Anda di halaman 1dari 20

( Mioma Uteri )

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa menjamin
bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman ini adalah benar.
Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan pengobatan.

Mioma Uteri (bahasa Inggris: uterine myoma) adalah tumor jinak pada dinding rahim. Mioma
juga disebut mioma, myom, tumor otot rahim atau tumor fibroid,[1] karena berasal dari sel
jaringan fibro.

Jumlah penderita belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan
sehingga tidak segera memeriksakannya ke dokter, namun diperkirakan sekitar 20-30% terjadi
pada wanita berusia di atas 35 tahun.

Riwayat penyakit
Asal mulanya penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan
pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah
reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya
sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia
reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada
pascamenopause)

Sering kali tumor jinak rahim ke arah rongga ini membesar dan bertumbuh keluar dari mulut
rahim. Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, teraba seperti kenyal,
bentuknya bulat dan berbenjol-benjol sesuai ukuran tumor. Beratnya bervariasi, mulai dari
beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.

Jenis
Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis:

1. Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim


2. Pertumbuhan ke arah rongga rahim
3. Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim
Gejala dan tanda
Sebagian penyakit ini ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin. Gejala
yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan
adalah:

 Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid atau pun di luar masa haid.
 Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi di
dalam rahim.
 Penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ
rongga panggul lainnya, menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil,
pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena pembengkakan
tangkai tumor.
 Gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur.
 Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.

Sering kali penderita merasa nyeri akibat miom mengalami degenerasi atau kontraksi uterus
berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Pasangan suami istri sering kali
sulit untuk punya anak (infertilitas) disebabkan gangguan pada tuba, gangguan implantasi pada
endometrium, penyumbatan, dan sebagainya.

Mioma Uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan
plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak
setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran.

Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, mioma uteri
cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan
perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai
tumor bisa terputar.

Metode penanganan
Bila tumor berukuran kecil dan tidak membesar, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6
bulan sekali, pengecilan tumor sementara dengan obat-obatan GnRH analog, mioma memiliki
lapisan kapsul yang tegas, dapat dipisahkan/dikupas dari massa tumornya. Jika terjadi
komplikasi dan timbul perdarahan, perlu diberikan transfusi darah dan obat penghilang rasa
nyeri. Tindakan operasi dilakukan jika tumor membesar dan bila timbul gejala penekanan dan
nyeri dan perdarahan yang terus menerus.

Operasi pembedahan: dengan histerektomi (pengangkatan kandungan) jika tidak ada rencana
hamil lagi, atau miomektomi (mengangkat miomnya saja) pada usia reproduksi/masih rencana
hamil. Namun jika massa tumor terlalu besar atau luas, kadang tidak memungkinkan hanya
dilakukan pengangkatan massa tumor, sehingga tetap dilakukan histerektomi
CIRI-CIRI MIOMA DAN PENGOBATAN MIOMA

Pengobatan Mioma dengan Transfer Factor


Mioma adalah tumor jinak yang terdapat pada daerah otot rahim. Mioma muncul pada wanita
yang sedang berada di usia produktif, karena pertumbuhan mioma dipengaruhi oleh perubahan
ransangan esterogen. Mioma jarang ditemukan pada wanita yang belum mengalami menstruasi.
Diatas usia produktif, mioma pada seorang wanita akan mengecil karena kadar esterogennya
sudah berkurang.

Gejala Klinis Mioma


1. Adanya gangguan haid, buang air kecil, dan buang air besar

2. Terjadi pendarahan abnormal

3. Rasa nyeri pada terutama pada saat menstruasi

4. Bila penderita mioma hamil, maka bisa mengganggu aktifitas kehamilan dan terjadi keguguran
secara tiba-tiba

CIRI-CIRI MIOMA dan PENGOBATAN MIOMA

Penyebab Mioma
Faktor keturunan bisa menjadi penyebab mioma (atau yang sering disebut sebagai mioma uteri).
Penyebab lainnya yang sering kita temui yaitu adanya ransangan hormon, obesitas, dan makanan
yang tinggi kadar lemaknya. Obesitas bisa menyebabkan ketidakseimbangan ransangan hormon
dan kekebalan tubuh sehingga memicu timbulnya mioma dalam tubuh. Dalam keadaan hamil,
adanya infeksi dan jamur juga dapat membuat mioma timbul kembali meskipun sudah dilakukan
operasi pengangkatan

Perbedaan tumor, kista dan mioma


Ragam
WASPADA ONLINE
Tumor,kista dan mioma mempunyai perbedaan , yaitu: Tumor
adalah segala penumbuhan jaringan yang berlebihan yang
membentuk massa tertentu di bagian tubuh mana pun.
Sedangkan kista adalah tumor berupa kantong yang berisi
cairan. Organ reproduksi yang dapat mengalami kelainan
berupa kista adalah ovarium atau indung telur. Kista dapat
bersifat jinak, dapat pula ganas.
Kista ovarium juga beragam jenisnya, tergantung dari
jaringan yang membentuknya dan jenis cairan yang ada di
dalamnya. Misalnya, kista endometriosis yang cairannya berupa darah haid dan kista dermoid
yang terdiri dari jaringan gigi, rambut, dan lemak.

