AKUNTANSI PERPAJAKAN
AKUN-AKUN NERACA
PERSEDIAAN BARANG & BIAYA DIBAYAR DI MUKA
KELOMPOK 2 :
A. Pengertian Persediaan
Persediaan barang dagang adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual
kembali atau digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Sistem Perpetual
Sistem pencatatan persediaan yang mencatat semua mutasi (penambahan/pengurangan)
persediaan dan pengikhtisarkan saldo persediaan secara terus-menerus.
C. Perlakuan Perpajakan Persediaan
Berdasarkan Pasal 10 ayat 6 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008, persediaan dan pemakaian
persediaan untuk perhitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan
secara rata rata (average) atau dengan cara mendahulukan persediaan yang diperoleh pertama
(FIFO).
Penilaian persediaan menurut perpajakan hanya boleh menggunakan harga perolehan.
Contoh:
Tn. Hendy memiliki transaksi persediaan pada tahun 2018 sebagai berikut: Tn.
Hendy menggunakan metode pencatatan sistem periodik. Pada 31 Desember 2018 Tn.
Hendy memiliki 50 unit persediaan akhir di gudang. Sehingga persediaan yang terjual
sebanyak 850 unit.
LIFO (Last In First Out), masuk terakhir keluar pertama Metode ini menyatakan bahwa
persediaan dengan nilai perolehan terakhir masuk akan dijual (digunakan) terlebih
dahulu, sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan berdasarkan nilai perolehan
persediaan yang awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini cenderung menghasilkan
nilai persediaan akhir yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva perusahaan yang
rendah.
Metode Rata-rata (Average method) Dengan menggunakan metode ini nilai persediaan
akhir akan menghasilkan nilai antara nilai persediaan metode FIFO dan nilai persediaan
LIFO. Metode ini juga akan berdampak pada nilai harga pokok penjualan dan laba kotor.
Contoh:
Tn. Hendy memiliki transaksi persediaan pada tahun 2018 sebagai berikut: Tn.
Hendy menggunakan metode pencatatan sistem periodik. Pada 31 Desember 2018 Tn.
Hendy memiliki 50 unit persediaan akhir di gudang. Sehingga persediaan yang terjual
sebanyak 850 unit.
Berdasarkan Metode Average, nilai persediaan yang diperoleh adalah nilai rata-rata
persediaan yang diperoleh. Jadi harga pokok penjualan dan persediaan akhir per 31
Desember 2018 dengan sistem periodik adalah sebesar Rp 741.389 dan Rp 43.611.
Net Realizable Value (Nilai Realisasi Bersih) adalah estimasi harga jual dalam keadaan
bisnis normal dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya untuk penjualan.
D. Contoh Soal
Pembahasan
Untuk contoh soal di atas maka PT. MMM harus memotoh PPh pasal 23 dengan tarif 2%
dari pembayaran persewaan mobil tersebut, dan pemotongan pajak oleh PT. MMM tersebut
merupakan kredit pajak bagi CV. SB Rent.
Sebaliknya bagi CV. SB Rent wajib memungut PPN sebesar 10% yang merupakan Pajak
Masukan bagi PT. MMM.
Jurnal
PT. MMM
CV. SB Rent
Pada tanggal 1 September 2015 PT. MMM membayar sewa gedung untuk gudang
penyimpanan produknya kepada PT. Estate Prima sebesar Rp. 150 juta untuk masa 3 tahun
(periode 1-09-15 s/d 31-10-18). Bagaimana pencatatan dari kedua perusahaan tersebut dala
mencatat transaksi sewa gudang tersebut dengan asumsi kedua perusahaan sudah PKP??
Pembahasan
Pada dasarnya jurnal untuk kedua perusahaan sama dengan jurnal dalam contoh 1 di atas,
yang membedakan adalah jurnal bagi penerima penghasilan (PT. Estate Prima), karena sewa
gedung / bangunan merupakan objek PPh Pasal 4 (2) maka pemotongan pajak yang
dilakukan oleh PT. MMM bersifat Final, sehingga bagi PT. Estate Prima pemotongan
tersebut bukanlah uang muka PPh tetapi pelunasan PPh yang diakui sebagai beban PPh
Final. Pada akhir periode beban PPh Final tersebut tidak dapat dibebankan sebagai biaya
fiskal (Non deductable expense).
Jurnal