Anda di halaman 1dari 2

Cerpen Karangan : Sholeh Fatkhurrahmat kelas : 9 E SMPN 7 Purwakarta

Radit adalah murid kelas 11 SMA. Ia anak yatim piatu. Ia anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya
bernama Laras. Laras berumur 7 tahun , Laras juga seorang murid kelas 4 SD. mereka tinggal di
gubuk tua peninggalan Almarhum orangtuanya.

Radit menjadi tulang punggung keluarganya setelah sepeninggalan orangtuanya. Sehabis pulang
sekolah ia bekerja menjadi supir angkot agar mendapat uang yang akan dipergunakan untuk biaya
hidup mereka. Setiap pukul 4 pagi, ia sudah terbangun. Tak lupa ia shalat Subuh dan menyiapkan
sarapan untuk harta yang paling ia sayangi, yaitu adiknya.

“Laras ayo bangun! Sudah pagi. Ayo kita shalat Subuh”, seru Radit.
“Hoaaahhh, memangnya sudah jam berapa sih Kak? Aku masih ngantuk nih”, ujar Laras yang masih
mengantuk.
“Tahan rasa kantuk mu! Walaupun kita orang miskin, tetapi kita tidak boleh lupa yang namanya
Shalat”, Radit mengingatkan.
“Kalau begitu aku wudhu dulu ya”, ucap Laras yang langsung pergi ke kamar mandi.

Setelah itu, mereka pun shalat Subuh berjama’ah secara khusyuk dan berdo’a kepada Allah agar
diampuni segala dosa kedua orangtuanya semasa hidup di dunia dan dimudahkan urusan hidup
mereka. Setelah shalat, Radit pun memasak sarapan untuk adik tersayangnya itu menggunakan
tungku kayu bakar.

Dengan penuh rasa cinta, masakannya pun jadi. Walaupun seadanya, dia sangat lahap memakannya.
Apalagi Laras begitu lahap. Radit sangat bahagia melihat kedua adiknya itu makan dengan lahapnya.
Dalam hati Radit bersyukur serta berdo’a “Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberikan rezeki
kepada keluarga kecil kami ini. Sehingga hari ini adikku bisa makan dengan lahapnya”.

Saat membereskan makanan sehabis makan, Radit teringat pesan Almarhum orangtuanya sebelum
pergi meninggalkan Radit dan adiknya untuk selama-lamanya. “Radit, Bapak dan Ibumu sudah tua.
Tak lami lagi, pasti kami dipanggil ke Rahmatullah. Bapak pesan sama kamu, jika Bapak dan Ibu pergi
jagalah adikmu, rawat dan sayangilah mereka dengan penuh cinta. Jangan kecewakan kami berdua
ya, nak…”. Akhirnya Radit meneteskan air matanya juga yang sedari tadi tak kuat ia tahan. Laras pun
mendekatinya lalu memeluknya. Laras pun bertanya, “Kak, kenapa Kakak menangis?”,
“Kalau Kakak nangis Laras juga ikutan sedih dan pasti akan menangis pula”.
“Kakak baik-baik saja kok. Hanya saja, Kakak teringat Bapak dan Ibu”, ujarnya.
“Kakak tidak perlu sedih, kan sekarang Bapak dan Ibu berada di syurga. Mereka sudah bahagia di
sana. Jadi, Kakak jangan sedih lagi ya, kan ada Laras” ucap Laras menegarkan Kakaknya.
Radit pun memeluk Laras dengan eratnya dan ia pun berdo’a kepada Allah di dalam hatinya, “Ya
Allah, terima kasih Engkau memberikan seorang adik yang sayang padaku… Terima kasih”.
“Sudah sudah kalian jangan nagis…”, ujar Radit menenangkan suasana. “Karena hari ini hari Minggu,
jadi Kakak pergi lebih awal untuk bekerja”, ucapnya. “Laras, jaga baik-baik dirimu sampai Kakak
pulang.”
“Siap kak!”.

Radit pun keluar dari gubuknya. Berat hatinya meninggalkan adiknya yang masih kecil itu. Tapi, apa
boleh buat rezeki sudah di depan mata yang siap ditangkap dengan kerja keras. Jadi, Radit rela
bekerja demi menghidupi kedua adiknya.

“Laras hati-hati di rumah ya, tunggu sampai Kakak pulang”, teriak Radit.
“Baik Kak”, balas Laras.

Setelah uang yang ditabungnya berasa cukup ia membuat caffe kecil-kecilan, tapi hari pertama tidak
banyak orang yang membeli diwarungnya ia tidak putus asa. Setiap hari setiap malam Radit selalu
berdoa kepada allah swt. Dua bulan kemudian pelangannya lebih banyak ketika ulang tahun Laras yang
ke - 12 Radit memberikannya Hp Laras senang sekali sampai air matanya berlinang, ketika caffenya
tutup Radit pergi ke warnet sejenak untuk melihat resep kopi lainnya ketika Radit melihat bahan &
tatacaranya Radit melihat iklan Grab lalu diberitahu diiklan tersebut cara menjual & membeli makanan,
minuman,dll. Radit lekas pulang dan memijam Hp adiknya untuk menginstal aplikasi Grab dan Radit
membuka usahanya diGrab yang bernama coffe R&S. 5 tahun kemudian usahanya sukses mereka
mempunyai cabang di kota - kota besar diIndonesia mereka juga mempunya 2 cabang hotel mereka kini
hidup bahagia .

Tamat

Anda mungkin juga menyukai