PENDAHULUAN
wilayah tertentu yang disebut tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Sampah
lokasi TPA termasuk kedalam klasifikasi tanah organik (Tastan, dkk, 2011).
mengandung unsur kimiawi yang dapat menurunkan kualitas tanah. Kondisi tanah
yang seperti ini kurang menguntungkan bagi tanah sebagai penopang konstruksi
memperbaiki daya dukung tanah telah banyak dilakukan dengan berbagai cara,
antara lain dengan cara mekanis, kimiawi, bahkan dengan menggunakan teknologi
khusus. Perbaikan tanah secara mekanis dilakukan dengan cara mengganti tanah
asli dengan tanah lain yang mempunyai sifat mekanis yang lebih baik, sedangkan
limbah botol kaca. Limbah botol kaca yang dihancurkan menjadi serbuk kaca
dapat berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) dan bahan pengikat (binder) pada
tanah karena serbuk kaca sendiri memiliki kandungan silika sebesar 72%. Dengan
kandungan silika yang cukup besar pada serbuk kaca tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kekuatan tanah. Limbah botol kaca ini termasuk limbah anorganik
yang tidak bisa terurai oleh aktifitas mikroorganisme. Selain ini juga, limbah botol
kaca mudah didapatkan dan harganya murah. Limbah botol kaca nantinya akan
didaur ulang dengan cara dihancurkan sehingga menjadi serbuk kaca yang halus.
memperbaiki sifat-sifat teknistanah atau dapat pula, stabilisasi tanah adalah usaha
teknis tertentu. Tanah lempung merupakan tanah dalam katagori tidak stabil,
karena tanah lempung sangat peka terhadap pengaruh perubahan kadar air.
jika kondisi tanah sedang kering tanah tersebut akan sangat keras. Salah satu cara
limbah botol kaca terhadap kepadatan tanah, limbah botol kaca sebagai bahan
yang akan di gunakan untuk stabilisasi kepadatan tanah lempung dengan metode
pengujian standar proctor. Melihat permasalahan di atas, pada penelitian ini akan
dilakukan substitusi limbah botol kaca terhadap kepadatan tanah lempung desa
3. Mengetahui cara mengatasi masalah pada tanah yang memiliki daya dukung
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan mengakibatkan study kasus yang
1. Pengujian sifat-sifat fisis tanah yang meliputi berat spesifik, batas cair, batas
2. Jumlah benda uji sebanyak 15 benda uji dengan varian persentase 0%, 5%,
3. Penelitian ini tidak mengkaji unsur – unsur yang terdapat di dalam tanah.
4. Lokasi tanah yang diambil untuk penelitian ini adalah di Desa Cot Buket
5. Limbah botol yang digunakan adalah limbah botol yang ada di seputaran
kabupaten Bireuen.
1.5 Manfaat
masalah terhadap limbah dari botol kava dengan tujuan untuk memperoleh
stabilitas tanah yang optimal dan memanfaatkan limbah botol kaca untuk
Pada bab ini dikemukakan berbagai teori yang dikutip dari beberapa
suatu sistem pengaturan beberapa jenis tanah yang berbeda-beda tapi mempunyai
mudah untuk menjelaskan secara singkat sifat-sifat umum tanah yang sangat
sisitem AASHTO ini tanah dibagi menjadi delapan kelompok, yaitu kelompok A-
1 sampai A-8. Sistem klasifikasi ini didasarkan pada hasil pengujian analisa
saringan dan batas-batas Atterberg. Kelompok A-1 sampai dengan kelompok A-3
tergolong tanah berbutir kasar (granular material) dengan persyaratan tidak lebih
dari 35% tanah lolos saringan nomor 200. Kelompok A-4 sampai A-7 tergolong
tanah berbutir halus yang terdiri dari lanau dan lempung (silt-clay material)
dengan persyaratan lebih dari 35% tanah lolos saringan nomor 200.
Analisa
saringan Maks.
Persen lolos 50
Maks. Min.
No. 10 Maks.
50 50
No. 40 50 Maks. Maks. Maks.
