Anda di halaman 1dari 11

METODE Cepat HAfal Tenses (CHAT) SEBAGAI SOLUSI DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA INGGRIS

Nika Nur Aliantika

( nikaaa214@upi.edu )

Departement Of Civic Education Universitas Pendidikan Indonesia

Jln. Dr. Setiabudi No. 229 Bandung, West Java, Indonesia

Abstract

English is international language that relatively low, and in fact the methods of
is used as an introduction to communication studying tenses that exist today are still not
between nations. By applying English into effective and still convoluted therefore made
an international language all human beings this CHAT method in the hope that this
tend to want to master the English language method can help accelerate understanding
considering the importance of mastering will be 16 tenses. CHAT method (Cepat
English in today's modern era. Mastering HAfal Tenses) is a method created to help
English is certainly not easy. Many overcome difficulties in learning English
difficulties experienced by the English especially in studying tenses. Tenses is the
Language learner especially for beginners. basis of the application and satisfaction of
Facts in the field states that the ability of English at the basic level so that tenses
English owned by Indonesian citizens is still become the foundation in learning English.

Keywords: CHAT Method, English, Solution, Improve.

Abstrak

Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar


komunikasi antar bangsa. Dengan diterapkannya bahasa inggris menjadi bahasa internasional
semua kalangan manusia cenderung ingin menguasai bahasa inggris meningat pentingnya
menguasai bahasa inggris di era modern saat ini. Menguasai bahasa inggris tentulah tidak
mudah. Banyak kesulitan kesulitan yang dialami oleh English Language learner khususnya bagi
pemula. Fakta dilapangan menyatakan bahwa kemampuan bahasa inggris yang dimilki warga
negara Indonesia masih tergolong rendah, dan faktanya metode-metode mempelajari tenses yang
ada saat ini masih belum efektif dan masih berbelit-belit oleh karena itu dibuatlah Metode CHAT
ini dengan harapan metode ini bisa membantu mempercepat pemahaman akan 16 tenses. Metode
CHAT (Cepat HAfal Tenses) merupakan metode yang diciptakan untuk membantu mengatasi
kesulitan dalam mempelajari bahasa inggris khususnya dalam mempelajari tenses. Tenses
merupakan dasar dari penerapan dan penguasan bahasa inggris pada tingkat dasar sehingga
tenses menjadi pondasi dalan mempelajari bahasa inggris.

Kata Kunci : Metode CHAT, Bahasa Inggris, Solusi, Meningkatatkan.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan zoon politicon seperti apa yang diungkapankan oleh aristoteles bahwa
manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan yang lainnya. Bahasa
merupakan alat komunikasi yang paling kompleks dan paling rumit. Bahasa digunakan seseorang
untuk saling berkomunikasi, menyampaikan sesuatu atau informasi, serta digunakan untuk
mengutarakan perasaan seseorang. Melalui bahasa seseorang mampu mengerti apa yang yang
diinginkan dan dimaksud orang lain kepadanya. Penggunaan bahasa dinilai sangat penting
karena menjadi dasar seseorang memperoleh informasi.
Dalam era modern saat ini dunia telah terhubung tanpa ada batasan antara satu negara dengan
negara lainnya. Warga negara telah menjadi satu dalam warga negara global yang terkoneksi satu
sama lain sehingga komunikasi tidak lagi terbatasi. Dalam hal ini perlunya suatu bahasa yang
menjadi pemersatu antara seluruh warga negara global yang dapat dimengerti oleh keseluruhan.
PBB menyatakan bahwa bahasa internasional yang menjadi salah satu bahasa wajib adalah
bahasa inggris. Bahasa inggris merupkan bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar
komunikasi antar bangsa. Dengan diterapkannya bahasa inggris menjadi bahasa internasional
semua kalangan manusia cenderung ingin menguasai bahasa inggris.
Fakta dilapangan menyatakan bahwa kemampuan bahasa inggris yang dimilki warga negara
Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini menjadi permasalahan karena perlunya kemampuan
bahasa inggris untuk dapat menuju pada tataran internasional. Kesulitan pemahaman dalam
menguasasi bahasa inggris terletak pada bagaimana metode yang diterapkan. Dasar yang kuat
akan membuat kita lebih mudah dan cepat dalam menguasasi bahasa inggris. Tenses merupakan
dasar dari penerapan dan penguasan bahasa inggris pada tingkat dasar sehingga tenses menjadi
pondasi dalan menpelajari bahasa inggris. Kelemahan selama ini adalah cara pembelajaran tenses
yang bersifat kompleks atau bersbelit-belit sehingga susah dipahami. Perlu adanya terobsan
dalam hal pembelajaran tenses untuk lebih mempemudah sehingga dapat mningkatkan
kemampuan bahasa inggris pada siswa.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perlunya
metode khusus yang cepat dan tepat khususnya dalam menghafal tenses sehingga siswa tidak
hanya hafal tetapi juga paham mengenai tenses yang menjadi dasar dalam mempelajari bahasa
inggris pada tingkat selanjutnya. Maka dari itu dalam penelitian ini akan diungkapkan
mengenai METODE CHAT (Cepat Hafal Tenses) yang merupakan metode jalan pintas dalam
pemahaman tentses sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dengan cepat dan tepat.

