Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Bisnis

Bisnis merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan individu atau sekelompok orang (organisasi) yang
menciptakan nilai (create value) melalui sebuah penciptaan barang dan jasa untuk memenuhi suatu
kebutuhan masyarakat dan untuk mendapatkan keuntungan melalui transaksi.

B. Tujuan Bisnis

Setiap wirausaha atau perusahaan berusaha untuk mengolah bahan untuk dijadikan suatu produk yang
dibutuhkan oleh konsumen, produk bisa berupa barang atau jasa. Tujuan perusahaan untuk membuat
produk yaitu untuk memperoleh laba, yaitu suatu imbalan yang diperoleh oleh perusahaan dari
penyediaan suatu produk bagi konsumen.

Pada umunya tujuan dari didirikannya bisnis atau perusahaan tidak hanya profit oriented semata, namun
secara keseluruhan tujuan dari didirikannya perusahaan yaitu meliputi :

· Profit

· Pengadaan barang atau jasa

· Kesejahteraan pemilik faktor produksi dan masyarakat

· Full employment

· Agar terus Eksistensi sih perusahaan dalam jangka panjang

· Kemajuan atau pertumbuhan

· Prestise dan prestasi

Hukum Dalam Pendirian Badan Usaha

Badan Usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Badan Usaha seringkali disamakan dengan perusahaan, walaupun pada kenyataannya
berbeda. Perbedaan utamanya, Badan Usaha adalah lembaga sementara perusahaan adalah tempat
dimana Badan Usaha itu mengelola faktor-faktor produksi.Badan usaha didefinisikan sebagai kesatuan
yuridis dan ekonomis dari penggunaan faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan atau
memberi pelayanan kepada masyarakat. Aspek yuridis berarti bahwa untuk mendirikan suatu badan
usaha harus memenuhi aspek hukum antara lain akta notaris dan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP).
Adapun aspek ekonomis berarti bahwa dalam mendirikan badan usaha harus memiliki modal, tenaga
kerja, kemampuan atau skill, dan perusahaan. Dengan dua aspek tersebut, badan usaha menyusun
strategi untuk mencapai tujuannya yaitu memperoleh keuntungan. Menurut bentuk hukumnya, badan
usaha dapat dibedakan menjadi bentuk badan usaha berikut.

a) Badan usaha perseorangan adalah badan usaha swasta yang didirikan dan dimiliki perseorangan
serta melakukan kegiatan usaha untuk mendapatkan laba dan biasanya tidak memiliki badan hukum.
Misalnya, salon kecantikan, bengkel, dan usaha kerajinan.

b) Badan usaha firma (Vennootschap Onder Fen Firma atau Fa) adalah persekutuan dua orang atau
lebih yang sepakat untuk melakukan usaha dengan menggunakan nama bersama.

c) Persekutuan komanditer (Commanditaire Vennootschap atau CV) adalah adalah persekutuan satu
atau beberapa orang pengusaha, dan seorang atau beberapa orang yang menyetorkan modal.

d) Perseroan terbatas (PT) atau Naamloze Vennootschap (NV) adalah perusahaan yang modalnya
terdiri dari saham-saham dan tanggung jawab sekutu pemegang saham terbatas sesuai jumlah saham
yang dimilikinya.Badan usaha yang sesuai dengan sistem demokrasi ekonomi atau sistem ekonomi
kerakyatan yang dianut oleh negara Indonesia terdiri atas tiga bentuk badan usaha, yaitu Badan Usaha
Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), dan Koperasi.

4.2.Pendirian Badan Usaha

4.2.1. Dasar Hukum Pendirian Badan Usaha :

A. Perseroan Terbatas (PT)

Pengertian perseroan, adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian, yang melakukan
kegiatan usaha dengan modal tertentu, yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang perseroan terbatas serta peraturan pelaksanaannya.
Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa:
Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-
undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

Sri Redjeki Hartono memberikan pengertian bahwa perseroan terbatas adalah sebuah persekutuan
untuk menjalankan perusahaan tertentu dengan menggunakan suatu modal dasar yang dibagi dalam
sejumlah saham atau sero tertentu, masing-masing berisikan jumlah uang tertentu pula, ialah jumlah
nominal, sebagaimana ditetapkan dalam akta notaris pendiriannya.

