Dewasa muda


a. Menjelaskan perkembangan masa dewasa
b. Menjelaskan perkembangan masa lansia.

17. Memahami sikap pelayanan perawat sesuai dengan tahapan perkembangan


a. Menjelaskan sikap perawat terhadap klien/pasien sesuai dengan tahap perkembangan.
b. Menjelaskan pelayanan perawatan kesehatan komunitas dan panti.

18. Memahami tentang stres


a. Menjelaskan konsep stress
b. Menjelaskan adaptasi terhadap stress
c. Menjelaskan respon terhadap stress
d. Menjelaskan proses keperawatan dan adaptasi terhadap stres.

19. Memahami kebutuhan dasar manusia


a. Menjelaskan kebutuhan fisiologis manusia
b. Menjelaskan kebutuhan keselamatan dan rasa aman
c. Menjelaskan kebutuhan cinta dan rasa memiliki
d. Menjelaskan kebutuhan penghargaan dan harga diri
e. Menjelaskan kebutuhan aktualisasi diri.

20. Memahami tentang kesehatan reproduksi


a. Menjelaskan konsep kesehatan reproduksi
b. Menjelaskan anatomi dan fisiologi alat reproduksi
c. Menjelaskan masalah yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi.

21. Memahami perilaku empatik


a. Menjelaskan sikap empatik terhadap kehilangn, kematian, duka cita saat melakukan
tindakan
keperawatan
b. Menjelaskan bantuan yang diberikan sesuai dengan agama, dan kebutuhan
spiritual klien tersebut.

22. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital


a. Menjelaskan pedoman untuk mengukur tanda vital
b. Menjelaskan tentang pengukuran suhu tubuh
c. melaksanakan pengukuran nafas
d. Melaksanakan pengukuran nadi.

23. Melakukan mobilisasi pasif terhadap klien/pasien


a. Menjelaskan tentang mobilisasi dan pengaturan gerak
b. Menjelaskan gangguan mobilisasi
c. Menjelaskan latihan mobilisasi
d. Menunjukan kemampuan melakukan mobilisasi pasif dan aktif
e. Menjelaskan gangguan mobilisasi.

24. Melakukan pemberian nutrisi


a. Menjelaskan nutrisi seimbang
b. Menunjukan kemampuan memberikan makan peroral pada pasien/klien.

25. Melaksanakan dokumentasi tindakan keperawatan


a. Menjelaskan komunikasi multidisiplin dalam tim
b. Membuat dokumentasi sesuai dengan pedoman.
26. Melaksanakan tugas sesuai dengan etika keperawatan, dan kaidah hokum
a. Menjelaskan pentingnya etika dan hukum keperawatan dalam
melaksanakan tugas
b. Melakukan perilaku kinerja asisten perawat sesuai dengan etika dan hukum keperawatan

G. Mekanisme Pelayanan Home care


Pasien/ klien yang memperoleh pelayanan keperawatan di rumah dapat merupakan
rujukan dari klinik rawat jalan, unit rawat inap rumah sakit, maupun puskesmas, namun
pasien/ klien dapat langsung menghubungi agensi pelayanan keperawatan di rumah atau
praktek keperawatan per orangan untuk memperoleh pelayanan. Mekanisme yang harus di
lakukan adalah sebagai berikut:
1. Pasien / klien pasca rawat inap atau rawat jalan harus diperiksa terlebih dahulu oleh dokter
untuk menentukan apakah secara medis layak untuk di rawat di rumah atau tidak.
2. Selanjutnya apabila dokter telah menetapkan bahwa klien layak dirawat di rumah, maka di
lakukan pengkajian oleh koordinator kasus yang merupakan staf dari pengelola atau agensi
perawatan kesehatan dirumah, kemudian bersama-sama klien dan keluarga, akan menentukan
masalahnya, dan membuat perencanaan, membuat keputusan, membuat kesepakatan
mengenai pelayanan apa yang akan diterima oleh klien, kesepakatan juga mencakup jenis
pelayanan, jenis peralatan, dan jenis sistem pembayaran, serta jangka waktu pelayanan.
3. Selanjutnya klien akan menerima pelayanan dari pelaksana pelayanan keperawatan
dirumah baik dari pelaksana pelayanan yang dikontrak atau pelaksana yang direkrut oleh
pengelola perawatan dirumah. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh tenaga pelaksana pelayanan harus diketahui
oleh koordinator kasus.
4. Secara periodic koordinator kasus akan melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
pelayanan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan kesepakatan.
Persyaratan pasien / klien yang menerima pelayanan perawatan dirumah :
a. Mempunyai keluarga atau pihak lain yang bertanggungjawab atau menjadi pendamping
bagi klien dalam berinteraksi dengan pengelola.
b. Bersedia menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed consent)
c. Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola perawatan kesehatan dirumah untuk
memenuhi kewajiban, tanggung jawab, dan haknya dalam menerima pelayanan.

