Anda di halaman 1dari 25

Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL TUTORIAL

SISTEM
KARDIOVASKULER

Editor

dr.Dewi Martalena, SpPD


dr.Maria Eka Putri,MKK

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Jakarta
2019
KATA PENGANTAR

Buku modul tutorial sistem kardiovaskular ini dibuat untuk memudahkan

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter dalam cara berpikir ilmiah, sistematis,

dan juga dalam keterampilan klinis.

Di dalamnya terdapat dua modul tutorial dengan judul “Sesak Napas” dan

“Nyeri Dada” yang berisi kasus – kasus yang menggambarkan kelainan pada sistem

kardiovaskular. Semoga modul ini dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Jakarta, September 2019

Tim Pelaksana Sistem Kardiovaskuler UMJ

1
VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Visi
“Menjadi program studi yang kompetitif dan terkemuka berdasarkan nilai-nilai Islami tahun
2020”.

Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan yang unggul dalam bidang kedokteran komunitas

2. Menyelenggarakan pengelolaan program studi yang berbasis pada teknologi informasi

3. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dalam mewujudkan kegiatan
pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, Al Islam dan Kemuhammadiyahan

4. Menyelenggarakan seluruh kegiatan program studi dalam suasana akademik yang islami dan
berkarakter muhammadiyah

5. Menghasilkan dokter umum yang kompeten dan berkarakter Muhammadiyah.

Tujuan
1. Peningkatan mutu lulusan dokter yang menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
untuk menjadi kader persyarikatan yang mampu bersaing dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang dilandasi nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
2. Ketersediaan kurikulum berbasis capaian pembelajaran sesuai dengan level Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
3. Terlaksananya penelitian dan peningkatan publikasi hasil penelitian dalam bidang kedokteran
ditingkat Nasional dan Internasional.
4. Terlaksananya pelaksanaan dan pengembangan pengabdian masyarakat dibidang kedokteran.
5. Ketersediaan sumber daya manusia baik kuantitas maupun kualitas sesuai bidang
keahliannya.
6. Ketersediaan sarana dan prasarana untuk mendukung terciptanya suasana akademik yang
Islami.

7. Ketersediaan manajemen layanan sistem informasi berbasis teknologi informasi.


8. Terjalinnya kemitraan dan kerjasama dengan berbagai pihak yang mendukung terlaksananya
catur dharma perguruan tinggi.

DAFTAR ISI

2
Kata Pengantar ………………..…………………………………………….... 1
Daftar Isi ................................................................................................... 2
Tata Tertib………...……..…………………………………………………...... 3
Modul Tutorial
 Sesak Napas ......……………………………………………… 6
 Nyeri Dada .........……………………………………………… 15

3
TATA TERTIB

I. Tata Tertib Umum

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter FKK UMJ harus mematuhi


tata tertib seperti di bawah ini :
1. Berpakaian, berpenampilan dan bertingkah laku yang baik dan sopan layaknya
seorang dokter. Tidak diperkenankan memakai pakaian ketat, berbahan jeans,
baju kaos (dengan/tanpa kerah), dan sandal.
2. Mahasiswa laki-laki wajib berambut pendek dan rapih.
3. Mahasiswi diwajibkan memakai jilbab dan busana muslimah di setiap kegiatan
berlangsung.
4. Tidak diperkenankan merokok di lingkungan PSPD FKK UMJ.
5. Menjaga ketertiban dan kebersihan di lingkungan PSPD FKK UMJ.
6. Melaksanakan registrasi administrasi dan akademik semester yang akan
berjalan.
7. Memakai papan nama resmi yang dikeluarkan dari PSPD FKK UMJ di setiap
kegiatan akademik kecuali perkuliahan. Jika papan nama rusak atau dalam
proses pembuatan, maka mahasiswa wajib membawa surat keterangan dari
bagian pendidikan.
8. Bila mahasiswa sakit :
a. Memberikan surat keterangan sakit ke bagian pendidikan, atau surat
keterangan dirawat bila dirawat.
b. Mencantumkan diagnosis klinis/ diagnosis kerja.
c. Ditanda tangani dokter yang memiliki SIP (Surat Ijin Praktek).
d. Alamat klinik/ rumah sakit/ Puskesmas jelas.
e. Diterima selambat-lambatnya 3 hari kemudian.
f. Bila tidak memenuhi ketentuan tersebut diatas, dianggap alpa (absen).

