“ NARKOTIKA”
KELOMPOK IV
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang
telah memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan kepada kami, sehingga
penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah “Undang-Undang Dan Etika Profesi”. Dengan adanya makalah ini kami
berharap dapat membantu meningkatkan pengetahuan kita tentang
Penyalahgunaan Narkotika serta dapat memahami dan menyelesaikan
permasalahan terkait Penyalahgunaan Narkotika yang dimaksud dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup dibidang kesehatan serta meningkatkan mutu
individu itu sendiri.
Kami sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, sehingga saran dan kritik yang membangun dari dosen
pengajar maupun berbagai pihak sangat kami harapkan dalam rangka perbaikan
makalah ini ke depannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah dalam hal ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) dibantu
masyarakat telah melakukan upaya pencegahan dan pengendalian
perdagangan narkoba, sementara itu dalam norma sosial dan juga ajaran-
ajaran agama telah menyebutkan bahwa menggunakan zat-zat yang
memabukkan adalah perbuatan terlarang. Namun kenyataan menunjukkan
bahwa korban penyalahgunaan narkoba terus ada, bahkan kasusnya terus
meningkat. Penilaian salah-tidaknya apa yang dilakukan oleh pecandu,
tidaklah kemudian menghilangkan hak-hak mereka untuk mendapatkan
pelayanan rehabilitasi guna pemulihan kehidupan mereka. Sebagai manusia,
mereka yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, perlu ditolong agar
mereka dapat kembali hidup secara wajar menjadi manusia yang produktif.
Tugas itu menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, keluarga dan
masyarakat.
Narkotika sering disingkat dengan sebutan NAZA (Narkotika dan Zat
Adiktif) atau NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif).
Psikotropika dan narkotika digolongkan ke dalam obat-obatan atau zat-zat
yang berbahaya bagi kesehatan bila pemakaiannya disalahgunakan. Oleh
karena itu, ketentuan mengenai produksi, pengadaan, peredaran, serta
penyaluran ekspor dan impor obatobat tersebut diatur dalam undang-undang.
Perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani “narke” yang artinya terbius
sehingga tidak merasakan apa-apa. Narkotika atau sering diistilahkan dengan
“drug” adalah sejenis zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu bagi
mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh. Dalam
hukum positif, narkotika/narkoba secara terminologi adalah setiap zat yang
apabila dikonsumsi akan merusak fisik dan akal, bahkan terkadang membuat
orang menjadi gila atau mabuk. Hal yang demikian dilarang oleh undang-
undang, seperti: ganja, opium, morpin, heroin, dan kokain. Secara etimologis,
narkotika atau narkoba berasal dari bahasa Inggris narcose atau narcosis yang
berarti menidurkan dan pembiusan. Penyalahgunaan narkotika dan obat
berbahaya lainnya (Narkoba) mempunyai dimensi yang luas dan kompleks,
baik dari sudut medik, psikiatrik (kedokteran jiwa), kesehatan jiwa, maupun
psikososial ekonomi, politik, sosial-budaya, kriminalitas, dan sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah dari Makalah ini yaitu :
1. Apa pengertian dari Narkotika?
2. Bagaimana penggolongan Narkotika?
3. Apa saja dampak yang disebabkan oleh Narkotika?
4. Bagaimana Peredaran Narkotika di Masyarakat?
5. Bagaimana Upaya Pencegahan Narkotika di Masyarakat?
6. Bagaimana penegakan Hukum terhadap Penyalahgunaan Narkotika?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Memahami defenisi dari Narkotika
2. Memahami penggolongan Narkotika
3. Memahami dampak dari Narkotika
4. Memahami peredaran Narkotika dimasyarakat
5. Memahami pencegahan Narkotika dimasyarakat
6. Memahami tentang penegakan hukum terhadap penyalahgunaan Narkotika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Narkotika
Menurut Pasal 1 UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang
dimaksud dengan
1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan yang
dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU
No. 35 Tahun 2009.
2. Prekursor Narkotika adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang
dapat digunakan dalam pembuatan Narkotika yang dibedakan dalam
tabel sebagaimana terlampir dalam UU No. 35 Tahun 2009.
Perkataan narkotika berasal dari bahasa Yunani “narke” yang artinya
terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Narkotika atau sering diistilahkan
dengan “drug” adalah sejenis zat yang bisa menimbulkan pengaruh tertentu
bagi mereka yang menggunakan dengan memasukkannya ke dalam tubuh.
Dalam hukum positif, narkotika/narkoba secara terminologi adalah setiap zat
yang apabila dikonsumsi akan merusak fisik dan akal, bahkan terkadang
membuat orang menjadi gila atau mabuk.
Narkotika secara Farmakologik adalah opioda, tetapi menurut UU No.
22 Tahun 1997 Narkotika adalah zat atau obat tang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Seiring
berjalannya waktu keberadaan Narkotika bukan hanya sebagai penyembuh
namun justru menghancurkan. Awalnya Narkotika masih digunakan sesekali
dalam dosis kecil dan tentu saja dampaknya tak terlalu berarti. Namun
perubahan jaman dan mobilitas kehidupan membuat Narkotika menjadi
bagian dari gaya hidup, dari yang terjadi hanya sekedar perangkat medis, kini
Narkotika mulai tenar digaungkan sebagai dewa dunia atau penghilang rasa
sakit.
B. Penggolongan Narkotika
Menurut Undang-Undang No. 35 tahun 2009, Narkotika digolongkan
kedalam :
1. Narkotika Golongan I adalah Narkotika yang hanya dapat digunakan
untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi, serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Opium mentah, tanaman koka, heroin, dan tanaman ganja.
2. Narkotika golongan II adalah Narkotika berkhasiat pengobatan digunakan
dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan Ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, ekgonina dan morfin metobromida.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan.
Contoh : etilmorfin, Kodein, Polkodina dan propiram.
B. Saran
Diharapkan setelah penulis menyusun makalah ini masyarakat sadar akan
bahayanya mengkonsumsi Narkotika dan menyalahgunakan Narkotika.
DAFTAR PUSTAKA