Anda di halaman 1dari 6

KISAH SUNITA THERA

Rusli, Wasiman, Viriana, Devi Meilani

A. Latar Belakang Kisah


Dilahirkan pada jaman Sang Buddha dalam keluarga pengumpul bunga,
dia mempunyai mata pencaharian membersihkan jalan, yang tidak mencukupi
kebutuhan hidupnya. Sewaktu pertama sekali pada malam hari melihat Sang
Bhagava, perasaannya dipenuhi belas kasih yang besar. Sang Buddha membuat
kondisi arahat dalam dirinya, seperti lampu yang menerangi kegelapan. Dan
ketika fajar hari Sang bhagava bangkit dan berpakaian, dan dengan mangkuk dan
jubah, diikuti oleh bhikkhu-bhikkhu, berjalan ke Rajagaha untuk Pindapata, dan
melalui jalan yang dibersihkan Sunita. Sunita memungut sampah, kotoran, dll
dimasukkan dalam keranjang yang dipikulnya.
Dan ketika melihat Sang Buddha dan para pengikutnya, hatinya dipenuhi
kesenangan dan perasaan hormat. Melihat tidak ada tempat sembunyi di jalan,
Sunita melepaskan keranjang dan memberi hormat dengan merapatkan kedua
telapak tangannya. Ketika Sang Bhagava sudah dekat, berbicara dengan lembut:
"Sunita! Apakah kamu mau hidupmu selamanya hina? Dapatkah kamu tahan
mengambil jalan hidup kebikkhuan.?" Dan Sunita dengan penuh kegembiraan
menjawab:"Seperti diri saya, yang mulia, dapat diterima dalam kebhikkhuan,
mengapa tidak? Silakan Sang bhagava mengajarkan saya." Kemudian Sang
Buddha berkata: "Mari Bhikkhu!" Dan Sunita, setelah mendapat persetujuan dan
pentabhisan, oleh kekuatan gaib yang memberikan mangkuk dan jubah.
Sang Buddha membawanya ke vihara, mengajarkan pelatihan dan dia
mencapai tingkat pertama dari delapan pencapaian, dan lima kekuatan gaib
abhinna; kemudian mencapai pandangan terang. Sakka dan para brahma datang
memberi penghormatan pada dirinya, seperti tertulis:
Para dewa sebanyak tujuh-ratus, brahma dan Indra mendatangi dan
memberi penghormatan pada Sunita, yang telah melewati usia dan
kematian. Sang Buddha melihat Sunita dikelilingi oleh para dewa,
tersenyum dan teringat pada dirinya, sewaktu mengajarkan dhamma
dengan sajak : 'Dengan disiplin kehidupan suci...'3
Banyak bhikkhu, yang ingin tahu bertanya pada Sunita 'Dari keluarga
mana anda berasal? atau mengapa engkau meninggalkan duniawi? dan Bagaimana
menembus kesunyataan?' Kemudian Sunita berkata pada mereka, sebagai berikut:
Saya dilahirkan dalam keluarga kasta yang rendah, saya sangat miskin
dan serba kekurangan, saya bekerja membersihkan jalan. [620]
Dimana tidak ada yang memperhatikan samasekali, dan memandang
rendah, pikiran saya penuh rendah diri dan saya senantiasa menundukkan
kepala. [621]
Dan ketika saya melihat Yang Mulia datang, diikuti oleh para bhikkhu,
Sinar cemerlang telah memasuki kota Magadha. [622] Saya menurunkan
keranjang & menaruh kereta kesamping, kemudian saya memberi
penghormatan dengan membungkukkan badan, dan saya merasakan
luapan cinta kasih yang besar, Pemimpin dunia menghentikan
langkahnya. [623]
Dibawah kakinya saya bersujud, kemudian berdiri, saya memohon kepada
Yang Mulia untuk mengajarkan Dharma, dan mengikuti dirinya. [624]
Kemudian beliau dengan belas kasihan yang besar melihat dunia dan
memberikan jawaban: "Mari, bhikkhu!" Itu berarti saya telah
ditabhiskan ! [625]
Lihat! saya tinggal sendirian dalam hutan, dengan usaha sungguh-
sungguh, tanpa keraguan merenungkan kata-kata dan bimbingan dari
sang penakluk mara. [626]
Ketika melewati malam pertama, mulai muncul memori panjang
kehidupan masa lalu, ketika melewati pandangan tengah, mata surgawi,
ruang angkasa, telah terbuka. Ketika melewati pandangan akhir, saya
menghancurkan semua kegelapan dan ketidaktahuan.2 [627]
Dan ketika malam mulai berganti dengan pagi, matahari mulai nampak,
datanglah Indra dan Brahma, memberi penghormatan dengan
merapatkan tangan. [628]
Sambutan bagimu, Yang mulia pemilih semua manusia! Sambutan
bagimu, Yang mulia tertinggi diantara manusia! Semua kemabukan
menjadi lenyap; Dan dirimu sangat bernilai tinggi. [629]
Guru, melihat diriku dikelilingi para dewa tersenyum dan memberi
pencerahan. [630]
"Dengan disiplin dari kehidupan suci, pengendalian dan pengontrolan
diri; dengan ini manusia menjadi suci: ini adalah kesucian tertinggi!"1

