Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Ervin, 2002 (dalam Riasmini, 2017: 5) Komunitas adalah


komponen penting dari pengalaman manusia sebagai bagian dari pengalaman
yang saling terkait dengan keluarga, rumah, serta berbagai ragam budaya dan
agama.

Menurut R.A. Kosnan “Anak-anak yaitu manusia muda dalam umur


muda dalam jiwa dan perjalanan hidupnya karena mudah terpengaruh untuk
keadaan sekitarnya”.2 Oleh karna itu anak-anak perlu diperhatikan secara
sungguhsungguh. Akan tetapi, sebagai makhluk social yang paling rentan dan
lemah, ironisnya anak-anak justru sering kalidi tempatkan dalam posisi yang
paling di rugikan, tidakmemiliki hak untuk bersuara, dan bahkan mereka
sering menjadi korban tindak kekerasa dan pelanggaran terhadap hak-haknya.

Keperawatan komunitas di bagi berdasarkan kelompok usia


diantaranya adalah kelompok usia anak sekolah. Menurut Wong (2008), anak
sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya sekolah menjadi
pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung
jawab atas perilakunya sendiri dalam hubungan dengan orang tua mereka,
teman sebaya, dan orang lainnya.

Berdasarkan Profil Anak Indonesia 2018 menyajikan keadaan anak


Indonesia berusia 0-17 tahun. Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan
bahwa 30,5 persen atau 79,6 juta jiwa penduduk Indonesia pada tahun 2017
adalah anak-anak berusia 0-17 tahun. Ini artinya hampir satu diantara tiga
penduduk Indonesia adalah anak-anak. Diprediksikan proporsi anak di
Indonesia pada beberapa kurun waktu ke depan juga tidak akan mengalami
perubahan signifikan. (Profil Kesehatan Indonesia, 2018)
Sulitnya memenuhi target penjaringan SD/MI dapat disebabkan oleh
beberapa masalah. Masalah utama yang sering ditemukan di daerah yaitu
kurangnya tenaga di puskesmas sedangkan jumlah SD/MI cukup banyak,
sehingga untuk melaksanakan penjaringan kesehatan membutuhkan waktu
lebih lama. Selain itu juga manajemen pelaporan belum terintegrasi dengan
baik. Walaupun kegiatan penjaringan kesehatan telah dilaksanakan di
puskesmas namun di beberapa provinsi, pengelola program UKS di
kabupaten/kota berada pada struktur organisasi yang berbeda sehingga
menjadi penyebab koordinasi pencatatan dan pelaporan tidak berjalan dengan
baik. (Profil Kesehatan Indonesia, 2014)

Anak usia sekolah merupakan sasaran yang strategis untuk


pelaksanaan program kesehatan, karena selain jumlahnya yang besar, mereka
juga merupakan sasaran yang mudah dijangkau karena terorganisir dengan
baik. Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini diutamakan untuk siswa
SD/sederajat kelas satu. Pemeriksaan kesehatan dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan bersama tenaga lainnya yang terlatih (guru UKS/UKSG dan dokter
kecil). Tenaga kesehatan yang dimaksud yaitu tenaga medis, tenaga
keperawatan atau petugas puskesmas lainnya yang telah dilatih sebagai
tenaga pelaksana UKS/UKGS. Guru UKS/UKGS adalah guru kelas atau guru
yang ditunjuk sebagai pembina UKS/UKGS di sekolah dan telah dilatih
tentang UKS/UKGS. Dokter kecil adalah kader kesehatan sekolah yang
biasanya berasal dari murid kelas 4 dan 5 SD dan setingkat yang telah
mendapatkan pelatihan dokter kecil. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)

Hal ini dimaksudkan agar pembelajaran tentang kebersihan dan


kesehatan gigi bisa dilaksanakan sedini mungkin. Kegiatan ini dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan siswa tentang pentingnya menjaga
kesehatan gigi dan mulut pada khususnya dan kesehatan tubuh serta
lingkungan pada umumnya. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)