Mioma uteri adalah tumor jinak di jaringan otot rahim (miometrium). Jadi, tumor ini mengenai
organ rahim. Mioma uteri kebanyakan terjadi pada masa reproduksi dan pembesarannya berkaitan
dengan hormon estrogen.

Kista dan mioma termasuk jenis tumor yang angka kejadiannya cukup tinggi pada alat
reproduksi. Kista ovarium dan mioma uteri dapat mengganggu proses reproduksi untuk terjadinya
kehamilan. Bila terjadi kehamilan, kedua tumor ini dapat mengganggu kehamilan.

Contohnya, kehamilan dengan mioma uteri dapat mengakibatkan keguguran, sedangkan


kehamilan dengan kista ovarium yang cukup besar dapat mengalami kista terpuntir yang
merupakan kondisi akut, dan mungkin akan menghalangi bayi untuk lahir normal.

Mioma pada rahim dapat mengganggu kehamilan, yaitu menyebabkan kelainan letak janin (posisi
janin melintang). Pada wanita yang tidak hamil, mioma pun dapat menyebabkan kelainan, yaitu
kelainan haid (haid menjadi tidak teratur atau bertambah banyak). Hal ini sangat tergantung dari
ukuran dan letak mioma.

Apakah semua kista atau mioma harus dioperasi untuk diangkat? Jawabannya tergantung dari
jenis tumor, sifat, ukuran, letak, dan usia penderitanya

Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot rahim dan jaringan
ikat disekitarnya. Pada beberapa kepustakaan disebutkan, mioma uteri juga sering disebut
dengan Leiomioma, Fibromioma atau Fibroid, hal ini mungkin karena memang otot uterus atau
rahimlah yang memegang peranan dalam terbentuknya tumor ini.
Penyebab pasti dari mioma sampai detik ini belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga ada
peranan hormon estrogen yang berperanan disamping faktor keturunan. Beberapa ahli dalam
penelitiannya menemukan bahwa pada otot rahim yang berubah menjadi mioma ditemukan
reseptor estrogen yang lebih banyak daripada otot rahim normal.

Lalu bagaimana gejala dan tanda klinis yang muncul pada pasien dengan mioma? Keluhan yang
dirasakan dan temuan klinis yang diperoleh oleh seorang dokter sangat terggantung dari lokasi
mioma, besarnya serta perubahan perubahan yang terjadi pada organ sekitarnya. Keluhan itu
antara lain: perdarahan abnormal, rasa nyeri yang kelewatan, kalau miomanya menekan kandung
kencing yang letaknya di bawah rahim maka akan terjadi gangguan kencing. Bila pasien mioma
hamil maka bisa terjadi keguguran spontan. Gejala lain yang cukup menakutkan yaitu infertilitas
alias mandul.

Pengobatannya bagaimana? Pada mioma kecil dan tidak menimbulkan keluhan, tidak diberikan
terapi, hanya perlu diamati tiap 3 – 6 bulan untuk menilai pembesarannya. Pembedahan dan
pengangkatan mioma dilakukan bila besarnya mioma melebihi besar rahim seperti pada
kehamilan 12 – 14 minggu. Sayangnya pada beberapa pasien atau sekitar 15 – 40% terjadi
kekambuhan setelah dilakukan miomektomi atau pengangkatan mioma dan 2/3-nya memerlukan
pembedahan lagi.
Mioma Uteri (untuk Konsultan)

Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya. Mioma uteri
berbatas tegas, tidak berkapsul, dan berasal dari otot polos jaringan fibrous, sehingga mioma uteri dapat
berkonsistensi padat jika jaringan ikatnya dominan, dan berkonsistensi lunak jika otot rahimnya yang
dominan. Mioma uteri biasa juga disebut leiomioma uteri, fibroma uteri, fibroleiomioma, mioma fibroid
atau mioma simpel.

