Selayang Pandang

Nama ratna-trayya!

Melalui beragam hubungan yang saling terkait, setelah empat bulan mundur
dari jadwal penerbitan, majalah Aa Magala kini dapat hadir ke hadapan
para pembaca yang bajik. Redaksi memohon maaf yang sebesar-besarnya
atas keterlambatan edisi ini. Bagaimanapun juga, sambutan hangat dari para
pembaca atas edisi pertama merupakan sebuah hadiah yang berkesan bagi
redaksi, seluruh kritik dan saran yang membangun akan terus dinanti untuk
perkembangan selanjutnya.

Pada edisi kedua ini, redaksi berusaha mempersembahkan nuansa yang

lebih berbeda dari edisi sebelumnya dengan menambahkan beberapa
catatan kaki, keterangan gambar, dan tata letak yang lebih nyaman. Melalui
inovasi ini, diharapkan para pembaca dapat lebih mudah dalam membaca,
memahami dan menikmati isi majalah ini.

Redaksi mengucapkan selamat membaca dan selamat menghimpun

keyakinan melalui karya kecil ini.

Bhvatu sarva magala!

Redaksi Aa Magala

Gambar sampul depan : Ketidak-kekalan proses pemusnahan mandala pasir.

MAJALAH TRIYANA DC
Penerbit: Pimpinan Redaksi:
. Yayasan Karmapa Wiranata Surya
A .s.ta Mangala Triyana Dharmachakra
Alamat : Tata letak & Grafis:
Jl. Bukit Darmo Golf
Kav. Blok R-18 Surabaya Penanggung Jawab: Totok Kurniawanto
Telp. 031-7384107, 7389775,
70589215 Triyana DC Dahana
email:
triyanadharmacenter@yahoo.com Penasihat: Penyalur:
Aliza Anggono Triyana DC
Percetakan: Rudy Sutanto Erdi Karmapa Center
Percetakan TKT - Sidoarjo
Robert Anggono

Majalah Aa Magala ini tidak dijual.

Roda Dharma dapat terus berputar melalui tangan-tangan Anda.
(lihat halaman 55)
.
A.s.ta Mangala MEI11 - september11 3
menu
Redaksi
06. A Chat About Vajra Path:
Vajrayna dan Abhiseka
Transkrip pengajaran di Samye Ling, Agustus
2003 oleh Yongye Mingyur Rinpoche VII
mengenai pengenalan Vajrayna dan
penjelasan makna Abhiseka dalam tradisi
Vajrayna.

12. Ladang Subur

untuk Menanam Kebajikan
13. -Jejak Para Kagyupa-
Sang Penggiling Wijen:
Sri Tilopada

22. Cara Bersikap di Vihara

Buddhisme merupakan edukasi-pembelajaran
semangat Sang Buddha. Semangat Sang
Buddha menekankan pada pikiran. Para murid
Buddha merujuk pada orang-orang yang
mempelajari semangat dan perilaku seorang
Buddha.
35. Istana Para Cendekiawan:
Nland
26. Penunjang yang Tepat Buddhisme Tibet berakar pada deretan
dalam Berlatih panjang para pandita Buddhis di India, para
cendekiawan agung dari balik tembok megah
Nland; sebuah pusat studi yang nyaman
dan kondusif...

Nland menjaga kemurnian ajaran Stra

maupun Tantra, keberadaanya memungkinkan
Dharma dapat bertahan untuk jangka waktu
yang lebih lama.

