Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH FARMAKOGNOSI

“ALKALOID”

Oleh :

Galih Dimas Saputra


(1848201027)

Dosen Pengampu :

Medi Andriani , M.pharm.sci

STIKES HARAPAN IBU JAMBI

PRODI FARMASI

2019/2020
I. Alkaloid
Alkaloid merupakan senyawa metabolit sekunder terbanyak yang
memiliki atom nitrogen, yang ditemukan dalam jaringan tumbuhan dan hewan.
Sebagian besar senyawa alkaloid bersumber dari tumbuh-tumbuhan, terutama
angiosperm. Lebih dari 20% spesies angiosperm mengandung alkaloid.
Alkaloid dapat ditemukan pada berbagai bagian tanaman, seperti
bunga, biji, daun, ranting, akar dan kulit batang. Alkaloida umunya ditemukan
dalam kadar yang kecil dan harus dipisahkan dari campuran senyawa yang
rumit yang berasal dari jaringan tumbuhan.
Pada kehidupan sehari-hari alkaloid selama bertahun-tahun telah
menarik perhatian terutama karena pengaruh fisiologisnya terhadap bidang
farmasi tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama. Hal ini disebabkan
karena alkaloid bersifat basa, sehingga dapat mengganti basa mineral dalam
mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan. Sebagian besar
senyawa alkaloid bersumber pada tumbuh-tumbuhan. Alkaloid dapat ditemui
pada berbagai bagian tanaman seperti akar, batang, daun, dan biji.
Alkaloid pada tanaman berfungsi sebagai racun yang dapat
melindunginya dari serangga dan herbivora, faktor pengatur pertumbuhan, dan
senyawa simpanan yang mampu menyuplai nitrogen dan unsur-unsur lain yang
diperlukan tanaman.

II. Klasifikasi Alkaloid


Umumnya alkaloid diklasifikasikan berdasarkan kesamaan sumber asal
molekulnya (precursors), dengan dasar metabolisme pathway (metabolic
pathway) yang digunakan untuk membentuk molekul tersebut. Jika biosintesis
sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan berdasarkan nama
senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mempunyai nitrogen (karena
struktur molekul terdapat dalam produk akhir contohnya: alkaloid opium
kadang disebut "phenanthrenes"), atau berdasarkan nama tumbuhan atau
binatang dimana senyawa tersebut diisolasi. Setelah alkaloid tersebut dikaji,
penggolongan sebuah alkaloid diubah berdasarkan hasil pengkajian tersebut,
umumnya mengambil nama amine penting secara biologi yang mencolok pada
proses sintesisnya.
Klasifikasi alkaloid menurut Hegnauer :
 Alkaloida sesungguhnya, dimana merupakan racun, senyawa tersebut
menunjukkan aktivitas fisiologis yang luas, hampir tanpa kecuali
mempunyai sifat basa. Biasanya mengandung nitrogen dalam cicin
heterosiklik, diturunkan dari asam amino, biasanya ada padsa tanaman
sebagai garam asam organik. Beberapa pengecualian terhadap aturan
tersebut yakni kolkhisin dan asam aristolkhoat yang bukan bersifat basa dan
tidak mempunyai cicin heterosiklik dan alkaloida quartener yang bersifat
agak asam dibanding bersifat basa.
 Protoalkaloida, adalah amin yang relatif sederhana dimana nitrogen asam
amino tidak terdapat dalam cicin heterosiklik. Protoalkaloida diperoleh
berdasarkan biosintesa dari asam amino yang bersifat basa. Pengertian amin
biologis sering digunakan untuk kelompok ini.
 Pseudoalkaloida, tidak diturunkan dari prekursor asam amino. Senyawa
tersebut umumnya bersifat basa. Terdapat dua seri alkaloida yang penting
pada kelompok ini yaitu alkaloida steroidal dan purin.