1.2 Permasalahan yang Akan Diteliti


1.2.1 Bagaimana proses perencanan METODE CHAT dalam meningkatkan kemampuan
bahasa Inggris?
1.2.2 Bagaimana implementasi METODE CHAT sebagai media pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan bahasa Inggris pada tingkat SMA?
1.2.3 Bagaimana evaluasi program METODE CHAT dalam meningkatkan kemampuan bahasa
Inggris?

1.3 Tujuan Khusus


1.3.1 Mengetahui perencanan METODE CHAT dalam meningkatkan kemampuan bahasa
inggris.
1.3.2 Mengaplikasikan METODE CHAT dalam meningkatkan kemampuan bahasa inggris.
1.3.3 Mengetahui kelayakan METODE CHAT dalam meningkatkan kemampuan bahasa
inggris.

1.4 Urgensi Penelitian


1.4.1 Dapat menjadi jawaban terhadap tuntutan perkembangan IPTEKS yang mengharuskan
setiap warga negara mampu menguasai bahasa inggris.
1.4.2 Penelitian ini memberikan sumbangsih baik secara teoretis maupun praktis dalam
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya terhadap media pembelajaran bahasa
inggris.

1.5 Temuan Yang Ditargetkan


1.5.1 Metode pembelajaran tenses yang cepat dan tepat.
1.5.2 Publikasi dalam seminar nasional.
1.5.3 Publikasi dalam jurnal nasional atau internasional.

1.6 Kontribusi Penelitian Terhadap Bidang Ilmu Pengetahuan


Penelitian ini berkontribusi terhadap ilmu pengetahuan dengan dapat meningkatkan
kemampuan bahasa inggris dalam pembelajaran tenses dengan cepat, dan memberikan kontribusi
terhadap penemuan metode pembelajaran.

1.7 Luaran dan Manfaat Penelitian


1.7.1 Luaran yang diharapkan dari penelitian ini berupa:
1.7.1.1 Artikel ilmiah yang dipublikasikan nasional.
1.7.1.2 Hak paten metode CHAT (Cepat Hafal Tenses).
1.7.1.3 Hak cipta metode CHAT (Cepat Hafal Tenses).
1.7.2 Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.7.2.1 Membantu menghafal dan memahami 16 tenses dengan cepat
1.7.2.2 Meningkatkan kemampuan bahasa inggris khususnya dalam hal writing

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


Menurut Carl Bache (1997: 11) mengenai tenses bahwa “kata (tenses), aspek (aspect) dan
aksional (action) sebagai kategori grammatikal yang mengungkapkan makna temporal
(temporality), keaspekan (aspectuality) dan keaksionalan (actionality) di dalam metabahasa”.
Ciri hakiki bahwa kategori tenses adalah bahwa hal itu menghubungkan waktu perbuatan,
kejadian, atau peristiwa bahasa yang diacu dalam kalimat dengan waktu ujaran.

