Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Tabel hasil pengamatan uji kontaminasi ruang penyajian
Pengamatan waktu Jumlah mikroba Keterangan
Pengujian Kapang Khamir Bakteri
Hari ke-2 10 Menit 3 17 6 Bakteri: 6 koloni
Kapang putih : 2 koloni
Kapang hitam : 1 koloni
Khamir hitam : 7 koloni
Khamir hijai kehitaman :
10 koloni

20 Menit 5 17 16 Bakteri: 16 koloni


Kapang putih : 2 koloni
Kapang hitam :3 koloni
Khamir hitam : 4 koloni:
Khamir hijau kehitaman :
13 koloni

Hari ke-4 10 Menit 3 20 23 Bakteri: 23 koloni


Khamir hijau keabu-
abuan : 6 koloni
khamir hijau kehitaman :
4 koloni
khamir hitam : 10 koloni
Kapang putih : 2 koloni
kapang coklat : 1 koloni
20 Menit 6 11 51 Bakteri: 51 koloni
Khamir hijau keabu-
abuan : 8 koloni
khamir coklat kehitaman
: 1 koloni
khamir hitam : 2 koloni
Kapang putih : 2 koloni
kapang hitam : 3 koloni
kapang hijau : 1 koloni

Hari ke-6 10 Menit 4 18 12 Bakteri: 12 koloni


Khamir hitam : 17 koloni
khamir putih : 1 koloni
Kapang putih : 4 koloni

20 Menit 3 13 24 Bakteri: 24 koloni


Khamir putih : 1 koloni
khamir hitam : 12 koloni
Kapang putih : 3 koloni

4.2 Pembahasan

Kontaminasi didalam suatu ruangan dapat terjadi karena udara dalam ruangan itu, udara
tidak membentuk mikrofora secara alami tapi terkontaminasi dari udara lingkungan sekitar yang
mengandung berbagai mikroorganisme seperti air, debu, proses aerasi dari penderita yang
mengalami infeksi saluran pencernaan, saluran pernapasan, dan mikroorganisme dari ruangan
yang digunakan sebagai tempat fermentasi. Flora mikroorganisme udara terdiri atas organisme
yang terdapat sementara mengapung di udara atau terbawa serta pada partikel debu. Setiap
kegiatan manusia agaknya akan menimbulkan bakteri di udara. Peralatan pengolahan dan
peralatan lain yang berhubungan langsung dengan bahan pangan dapat menjadi sumber
kontaminan. Mikroorganisme disemburkan ke udara dari saluran pernapasan sehingga
organisme-organisme tersebut mendapat perhatian utama sebagai jasad penyebab penyakit
melalui udara. (Rachmawan, 2001).

Mikroorganisme berdasarkan pengaruh hidupnya terhadap kehidupan manusia terbagi


menjadi dua yaitu mikroorganisme pathogen dan mikroorganisme non-pathogen.
Mikroorganisme pathogen adalah mikroorganisme yang keberadaannya akan bersifat merugikan
bagi kehidupan manusia. Kerugian yang dapat disebabkan akibat mikroorganisme pathogen ini
salah satunya adalah sebab timbulnya penyakit seperti tipes, diare dan sebagainya. Sedangkan
mikroorganisme non-pathogen adalah mikroorganisme yang keberadaannya tidak
merugikan bahkan dapat bersifat menguntungkan bagi manusia. Mikroorganisme banyak
terdapat diudara, air, tanah maupun beberapa tempat lainnya yang mengandung nutrisi baginya
untuk tumbuh. Selain dari segi nutrisi, pertumbuhan dari mikroorganisme juga turut dipengaruhi
oleh faktor lingkungan berupa suhu, kelembaban dan cahaya.

Prosedur pengujian sanitasi udara adalah dengan cara penyiapan dua buah cawan petri
yang diberi media tumbuh PDA. Setelah pengisian media tersebut kemudian cawan petri ditutup
kembali dan media dibiarkan membeku. Apabila media tersebut telah membeku, tutup cawan
petri dibuka dan dibiarkan pada ruangan penyajian selama 10 menit pada cawan petri 1 dan 20
menit pada cawan petri 2 . Hal ini dilakukan untuk membiarkan mikroorganisme yang ada pada
udara dapat menempel pada media agar dan tumbuh. Setelah waktu yang di tetapkan, dilakukan
inkubasi selama 6 hari dan dilakukan pengamatan pada cawan petri stiap dua hari sekali atau
pada hari ke 2 , hari ke 4 dan hai ke 6.

