Anda di halaman 1dari 6

BUSINESS ETHICS CASE

UNOCAL IN BURMA

Oleh:

Kelompok 4

Alvian Alvin Mubarok

Dian Syah Fitri Simbolon

Hezki Awan Perdana

Nindya Dewi Rizka Sari

Tri Gariawan

KELAS B/71

MAGISTER MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS

UNIVERSITAS GADJAH MADA

2018
DAFTAR ISI

A. DESKRIPSI KASUS .......................................................................................................... 1


B. PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
• Pertanyaan 1 ................................................................................................................. 2
• Pertanyaan 2 ................................................................................................................. 3
• Pertanyaan 3 ................................................................................................................. 4
A. DESKRIPSI KASUS UNOCAL IN BURMA

Unocal mulai masuk ke Burma pada tahun 1990-an untuk explorasi sumber daya migas
lepas pantai, pada tahun 1993 Unocal ikut dalam proyek pembangunan “Yadana Field” untuk
menambang gas alam lepas pantai yang terletak di laut Andaman, pada kedalaman 46 meter
dari permukaan laut dengan estimasi gas alam yang terkandung sebesar 5 triliun kaki kubik
yang dapat diproduksi selama 30 tahun.
Pada tahun 1992, Pemerintah Burma mendirikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bernama
Myanmar Oil and Gas Enterprise (MOGE) untuk mengembangkan “Yadana Field”. Pada
tahun yang sama, MOGE menandatangani kontrak dengan Total S.A., sebuah perusahaan asal
Perancis, yang memberikan hak pada Total untuk mengembangkan “Yadana Field” dan
membangun jalur pipa untuk mengangkut gas alam dari Yadana ke Thailand.
Unocal bertugas untuk membangun pipa sepanjang 256 mil untuk distribusi gas dari Myanmar
ke Thailand, sebagian besar pipa ada di dasar laut, namun akan ada bagian yang melewati
daratan yang dihuni oleh suku Karen yang merupakan suku minoritas, yang berseteru dengan
pemerintah Burma.
Burma atau yang lebih dikenal dengan negara Myanmar memiliki sistem pemerintahan yang
diktator. Pada tahap persiapan dan konstruksi jalur pipa periode 1993-1998, berbagai lembaga
hak asasi manusia melaporkan beberapa isu terkait penggunaan pekerja paksa, perbudakan dan
perilaku yang brutal kepada masyarakat Karen oleh tentara Burma. Hal tersebut merupakan
bagian dari “perlindungan keamanan” yang ditawarkan oleh pemerintah Burma untuk proyek
tersebut. Unocal sendiri mengakui bahwa mereka menyadari penggunaan metode kekerasan
yang dilakukan tentara Burma sebagai bentuk “perlindungan keamanan” yang disediakan
pemerintah Burma. Atas permasalahan tersebut, kedutaan besar Amerika Serikat di Burma pun
beranggapan bahwa Unocal tidak perlu meminta maaf atas praktek tersebut, karena Unocal
telah merekrut tentara Burma untuk memberikan “perlindungan keamanan” dan telah
membayar untuk itu melalui MOGE. Pada Desember 2004, Unocal mengumumkan akan
memberikan kompensasi bagi suku Karen dan menyediakan dana untuk program sosial bagi
orang-orang di wilayah pembagunan pipa.

1|Unocal In Burma
Kelompok 4 Kelas B/71
B. PEMBAHASAN
• Pertanyaan 1 :
Assess whether from a utilitarian, rights, justice, and caring perspective, Unocal did the
right thing in deciding to invest in the pipeline and then in conducting the project it did.
Assuming there was no way to change the output of this case and that the outcome was
foreseen, was Unocal then justified in deciding to invest in the pipeline?

Pembahasan:
Jika menggunakan perspektif utilitarianism, keputusan Unocal untuk berinvestasi di
“Yadana Field” adalah benar. Utilitarianism sendiri merupakan istilah umum dari setiap
pandangan yang berpendapat bahwa setiap perbuatan atau kebijakan harus dinilai
berdasarkan manfaat dan beban/biaya yang dirasakan masyarakat.
Seperti yang dikemukakan pada kasus di atas, disamping biaya/beban sosial yang
ditanggung masyarakat Karen yaitu berupa pelanggaran hak asasi manusia, proyek
“Yadana Field” juga telah memberikan manfaat besar pada masyarakat di area jalur pipa
yaitu antara lain:
a. Unocal telah menyediakan 7.551 lapangan pekerjaan kepada pekerja asal Burma, dan
selama produksi gas alam berlangsung, akan menyerap 587 tenaga kerja asal Burma.
b. Sampai tahun 2004, proyek tersebut telah menyalurkan 500-600 juta kaki kubik per hari
ke Thailand, dan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang pesat, dan
menyediakan sumber daya energi yang efisien dan dapat diandalkan. Penjualan tersebut
menghasilkan pendapatan yang diterima Pemerintah Burma sebesar beberapa ratus juta
dollar per tahunnya.
c. Unocal juga mengklaim bahwa program pengembangan sosial ekonomi bernilai jutaan
dollar juga telah direalisasikan dan telah berhasil memberi manfaat pada ribuan orang
di sekitar jalur pipa, termasuk mengurangi angka kematian bayi. Collaborative for
Development Action. Inc (CDA), sebuah lembaga yang didanai Belanda, Denmark,
Kanada dan Jerman serta Bank Dunia melaporkan bahwa jumlah orang yang menerima
manfaat dari program sosial ekonomi mengalami peningkatan yang stabil.