2.2 Metode dan Media Pembelajaran


Menurut Roestiyah N.K. (2001:1), metode mengajar diartikan juga sebagai teknik guru
untuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
tersebut dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Hamdani (2011:81),
menyimpulkan bahwa proses belajar mengajar merupakan proses interaksi edukatif antara guru
yang menciptakan suasana belajar dan siswa yang memberi respon terhadap usaha guru tersebut.
Metode pembelajaran yang ditetapkan guru sebaiknya memungkinkan siswa banyak belajar
melalui proses (learning by process), bukan hanya belajar produk (learning by product). Belajar
produk hanya menekankan pada segi kognitif, sedangkan belajar proses dapat memungkinkan
tercapainya tujuan belajar dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor. Oleh karena itu,
pembelajaran harus diarahkan untuk mencapai sasaran tersebut, yaitu lebih banyak menekankan
pembelajaran melalui proses karena yang penting dalam mengajar bukan upaya guru
menyampaikan materi pembelajaran, melainkan bagaimana siswa dapat mempelajari materi
pembelajaran sesuai dengan tujuan.
Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi
pembelajaran. Pembelajaran perlu dilakukan dengan sedikit ceramah dan metode-metode yang
berpusat pada guru, serta lebih menekankan pada interaksi peserta didik. Penggunaan metode
yang bervariasi akan sangat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran
sehingga metode pembelajaran harus dipilih dan dikembangkan untuk meningkatkan aktivitas
dan kreativitas peserta didik (E. Mulyasa, 2005: 107).
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sedangkan, menurut Gerlach dan Elly, media
apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap
(Listiyani & Ani Widayati, 2012:84). Dalam hal ini, media dalam proses pembelajaran dapat
diartikan sebagai alat grafis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali informasi
visual.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari guru kepada peserta didik sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
minat peserta didik yang menjurus kearah terjadinya proses belajar yang optimal (Pamuji,
2014:2).
Merujuk teori yang dikemukakan oleh Jean Piaget (Ibda, 2015:32) tentang teori
perkembangan intelektual atau perkembangan kognitif dapat berlangsung melalui empat tahap,
yaitu :
1. Tahap sensori-motor : 0 - 1,5 tahun
2. Tahap pra-operasional : 1,5 - 6 tahun
3. Tahap operasional konkret : 6 - 12 tahun
4. Tahap operasional formal : 12 tahun ke atas
Pada tahap operasional konkret atau sedang pada masa belajar di tingkat sekolah dasar,
anak sudah cukup matang untuk menggunakan pemikiran logika, tetapi hanya untuk objek fisik
yang ada saat ini. Egosentrisnya berkurang dan kemampuan dalam tugas-tugas konservasi
menjadi lebih baik. Pada tahap operasional konkret ini, anak-anak masih akan mengalami
kesulitan besar dalam menyelesaikan tugas-tugas logika tanpa adanya objek fisik dihadapan
mereka (Ibda, 2015:35).
Sebagai contoh, anak-anak yang diberi tiga boneka dengan warna rambut yang berlainan
(edith, lily, dan susan) tidak akan mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi boneka yang
memiliki warna rambut terang. Lain halnya apabila anak-anak diberi pertanyaan “rambut edith
lebih terang dari rambut susan dan rambut edith lebih gelap daripada rambut lily, lalu rambut
siapakah yang gelap?” (Ibda, 2015:35). Hal ini justru akan membuat anak-anak mengalami
kesulitan, sebab mereka belum mampu berpikir menggunakan lambang-lambang.

