Anda di halaman 1dari 13

Laboratorium Survey dan Pemetaan

Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik


Universitas Indonesia

Anggota Kelompok : 1. ADISTRI PHITAMARA - 1806233594

2. CHOLISA AMALIA PUTRI R.(1806233606)

3. OLIVIA GRACELLA ROSPITA (1806233631)

4. MUHAMMAD RIFALDI LUTHFI(1806233633)

5. AMIRA IZZATI MARDIYA (1806233650)

Kelompok : E7

Tanggal Praktikum : Rabu, 2 Oktober 2019

Judul Praktikum : 04- Taking Out Levels of Various Points And


Booking In A Level Field Book

05- Differential or Fly Levelling – Reduce Levels


By. H.I. Method and Rise and Fall Method

Nama Asisten : Valdo Lohanda Setiawan

Skor : Paraf :

A. TUJUAN
04 – Mencari ketinggian dari suatu titik dengan satu kali ukur
05 – Mencari perbedaan ketinggian atau elevasi antara dua titik dengan metode
rise and fall
B. TEORI DASAR
Perbedaan ketinggian atau lavelling sangat penting dalam ilmu ukur tanah.
Pengukuran ini yang biasa disebut sebagai sipat datar (levelling). Sipat datar
(levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik
di permukaan tanah (Hidayat, 2016). Sebuah bidang datar acuan, atau datum,
ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang
ditentukan dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yag ditetapkan tersebut,
dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi. Dalam istilah geodesi, datum
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

ketinggian yang digunakan adalah berupa tinggi permukaan air laut rata-rata
(mean sea level). Berdasarkan datum tersebut dapat dikembangkan jaringan
levelling, sebagai titik kontrol ketinggian yang biasanya disebut Bench Mark
(BM). Pengukuran menyipat datar mempunyai maksud untuk menentukan
beda tinggi antara titik-titik pada permukaan bumi. Sebagai acuan
terhadap penentuan tinggi titik-titik tersebut digunakan muka air laut rata-rata
(MSL) atau tinggi lokal.
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar
(waterpass). Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah
rambu yang berdiri vertikal. Maka, beda tinggi dapat dicari dengan
menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang. Fungsi
dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain
a. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis
gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
b. Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.
c. Menghitung volume pekerjaan tanah.
d. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
e. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.

C. DATA PRAKTIKUM
B.M = 100 dm
B.S. I.S. F.S. R.L.
Point Remark
(dm) (dm) (dm) (dm)

A 11,5 - 11,65 99,85

B 11,65 - 11,65 100

C 11,65 7,8 103,85

Tabel 1 Field Booking


Sumber: Analisis Praktikum Modul 04 Kelompok E7, 2019
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

B.S. F.S. Rise Fall R.L.


Point Remark
(dm) (dm) (dm) (dm) (dm)

E 11,5 11,65 + 0,15 99,85

D 11,65 11 -0,65 100,65

C 11 12 +1 99

B 12 11,9 -0,1 100,1

A 11,9 11,1 -0,8 100,8

Tabel 2. Rise And Fall Method Booking


Sumber: Analisis Praktikum Modul 05 Kelompok E7, 2019

B.S. F.S. R.L.


Point H.I. (dm) Remark
(dm) (dm) (dm)

E 11,5 11,65 11,5 99,85

D 11,65 11 11,3 100,65

C 11 12 11,6 99

B 12 11,9 11,7 100,1

A 11,9 11,1 11,6 100,8

Tabel 3. Height of Instrument (H.I.) Method Booking


Sumber: Analisis Praktikum Modul 05 Kelompok E7, 2019
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

D. PENGOLAHAN DATA
B.S. I.S. F.S. R.L. Remark
Point
(dm) (dm) (dm) (dm)

A 11,5 - 11,65 99,85

B 11,65 - 11,65 100

C 11,65 7,8 103,85

Tabel 2 Field Booking


Sumber: Analisis Praktikum Modul 04 Kelompok E7, 2019

B.S + B.M. = F.S. + R.L.


 Point A
11,5 + 100 = 11,65 + R.L.
R.L. = 99,85
 Point B
11,65 + 100 = 11,65 + RL
RL = 100
 Point C
11,65 + 100 = 7,8 + R.L.
R.L. = 103,85

B.S. F.S. Rise R.L.