Walaupun secara perspektif utilitarianism keputusan Unocal untuk berinvestasi di


“Yadana Field” tidak semerta-merta dianggap benar karena Unocal telah melanggar
perspektif “right” dan “justice”. Seperti yang dijelaskan pada kasus bahwa Unocal telah
mengetahui adanya risiko yang akan dihadapi ketika akan berinvestasi pada “Yadana

2|Unocal In Burma
Kelompok 4 Kelas B/71
Field”, yaitu bahwa Pemerintah Burma, yang akan menjadi mitra kerjanya, merupakan
pemerintahan yang represif dengan kekuatan militer yang diktator dengan beberapa kasus
pelanggaran HAM yang dituduhkan pada militer Burma. Unocal mengabaikan risiko
tersebut, dan ketika proyek tersebut berjalan, pelanggaran HAM terhadap masyarakat
Karen oleh tentara Burma pun benar- benar terjadi dengan dalih “perlindungan keamanan”
seperti yang dijanjikan pemerintah Burma.
Unocal sendiri menyadari bahwa telah terjadi pelanggaran HAM yang dilakukan
tentara Burma untuk kepentingan proyek “Yadana Field”. Namun alih-laih
memperingatkan tentara Burma untuk menghentikan pelanggaran HAM tersebut, Unocal
cenderung untuk membiarkan prakter pelanggaran HAM tersebut terus terjadi. Unocal
telah melakukan pelanggaran prinsip “right” dan “justice”, karena melakukan pembiaran
atas pelanggaran HAM yang dilakukan tentara Burma yang dilakukan dengan cara antara
lain dengan kerja paksa, relokasi paksa, eksekusi, dan pemenjaraan masyarakat Karen.

• Pertanyaan 2 :
In your view, is Unocal morally responsible for the injuries inflicted on some of the Karen
People? Explain. Is Chevron?

Pembahasan:
Unocal secara moral bertanggungjawab atas berbagai cedera yang dialami beberapa
masyarakat Karen yang mengalami pelanggaran HAM. Unocal telah mengetahui adanya
pelanggaran HAM yang dilakukan tentara Burma atas dasar kepentingan “Yadana Field”.
Unocal pun melakukan pembiaran atas aksi tersebut, dan melalui kedutaan besar Amerika
Serikat di Burma, menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan bentuk dari “perlindungan
keamanan” yang dijanjikan pemerintah Burma, dan Unocal telah membayar untuk
“perlindungan keamanan” tersebut. Aksi tersebut telah membuat ratusan masyarakat Karen
yang menjadi pekerja paksa pada proyek pembangunan jalur pipa mengalami cedera
dan/atau kematian. Atas pembiaran tersebut, Unocal telah melanggar prinsip “right” dan
“justice”.
Chevron secara moral juga bertanggungjawab atas berbagai cedera yang dialami
beberapa masyarakat Karen dan masyarakat sekitar yang mengalami pelanggaran HAM.
Seperti yang dilaporkan oleh ERI, sebuah NGO (Non Government Organization), setelah
saham Unocal diambil alih oleh Chevron, tentara Burma masih melakukan aksi
pelanggaran HAM untuk kepentingan Chevron. Selain itu juga diketahui bahwa Tentara
3|Unocal In Burma
Kelompok 4 Kelas B/71
Burma melakukan aksi penembakan dan pembunuhan atas biksu yang melakukan aksi
protes damai, dimana aksi penembakan dan pembunuhan tersebut dibiayai oleh proyek
Yadana.

• Pertanyaan 3 :
Do you agree or disagree with Unocal’s view that “engagement” rather than “isolation”
is the “proper course to achieve social and political change in developing countries with
repressive goverment?

Pembahasan:
Kami tidak setuju dengan Unocal yang memandang “engagement” lebih baik
dibandingkan “isolation” sebagai cara yang paling tepat untuk mencapai perubahan sosial
dan politik pada negara berkembang dengan pemerintah yang respresif. Pendekatan
“engagement” yang diterapkan pada negara berkembang dengan pemerintah yang respresif
akan mendorong terjadinya perbuatan sewenang-wenang yang dilakukan oleh pemerintah
kepada masyarakat. Hal tersebut dipicu oleh keinginan dari pemerintah yang cenderung
untuk ingin mengambil keuntungan ekonomi yang ditawarkan perusahaan, dengan cara
bekerja sama dan membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu memaksimalkan
keuntungan. Hal tersebut akan semakin membuat pemerintah lebih pro kepada perusahaan
dibanding masyarakat, karena perusahaan lebih dapat memberikan keuntungan ekonomi
kepada pemerintah.

4|Unocal In Burma
Kelompok 4 Kelas B/71

Anda mungkin juga menyukai