B. Analisis Bimbingan Konseling Buddha


Memuat analisis pra-BKB, restrukturisasi, dan reinforcement berdasarkan
kisah Sunita yang mana kelompok 5 membatasi pada sumber Theragatha 242
Sunita.
1) Analisis Pra-BKB
Subject : Sunita
Simptom : Selalu menundukkan kepala, tidak berani menatap orang lain,
selalu bersembunyi apabila bertemu orang dengan kasta lebih tinggi.
Diagnosis : Rendah diri, kurang percaya diri, kecemasan, minder.
Sumber : Status sosial, karena berasal dari kasta rendah, tidak ada yang
memerhatikan, dikucilkan dan dipandang rendah orang lain, dilarang berdekatan
dengan kasta yang lebih tinggi.
Konselor : Buddha

2) Restrukturisasi
Relaksasi pikiran:
(a) Rasa senang ketika melihat Buddha yang datang mendekatinya beserta para
Bhikkhu dengan sinar cemerlang penuh luapan cinta kasih; (b) Penerimaan dan
perhatian dari Buddha di saat orang lain mengucilkan dan merendahkannya,
Buddha menawarkan Sunita untuk berlatih menjadi Bhikkhu serta
menahbiskannya menjadi Bhikkhu.
Edukasi ulang:
Sang Buddha membawanya ke vihara, mengajarkan pelatihan disiplin dalam
kehidupan suci.

3) Reinforcement
Kesadaran baru:
Sunita mencapai tingkat pertama dari delapan pencapaian, dan lima kekuatan gaib
abhinna. kemudian mencapai pandangan terang. Dewa Sakka, Indra, dan para
brahmana datang menghormat kepada Sunita. Artinya Sunita sudah tidak rendah
diri, percaya diri, dihormati kasta tinggi bahkan para dewa, hidupnya berkualitas.
Penguatan:
Buddha mengingatkan kembali mengenai disiplin kehidupan suci.
"Dengan disiplin dari kehidupan suci, pengendalian dan pengontrolan diri;
dengan ini manusia menjadi suci: ini adalah kesucian tertinggi!"
C. Analisis Terapi/Teori Umum
Behavioral Therapy
Behavioral therapy didasarkan pada prinsip bahwa perilaku seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman masa lalu mereka. Behavioral
therapy dapat membantu individu mengatasi berbagai masalah, seperti depresi,
kecemasan, fobia, PTSD, masalah tidur, masalah makan, dan kecanduan. Namun,
tidak hanya itu, terapi kognitif perilaku juga bisa digunakan untuk membantu
Anda menghadapi masalah yang ditemui sehari-hari.
Prosedur pelaksanaan terapi perilaku yaitu:
1) Menyadari perasaan dan pikiran negatif
2) Mengelola pikiran negatif
3) Membentuk ulang pola pikir
Buddha mengetahui permasalahan yang dialami oleh Sunita dengan
kekuatan batinnya, Buddha melakukan pendekatan kepada Sunita dengan cinta
kasih dan belas kasih yang begitu luar biasa. Buddha menyadarkan Sunita dengan
mengatakan "Sunita! Apakah kamu mau hidupmu selamanya hina? Dapatkah
kamu tahan mengambil jalan hidup kebikkhuan.?". Hal itu menyebabkan Sunita
merubah pola pikir yang tadinya merasa rendah diri dan tidak percaya diri
menjadi mulai percaya diri dan memiliki tujuan untuk belajar Dhamma dalam
disiplin menjalani kehidupan suci hungga akhirnya dapat mencapai kesucian
tertinggi.

D. Kesimpulan
Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh internal dan eksternal salah
satunya adalah perkataan merendahkan dan judgement dari orang lain. Bagi orang
yang menjadi korban akan muncul dampak pada perasaan dan sikap menjadi
negative seperti cemas, depresi, bahkan traumatik. Bagi korban yang mengalami
kasus seperti itu, maka dapat dikonseling menggunakan behavioral therapy
dengan berbagai macam teknik yang dapat disesuaikan dengan kasusnya.

Anda mungkin juga menyukai