Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FARMAKOGNOSI
“LIPID”

DOSEN PEMBIMBING
Medi Andriani, M.Pharm, Sci.
DISUSUN OLEH
Galih Dimas Saputra (1848201027)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


HARAPAN IBU
JAMBI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai waktu
yang ditentukan. Tidak lupa kami ucapkan salam serta taslim kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umat manusia.

Kami sadar dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh
karena itu kami dengan kerendahan hati meminta maaf kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran untuk perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pembawa manfaat.
Pembahasan

1.Pengertian Lipid
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah
senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut
organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud
adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana,dietil eter,dan karbon
tetraklorida.Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan
tumbuhan ataupun hewan.Lipid kompleks meliputi subkelompok-kelompok yang
mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes)
dan gliserida.

Berdasarkan struktur kimianya, lipid adalah ester gliserida dengan jumlah atom lebih
dari 10 yang terbentuk dari reaksi esterifikasi antara asam lemak dan gliserol.
Selain itu ester gliserida membentuk lemak dan minyak. Struktur asam lemak dan
gliserol pada senyawa lipid adalah sebagai berikut:

2. Perbedaan Lemak,Minyak dan lilin

Definisi

 Lemak: Lemak adalah zat berminyak di tubuh hewan, yang ditemukan di bawah
kulit atau di sekitar organ.

 Minyak: Minyak adalah cairan kental yang terjadi pada buah atau biji tanaman.
 Lilin : Lilin adalah senyawa yang terbentuk dari ester asam lemak berantai
panjang yang jenuh dan tidak jenuh dengan alkohol bukan gliserol (ester asam
lemak dengan alkohol monohidrat).

Kejenuhan

 Lemak: Lemak terutama terdiri dari asam lemak jenuh.

 Minyak: Minyak terutama terdiri dari asam lemak tak jenuh.

Tingkat Kolesterol

 Lemak: Lemak meningkatkan kadar kolesterol dalam darah.

 Minyak: Minyak menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.

Pengaruh

 Lemak: Lemak meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

 Minyak: Minyak menurunkan risiko penyakit kardiovaskular.

Pada Suhu Kamar

 Lemak: Lemak padat pada suhu kamar.

 Minyak: Minyak adalah cairan pada suhu kamar.

Asal

 Lemak: Lemak terutama berasal dari sumber hewani.

 Minyak: Minyak terutama berasal dari sumber tanaman.

Jenis

 Lemak: Lemak trans dan lemak jenuh adalah jenis lemak.

 Minyak: Lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda adalah jenis
minyak.
Contoh

 Lemak: Mentega, krim, daging, dan lemak babi adalah contoh lemak.

 Minyak: Minyak kelapa, minyak zaitun, minyak biji, dan minyak jagung adalah
contoh minyak.

Ketengikan oksidatif

 Lemak: Ketengikan oksidatif tinggi pada lemak.

 Minyak: Ketengikan oksidatif rendah pada minyak.

Penyimpanan

 Lemak: Lemak disimpan di hati dan di bawah kulit pada binatang.

 Minyak: Minyak disimpan dalam biji dan buah-buahan dari tanaman.

Adiposit

 Lemak: Sel-sel khusus yang menyimpan lemak disebut adiposit pada hewan.

 Minyak: Minyak disimpan dalam butiran lemak pada tumbuhan.

3.Tanaman Penghasil Minyak Jenuh dan Tak jenuh


o Jenuh
 Kelapa sawit
 Kelapa
o Tak Jenuh Tunggal
 Alpukat
 Zaitun
o Tak Jenuh Ganda/Jamak
 Kedelai
 Jagung
4.Identifikasi lipid

Terdapat berbagai macam uji yang berkaitan dengan lipid yang meliputi analisis
kualitatif maupun kuantitatif. Uji-uji kualitatif lipid diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Uji Kelarutan Lipid

Uji ini terdiri dari analisis kelarutan lipid maupun derivat lipid terhadap berbagai
macam pelarut. Dalam uji ini, kelarutan lipid ditentukan oleh sifat kepolaran pelarut.
Apabila lipid dilarutkan ke dalam pelarut polar maka hasilnya lipid tersebut tidak akan
larut. Hal tersebut dikarenakan lipid bersifat non polar sehingga hanya akan larut pada
pelarut yang sama-sama non polar.