Mioma uteri merupakan tumor jinak yang paling sering ditemukan yaitu satu dari empat wanita selama
masa reproduksi yang aktif. Kejadian mioma uteri sukar ditetapkan karena tidak semua mioma uteri
memberikan keluhan dan memerlukan tindakan operatif. Walaupun kebanyakan mioma muncul tanpa
gejala tetapi sekitar 60% ditemukan secara kebetulan pada laparatomi daerah pelvis.

Mioma uteri yang tidak memberikan gejala klinik yang bermakna paling sering ditemukan pada dekade
ke-4 dan ke-5 serta lebih sering pada wanita kulit hitam, dan sekitar 5-10% merupakan submukosa.

Diet dan lemak tubuh juga berpengaruh terhadap resiko terjadinya myoma. Marshall (1998), Sato (1998)
dan Chiaffarino menemukan bahwa resiko myoma meningkat seiring bertambahnya indeks massa tubuh
dan knsumsi daging dan ham.

Sebagian besar mioma uteri ditemukan pada masa reproduksi, karena diduga berhubungan dengan
aktivitas estrogen. Dengan demikian mioma uteri tidak dijumpai sebelum menarke dan akan mengalami
regresi setelah menopause, tetapi tidak jika mioma uteri tidak regresi setelah menopause atau bahkan
bertambah besar maka kemungkinan besar mioma uteri tersebut telah mengalami degenerasi ganas
menjadi sarkoma uteri.
Bila ditemukan pembesaran abdomen sebelum menarke, hal itu pasti bukan mioma uteri tetapi
kemungkinan besar kista ovarium dan resiko untuk mengalami keganasan sangat besar

Etiologi dan Patogenesis


Sampai saat ini belum diketahui penyebab pasti mioma uteri dan diduga merupakan penyakit
multifaktorial. Dipercayai bahwa mioma merupakan sebuah tumor monoklonal yang dihasilkan dari
mutasi somatik dari sebuah sel neoplastik tunggal. Sel-sel tumor mempunyai abnormalitas kromosom,
khususnya pada kromosom lengan 12q13-15.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tumor, di samping faktor predisposisi genetik, adalah
estrogen, progesteron dan human growth hormone.

1. Estrogen

 Mioma uteri dijumpai setelah menarke.


 Seringkali terdapat pertumbuhan tumor yang cepat selama kehamilan dan terapi estrogen
eksogen.

 Mioma uteri akan mengecil pada saat menopause dan pengangkatan ovarium

 Adanya hubungan dengan kelainan lainnya yang tergantung estrogen seperti endometriosis
(50%), perubahan fibrosistik dari payudara (14,8%), adenomyosis (16,5%) dan hiperplasia
endometrium (9,3%).

 Mioma uteri banyak ditemukan bersamaan dengan anovulasi ovarium dan wanita dengan
sterilitas.

 17B hidroxydesidrogenase: enzim ini mengubah estradiol (sebuah estrogen kuat) menjadi estron
(estrogen lemah). Aktivitas enzim ini berkurang pada jaringan miomatous, yang juga mempunyai
jumlah reseptor estrogen yang lebih banyak daripada miometrium normal.

2. Progesteron
 Progesteron merupakan antagonis natural dari estrogen. Progesteron menghambat
pertumbuhan tumor dengan dua cara yaitu: mengaktifkan 17B hidroxydesidrogenase dan
menurunkan jumlah reseptor estrogen pada tumor.

3. Hormon pertumbuhan
 Level hormon pertumbuhan menurun selama kehamilan, tetapi hormon yang mempunyai
struktur dan aktivitas biologik serupa yaitu HPL, terlihat pada periode ini, memberi kesan bahwa
pertumbuhan yang cepat dari leiomioma selama kehamilan mingkin merupakan hasil dari aksi
sinergistik antara HPL dan Estrogen
Dalam Jeffcoates Principles of Gynecology, ada beberapa faktor yang diduga kuat sebagai faktor
predisposisi terjadinya mioma uteri, yaitu :

 Umur: mioma uteri jarang terjadi pada usia kurang dari 20 tahun, ditemukan sekitar 10% pada
wanita berusia lebih dari 40 tahun. Tumor ini paling sering memberikan gejala klinis antara 35-45
tahun.
 Paritas: lebih sering terjadi pada nullipara atau pada wanirta yang relatif infertil, tetapi sampai
saat ini belum diketahui apakan infertilitas menyebabkan mioma uteri atau sebaliknya mioma
uteri yang menyebabkan infertilitas, atau apakah kedua keadaan ini saling mempengaruhi.

 Faktor ras dan genetik : pada wanita ras tertentu, khususnya wanita berkulit hitam, angka
kejadian mioma uteri tinggi. 14 Terlepas dari faktor ras, kejadian tumor ini tinggi pada wanita
dengan riwayat keluarga ada yang menderita mioma.