50. Knti Pramit

& Vrya Pramit

30. Abhiseka:
Apa dan Bagaimana
Abhiseka adalah sebuah upacara dimana
seorang Guru mentransmisikan kepada
para murid makna internal Vajrayna
(kendaraan berlian - jalan Buddhis yang
ke-tiga) atau otorisasi untuk melakukan
praktik Vajrayna tertentu yang diiringi
dengan instruksi lebih lanjut. Berbagai
tingkatan bergantung pada kesiapan
sang murid.
(Khenpo Khartar Rinpoche dalam buku
Berbagai Jalan Dharma)
. .
4 A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 5
 A Chat About Vajra Path :
Vajrayana
& Abhiseka
Oleh : Yongey Mingyur Rinpoche VII
Transkrip pengajaran di Samye Ling, Agustus 2003
P
elajaran kali ini adalah mengenai pe
ngenalan Vajrayna dan juga me
ngenai penjelasan makna abhiseka1)
dalam tradisi Vajrayna. Dalam Buddhisme
Tibet, biasanya kita mendeskripsikan apa yang
disebut dengan Tiga Yana2) atau Tiga Jalan.
Tiga Yana yang dimaksud di sini adalah Jalan
Hnayna, Jalan Mahyna, dan Jalan Mantra
Rahasia Vajrayna. Beberapa waktu yang
lalu, saya telah memberikan anda sebuah
perumpamaan. Perumpamaan tersebut adalah
mengenai tiga buah cara yang berbeda agar
anda dapat tiba dari London menuju Samye
Ling; dengan cara berjalan kaki, dengan
menggunakan mobil, atau dengan cara naik
pesawat terbang.
Dalam Buddhisme Tibet, kita berpendapat
bahwa Jalan Hnayna mirip seperti orang
yang berjalan kaki ke arah tujuannya. Jalan
Mahyna bagaikan mengendarai mobil.
Dan Jalan Mantra Rahasia Vajrayna adalah
bagaikan menumpang pesawat terbang. Nah,
cara yang bagaimanakah yang paling Anda
sukai? Apabila anda berjalan kaki, maka anda
memiliki kesempatan lebih untuk berolahraga!
Secara umum dikatakan bahwa kita
dihadapkan dengan berbagai pilihan dalam
hidup kita, namun untuk saat ini kita tidaklah
perlu risau mengenai pilihan mana yang akan
kita pilih. Pada masa kini dalam dunia modern,
bila tidak mampu mendapatkan apa yang
telah menjadi pilihan kita, atau tidak selalu
dapat menentukan apa yang kita inginkan, lalu
6 A.s.ta Mangala
kita menjadi risau, sebab kita tidak mampu
menetapkan hal mana yang harus kita
lakukan. Terdapat begitu banyak pilihan. Pada
saat ini Anda tidak perlu risau, karena Anda
dapat mempraktikkan semua, ketiganya! Anda
dapat melakukan apapun yang termudah bagi
Anda.
Apabila Anda berpikir, Baiklah, terdapat
tiga tipe Yana yang akan saya praktikkan,
mungkin akan menjadi suatu hal yang sulit
bagi saya. Anda mungkin menjadi risau
karena tidak hanya terdapat satu jalan
untuk dilatih, melainkan tiga sekaligus. Anda
tidak perlu memiliki kerisauan semacam ini.
Sesungguhnya memiliki pilihan atas tiga yana
membuat semuanya menjadi lebih mudah,
karena Anda tidak perlu hanya mencengkeram
salah satunya - yang mungkin saja merupakan
sesuatu yang sulit bagi Anda. Anda memiliki
sebuah pilihan : ketiganya! Sebagai seorang
praktisi, Anda tidak perlu memilih-milih antara
tiga yana, praktik Anda memadukan ketiganya
secara bersamaan.
Di pagi hari, Anda mempraktikkan
Sdhan3) Tara, betulkah? Bagi mereka
yang melakukannya, pada bagian awal
Sdhan Tara, terdapat sesi Berlindung.
Sesi ini mengandung tipe latihan/praktik
Hnayna. Pelafalan bait-bait Berlindung juga
mengandung pelafalan mengenai Bodhicitta4),
yang mana hal ini merupakan aspek
Mahyna. Pada bagian selanjutnya dalam
sdhan tersebut, terdapat sesi Visualisasi
. .
MEI11 - SEPTEMBER11
Berhadapan (dimana kita membayangkan
Isthadevat5) dalam hal ini Tara hadir di
hadapan kita, red.) dan juga terdapat sesi
dimana kita melakukan visualisasi diri sebagai
sang Isthadevat. Sesi ini dilakukan dalam
Tahap Pembangkitan pada Mantra Rahasia
Vajrayna. Hal tersebut merupakan meto
de dalam Tahap Pembangkitan. Pada saat
Anda akan menyelesaikan sdhan, dan sang
Isthadevat melebur ke dalam diri Anda, lalu
batin Anda dengan batin sang Isthadevat
menjadi tak terpisahkan, sesi ini merupakan
Tahap Perampungan. Oleh karena terdapat
kesatuan dari tiga jalan ini - tiga pilihan, maka
menjadi sangat mudah dipraktikkan. Inilah
penjelasan mengenai pembedaan antara
setiap Yana.
Jika Anda ingin membagi tiga jalan ini
menjadi dua bagian, kita dapat meletakkan
Hnayna dan Mahyna secara bersama-
sama dan kemudian ini yang disebut sebagai
Stra . Anda hanya memiliki satu yang tersisa,
Mantra Rahasia Vajrayna dan yang satu ini
termasuk dalam klasifikasi Tantra. Secara
umum dikatakan, melalui ajaran-ajaran dalam
Hnayna dan Mahyna, yang digolongkan
sebagai Stra , seseorang melakukan praktik
yang berhubungan dengan sebab. Apa
maksudnya? Pencerahan, yang telah diraih
oleh Sang Buddha, merupakan sebab dari
praktik. Pertama-tama kita sepenuhnya
mempraktikkan hasil dari kebijaksanaan dan
