Anda di halaman 1dari 19

PEGADAIAN

Dosen Pengampu: Hamdi, SE., M.Si.

Disusun oleh :

Tania Margaretta N. S. (180503197)

Masdelima Hanum Harahap (180503201)

Yasarah Ulfah (180503204)

Putra Montianus Bangun (180503208)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat
dan karunia-Nya kami selaku penyusun makalah berjudul Pegadaian dapat
menyelesaikan tugas yang diberikan Bapak selaku dosen mata kuliah Lembaga
Keuangan. Uraian setiap topik dalam tulisan ini penulis sajikan dengan materi-materi
yang menerangkan tentang segala hal yang menyangkut tentang pegadaian,
khususnya di Indonesia. Untuk penelusuran yang lebih jauh dan mendalam pembaca
dapat mengadakan kajian pada artikel maupun refensi lainnya yang menyangkut
masalah pegadaian yang dianggap relevan dengan topik bahasan ini.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar
makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gadai ............................................................................ 3

2.2 Sejarah Pegadaian .......................................................................... 3

2.3 Perum Pegadaian ............................................................................ 5

2.4 Kegiatan Usaha Perum Pegadaian .................................................. 5

2.5 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai ................................... 7

2.6 Manfaat Pegadaian ......................................................................... 9

2.7 Pegadaian Syariah .......................................................................... 11

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan..................................................................................... 13

3.2 Saran ............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, manusia membutuhkan uang untuk membeli
keperluan hidupnya. Hal tersebut tidak menjadi masalah sampai jumlah uang
yang dimiliki lebih sedikit dibanding jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Disini masuklah peran pegadaian sebagai pembina perekonomian rakyat kecil
dengan menyalurkan kredit atas dasar gadai.
Umumnya, kita menghubungkan kegiatan pegadaian dengan pihak-pihak yang
membutuhkan uang dalam jumlah kecil, terdesak, dan tentunya mereka berasal
dari kelompok miskin atau kelompok marjin. Hal tersebut membuat sejumlah
masyarakat enggan untuk menggunakan fasilitas pegadaian, sehingga sampai
sekarang masih ada yang belum paham ataupun tertarik untuk mencari tahu
informasi lebih lanjut mengenai pegadaian.
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang informasi seputar pegadaian
menyebabkan proses penyampaian dan pengetahuan informasi menjadi kendala.
Sebagai alternatif, mereka memilih untuk menggunakan fasilitas di bank untuk
meminjam uang walaupun prosesnya memerlukanwaktu yang relatif lebih lama
dan persyaratan yang cukup rumit. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pegadaian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan gadai?
2. Bagaimana sejarah lahir dan berkembangnya pegadaian di dunia hingga
didirikan di Indonesia?
3. Apa yang dimaksud dengan Perum Pegadaian?
4. Apa saja kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perum Pegadaian?
5. Bagaimana proses pinjaman atas dasar hukum gadai?

1
6. Apa manfaat dari pegadaian kepada pihak-pihak yang bersangkutan?
7. Apa yang dimaksud dengan Pegadaian Syariah?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan gadai.
2. Mengetahui sejarah lahir dan berkembangnya pegadaian di dunia hingga
didirikan di Indonesia.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Perum Pegadaian.
4. Mengetahui apa saja kegiatan usaha yang dilakukan oleh Perum
Pegadaian.
5. Mengetahui proses pinjaman atas dasar hukum gadai
6. Mengetahui manfaat dari pegadaian kepada pihak-pihak yang
bersangkutan.
7. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Pegadaian Syariah.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Pembaca
Mendapatkan pengetahuan serta informasi yang lebih seputar
pegadaian dan makalah dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian
berikutnya, yang serupa dengan penelitian ini.
2. Bagi Peneliti
Meningkatkan pengatahuan, dan wawasan penulis mengenai
pegadaian.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gadai

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang yang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau orang lain atas
namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang itu untuk
mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan daripada orang-orang
berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan
biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelematkannya setelah barang itu digadaikan.