Point Fall (dm) Remark
(dm) (dm) (dm) (dm)

E 11,5 11,65 + 0,15 99,85

D 11,65 11 -0,65 100,65

C 11 12 +1 99

B 12 11,9 -0,1 100,1

A 11,9 11,1 -0,8 100,8

Tabel 2. Rise and Fall Method Booking


Sumber: Analisis Praktikum Modul 05 Kelompok E7, 2019
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

B.S. + L.H. = (B.S. ± Rise/Fall) + R.L.


 Point E
11,5 + 100 = 11,5 + 0,15 + R.L.
RL = 99,85
 Point D
11,65 + 100 = 11,65 – 0,65 + R.L.
R.L. = 100,65
 Point C
11 + 100 = 11 + 1 + R.L.
R.L. = 99
 Point B
12 + 100 = 12 – 0,1 + R.L.
R.L. = 100,1
 Point A
11,9 + 100 = 11,9 – 0,8 + R.L.
R.L. = 100,8

B.S. F.S. R.L.


Point H.I. (dm) Remark
(dm) (dm) (dm)

E 11,5 11,65 11,5 99,85

D 11,65 11 11,3 100,65

C 11 12 11,6 99

B 12 11,9 11,7 100,1

A 11,9 11,1 11,6 100,8

Tabel 3. Height of Instrument (H.I.) Method Booking


Sumber: Analisis Praktikum Modul 05 Kelompok E7, 2019
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

H.I. + B.M. = F.S. + R.L. (E)


 Point E
11,5 + 100 = 11,65 + R.L.
R.L. = 99,85

B.S + L.H = H.I + L.HI = F.S + R.L (DCBA)


 Point D
11,65 + 100 = 11 + R.L.
R.L. = 100,65
 Point C
11 + 100 = 12 + R.L.
R.L. = 99
 Point B
12 + 100 = 11,9 + R.L.
R.L. = 100,3
 Point A
11,9 + 100 = 11,1 + R.L.
R.L. = 100,8
E. ANALISIS
I. Analisis Percobaan
Pada tanggal 2 Oktober 2019, praktikum telah melakukan
pengamatan untuk modul 04 yang berjudul Taking Out Levels Of Various
Points and Booking In A Level Field Book dan modul 05 yang berjudul
Differential or Fly Levelling – Reduce Levels By H.I. Method and Rise and
Fall Method. Tujuan praktikum ini adalah untuk mencari ketinggian suatu
titik dengan metode satu kali ukur dan untuk mencari perbedaan ketinggian
atau elevasi antara dua titik dengan metode rise and fall.
Praktikum ini diawali dengan melakukan pengecekan terhadap alat
alat yang digunakan yaitu waterpass, statif, dan levelling staff. Setiap alat
yang digunakan harus bekerja dengan baik agar praktikum dapat berjalan
dengan lancar serta data yang didapatkan akurat. Kemudian, praktikan
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

menyeimbangkan alat waterpass dengan mengatur kaki statif serta sekrup


waterpass sampai gelembung berada ditengah lingkaran.
Waterpass diletakkan di titik benchmark Lapangan GK yang telah
ditentukan. Praktikan mengukur tinggi waterpass dari dasar tanah
menggunakan roll meter. Setelah itu, praktikan menentukan titik yang akan
diukur ketinggian. Pada titik tersebut diletakkan levelling staff. Praktikan
membaca ketinggian titik tersebut yang tertera pada leveling staff
menggunakan waterpass yang sebelumnya sudah di set di benchmark.
Ketinggian tersebut dicatat pada kolom back sight.
Setelah data pengukuran didapatkan, posisi levelling staff dan
waterpass ditukar. Levelling staff diletakkan di benchmark, sedangkan
waterpass diletakkan di tempat dimana levelling staff diletakkan
sebelumnya. Kemudian, praktikan mengukur kembali ketinggian waterpass
di titik tersebut menggunakan roll meter. Selanjutnya, praktikan mengamati
ketinggian titik bench mark menggunakan bantuan levelling staff. Data
pengukuran tersebut dicatat pada kolom fore sight. Pengamatan tersebut
diulang sampai 3 kali dengan 3 titik yang berbeda yaitu A, B, dan C.
Setelah menyelesaikan modul 04, praktikan melanjutkan praktikum
modul 05. Praktikum modul 05 bertujuan untuk menentukan tinggi suatu
titik meggunakan metode rise and fall dan H.I. Praktikan menentukan 5 titik
yang akan diukur tingginya. Kelima titik tersebut diukur menggunakan
waterpass dengan mengukur back sight dan fore sight.
Pengukuran dimulai dari benchmark untuk mengukur tinggi titik
pertama (E). Hasil pengukuran dicatat sebagai data fore sight. Kemudian,
sipat datar diletakkan ditengah dua buah titik untuk mengukur tinggi
sebelumnya. Data dicatat sebagai back sight. Pada praktikum ini, sudah
diketahui tinggi B.M. yaitu 100 dm. B.M. ini merupakan ketinggian titik
benchmark dari permukaan air laut.
II. Analisis Hasil
Dari data yang diperoleh dari praktikum ini, praktikan melakukan
pengolahan dengan memasukkannya kedalam rumus. Rumus yang
digunakan pada modul 04 adalah B.S + B.M. = F.S. + R.L. Data yang
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

