Anda di halaman 1dari 3

Ingin memburu seekor rusa, ia meninggalkan laksana dan sintha di gubuk sendirian.

Rama :”Adi, adi suka sama daging rusa?”

Sintha :”Apa saja suka asalkan blim yang memberi.”

Rama :”Kalau gitu saya carikan kijang di hutan, jangan ke mana – mana.”

Sintha :”Aduh bli, jangan dah nanti digigit ular, dimakan singa nanti saya jadi janda.”

Rama :”Enggak, bli kan kuat tenang aja, lihat tangan yang berotot.”

Sintha :”Kalau gak apa – apa, bli hati – hati ya.”

Laksamana :”Kalian berdua asik sekali ngomong, saya dapat apa?”

Rama :”Sekarang kamu jaga Sintha disini jangan kemana – mana.”

Laksamana :”Siap kerjakan.”

Sintha :”Hati – hati Rama dah….”

Lalu Rama pergi ke hutan sementara Laksamana dan Sintha sangat cemas karena Rama tak kujung
kembali.

Sintha :”Laksamana, kok rama tidak kembali, mungkin dia selingkuh.”

Laksamana :”Enggak, dia kan setia sama pasangannya, dia pernah selingkuh sekali aja pas kecil.”

Sintha :”Aduh, coba Laksamana cari Rama ke tengah hutan, kalau enggak dapat kijang paksa dia
pulang.”

Laksamana :”Kalau saya buatkan pelindung berupa lingkaran, jangan keluar dari lingkarannya kalau
saya belum datang. Kamu Adi keluar nanti Adi diculik.”

Sintha :”Tenang, saya kan penurut dari kecil.”

Laksamana :”Kalau gitu saya pergi dulu.”

Laksamana pergi ke dalam hutan mencari Rama, sementara Sintha dikunjungi oleh nenek yang
membawa buah, tenyata nenek itu adalah penyamaran dari Rahwana.

Nenek :”Cu….. Nenek boleh minta air? Saya haus sekali, kalau punya tukarkan air itu dengan Buah –
buahan ini.”

Sintha :”Punya nek, tapi saya tidak boleh keluar dari rumah, gimana dong?”

Nenek :”Rumah cucu gak akan kenapa – kenapa.”


Sintha :”Yaudah, gak saya ambilkan airnya.”

Saat Sintha memberi air ke nenek tesebut, Nenek tersebut menarik Sintha keluar dari benteng.

Nenek :”Hahahaha! Sekarang kamu akan melihat wujub asliku!, Tutup matamu dulu.”

Sintha :”Tenyata wujub aslinya buruk sekali!”

Rahwana :”Sekarang kamu saya culik! Hahaha!”

Sintha :”Tolong!....Tolong!”

Kemudian Sintha diculik oleh Rahwana. Saat Rama dan Laksamana pulang ia terkejut karena Sintha tidak
ada dirumah.

Rama :”Sintha….Sintha…..Sintha? Kamu dimana?”

Laksamana :”Sintha…..Sintha…..Kak Sintha……Kesini dong.”

Rama :”Haduh Sintha gak ada, dia kayaknya diculik. Sudah kakak bilang jangan tinggalkan rumah
Laksamana, kalau Sintha hilang lebih baik saya mati.”

Laksamana :”Tenang dulu kak, siapa tau dia sedang mecari sayur – sayuran di hutan.”

Kemudian Laksamana dan Rama pergi ke hutan, sementara Rahwana dan Sintha bertemu dengan
Jatayu. Jatayu menengur Rahwana.

Jatayu :”Kalian mau kemana Rahwana, kenapa kamu membawa Sintha.”

Rahwana :”Minggir kamu burung jelek….”

Jatayu :”Kamu pasti menculik Sintha!”

Rahwana :”Kamu burung kecil sok kuat!”

Jatayu :”Jangan panggil orang kecil paman, panggil aku Jatayu.”

Rahwana :”Kamu nantang saya? Mari kita selesaikan dengan cara lama.”

Jatayu dan Rahwana saling mengadu kesaktian, Jatayu pun kalah karena Rahwana terlalu Sakti.

Rahwana :”M, E, N, A, N, G Saya menang! Saya Menang!”

Sintha :”Lepaskan saya Bli, saya gak tahan sama muka Bli!”

Rahwana :”DIam kamu! Kalau bicara lagi kamu saya gigit!”

Sintha :”Oke Bli saya diam”

Ditempat lain Rama dan Laksamana berdiskusi dengan Hanoman dan Subali.
Laksamana :”Hanoman, Ipar saya diculik!”

Hanoman :” Tadi saya liat dia diculik sama seseorang, coba Tanya Subali.”

Subali :”Yang culik itu Rahwana, dia tinggal di Alengka Pura.”

Anda mungkin juga menyukai