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
pencerahan Sang Buddha, hal inilah peran
dari sang jalan. Jalan Tantra, juga disebut
sebagai Jalan Hasil. Apa yang membuatnya
berbeda, mengapa disebut Jalan Hasil? Hal
ini dikarenakan seluruh kualitas, pencerahan
dan kebijaksanaan yang dimiliki oleh seorang
Buddha, telah kita miliki pada saat ini juga.
Kemarin saya mengatakan bahwa kita juga
memiliki hal yang sama: kebijaksanaan
dan pencerahan yang dimiliki oleh seorang
Buddha. Dalam praktik pada jalan ini, yang
mempraktikkan hasil, seperti pada Tahap
Pembangkitan dimana kita memvisualisasikan
diri sebagai seorang Isthadevat. Sebagai
contoh, Saya adalah Dorje Sempa
(Vajrasattva, red.), seluruh kualitas dan
kebijaksanaan yang dimiliki oleh Dorje Sempa,
saya juga memilikinya. Ini adalah sebuah
contoh dalam mempraktikkan Jalan Hasil.
Dalam tradisi Stra , yang merupakan jalan
sebab, kita tidak memiliki metode langsung
untuk merealisasikan benih keBuddhaan atau
pencerahan, karena hal ini bergantung pada
pengalaman atas pemahaman penuh akan
kekosongan (unyata, red.) dan Bodhicitta.
Hal ini tidak terdapat pada Stra. Dalam jalur
Tantra, 'jalan hasil', kita memiliki metode
langsung, dimana kita mampu merealisasikan
hakikat dari batin kita dengan kekosongan
dan bodhicitta. Semua ini secara mendasar
merupakan perbedaan antara jalan Stra dan
jalan Tantra.
Di dalam jalan Mantra Rahasia Vajrayna
terdapat dua divisi. Divisi yang pertama
adalah jalan upaya-upaya mahir dan yang
kedua adalah jalan pembebasan. Jika kita
menjelaskan lebih lanjut apa itu jalan upaya-
upaya mahir, terdapat beragam metode yang
dilalui untuk merealisasikan secara langsung
hakikat batin kita. Hal ini diungkapkan kepada
kita melalui beragam tipe latihan. Dengan
upaya-upaya mahir, kita merealisasikan hakikat
batin kita secara tidak langsung, kita tidak pergi
secara langsung menuju realisasi tersebut.
Dalam tradisi Stra , tidak dijumpai upaya-
upaya mahir ini. Tradisi Stra tidak memiliki
metode-metode seperti membayangkan diri
sendiri sebagai Isthadevat : Saya adalah
Dorje Sempaatau Isthadevat yang lainnya ;
tradisi Stra tidak memiliki jenis upaya mahir
7
yang demikian. Titik pandangnya cenderung
bahwa sang Isthadevat dan Anda adalah dua
hal yang terpisah, sang Isthadevat berada
di atas Anda dan Anda berada di bawah dan
Anda memohon kepada sang Isthadevat.
Jadi terdapat sebuah perbedaan yang besar
: ada yang lebih tinggi dan ada yang lebih
rendah.
Dalam upaya-upaya mahir juga terdapat
dua divisi : Tahap Pembangkitan dan Tahap
Perampungan. Apa yang dimaksud dengan
Tahap Pembangkitan? Maksudnya adalah
upaya untuk merealisasikan kebijaksanaan
seorang Buddha dan mempraktikkan
visualisasi diri sebagai Isthadevat, tubuh
seorang Buddha yang berkaitan dengan
visualisasi bentuk fisik sang Isthadevat
yang dipraktikkan oleh seseorang. Aspek
ucapannya adalah pelafalan mantra. Aspek
batinnya adalah melakukannya dengan
memvisualisasikan beragam objek di tengah-
tengah dada. Terkadang dapat berupa sebuah
aksara : Hung atau Hrih, terkadang juga
bisa berupa Vajra dan lain-lain. Keseluruhan
aspek tersebut merupakan praktik Tahap
Pembangkitan. Kebijaksanaan seorang
Buddha tidaklah memiliki bentuk maupun
warna, akan tetapi, kita mempraktikkannya
dengan bentuk dan warna.
Beberapa orang menyukai praktik ini.
Apabila seseorang memiliki perasaan positif
terhadap jenis praktik ini, maka ia hendaknya
melakukannya. Untuk sebagian orang yang
tidak menggemari jenis praktik ini, maka
mereka seharusnya tidak melakukannya
dengan sangat kuat, hanya sedikit saja. Ini
penjelasan mengenai Tahap Pembangkitan.
Apa yang dimaksud dengan Tahap Pe
rampungan? Didalam batin kita, kita memiliki
kebijaksanaan dan kesadaran yang sama
dengan yang dimiliki oleh seorang Buddha, dan
tubuh kita juga sama dengan tubuh seorang
Buddha. Pada saat kita mempraktikkan Tahap
Perampungan, kita berpandangan bahwa
tubuh kita merupakan aspek kebijaksanaan
seorang Buddha. Lalu kita melakukan praktik
yang berkenaan dengan tubuh, kita berlatih
dengan tubuh secara fisik. Setelah terlatih
secara fisik, saluran-saluran6) beserta angin-
angin psikis7) dan esensi8) yang mengalir
8 A.s.ta Mangala
di sekeliling saluran-saluran perlahan-
lahan bertransformasi. Oleh karena sifat
fisik kita bertransformasi, batin kita juga
bertransformasi. Poin utamanya adalah
berlatih dengan tubuh kita sendiri. Jadi, apabila
seseorang berlatih dengan angin (prna,red.)
kebijaksanaan yang mengalir di sepanjang
saluran-saluran (Ndi, red.) dan esensi yang
berharga (bindu, red.), maka seseorang
membentuk postur/sikap-sikap tubuh dan