2. Uji Kejenuhan Pada Lipid

Uji ketidakjenuhan digunakan untuk mengetahui asam lemak yang diuji apakah
termasuk asam lemak jenuh atau tidak jenuh dengan menggunakan pereaksi iod hubl.
Iod hubl ini digunakan sebagai indikator perubahan. Asam lemak yang diuji ditambah
kloroform sama banyaknya. Tabung dikocok sampai bahan larut, setelah itu tetes demi
tetes pereaksi iod hubl ke dalam tabung sambil dikocok dan perubahan warna yang
terjadi terhadap campuran diamati. Asam lemak jenuh dapat dibedakan dengan asam
lemak tak jenuh dengan melihat strukturnya. Asam lemak tidak jenuh memiliki ikatan
ganda pada gugus hidrokarbonnya. Reaksi positif ketidakjenuhannya asam lemak
ditandai dengan timbulnya warna merah asam lemak, lalu warna kembali ke warna
awal kuning bening. Warna merah yang kembali pudar menandakan bahwa terdapat
banyak ikatan rangkap pada rantai ikatan hidrokarbon asam lemak

Trigliserida yang mengandung asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap dapat
diadisi oleh golongan halogen. Pada uji ketidakjenuhan, pereaksi iod hubl akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya menjadi
berikatan tunggal. Warna merah muda yang hilang selama reaksi menandakan bahwa
asam lemak tak jenuh telah mereduksi pereaksi iod hubl.
3. Uji Ketengikan

Uji kualitatif lainnya adalah uji ketengikan. Dalam uji ini, diidentifikasi lipid mana
yang sudah tengik dengan yang belum tengik dengan HCl. Selanjutnya, sebuah kertas
saring dicelupkan kelarutan floroglusinol. Floroglusinol ini berdungsi sebagai
penampak bercak. Selain itu, kertas digantungkan di dalam erlenmeyer berisi minyak
yang diuji. Serbuk CaCO3 dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan segera ditutup. HCl
yang ditambahkan akan menyumbangkan ion-ion hidrogennya yang dapat memecah
unsur lemak sehingga terbentuk lemak radikal bebas dan hidrogen radikal bebas.
Kedua bentuk radikal ini bersifat sangat reaktif dan pada tahap akhir oksidasi akan
dihasilkan peroksida.

4. Uji Salkowski Untuk Kolesterol

Uji salkowski merupakan uji yang digunakan untuk mengindentifikasi keberadaan


kolesterol. Kolesterol dilarutkan dengan kloroform anhidrat lalu dengan volume yang
sama ditambahkan asam sulfat. Asam sulfat berfungsi sebagai pemutus ikatan ester
lipid. Apabila dalam sampel tersebut terdapat kolesterol, maka lapisan kolesterol
bagian atas menjadi berwarna merah dan asam sulfat terlihat berubah menjadi kuning
dengan warna fluoresens hijau.

5. Uji Bilangan Iod

Lemak hewan umumnya berupa zat padat suhu ruangan, sedangkan lemak yang berasal
dari tumbuhan berupa zat cair. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung
asam lemak jenuh, sedangkan lemak cair atau yang basa disebut minyak mengandung
asam lemak tidak jenuh. Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai asam lemak yang
berbeda-beda. Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang terkandung
di dalamnya diukur dengan bilangan iodium. Iodium dapat bereaksi dengan ikatan
rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul iodium mengadakan reaksi adisi pada suatu
ikatan rangkap. Oleh karena semakin banyak ikatan rangkap maka semakin banyak
pula iodium yang bereaksi.

Anda mungkin juga menyukai