Maks. Maks. Maks. 50
No. 200 Maks. 35 35 35
25 10
50
Karakteristik
fraksi yang
lolos saringan
No. 40 Maks. Min. Maks.
Batas cair 50 41 40 Min. 41
Indeks Maks. 6 NP Maks. Maks. Min. Min. 10
plastisitas 10 10 11
Indeks 0 0 0 Maks. 4
Kelompok
Jenis-jenis
Fragmen batu,
bahan Pasir Kerikil dan pasir berlanau atau
kerikil dan
Pendukung halus berlempung
pasir
utama
Tingkat
umum Sangat baik sampai baik
sebagai tanah
(G) apabila lebih dari setengah fraksi kasar tertahan pada saringan nomor 4, dan
pasir (S) apabila lebih dari setengah fraksi kasar berada di antara saringan nomor
4 dan 200. Tanah berbutir halus terdiri dari empat jenis yaitu lanau (M),lempung
Prosedur
Symbol Nama Jenis Identifikasi Lab
Klasifikasi
( Lebih dari 50% lolos
50%
Lanau organik atau LL < 30
lanau berlempung Ratio Indeks
OL organik dengan plastisitas PI dan
plastisitas rendag - batas cair LL <
sedang 2.25
LL < 50
Lempung tak organik , Ratio Indeks
MH lempung bercampur plastisitas PI dan
lanau , pasir halus batas cair LL <
2.25
Indeks Plastisitas <
Lempung Lempung tak organik 7 dan LL < 50
bercampur Dengan plastisitas Ratio indeks
CH
lanau tinggi, , plempung plastisitas PI dan
Tanah Berbutir Halus
mineral-mineral yang sangat halus lainnya. Sifat fisis tanah lempung tergantung
umum, tanah didefenisikan sebagai material yang terdiri dari agregat (butiran)
mineral-mineral padat yang tidak terikat secara kimia satu sama lain dan dari
bahan-bahan organik yang telah melapuk disertai dengan zat cair dan gas yang
diketahui sifat-sifat fisis dari tanah tersebut seperti,:kadar air, berat volume, berat
Kadar air didefinisikan sebagai perbandingan antar berat air (Ww) dengan
berat butiran (Ws) dalam tanah tersebut dan dinyatakan dalam persen. Cara
penetapan kadar air dapat dilakukan dengan sejumlah tanah basah yang
dikeringkan dalam oven dengan suhu 100C - 110C untuk waktu tertentu. Air
yang hilang karena pengeringan merupakan sejumlah air yang terkandung dalam
tanah tersebut.
W2 W3
W= x100%..................................................................................(2.1)
W3 W1
dimana :
W1 : berat cawan
W
b ................................................................................................(2.2)
V
Ws
d ..................................................................................................(2.3)
V
2.3.3 Berat Jenis
Berat jenis tanah digunakan pada hubungan fungsional antara fase udara, air,
dan butiran dalam tanah dan oleh karenanya diperlukan untuk perhitungan-
perhitngan parameter indeks tanah. Metode ini tidak dapat digunakan untuk fraksi
kasar dan jenis-jenis material yang larut dalam air atau jenis tanah dengan berat
jenis <1.0. (Sesuai dengan SNI 03-1964-1990). Berat jenis tanah (GS), juga
volume air ( w ) pada suhu tertentu. Gs tidak berdimensi sehingga berat jenis dari
berbagai jenis tanah berkisar antara 2.65 sampai 2.75.Nilai berat jenis sebesar 2,67
s
Gs .........................................................................................................(2.4)
w
Analisa saringan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui
satu set ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara
berurutan. Berat tanah yang tinggal pada masing-masing saringan ditimbang dan
persentase terhadap berat komulatif pada tiap saringan dihitung. Analisa saringan
digunakan untuk ukuran partikel-partikel berdiameter lebih besar dari 0,075 mm.