II. Tata Tertib Diskusi Tutorial

1. Kelompok diskusi terdiri dari 10-15 mahasiswa yang diatur oleh Bagian
Pendidikan PSPD FKK UMJ.

4
2. Kelompok diskusi ini difasilitasi oleh satu orang atau lebih tutor. Tutor juga
merupakan bagian dari diskusi kelompok.
3. Anggota kelompok diskusi memilih ketua dan sekretaris kelompok.
4. Ketua bertugas untuk mengarahkan diskusi dan membagi tugas pada anggota
kelompok.
5. Sekretaris bertugas menuliskan semua hasil diskusi pada satu kertas lembar
balik.
6. Wajib mengikuti seluruh kegiatan tutorial.
7. Datang 10 menit sebelum tutorial dimulai.
8. Mahasiswa akan mendapatkan pre test sebelum tutorial dimulai dan post test
pada akhir tutorial ke-2.
9. Seluruh mahasiswa diwajibkan mengerjakan tugas individu berupa jawaban
pertanyaan diskusi tutorial pertama dalam lembar kerja di modul mahasiswa.
Tugas ini diperlihatkan sebelum diskusi tutorial kedua dimulai.
10. Laporan hasil diskusi tutorial dalam bentuk tertulis dikumpulkan ke bagian
pendidikan maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan. Perbaikan
laporan diskusi tutorial paling lambat 7 (tujuh) hari setelah rapat pleno.
11. Setiap kelompok wajib menyerahkan hasil tulisan kelompoknya kepada
kelompok lain maksimal 1 hari sebelum rapat pleno dilaksanakan.

III. Tata Tertib Diskusi Pleno

1. Hadir 15 menit sebelum pleno dimulai.


2. Seluruh kelompok mahasiswa wajib menyerahkan slide presentasi kepada
bagian pendidikan maksimal 1 (satu) hari sebelum pleno dimulai. Bila tidak, akan
mempengaruhi nilai diskusi dan laporan tutorial.
3. Berperan aktif dalam rapat pleno.
4. Mahasiswa tidak diperkenankan meninggalkan ruang pleno kecuali pada waktu
yang ditentukan (saat break atau waktu jeda yang telah disepakati).

IV. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Umum

5
1. Bagi mahasiswa yang tidak mematuhi tata tertib umum tidak dapat mengikuti
setiap kegiatan akademik.
2. Bagi mahasiswa yang terlambat melakukan registrasi tidak berhak memperoleh
pelayanan akademik.
3. Bagi mahasiswa yang tidak mengajukan/merencanakan program studinya
(mengisi KRS) pada waktu yang telah ditentukan sesuai kalender akademik tidak
boleh mengikuti segala aktivitas perkuliahan.
4. Bagi mahasiswa yang terlambat hadir, tidak dapat mengikuti setiap kegiatan.
5. Bila tidak memakai nametag tidak dapat mengikuti kegiatan akademik.
6. Bila nametag hilang, mahasiswa akan mendapat denda sesuai ketentuan yang
berlaku dan wajib membuat surat keterangan dari bagian umum.

V. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Diskusi Tutorial

1. Bagi mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan tutorial pertemuan pertama dan
atau kedua, tidak mendapat penilaian diskusi tutorial saat itu.
2. Bagi mahasiswa yang belum mengumpulkan laporan hasil diskusi tutorial dalam
bentuk tertulis tidak dapat mengikuti ujian teori sistem.

VI. Sanksi Pelanggaran Tata Tertib Diskusi Pleno

1. Bagi mahasiswa yang tidak hadir pleno akan mendapatkan sanksi tegas yang
diatur kemudian.

6
Buku Pegangan Mahasiswa

MODUL 1

Diberikan pada
Mahasiswa semester 3
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
Tahun Akademik 2019-2020

SISTEM KARDIOVASKULER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

7
PENDAHULUAN

Pengelolaan medis terbaik penderita dengan penyakit kardiovaskular utamanya


tergantung pada suatu penegakan dasar diagnostik yang baik yang diperoleh baik dari anamnesis
maupun dari pemeriksaan fisik. Pada umumnya para dokter akrab dengan istilah yang dikenal
sebagai “five fingers approach” untuk mendiagnosis penyakit kardiovaskular yang dipopulerkan
oleh Harvey, yang terdiri dari :
1. Anamnesis/ riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan elektrokardiogram
4. Pemeriksaan radiologi dada
5. Berbagai pemeriksaan laboratorium.