III. Cara memperoleh Alkaloid dari Bahan Alami


a) Alkaloid umumnya diperoleh dengan mengekstrak bahan tumbuhan
menggunakan air yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam,
atau bahan tumbuhan dapat dibasakan dengan natrium karbonat dan
sebagainya dan basa bebas diekstraksi menggunakan pelarut organik
seperti eter, kloroform dan lain sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung
dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas.
Beberapa alkaloid menguap seperti nikotina bisa dimurnikan dengan cara
penyulingan uap dari larutan yang dibasakan. Larutan dalam air yang
bersifat asam dan mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid
diekstaksi dengan pelarut organik , sehingga senyawa netral dan asam yang
mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara lain yang berguna untuk
memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan
penyerapanmenggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi
dengan dammar XAD-2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau
Garam Reinecke dan endapan dipisahkan dengan cara kromatografi
pertukaran ion. Masalah yang timbul di beberapa kasus yaitu lkaloid berada
dalam bentuk terikat yang tidak bisa dibebaskan pada kondisi ekstraksi
biasa. Senyawa pengkompleksnya misalnya polisakarida atau glikoprotein
yang bisa melepaskan alkaloid bila diperlakukan dengan asam.
b) Pemurnian alkaloid bisa dengan cara modern yaitu pertukaran ion.
c) Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.
Cara kedua dan ketiga adalah cara yang paling umum dan juga cocok untuk
memisahkan campuran alkaloid. Tata cara untuk isolasi dan identifikasi
alkaloid yang terdapat pada bahan tumbuhan yang jumlahnya skala
milligram menggunakan gabungan kromatografi kolom memakai alumina
dan kromatografi kertas.

IV. Cara Identifikasi Alkaloid dari Bahan Alami


a. Reaksi Pengendapan
 Reaksi Dragendorf, Pereaksi dragendorf mengandung bismut nitrat dan
merkuri klorida dalam nitrit berair. Ketika suatu alkaloid ditambahkan
pereaksi dragendorf maka akan menghasilkan endapan jingga.
 Reaksi Meyer, Pereaksi meyer mengandung kalium iodida dan merkuri
klorida. Ketika sampel ditambah pereaksi meyer maka akan timbul
endapan kuning atau larutan kuning bening lalu ditambah alkohol
endapannya larut. Tidak semua alkaloid mengendap dengan reaksi
mayer. Pengendapan yang terjadi akibat reaksi mayer bergantung pada
rumus bangun alkoloidnya
 Reaksi Bauchard, Pereaksi bauchardat mengandung kalium iodida dan
iood. Sampel ditambah pereaksi bauchardat menghasilkan endapan
coklat merah lalu ditambah alkohol endapannya larut.
b. Reaksi Warna
 Reaksi dengan asam kuat, Asam kuat seperti H2SO4 pekat dan
HNO3 pekat menghasilkan warna kuning atau merah
 Reaksi Marquis, Pereaksi marquis mengandung formaldehid (1
bagian) dan H2SO4 pekat (9 bagian). Sampel ditambah pereaksi
marquis akan menghasilkan warna jingga.
 Reaksi Warna AZO, Sampel ditambah diazo A (4 bagian) dan diazo B
(1 bagian), ditambah NaOH, dipanaskan lalu ditambah amyl alkohol
menghasilkan warna merah.

V. Produk-Produk Alkaloid dan Penggunaanya di Bidang Farmasi


 Ephendra sinica digunakan untuk asma, sebagai bronkodilator,
simpatomimetik, demam, dekongestan, dan SSP. Bagian yang
digunakan batang dan daun, digunakan dalam bidang farmasi sebagai
ephendri hidroclorida, dan ephedrin sulfat
 Antropha belladonae : mengobati sesak nafas, nyeri parkinsonisme,
paraimpatolitik. Bagian yang digunakan daun dan pucuk berbunga,
penggunaan dalam bidang farmasi belladonae pulvis, belladone
tingtura, belladonae ekstraktum.
Daftar Pustaka

Ningrum, Retno. 2016. IDENTIFIKASI SENYAWA ALKALOID DARI BATANG


KARAMUNTING (Rhodomytrus tomentosa) SEBAGAI BAHAN AJAR
BIOLOGI UTAMA UNTUK SMA KELAS X. Jurnal Pendidikan Biologi
Indonesia Volume 2 Nomor 3.

Heliawati, Leny. 2016. KIMIA ORGANIK 3. Bogor : Pascasarjana-UNPAK.

Astutiningsih, Christina. 2012. ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA


AKALOID BUAH MAHKOTA DEWA (Phaleria marcocarpa (Scheff.) Boerl)
SECARA SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DAN IR SERTA TOKSISITAS AKUT
TEERHADAP LARVA Artemia salina Leach. Jurnal farmasi sains dan komunitas
Vol.9 No.2.

Anda mungkin juga menyukai