2.3 Strategi Mempercepat Pembelajaran


Beberapa peneliti seperti Stern (1975), Naiman (1978) dan Rubin (1979) dalam buku
Rientje Eisjelyn, E. (2014:24-25) mencoba mengamati orang-orang yang berhasil dalam
menguasai bahasa asing dan berusaha menemukan bagaimana mereka mencapai kesuksesan.
Dari hasil studi yang mereka lakukan secara terpisah, diperoleh beberapa karakteristik dan
strategi yang dilakukan oleh orang-orang yang berhasil yang dapat dirangkum ke dalam lima hal
berikut ini:
1. Dorongan untuk berkomunikasi,
2. Keinginan untuk berlatih,
3. Minat untuk mempelajari tata bahasa (grammar),
4. Perhatian terhadap fungsi dan arti suatu ucapan, dan
5. Mempunyai tujuan yang jelas.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dengan model


pengembangan prosedural (dilakukan melalui beberapa tahap) dan pendekatan visual (buku)
sebagai salah satu teknik dari metode CHAT ini tersendiri.
3.1 Tahapan Penelitian
3.1.1 Persiapan
Dalam tahap persiapan ini, terdapat beberapa hal yang perlu dipersiapkan oleh tim
pelaksana, yaitu koordinasi tim pelaksana untuk merencanakan pelaksanaan secara konseptual,
operasional, pembagian tugas masing-masing anggota, survei tempat,dokumentasi, dan
sebagainya. Selain itu juga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum masuk ke tahap
pelaksanaan kegiatan, diantaranya mencari pembuat buku dan editor, ahli media, ahli materi, dan
sekolah sebagai sasaran pelaksanaan kegiatan.
3.1.2 Pelaksanaan Program
Tahap pertama, melakukan pre-test terhadap peserta didik atau responden untuk
mengukur sejauh mana tingkat kemampuan dan pemahaman peserta didik akan 16 tenses.
Tahap kedua, praktik atau mengadakan pelatihan tenses terhadap peserta didik atau
responden untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman peserta didik akan 16 tenses dalam
1 hari sehingga mempermudah peserta didik dalam hal speaking dan grammar.
Tahap ketiga, pengenalan metode CHAT kepada objek penelitian dan perencanaan
pembuatan buku CHAT (Cepat Hafal Tenses) sebagai penunjang dari pembelajaran dan metode
yang ada di dalam buku tersebut yang telah dibuat dinilai terlebih dahulu oleh tim penilai (ahli
materi, guru, dan ahli media). Hal ini bertujuan untuk menentukan kelayakan dan validitas buku
CHAT (Cepat Hafal Tenses) dan metode yang ada di dalam buku tersebut ketika akan
diimplementasikan dalam pembelajaran tenses kepada peserta didik.
Tahap keempat, implementasi metode CHAT dalam pembelajaran bahasa inggris di kelas
kepada peserta didik sekaligus sebagai media alat mengajar bagi pendidik dalam menunjang
proses kegiatan belajar mengajar di kelas selama dua hari.
Tahap kelima, menyusun perencanaan perancangan pembelajaran Bahasa Inggris
menggunakan metode CHAT (Cepat Hafal Tenses).
Tahap keenam, menyusun pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan
metode CHAT (Cepat Hafal Tenses).
Tahap ketujuh, melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode CHAT
(Cepat Hafal Tenses).
Tahap kedelapan, melakukan penilaian akhir atau post test terhadap peserta didik dalam
mengukur tingkat keberhasilan belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris
(Tenses).