diambil pada percobaan berupa back sight (B.S.) dan fore sight (F.S.).
Besarnya B.M. sudah ditetapkan 100 dm. Sehingga, melalui persamaan
tersebut, praktikan bisa mendapatkan besar R.L. yang merupakan
ketinggian titik yang dicari diukur dari permukaan air laut. Dari ketiga titik
yang praktikan amati, ketiga nya memiliki ketinggian yang berbeda beda.
Titik A memiliki ketinggian 49,85. Titik B memiliki ketinggian 99,85.
Sedangkan titik C memiliki ketinggian 103,7.
Pengolahan data pada praktikum modul 05 menggunakan metode
rise and fall. Rumus yang digunakan adalah B.S. + L.H. = B.S. ± rise/fall
+ R.L. Apabila F.S. lebih tinggi dibandingkan B.S., data yang diperoleh
adalah rise. Besarnya adalah positif perbedaan ketinggiannya. Sedangkan,
apabila F.S. lebih rendah dibandingkan B.S., data yang diperoleh adalah
fall. Besarnya adalah negative dari perbedaan ketinggian kedua pengukuran.
Selain menggunakan metode rise and fall, dilakukan juga
perhitungan menggunakan metode H.I. Rumusnya adalah B.S. + L.H. =
F.S. + R.L. = H.I. + L.Hi. Perhitungan menggunakan metode H.I. maupun
rise and fall memperoleh hasil R.L. yang sama karena data yang digunakan
pada keduanya adalah sama. R.L. menunjukkan ketinggian titik yang diukur
dari permukaan air laut.
Dari hasil data dan pengolahan modul 05, praktikan dapat
mengetahui hasil pengukuran elevasi dari masing masing titik. Apabila data
meningkat (F.S. lebih tinggi dari B.S.), maka perbandingan ketinggian suatu
titik dengan titik setelahnya adalah rise atau meningkat. Apabila data
menurun (B.S. lebih tinggi dari F.S.), maka perbandingan suatu titik dengan
titik sebelahnya adalah fall atau menurun.
Berdasarkan data yang didapat, titik E lebih tinggi dibandingkan
titik D. Karena E memiliki elevasi rise sedangkan D memiliki elevasi fall.
Titik D lebih rendah dari C karena C memiliki elevasi rise + 1. Sedangkan
titik B dan A berada lebih rendah dari C karena elevasinya negative / fall.
Titik A lebih rendah dari B karena nilai minus (fall) A lebih rendah dari B.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