menahan "pernafasan bejana dan melakukan
trul-kor atau praktik yoga, dan semua hal
ini adalah sesuatu yang sangat bersifat fisik.
Pada saat seseorang mulai secara bertahap
dari waktu ke waktu memurnikan angin-angin
yang tidak murni, saluran-saluran yang tidak
murni dan esensi-esensi yang tidak murni,
lalu seluruh ketidak-murnian dan halangan-
halangan akan tersucikan. Secara alami ia
akan menimbulkan pengenalan terhadap
hakikat dari sang batin. Ini semua merupakan
penjelasan atas Tahap Perampungan.
Secara umum kita dapat mengatakan
bahwa sangatlah mudah untuk melakukan ini
semua. Setiap orang mampu melakukannya.
Anda tidak perlu bervisualisasi atau
bermeditasi untuk itu. Anda tidak perlu
mempraktikkannya; Anda tidak perlu
meninggalkannya. Anda hanya memerlukan
kemampuan untuk mengenali. Sedemikian
mudah bukan?! Namun, mengapa hal ini
menjadi sulit, karena hal ini terlalu mudah,
teramat sangat mudah. Oleh karena sangatlah
mudah berpikir : Tidak bisa demikian, Saya
tidak bisa mempercayainya, Saya tidak yakin!
Tidak ada hal yang special. Saya perlu meditasi!
Relaksasi, kejernihan : Oh, inilah hakikat dari
batin, sekarang saya telah melihatnya! Jadi,
beberapa orang berpikir bahwa mereka perlu
melakukan hal tersebut, sebagaimana yang
telah dijelaskan : tetap rileks pada saat Anda
tidak rileks. Damai!! (hadirin tertawa)
Jalan Vajrayna dapat dibagi menjadi
tiga sesi. Yaitu : Tahap Pembangkitan, Tahap
Perampungan dan Jalan Pembebasan (kye-
rim, dzog-rim, drol-lam). Dalam tiga jalan
ini, seseorang dapat menentukan jalan yang
manakah yang ia sukai, yang manapun
yang dirasa nyaman. Namun sesungguhnya
yang terbaik adalah Jalan Pembebasan.
. .
MEI11 - SEPTEMBER11
Mempraktikkan Tahap Pembangkitan, se
seorang dapat dengan cepat memasuki Tahap
Perampungan ; dan berdasar pada praktik
Tahap Perampungan, seseorang akan dengan
cepat menuju Jalan Pembebasan.
Abhiseka (Empowerment / Inisiasi, red.)
Dalam pengajaran Vajrayna, penganu
gerahan abhiseka merupakan sesuatu yang
sangat spesial. Abhiseka adalah bagaikan
menabur benih pada sang jalan. Benih ini
akan menghasilkan buah dan buah tersebut
merupakan hasil dari latihan/praktik kita.
Benih ini, yang menghasilkan buah pada
Jalan Hasil, yang merupakan jalan Vajrayna,
adalah Abhiseka itu sendiri.
Pada sebuah ladang, apabila kita ingin
menanam sesuatu, apapun itu, pertama-
tama kita perlu meletakkan sebuah benih
di dalam tanah. Kita sebenarnya memiliki
semua kualitas seorang Buddha dan kita
memiliki benih keBuddhaan, namun kita tidak
mengenalinya. Sejak waktu yang tak berawal,
kita telah mengembara di dalam samsara
dan alasannya adalah karena sejauh ini kita
belum berlatih dengan sukses. Benih ini, yang
berada pada Sang Jalan, dapat dihubungkan
dengan suatu abhiseka.
Kita mempunyai dua hal: Wang (abhiseka)
yang memberikan hasil, beserta instruksi-
instruksi yang memberikan pembebasan
(dari samsara, red.). Dan juga Lung, yang
merupakan pemberian wewenang atas
naskah suci - sang pendamping atau sahabat
di sepanjang sang jalan. Buddha Sakyamuni
telah berlatih selama tiga kalpa yang tak
terhitung dengan cara mengikuti metode
Stra , dan lalu pada saat beliau tiba di
Bodhgaya, seluruh Buddha dari tiga masa
menganugerahi beliau sebuah abhiseka
cahaya. Setelah menerima hal tersebut, beliau
telah ditempatkan pada Jalan Vajrayna. Lalu
kemudian dengan sangat cepat beliau meraih
pencerahan dan setelah itu beliau mengajar.
Jadi, apa yang merupakan sebab atau
fondasi atas kemunculan semua hal ini
pencerahan yang lengkap sempurna dan
realisasi akan hakikat sang batin semuanya
bergantung pada sebuah dasar, yang
merupakan hakikat dari batin seseorang,
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
hakikat keBuddhaan Anda.
Terdapat empat poin yang berhubungan
dengan purifikasi. Kita dapat menggunakan
contoh sebuah bongkahan kristal yang
besar yang tercemari oleh lumpur. Kristal ini
merupakan sesuatu yang kita sebut sebagai
objeknya. Lumpurnya, yang mencemari
kristal, adalah sesuatu yang harus dipurifikasi,
dan metode untuk mempurifikasi atau
menghilangkan lumpurnya adalah sabun dan
air. Hasil dari tiga hal ini adalah pembersihan
kristal yang sempurna dan mengungkap sifat
sejatinya. Objeknya kristal apabila kita
menghubungkannya dengan diri kita sendiri,
kristal kita ini adalah benih keBuddhaan kita.
Lalu apa lumpur yang mengotori kristal kita?
Benih keBuddhaan kita terhalangi oleh ilusi-
ilusi. Ilusi-ilusi ini menutupi semuanya. Hal ini
meliputi tubuh yang tercemar, ucapan yang
tercemar, batin yang tercemar, dan persepsi
eksternal yang tercemar. Proses purifikasi