1 Prosedur Pendirian perseroan terbatas adalah sebagai berikut:

a) Perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih dengan akta notaris yang dibuat dalam bahasa
Indonesia;

b) Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham atas perseroan yang didirikan;

c) Setelah perseroan disahkan pemegang saham menjadi berkurang 2 orang, maka dalam waktu
paling lama 6 bulan sejak keadaan tersebut pemegang saham wajib mengalihkan sebagian sahamnya ke
orang lain;

d) Setelah jangka waktu yang dimaksud dalam ayat 3, pemegang saham tetap kurang dari 2 orang
maka pemegang saham bertanggung jawab atas segala resiko atau kerugian dan Pengadilan Negeri dapat
membubarkan perseroan tersebut;

e) Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirikan oleh 2 orang atau lebih diatur dalam ayat 1, ayat 3
dan ayat 4 tidak berlaku bagi perseroan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara;
f) Perseroan memperoleh status badan hukum setelah Akta Pendirian sebagaimana diatur dalam ayat
1 disahkan oleh menteri;

g) Dalam pembuatan Akta Pnedirian, pendiri dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan surat kuasa

2 Kelemahan dan Kelebihan Perseroan Terbatas

Kelemahan :

a) Pengenan pajak ganda;

b) Ketentuan perundangan lebih ketat;

c) Rahasia perusahaa kuran gterjamin;

d) Pendirian perusahaan relatif sulit, lama, biaya lebih besar;

e) Biasanya untuk PMA, sedikit rentan terhadap situasi dan kondisi sosial, poitik dan keamanan suatu
negar

Kelebihan :

a) Memungkinkan pengumpulan modal besar;


b) Memiliki status badan hukum;

c) Tanggung jawab terbatas;

d) Pengalihan kepemilikan lebih mudah;

e) Jangka waktu tidak terbatas;

f) Manajemen yang lebih kuat;

g) Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin;

h) Biasanya untuk Penanaman Modal Asing (PMA) ada fasilitas bebas pajak.

B. Persekutuan Komanditer (CV)

Berdasarkan ketentuan pasal 19 KUHD Persekutuan Komanditer adalah suatu perseroan yang dibentuk
oleh satu orang atau lebih dimana salah satu pihak bertanggung jawab seluruhnya dan pihak lain sebagai
pelepas uang. Di dalam persekutuan Komanditer ada 2 anggota yaitu anggota persekutuan diam ini
bersifat pasif artinya mereka hanya cukup melepaskan uang saja tapi juga akan memperoleh bagian
keuntungan atau sebaliknya juga turut memikul kerugian dan anggota persekutuan aktif artinya mereka
itulah yang mengelola perusahaan. Cara membagi keuntungan dan kerugian persekutuan disesuaikan
dengan besar kecilnya resiko dan jumlah modal yang dimasukkan dalam perusahaan.Persamaan dan
perbedaan persekutuan komanditer dengan perseroan terbatas atas saham :Persaman : sama-sama
dapat diangkatnya seorang atau lebih komisaris yang bertugas mengawasi kebijaksanaan persero atas
pengelolaan persekutuan. Perbedaan : pada P.T pertanggungjawabannya hanya sebatas modal yang
dimasukkannya saja, sedangkan pada persekutuan komanditer apabila pengurusnya meninggal dunia
maka persekutuan akan bubar.
1 Prosedur Pendirian Perusahaan Komanditer

a) Pendirian dilakukan di depan Notaris dengan melampirkan keterangan : Nama CV, Tempat
Kedudukan, Siapa sebagai Persero aktif dan persero diam serta maksud dan tujuan pendirian CV.

b) Mendaftarkannya pada Pengadilan Negeri setempat dimana tempat kedudukan CV.

c) Mendaftarkannya ke Kantor Pelayanan Pajak Domisili untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).