Upaya kesehatan pada kelompok ini yang dilakukan melalui


penjaringan kesehatan terhadap murid SD/MI kelas satu juga menjadi salah
satu indikator yang dievaluasi keberhasilannya melalui Renstra Kementerian
Kesehatan. Kegiatan penjaringan kesehatan selain untuk mengetahui secara
dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah sehingga dapat dilakukan
tindakan secepatnya untuk mencegah keadaan yang lebih buruk, juga untuk
memperoleh data atau informasi dalam menilai perkembangan kesehatan
anak sekolah, maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun
perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS). (Profil Kesehatan Indonesia, 2015)

Masalah-masalah kesehatan pada anak usia sekolah yang muncul


biasanya berkaitan dengan kebersihan perorangan dan lingkungan. Sehingga
isu yang lebih menonjol adalah perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),
seperti cara menggosok gigi yang benar, cuci tangan pakai sabun, dan
kebersihan diri lainnya. Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, menunjukkan
bahwa kurang dari 10% orang-orang Indonesia yang menggosok gigi dengan
benar.

Menurut Depkes RI 2007, beberapa penyakit yang dapat ditularkan di


sekolah akibat perilaku tidak sehat anak sekolah maupun akibat lingkungan
yang tidak sehat adalah ISPA, diare dengan atau tanpa muntah, infeksi virus
lain (cacar/rubela), infeksi kulit (termasuk kutu rambut), infeksi telinga
(manifestasi infeksi virus/ISPA).

Berdasarkan masalah diatas, maka untuk dapat mencapai kondisi


kesehatan yang optimal, kesehatan masyarakat Indonesia haruslah dimulai
dari bawah, yaitu terciptanya keadaan dan kesadaran tiap individu atau
keluarga dalam masyarakat untuk mengupayakan hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan komunitas pada kelompok


wanita dewasa?
1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dibuatnya makalah ini adalah untuk
mengetahui bagaimana aplikasi asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok wanita dewasa.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas.
b. Untuk mengetahui pengkajian data kelompok wanita dewasa yang ada
di Dusun Cemenggaon, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar.
c. Untuk mengetahui analisa data pada kasus wanita dewasa yang
mengalami manajemen kesehatan tidak efektif di Dusun Cemenggaon,
Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
d. Untuk mengetahui strategi intervensi pada kasus asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok wanita dewasa.

BAB II
PENGKAJIAN

2.1 Data Inti Komunitas

1. Demografi
Jumlah wanita dewasa di Dusun Cemenggaon, Desa Celuk,
Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar sebanyak 200 orang, yang dikaji
adalah wanita dewasa Gg.Baruna yang berjumlah 15 orang.

2.2 Persiapan Dan Pelaksanaan

Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya


kelompok anak secara optimal, maka melalui Praktek Keperawatan
Komunitas Mahasiswa program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira
Medika Bali di Dusun Cemenggaon, Desa Celuk, ,Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar, akan menerapkan konsep-konsep keperawatan komunitas
yang di dalamnya dilakukan pendekatan keperawatan kelompok sebagai dasar
dalam pemberian pelayanan kesehatan utama pada masyarakat.

Kegiatan praktek keperawatan komunitas yang dilaksanakan di Dusun


Cemenggaon, Desa Celuk, ,Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar terdiri
dari beberapa tahap kegiatan meliputi pengkajian awal (pengumpulan dan
pengolahan data), penegakan diagnosis dan penentuan prioritas masalah, serta
pembuatan intervensi dalam bentuk Planning of Action. Kegiatan
keperawatan komunitas yang akan dilaporkan adalah tahap persiapan dan
pelaksanaan. Persiapan meliputi persiapan kemasyarakatan dan persiapan
teknis sedangkan tahap pelaksanaan terdiri dari pengkajian, penegakan
diagnosis, dan perencanaan.