Meskipun berbagai penyakit kardiovaskular dapat didiagnosis dengan satu alat pemeriksaan,
namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh seorang penderita biasanya
diperlukan berbagai informasi dari berbagai perangkat pemeriksaan lainnya. Dalam hal ini
berbagai pemeriksaan-pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis
dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung,
ekokardiografi, scanning radionuklir, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter.
Modul Sesak Napas ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang secara umum dilengkapi
dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa
alternatif pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama.
Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik
dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan untuk mengemukakan berbagai pertanyaan-
pertanyaan prinsip sebanyak mungkin dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu
berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan
pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri,
yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah
yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakan
dengan pakar untuk pemecahan masalah baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah
pakar pada waktu yang disepakati.
Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi
pembelajaran, metode tujuh langkah, capaian pembelajaran lulusan (CPL) dan capaian
pembelajaran blok (CPB), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebih efisien dan efektif.
Selama pelaksanaan tutorial, peranan seorang tutor untuk mengarahkan proses pembelajaran
dalam diskusi sangat diperlukan.

Jakarta, September 2019

Tim Penyusun Modul


Sistem Kardiovaskular

8
CAPAIAN PEMBELAJARAN

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) :


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep dasar yang berhubungan
dengan gejala sesak napas dan mampu menegakkan diagnosis, melakukan tindakan promotif
dan preventif, dan melakukan tatalaksana terhadap penyakit kardiovaskuler dengan sesak napas
sebagai keluhan utama dan mengintegrasikannya dengan nilai-nilai ajaran Islam

Capaian Pembelajaran Blok (CPB) :


1. Memahami perbedaan keluhan sesak napas yang dijumpai pada penyakit
kardiovaskular dan penyakit non-kardiovaskular.
2. Memahami patofiologi timbulnya sesak napas pada penyakit kardiovaskular dan
manifestasi klinisnya di berbagai organ yang terlibat.
3. Memahami faktor risiko yang terkait dengan kasus di atas, dan mampu melakukan
tindakan promotif dan preventif terhadap penyakit tersebut, baik dalam lingkup
individu maupun masyarakat
4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada
penderita kardiovaskular dengan keluhan sesak napas.
5. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang
diagnosis penyakit kardiovaskular dengan gejala sesak napas.
6. Memahami prosedur tindakan dan terapi pada penderita dengan sesak napas diruang
gawat darurat akibat penyakit kardiovaskular tertentu
7. Memahami kemungkinan komplikasi yang timbul dari penyakit kardiovaskular
tertentu dengan keluhan sesak napas.
8. Memahami prognosis penyakit-penyakit kardiovaskular tertentu dengan keluhan
sesak napas.
9. Mampu menjelaskan pandangan Islam terhadap penyakit kardiovaskular dari sisi
pencegahan, maupun pengobatan (ayat atau hadits terkait, fatwa majelis Tarjih
Muhammadiyah dan MUI yang berkaitan dengan topik ini, Misal: rokok, makanan
yang halal dan toyyib, tidak berlebih-lebihan dalam sesuatu, ikhtiar dalam
pengobatan)

Proses “Problem-Based Learning” (PBL)


dan “Active Learning” (AL)

9
MASALAH/PERTANYAAN KELOMPOK KECIL

- Deskripsi fenomena - Hal-hal apa yang sudah


diketahui dari masalah.
- Disiapkan oleh tim/ - Hal-hal apa yang masih
staf pengajar harus diketahui.
- Mengarahkan kegiatan - Gunakan metode 7 langkah
belajar

PERTUKARAN INFO BELAJAR SENDIRI

- Apakah dibutuhkan - Sarana belajar


pemahaman yang lebih
baik mengenai proses - Integrasi pengetahuan dari
dari masalah tersebut. berbagai disiplin ilmu

Metode 7 langkah

1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario.


Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar
interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi.
2. Mendefinisikan masalah.
Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan
dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-masalah agar dapat
didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses
brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya.
3. Menganalisa masalah.
Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka
ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yanmg
mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang ada
sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia.
4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima.
Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandangan-pandangan yang
nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat
yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari.
5. Merumuskan tujuan pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab
agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap
berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning).
6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning).
Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada
berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini, mahasiswa
belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai masalah.
10
7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri.
Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.
Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu :
a. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat
dikoreksi.
b. Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang
dipelajari.
c. Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara
aktif.

TUGAS UNTUK MAHASIWA


1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus tersebut
pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-
ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau
dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan
masalah.
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau
tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan di laboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium
Patologi Anatomi.