Untuk standard ayakan di Amerika Serikat, nomor ayakan dan ukuran lubang
butir-butir tanah dalam air. Bila suatu contoh tanah dilarutkan dalam air, partikel-
dilakukan dengan menggunakan gelas ukuran dengan kapasitas 1000 ml yang diisi
dengan larutan air, bahan aditif dan tanah yang akan diuji. Analisa hidrometer
Atterberg Limits adalah batas–batas plastisitas tanah yang terdiri dari batas
atas kondisi plastis disebut “ plastic limit “ dan batasbawah kondisi plastis disebut
“ liquid limit “, kedua batas inilah yang disebut batas – batas Atterberg. Kedua
batasan ini sangat menentukan sifat – sifat tanah karena pada tanah lempung
sifat - sifat fisisnya lebih banyak ditentukan oleh harga plastisitasnya. Pada
dasarnya tanah mempunyai 3 batasan yaitu kondisi cair, kondisi plastis dan
kondisi semi padat, batas antara kondisi cair ke plastis disebut batas cair dan batas
antara kondisi plastis ke non plastis disebut batas plastis sedangkan batas antara
Batas Plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih dalam
keadaan plastis dinyatakan dalam persen. Cara pengujian batas plastis ini sangat
sederhana, yaitu dengan cara menggulung tanah diatas pelat kaca sampai
berdiameter 1/8 inci (3,2 mm) menjadi retak. Artinya tanah mengalami retak
ketika diameter gulungan sekitar 3 mm. Hasil dari percobaan ini digabung dengan
merupakan selisih antara batas cair dan batas plastis suatu tanah.
Batas cair (LL) adalah kadar air tanah pada batas antara keadaan cair dan
diremah dengan martil karet agar tidak merusak partikel tanahnya sendiri. Tanah
yang dipakai pada percobaan ini adalah yang lolos saringan no.40. Tanah tersebut
kemudian diaduk dengan air hingga membentuk adonan atau pasta. Lalu
antara batas cair dengan batas plastis tanah atau biasa dijelaskan dengan
(PI = LL – PL).................................................................................................(2.5)
Dimana:
LL = Batas Cair
PL = Batas Plastis
terjadi penguranganvolume udara dan volume air dengan memakai cara mekanis.
gilas, atau hal lain yangprinsipnya sama untuk suatu volume tanah tertentu. Di
Menurut Bowles (1986), stabilitas dapat terdiri dari salah satu tindakan
sebagai berikut:
tahanan geser.
nilai omc (optimum moisture content) 19,800% dengan berat isi kering
pelaksanaan penelitian mulai dari pengumpulan data, material dan peralatan yang
dilakukan dengan metode ASTM (American Society for Testing and Material)
Data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang diperlukan sebagai pendukung utama
dalam analisis hasil penelitian. Data ini diperoleh dari hasil pemeriksaan atau
primer yaitu data sifat-sifat fisis seperti berat spesifik, batas plastis, batas cair,
dalam penelitian yaitu berupa angka koreksi benda uji, angka kalibrasi alat
pengujian, serta peta lokasi pengambilan tanah dan lain sebagainya. Data
Material yang digunakan pada penelitian ini adalah tanah, air dan limbah
botol kaca. Tanah yang akan digunakan adalah tanah Desa Cot Iju Kecamatan
Jeumpa Kabupaten Bireuen, sedangkan limbah botol kaca yang digunakan berasal
dari tiga pengujian utama yaitu pengujian sifat-sifat fisis tanah ,peralatan yang
digunakan terdiri dari flask, sungkup vacuum, timbangan, satu set saringan,
proctor(cetakan) yang berbentuk silinder terbuat dari besi dengan diameter 10,15
cm dan tinggi 11,65 cm; hammer(alat penumbuk) diameter bidang tumbuk 5,08
cm, berat 2,5 kg dan tinggi jatuh bebas 30,5 cm dan volume 902,75 cm3; gelas
ukur; pisau perata tanah; dan extruderyang digunakan terdiri dari dongkrak dan
kerangka besi.
sifat-sifat fisis, pengujian pemadatan, pembuatan benda uji tanah lempung yang
distabilisasi dengan limbah botol kaca, yaitu dengan cara mencampur tanah
lempung dengan cangkang pala pada berbagai variasi kadar dengan presentase
campuran 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% dengan tujuan agar dapat mengetahui
presentase optimum.
