Kelompok : E7
Skor : Paraf :
A. TUJUAN
04 – Mencari ketinggian dari suatu titik dengan satu kali ukur
05 – Mencari perbedaan ketinggian atau elevasi antara dua titik dengan metode
rise and fall
B. TEORI DASAR
Perbedaan ketinggian atau lavelling sangat penting dalam ilmu ukur tanah.
Pengukuran ini yang biasa disebut sebagai sipat datar (levelling). Sipat datar
(levelling) adalah suatu operasi untuk menentukan beda tinggi antara dua titik
di permukaan tanah (Hidayat, 2016). Sebuah bidang datar acuan, atau datum,
ditetapkan dan elevasi diukur terhadap bidang tersebut. Beda elevasi yang
ditentukan dikurangkan dari atau ditambah dengan nilai yag ditetapkan tersebut,
dan hasilnya adalah elevasi titik-titik tadi. Dalam istilah geodesi, datum
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
ketinggian yang digunakan adalah berupa tinggi permukaan air laut rata-rata
(mean sea level). Berdasarkan datum tersebut dapat dikembangkan jaringan
levelling, sebagai titik kontrol ketinggian yang biasanya disebut Bench Mark
(BM). Pengukuran menyipat datar mempunyai maksud untuk menentukan
beda tinggi antara titik-titik pada permukaan bumi. Sebagai acuan
terhadap penentuan tinggi titik-titik tersebut digunakan muka air laut rata-rata
(MSL) atau tinggi lokal.
Pengukuran beda tinggi dilakukan dengan menggunakan alat sipat datar
(waterpass). Alat didirikan pada suatu titik yang diarahkan pada dua buah
rambu yang berdiri vertikal. Maka, beda tinggi dapat dicari dengan
menggunakan pengurangan antara bacaan muka dan bacaan belakang. Fungsi
dari pengukuran beda tinggi ini, antara lain
a. Merancang jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis
gradien paling sesuai dengan topografi yang ada.
b. Merencanakan proyek-proyek konsruksi menurut evaluasi terencana.
c. Menghitung volume pekerjaan tanah.
d. Menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah.
e. Mengembangkan peta-peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.
C. DATA PRAKTIKUM
B.M = 100 dm
B.S. I.S. F.S. R.L.
Point Remark
(dm) (dm) (dm) (dm)
C 11 12 +1 99
C 11 12 11,6 99
D. PENGOLAHAN DATA
B.S. I.S. F.S. R.L. Remark
Point
(dm) (dm) (dm) (dm)
C 11 12 +1 99
C 11 12 11,6 99
diambil pada percobaan berupa back sight (B.S.) dan fore sight (F.S.).
Besarnya B.M. sudah ditetapkan 100 dm. Sehingga, melalui persamaan
tersebut, praktikan bisa mendapatkan besar R.L. yang merupakan
ketinggian titik yang dicari diukur dari permukaan air laut. Dari ketiga titik
yang praktikan amati, ketiga nya memiliki ketinggian yang berbeda beda.
Titik A memiliki ketinggian 49,85. Titik B memiliki ketinggian 99,85.
Sedangkan titik C memiliki ketinggian 103,7.
Pengolahan data pada praktikum modul 05 menggunakan metode
rise and fall. Rumus yang digunakan adalah B.S. + L.H. = B.S. ± rise/fall
+ R.L. Apabila F.S. lebih tinggi dibandingkan B.S., data yang diperoleh
adalah rise. Besarnya adalah positif perbedaan ketinggiannya. Sedangkan,
apabila F.S. lebih rendah dibandingkan B.S., data yang diperoleh adalah
fall. Besarnya adalah negative dari perbedaan ketinggian kedua pengukuran.
Selain menggunakan metode rise and fall, dilakukan juga
perhitungan menggunakan metode H.I. Rumusnya adalah B.S. + L.H. =
F.S. + R.L. = H.I. + L.Hi. Perhitungan menggunakan metode H.I. maupun
rise and fall memperoleh hasil R.L. yang sama karena data yang digunakan
pada keduanya adalah sama. R.L. menunjukkan ketinggian titik yang diukur
dari permukaan air laut.
Dari hasil data dan pengolahan modul 05, praktikan dapat
mengetahui hasil pengukuran elevasi dari masing masing titik. Apabila data
meningkat (F.S. lebih tinggi dari B.S.), maka perbandingan ketinggian suatu
titik dengan titik setelahnya adalah rise atau meningkat. Apabila data
menurun (B.S. lebih tinggi dari F.S.), maka perbandingan suatu titik dengan
titik sebelahnya adalah fall atau menurun.
Berdasarkan data yang didapat, titik E lebih tinggi dibandingkan
titik D. Karena E memiliki elevasi rise sedangkan D memiliki elevasi fall.
Titik D lebih rendah dari C karena C memiliki elevasi rise + 1. Sedangkan
titik B dan A berada lebih rendah dari C karena elevasinya negative / fall.
Titik A lebih rendah dari B karena nilai minus (fall) A lebih rendah dari B.
Laboratorium Survey dan Pemetaan
Departemen Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas Indonesia
F. APLIKASI
Praktikum ilmu ukur tanah modul ini bermanfaat dalam dunia teknik
sipil yang sebenarnya. Seorang surveyor akan melakukan survey pada lahan
atau wilayah/ daerah yang akan dibangun bangunan sebelom proses
pernacangan dan konstruksi dimulai. Contohnya adalah ketika merancang
jalan raya, jalan baja, dan saluran-saluran yang mempunyai garis gradien
paling sesuai dengan topografi yang ada, merencanakan proyek-proyek
konsruksi menurut evaluasi terencana, menghitung volume pekerjaan tanah,
menyelidiki ciri-ciri aliran di suatu wilayah, serta mengembangkan peta-
peta yang menunjukkan bentuk tanah secara umum.
H. REFERENCES
Hidayat, M. (2016). PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PROFIL MEMANJANG
MELINTANG DENGAN AUTODESK LAND DEKSTOP PENGUKURAN DAN
PENGGAMBARAN PROFIL MEMANJANG MELINTANG DENGAN AUTODESK LAND
DEKSTOP . PERENCANAAN JALAN SADAPAN GETAH DI DAERAH LENGKONG
KABUPATEN SUKABUMI.
I. LAMPIRAN