 Fungsi ovarium: diperkirakan ada korelasi antara hormon estrogen dengan pertumbuhan
mioma, dimana mioma uteri muncul setelah menarke, berkembang setelah kehamilan dan
mengalami regresi setelah menopause.

Pemberian agonis GnRH dalam waktu lama sehingga terjadi hipoestrogenik dapat mengurangi ukuran
mioma. Efek estrogen pada pertumbuhan mioma mungkin berhubungan dengan respon mediasi oleh
estrogen terhadap reseptor dan faktor pertumbuhan lain.

Terdapat bukti peningkatan produksi reseptor progesteron, faktor pertumbuhan epidermal dan insulin-
like growth factor 1 yang distimulasi oleh estrogen. Anderson dkk, telah mendemonstrasikan munculnya
gen yang distimulasi oleh estrogen lebih banyak pada mioma daripada miometrium normal dan mungkin
penting pada perkembangan mioma. Namun bukti-bukti masih kurang meyakinkan karena tumor ini
tidak mengalami regresi yang bermakna setelah menopause sebagaimana yang disangka. Lebih daripada
itu tumor ini kadang-kadang berkembang setelah menopause bahkan setelah ooforektomi bilateral pada
usia dini.

Lokasi mioma uteri pada uterus


Klasifikasi
Klasifikasi mioma dapat berdasarkan lokasi dan lapisan uterus yang terkena.
1. Lokasi

 Cerivical (2,6%), umumnya tumbuh ke arah vagina menyebabkan infeksi.


 Isthmica (7,2%), lebih sering menyebabkan nyeri dan gangguan traktus urinarius.

 Corporal (91%), merupakan lokasi paling lazim, dan seringkali tanpa gejala.

2. Lapisan Uterus
Mioma uteri pada daerah korpus, sesuai dengan lokasinya dibagi menjadi tiga jenis yaitu :

a. Mioma Uteri Subserosa

 Lokasi tumor di subserosa korpus uteri dapat hanya sebagai tonjolan saja, dapat pula sebagai
satu massa yang dihubungkan dengan uterus melalui tangkai.
 Pertumbuhan ke arah lateral dapat berada di dalam ligamentum latum dan disebut sebagai
mioma intraligamenter.

 Mioma yang cukup besar akan mengisi rongga peritoneal sebagai suatu massa. Perlengketan
dengan usus, omentum atau mesenterium di sekitarnya menyebabkan sistem peredaran darah
diambil alih dari tangkai ke omentum. Akibatnya tangkai makin mengecil dan terputus, sehingga
mioma akan terlepas dari uterus sebagai massa tumor yang bebas dalam rongga peritoneum.
Mioma jenis ini dikenal sebagai jenis parasitik.

Gambaran USG mioma subserous, tampak gambaran


massa hipoekhoik yang menonjol ke luar dinding uterus

b. Mioma Uteri Intramural

 Disebut juga sebagai mioma intraepitelial. Biasanya multipel apabila masih kecil tidak merubah
bentuk uterus, tetapi bila besar akan menyebabkan uterus berbenjol-benjol, uterus bertambah
besar dan berubah bentuknya.
 Mioma sering tidak memberikan gejala klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya
massa tumor di daerah perut sebelah bawah.

 Kadang kala tumor tumbuh sebagai mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma
submukosa. Di dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak (jaringan otot
rahim dominan).

Gambaran USG mioma intramural, tampak gambaran

massa hipoekhoik yang berada di dalam dinding uterus

c. Mioma Uteri Submukosa

 Terletak di bawah endometrium. Dapat pula bertangkai maupun tidak. Mioma bertangkai dapat
menonjol melalui kanalis servikalis, dan pada keadaan ini mudah terjadi torsi atau infeksi. Tumor
ini memperluas permukaan ruangan rahim.
 Dari sudut klinik mioma uteri submukosa mempunyai arti yang lebih penting dibandingkan
dengan jenis yang lain. Pada mioma uteri subserosa ataupun intramural walaupun ditemukan
cukup besar tetapi sering kali memberikan keluhan yang tidak berarti.

 Sebaliknya pada jenis submukosa walaupun hanya kecil selalu memberikan keluhan perdarahan
melalui vagina. Perdarahan sulit untuk dihentikan sehingga sebagai terapinya dilakukan
histerektomi.
Gambaran USG mioma submukosa, tampak gambaran

massa hipoekhoik yang menekan endometrial line


Secara makroskopis terlihat uterus berbenjol-benjol dengan permukaan halus. Pada potongan, tampak
tumor berwarna putih dengan struktur mirip potongan daging ikan. Tumor berbatas tegas dan berbeda
dengan miometrium yang sehat, sehingga tumor mudah dilepaskan. Konsistensi kenyal, bila terjadi
degenerasi kistik maka konsistensi menjadi lunak. Bila terjadi kalsifikasi maka konsistensi menjadi keras.