PROSES PEMECAHAN MASALAH


Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan
memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah
penyelesaian masalah di bawah ini :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci
skenario di atas.
2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda .
Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Penjelasan :

11
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan
untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi
langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa
cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk
diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal
yang masih belum jelas
.

JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi
kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 3,
* Membagi tugas
2. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan
penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri
dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
3. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
4. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan
mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan
lagi seperti No. 2 dan 3.
5. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum
terjawab pada ahlinya (temu pakar).

TIME TABLE
PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Tutorial II Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengum-pulan kosultasi (Laporan & Terakhir
(Brain informasi Praktikum Diskusi) (Laporan)
Stroming) Analisa & sintese CSL

12
STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa.


2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif pertanyaan dari
masalah yang dikemukakan.
3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu
masalah.
4. Kuliah khusus untuk materi yang baru.
5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik.
6. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)
 Anamnesis (History taking)
 Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)
 Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG
 Pembacaan foto thoraks
7. Melakukan kegiatan praktikum.
 Anatomi
 Fisiologi
 Histologi
 Patologi Anatomi
 Mikrobiologi
 Gizi
 Biokimia

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN


1. Kuliah sistim kardiovaskuler dari berbagai disiplin ilmu.
2. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskuler.
3. Levick JR. (2003). An Introduction to Cardiovascular Physiology. 4 th edit.Arnold
London.
4. Bickley LS (2003). Bate’s Guide to Physical Examination and History Taking. 8th edit.
Lippicott Williams & Wilkins, Philadelphia.
5. Braunwald E, Zipes DP, Libby P. (2001). Heart Disease A Textbook of Cardiovascular
Medicine. 6th edit. W.B. Saunders Coy, Philadelphia.
6. Fuster V, Alexander RW, O’Rourke RA. (2001). Hurst’s The Heart 10th edit. International
Edit. Mc Graw-Hill, New York
7. Chung EK. (1983). Quick Reference to Cardiovascular Diseases. 2nd edit.J.B.Lippincot
Coy, Philadelphia.

13
8. Crawford MH (2003). Current Diagnosis &Treatment in Cardiology. 2 nd edit Lange Med
Books/McGraw-Hill, New York.
9. Coats A, Cleland JGF. (1997). Controversies in the Management of Heart Failure. 1 st edit.
Churchill Livingstone, Edinburg.
10. Branch WT Jr, Alexander RW, Schlant RC, Hurst JW.(2000). Cardiology in Primary
Care. Intern. Edit. McGraw-Hill, New York.
11. Braunwald E, GoldmanL. (2003). Primary Cardiology 2nd Edit. Saunders, Philadelphia.
12. Hardjoeno H. dkk (2003) : Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.LEPHAS.
Makassar.
13. Khan MG. (2003). Cardiac Drug Therapy. 6th edit.Saunders, Philadelphia.

14
Modul 1 : Sesak Napas
SKENARIO (KASUS 1)

Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak yang
semakin memberat sejak 1 minggu yang lalu. Sesak bertambah berat jika pasien beraktivitas dan
tidak berkurang jika pasien beristirahat. Pasien juga mengeluh sering terbangun di malam hari
karena sesak, dan kedua kaki terlihat semakin membengkak. Pasien merokok 1-2 bungkus/ hari.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan
TD :110/60 mmHg, frekuensi nafas 28x/ menit, tekanan vena jugularis R+3 cm.H 2O, dan edema
pada ekstremitas bawah. Pada pemeriksaan radiologi toraks didapatkan adanya elongasi aorta
dan CTR 60%.
Setelah 3 jam mendapatkan terapi di Unit Gawat Darurat (UGD), tiba-tiba pasien
mengalami perburukan. Pasien mengalami penurunan kesadaran, TD : 70/40 mmHg, frekuensi
nadi :120 x/menit, teraba lemah. Frekuensi nafas:28 x/menit.

Buku Pegangan Mahasiswa

15
MODUL 2

Diberikan pada
Mahasiswa semester 3
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Jakarta
Tahun Akademik 2018-2020

SISTEM KARDIOVASKULER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

PENDAHULUAN

Pengelolaan medis terbaik penderita dengan penyakit kardiovaskuler utamanya


tergantung pada suatu penegakan dasar diagnostik yang baik yang diperoleh baik dari anamnesis

16
maupun dari pemeriksaan fisik. Pada umumnya para dokter akrab dengan istilah yang dikenal
sebagai “five fingers approach” untuk mendiagnosis penyakit kardiovaskular yang dipopulerkan
oleh Harvey, yang terdiri dari :
1. Anamnesis/ riwayat penyakit
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan elektrokardiogram
4. Pemeriksaan radiologi dada
5. Berbagai pemeriksaan laboratorium.