3.1.3 Evaluasi Program


Setelah tahap pelaksanaan program telah dilalui, maka tahapan selanjutnya adalah evaluasi
program. Dalam tahap ini, evaluasi dilakukan melalui dua cara, yaitu melalui penyebaran angket
tertutup (check list) dan teknik tes. Penyebaran angket dilakukan terhadap ahli media, ahli
materi, guru, dan peserta didik untuk mengukur kelayakan buku dan metode CHAT (Cepat Hafal
Tenses) sebagai media belajar bagi alat mengajar pendidik dan peserta didik. Sedangkan, untuk
teknik tes sendiri hanya diperuntukkan bagi peserta didik saja, dalam mengukur tingkat
pemahaman dan penguasaan materi peserta didik, sekaligus mengukur kualitas dan kelayakan
buku dan metode CHAT(Cepat Hafal Tenses) apakah dapat diaplikasikan dalam pembelajaran di
kelas dalam jangka waktu yang lama atau tidak.

3.2 Luaran Penelitian


Luaran yang akan dihasilkan dari penelitian ini adalah dari penelitian ini akan berupa :
3.2.1 Artikel ilmiah yang akan di publikasikan dalam artikel nasional terakreditasi
3.2.2 Hak paten dari Metode CHAT (Cepat HAfal Tenses)
3.2.3 Hak cipta dari Metode CHAT (Cepat HAfal Tenses)

3.3 Indikator Capaian Penelitian


3.3.1 Diperoleh tim dari ahli materi, ahli media, pembuat buku,editor dan peserta didik.
3.3.2 Diperoleh materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3.3.3 Diperoleh metode pembelajaran yang layak dan baik.
3.3.4 Diperoleh karakteristik media pembelajaran yang mampu menunjang pembelajaran.
3.3.5 Diperoleh perencanaan pembelajaran yang matang.
3.3.6 Diperoleh cara pelaksanaan pembelajaran yang efektif.
3.3.7 Diperoleh data keberhasilan belajar peserta didik dan karakteristik buku yang baik

3.4 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data


Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
Dimana, instrumen pengumpulan dalam penelitian dilakukan melalui angket check list dan
teknik tes. Adapun analisis yang dilakukan untuk data kualitatif yakni merujuk pada model yang
dikemukakan oleh Miles dan Huberman yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis
data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu: reduction data, data display, dan
conclusion (Adiputra, 2011). Sedangkan, untuk analisis data kuantitatif dilakukan melalui angket
dengan teknik persentase dalam perhitungan rata-rata.

3.5 Penafsiran Data


Ringkasan materi Bahasa Inggris(tenses) yang telah lolos validasi oleh tim ahli materi,
akan dilanjutkan ke tahap berikutnya yakni dibuat menjadi buku yang nantinya akan disajikan
dalam bentuk media cetak dan diimplementasikan dalam pembelajaran di kelas. Media buku ini
nantinya akan di uji cobakan melalui berbagai pengujian, yaitu melalui angket kepada tim ahli
materi, ahli media, guru, dan peserta didik. Sedangkan, untuk teknik tes hanya diperuntukkan
bagi peserta didik saja dalam mengukur tingkat keberhasilan belajar peserta didik melalui media
pembelajaran Buku CHAT(cepat hafal tenses) dan metode yang ada di dalam buku tersebut.