1. Persiapan
a. Persiapan Kemasyarakatan
Pada tahap awal, kelompok mahasiswa melakukan pertemuan
dengan Dosen STIKes Wira Medika Bali, Kelian Banjar, Ketua PKK
Dusun Cemenggaon, Desa Celuk, ,Kecamatan Sukawati, dan Kepala
Puskesmas I Sukawati, serta identifikasi tokoh masyarakat yang
dilaksanakan pada tanggal 20 November 2019. Setelah
mengidentifikasi tokoh masyarakat, kelompok mahasiswa melakukan
pendekatan dan membina hubungan saling percaya dengan
memperkenalkan diri dan menjelaskan tentang tujuan Praktek
Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Mahasiswa program
Studi Ilmu Keperawatan STIKes Wira Medika Bali di Dusun
Cemenggaon, Desa Celuk, ,Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
Selanjutnya pada tanggal 20 November 2019, mahasiswa melakukan
pertemuan dan diskusi bersama Kelian Banjar dan Ketua PKK Dusun
Cemenggaon, Desa Celuk, ,Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar
untuk melakukan identifikasi wanita dewasa yang akan dijadikan
sampel.
b. Persiapan Teknis
Persiapan teknis yang dilakukan kelompok mahasiswa meliputi
mengorganisir anggota kelompok dalam melakukan pendataan dan
pembagian tugas, mempersiapkan format pengkajian, serta
mengidentifikasi wilayah Gg. Baruna Dusun Cemenggaon, Desa
Celuk, ,Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.
2. Pelaksanaan
Tahap perlaksanaan terdiri atas pengkajian, perencanaan, implementasi,
dan evaluasi.
a. Pengkajian
Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data yang dilakukan meliputi :
a) Melakukan pengumpulan data dengan cara mengunjungi masing-
masing rumah penduduk, wawancara langsung kepada lansia yang
ebrsangkutan serta observasi kondisi rumah dan lingkungan
sekitarnya. Kegiatan pengumpulan data ini dilakukan pada tanggal
23 November 2019 (pagi dan sore).
b) Melakukan tabulasi data dari hasil pengumpulan data yang telah
dilakukan, yaitu tanggal 23 November 2019.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengkajian Keperawatan Kelompok Wanita Dewasa

Nama Perawat Yang Perawat Stikes Wira Medika Tanggal Pengkajian 20 November 2019
Mengkaji
Nama Kelompok Aggregate Wanita Dewasa Alamat Gg. Baruna, Dusun Cemenggaon,
Desa Celuk, Kecamatan Sukawati,
( 35-50 tahun)
Kabupaten Gianyar.

1. Data Dasar Anggota Kelompok

No Nama Jenis Kelamin Tgl Lahir Pendidikan Pekerjaan Agama Suku


1 Wanita N Perempuan 5 April 1972 SMA Ibu Rumah Tangga Hindu Bali
2 Wanita A Perempuan 12 Mei 1969 SD Swasta Hindu Bali
3 Wanita P Perempuan 12 Januari 1984 SMP Swasta Hindu Bali
4 Wanita M Perempuan 15 Desember SMA Ibu Rumah Tangga Hindu Bali
1972
5 Wanita K Perempuan 20 Mei 1970 SMP Pedagang Hindu Bali
6 Wanita S Perempuan 19 April 1983 SMA Swasta Hindu Bali
7 Wanita C Perempuan 25 Februari 1978 SMA Pedagang Hindu Bali
8 Wanita B Perempuan 23 Maret 1974 SMP Pedagang Hindu Bali
9 Wanita J Perempuan 30 Januari 1969 SD Ibu Rumah Tangga Hindu Bali
10 Wanita K Perempuan 05 Juli 1983 SMA Pedagang Hindu Bali
11 Wanita Y Perempuan 09 September SMA Swasta Hindu Bali
1981
12 Wanita R Perempuan 11 November SMP Ibu Rumah Tangga Hindu Bali
1980
13 Wanita D Perempuan 15 Oktober 1982 SD Swasta Hindu Bali
14 Wanita O Perempuan 17 Juni 1984 SMA Pedagang Hindu Bali
15 Wanita E Perempuan 27 Juli 1983 SMP Pedagang Hindu Bali