merupakan jalan latihan kita. Terdapat dua
jalan : Jalan Stra dan Jalan Vajrayna. Hasil
dari pembersihan adalah pencerahan yang
lengkap. Apabila Anda memahami ini, anda
memahami segala sesuatunya.
Terdapat empat jenis abhiseka. Yaitu
abhiseka bejana, abhiseka rahasia, abhiseka
kebijaksanaan-pengetahuan dan abhiseka
kata-kata atau abhiseka Mahmudr . Apa
alasan dalam menerima empat tipe abhiseka?
Guna melenyapkan ketidak-murnian dan cemar
atas tubuh, juga untuk mempurifikasi dan
membebaskan seseorang dari ilusi-ilusi fisik,
seseorang memerlukan abhiseka bejana. Jadi
apabila seseorang telah menerima abhiseka
tubuh yang demikian dan mempurifikasi
seluruh ilusi-ilusi tubuh, seseorang telah di
matangkan untuk mempraktikkan Tahap
Pembangkitan.
Abhiseka rahasia berhubungan dengan
ucapan dan abhiseka ini mempurifikasi seluruh
ilusi verbal. Di dalam tubuh, terdapat banyak
ragam angin-angin (prna, red.). Sesuatu yang
bersandar pada angin-angin psikis adalah
ucapan. Setelah menerima abhiseka rahasia
yang berhubungan dengan ucapan dan
angin-angin psikis, seseorang diberdayakan
untuk melatih apa yang mereka sebut dengan
praktik Ndi dan bindu, seperti trulkor serta
9
latihan-latihan pernafasan dan lain-lain.
Jadi,kita dapat melakukan pernafasan bejana
seperti yang telah ditunjukkan sebelumnya.
Abhiseka kebijaksanaan berkenaan
dengan batin, dan hal ini mempurifikasi
halangan-halangan dan ilusi-ilusi pikiran.
Seseorang dimatangkan untuk melakukan sedang mencoba untuk menipuku. Lalu ia
praktik suka-cita (bliss, red.) dan kekosongan
(emptiness, red.).
Abhiseka yang ke-empat adalah abhiseka
kata-kata atau abhiseka Mahmudr . Hal
ini mirip seperti sebuah pembicaraan atau
menunjukkan instruksi-instruksi melalui kata-
kata. Namun, maknanya adalah Mahmudr .
Maka, seseorang berlatih dengan esensi dari
batinnya. Hal ini menghilangkan sepenuhnya
seluruh ilusi-ilusi mental. Jadi, inilah
keseluruhan empat jenis abhiseka. Apabila
anda ingin menyingkat
keseluruhan abhiseka
menjadi hanya satu
macam abhiseka, ma
ka hanya ada satu
yang tersisa, yaitu
abhiseka kata-kata
atau Mahmudr .
Maka selesailah.
Sekarang saya
akan menceritakan se
buah kisah. Kisah ini
mengenai abhiseka. Di
India terdapat seorang
Mahasiddha9). Sang Mahasiddha atau Yogi
ini memiliki kemampuan terbang di udara
dan berjalan menembus tembok. Suatu hari,
sang Mahasiddha pergi ke kota dan menemui
sang raja. Sang raja berkata kepada sang
yogi, Siapakah Anda? , lalu ia menjawab :
Saya seorang Yogi agung. Kalau demikian
adanya, Anda pasti memiliki sebuah metode
untuk mencapai keabadian. Bisakah Anda
mengajarkan kepadaku sebuah metode untuk
membebaskan diri dari kematian? Sang
Yogi berkata : Baiklah. Bagaimana anda
memulainya? Bawakan kepadaku sebuah
Bumpa (bejana). Raja lalu membawakan
sebuah bejana yang besar. Bejana tersebut
adalah bejana kosong. Yogi lalu berkata
kepada sang raja, Sekarang lihatlah
bejana ini dengan cermat. Lalu sang Yogi
10
memasukkan tangannya ke dalam bejana dan
mengeluarkan tangannya kembali, ia berkata :
Di dalamnya, terdapat sesuatu, : Kekosongan!
Itulah metode untuk menghindari kematian. yang ke-empat. Jadi, sekarang saya akan
Sang raja berpikir : Tidaklah terdapat makna
dalam melakukan hal tersebut ; mungkin ia
memasukkan sang Yogi ke dalam penjara.
Enam bulan berlalu, banyak murid-murid sang
Yogi, yang cukup pandai, berpikir : Kemana
perginya Guru kita? Dengan kemampuan
mata batinnya, mereka melihat bahwa beliau
sedang berada dalam penjara. Mereka semua
merasa sedikit kesal lalu melompat ke udara
dan mulai terbang ke segala tempat. Kami
datang untuk mencari Guru kami. Mereka
semua berada di udara di atas istana sang
raja, terbang mengintarinya. Sang raja melihat
mereka. Mereka pas
tilah para Yogi yang
hebat.
Raja lalu menyala
kan dupa dan ber
kata Mohon tu
runlah. Mereka
semua terbang ke
bawah ke hadapan
sang raja. Sang
raja dengan penuh
bhakti lalu berkata,
Mohon berikan
aku sebuah metode
untuk menghindari kematian. Mereka lalu
menyetujuinya. Mereka mendirikan sebuah
mandala10) yang sangat besar. Pada bagian
atasnya mereka membuat sebuah mandala
pasir. Di atasnya lagi, mereka menempatkan
banyak payung dan panji-panji kemenangan
serta berbagai macam persembahan. Mereka
membuatnya dengan sangat indah.
Sang raja melihat semua persiapan ini
dan betapa indahnya semua hal ini, dan ia
berpikir : Wow, saat ini saya benar-benar
akan memperoleh metode untuk menghindari
kematian. Mari kita lihat. Para yogi lalu mulai
memberikan abhiseka dengan cara yang
sangat indah, sangat menyenangkan. Mereka
memberikan abhiseka bejana, abhiseka
rahasia, abhiseka pengetahuan-kebijaksanaan.