Secara histologik tumor ditandai oleh gambaran kelompok otot polos yang membentuk pusaran, meniru
gambaran kelompok sel otot polos miometrium. Fokus fibrosis, kalsifikasi, nekrosis iskemik dari sel yang
mati. Setelah menopause, sel-sel otot polos cenderung mengalami atrofi, ada kalanya diganti oleh
jaringan ikat.

Pada mioma uteri dapat terjadi perubahan sekunder yang sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini
oleh karena berkurangnya pemberian darah pada sarang mioma. Perubahan ini terjadi secara sekunder
dari atropi postmenopausal, infeksi, perubahan dalam sirkulasi atau transformasi maligna.

a. Atrofi
Setelah menopause dan rangsangan estrogen hilang.

b. Degenerasi hialin (merupakan perubahan degeneratif yang paling umum ditemukan):

 Jaringan ikat bertambah


 Berwarna putih dan keras

 Disebut “mioma durum”

 Degenerasi kistik :
 Bagian tengah dengan degenerasi hialin mencair

 Menjadi poket kistik

c. Degenerasi membatu (calcareous degeneration)


 Terdapat timbunan kalsium pada mioma uteri.
 Padat dan keras

 Berwarna putih

d. Red degeneration (carneous degeneration)


 Terjadi palings sering pada masa kehamilan.
 Estrogen merangsang tumbuh kembang mioma.

 Aliran darah tidak seimbang (edema sekitar tungkai dan tekanan hamil).

 Terjadi kekurangan darah menimbulkan nekrosis, pembentukan trombus, bendungan darah


dalam mioma, warna merah (hemosiderosis/hemofusin).

 Proses ini biasanya disertai nyeri, tetapi dapat hilang sendiri. Komplikasi lain yang jarang
ditemukan meliputi: kelahiran preterm, ruptur tumor dengan perdarahan peritoneal, shock dan
bahkan mencetuskan DIC.

e. Degenerasi Mukoid
 Daerah hyaline digantikan oleh bahan gelatinosa yang lembut. Biasanya terjadi pada tumor yang
besar, dengan aliran arterial yang terganggu.

d. Degenerasi Lemak
 Lemak ditemukan di dalam serat otot polos.

Degenerasi sarkomatous (transformasi maligna)


 Terjadi pada kurang dari 1% mioma. Kontroversi yang ada saat ini adalah apakah hal ini mewakili
sebuah perubahan degeneratif ataukah sebuah neoplasma spontan.
 Leiomyosarkoma merupakan sebuah tumor ganas yang jarang terdiri dari sel-sel yang
mempunyai diferensiasi otot polos.

Gambaran Klinik
Hampir separuh dari kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan pelvik rutin.
Pada penderita memang tidak mempunyai keluhan apa-apa dan tidak sadar bahwa mereka sedang
mengandung satu tumor dalam uterus.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya gejala klinik meliputi :


1. Besarnya mioma uteri.
2. Lokalisasi mioma uteri.

3. Perubahan-perubahan pada mioma uteri.


Gejala klinik terjadi hanya pada sekitar 35 % – 50% dari pasien yang terkena. Adapun gejala klinik yang
dapat timbul pada mioma uteri:
a. Perdarahan abnormal
 Merupakan gejala klinik yang sering ditemukan (30%). Bentuk perdarahan yang ditemukan
berupa: menoragi, metroragi, dan hipermenorrhea.
 Perdarahan dapat menyebabkan anemia defisiensi Fe.

 Perdarahan abnormal ini dapat dijelaskan oleh karena bertambahnya area permukaaan dari
endometrium yang menyebabkan gangguan kontraksi otot rahim, distorsi dan kongesti dari
pembuluh darah di sekitarnya dan ulserasi dari lapisan endometrium.

b. Penekanan rahim yang membesar


 Terasa berat di abdomen bagian bawah.

c. Gejala traktus urinarius


 urine frequency,
 retensi urine,

 obstruksi ureter dan hidronefrosis.

d. Gejala intestinal:
 konstipasi obstruksi intestinal.

e. Terasa nyeri karena tertekannya saraf.


 Nyeri, dapat disebabkan oleh Penekanan saraf, Torsi bertangkai, Submukosa mioma terlahir.