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, gadai adalah hak
yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak yang
diserahkan kepadanya oleh debitur atau pihak lain atas anama debitur dan yang
memberi kewenangan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutang
daripadanya didahulukan dari kreditur-kreditur lainnya. Dari definisi tersebut, yang
dimaksud dengan kreditur adalah perum pegadaian yang telah memberikan kredit dan
debitur adalah pihak yang meminjam uang. Sedangkan barang bergerak yang
merupakan jaminan adalah benda-benda yang mudah berpindah tangan dan yang
dapat diperjual-belikan dengan cepat seperti emas, televise, kendaraan, dll.

2.2. Sejarah Pegadaian

Sejarah pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan


Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan sistem
gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda (1811-
1816), Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi
keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah
Daerah setempat ("liecentie stelsel"). Namun metode tersebut berdampak buruk

3
pemegang lisensi menjalankan praktik rentenir atau lintah darat yang dirasakan
kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh karena itu metode
"liecentie stelsel" diganti menjadi "pacth stelsel" yaitu pendirian pegadaian diberikan
kepada umum yang mampu membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pacth stelsel tetap dipertahankan dan
menimbulkan dampak yang sama. Pemegang hak ternyata banyak melakukan
penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya. Selanjutnya pemerintah Hindia
Belanda menerapkan apa yang disebut dengan "cultuur stelsel" di mana dalam kajian
tentang pegadaian saran yang dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian
ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat
yang lebih besar bagi masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah
Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang
mengatur bahwa usaha Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1
April 1901 didirikan Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat.
Selanjutnya setiap tanggal 1 April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang gedung kantor pusat Jawatan Pegadaian yang
terletak di jalan Kramat Raya 162, Jakarta dijadikan tempat tawanan perang dan
kantor pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang baik dari sisi
kebijakan maupun struktur organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian dalam
bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian dipegang oleh
orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang pribumi yang bernama
M. Saubari.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, kantor Jawatan Pegadaian


sempat pindah ke Karanganyar, Kebumen karena situasi perang yang kian
memanas. Agresi Militer Belanda II memaksa kantor Jawatan Pegadaian dipindah
lagi ke Magelang. Pasca perang kemerdekaan kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi
ke Jakarta dan Pegadaian dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa
ini, Pegadaian sudah beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara

4
(PN) sejak 1 Januari 1961, kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah No.7/1969
menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), dan selanjutnya berdasarkan Peraturan
Pemerintah No.10/1990 (yang diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah
No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (Perum). Kemudian pada
tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi Perseroan
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.51/2011 yang
ditandatangani pada 13 Desember 2011. Namun, perubahan tersebut efektif setelah
anggaran dasar diserahkan ke pejabat berwenang yaitu pada 1 April 2012.

2.3. Perum Pegadaian

Perusahaan Umum Pegadaian merupakan lembaga keuangan bukan bank yang


usaha pokoknya memberikan kreditdengan system gadai dan merupakan badan usaha
yang satu-satunya ada di Indonesia. Perusahaan Umum Pegadaian adalahbadan usaha
milik negara yang kegiatan pokoknya adalah meminjamkan uang dengan jaminan
benda-benda bergerak.

Dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga keuangan , Perum Pegadaian


dipimpin oleh Direksi yang terdiri dari beberapa orang. Dalam struktur organisasi
dibawah Direksi terdapat 3 Direktorat yang terdiri dari :

1) Direktorat Keuangan, membawahi 2 divisi yaitu Divisi Treasuri dan


Accounting.
2) Direktorat Operasi & Pengembangan, membawahi : 3 Divisi yang terdiri dari
Divisi Usaha Inti, Divisi Usaha Syariah dan Divisi Usaha lain
3) Direktorat Umum, membawahi Divisi Logistik dan Divisi SDM

2.4. Kegiatan Usaha Perum Pegadaian

2.4.1. Memberikan pinjaman berupa :

 KCA (Kredit Cepat Aman)

5
kredit dengan sistem hukum gadai yang di berikan kepada semua golongan
nasabah. baik untuk kebutuhan konsumtif maupun kebutuhan produktif,
dengan jangka waktu kredit 4 bulan dan sistem bunga per 15 hari.

