LK
LK
Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya kami selaku penyusun makalah berjudul Pegadaian dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan Bapak selaku dosen mata kuliah Lembaga
Keuangan. Uraian setiap topik dalam tulisan ini penulis sajikan dengan materi-materi
yang menerangkan tentang segala hal yang menyangkut tentang pegadaian,
khususnya di Indonesia. Untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca
dapat mengadakan kajian pada artikel maupun refensi lainnya yang menyangkut
masalah pegadaian yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Apa manfaat dari pegadaian kepada pihak-pihak yang bersangkutan?
7. Apa yang dimaksud dengan Pegadaian Syariah?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang yang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau orang lain atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan daripada orang-orang
berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan
biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelematkannya setelah barang itu digadaikan.
Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak yang
diserahkan kepadanya oleh debitur atau pihak lain atas anama debitur dan yang
memberi kewenangan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutang
daripadanya didahulukan dari kreditur-kreditur lainnya. Dari definisi tersebut, yang
dimaksud dengan kreditur adalah perum pegadaian yang telah memberikan kredit dan
debitur adalah pihak yang meminjam uang. Sedangkan barang bergerak yang
merupakan jaminan adalah benda-benda yang mudah berpindah tangan dan yang
dapat diperjual-belikan dengan cepat seperti emas, televise, kendaraan, dll.
Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-
1816), Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi
keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah
Daerah setempat ("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut berdampak buruk
3
pemegang lisensi menjalankan praktik rentenir atau lintah darat yang dirasakan
kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode
"liecentie stelsel" diganti menjadi "pacth stelsel" yaitu pendirian pegadaian diberikan
kepada umum yang mampu membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah.
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia
Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana dalam kajian
tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat
yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang
mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1
April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat.
Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.
Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang
terletak di jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang dan
kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi
kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam
bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh
orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama
M. Saubari.
4
(PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969
menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah
No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian pada
tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang
ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif setelah
anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012.
5
kredit dengan sistem hukum gadai yang di berikan kepada semua golongan
nasabah. baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif,
dengan jangka waktu kredit 4 bulan dan sistem bunga per 15 hari.
kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil dan
menegah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem fidusia dengan
sewa modal 1% perbulan secara flat
kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem gadai
dengan jaminan emas.
Pinjamanyang diberikan kepada para wanita wira usaha yang tergabung dalam
kelompok untuk pengembangan usaha dengan system tanggung renteng.
6
Selain pemberian pinjaman, jasa lainnya dari perum pegadaian
yaitu penitipan barang yang di bank umum dikenal dengan nama Safe
Deposit Box (SDB).Objek jasa titipan adalah: perhiasan emas dan
permata, dokumen penting seperti sertifikat tanah, BPKB, dan surat
berharga.
Jasa Taksiran
Jasa taksiran adalah suatu penaksiran atas nilai atau kualitas
barang yang dimiliki dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat
dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang
setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir yang berpengalaman.
7
Barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian
Sedangkan barang-barang yang tidak dapat digadaikan meliputi:
Binatang ternak
Hasil bumi
Barang dagangan dalam jumlah besar
Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
Barang yang amat kotor
Kendaraan sangat besar
Barang yang disewa belikan
Barang milik pemerintah
Barang illegal
b. Penaksiran
Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan
pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-
barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran adalah ditetapkan
oleh perum pegadaian agar penaksiran akan suatu barang bergerak dapat
sesuai dengan nilai yang sebenarnya. Pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut:
Barang kantong
Barang gudang
c. Pemberian Pinjaman
Setelah nilai taksiran ditentukan, maka petugas menentukan jumlah
uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini
juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan persentase ini
telah ditentukan oleh perum pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya
berkisar antara 80-90%.
d. Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu
pemberian pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan
8
pinjaman yang telah diterima. Pada dasarnya, nasabah dapat melunasi
kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu jatuh tempo. Pelunasan
pinjaman beserta sewa modalnya dibayarkan langsung ke kasir disertai surat
gadai.
e. Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan
dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka
apabila hal-hal berikut ini terjadi:
1) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa
menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya
karena berbagai alasan
2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan
Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi
seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian yang terdiri dari:
1) Pokok pinjaman
2) Sewa modal atau bunga
3) Biaya lelang
Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan
harga yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada
awal pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang
yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul
ditanggung oleh perum pegadaian.
2.6. Manfaat
Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabahyang meminjam dari
Perum Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang
relative lebih sedehana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama
9
apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Selain itu nasabah
juga dapat memproleh manfaat:
a.Penaksiran nilai barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya. Penaksiran atas suatu barang
antara penjual dan pembeli sering sulit sampai pada suatu kesepakatan
yang sama.
b.Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya . Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman
menempatkan barang bergeraknya ditempat sendiri , atau tidak
mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat
menitipkan barangnya di Perum Pegadaian.
10
* Cadangan tujuan
* Dana sosial
11
BAB III
3.1 Kesimpulan
Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang yang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau orang
lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang
itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan daripada
orang-orang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang
barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelematkannya
setelah barang itu digadaikan.
12
merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan
Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat.
13
danapembangunan semesta, cadangan umum, cadangan tujuan, dan
dana sosial.
Perum Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan
pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki
karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena
riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa
dan atau bagi hasil.
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis harapkedepannya tulisan makalah ini akan lebih baik lagi serta fokus dan
detail dalam menjelaskanisi dalam makalah ini dengan sumber - sumber yang lebih
banyak dan lengkap yang tentunyadapat dipertanggung jawabkan.Untuk itulah
penulis harap kritik atau saran terhadap penulisan makalah ini. Sehingga makalah ini
akan lebih baik lagi ke depannya. Sebelum kritik dan saran itu diterima
oleh penulis, penulis haturkan terimakasih karena telah membaca makalahini dan
mendiskusikannya lalu dapat memberikan kritik maupun saran.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)
15
16