3.6 Penyimpulan Hasil Penelitian


Menurut Arikunto (2013:385) menarik hasil kesimpulan harus mendasarkan diri atas semua
data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian. Dengan kata lain, penarikan kesimpulan harus
didasarkan atas data, bukan atas angan-angan atau keinginan penelitian. Adalah salah besar
apabila kelompok peneliti membuat kesimpulan yang bertujuan menyenangkan hati pemesan,
dengan cara manipulasi data.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam era modern saat ini dunia telah terhubung tanpa ada batasan antara satu
negara dengan negara lainnya. Warga negara telah menjadi satu dalam warga negara
global yang terkoneksi satu sama lain sehingga komunikasi tidak lagi terbatasi. Dalam
hal ini perlunya suatu bahasa yang menjadi pemersatu antara seluruh warga negara global
yang dapat dimengerti oleh keseluruhan. PBB menyatakan bahwa bahasa internasional
yang menjadi salah satu bahasa wajib adalah bahasa inggris. Bahasa inggris merupkan
bahasa internasional yang digunakan sebagai pengantar komunikasi antar bangsa. Dengan
diterapkannya bahasa inggris menjadi bahasa internasional semua kalangan manusia
cenderung ingin menguasai bahasa inggris.
Fakta dilapangan menyatakan bahwa kemampuan bahasa inggris yang dimilki
warga negara Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh sulitnya untuk
mempelajari Bahasa Inggris. Metode-metode yang digunakan dalam pembelajaran saat
ini masih kurang mampu menjawab kesulitan-kesulitan tersebut. Oleh karena itu dapat
ditarik kesimpulan bahwa perlunya metode khusus yang cepat dan tepat khususnya
dalam menghafal tenses sehingga siswa tidak hanya hafal tetapi juga paham mengenai
tenses yang menjadi dasar dalam mempelajari bahasa inggris pada tingkat selanjutnya.
Maka dari itu diungkapkan mengenai METODE CHAT (Cepat Hafal Tenses) yang
merupakan metode jalan pintas dalam pemahaman tenses sehingga siswa dapat lebih
mudah memahami dengan cepat dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Arikunto, S. (2013) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Bache, Carl. (1997). The Study of Aspect, Tense, and Action: Towards A Theory of Semantics of
Grammatical Categories. Wien: Peter Lang
E. Mulyasa. (2005). Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hamdani. (2011). Strategi Balajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Pamuji, M. Bagus. 2014. Pengembangan Komik Sebagai Media Pembelajaran Biologi pada
Materi Sistem Saraf Manusia untuk SMP/MTs Kelas IX Semester Ganjil. (Skripsi). UIN
Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Diterbitkan
Rientje Eisjelyn, E. (2014). English Made Easy. Jakarta: Kesaint Blanch.
Roestiyah N.K. (2001). Strategi Belajar Mengajar (Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi
Belajar Mengajar: Teknik Penyajian). Jakarta: Rineka Cipta.

Jurnal:
Ibda, Fatimah. (2015). Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Jurnal Intelektualika, Vol. 3
No. 1, Januari-Juni 2015: 27-38
Listiyani, Indriana Mei & Ani Widayati. (2012). Pengembangan Komik Sebagai Media
Pembelajaran Akuntansi pada Kompetensi Dasar Persamaan Dasar Akuntansi untuk
Siswa Kelas XI. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X No. 2, Tahun 2012: 80-94
Biodata Penulis

Nama : Nika Nur Aliantika


Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 21 April 1999
: Dsn Citimun Kidul RT.03 RW. 01 , Ds. Citimun Kec.Cimalaka,
Alamat
Sumedang.
No. HP : 08216944939
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Email : nikaaa214@yahoo.com
Hobbi : Menonton film, belajar Bahasa Inggris.

PENDIDIKAN FORMAL

 SDN Citimun 1
 SMPN 1 Cimalaka
 SMAN 1 Cimalaka
 Universitas Pendidikan Indonesia (Masih berjalan sampai sekarang)

PENDIDIKAN NON FORMAL

 Kursus Bahasa Inggris di Creative English


 Kurus Fisika
 Kursus di Ganesha Operation
 Kursus Musik di Elmets Studio
 Kurus Privat Inggris
 Kursus Bahasa Inggris di The British Institute

PENGALAMAN ORGANISASI

 Pramuka SDN Citimun 1sebagai anggota


 Paskibra SDN Citimun 1sebagai anggota
 MPK SMPN 1 Cimalaka sebagai Ketua
 Pramuka SMAN 1 Cimalaka sebagai anggota
 Bandung Karate Club sebagai anggota
 OSIS SMAN 1 Cimalaka sebagai anggota

KEMAMPUAN DAN KEAHLIAN

 Mahir dalam menggunakan Bahasa Inggris secara aktif


 Mahir dalam writing Bahasa Inggris.
 Mahir dalam menganalisis Grammar dan Tenses.

Anda mungkin juga menyukai