 Kreasi (Kredit Angsuran Fidusia)

kredit dengan angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil dan
menegah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem fidusia dengan
sewa modal 1% perbulan secara flat

 Krasida (Kredit Angsuran Sistem Gadai)

kredit (pinjaman) angsuran bulanan yang diberikan kepada usaha mikro kecil
dan menengah (UMKM) untuk pengembangan usaha dengan sistem gadai
dengan jaminan emas.

 Krista (Kredit Angsuran Rumah Tangga)

Pinjamanyang diberikan kepada para wanita wira usaha yang tergabung dalam
kelompok untuk pengembangan usaha dengan system tanggung renteng.

2.4.2. Memberikan jasa lainnya berupa :

 Penjualan Koin Emas ONH


Koin emas ONH adalah emas yang berbentuk koin yang bisa
digunakan untuk persiapan dana pergi haji bagi pembelinya. Nasabah
tinggal membeli sejumlah koin ONH, baik sekali saja maupun secara
rutin. Setelah koin emas ONH dianggap mencukupi, maka secara
otomatis nasabah akan didaftarkan sebagai calon Jemaah haji melalui
system haji terpadu.
 Jasa Penitipan Barang

6
Selain pemberian pinjaman, jasa lainnya dari perum pegadaian
yaitu penitipan barang yang di bank umum dikenal dengan nama Safe
Deposit Box (SDB).Objek jasa titipan adalah: perhiasan emas dan
permata, dokumen penting seperti sertifikat tanah, BPKB, dan surat
berharga.
 Jasa Taksiran
Jasa taksiran adalah suatu penaksiran atas nilai atau kualitas
barang yang dimiliki dengan biaya yang relatif ringan, masyarakat
dapat mengetahui dengan pasti tentang nilai atau kualitas suatu barang
setelah lebih dulu diperiksa dan ditaksir yang berpengalaman.

2.5 Proses Pinjaman Atas Dasar Hukum Gadai

a. Barang yang dapat digadaikan


Pada dasarnya, hampir semua barang bergerak dapat digadaikan
dipegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu. Barang-
barang yang dapat digadaikan meliputi:
 Barang perhiasan
 Perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, dan
batu mulia.
 Kendaraan
 Mobil, sepeda motor, sepeda, dll.
 Barang elektronik
 Kamera, kulkas, freezer, radio, tape recorder, video player, dll.
 Barang rumah tangga
 Perlengkapan dapur
 Perlengkapan makanan
 Tekstil
 Mesin-mesin

7
 Barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian
Sedangkan barang-barang yang tidak dapat digadaikan meliputi:
 Binatang ternak
 Hasil bumi
 Barang dagangan dalam jumlah besar
 Barang yang cepat rusak, busuk, atau susut
 Barang yang amat kotor
 Kendaraan sangat besar
 Barang yang disewa belikan
 Barang milik pemerintah
 Barang illegal
b. Penaksiran
Petugas penaksir adalah orang-orang yang sudah mendapatkan
pelatihan khusus dan berpengalaman dalam melakukan penaksiran barang-
barang yang akan digadaikan. Pedoman dasar penaksiran adalah ditetapkan
oleh perum pegadaian agar penaksiran akan suatu barang bergerak dapat
sesuai dengan nilai yang sebenarnya. Pedoman penaksiran yang
dikelompokkan atas dasar jenis barangnya adalah sebagai berikut:
 Barang kantong
 Barang gudang
c. Pemberian Pinjaman
Setelah nilai taksiran ditentukan, maka petugas menentukan jumlah
uang pinjaman yang dapat diberikan. Penentuan jumlah uang pinjaman ini
juga berdasarkan persentase tertentu terhadap nilai taksiran, dan persentase ini
telah ditentukan oleh perum pegadaian berdasarkan golongan yang besarnya
berkisar antara 80-90%.
d. Pelunasan
Sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan pada waktu
pemberian pinjaman, nasabah mempunyai kewajiban melakukan pelunasan