d) Jika usaha yang dijalankan berhubungan dengan jasa yang diterima oleh instansi pemerintah atau
mengikuti tender proyek pemerintah,

2. Kelemahan dan Kelebihan Perusahaan Komanditer

Kelebihan CV

a) Kemampuan manajemen lebih besar

b) Proses pendirianya relatif mudah

c) Modal yang dikumpulkan bisa lebih besar

d) Mudah memperoleh kredit

Keburukan CV
a) Sebagian sekutu yang menjadi Persero Aktif memiliki tanggung tidak terbatas

b) Sulit menarik kembali modal

c) Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu

C. Persekutuan Firma (FA)

Yang dimaksud persekutuan firma adalah tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk menjalankan usaha
bersama di dalam satu nama yang terlihat pada adanya nama bersama (misalnya : adanya papan nama
firma) dan adanya tanggung jawab yang bersifat solider yang diatur dalam pasal 18 KUHD.Persekutuan
firma adalah badan usaha bukan badan hukum yang setiap sekutunya berhak bertindak untuk dan atas
nama bersama semua sekutu serta bertanggungjawab terhadap pihak ketiga secara tanggung renteng.
Hal ini senada dengan pengertian firma yang ditentukan dalam Pasal 16 dan Pasal 18 KUHD. Menurut
Pasal 22 KUHD, semua ketentuan dalam persekutuan perdata berlaku dalam firma. Sebab firma
merupakan persekutuan perdata yang khusus. Tapi ditegaskan bahwa pembentukannya harus
dituangkan dalam akta notaris. Hal ini sesuai dengan Pasal 37 ayat (2) RUU tersebut. Dalam hal ada
sekutu baru yang akan masuk dalam firma maka ia harus mendapat persetujuan dari seluruh sekutu.
Namun tidak menutup kemungkinan, sekutu memberi kuasa kepada sekutu lain untuk menyetujui hal
itu. Terkait dengan pembubaran, RUU ini memberikan aturan yang baru buat firma. Dalam Pasal 48
ditentukan bahwa pembubaran firma wajib dibuat dengan akta otektik. Pembubaran juga harus
diumumkan dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia berskala nasional. Selain itu, jika firma bubar
maka para sekutu harus melakukan likuidasi, kecuali diperjanjikan lain. Likuidasi itu dapat dilakukan oleh
pihak ketiga selaku liquidator. Liquidatorlah yang berkewajiban untuk mengumumkan dalam surat kabar,
14 hari setelah firma bubar.

Pengertian Firma menurut Pasal 16 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang bahwa“perseroan Firma
adalah tiap-tiap perserikatan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan di bawah satu nama
bersama.” Oleh karena itu, Firma merupakan persekutuan perdata dan termasuk bagian dalam
perusahaan serta dijalankan atas satu nama bersama. Hal ini didukung dengan isi Pasal 1618 – 1652
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, yang menjelaskan Persekutuan perdata diberlakukan terhadap
perseroan Firma sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan Pasal dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang.
1. Prosedur Pendirian Firma (FA)

a) Adanya akta pendirian persekutuan yang dipersyaratkan dengan akta autentik yang dibuat oleh
notaris;

b) Akta pendirian tersebut harus didadtarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri, dalam daerah
hukum di mana persekutuan firma berdomisili;

c) Setelah dilakukan pendaftaran, akta pendirian tersebutdalam Berita Negara RI;

d) Selama pendaftaran dan pengumuman itu belum berlangsung, maka terhadap pihak ketigafirma
harus dianggap sebagai :

Menjalankan segala macam urusan perniagaan;

Didirikan untuk waktu tidak terbatas;

Tidak ada sekutu yan dikecualikanuntuk bertindak dan menandatangani surat bagi perskutuan firma .

