Anda di halaman 1dari 10

Absorbsi merupakan proses dimana substansi tidak hanya terikat pada permukaan saja

tetapi menembus permukaan dan terdistribusi ke bagian-bagian dalam dari komponen yang
mengabsorbsi, solid atau liquid. Sebagai contoh air terabsorbsi oleh spons, uap air terabsorpsi
oleh anhidrat CaCl2. Sedangkan pengertian adsorbsi adalah peristiwa penyerapan molekul-
molekul cairan atau gas pada permukaan adsorban, hingga terjadi perubahan konsentrasi pada
cairan atau gas tersebut. Zat yang diserap disebut adsorbat, sedangkan zat yang menyerap
disebut adsorban., contoh dari peristiwa adsorbsi adalah larutan asam asetat diadsorbsi oleh
karbon.
Ada dua tipe adsorbsi, dimana perbedaan antara kedua tipe adsorbsi ini ditentukan
oleh panas reaksi yang terlibat dalam proses adsorbsi tersebut. Kedua tipe reaksi tersebut
adalah :
1. Adsorbsi secara fisika
Adsorbsi secara fisika ini mempunyai karakteristik antara lain panas reaksi yang
rendah yaitu 10000 kal/mol atau kurang. Hal ini disebabkan oleh ikatan yang terlibat dalam
adsorbsi itu ikatan yang lemah, yakni gaya Van der Waals.