sebelumnya diberikan waktu kontak dengan udara dalam ruangan selama 10 menit dan 20
menit dari setiap cawan. Bertujuan agar mikroorganisme di udara dapat menempel dan
menjadikan media agar tersebut menjadi tempat tumbuhnya, sehingga jumlah mikroorganisme
baik bakteri, kapang, dan khamir dapat diketahui. Selanjutnya dilakukan inkubasi untuk
menumbuhkan mikroorganisme sesuai dengan kondisi yang cocok, yaitu selama satu minggu dan
setian dua hari sekali diliat perkembangan mikroba yang tumbuh pada cawan perti. Hal ini sesuai
yang dikatakan oleh Dwyana, dkk( 2009 ) Waktu kontak dari media dengan udara
mempengaruhi jenis dan pertumbuhan dari mikroorganisme hal tersebut terlihat dari jumlah
koloni yang terbentuk dari setiap ruangan yang berbeda.
Dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa jumalah koloni dari setiap cawan petri
berbeda . pada cawan petri 10 menit , pada pengamatan pertama membentuk 3 koloni kapang
dan 6 koloni bakteri dan 17 koloni khamir yang tumbuh pada media. Pada pengamatan kedua
hari ke 4 yaitu terdapat 3 koloni khapang , 20 koloni khamir dan 23 bakteri koloni bakteri. Dan
pengamatan ketiga pada hari ke 6 terdapat 4 koloni kapang , 18 khamir dan 12 bakteri. Hal ini
membuktikan bahwa di dalam lingkungan /udara masih terdapat mikroorganisme yang
merupakan kontaminan pada pengolahan pangan. Lingkungan/udara menjadi sumber terjadinya
kontaminasi namun mikroba ini tidak tetap jumlahnya dan dapat dengan cepat berpindah karena
sifatnya yang ringan.

Berbeda lagi dengan cawan petri yang memiliki waktu kontak selama 20 menit
mendapatkan hasil. pada pengamatan pertama membentuk 5 koloni kapang dan 16 koloni bakteri
dan khamir 17 koloni yang tumbuh pada media. Pada pengamatan kedua hari ke 4 yaitu terdapat
6 koloni khapang , 11 koloni khamir dan 51 koloni bakteri. Dan pengamatan ketiga pada hari ke
6 terdapat, 3 koloni kapang , 13 khamir dan 24 bakteri. Waktu kontak dari media dengan udara
mempengaruhi jenis dan pertumbuhan dari mikroorganisme hal tersebut terlihat dari jumlah
koloni yang terbentuk dari setiap ruangan yang berbeda (Dwyana, dkk 2009).
Jumlah kontaminan dalam ruang penyimpanan dipengaruhi oleh sanitasi ruangan. Jika
ruang penyimpanan tidak saniter maka kontaminan dalam udara sangat banyak. Ruang penyajian
yang baik adalah yang jumlah kontaminannya sedikit sehingga tidak mempengaruhi pada olahan
makanan yang disimpan. Terdapat berbagai prediksi jenis mikroorganisme yang memungkinkan
menyebar diudara dan dapat mengkontaminasi bahan pangan, dari mulai yang bersifat
pendegradasi hingga patogen.
Dari data menunjukkan bahwa ruang penyajian kontaminasi lebih banyak dilakukan oleh
bakteri daripada jamur dan kapang. Adanya pertumbuhan mikroorganisme yang terbentuk pada
masing-masing cawan menunjukkan bahwa udara di tempat tersebut tidak selamanya bebas dari
kontaminasi mikrooganisme dan dengan adanya pengujian ini membuktikan bahwa adanya
mikrooganisme yang ada di tempat tersebut. Dengan ditandainya pertumbuhan mikroorganisme
pada setiap ruangan yang dilakukan pengujian, menandakan bahwa tidak semua ruangan yang
ada kebersihannya terjamin.
Seperti yang dijelaskan Pelczar, Mikroorganisme asal udara dapat terbawa partikel debu,
dalam tetes-tetes cairan berukuran besar dan tersuspensikan hanya sebentar, dan dalam inti
tetesan yang terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang
memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter bahkan kilometer Sebagian segera mati
dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat hidup selama berminggu-minggu, berbulan-
bulan atau lebihlama lagi. Nasib akhir mikroorganisme asal udara diatur oleh seperangkat rumit
keadaan di sekelilingnya, termasuk keadaan atmosfer, kelembaban, cahaya matahari dan suhu,
ukuran partikel yang membawa mikroorganisme, ciri-ciri mikroorganisme terutama kerentanan
terhadap keadaan fisik di atmosfer.
DAFTAR PUSTAKA

Dwyana, Zaraswaty dan Nur Haedar. 2009. Penuntun praktikum Mikrobiologi Pangan.
Jurusan Biologi. Universitas Hasanuddin. Makassar.

Pelczar, MJ dan Chan, ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I . Penerbit UI Press. Jakarta.

Rachmawan, Obin. 2001. Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi. Fakultas Pertanian
Upn”Veteran”. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai