Anda di halaman 1dari 3

Devi Meilani, 0250117010663

Kurnia Wati, 025011701668


devimeilani00@gmail.com
kurniawe9@gmail.com
STABN Sriwijaya

NASIHAT UNTUK PARA MEDIDATOR

Ada dua jenis meditasi dalam meditasi Buddhisme yaitu Vipassana


Bhavana dan Samatha Bhavana. Dalam kehidupan masyarakat, kedua jenis
meditasi tersebut bisa dikategorikan sebagai aspek psikologis. Sedangkan dalam
aspek praktis, meditasi juga dikategorikan dalam dua jenis yaitu meditasi harian
dan praktik retret sesekali. Dua jenis meditasi dalam aspek praktris biasanya
dilakukan oleh umat awam.

Seseorang yang melakukan meditasi harian hendaknya menyadari alasan


dilakukannya meditasi tersebut, jangan sampai meditasi harian dijadikan sebagai
sebuah ritual. Meditasi harian sebaiknya dilakukan di tempat dan suasana yang
sunyi, contohnya dapat dilakukan di ruangan kecil. Saran lain untuk memperoleh
kesunyian yaitu bangun di pagi hari karena pada waktu ini kondisi tubuh tidak
lelah dan pikiran jernih. Hendaknya seorang meditator membuat jadwal rutin
untuk bermeditasi.

Meditator disarankan memakai pakian yang longggar dan nyaman.


Sebelum bermeditasi, meditator dapat melafalkan vandana atau tisarana, tetapi
hal tersebut tidak diwajibkan. Saat bermeditasi, meditator harus terus
memerhatikan kondisi tubuh tetap tegak dan rileks tanpa paksaan. Meditator dapat
menggunakan posisi duduk bersila seeperti posisis bungan teratai. Jika belum
terbiasa, maka dapat menggunakan alas duduk atau asana. Kondidikan jangka
waktu meditasi sama setiap harinya. Jika sudah mulai terbiasa, maka waktu
meditasi akan terus bertambah.

Terdapat beberapa metode yang dapat membantu peningkatan konsentrasi.


Salah satunya yaitu adalah pengulangan dari kata-kata atau kalimat dan dapat
digabung dengan penggunaan sebuah tasbih. Jika meditator mempraktekkan
kesadaran pernafasan, kata-kata seperti “Buddho” atau “Araham” baik sekali jika
digunakan untuk menenangkan pikiran. Suku kata pertama diucapkan dalam hati
ketika menarik nafas dan berkonsentrasi pada suku kata yang kedua ketika
menghembuskan nafas. Perhitungan nafas (sampai 10, tetapi pada umumnya tidak
melewati angka ini untuk mencegah pikiran berkeliaran) dapat digunakan untuk
membantu konsentrasi. Akan tetapi, bantuan seperti ini sebaiknya tidak digunakan
ketika konsentrasi telah meningkat. Untuk meditasi yang memakai bantuan
kalimat, sebuah tasbih dapat digunakan bersama-sama, dimana setiap
pengulangan ditandai dengan satu biji tasbih.

Tidak menutup kemungkinan bahwa seorang meditator pasti akan


mengalami hambatan-hambatan dalam bermeditasi, contohnya menganuk, pegal-
pegal, dsb. Hambatan-hambatan tersebut tentu harus diatasi dengan pikiran yang
terkendali tanpa diliputi emosi. Hambatan yang muncul harus selalu disadari dan
direnungi. Pikiran harus terus dijaga agar tetap murni sehingga lobha, dosa, dan
moha dapat teratasi. Perlu diingat bahwa saat melakukan meditasi, kondisi tubuh
harus dalam kedaan sehat sehingga tidak menghambat dalam pelaksaan meditasi.
Beberapa saran di atas dapat digunakan saat melakukan meditasi harian

Meditator yang melakukan retret akan mendapatkan berbagai fasilitas dari


program tersebut. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah bertemu
langsung dengan guru yang dapat membimbing jalannya latihan meditasi.
Selanjutnya, meditator harus tekun dan sungguh-sungguh dalam melakukan
meditasi dan melaksanakan ajaran dari gurunya. Apabila hal tersebut dilakukan,
maka seseorang akan berhasil dalam melakukan meditasi melalui retret.

Praktik meditasi lainnya yang dapat dilakukan yaitu praktik meditasi pada
kehidupan sehari-hari. Panduan yang dapat dilakukan dalam praktik meditasi
sehari-hari yaitu tidak membohongi diri sendiri mengenai konsentrasi pikiran.
Artinya bahwa jangan mengaku-ngaku bahwa diri sendiri telah mahir dalam
melakukan meditasi atau bahkan telah mencapai arahat. Akuilah kekurangan diri
sendiri, jangan sampai membohongi diri sendiri dan orang lain. Hal tersebut justru
dpaat menghambat perkembangan seseorang dalam berlatih meditasi karena ia
telah menganggap bahwa dirinya telah hebat dalam bermeditasi. Salah satu objek
yang dapat digunakan dalam praktik meditasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu
objek keluar masuknya nafas. Objek ini dilakukan dengan cara memerhatikan
keluar masuknya nafas hingga memperoleh kesadaran dan konsentrasi terhadap
objek.

Selanjutnya, ada beberapa hal yang perlu dikembangakan dalam diri


meditator agar kegiatan meditasi dapat berhasil. Meditator dapat terus
merenungkan dan mengembangkan empat sifat luhur (brahmavihara) dan
kesempurnaannya, kesabaran dan kesempurnaannya (khanti-parami), semangat
dan kesempurnaannya (viriya-parami), konsentrasi dan kesempurnaannya
(samadhi-parami). Empat hal tersebut harus diperhatikan dan direnungkan agar
meditasi dapat berjalan lancar.

Pelaksanaan meditasi juga memiliki bahaya. Bahaya tersebut muncul dari


dalam diri sendiri. Contoh bahaya meditasi yaitu kurangnya motivasi dalam
melakukan meditasi, meditasi dengan tujuan perolehan kekuatan atau kesaktian,
meditasi dengan tujuan memperoleh kekayaan dan pengikut dengan cepat, dan
juga untuk memperoleh ketenaran. Hal-hal tersebut tentu akan menghambat
pelaksaan medatasi. Adanya nasihat dari guru yang terlahit sangat diperlukan
untuk meluruskan pandangan seperti itu. Beberapa hal di atas merupakan saran
untuk para meditator dalam melakukan meditasi.

Anda mungkin juga menyukai