III. Analisis Kesalahan


Kesalahan pada praktikum dapat diakibatkan oleh beberapa hal.
Salah satunya adalah error in the equipment yaitu kesalahan pada alat.
Contohnya adalah unstable tripod yaitu kondisi ketika tripod yang
digunakan kurang stabil seperti ada bagian yang tertekan masuk ke tanah
ketika pembacaan dilakukan. Hal ini dapat dicegah dengan memperhatikan
kestabilan gelembung nivo pada alat agar tetap berada di dalam lingkaran.
Tetapi, ketepatan dalam membacanya juga dibutuhkan agar gelembung
benar benar tepat di tengah.
Faktor lainnya adalah staff not vertical. Hal ini terjadi apabila
praktikan yang memegang levelling staff tidak lurus atau tegak lurus dari
tanah. Sehingga levelling staff yang dipegang miring. Ini menyebabkan
pembacaan ketinggian waterpass menjadi tidak akurat.
Selain itu, kesalahan yang dapat terjadi berupa reading and booking
errors. Kesalahan ini terjadi karena praktikan kurang terampil dalam
menggunakan alat seingga pengukuran yang dibaa dan dicatat kurang tepat.
Kesalahan juga dipengaruhi oleh weather factor. Kencangnya hembusan
angin dapat menggoyangkan levelling staff serta menyebabkan kesalahan
visualisasi apabila matahari bersinar dengan sangat terik. Apalagi,
praktikum ini dilaksanakan tepat siang hari ketika matahari sedang terik
sehingga mengaburkan pandangan praktikan ketika membaca data pada
alat.
Kesalahan terakhir yang dapat terjadi adalah field errors. Keadaan
ini terjadi apabila dataran tempat meletakkan alat tidak datar. Sehingga alat
yang digunakan posisinya kurang stabil. Walaupun banyak kesalahan yang
terjadi pada praktikum ini, praktikan telah berusaha semaksimal mungkin
untuk mengurangi kemungkinan kesalahan yang akan terjadi agar data yag
kami peroleh menjadi akurat. Jika dilihat dari pengolahan data, kedua hasil
baik menggunakan rise and fall method dan H.I. method menunjukkan hasil
yang sama. Ini berarti tidak ada kesalahan relative yang terjadi pada
praktikum ini.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

F. APLIKASI
Praktikum ilmu ukur tanah modul ini bermanfaat dalam dunia teknik
sipil yang sebenarnya. Seorang surveyor akan melakukan survey pada lahan
atau wilayah/ daerah yang akan dibangun bangunan sebelom proses
pernacangan dan konstruksi dimulai. Contohnya adalah ketika merancang
jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis gradien
paling sesuai dengan topografi yang ada, merencanakan proyek-proyek
konsruksi menurut evaluasi terencana, menghitung volume pekerjaan tanah,
menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah, serta mengembangkan peta-
peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.

G. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dari praktikum ini adalah

1. Dari praktikum modul 04, ketinggian titik yang diukur adalah


Titik A: 99,85 dm
Titik B: 100 dm
Titik C: 103,85 dm
2. Dari praktikum modul 05, ketinggian titik yang diukur adalah
Titik A: 100,8 dm
Titik B: 100,1 dm
Titik C: 99 dm
Titik D: 100,65 dm
Titik E: 99,85 dm
3. Hasil pengukuran metode H.I. hasilnya akan sama dengan metode rise and
fall.

Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya praktikan melakukan


praktikum ini dengan bersungguh sungguh karena akan sangat membantu di
dunia kerja nantinya terutama apabila ingin melanjutkan menjadi surveyor.
Praktikan sebaiknya mempelajari terlebih dahulu modul yang akan dilakukan
agar pada saat praktikum sudah memiliki pemahaman tentang modul tersebut
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

sehingga praktikum terlaksana dengan maksimal. Segala alat harus


dipersiapkan dengan baik agar tidak ada yang tertinggal ataupun rusak yang
mengakibatkan terhambatnya kelancaran praktikum. Ketelitian pada saat
melakukan pengamatan dan membaca data juga sangat diperlukan agar tidak
terjadi kesalahan pada pengumpulan data yang berakhir pada kesalahan
penarikan kesimpulan nantinya. Segala faktor kesalahan yang menghambat
jalannya praktikum harus dicegah semaksimal mungkin agar praktikum dapat
berjalan dengan lancar.

H. REFERENCES
Hidayat, M. (2016). PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PROFIL MEMANJANG
MELINTANG DENGAN AUTODESK LAND DEKSTOP PENGUKURAN DAN
PENGGAMBARAN PROFIL MEMANJANG MELINTANG DENGAN AUTODESK LAND
DEKSTOP . PERENCANAAN JALAN SADAPAN GETAH DI DAERAH LENGKONG
KABUPATEN SUKABUMI.

Transportation, O. D. (2000). In Basic Surveying - Theory and Practice.

I. LAMPIRAN

Figure 1 Levelling Staff


Source: Dokumentasi Kelompok E7, 2019
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Figure 2 Waterpass Reading


Source: Dokumentasi Kelompok E7, 2019

Figure 3 Mengukur ketinggian titik


Source: Dokumentasi Kelompok E7, 2019
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia

Figure 4 Pembacaan Waterpass


Source: Dokumentasi Kelompok E7, 2019

Anda mungkin juga menyukai