Lalu mereka berkata pada raja, Sekarang
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
abhiseka bagian ke-empat yang merupakan
bagian yang paling penting. Metode sejati
untuk menghindari kematian adalah abhiseka
memberikannya kepadamu. Bawakan kepada
ku sebuah bejana.
Sang raja datang dan mempersembahkan
sebuah bejana besar. Mereka berkata kepada
sang raja, Sekarang perhatikanlah bejana
itu baik-baik. Salah satu yogi memasukkan
tangannya ke dalam bejana. Lalu ia berkata:
Di dalam tanganku terdapat sesuatu :
kekosongan. Demikianlah.
Sang raja berkata : Oh, rupanya metode
itu adalah sebuah metode yang sangat
penting, sebelumnya aku tak menyadarinya!
Enam bulan yang lalu seorang yogi memberiku
hal yang sama dan aku menjebloskannya ke
penjara. Sepertinya hal tersebut merupakan
suatu kesalahan. Apa yang harus aku lakukan
sekarang? Pergi, keluarkan sang Yogi dari
penjara, dan bawa beliau kesini sekarang.
Ia lalu membawa sang Yogi, yang telah
dipenjara selama 6 bulan. Sang raja berkata
kepada Yogi : Apa makna dari isi bejana,
yang telah anda coba beritahukan kepada
saya sebelumnya? Pertama-tama sang Yogi
menjawab : Bejananya mempunyai bentuk
bulat kan?
Keterangan dari redaksi :
1) Abhiseka : Sebuah istilah Sansekerta yang kerap kali
juga disebut dengan Inisiasi, atau Empowerment,
di sini merujuk pada sebuah proses dan ritual, yang
dibahas pada bagian belakang artikel ini.
2) Yana : Istilah dalam bahasa Sansekerta yang apabila
diterjemahkan secara harafiah adalah wahana atau
kendaraan dalam bahasa Indonesia, istilah Buddhis
yang merujuk pada penggolongan ajaran Buddha
menurut metode, proses/tahapan dan hasil yang akan
dicapai sang praktisi.
3) Sdhan: diterjemahkan secara harafiah dari bahasa
Sansekerta yang memiliki arti "Metode (untuk meraih)
Realisasi". Biasanya berupa naskah suci yang dilengkapi
dengan instruksi lisan & berisikan tahapan-tahapan
dalam memeditasikan sebuah wujud Isthadevat
dengan tujuan untuk meraih kualitas-kualitas yang
sama dengan Isthadevat yang bersangkutan.
4) Bodhicitta : secara harafiah berarti "batin pencerahan",
sebuah cita-cita bersemangat yang dilandasi
belas kasih untuk mencapai potensi tertinggi kita,
yaitu keBuddhaan yang lengkap sempurna guna
memperoleh kemampuan untuk menolong semua
makhluk agar dapat bebas dari siklus penderitaan
samsara.
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
Di dalamnya terdapat sebuah ruang,
saya memasukkan tangan saya dan me
ngeluarkannya kembali. Dalam genggaman
saya hanya ada kekosongan. Kekosongan
tidaklah memiliki kelahiran dan kematian. Di
dalam bejana terdapat kekosongan namun
tampilan luarnya adalah sebagai sebuah
bejana. Inilah kejernihan. Maka dari itu,
kesatuan atas dua hal, tampilan eksternal
bejana, yang merupakan kejernihan, dengan
kekosongan internal, merupakan sebuah
kesatuan dari tampilan dan kekosongan. Dan
sifat sejati dari batin Anda adalah seperti itu.
Lalu sang raja merealisasikan maknanya.
Sang raja lalu menyesal dan meminta
maaf yang sebesar-besarnya kepada sang
Yogi, yang berkata kepada raja : Anda tidak
perlu menyesal, karena saya telah berada di
penjara selama 6 bulan, dan karena karma
masa lampau, maka saya harus berada di
penjara.
Raja lalu berkata kepada semua murid
Yogi agung dan berkata : Kalian telah
melakukannya dengan sangat baik, kalian telah
membuat sebuah mandala yang sangat indah
dan telah memberikan abhiseka kepadaku,
namun sebenarnya abhiseka yang sebenarnya
telah diberikan oleh sang Yogi sebelumnya.
Inilah akhir dari cerita ini g
5) Isthadevat : dalam bahasa Tibet disebut Yidam,
figur-figur non-samsara yang menjadi objek
meditasi/visualisasi dalam praktik Tantra, dimana
sang praktisi membaktikan diri secara khusus dan
pribadi.
6) Saluran-saluran : merujuk pada istilah Ndi dalam
bahasa Sansekerta, merupakan suatu saluran non-
fisik yang berongga, dan tersebar ke seluruh bagian
tubuh manusia. Tempat dimana angin-angin psikis
(prna) mengalir.
7) Angin-angin psikis : merujuk pada istilah Prna
dalam bahasa Sansekerta, dapat diartikan sebagai
angin-angin non-fisik/energi psikis yang mengalir di
sepanjang Ndi-ndi.
8) Esensi : merujuk pada istilah Bindu dalam bahasa
Sansekerta.
9) Secara harafiah berarti Manusia Yang Memiliki
Pencapaian Agung, biasanya merujuk kepada para
praktisi tantra yang telah berhasil meraih realisasi,
baik realisasi biasa maupun realisasi yang tertinggi.
10) Di sini dapat diartikan sebagai sebuah diagram
tantra yang menggambarkan kediaman mulia suatu
Isthadevat, mandala kerap digunakan sebagai salah
satu sarana utama dalam sebuah ritual abhiseka.
11
 Jejak Para Kagyupa