8
pinjaman yang telah diterima. Pada dasarnya, nasabah dapat melunasi
kewajibannya setiap saat tanpa harus menunggu jatuh tempo. Pelunasan
pinjaman beserta sewa modalnya dibayarkan langsung ke kasir disertai surat
gadai.
e. Pelelangan
Penjualan barang yang digadaikan melalui suatu pelelangan akan
dilakukan oleh Perum Pegadaian pada saat yang telah ditentukan di muka
apabila hal-hal berikut ini terjadi:
1) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak bisa
menebus barang yang digadaikan dan membayar kewajiban lainnya
karena berbagai alasan
2) Pada saat masa pinjaman habis atau jatuh tempo, nasabah tidak
memperpanjang batas waktu pinjamannya karena berbagai alasan
Hasil pelelangan barang yang digadaikan akan digunakan untuk melunasi
seluruh kewajiban nasabah kepada Perum Pegadaian yang terdiri dari:
1) Pokok pinjaman
2) Sewa modal atau bunga
3) Biaya lelang
Apabila barang yang digadaikan tidak laku dilelang atau terjual dengan
harga yang lebih rendah daripada nilai taksiran yang telah dilakukan pada
awal pemberian pinjaman kepada nasabah yang bersangkutan, maka barang
yang tidak laku dilelang tersebut dibeli oleh negara dan kerugian yang timbul
ditanggung oleh perum pegadaian.

2.6. Manfaat

 Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabahyang meminjam dari
Perum Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang
relative lebih sedehana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama

9
apabila dibandingkan dengan kredit perbankan. Selain itu nasabah
juga dapat memproleh manfaat:
a.Penaksiran nilai barang bergerak dari pihak atau institusi yang telah
berpengalaman dan dapat dipercaya. Penaksiran atas suatu barang
antara penjual dan pembeli sering sulit sampai pada suatu kesepakatan
yang sama.
b.Penitipan suatu barang bergerak pada tempat yang aman dan dapat
dipercaya . Nasabah yang akan berpergian, merasa kurang aman
menempatkan barang bergeraknya ditempat sendiri , atau tidak
mempunyai sarana penyimpanan suatu barang bergerak dapat
menitipkan barangnya di Perum Pegadaian.

 Bagi Perum Pegadaian

Manfaat yang diharapkan dari Perum Pegadaian sesuai jasa yang


diberikan kepada nasabahnya adalah:

a.Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh


peminjam dana.

b.Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh


nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian

c.Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai Badan Usaha Milik


Negara(BUMN) yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa
pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dan dengan
prosedur dan cara yang relative sederhana.

d.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1990, laba yang


diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk:

* Dana pembangunan semesta


* Cadangan umum

10
* Cadangan tujuan
* Dana sosial

2.7. Pegadaian Syariah

Perum Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan


pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki
karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena riba,
menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang diperdagangkan,
dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa dan atau bagi hasil.
Pegadaian syariah atau yang dikenal denganistilah rahn, dalam pengoperasiannya
menggunakan metode Fee Based Income (FBI) atau Mudharabah (Bagi Hasil).
Sebagai penerima gadai atau disebut mutahim ,penggadai akan mendapat surat bukti
Rahn (gadai) berikut dengan akad-akad pinjam-meminjam yang disebut akad Gadai
Syariah dan Akad Sewa Tempat (Ijarah). Dalam akad gadai syariah disebutkan bila
jangka waktu akad tidak diperpanjang maka penggadai menyetujui anggunan
(marhun) miliknya dijual oleh murtahin guna melunasi pinjaman. Salah satu produk
yang diluncurkan pegadaian adalah Program Kredit Tunda Jual Komoditas Pertanian
yang disebut dengan Gadai Gibah.

11
BAB III

KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan

 Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu
barang yang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang atau orang
lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada orang berpiutang
itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut didahulukan daripada
orang-orang berpiutang lainnya, dengan pengecualian biaya untuk melelang
barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelematkannya
setelah barang itu digadaikan.