2. Adsorbsi secara kimia.


Adsorbsi secara kimia ini melibatkan panas adsorbsi yang cukup besar yaitu antara
10000 kal/mol sampai 20000 kal/mol.
Hal ini disebabkan adanya reaksi kimia yang biasanya terjadi dan menyebabkan
adanya ikatan antara adsorban dan adsorbat menjadi lebih kuat. Hubungan antara jumlah
substansi yang diserap oleh adsorban dan tekanan atau konsentrasi pada kesetimbangan pada
suhu konstan disebut adsorbsi isothermis.
Teori Langmuir dan Freundlich yaitu dimana banyaknya zat yang diadsorpsi pada
temperature tetap oleh suatu adsorben tergantung dari konsentrasi dan keaktifan adsorbat
untuk mengadsorpsi zat-zat tertentu.” Hubungan dari jumlah zat teradsorbsi persatuan luas
atau satuan massa dan tekanan dinyatakan dengan persamaan Freundlich :
y=k P1/n …………(1)
dimana :
y = berat atau volume zat yang teradsorbsi persatuan luas atau massa adsorban.
P = tekanan saat kesetimbangan tercapai
k, n = konstanta
untuk adsorbsi solute yang tidak melibatkan gas maka persamaan Freundlich menjadi :
y = k C1/n …………(2)
dimana C adalah konsentrasi solute saat kesetimbangan.
Persamaan (2) dapat dituliskan dalam bentuk logaritma :
log10y = log10k + 1/n log10C …………(3)
jika kemudian dibuat plot log10y melawan log10C maka akan diperoleh garis lurus yang
mempunyai slope sebesar 1/n dan nilai interceptnya sebesar log10k.
Disamping persamaan Freundlich terdapat persamaan yang lebih baik untuk
menyatakan adsorbsi isothermis yaitu persamaan Langmuir. Langmuir berpendapat bahwa
gas diadsorbsi pada permukaan solid dan membentuk tidak lebih dari satu lapis ketebalannya.
Pada adsorbsi isothermis ini, persamaan-persamaan yang digunakan dalam
perhitungan diturunkan dari teori Langmuir, dengan asumsi-asumsi :
1. Seluruh permukaan adsorban memiliki aktivitas adsorbsi yang sama atau seragam.
2. Tidak terjadi interaksi antara molekul-molekul adsorbat.
3. Mekanisme adsorbsi yang terjadi seluruhnya sama.
4. Hanya terbentuk satu lapisan adsorbat yang sempurna di permukaan adsorban.
Teori Langmuir menggambarkan proses adsorbsi terdiri dari dua proses berlawanan,
yaitu kondensasi molekul-molekul fase teradsorbsi menuju permukaan dan
evaporasi/penguapan molekul-molekul dari permukaan kembali ke dalam larutan.
(http://chemedu09.wordpress.com/2012/01/25/adsorpsi-isoterm/)
Adsorpsi adalah gejala pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan baik
sebagai akibat daripada ketidakjenuhan gaya pada permukaan tersebut. Proses adsorpsi dapat
terjadi pada seluruh permukaan benda, tetapi yang sering terjadi adalah bahan padat
menyerap partikel yang berada pada limbah cair. Bahan yang diserap disebut adsorbat atau
solute, sedangkan bahan penyerapnya disebut adsorben. Material-material yang dapat
digunakan sebagai adsorben diantaranya adalah asam humat, tanah diatomae, bentonit,
biomassa mikroorganisme air, karbon aktif, alumina, silika gel, dan zeolit.
Adsorpsi yang terjadi pada permukaan zat padat disebabkan oleh adanya gaya tarik
atom atau molekul pada permukaan zat padat. Energi potensial permukaan dari molekul turun
dengan mendekatnya molekul ke permukaan. Molekul teradsorpsi dapat dianggap
membentuk fasa dua dimensi dan biasanya terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
Proses Adsorpsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
1. Konsentrasi
Proses adsorpsi sangat sesuai untuk memisahkan bahan dengan konsentrasi yang
rendah dari campuran yang mengandung bahan lain dengan konsentrasi tinggi.
2. Luas Permukaan
Proses adsorpsi tergantung pada banyaknya tumbukan yang terjadi antara partikel-
partikel adsorbat dan adsorben. Tumbukan efektif antara partikel itu akan meningkat dengan
meningkatkanya luas permukaan. Jadi, semakin luas permukaan adsorben maka adsorpsi
akan semakin besar.
3. Suhu
Adsorpsi akan lebih cepat berlangsung pada suhu rendah. Namun demikian pengaruh
suhu adsorpsi zat cair tidak sebesar pada adsorpsi gas.
4. Ukuran partikel
Semakin kecil ukuran partikel yang diadsorpsi maka proses adsorpsinya akan
berlangsung lebih cepat.
5. pH
pH mempunyai pengaruh dalam proses adsorpsi. pH optimum dari suatu proses
adsorpsi ditetapkan melalui uji laboratorium.
6. Waktu kontak
Waktu untuk mencapai keadaan setimbang pada proses serapan logam oleh adsorben
berkisar antara beberapa menit hingga beberapa jam.
Permukaan zat padat dapat mengadsorpsi zat terlarut dari larutannya. Hal ini
disebabkan karena adanya pengumpulan molekul-molekul suatu zat pada permukaan zat lain
sebagai akibat ketidakseimbangan gaya-gaya pada permukaan tersebut. Biasanya adsorpsi
diikuti dengan pengamatan isotherm adsorpsi yaitu hubungan antara banyaknya zat yang
teradsorpsi persatuan berat adsorben dengn konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu
atau tetap yang dinyatakan dengan kurva.
Dalam adsorpsi antar fase padat-gas pada tekanan rendah, mekanismenya semata-
mata tergantung pada sifat gaya yang bekerja antara molekul-molekul adsorben dan adsorbat.
Dalam kasus yang paling sederhana yaitu adsorpsi larutan biner. Interaksi molekul dalam
adsorpsi larutan biner ditunjukan pada Gambar 5. Mekanismenya adsorpsi larutan biner
tergantung pada beberapa factor sebagai berikut:
1. Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul adsorbat (Z) dan permukaan adsorben.
2. Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul pelarut (S) dan permukaan adsorben.
3. Gaya yang bekerja diantara molekul-molekul larutan (Z dan S) baik dalam lapisan
permukaan maupun dalam fasa ruahnya.
(http://robbaniryo.com/ilmu-kimia/adsorpsi-zeolid/#more-642)
Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut (solute) yang
ada dalam larutan oleh permukaan zat atau benda penyerap, dimana terjadi suatu ikatan fisika
antara substansi dengan penyerapannya. Adsorpsi adalah gejala penggumpalan molekul-
molekul suatu zat pada permukaan zat lain, sabagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya
pada permukaan tersebut. Isoterm adsorpsi adalah hubungan yang menunjukkan distribusi
adsorben antara fasa teradsorpsi pada permukaan dengan fasa ruah saat kesetimbangan pada
suhu tertentu.
Untuk proses adsorpsi dalam larutan, jumlah zat yang teradsorpsi tergantunga pada
beberapa faktor:
1. Jenis adsorben
2. Jenis adsorbat atau zat yang teradsorpsi
3. Luas permukaan adsorben
4. Konsentrasi zat terlarut
5. Temperatur
Karbon aktif merupakan senyawa karbon amorph dan berpori yang mengandung 85-
95% karbon yang dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon (batubara, kulit
kelapa, dan sebagainya) atau dari karbon yang diperlakuan dengan cara khusus baik aktivasi
kimia maupun fisika untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Karbon aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan.
Unsur karbon membentuk sangat banyak senyawa organik dan dewasa ini
berkembang pula senyawa organometalik dengan atom karbon terikat secara koordinasi pada
ion logam; selain itu secara tradisi dikenal pula dalam senyawa anorganik. Karbon dalam
keadaan dasar (ground state) mempunyai konfigurasi elektronik 1s2 2s2 2p2. Kemampuannya
membentuk empat ikatan kovalen tunggal menyarankan bahwa atom C mengalami hibridisasi
sp3 (sesuai dengan bangun tetrahedron) dengan konfigurasi elektronik tereksitasi 1s2 2s1 2px1
2py1 2pz1. Sifat unik atom karbon adalah kemampuannya membentuk ikatan antara dirinya
sendiri, baik secara kovalen tunggal maupun ganda rangkap dua maupun tiga menghasilkan
rantai yang tak terbatas baik terbuka maupun tertutup dan dengan atau tanpa cabang.
Sifat karbon aktif yang paling penting adalah daya serap. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu:
1. Sifat serapan.
Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari
struktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorpsi juga dipengaruhi oleh gugus
fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dan senyawa serapan.
2. Temperatur/suhu.
Dalam pemakaian karbon aktif dianjurkan untuk menyelidiki suhu pada saat berlangsungnya
proses karena tidak ada peraturan umum yang bias diberikan mengenai suhu yang digunakan
dalam adsorpsi. Faktor yang mempengaruhi suhu proses adsorpsi adalah viskositas dan
stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa
serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan
pada titik didihnya. Untuk senyawa volatile, adsorpsi dilakukan pada suhbu kamar atau bila
memungkinkan pada suhu yang lebih kecil.
3. pH (derajat keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan
penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk
mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya pH asam organik dinaikkan yaitu
dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkuran sebagai akibat terbentuknya garam.
4. Waktu singgung.
Bila karbon aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang
digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis karbon aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu
singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel karbon aktif
untuk bersinggungan dengan serapan.
Jenis hubungan metematik yang umumnya digunakan untuk menjelaskan isotherm
adsorpsi ada tiga, yaitu :
1. Isoterm Langmuir
2. Isoterm Brunauer, Emmet dan Teller (BET)
3. Isoterm Freundlich