Berikut tahapan mekanisme pelayanan Home Care :


a. Proses penerimaan kasus
1) Home care menerima pasien dari rumah sakit, puskesmas, sarana lain, keluarga
2) Pimpinan home care menunjuk menejer kasus untuk mengelola kasus
3) Manajer kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan kasus

b. Proses pelayanan home care


1) Persiapan
a) Pastikan identitas pasien
b) Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien
c) Lengkap kartu identitas unit tempat kerja
d) Pastikan perlengkapan pasien untuk di rumah
e) Siapkan file asuhan keperawatan
f) Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

C. MENGAPA HOME CARE (HC) DIPERLUKAN ?

Akhir-akhir ini Home Care (HC) mendapat perhatian karena berbagai alasan, antara lain yaitu
:

1. Bagi Klien dan Keluarga

a. Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat inap yang makin mahal,
karena dapat mengurangi biaya akomodasi pasien, transportasi dan konsumsi keluarga

b. Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat anggoa keluarga ada
yang sakit

c. Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri


d. Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas merawat orang sakit yang
biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena itu kehadiran perawat untuk menggantikannya

2. Bagi Perawat

a. Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan lingkungan yang tetap
sama

b. Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga pendidikan kesehatan yang
diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja
perawat akan meningkat.

Berbagai alasan tersebut membuat program layanan Home Care (HC) mulai diminati baik
oleh pihak klien dan keluarganya, oleh perawat maupun pihak rumah sakit.

D. JENIS INSTITUSI PEMBERI LAYANAN HOME CARE (HC)

Ada beberapa jenis institusi yang dapat memberikan layanan Home Care (HC), antara lain:

1. Institusi Pemerintah

Di Indonesia pelayanan Home Care (HC) yang telah lama berlangsung dilakukan
adalah dalam bentuk perawatan kasus/keluarga resiko tinggi (baik ibu, bayi, balita maupun
lansia) yang akan dilaksanakan oleh tenaga keperawatan puskesmas (digaji oleh pemerintah).
Klien yang dilayani oleh puskesmas biasanya adalah kalangan menengah ke bawah. Di
Amerika hal ini dilakukan oleh Visiting Nurse (VN)

2. Institusi Sosial

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dengan sukarela dan tidak
memungut biaya. Biasanya di lakukan oleh LSM atau organisasi keagamaan dengan
penyandang dananya dari donatur, misalnya Bala Keselamatan yang melakukan kunjungan
rumah kepada keluarga yang membutuhkan sebagai wujud pangabdian kepadan Tuhan.

3. Institusi Swasta

Institusi ini melaksanakan pelayanan Home Care (HC) dalam bentuk praktik mandiri
baik perorangan maupun kelompok yang menyelenggarakan pelayanan HC dengan menerima
imbalan jasa baik secara langsung dari klien maupun pembayaran melalui pihak ke tiga
(asuransi). Sebagaimana layaknya layanan kesehatan swasta, tentu tidak berorientasi “not for
profit service”

4. Home Care (HC) Berbasis Rumah Sakit (Hospital Home Care)


Merupakan perawatan lanjutan pada klien yang telah dirawat dirumah sakit, karena masih
memerlukan bantuan layanan keperawatan, maka dilanjutkan dirumah. Alasan munculnya
jenis program ini selain apa yang telah dikemukakan dalam alasan Home Care (HC) diatas,
adalah :

a. Ambulasi dini dengan resiko memendeknya hari rawat, sehingga kesempatan untuk melakukan
pendidikan kesehatan sangat kurang (misalnya ibu post partum normal hanya dirawat 1-3
hari, sehingga untuk mengajarkan bagaimana cara menyusui yang baik, cara merawat tali
pusat bayi, memandikan bayi, merawat luka perineum ibu, senam post partum, dll) belum
dilaksanakan secara optimum sehingga kemandirian ibu masih kurang.

b. Menghindari resiko infeksi nosokomial yang dapat terjadi pada klien yang dirawat dirumah
sakit.

c. Makin banyaknya penyakit kronis, yang bila dirawat di RS tentu memerlukan biaya yang besar

d. Perlunya kesinambungan perawatan klien dari rumah sakit ke rumah, sehingga akan
meningkatkan kepuasan klien maupun perawat. Hasil penelitian dari “Suharyati” staf dosen
keperawatan komunitas PSIK Univ. Padjajaran Bandung di RSHS Bandung menunjukkan
bahwa konsumen RSHS cenderung menerima program HHC (Hospital Home Care) dengan
alasan ; lebih nyaman, tidak merepotkan, menghemat waktu & biaya serta lebih mempercepat
tali kekeluargaan (Suharyati, 1998)

DAFTAR PUSTAKA

Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan dirumah
(Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC.

Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri. Majalah
Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University), 5 (9), 8 – 15

Boedhi-Darmojo, R. & Martono, H. (1999). Text book of geriatric: Health science in elderly.
Jakarta: FK UI

https://docuri.com/download/konsep-home-care_59c1e651f581710b286be925_pdf

Anda mungkin juga menyukai

  • Berkas Persyaratan Bintara
    Berkas Persyaratan Bintara
    Dokumen12 halaman
    Berkas Persyaratan Bintara
    Juragan Empang
    Belum ada peringkat
  • Klinik DKT
    Klinik DKT
    Dokumen3 halaman
    Klinik DKT
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Klinik DKT 2
    Klinik DKT 2
    Dokumen1 halaman
    Klinik DKT 2
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Seminar Lina (Vivin)
    Seminar Lina (Vivin)
    Dokumen39 halaman
    Seminar Lina (Vivin)
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • HIV
    HIV
    Dokumen9 halaman
    HIV
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus
    Contoh Kasus
    Dokumen5 halaman
    Contoh Kasus
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • PELATIHAN
    PELATIHAN
    Dokumen12 halaman
    PELATIHAN
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • 1
    1
    Dokumen1 halaman
    1
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Klinik DKT
    Klinik DKT
    Dokumen3 halaman
    Klinik DKT
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • B. Sor (Source Oriented Record) : Bidan Bidan Bidan
    B. Sor (Source Oriented Record) : Bidan Bidan Bidan
    Dokumen2 halaman
    B. Sor (Source Oriented Record) : Bidan Bidan Bidan
    teukumuhammadrizki
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang
    Latar Belakang
    Dokumen1 halaman
    Latar Belakang
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Tgs Awawa
    Tgs Awawa
    Dokumen16 halaman
    Tgs Awawa
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2 k3
    Kelompok 2 k3
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 2 k3
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen4 halaman
    Daftar Isi
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Gadar
    Gadar
    Dokumen13 halaman
    Gadar
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen4 halaman
    Bab V
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • (4.1.2 EP 1) Struktur Tim Mutu
    (4.1.2 EP 1) Struktur Tim Mutu
    Dokumen1 halaman
    (4.1.2 EP 1) Struktur Tim Mutu
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Mutu
    Mutu
    Dokumen19 halaman
    Mutu
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • GG
    GG
    Dokumen2 halaman
    GG
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Konsep Dasar Keperawatan Anak
    Konsep Dasar Keperawatan Anak
    Dokumen6 halaman
    Konsep Dasar Keperawatan Anak
    Beyyi Eyi Wahyudy
    Belum ada peringkat
  • Bab 1,2,3 Perundangan Perawat
    Bab 1,2,3 Perundangan Perawat
    Dokumen17 halaman
    Bab 1,2,3 Perundangan Perawat
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Gadar
    Gadar
    Dokumen13 halaman
    Gadar
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • GG
    GG
    Dokumen2 halaman
    GG
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Dari Bu Tery
    Dari Bu Tery
    Dokumen1 halaman
    Dari Bu Tery
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen4 halaman
    Bab V
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Cara Merawat Bayi Dengan Berat Lahir Rendah: Lakukan Kontak Antar Kulit
    Cara Merawat Bayi Dengan Berat Lahir Rendah: Lakukan Kontak Antar Kulit
    Dokumen3 halaman
    Cara Merawat Bayi Dengan Berat Lahir Rendah: Lakukan Kontak Antar Kulit
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Contoh Kasus
    Contoh Kasus
    Dokumen5 halaman
    Contoh Kasus
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Bab 4
    Bab 4
    Dokumen4 halaman
    Bab 4
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen4 halaman
    Bab V
    Anonymous Za8gBPZeai
    Belum ada peringkat