Infeksi pada mioma


Infertilitas, akibat penekanan saluran tuba oleh mioma yang berlokasi di cornu. Perdarahan kontinyu
pada pasien dengan mioma submukosa dapat menghalangi implantasi. Terdapat peningkatan insiden
aborsi dan kelahiran prematur pada pasien dengan mioma intramural dan submukosa.

Kongesti vena, disebabkan oleh kompresi tumor yang menyebabkan edema ekstremitas bawah,
hemorrhoid, nyeri dan dyspareunia.

Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan.


1. Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi :
 Kehamilan dapat mengalami keguguran.
 Persalinan prematuritas.

 Gangguan proses persalinan.

 Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infentiritas.

 Pada kala III dapat terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan.

 Biasanya mioma akan mengalami involusi yang nyata setelah kelahiran.


Diagnosis
Diagnosis mima uteri ditegakkan berdasarkan:
1. Anamnesis
 Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif lama.
 Kadang-kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar.

 Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntir, pecah.

2. Pemeriksaan fisik
 Palpasi abdomen didapatkan tumor di abdomen bagian bawah.
 Pemeriksaan ginekologik dengan pemeriksaan bimanual didapatkan tumor tersebut menyatu
dengan rahim atau mengisi kavum Douglasi.

 Konsistensi padat, kenyal, mobil, permukaan tumor umumnya rata.

Gejala klinis
 Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa yang padat kenyal.
 Adanya perdarahan abnormal.

 Nyeri, terutama saat menstruasi.

 Infertilitas dan abortus.

Pemeriksaan luar
 Teraba massa tumor pada abdomen bagian bawah serta pergerakan tumor dapat terbatas atau
bebas.
 Pemeriksaan dalam

 Teraba tumor yang berasal dari rahim dan pergerakan tumor dapat terbatas atau bebas dan ini
biasanya ditemukan secara kebetulan.

Pemeriksaan penunjang
 USG, untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometriium dan keadaan
adnexa dalam rongga pelvis.
 Mioma juga dapat dideteksi dengan CT scan ataupun MRI, tetapi kedua pemeriksaan itu lebih
mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. Untungnya, leiomiosarkoma sangat jarang
karena USG tidak dapat membedakannya dengan mioma dan konfirmasinya membutuhkan
diagnosa jaringan.

 Dalam sebagian besar kasus, mioma mudah dikenali karena pola gemanya pada beberapa bidang
tidak hanya menyerupai tetapi juga bergabung dengan uterus; lebih lanjut uterus membesar dan
berbentuk tak teratur.

 Foto BNO/IVP pemeriksaan ini penting untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi
ginjal dan perjalanan ureter.
 Histerografi dan histeroskopi untuk menilai pasien mioma submukosa disertai dengan infertilitas.

 Laparaskopi untuk mengevaluasi massa pada pelvis.

Komplikasi
 Perdarahan sampai terjadi anemia.
 Torsi tangkai mioma dari : mioma uteri subserosa dan mioma uteri submukosa.

 Nekrosis dan infeksi, setelah torsi dapat terjadi nekrosis dan infeksi.

Pengaruh timbal balik mioma dan kehamilan.


Pengaruh mioma terhadap kehamilan.
 Infertilitas.
 Abortus.

 Persalinan prematuritas dan kelainan letak.

 Inersia uteri.

 Gangguan jalan persalinan.

 Perdarahan post partum.

 Retensi plasenta.

Pengaruh kehamilan terhadap mioma uteri


 Mioma cepat membesar karena rangsangan estrogen.
 Kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai. 2,3,8,9,10

 Diagnosis Banding

 Tumor solid ovarium.

 Uterus gravid.

 Kelainan bawaan rahim.

 Endometriosis, adenomiosis.

 Perdarahan uterus disfungsional.

Penanganan
Penanganan mioma uteri tergantung pada umur, paritas, lokasi, dan ukuran tumor, dan terbagi atas :
1. Penanganan konservatif, bila : mioma yang kecil pada pra dan post menopause tanpa gejala.
Cara penanganan konservatif sebagai berikut :
 Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6 bulan.
 Bila anemia, Hb < 8 g% transfusi PRC.
 Pemberian zat besi.

 Penggunaan agonis GnRH leuprolid asetat 3,75 mg IM pada hari 1-3 menstruasi setiap minggu
sebanyak tiga kali. Obat ini mengakibatkan pengerutan tumor dan menghilangkan gejala. Obat
ini menekan sekresi gonadotropin dan menciptakan keadaan hipoestrogenik yang serupa yang
ditemukan pada periode postmenopause. Efek maksimum dalam mengurangi ukuran tumor
diobservasi dalam 12 minggu.