Sampel tanah yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Cot
supaya untuk memudahkan pemecahan pada gumpalan tanah dan mudah untuk di
saring.
3.3.2 Pengujian Sifat Fisis Tanah
dilakukan berdasarkan metode ASTM (American society for testing and material),
berdasarkan ASTM D 4318, batas plastis berdasarkan ASTM D 4318, batas susut
Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pemadatan ini adalah standar proctor
yang terdiri dari cetakan (mold), penumbuk (hammer) dan alat untuk
masing tanah dalam kantong tersebut 4500 gram dan diberikan air dengan kadar
rencana yang berbeda. Tanah dan air diaduk hingga merata, kemudian
dimasukkan kedalam kantong plastik supaya kadar airnya terjaga, kemudian tanah
tersebut disimpan selama 24 jam agar air dapat meresap secara merata kedalam
tanah. Dan kemudian akan dilakukan pemadatan untuk memperoleh kadar air
telah diisi tanah kira-kira 2/3 bagian Mold dan ditumbuk dengan menjatuhkan
Hammer sebanyak 25 kali setiap lapisan, di mana setiap Mold dipadatkan dalam
tiga lapisan. Penumbukan dilakukan dengan menjatuhkan Hammer, dimulai dari
tepi sampel dan di akhiri pada bagian tengahnya supaya di dapat kepadatan yang
merata disetiap bagian sampel tanah. Kemudian benda uji dan Mold ditimbang,
Lalu benda uji tersebut dikeluarkan dengan menggunakan Extruder dari dalam
tiga buah kontainer untuk bagian atas, tengah, dan bawah benda uji.
Pembuatan benda uji dengan metode proctor jumlah benda uji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 12 buah. Penambahan limbah botol kaca
dibedakan atas beberapa variasi, yaitu dengan cara mencampur tanah lempung
dengan limbah botol kaca pada berbagai variasi yaitu dengan presentase campuran
sebesar 0%, 5%, 10%, 15% dan 20% dengan tujuan agar dapat mengetahui
persentase kadar optimum. Rancangan benda uji yang akan diteliti diperlihatkan
Persentase (%)
Perlakuan benda uji Jumlah benda uji
Tanah BK
100 0% 3
95 5% 3
90 10% 3
Proctor
85 15% 3
80 20% 3
total 15
Sampel tanah yang telah kering udara ditumbuk dengan palu, kemudian
dicampur dengan limbah botol kaca dengan variasi kadar persentase campuran
0%, 5%, 10%, 15% dan 20% dengan menggunakan metode Proctor.
bentuk tabel dan grafik. Penggunaaan tabel dan grafik dimaksudkan untuk
satu dengan variabel yang lain. Hal ini dilakukan dengan bantuan komputer yang
akibat perubahan persentase limbah botol kaca dan tanpa substitusi terhadap
standar proctor, dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah pada bab II,
Pada bab ini dikemukakan cara pengolahan data didasarkan pada hasil
penelitian dengan metode yang digunakan pada bab sebelumnya, pengolahan data
dan pembahasan yang dikemukakan adalah hasil pengujian sifat fisis yang
meliputi: pengujian kadar air, berat volume, berat jenis, analisa saringan, analisa
V. KESIMPULAN
Publication, Washington.
Bowles Joseph E, 1986. Mekanika Tanah (Sifat-sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah)
Erlangga, Jakarta.
I, Erlangga, Jakarta.
Das Baraja M, 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid
Direktor Jendral Bina Marga (1992), Spesifikasi Standard Untuk Pekerjaan Jalan.
Umum.
Jakarta.
TeknikSipil.
Jaya Trisna Agus (2002) Pengaruh Penambahan Abu Ampas Tebu Untuk
UNAD, Indonesia.
Engnering ASCE.
Tim Penyusun Pedoman Penulisan Tugas Akhir Teknik Sipil Almuslim, 2011.
Studi Pendahuluan
1
(Literatur).
2 Penyusunan Proposal
3 Seminar Proposal
4 Pengumpulan Data.
5 Pengolahan Data.
6 Penyusunan Proposal
Penulis,
Ridwan Hardi
NIM. 1103010044