Meskipun berbagai penyakit kardiovaskular dapat didiagnosis dengan satu alat pemeriksaan,
namun untuk memahami secara paripurna masalah yang diderita oleh seorang penderita biasanya
diperlukan berbagai informasi dari berbagai perangkat pemeriksaan lainnya. Dalam hal ini
berbagai pemeriksaan-pemeriksaan khusus mungkin diperlukan untuk mempertajam diagnosis
dan berguna untuk menetapkan tindakan yang tepat seperti pemeriksaan kateterisasi jantung,
ekokardiografi, scanning radionuklir, uji latih jantung dengan beban, monitor Holter.
Modul Nyeri Dada ini terdiri dari tiga unit pembelajaran yang secara umum dilengkapi
dengan skenario, strategi pembelajaran, penugasan mahasiswa, panduan untuk tutor, beberapa
alternative pertanyaan dan jawaban serta beberapa rujukan utama.
Skenario berfungsi sebagai perangsang untuk belajar dalam suatu kelompok diskusi baik
dengan maupun tanpa tutor. Mahasiswa diharapkan untuk mengemukakan berbagai pertanyaan-
pertanyaan prinsip sebanyak mungkin dan mencari jawabannya pada berbagai acuan sewaktu
berdiskusi pada pertemuan tutorial pertama. Masalah yang belum terpecahkan menjadi tujuan
pembelajaran pada saat itu dan dijadikan sebagai pekerjaan rumah dengan cara belajar mandiri,
yang hasilnya akan didiskusikan kembali pada pertemuan kedua. Kalaupun masih ada masalah
yang belum terpecahkan maka kelompok diskusi yang difasilitasi oleh tutor membuat kesepakan
dengan pakar untuk pemecahan masalah baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kuliah
pakar pada waktu yang disepakati.
Sebelum menggunakan buku ini, mahasiswa dan tutor harus membaca strategi
pembelajaran, metode tujuh langkah, capaian pembelajaran lulusan (CPL) dan capaian
pembelajaran blok (CPB), sehingga pelaksanaan diskusi nantinya akan lebuih efisien dan efektif.
Selama pelaksanaan tutorial, peranan seorang tutor untuk mengarahkan proses pembelajaran
dalam diskusi sangat diperlukan.
.

Jakarta, September 2019

Tim Penyusun Modul


Sistem Kardiovaskuler

17
CAPAIAN PEMBELAJARAN :

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) :


Setelah mempelajari modul ini, mahasiswa mampu memahami konsep dasar yang berhubungan
dengan gejala nyeri dada dan mampu menegakkan diagnosis, melakukan tindakan promotif
dan preventif, dan melakukan tatalaksana terhadap penyakit kardiovaskular dengan nyeri dada
sebagai keluhan utama dan mengintegrasikannya dengan nilai-nilai ajaran Islam

Capaian Pembelajaran Blok (CPB) :


1. Memahami perbedaan keluhan nyeri dada yang dijumpai pada penyakit
kardiovaskular dan penyakit non-kardiovaskular.
2. Menentukan karakteristik nyeri dada yang tipikal dan atipikal untuk penyakit
kardiovaskular.
3. Memahami hubungan antara nyeri dada dan struktur anatomi, histopatologi dan
patofisiologi dari penyakit kardiovaskular.
4. Memahami hal-hal yang berhubungan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik
pada penderita kardiovaskular dengan keluhan nyeri dada.
5. Memahami hubungan antara faktor risiko kardiovaskular dan penyakit
kardiovaskular khususnya penyakit arteri koroner.
6. Mampu menentukan faktor risiko penyakit kardiovaskular serta melakukan
tindakan promotif dan preventif dalam lingkup individu dan masyarakat
7. Menentukan jenis pemeriksaan dan prosedur diagnostik tertentu yang menunjang
diagnosis penyakit kardiovaskular dengan gejala nyeri dada.
8. Mendeskripsikan prosedur terapi pada kelainan kardiovaskular dengan nyeri dada
sebagai keluhan utama.
9. Menentukan kemungkinan komplikasi yang timbul dari diagnosis.
10. Memahami tahapan risiko penyakit-penyakit kardiovaskular khususnya sindrom
akut koroner.
11. Memahami prognosis dan metode pencegahan dari penyakit tersebut
12. Mampu menjelaskan pandangan Islam terhadap penyakit kardiovaskular dari sisi
pencegahan, maupun pengobatan (ayat atau hadits terkait, fatwa-fatwa majelis
Tarjih Muhammadiyah dan MUI yang berkaitan dengan topik ini, Misal: pedoman
hidup Islami, pola hidup sehat, makanan dan minuman yang halal dan toyyib,
tidak berlebih-lebihan dalam sesuatu, melakukan ikhtiar maksimal jika sakit )

