2) Restrukturisasi
Relaksasi pikiran:
(a) Rasa senang ketika melihat Buddha yang datang mendekatinya beserta para
Bhikkhu dengan sinar cemerlang penuh luapan cinta kasih; (b) Penerimaan dan
perhatian dari Buddha di saat orang lain mengucilkan dan merendahkannya,
Buddha menawarkan Sunita untuk berlatih menjadi Bhikkhu serta
menahbiskannya menjadi Bhikkhu.
Edukasi ulang:
Sang Buddha membawanya ke vihara, mengajarkan pelatihan disiplin dalam
kehidupan suci.
3) Reinforcement
Kesadaran baru:
Sunita mencapai tingkat pertama dari delapan pencapaian, dan lima kekuatan gaib
abhinna. kemudian mencapai pandangan terang. Dewa Sakka, Indra, dan para
brahmana datang menghormat kepada Sunita. Artinya Sunita sudah tidak rendah
diri, percaya diri, dihormati kasta tinggi bahkan para dewa, hidupnya berkualitas.
Penguatan:
Buddha mengingatkan kembali mengenai disiplin kehidupan suci.
"Dengan disiplin dari kehidupan suci, pengendalian dan pengontrolan diri;
dengan ini manusia menjadi suci: ini adalah kesucian tertinggi!"
C. Analisis Terapi/Teori Umum
Behavioral Therapy
Behavioral therapy didasarkan pada prinsip bahwa perilaku seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman masa lalu mereka. Behavioral
therapy dapat membantu individu mengatasi berbagai masalah, seperti depresi,
kecemasan, fobia, PTSD, masalah tidur, masalah makan, dan kecanduan. Namun,
tidak hanya itu, terapi kognitif perilaku juga bisa digunakan untuk membantu
Anda menghadapi masalah yang ditemui sehari-hari.
Prosedur pelaksanaan terapi perilaku yaitu:
1) Menyadari perasaan dan pikiran negatif
2) Mengelola pikiran negatif
3) Membentuk ulang pola pikir
Buddha mengetahui permasalahan yang dialami oleh Sunita dengan
kekuatan batinnya, Buddha melakukan pendekatan kepada Sunita dengan cinta
kasih dan belas kasih yang begitu luar biasa. Buddha menyadarkan Sunita dengan
mengatakan "Sunita! Apakah kamu mau hidupmu selamanya hina? Dapatkah
kamu tahan mengambil jalan hidup kebikkhuan.?". Hal itu menyebabkan Sunita
merubah pola pikir yang tadinya merasa rendah diri dan tidak percaya diri
menjadi mulai percaya diri dan memiliki tujuan untuk belajar Dhamma dalam
disiplin menjalani kehidupan suci hungga akhirnya dapat mencapai kesucian
tertinggi.
D. Kesimpulan
Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh internal dan eksternal salah
satunya adalah perkataan merendahkan dan judgement dari orang lain. Bagi orang
yang menjadi korban akan muncul dampak pada perasaan dan sikap menjadi
negative seperti cemas, depresi, bahkan traumatik. Bagi korban yang mengalami
kasus seperti itu, maka dapat dikonseling menggunakan behavioral therapy
dengan berbagai macam teknik yang dapat disesuaikan dengan kasusnya.