2. Kelemahan dan Kelebihan Firma

Kelebihan Firma

a) Prosedur pendirian relative mudah

b) Mempunyai kemampian financial yang lebih besar, karena gabungan modal yang di miliki beberapa
orang
c) Keputusan bersama dengan pertimbangan seluruh anggota firma, sehingga keputusan menjadi lebih
baik

d) Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja diantara para anggota

e) Pendiriannya relatif mudah, baik dengan Ak ta atau tidak memerlukan Akta Pendirian

f) Kebutuhan modal lebih mudah terpenuhi

Kelemahan Firma

a) Utang-utang perusahaan di tanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma

b) Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota keluar, maka firma
akan bubar

c) Tanggungjawab pemilik tidak terbatas

d) Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota lainnya

e) Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu.

D. Yayasan

Yayasan adalah suatu badan hukum yang mempunyai maksud dan tujuan bersifat sosial, keagamaan dan
kemanusiaan, didirikan dengan memperhatikan persyaratan formal yang ditentukan dalam undang-
undang. Di Indonesia, yayasan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan
atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan. Rapat paripurna DPR pada tanggal 7
September 2004 menyetujui undang-undang ini, dan Presiden RI Megawati Soekarnoputri
mengesahkannya pada tanggal 6 Oktober 2004. Pendirian suatu Yayasan berdasarkan Undang-Undang
No. 16 Tahun 2001 mengenai Yayasan, yang diubah dengan Undang-Undang No. 28 Tahun 2004, diatur
dalam pasal 9 UU No. 16/2001, yaitu:

a) Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.

Yang dimaksud “Satu orang” di sini bisa berupa orang perorangan, bisa juga berupa badan hukum.
Pendiri yayasan boleh WNI, tapi juga boleh orang asing (WNA atau Badan hukum asing). Namun
demikian, untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau bersama-sama dengan orang asing akan
ditetapkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah (pasal 9 ayat 5).

b) Pendiri tersebut harus memisahkan kekayaan pribadinya dengan kekayaan Yayasan. Hal ini sama
seperti PT, dimana pendiri “menyetorkan” sejumlah uang kepada Yayasan, untuk kemdian uang tersebut
selanjutnya menjadi Modal awal/kekayaan Yayasan.

c) Dibuat dalam bentuk akta Notaris yang kemudian di ajukan pengesahannya pada Menteri
Kehakiman dan Hak Azasi Manusia, serta diumumkan dalam berita negara Republik Indonesia.

Kesimpulan

Hukum bisnis yaitu suatu perangkat kaidah hukum yang mengatur tentang tata cara pelaksanaan urusan
atau kegiatan dagang, industry atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau pertukaran
barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para entrepreneur dalam resiko tertentu dengan usaha
tertentu untuk mendapatkan keuntungan tertentu.
Hukum tentu sangat penting untuk bisnis, seluruh subjek dan objek bisnis tak akan terlepas dari hukum.
Hukum menjamin agar kegiatan bisnis dapat berjalan dengan aman,tertib dan terlindungi oleh kepastian
hukum. Sesuai dengan fungsinya, bahwa Sebagai sumber informasi yang berguna bagi praktisi bisnis,
Untuk memahami hak-hak dan kewajibannya dalam praktik bisnis, Agar terwujud watak dan perilaku
aktivitas dibidang bisnis yang berkeadilan, wajar, sehat dan dinamis (yang dijamin oleh kepastian
hukum). Hukum pun menjamin bahwa hak dan kewajiban semua pihak terpenuhi,baik itu produsen
maupun konsumennya, sehingga tidak ada satu pihak pun yang merasa dirugikan jika terjadinya
wanprestasi. Hak-hak konsumen untuk merasa aman terhadap suatu produk pun terjamin. Agar
bisnisnya bisa berjalan dengan lancar pelaku bisnis tentu berhubungan erat dengan hukum sehingga
tidak ada kata melanggar hukum atau melakukan bisnis yang illegal yang menyebabkan kerugian baik
pelaku bisnis itu sendiri (produsen) maupun masyarakat (konsumen).

Oleh karena itu, dengan menaati hukum bisnis akan menghindarkan para pelaku bisnis dari berbagai
persoalan, sekaligus membuat kegiatan bisnis menjadi aman dan terlindungi. Jadi, tidak ada alasan bagi
para pelaku bisnis untuk tidak melakukannya.

Anda mungkin juga menyukai