 Terapi agonis GnRH ini dapat pula diberikan sebelum pembedahan, karena memberikan
beberapa keuntungan: mengurangi hilangnya darah selama pembedahan, dan dapat mengurangi
kebutuhan akan transfusi darah.

 Baru-baru ini, progestin dan antipprogestin dilaporkan mempunyai efek terapeutik. Kehadiran
tumor dapat ditekan atau diperlambat dengan pemberian progestin dan levonorgestrol
intrauterin.

2. Penanganan operatif, bila :


 Ukuran tumor lebih besar dari ukuran uterus 12-14 minggu.
 Pertumbuhan tumor cepat.

 Mioma subserosa bertangkai dan torsi.

 Bila dapat menjadi penyulit pada kehamilan berikutnya.

 Hipermenorea pada mioma submukosa.

 Penekanan pada organ sekitarnya.


Jenis operasi yang dilakukan dapat berupa :

a) Enukleasi Mioma
Dilakukan pada penderita infertil atau yang masih menginginkan anak atau mempertahankan
uterus demi kelangsungan fertilitas. Sejauh ini tampaknya aman, efektif, dan masih menjadi
pilihan terbaik. Enukleasi sebaiknya tidak dilakukan bila ada kemungkinan terjadinya karsinoma
endometrium atau sarkoma uterus, juga dihindari pada masa kehamilan. Tindakan ini
seharusnya dibatasi pada tumor dengan tangkai dan jelas yang dengan mudah dapat dijepit dan
diikat. Bila miomektomi menyebabkan cacat yang menembus atau sangat berdekatan dengan
endometrium, kehamilan berikutnya harus dilahirkan dengan seksio sesarea.

Kriteria preoperasi menurut American College of Obstetricians Gynecologists (ACOG) adalah


sebagai berikut :

 Kegagalan untuk hamil atau keguguran berulang.

 Terdapat leiomioma dalam ukuran yang kecil dan berbatas tegas.


 Apabila tidak ditemukan alasan yang jelas penyebab kegagalan kehamilan dan keguguran yang
berulang.

b) Histerektomi
Dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki leiomioma yang
simptomatik atau yang sudah bergejala. Kriteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut:
Terdapatnya 1 sampai 3 leiomioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan olah
pasien.
Perdarahan uterus berlebihan :
• Perdarahan yang banyak bergumpal-gumpal atau berulang-ulang selama lebih dari 8 hari.
• Anemia akibat kehilangan darah akut atau kronis.
Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma meliputi :
• Nyeri hebat dan akut.
• Rasa tertekan punggung bawah atau perut bagian bawah yang kronis.
• Penekanan buli-buli dan frekuensi urine yang berulang-ulang dan tidak disebabkan infeksi saluran
kemih.

c) Penanganan Radioterapi
 Hanya dilakukan pada pasien yang tidak dapat dioperasi (bad risk patient).
 Uterus harus lebih kecil dari usia kehamilan 12 minggu.

 Bukan jenis submukosa.

 Tidak disertai radang pelvis atau penekanan pada rektum.

 Tidak dilakukan pada wanita muda, sebab dapat menyebabkan menopause.

 Maksud dari radioterapi adalah untuk menghentikan perdarahan.

Mioma Uteri adalah suatu tumor jinak pada rahim yang berasal dari otot rahim. Dikenal juga
dengan istilah mioma atau myom atau tumor otot rahim. Jumlah penderita mioma uteri ini sulit
diketahui secara akurat karena banyak yang tidak menimbulkan keluhan sehingga penderita tidak
memeriksakan dirinya ke dokter. Secara umum angka kejadian mioma uteri diprediksi mencapai
20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.
gambar 1. mioma uteri multipel
Penyebab
Penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan
tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor
estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga
mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi)
dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause) Sering
kali mioma uteri membesar ke arah rongga rahim dan tumbuh keluar dari mulut rahim. Ini yang
sering disebut sebagai Myoma Geburt (Geburt berasal dari bahasa German yang berarti lahir).
Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, pada perabaan memiliki konsistensi
kenyal, berbentuk bulat dan permukaan berbenjol-benjol seperti layaknya tumor perut. Beratnya
bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, namun bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.

Jenis
Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis:
- Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim (subserosa)
- Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim (intramural)
- Pertumbuhan ke arah rongga rahim (submukosa)
Gejala dan tanda
Kebanyakan mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin
ataupun saat pemeriksaan ultrasonogafi (USG). Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan
besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah :

Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid.

Penekanan organ di sekitar tumor oleh mioma uteri seperti kandung kemih, saluran kemih
(ureter), usus besar (rektum) atau organ rongga panggul lainnya sehingga menimbulkan gangguan
buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan
ginjal karena penekanan saluran kemih (ureter).

Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya reaksi peradangan
steril di dalam rahim.

Teraba benjolan pada bagian bawah perut dekat rahim yang terasa kenyal.

Gangguan sulit hamil (infertilitas) karena terjadi penekanan pada saluran indung telur ataupun
menyebabkan keguguran berulang (recurrent pregnancy loss).

Rasa nyeri biasanya diakibatkan oleh perubahan mioma uteri yang disebut degenerasi atau
kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Gejala sulit hamil
ataupun keguguran berulang dapat disebabkan gangguan sumbatan pada saluran telur (tuba
fallopi) dan gangguan implantasi sel telur yang telah dibuahi pada endometrium.

Sedangkan mioma uteri selama kehamilan dapat mengganggu kehamilan itu sendiri berupa
kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim,
pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta.

Sebaliknya, kehamilan juga dapat merangsang pertumbuhan mioma uteri. Saat hamil, mioma
uteri cenderung membesar seiring dengan meningkatnya kadar hormon wanita (estrogen) selama
kehamilan. Pembesaran yang cepat ini memicu perubahan dari mioma uteri (degenerasi) yang
dapat menimbulkan rasa nyeri.

gambar 2. Gambaran USG mioma uteri

Bagaimana cara mendeteksi mioma uteri?


1. Pada pemeriksaan fisik, mioma uteri dapat ditemukan melalui pemeriksaan ginekologi rutin.
Diagnosis mioma uteri dicurigai bila dijumpai gangguan kontur uterus oleh satu atau lebih massa
yang lebih licin, tetapi sering sulit untuk memastikan bahwa massa seperti ini adalah bagian dari
uterus.

2. Pemeriksaan penunjang
a. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam menetapkan adanya mioma
uteri. Ultrasonografi transvaginal terutama lebih bermanfaat untuk mendeteksi kelainain pada
rahim, termasuk mioma uteri. Uterus yang besar lebih baik diobservasi melalui ultrasonografi
transabdominal. Mioma uteri dapat menampilkan gambaran secara khas yang mendemonstrasikan
irregularitas kontur maupun pembesaran uterus. Sehingga sangatlah tepat untuk digunnakan
dalam monitoring (pemantauan) perkembangan mioma uteri.

b. Hiteroskopi
Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa, jika tumornya kecil serta
bertangkai. Pemeriksaan ini dapat berfungsi sebagai alat untuk penegakkan diagnosis dan
sekaligus untuk pengobatan karena dapat diangkat.

c. MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Akurat dalam menggambarkan jumlah, ukuran, dan lokasi mioma tetapi jarang diperlukan karena
keterbatasan ekonomi dan sumber daya. MRI dapat menjadi alternatif ultrasonografi pada kasus-
kasus yang tidak dapat disimpulkan.
Bagaimana cara pengobatan atau penanganannya?
Bila mioma uteri berukuran kecil, tidak cenderung membesar dan tidak memicu keluhan yang
berarti, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali termasuk pemeriksaan USG.
55% dari semua mioma uteri tidak membutuhkan suatu pengobatan dalam bentuk apapun.
Menopause dapat menghentikan pertumbuhan mioma uteri. Pengecilan tumor sementara
menggunakan obat-obatan GnRH analog dapat dilakukan, akan tetapi pada wanita dengan
hormon yang masih cukup (premenopause), mioma ini dapat membesar kembali setelah obat-
obatan ini dihentikan. Jika tumor membesar, timbul gejala penekanan, nyeri hebat, dan
perdarahan dari kemaluan yang terus menerus, tindakan operasi sebaiknya dilakukan.

Operasi pembedahan
Operasi pembedahan tergantung dari jenis dan letak mioma uteri. Pada kasus mioma
submukosum dapat dilakuakan operasi histeroskopi untuk dilakukan reseksi mioma. Jika terdapat
mioma uteri jenis subserosa atau intramural dapat dilakukan operasi pengangkatan mioma
(miomektomi) melalui laparoskopi atau laparotomi. Banyak wanita dengan mioma uteri memilih
untuk dilakukan miomektomi dibandingkan dengan histerektomi (pengangkatan rahim). Saat ini
histerektomi tidak hanya dilakukan jika tidak ada rencana hamil lagi. Namun banyak fungsi
rahim lainnya selain untuk memiliki keturunan. Akan sangat membantu jika Anda melakukan
konseling dengan dokter Anda sehingga pengobatan yang diberikan akan menjawab keinginan
dan keluhan Anda.

Anda mungkin juga menyukai