Isoterm Langmuir. Isoterm paling sederhana, didasarkan pada asumsi bahwa setiap
tempat adsorpsi adalah ekivalen, dan kemampuan partikel untuk terikat di tempat itu tidak
bergantung pada di tempati atau tidaknya tempat yang berdekatan.
Isoterm Langmuir berasal dari asumsi bahwa:
1. Adsorben mempunyai permukaan yang homogeny dan hanya dapat mengadsorpsi satu
molekul adsorbat untuk setiap molekul adsorbannya. Tidak ada interaksi antara molekul-
molekul yang terserap.
2. Semua proses adsorpsi dilakukan dengan mekanisme yang sama
3. Hanya terbentuk satu lapisan tungal saat adsorpsi maksimum.
Isotherm Langmuir mengabaikan kemungkinan bahwa mono lapisan awal dapat
berlaku sebagai substrat untuk adsorpsi (fisika) selanjutnya. Dalam hal ini, isotherm itu tidak
mendatar pada suatu nilai jenuh pada tekanan tinggi, tetapi dapat diharapkan naik secara tak
terbatas. Isotherm yang paling banyak digunakan, dalam pembahasan adsorpsi multilapisan
diturunkan oleh Stepher Brunauer, Paul Emmett, dan Edward Teller dan disebut isotherm
BET.
Untuk rentang konsentrasi yang kecil dan campuran yang cair, isotherm adsorpsi
dapat digambarkan dengan persamaan empiris yang dikemukakan oleh Freunlich. Isotherm
ini berdasarkan asumsi bahwa adsorben mempunyai permukaan yang heterogen dan tiap
molekul mempunyai potensi penyerapan yang berbeda-beda.
DEFINISI ADSORPSI ´ Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan/ pengayaan (enrichment) suatu
komponen di daerah antar fasa. Pada peristiwa adsorpsi, komponen akan berada di daerah antar
muka, tetapi tidak masuk ke dalam fasa ruah. Komponen yang terserap disebut adsorbat
(adsorbate), sedangkan daerah tempat terjadinya penyerapan disebut adsorben (adsorbent/
substrate).

ADSORPSI PADA ANTARMUKA CAIRAN

Amfifilik merupakan sifat dari zat aktif permukaan yang menyebabkan zat ini diadsorpsi pada
antarmuka, apakah ini cair/gas atau cair/cair. Jadi dalam suatu dispersi dalam air dari amil-alkohol,
gugus alkoholik polar dapat bergabung dengan molekul-molekul air. ´ Tetapi, bagian nonpolar ditolak
karena gaya adhesive yang dapat terjadi dengan air adalah kecil dibandingkan dengan gaya kohesif
antar molekul-molekul air yang berdekatan. Akibatnya, amfifil tersebut diadsorpsi pada antarmuka.
Keadaan untuk suatu asam lemak pada antarmuka udara/air dan minyak/air diperlihatkan pada
gambar 16-9 (a,b). ´ pada antarmuka udara/air, rantai lipofilik mengarah ke atas ke udara; pada
antarmuka minyak/air, mereka bergabung dengan fase minyak. Agar amfifil terpusat pada
antarmuka, ia harus diimbangi dengan jumlah yang tepat dari gugus-gugus yang larut dalam air dan
minyak. ´ Bila molekul tersebut terlalu hidrofilik, ia tetap berada dalam bagian dalam fase air dan
tidak memberikan efek pada antarmuka. Demikian pula, bila ia terlalu lipofilik, ia larut secara
sempurna dalam fase minyak dan sedikit yang muncul pada antarmuka. ´