 Sejarah pegadaian dimulai pada saat Pemerintah Belanda (VOC) mendirikan


Bank van Leening yaitu lembaga keuangan yang memberikan kredit dengan
sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di Batavia pada tanggal 20
Agustus 1746.Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari
tangan Belanda (1811-1816), Bank Van Leening
milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat diberi keleluasaan untuk
mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari Pemerintah
Daerah setempat ("liecentie stelsel"). metode "liecentie stelsel" diganti
menjadi "pacth stelsel" yaitu pendirian pegadaian diberikan kepada umum
yang mampu membayar pajak yang tinggi kepada pemerintah daerah.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan
"cultuur stelsel" di mana dalam kajian tentang pegadaian saran yang
dikemukakan adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh
pemerintah agar dapat memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih
besar bagi masyarakat. Pemerintah mengeluarkan Staatsblad No. 131 tanggal
12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha Pegadaian

12
merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan
Pegadaian Negara pertama di Sukabumi, Jawa Barat.

 Perusahaan Umum Pegadaian merupakan lembaga keuangan bukan bank yang


usaha pokoknya memberikan kredit dengan sistem gadai dan merupakan
badan usaha yang satu-satunya ada di Indonesia.
 Kegiatan Usaha Perum Pegadaian yaitu memberikan pinjaman berupa KCA,
Kreasi, Krasida, Krista serta memberikan jasa lainnya berupa penjualan koin
emas ONH, jasa penitipan barang, dan jasa taksiran.
 Proses pinjaman atas dasar hokum gadai dilakukan melalui 5 tahap, yaitu
menggadaikan barang yang memenuhi persyaratan, penaksiran, pemberian
pinjaman, pelunasan, dan pelelangan.
 Manfaat pegadaian:
a. Bagi Nasabah
Manfaat utama yang diperoleh oleh nasabah yang meminjam dari Perum
Pegadaian adalah ketersediaan dana dengan prosedur yang relatif lebih
sedehana dan dalam waktu yang lebih cepat terutama apabila
dibandingkan dengan kredit perbankan.
b. Bagi Perum Pegadaian
 Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan
oleh peminjam dana.
 Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh
nasabah memperoleh jasa tertentu dari Perum Pegadaian
 Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai Badan Usaha Milik
Negara(BUMN) yang bergerak dalam bidang pembiayaan berupa
pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dan
dengan prosedur dan cara yang relatif sederhana.
 Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.10 tahun 1990, laba yang
diperoleh oleh Perum Pegadaian digunakan untuk

13
danapembangunan semesta, cadangan umum, cadangan tujuan, dan
dana sosial.
 Perum Pegadaian mengeluarkan produk berbasis syariah yang disebut dengan
pegadaian syariah. Pada dasarnya, produk-produk berbasis syariah memiliki
karakteristik seperti, tidak memungut bunga dalam berbagai bentuk karena
riba, menetapkan uang sebagai alat tukar bukan sebagai komoditas yang
diperdagangkan, dan melakukan bisnis untuk memperoleh imbalan atas jasa
dan atau bagi hasil.

3.2 Saran

Menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis harapkedepannya tulisan makalah ini akan lebih baik lagi serta fokus dan
detail dalam menjelaskanisi dalam makalah ini dengan sumber - sumber yang lebih
banyak dan lengkap yang tentunyadapat dipertanggung jawabkan.Untuk itulah
penulis harap kritik atau saran terhadap penulisan makalah ini. Sehingga makalah ini
akan lebih baik lagi ke depannya. Sebelum kritik dan saran itu diterima
oleh penulis, penulis haturkan terimakasih karena telah membaca makalahini dan
mendiskusikannya lalu dapat memberikan kritik maupun saran.

14
DAFTAR PUSTAKA

Iskandar, Syamsu.2013.Bank Dan Lembaga Keuangan Edisi 2. Jakarta: In Media

Triandarso, Sigit dan Totok Budisantoso.2010.Bank Dan Lembaga Keuangan Lain


Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat

Frianto Pandia, Dkk.2004.Lembaga Keuangan.Jakarta: Raneka Cipta

Jali Irmayanto, Dkk.2004.Bank & Lembaga Keuangan.Jakarta: Universitas Tri Sakti

https://id.wikipedia.org/wiki/Pegadaian_(perusahaan)

15
16

Anda mungkin juga menyukai