2. Status Kesehatan Anggota Kelompok


No Keadaan TTV Status Gizi Riwayat Alat Pola Ket Analisis Masalah Kesehatan
bantu/
Umum Penyakit Lain
T N R S TB BB Konjungtiva Olga Tidur
Protesa
1 Baik 120 80x/ 16x 36 160 60 Ananemis Flu Tidak Senam Baik
o
/80 meni /me C cm kg ada
mm t nit
Hg
2 Baik 110/ 78x/ 20 36, 150 55 Ananemis Demam Tidak Senam Baik
70 meni x/m 6 oC cm kg ada
t enit
mm
Hg
3 Baik 120 80 18 36, 154 56 Ananemis Diare Tidak Senam Baik
/80 x/me x/m 4oC cm kg ada
nit enit
mm
Hg
4 Baik 110/ 72x/ 20x 36, 160 59 Ananemis Batuk Tidak Senam Baik
80 meni /me 7 oC cm kg ada
mm t nit
Hg 8
5 Baik 100 80x/ 18 36, 147 50 Ananemis Demam Tidak Senam Baik
/70 meni x/m 5 oC cm kg ada
mm t enit
Hg
6 Baik 110/ 80x/ 20 36, 158 60 Ananemis Flu Tidak Senam Baik
70 meni x/m 6oC cm kg ada
mm t enit
Hg 0
7 Baik 120 80 18 36, 150 52 Ananemis Diare Tidak Senam Baik
/80 x/me x/m 5 oC cm kg ada
mm nit enit
Hg

8 Baik 110/ 78x/ 20 36o 154 49 Ananemis Demam Tidak Senam Baik
70 meni x/m C cm kg ada
mm t enit
Hg
9 Baik 110/ 80 20 37 160 59 Ananemis Batuk Tidak Senam Baik
o
80 x/me x/m C cm kg ada
mm nit enit
Hg
10 Baik 110/ 80 20 36 150 50 Ananemis Demam Tidak Senam Baik
o
80 x/me x/m C cm kg ada
mm nit enit
Hg
11 Baik 110/ 84x/ 18 36, 160 58 Ananemis Demam Tidak Senam Baik
80 meni x/m 3 oC cm kg ada
mm t enit
Hg
12 Baik 100 78x/ 20 36, 158 48 Ananemis Batuk Tidak Senam Baik
/70 meni x/m 5 oC cm kg ada lansia
mm t enit
Hg
13 Baik 120 80x/ 20x 36, 150 52 Ananemis Flu Tidak Senam Baik
/70 meni /me
mm t nit 5 oC cm kg ada
Hg
14 Baik 110/ 78 15 36, 158 55 Ananemis Masalah Kaca Senam Baik
70 x/me x/m 5 oC cm kg kesehata mata
mm nit enit n mata
Hg
15 Baik 120 80 14 36o 160 50 Ananemis Sakit Tidak Senam Baik
/80 x/me x/m C cm kg kepala ada
mm nit enit
Hg

3. Upaya Peningkatan Kesehatan Anggota Kelompok

No Uraian pengkajian Penilaian Gambaran kondisi No Uraian pengkajian Penilaian Gambaran kondisi
Ada Tidak Ada Tidak
A Fasilitas pelayanan E Setatus Ekonomi
kesehatan yang
tersedia untuk
kelompok
1. Puskesmas dan   Sebanyak 60 % (15 orang) 1. Tabungan   Sebanyak 47% (7
Jaringannya memanfaatkan pelayanan orang) memiliki
kesehatan ke puskesmas tabungan dan 53% ( 8
dan jaringannya. orang) tidak memiliki
tabungan.
2. Klinik   Sebanyak 15% (4 orang) 2. Lainnya  Tidak dilakukan
memanfaatkan pelayanan pengkajian
kesehatan ke klinik.

3. Rumah sakit  Sebanyak 10 % (3 orang)


memanfaatkan pelayanan

kesehatan ke rumah sakit.

