Anda di halaman 1dari 3

Gambar 2. Alat reproduksi sapi jantan dengan bagian-bagian yang penting.

(Djanuar, 1985)

Memproduksi spermatozoa yang subur dan menempatkannya didalam alat kelamin betina yang tepat,
merupakan tugas utama pejantan didalam fungsi alamiah. Inseminasi buatan hanya memodifikasikan
cara dan tempat deposisi spermatozoa. Testes merupakan sebagai alat reproduksi primer pada hewan
jantan dan pada hewan menyusui lokasi testes yang wajar terdapat didalam kantung di luar tubuh yang
disebut scrotum. Saluran-saluran alat kelamin merupakan alat reproduksi sekunder, yang berasal danri
testes menuju ke vas efferent, epididimys, vas deiferent dan penis dengan saluran urethra yang
mempakan alat saluran bersama tempat dialirkanuya keluar air kencing, plasma air mani beserta
spermatozoa.

Kelenjar pelengkap alat kelamin terdiri dari kelenjar prostate dan kelenjar vesicula seminalis dau dua
kelenjar bulbo urethralis atau kelenjar cowper. Alat kelamin primer, sekunder dan kelenjar pelengkap
keseluruhannya disebut dengan istilah saluran reproduksi jantan atau alat kelamin jantan. Alat kelamin
ini secara anatomis bersekutu dengan saluran air kencing yang terdiri dari ginjal dan kantung air kencing.
Saluran-salurannya dengan keseluruhannya alat-alat lainnya yang tergabung menjadi satu dengan nama
saluran urogenitalis hewan jantan (Djanuar, 1985).

Pada hewan jantan dewasa testes mempunyai dua fungsi. Pertama sebagai penghasil spermatozoa.
Kedua memproduksi hormon. Substansi ini diproduksi oleh testes dibawah pengaruh hormon
gonadotropin dari hjpofisa lobus anterior. Hermon jantan (Testosteron) dibawa oleh aliran darah
kebagian-bagian tubuh dan menyebabkan penampakan sifat jantan. Hermon tersebut mempengaruhi
proses spermatogenesis, tanduk yang kuat, jambul dan suara yang dalam, berkelakuan sering berkelahi
dan libido yang khas bagi pejantan. Pembuangan testes menyebabkan hewan jantan menjadi steril dan
perkembangan sifat jantan terbenti, kelenjar pelengkap mengecil sampai tingkat tidak bermngsi dan
hilangnya libido.

Spermatozoa diproduksi pertama kali pada waktu pubertas. Produksi ini terjadi didalam pembuluh-
pembuluh testes. Sesudah melewati tubuli testes spermatozoa yang terbentuk akan melewati rete
testes, ductus efferent, vas defferent, dan urethra. Sekresi kelenjar-kelenjar pelengkap, yaitu prostate
vesicular seminalis dan bulbo urethralis membentuk sebagian besar plasma air mani( Djanuar, 1985).

Pada waktu akan terjadi kopulasi, spermatozoa dalam konsentrasi tinggi akan terdorong dari ampula
menuju pangkal urethra yang meluas, bersamaan dengan itu kelenjar asesoris mengeluarkan sekret dan
bercampur dengan spermatozoa di pangkal urethra. Campuran ini disebut semen. Pada saat itu, muara
kandung mine Colliculus nosus) telah lama tenutup sebelum spermatozoa dan secret kelenjar asesmis
memasuki pangkal urethra, akibat pengisian pembuluh darah ditepi muara kandung urine. Pada sapi, bila
ujung penis telah menyentuh mukosa vagina, maka dengan cepat penis akan memanjang dan diseltai
kontraksi otot pinggang dan punggung. penis masuk ke dalam vagina sampai mulut servik bagian caudal.
Apabila penis sudah mencapai bagian ini, maka otot dinding di pangkal urethra akan berkontraksi secara
mendadak sehingga semen akan memancar masuk ke dalam lumen servik. Setelah terpancarnya semen,
sampai keluarya penis dari vagina diperkirakan kurang dari lima detik (Paxtodihardjo).

Mctode Penampungan Metode pengurutan

Penampungan semen dengan metode pengurutan atau masase mulai diperkenalkan oleh Case pada
tahun 1925, diikuti oleh Miller dan Evans pada tahun 1934. Teknik yang dilakukan adalah memasukkan
tangan 18-25 cm kc dalam rectum dan mengumt kelenjar-kelenjar vesiculan‘s dan ampulae dari depan ke
belakang. Pengumtan selama dua menit akan menghasilkan semen.

Indikasi pemakaian metode masase ini apabila sapi pejantan unggul tetapi impoten, tidak mau atau tidak
sanggup berkopulasi secara alam atau tidak dapat melayaui vagina buatan. Akan tetapi semen yang
diperoleh dengan metode ini mempunyai kualitas rendah karena cenderung untuk berkontaminasi
dengan un'n dan jasad-jasad renik pada preputium, mempunyai sekresi kelenjar-kelenjar vesicularis
dalam perbandingan yang lebih tinggi, atau memiliki ketidakseimbangan komponen

komponennya dengan semen yang di ejakulasikan.

Metode Elektroe'akulasi

Percobaan peltama untuk menimbulkan ejakulasi melalui rangsangan listn'k pada temak dilakukan oleh
Gunn dan’ Australia pada domba pada tahun 1936. Tekm'k ini kemudian di modifikasi dan di terapkan
pada sapi secara berhasil oleh banyak peneliti. Dziuk (1945) menggunakan suatu batang karet yang
dimasukkan ke dalam rectum. Batang karet tersebut bemkuran panjang 60 cm dan berdiameter kurang
lebih 4,5 cm antara satu dengan yang lainnya. Sesudah diben' pelicin, batang karet tersebut dimasukkau
30-40 cm ke dalam rectum dan dipegang pada pangkalnya diluar anus dan ditekankan pada dasamya.

Rambut-rambut preputium sebaiknya di gunting dan daerah sekitamya di cuci. Memancing atau
merangsang pajautan atau pemen'ksaau rectal terhadap kelenjar

kelenjar pelengkap sebelum elektroejakulasi sangat membantu penampungan suatu

Anda mungkin juga menyukai