(rs)
. .
12 A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 13
Jejak Para Kagyupa
Sang Penggiling Wijen
ri Tilopada
Disusun oleh : Upa. Amaravajra
Lengkap dengan seluruh pertanda baik dan menguntungkan,
Apakah anak ini seorang deva, naga, yaksha
Ataukah seorang Buddha, kami tidak mampu memastikan.
Rawatlah anak ini dengan baik.
D
emikianlah pesan para Siddha yang
mencoba membuat ramalan mengenai
seorang anak yang telah lahir di sebuah
keluarga dari kasta Brahmin di Sahor (Bengal)
India Utara sekitar tahun 988 Masehi. Anak
tersebut kemudian hari dikenal sebagai ri
Tilopada (atau Talika, Tilipa), salah satu tokoh
dalam sejarah 84 Mahasiddha India yang amat
termashyur. Ia lebih dikenal dengan nama
Tilopa oleh orang-orang Tibet. Mahasiddha
Tilopada merupakan seorang Guru yang
sering disebut sebagai salah satu tokoh yang
mengawali transmisi ajaran Mahmudr di
14
India, beliau juga merupakan akar dari garis
silsilah Kagyu di Tibet.
Pada sebuah kunjungan di Vihara Tilokpur
di dekat Dharamsala pada tahun 2007, Yang
Maha Suci Gyalwa Karmapa XVII berkata me
ngenai Tilopa : Di dunia ini terdapat banyak
sekali makhluk, pada umumnya manusia,
dan juga beberapa makhluk lainnya, yang
telah menghasilkan manfaat yang besar de
ngan memberikan sumbangsih intelegensi,
pemikiran dan bakat-bakat mereka. Demikian
pula Tilopa. Beliau mampu membawa manfaat
kepada banyak makhluk melalui realisasi
dan keagungan beliau. Sebagai contoh, apa
bila obat yang mampu menyembuhkan pe
nyakit serius disimpan dengan rahasia
dan tidak diberikan kepada mereka yang
memerlukannya, maka obat tersebut tidak
akan membawa manfaat kepada siapapun.
Namun jika obat tersebut disebarluaskan ke
seluruh dunia dan dapat tersedia untuk setiap
orang, maka obat tersebut dapat membawa
manfaat yang besar dan akan menyelamatkan
banyak kehidupan. Oleh karenanya, dengan
tujuan untuk memahami sumbangsih Tilopa,
sangatlah penting untuk memahami apa makna
dari realisasi, kebijaksanaan yang dimiliki oleh
Tilopa. Guna memahami hal ini, kita perlu
melihat pada riwayat hidup Tilopa, bagaimana
beliau menempuh berbagai kesulitan, seberapa
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
besar upaya yang beliau lakukan, bagaimana
beliau meraih pemahaman, kebijaksanaan,
dan berbagai kualitas cinta kasih dan belas
kasih. Yang Maha Suci menambahkan : Kita
memahami semua hal tersebut dengan melihat
pada riwayat hidup beliau.
Terdapat banyak biografi Mahasiddha
Tilopa dalam bahasa Tibet namun sumber-
sumber tersebut tidak memberikan cerita yang
detail dan tepat mengenai kelahiran beliau,
kemana saja beliau mengembara, dan apakah
beliau meninggal dunia atau tidak. Oleh
karena semua ulasan ini bukan merupakan
narasi kronologis mengenai hidup beliau, maka
tidaklah mudah untuk berbincang mengenai
beliau dari titik pandang sejarah. Tanpa
adanya sumber detail mengenai tanggal lahir
beliau dan berbagai hal lainnya, sangatlah sulit
untuk memaparkan sebuah kisah yang detail
dan tepat.
Masa-masa Awal
Tilopa merupakan putra dari pasangan
brahmana Pranyasha dengan brahmani
Kasi dan memiliki seorang saudari bernama
Pranyashadipa. Sebelum beliau lahir, orang
tuanya telah menanti-nantikan seorang putra
dalam waktu yang lama. Mereka melakukan
pemujaan terhadap seluruh obyek-obyek suci
baik eksternal maupun internal, dengan segala
persembahan dan aspirasi. Pada saat kelahiran
sang anak setelah 13 bulan berada dalam
Goa-goa di India tempat Tilopa berdiam dalam pertapaannya.
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
kandungan ibunya, sebuah kilauan cahaya
menerangi India Timur, oleh karena kejadian ini
beliau lalu diberi nama Prabhsvara, yang kelak
dikenal sebagai Sang Mahasiddha - Tilopa.
Beliau dilahirkan pada suatu subuh, pada hari
kedua bulan 12 penanggalan lunar di tahun
Tikus dengan elemen tanah. Sesuai dengan
budaya India, khususnya kaum Brahmin yang
merupakan kasta tertinggi di India, terdapat
sebuah tradisi mengundang para ahli palmistry
(seni membaca garis tangan), astrologi atau
orang bijak untuk melihat bayi yang baru lahir
dan mengungkapkan keberuntungan serta
potensi sang bayi di masa mendatang.
Pada saat ahli palmistry yang pertama
datang dan melihat Tilopa yang baru lahir, ia
sangat kewalahan dengan kualitas-kualitas
luar biasa sang anak. Karakteristik Tilopa
melampaui konsep-konsep manusia, dan sang
ahli tidak mampu memahami dan tidak tahu
bagaimana cara menghubungkannya dengan
keluarga tersebut. Sang ahli palmistry akhirnya
meninggalkan kediaman Tilopa dengan
tergesa-gesa sambil mengatakan bahwa tidak
terdapat cara baginya untuk mengungkapkan
karakteristik mengagumkan dari anak tersebut.
Lalu keluarga tersebut mengundang ahli yang
kedua untuk melihat dan memprediksikan masa
depan sang anak. Hal yang sama juga terjadi,
sang ahli mengundurkan diri dengan sangat
hormat dan meninggalkan kediaman tersebut
dengan tergesa-gesa sambil mengatakan
15
Jejak Para Kagyupa
bahwa karakteristik sang anak melampaui
konsepnya dan meminta maaf karena ia tidak
tahu bagaimana menghubungkan karakteristik-
karakteristik tersebut dalam lingkup manusia.
Orang tua Tilopa mengenali bahwa putra
mereka merupakan seorang bayi yang luar
biasa dan bukan bayi biasa, sesuai dengan
apa yang dikatakan para peramal. Mereka
merawat Tilopa dengan penuh perhatian dan
memelihara beliau dengan cara yang khusus,
penuh cinta dan perlindungan.
Peristiwa Unik
Pada saat tiba waktunya bagi Tilopa
untuk mulai mempraktikkan Dharma, terjadi
sebuah kejadian yang sangat penting. Suatu
hari ibu Tilopa sedang mengawasi putranya
yang sedang bermain di luar, berpesan kepada
putranya dengan lembut sementara dirinya
sedang duduk di bawah sinar matahari. Tiba-
tiba ibu Tilopa melihat kabut tebal datang
dan meliputi tubuh putranya. Ia segera
menghampiri putranya untuk melihat apa yang
sedang terjadi dan ia melihat terdapat seorang
wanita tua yang sangat jelek sedang berdiri di
hadapan dirinya.
Wanita tua tersebut dihiasi dengan ber
bagai tanda jelek, menghembus dari mulut,
berjalan timpang menggunakan tongkat. Me
lihat sang ibu yang mengkhawatirkan putranya,
ia berkata :
Bahkan apabila engkau merawat
dirinya dengan penuh perhatian,
Kondisi yang abadi tidak pernah
terdapat dimanapun!
Lalu sang ibu menjawab :
Apabila demikian halnya, apa yang
harus dilakukan demi manfaat dirinya?
Wanita itu menjawab :
Menggembala kerbau dan mem
pelajari berbagai naskah suci.
Utusan sang dakini akan tiba!
Setelah berkata demikian, wanita tersebut