Proses “Problem-Based Learning” (PBL)

18
dan “Active Learning” (AL)

MASALAH/PERTANYAAN KELOMPOK KECIL

- Deskripsi fenomena - Hal-hal apa yang sudah


diketahui dari masalah.
- Disiapkan oleh tim/ - Hal-hal apa yang masih
staf pengajar harus diketahui.
- Mengarahkan kegiatan - Gunakan metode 7 langkah
belajar

PERTUKARAN INFO BELAJAR SENDIRI

- Apakah dibutuhkan - Sarana belajar


pemahaman yang lebih
baik mengenai proses - Integrasi pengetahuan dari
dari masalah tersebut. berbagai disiplin ilmu

Metode 7 langkah

1. Mengklarifikasi hal-hal yang belum diketahui dalam skenario.


Dalam hal ini kelompok akan mendefinisikan istilah-istilah dan konsep yang tidak jelas agar
interpretasi terhadap informasi yang tersedia tidak perlu dipertanyakan lagi.
2. Mendefinisikan masalah.
Kelompok harus dapat mencapai kesepakatan agar setiap fenomena yang saling berhubungan
dapat dijelaskan. Masalah yang ada dapat dibagi menjadi beberapa sub-masalah agar dapat
didiskusikan menurut aturan tertentu. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses
brainstorming (langkah 3) dan juga diskusi selanjutnya.
3. Menganalisa masalah.
Kelompok mencoba menentukan hal-hal yang dipikirkan oleh anggotanya, apa yang mereka
ketahui atau apa yang mereka anggap mereka ketahui tentang proses dan mekanisme yanmg
mendasari masalah tersebut. Melalui tehnik brainstorming ini, pengetahuan yang ada
sebelumnya diaktivasi agar dasar diskusi tersedia.
4. Membuat daftar penjelasan-penjelasan yang dapat diterima.
Ide-ide dari langkah ke-3 disusun dan diperhatikan secara kritis. Pandangan-pandangan yang
nampaknya seragam dikelompokkan bersama sebagai suatu kesatuan, sementara pendapat
yang berbeda disortir, sehingga akan lebih jelas lagi apa yang masih harus dipelajari.
5. Merumuskan tujuan pembelajaran.
Pertanyaan-pertanyaan yang muncul selama atau sebagai hasil analisa masalah harus dijawab
agar tercapai pemahaman yang lebih baik. Tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan
tersebut merupakan dasar dari kegiatan belajar yang harus dilaksanakan pada tahap
berikutnya. Fungsi langkah ini adalah menuntun proses belajar mandiri (active learning).
6. Mencari informasi tambahan di luar kelompok (Active learning).

19
Berdasarkan langkah ke-5, siswa diwajibkan mencari dan mengumpulkan informasi pada
berbagai sumber acuan (kuliah, perpustakaan, internet,dll). Pada langkah ini, mahasiswa
belajar untuk mengumpulkan informasi yang relevan guna menguasai masalah.
7. Membuat laporan pada kelompok tentang apa yang diperoleh sewaktu belajar mandiri.
Sesuai tujuan belajar, mahasiswa akan mendiskusikan hasil kegiatan belajar mandiri.
Langkah ini memiliki 3 fungsi yaitu :
a. Mengumpulkan informasi dari berbagai sumber hingga tiap kesalahan dapat
dikoreksi.
b. Menunjukkan dan mendiskusikan hal-hal yang tidak jelas dari bahan yang dipelajari.
c. Memperdalam pengetahuan para siswa dengan cara pertukaran informasi secara aktif.