ADSORPSI PADA ANTARMUKA PADATAN ´

Adsorpsi bahan pada antarmuka padatan bisa terjadi dari fase cair atau fase gas yang berdekatan.
Penelitian adsorpsi gas melibatkan penerapan yang begitu beranekaragam seperti penghilangan bau
yang tidak diinginkan dari ruangan dan makanan, kerja dari topeng gas dan pengukuran dimensi
partikel dalam suatu serbuk. Prinsip adsorpsi padat/cair dipakai dalam larutan penghilang warna,
kromatografi adsorpsi, deterjen dan pembasah. Adsorpsi padat/cair. Obat-obat seperti zat warna,
alkaloid, asam lemak, dan bahkan asam dan basa anorganik mungkin diadsorpsi dari larutan ke zat
padat seperti arang (karbon) dan alumina. ´ Adsorpsi dari molekul zat terlarut dari larutan
diperlakukan dalam suatu cara yang analog dengan adsorpsi molekul pada antarmuka padat/gas. ´
Aplikasi Tegangan Permukaan dan Antarmuka dalam Bidang Farmasi
- formulasi sediaan serbuk yang hidrofob
- menentukan jenis surfaktan untuk membuat emulsi
- meningkatkan stabilitas suspensi dan emulsi
- mengatasi sediaan obat yang berbusa
- adsorbsi obat pada saluran pencernaan

note : biasa mereka yang bergerak di bidang formulasi obat dan farmakologi lebih konsen
memahami tegangan permukaan dan antarmuka

Tegangan Permukaan
terjadi karena adanya gaya kohesi (yaitu gaya tarik-menarik antar partikel sejenis.
Resultan gaya tidak sama dengan nol.

Ilustrasi

- cairan yang terletak di permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya dengan


menyusut sekuat
mungkin/ mengerutkan permukaan
- lapisan cairan seolah-olah tertutup selaput elatis tipis pada permukaannya

Tegangan Antarmuka
adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cairan yang tidak
dapat tercampur.
permukaan : gas/padat, gas/cair
setiap permukaan : antar muka
- emulsi : cair-cair
- suspensi : cair-padat
Rumus Tegangan Permukaan

Metode Menentukan Tegangan Permukaan pada Cairan


- Metode Kapiler
- Metode Cincin Du Nuouy

1. Metode Kapiler

h : elevation of the liquid (m)


y : surface tension (N/m)
p : density of liquid

2. Metode Cincin Du Nuouy


Prinsip : gaya yang diperlukan untuk mengangkat cincin sampai ke permukaan cairan
dijadikan dasar
penentuan tegangan permukaan.

cincin de nuouy tebuat dari platina

Efek Suhu
surface tension always decreases with temperature as thermal motions reduce the effect of
intermolecular attractions.
Itulah alasan mengapa mencuci pakaian kotor dengan air panas lebih mudah dari pada
mencuci
air dengan air dingin, tegangan permukaan kecil, sehingga mudah dibasahi (air lebih
banyak
kontak dengan kotoran)
Efek Surfaktan
semakin tinggi konsentrasi surfaktan, tegangan permukaan semakin kecil.

Antarmuka Padatan-Cairan
- Wettability
adhesi >> kohesi = mudah terbasahi
adhesi << kohesi = sukar terbasahi

Zat pembasah digunakan dalam pembuatan suspensi, berguna untuk menurunkan tegangan
permukaan
cairan. contoh : tween dan span. Untuk zat padat dipakai humektan berguna untuk mengusir
udara di
permukaan. contoh : gliserin, propilenglikol

Antarmuka Cairan-Cairan
Hidrofob - Hidrofil

Surfaktan

apabila surfaktan dimasukan ke dalam fase minyak-air maka gugus polar akan terarah ke
fase air, dan fase
nonpolar ke arah minyak sehingga terbentuk misel seperti gambar berikut :

HLB ( Hidrophyl-Lipophyl-Balance)
adalah ukuran surfaktan yang menunjukan keseimbangan bagian hidrofil dan lipofil.
Harga HLB makin besar berarti surfaktan makin bersifat hidrofil.

Anda mungkin juga menyukai