DIUSULKAN OLEH:
UNIVERSITAS UDAYANA
BALI
2013
USULAN KREATIVITAS MAHASISWA
A. JUDUL PROGRAM
Kompos Alternatif Masalah Sampah dan Menanggulangi Kerusakan
Lingkungan.
Sebenarnya sampah bisa kita manfaatkan agar tidak terbuang secara sia- sia,
contohnya sampah plastik, kertas, besi dan lain sebagainya bisa kita olah kembali
menjadi barang- barang yang lebih berguna atau yang sering disebut dengan
istilah daur ulang. Tetapi kebanyakan masyarakat kita yang sibuk membuat
mereka enggan untuk mendaur ulang sampah. Bukan hanya itu, image sampah
yang bau, kotor, dan menjijikan juga menjadi faktor yang menyebabkan orang-
orang malas berurusan dengan sampah.
Anggapan masyarakat kita tentang sampah yang kurang baik itu sebenarnya
bisa ditanggulangi dengan cara memisahkan sampah organik dengan sampah
anorganik agar sampah daur ulang tidak menjadi kotor, bau, dan menjijikan
karena busuknya sampah organik diantara sampah- sampah anorganik. Sampah
organik yang mudah untuk membusuk itu juga tidak akan tercemar oleh sampah
anorganik yang memerlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk
membusuk atau terurai. Jadi dengan kita memisahkan sampah tersebut kita bisa
dengan mudah memanfaatkan keduanya, tanpa ada ganguan.
Pembusukan sampah organik yang sering kita anggap sebagai sesuatu yang
menjijikan, bau, dan tidak ada gunanya lagi sebenarnya masih bisa dimanfaatkan.
Daripada sampah tersebut dibuang dan memenuhi tempat sampah ada baiknya
sampah tersebut diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna seperti KOMPOS.
Pada dasarnya pembuatan kompos tidaklah sesulit yang dibayangkan. Membuat
kompos bisa dilakukan di halaman rumah, tempat terbuka, kebun, sawah, atau
tempat lainnya yang mendukung.
Dengan adanya sampah organik yang dihasilkan dari sisa kegiatan sehari-
hari ini, mestinya kita tidak perlu membeli pupuk lagi. Tetapi kebanyakan
masyarakat kita tidak menyadari hal itu, mereka cenderung membiarkan sampah-
sampah tersebut diangkut oleh mobil sampah dan memilih untuk membeli pupuk
yang ujung- ujungnya terbuat dari sampah yang kita buang sehari- hari.
Kompos adalah pupuk organik yang ramah lingkungan dan tentunya murah.
Meskipun dalam penggunaannya memerlukan waktu yang relative lebih lama.
Walaupun demikian, hasil dari tanaman yang kita pupuk akan lebih alami,
tanahnya juga tidak akan tercemar oleh residu kimia yang biasanya ditinggalkan
oleh pupuk kimia yang kita gunakan. Dengan demikian, selain hemat biaya
kompos juga merupakan alternatif penanggulangan pencemaran lingkungan.
C. RUMUSAN MASALAH
Dalah hal ini adalah bagaima cara pembuata kompos agar bisa mengatasi
masalah sampah dan kerusakan lingkungan akibat residu pupuk kimia.
D. TUJUAN PROGRAM
Tujuan dari program ini adalah:
Meningkatkan pengetahuan masyarakat akan kompos, menanggulangi masalah
sampah, dan kerusakan lingkungan akibat residu pupuk kimia.
G. TINJAUAN PUSTAKA
Kompos atau humus adalah sisa-sisa mahluk hidup yang telah mengalami
pelapukan, bentuknya sudah berubah seperti tanah dan tidak berbau. Kompos
memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil.
Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi
tanaman.
Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan
organik dapat dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting,
dan sisa kayu dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran
manusia bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan
istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi
kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan
ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan.
Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras,
batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain adalah kayu-kayu
yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.
Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah,
apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap
haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak
dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang ‘setengah matang’ juga tidak
baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai ‘matang’ agar bisa
diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari
tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah
lagi.
Membuat kompos sangat mudah. Secara alami bahan organik akan
mengalami pelapukan menjadi kompos, tetapi waktunya lama antara setengah
sampai satu tahun tergantung bahan dan kondisinya. Agar proses pengomposan
dapat berlangsung lebih cepat perlu perlakuan tambahan.Pembuatan kompos
dipercepat dengan menambahkan aktivator atau inokulum atau biang kompos.
Aktivator ini adalah jasad renik (mikroba) yang bekerja mempercepat pelapukan
bahan organik menjadi kompos. Bahan organik yang lunak dan ukurannya cukup
kecil dapat dikomposkan tanpa harus dilakukan pencacahan. Tetapi bahan organik
yang besar dan keras, sebaiknya dicacah terlebih dahulu. Aktivator kompos harus
dicampur merata ke seluruh bahan organik agar proses pengomposan berlangsung
lebih baik dan cepat.
Bahan yang akan dibuat kompos juga harus cukup mengandung air. Air ini
sangat dibutuhkan untuk kehidupan jasad renik di dalam aktivator kompos. Bahan
yang kering lebih sulit dikomposkan. Akan tetapi kandungan air yang terlalu
banyak juga akan menghambat proses pengomposan. Jadi basahnya harus cukup.
Bahan juga harus cukup mengandung udara. Seperti halnya air, udara dibutuhkan
untuk kehidupan jasad renik aktivator kompos.
Untuk melindungi kompos dari lingkungan luar yang buruk, kompos perlu
ditutup. Penutupan ini bertujuan untuk melindungi bahan/jasad renik dari air
hujan, cahaya matahari, penguapan, dan perubahan suhu.
J. BIAYA
Biaya pelaksanaan selama 2 bulan :
No. Pengeluaran Biaya
http://fourseasonnews.blogspot.com/2013/01/pengertian-kompos-menurut-para-
ahli.html
http://sutomodiriku.wordpress.com/pengertian-kompos-dan-cara-pembuatannya/