TUGAS UNTUK MAHASIWA


1. Setelah membaca dengan teliti skenario di atas anda harus mendiskusikan kasus tersebut
pada satu kelompok diskusi terdiri dari 12 – 15 orang, dipimpin oleh seorang ketua dan
seorang penulis yang dipilih oleh anda sendiri. Ketua dan sekretaris ini sebaiknya berganti-
ganti pada setiap kali diskusi. Diskusi kelompok ini bisa dipimpin oleh seorang tutor atau
dilakukan secara mandiri oleh kelompok.
2. Melakukan aktivitas pembelajaran individual di perpustakaan dengan menggunakan buku
ajar, majalah, slide, tape atau video, dan internet, untuk mencari informasi tambahan.
3. Melakukan diskusi kelompok mandiri (tanpa tutor) , melakukan curah pendapat bebas antar
anggota kelompok untuk menganalisa dan atau mensintese informasi dalam menyelesaikan
masalah.
4. Berkonsultasi pada nara sumber yang ahli pada permasalahan dimaksud untuk memperoleh
pengertian yang lebih mendalam (tanpa pakar).
5. Mengikut kuliah khusus (kuliah pakar) dalam kelas untuk masalah yang belum jelas atau
tidak ditemukan jawabannya.
6. Melakukan latihan dilaboratorium keterampilan klinik dan praktikum di laboratorium
Patologi Anatomi.

20
PROSES PEMECAHAN MASALAH
Dalam diskusi kelompok dengan menggunakan metode curah pendapat, anda diharapkan
memecahkan problem yang terdapat dalam scenario ini, yaitu dengan mengikuti 7 langkah
penyelesaian masalah di bawah ini :
1. Klarifikasi istilah yang tidak jelas dalam skenario di atas, dan tentukan kata/ kalimat kunci
skenario di atas.
2. Identifikasi problem dasar skenario di atas, dengan membuat beberapa pertanyaan penting.
3. Analisa problem-problem tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.
4. Klasifikasikan jawaban atas pernyataan-pertanyaan tersebut di atas.
5. Tentukan tujuan pembelajaran selanjutnya yang ingin dicapai oleh anda .
Langkah 1 s/d 5 dilakukan dalam diskusi pertama bersama tutor.
6. Cari informasi tambahan tentang kasus di atas di luar kelompok tatap muka.
Langkah 6 dilakukan dengan belajar mandiri.
7. Laporkan hasil diskusi dan sintesis informasi-informasi yang baru ditemukan.
Langkah 7 dilakukan dalam kelompok diskusi dengan tutor.

Penjelasan :
Bila dari hasil evaluasi laporan kelompok ternyata masih ada informasi yang diperlukan
untuk sampai pada kesimpulan akhir, maka proses 6 bisa diulangi, dan selanjutnya dilakukan lagi
langkah 7.
Kedua langkah di atas bisa diulang-ulang di luar tutorial, dan setelah informasi dirasa
cukup maka pelaporan dilakukan dalam diskusi akhir, yang biasanya dilakukan dalam bentuk
diskusi panel dimana semua pakar duduk bersama untuk memberikan penjelasan atas hal-hal
yang masih belum jelas.

JADWAL KEGIATAN
1. Pertemuan pertama dalam kelas besar dengan tatap muka satu arah dan tanya jawab.
Tujuan : menjelaskan tentang modul dan cara menyelesaikan modul, dan membagi
kelompok diskusi. Pada pertemuan pertama buku modul dibagikan.
2. Pertemuan kedua : diskusi mandiri. Tujuan :
* Memilih ketua dan sekretaris kelompok,
* Brain-storming untuk proses 1 – 3,
* Membagi tugas
3. Pertemuan ketiga: diskusi tutorial dipimpin oleh mahasiswa yang terpilih menjadi ketua dan
penulis kelompok, serta difasilitasi oleh tutor. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi mandiri
dan menyelesaikan proses sampai langkah 5.
4. Anda belajar mandiri baik sendiri-sendiri. Tujuan: untuk mencari informasi baru yang
diperlukan,
5. Pertemuan keempat: adalah diskusi tutorial. Tujuan: untuk melaporkan hasil diskusi lalu dan
mensintese informasi yang baru ditemukan. Bila masih diperlukan informasi baru dilanjutkan
lagi seperti No. 2 dan 3.
6. Pertemuan terakhir: dilakukan dalam kelas besar dengan bentuk diskusi panel untuk
melaporkan hasil diskusi masing-masing kelompok dan menanyakan hal-hal yang belum
terjawab pada ahlinya (temu pakar).