4. Lainnya  Tidak dilakukan


pengkajian
B Pelayanan F Status social
kesehatan yang budaya
dimanfaatkan oleh
kelompok
1. Pelayanan   Di Gg. Baruna Dusun 1. Kegiatan   Sebagian besar
kesehatan Cemenggaon tempat Keagamaan wanita dewasa
pelayanan kesehatan mengikuti kegiatan
mudah dijangkau dengan keagamaan seperti
jarak kurang lebih 2 km sembahyang setiap
dari wilayah Gg. Baruna hari di rumah dan di
Dusun Cemenggaon. tempat suci (Pura)
 Transportasi yang
pada hari raya
digunakan untuk tertentu.
mencapai tempat
pelayanan kesehatan
menggunakan sepeda
motor 100%.
2. Lainnya  Tidak dilakukan 2. Kepercayaan  Tidak dilakukan
pengkajian yang pengkajian
bertentangan
dengan
penanggulangan
masalah
kesehatan.
3. Kegiatan sosial   Sebagian besar
(gotong royong, wanita dewasa
dll) mengikuti kegiatan
sosial berupa gotong
royong yang
diadakan.
4. Lainnya  Kegiatan yang
dilakukan wanita
dewasa di saat ada
waktu senggang
antara lain arisan,
berkumpul dengan
tetangga,dll.
C Fasilitas G Komunikasi
pendidikan
1. Fasilitas   Terdapat fasilitas 1. Alat komunikasi   47 % (7 orang )
pendidikan yang pendidikan seperti yang digunakan berkomunikasi
tersedia untuk penyuluhan yang tersedia kelompok sehari- menggunakan
kelompok untuk wanita dewasa Gg. hari handphone untuk
a. Penyuluhan Baruna, Dusun a. Telepon memproleh informasi
Cemenggaon. b. Handphone kesehatan dan 53%
( 8 orang) tidak biasa
menggunakan
handphone.
2. Fasilitas   Di Gg. Baruna, Dusun 2. Efektifitas proses   Berkomunikasi tidak
pendidikan yang Cemenggaon masih komunikasi efektif karna

dimanfaatkan terdapat media informasi antara anggota sebanyak 58% ( 8
untuk kelompok kesehatan yang dapat dalam kelompok orang) tidak memiliki
untuk kegiatan digunakan oleh wanita handphone
penyuluhan dewasa untuk
kesehatan, mendapatkan informasi
pembelajaran di kesehatan.
kelompok, dll  Media yang digunakan
antara lain leaflet 50 % (
7 wanita dewasa),
sosialisasi 30% ( 5 wanita
dewasa), internet 20% ( 3
wanita dewasa)
D Lingkungan sekitar H Fasilitas rekreasi
tempat tinggal yang tersedia untuk
anggota kelompok kelompok

1. Sumber air bersih   Sebanyak 100% (15 1. Taman   Di Gg. Baruna Dusun
orang) menggunakan air Cemenggaon tidak
bersih untuk keperluan tersedia sarana
sehari-hari seperti mandi, rekreasi seperti
mencuci, dan memasak taman.
yang bersumber dari
PDAM.
 Sumber air minum wanita
dewasa yaitu
menggunakan PDAM
sebanyak 30 % (5 wanita
dewasa), menggunakan
air mineral sebanyak 70%
(10 wanita dewasa)
2. Dapur umum  Tidak dilakukan 2. Pantai   Di Gg. Baruna,
pengkajian. Dusun Cemenggaon
tidak tersedia sarana
rekreasi seperti
pantai.
3. Tempat   Dari 15 wanita dewasa 3. Sarana olahraga   Di Gg. Baruna,
pembuangan hanya 40 % ( 7 orang) Dusun Cemenggaon
sampah yang membuang sampah tersedia sarana
pada tempatnya. 60 % (8 olahraga seperti
orang ) membuang lapangan olahraga
sampah sembarangan
4. Sarana MCK   Sebanyak 100% (15 4. Lainnya
(berapa wanita dewasa)
jumlahnya) masyarakat menggunakan
WC/jamban keluarga
untuk sarana BAB sehari-
hari.
5. Saluran  Tidak dilakukan pengkajian
pembuangan
limbah

I Kebiasaan / prilaku
dalam kelompok
1. Pemeliharaan   Sebanyak 7 wanita
kebersihan diri dewasa (40%) bisa
menerapkan cuci
tangan menggunakan
sabun, Sebanyak 8
wanita dewasa (60%)
tidak menerapkan
cuci tangan dengan
sabun.
3.2 Gambaran Kasus Kesehatan di Gg. Baruna, Dusun Cemenggaon, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati

Tabulasi Data Kuisione

Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang ) mengatakan sudah mencuci tangan tangan dengan air bersih yang
mengalir dan menggunakan sabun dan sebanyak 53% (8 orang ) tidak mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan
sesudah makan.
Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang ) mengatakan membersihkan jamban 1 minggu sekali, sebanyak
53% (8 orang) mengatakan jarang membersihkan jamban.
Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang) mengatakan sudah membuang sampah pada tempatnya dan
sebanyak 53% (8 orang) mengatakan masih membuang sampah sembarangan.

Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang) mengatakan sudah mencuci prabotan rumah tangga dengan
menggunakan air berasih ( sumur) dan sebanyak 53% (8 orang) mengatakan masih mencuci prabotan rumah tangga di sungai.
Berdasarkan hasil observasi dari 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang) jamban yang digunakan terlihat bersih dan
sebanyak 53% (8 orang ) jamban yang digunakan masih terlihat kotor.

Berdasarkan hasil observasi dari 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang) di lingkungan rumah warga terdapat tempat
sampah dan sebanyak 53% (8 orang) di lingkungan rumah warga masih terlihat sampah berserakan dan tidak terdapat tempat sampah.
3.3 Data Fokus

Data Fokus
Data Subjektif:
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang )
mengatakan sudah mencuci tangan tangan dengan air bersih yang
mengalir dan menggunakan sabun dan sebanyak 53% (8 orang ) tidak
mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum dan sesudah
makan.
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang )
mengatakan membersihkan jamban 1 minggu sekali, sebanyak 53% (8
orang) mengatakan jarang membersihkan jamban.
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang)
mengatakan sudah membuang sampah pada tempatnya dan sebanyak 53%
(8 orang) mengatakan masih membuang sampah sembarangan.
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang)
mengatakan sudah mencuci prabotan rumah tangga dengan menggunakan
air berasih ( sumur) dan sebanyak 53% (8 orang) mengatakan masih
mencuci prabotan rumah tangga di sungai.
Data Objektif:
 Berdasarkan hasil observasi dari 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak
47% (7 orang) jamban yang digunakan terlihat bersih dan sebanyak 53%
(8 orang ) jamban yang digunakan masih terlihat kotor.
 Berdasarkan hasil observasi dari 15 wanita dewasa yang dikaji sebanyak
47% (7 orang) di lingkungan rumah warga terdapat tempat sampah dan
sebanyak 53% (8 orang) di lingkungan rumah warga masih terlihat
sampah berserakan dan tidak terdapat tempat sampah.

3.4 Analisa Data

Tanggal Pengkajian : 20 November 2019


Tempat Pengkajian : Gg Baruna, Dusun Cemenggaon, Desa Celuk,
Kecamatan Sukawati
Diagnosis
No. Tanda dan Gejala
Keperawatan
1. Data Subjektif : Manajemen Kesehatan
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji Tidak Efektif
sebanyak 47% (7 orang ) mengatakan sudah
mencuci tangan tangan dengan air bersih
yang mengalir dan menggunakan sabun dan
sebanyak 53% (8 orang ) tidak mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun
sebelum dan sesudah makan.
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji
sebanyak 47% (7 orang ) mengatakan
membersihkan jamban 1 minggu sekali,
sebanyak 53% (8 orang) mengatakan jarang
membersihkan jamban.
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji
sebanyak 47% (7 orang) mengatakan sudah
membuang sampah pada tempatnya dan
sebanyak 53% (8 orang) mengatakan masih
membuang sampah sembarangan.
 Berdasarkan 15 wanita dewasa yang dikaji
sebanyak 47% (7 orang) mengatakan sudah
mencuci prabotan rumah tangga dengan
menggunakan air berasih ( sumur) dan
sebanyak 53% (8 orang) mengatakan masih
mencuci prabotan rumah tangga di sungai.
Data Objektif :
 Berdasarkan hasil observasi dari 15 wanita
dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang)
jamban yang digunakan terlihat bersih dan
sebanyak 53% (8 orang ) jamban yang
digunakan masih terlihat kotor.
 Berdasarkan hasil observasi dari 15 wanita
dewasa yang dikaji sebanyak 47% (7 orang)
di lingkungan rumah warga terdapat tempat
sampah dan sebanyak 53% (8 orang) di
lingkungan rumah warga masih terlihat
sampah berserakan dan tidak terdapat tempat
sampah.

3.5 Diagnosa Keperawatan

1. Scoring Diagnosa Keperawatan


Diagnosis 1. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Kriteria Bobot Skor Pembenaran
Sifat masalah : 1 Aktual =3 Masalah ini resiko karena
resiko Risiko =2
manajemen kesehatan di Dusun
Potensial =1
2/3x1= 2/3 Cemenggaon sebagian ada yang
kurang baik sehingga beresiko
menimbulkan masalah di Dusun
Cemenggaon.
Kemungkinan 2 Mudah =2 Kemungkinan masalah untuk
Sebagian =1
masalah untuk dicegah adalah sebagian karena
Tidak dapat = 0
diubah : sebagian ½x2=1 ada beberapa wanita dewasa
yang belum mampu mengakses
informasi kesehatan akibat
keterbatasan media sehingga
pengetahuan tentang kesehatan
kurang, ada beberapa wanita
dewasa yang pendapatan
keluarganya dalam sebulan
kurang dari rata-rata, dan ada
beberapa keluarga wanita
dewasa yang masih sulit untuk
menjangkau fasilitas kesehatan.
Potensi masalah 1 Tinggi =3 Potensi masalah untuk dicegah
Cukup =2
untuk dicegah : adalah rendah karena sebagian
Rendah =1
cukup 1/3 x 1= 1/3 wanita dewasa hanya kurang
mengetahui atau kurang mampu
mengakses informasi kesehatan
akibat keterbbatasan media
sehingga sebagian tidak
mengetahui cara memanajemen
kesehatannya dengan baik.
Menonjolnya 1 Segera diatasi = 2 Masalah ini harus segera diatasi
Tidak segera diatasi = 1
masalah : segera untuk mencegah agar tidak
Tidak dirasakan adanya
diatasi terjadinya masalah kesehatan
masalah = 0
2/2 x 1 = 1 wanita dewasa
Total 2 2/3

3.6 Intervensi Keperawatan

Data Diagnosa NOC NIC


Keperawatan Hasil Intervensi
Data Subjektif : Prevensi Primer : Prevensi Primer :

 Berdasarkan 15 Pengetahuan : Gaya Pendidikan


wanita dewasa Hidup Sehat Kesehatan :
yang dikaji
Setelah dilakukan 1. Identifikasi faktor
sebanyak 47% (7
kegiatan selama 1 hari di internal atau
orang )
Gg. Baruna, Dusun eksternal yang dapat
mengatakan sudah
cemenggaon diharapkan : meningkatkan atau
mencuci tangan 1. Dapat mengetahui mengurangi motivasi
tangan dengan air faktor lingkungan untuk berperilaku
bersih yang yang mempengaruhi sehat.
mengalir dan perilaku kesehatan.
2. Bantu individu untuk
menggunakan
2. Mengetahui strategi memperjelas
sabun dan
mencegah infeksi. keyakinan dan nilai-
sebanyak 53% (8
nilai kesehatan.
orang ) tidak 3. Dapat memanfaatkan

mencuci tangan dukungan sosial. 3. Libatkan individu

dengan air dalam perencanaan

mengalir dan Prevensi Sekunder : dan rencana


Kontrol Resiko implementasi gaya
sabun sebelum 1. Dapat mencari
dan sesudah hidup atau
informasi tentang
makan. modifikasi perilaku
resiko kesehatan.
 Berdasarkan 15 2. Dapat kesehatan.
wanita dewasa mengidentifikasi
yang dikaji faktor resiko. Prevensi Sekunder :
sebanyak 47% (7 3. Dapat memonitor Manajemen Perilaku
1. Berikan klien
orang ) faktor resiko di
tanggung jawab
mengatakan lingkungan.
terhadap perilakunya
membersihkan Prevensi Tersier :
sendiri.
jamban 1 minggu 2. Jangan memojokan
1.
sekali, sebanyak klien.
53% (8 orang) 3. Gunakan suara

mengatakan bicara yang lembut

jarang dan rendah.