21
TIME TABLE

PERTEMUAN
I II III IV V VI VII
Pertemuan I Pertemuan Tutorial I Mandiri Kuliah Tutorial II Pertemuan
(Penjelasan) Mandiri Pengum-pulan kosultasi (Laporan & Terakhir
(Brain informasi Praktikum Diskusi) (Laporan)
Stroming) Analisa & sintese CSL

STRATEGI PEMBELAJARAN

1. Diskusi kelompok tanpa tutor, brainstorming bebas diantara mahasiswa.


2. Kelompok diskusi dipandu oleh tutor untuk menentukan berbagai alternatif pertanyaan dari
masalah yang dikemukakan.
3. Konsultasi dengan pakar untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam terhadap suatu
masalah.
4. Kuliah khusus untuk materi yang baru.
5. Belajar mandiri di perpustakaan atau media elektronik.
6. Melakukan kegiatan di “skill-lab”(CSL)
 Anamnesis (History taking)
 Pemeriksaan fisik (manekin/mahasiswa)
 Perekaman /pembacaan dasar-dasar EKG
 Pembacaan foto thoraks
7. Melakukan kegiatan praktikum.
 Anatomi
 Fisiologi
 Histologi
 Patologi Anatomi
 Mikrobiologi
 Gizi
 Biokimia

BAHAN BACAAN & SUMBER INFORMASI LAIN


1. Kuliah sistim kardiovaskuler dari berbagai disiplin ilmu.
2. Textbooks/Journals yang berhubungan dengan masalah kardiovaskuler.
3. Levick JR. (2003). An Introduction to Cardiovascular Physiology. 4 th edit.Arnold
London.
4. Bickley LS (2003). Bate’s Guide to Physical Examination and History Taking. 8th edit.
Lippicott Williams & Wilkins, Philadelphia.
5. Braunwald E, Zipes DP, Libby P. (2001). Heart Disease A Textbook of Cardiovascular
Medicine. 6th edit. W.B. Saunders Coy, Philadelphia.
6. Fuster V, Alexander RW, O’Rourke RA. (2001). Hurst’s The Heart 10th edit. International
Edit. Mc Graw-Hill, New York

22
7. Chung EK. (1983). Quick Reference to Cardiovascular Diseases. 2nd edit.J.B.Lippincot
Coy, Philadelphia.
8. Crawford MH (2003). Current Diagnosis &Treatment in Cardiology. 2 nd edit Lange Med
Books/McGraw-Hill, New York.
9. Coats A, Cleland JGF. (1997). Controversies in the Management of Heart Failure. 1 st edit.
Churchill Livingstone, Edinburg.
10. Branch WT Jr, Alexander RW, Schlant RC, Hurst JW.(2000). Cardiology in Primary
Care. Intern. Edit. McGraw-Hill, New York.
11. Braunwald E, GoldmanL. (2003). Primary Cardiology 2nd Edit. Saunders, Philadelphia.
12. Hardjoeno H. dkk (2003) : Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik.LEPHAS.
Makassar.
13. Khan MG. (2003). Cardiac Drug Therapy. 6th edit.Saunders, Philadelphia.
14. ESC Guidelines for the diagnosis and treatment of acute and chronic heart failure 2012

Modul 2 : Nyeri Dada


SKENARIO 1 (KASUS 2)

23
Seorang laki-laki berumur 38 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada
yang terasa menusuk terutama di bagian kiri. Nyeri ini menyebar ke punggung dan dirasakan
memburuk jika bernapas dalam.
Sejak 1 bulan ini pasien telah didiagnosis menderita Tuberkulosis (TB) dan sedang
menjalani pengobatan di puskesmas, namun pasien mengaku sering lupa minum obat. Dia
menyangkal bahwa dia merokok, minum alkohol dan menggunakan obat terlarang.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan :
Pasien tampak sakit sedang. Tekanan Darah :130/70 mmHg, frekuensi nadi :100x/menit,
frekuensi nafas :22x/menit, suhu :37,80C. Pemeriksaan jantung diperoleh takikardi dan tiga
komponen suara dengan intensitas tinggi, serta pericardial friction rub. Pemeriksaan abdomen
dan ekstremitas dalam batas normal.

SKENARIO 2 (KASUS 3)

Seorang laki-laki berusia 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri dada
sejak 2 jam yang lalu. Nyeri lebih dirasakan di bagian kiri dada, seperti tertimpa beban berat,
semakin memberat jika pasien beraktivitas.
Pasien adalah seorang manajer marketing yang sering melakukan pertemuan di hotel
bintang lima dengan klien sambil melakukan santap siang. Pasien juga memiliki kebiasaan
merokok 1–2 bungkus perhari. Pasien juga diketahui memiliki riwayat dislipidemia. Ayah pasien
diketahui meninggal di usia 50 tahun karena serangan jantung.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan penderita kompos mentis, tampak pucat,
berkeringat di wajah, tekanan darah 210/ 110 mmHg, BB 100 kg, TB 165 cm.

24

Anda mungkin juga menyukai