membersihkan Prevensi Tersier :


jamban. Pengembangan
 Berdasarkan 15 Program
wanita dewasa 1. Bantu kelompok atau

yang dikaji masyarakat dalam

sebanyak 47% (7 mengidentifikasi

orang) kebutuhan atau


mengatakan sudah masalah kesehatan
membuang yang signifikan.
2. Prioritaskan
sampah pada
kebutuhan kesehatan
tempatnya dan
terhadap masalah
sebanyak 53% (8
yang telah
orang)
diidentifikasi.
mengatakan masih
3. Edukasi anggota
membuang
kelompok
sampah
perencanaan
sembarangan.
mengenai proses
 Berdasarkan 15
perencanaan, yang
wanita dewasa
sesuai.
yang dikaji
sebanyak 47% (7
orang)
mengatakan sudah
mencuci prabotan
rumah tangga
dengan
menggunakan air
berasih ( sumur)
dan sebanyak 53%
(8 orang)
mengatakan masih
mencuci prabotan
rumah tangga di
sungai.

Data Objektif :

 Berdasarkan hasil
observasi dari 15
wanita dewasa
yang dikaji
sebanyak 47% (7
orang) jamban
yang digunakan
terlihat bersih dan
sebanyak 53% (8
orang ) jamban
yang digunakan
masih terlihat
kotor.
 Berdasarkan hasil
observasi dari 15
wanita dewasa
yang dikaji
sebanyak 47% (7
orang) di
lingkungan rumah
warga terdapat
tempat sampah
dan sebanyak 53%
(8 orang) di
lingkungan rumah
warga masih
terlihat sampah
berserakan dan
tidak terdapat
tempat sampah.
Planning of Action (POA)

No Diagnosa Tujuan Intervensi Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
Keperawat Dana Jawab
(NIC)
an
1 Perilaku TUM : 1. Penyuluhan Promosi Wanita 20 Gg Mahasis Leaflet
kesehatan pengelolaan kesehatan dewasa november Baruna wa dan
Setelah dilakukan dan
cenderung sampah di Gg 2019 Dusun kampus
tindakan 2. Demonstras modifikasi
beresiko Baruna Cemeng (kerja PPT
keperawatan i cara perilaku Pukul:
Dusun gaon, sama)
selama 1 hari di mengosok 08.00-
Cemeng Desa
Gg Baruna Dusun gigi selesai
gaon Celuk,
Cemenggaon 3. Penyuluhan
Kecama
diharapkan dapat peningkatan
tan
mengurangi status gizi
Sukawa
perilaku beresiko
ti
yang dapat
mengurangi status
kesehatan

TUK:

1.Dapat
meningkatkan
pengetahuan
wanita dewasa
mengenai
pemeliharaan
kesehatan tentang
kesehatan
lingkungan dan
penyakit-penyakit
yang akan
berpotensi timbul.

2.Dapat
meningkatkan
kesadaran dan
memotivasi
wanita dewasa
untuk berperilaku
hidup sehat.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

Asuhan keperawatan agregat kesehatan wanita dewasa yang dilakukan


pada wanita dewasa. Pendataan dilakukan di Gg Baruna, Dusun
Cemenggaon, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati selama 1 hari pada tanggal
20 November 2019 Masalah yang paling banyak terjadi pada wanita dewasa
di Gg Baruna, Dusun Cemenggaon, Desa Celuk, Kecamatan Sukawati, yang
berjumlah 15 orang mengalami Manajemen Kesehatan Tidak Efektif.

Diharapkan kelian dinas dan ketua PKK dapat mengetahui masalah


yang muncul dan program seperti apa yang mereka perlukan.

Anda mungkin juga menyukai