menghilang.
16
Perjumpaan dengan Dharma :
Instruksi-instruksi dari Dakini
Setelah wanita tersebut menghilang, ibu
Tilopa berdiskusi dengan suaminya mengenai
peristiwa tadi. Orang tua Tilopa tidak banyak
memikirkan mengenai prediksi peristiwa
tersebut. Merupakan tradisi para Brahmin
untuk mengirim anak mereka ke sekolah
untuk mendapatkan edukasi yang baik.
Mereka mengirim Tilopa ke sekolah. Tilopa
menyelesaikan pembelajarannya, menguasai
seni budaya dan filosofi para Brahmin. Ia
menjadi seorang cendekiawan Brahmin yang
agung. Pada saat Tilopa sedang menggembala
kerbau, ia memiliki waktu luang untuk mem
baca naskah-naskah suci Buddhis dan mem
peroleh banyak pengetahuan tentang Dharma.
Suatu hari saat Tilopa sedang menggembala
kerbau, beliau bertemu dengan seorang ga
dis yang cantik jelita, yang menanyakan
Tilopa dari mana ia berasal dan siapa orang
tuanya. Setelah mengatakan tentang kisah
hidupnya, Tilopa memperoleh berbagai macam
pemberian berharga dari wanita tersebut,
termasuk mahkota yang bertahtakan permata.
Wanita itu mengatakan kepada Tilopa bahwa ia
hendaknya pergi ke Uddiyana untuk menerima
berbagai ajaran tantra.
Tilopa kembali ke rumah dan menceritakan
kepada orang tuanya mengenai pertemuannya
dengan sang gadis. Orang tuanya berdiskusi
sejenak dan teringat mengenai prediksi yang
diterima sebelumnya. Oleh karenanya, mereka
dengan gembira menerima pesan yang lain
tersebut. Mereka mendorong Tilopa untuk
mengikuti nasihat sang dakini, memberkatinya
dan mengijinkannya untuk pergi ke Uddiyana.
Dengan demikian, Tilopa pergi ke Uddiyana
berbekal berbagai pemberian yang telah
diterimanya dari sang gadis.
Yang Maha Suci Karmapa XVII mengatakan
bahwa Uddiyana bukanlah tanah Buddha yang
tak dapat terlihat dan tak dapat dikunjungi
oleh orang-orang. Tempat ini merupakan
tanah Buddha dimana mereka yang beruntung
dapat mengunjunginya. Pada kenyataannya,
terdapat lima tempat suci semacam ini, yang
dikenal sebagai Lima Sumber Tantrayna
(Vajrayna), tempat-tempat dimana ajaran-
ajaran Vajrayna disebarkan dan diajarkan.
Uddiyana merupakan alam/tempat yang
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
demikian, dan dikatakan bahwa area tersebut
terletak di suatu tempat yang kini kita kenal
sebagai Pakistan. Banyak guru besar Tibet,
dan juga cendekiawan dari China dan India,
telah berkunjung ke Uddiyana, sumber dari
ajaran-ajaran Vajrayna.
Pada saat Tilopa pergi ke Uddiyana, beliau
menjumpai banyak kesulitan dan halangan yang
disebabkan oleh para Dakini. Secara umum,
kita meyakini bahwa para dakini merupakan
makhluk yang mulia dan baik hati, namun hal ini
tidaklah sepenuhnya tepat. Dari sudut pandang
beberapa orang India, dakini merupakan wanita
pemakan daging (mentah) dan haus darah
yang dapat mencelakai orang. Mereka mampu
menebarkan mantra kepada orang-orang, dan
beberapa hal lainnya yang bukan merupakan
tindakan baik. Yang Maha Suci Karmapa XVII
menambahkan, di India apabila Anda berkata
kepada seorang wanita, Engkau adalah
seorang dakini, maka wanita tersebut mungkin
tidak akan gembira, sebab Anda mengatakan
Engkau adalah penyihir wanita.
Tilopa mengatasi segala kesulitan dan
halangan yang ditemuinya di sepanjang
perjalanan menuju Uddiyana, dan setibanya di
sana, beliau menerima berbagai ajaran rahasia
dakini secara langsung dari Vajrayogini. Tidak
disebutkan apakah beliau berjumpa dengan
Isthadevat ini dalam sebuah pencerapan
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
yang murni ataukah melihat Isthadevat ini
dalam wujud manusia. Bagaimanapun juga,
setelah menerima berbagai ajaran secara
langsung dari Vajrayogini, Tilopa dengan
seketika mencapai realisasi absolut. Untuk
alasan tersebut, di kemudian hari pada saat
beliau mengajar, Tilopa berkata kepada murid-
muridnya, Saya, Tilopa, tidak memiliki guru
manusia. GuruKu adalah Sang Vajradhra
yang agung.
Pada sebuah seminar di Karma Dzong
di Boulder, Co. pada tahun 1988, Yang Ter
hormat Thrangu Rinpoche mengajarkan bah
wa cara terbaik untuk memahami berbagai
Ornamen Sakral Tilopa;
Tilopa mengenakan ornamen
sakral (relik tulang) ini di
sepanjang hidup beliau,
pada saat menerima ajaran
dan pada saat bermeditasi.
Ornamen ini diwariskan dalam
garis silsilah Kagyu kepada
Bakyoe Rinpoche ke-II yang
bernama Karma Choeying.
Sejak saat itu para pemegang
garis silsilah menetapkan
Ornamen Sakral Tilopa ini
untuk disimpan dalam Vihara
Ripa Bharma.
emanasi misalnya emanasi Vajrayogini atau
Cakrasavara adalah dengan cara melihat
mereka sebagai dharmata, sepenuhnya me
rupakan keadaan nyat (kekosongan)
yang luas, yang dipenuhi oleh kebijaksanaan
seorang Buddha, memiliki kekuatan dan kilauan
yang luar biasa. Disebabkan oleh keadaan
paling sejati dari kesadaran yang berkilau
adalah belas kasih, dan tanpa disertai intensi,
kekuatan tersebut bermanifestasi untuk
membawa manfaat kepada banyak makhluk
dalam banyak cara yang beragam misalkan
sebagai Vajrayogini (esensi kebijaksanaan
tertinggi), atau sebagai Cakrasavara (esensi
upaya terampil dari belas kasih), atau sebagai
seorang raja, sebagai seekor hewan, sebagai
17
Jejak Para Kagyupa
seorang ratu, atau sebagai seorang pengemis.
Dan demikian, setelah belajar dari
Vajrayogini bahwa dunia merupakan dharmata
dan penuh akan makna sejati, Tilopa me-
lepaskan cara hidup sebagai penduduk yang
menetap dan menjadi seorang pertapa
pengembara sebelum ia memasuki vihara di
Somapuri, dimana beliau mendapat kesem-
patan untuk mempelajari Tripitaka - kumpulan
ajaran-ajaran Sang Buddha yang dikategorikan
menjadi tiga bagian utama yang lalu dikenal
sebagai Tiga Keranjang (Tripitaka).
Setelah menjadi seorang cendekiawan
Buddhis yang terpelajar, dan seorang bhiksu
yang teladan, Tilopa kemudian dikenal dengan
nama Prajnabhadra (dalam bahasa Sansekerta,
prajna berarti kebijaksanaan yang mampu
membedakan, atau sherab dalam bahasa
Tibet, dan bhadra yang berarti kebajikan
agung atau ia yang baik, atau zangpo
dalam bahasa Tibet). Menurut Taranatha
(cendekiawan penting yang hidup pada awal
18
abad ke-17, seorang penulis, dan sejarawan
Tibet), Tilo Prajnabhadra berlatih dengan anak
perempuan seorang penggiling wijen dan oleh
karenanya, para bhiksu mengeluarkan beliau
dari vihara mereka. Setelah kehilangan segala
kesempatan dari segi harta kekayaan sebagai
seorang Brahmin maupun dalam posisi mulia
sebagai seorang bhiksu Buddhis, beliau
mengambil profesi sebagai seorang penggiling
wijen di sebuah desa dan oleh karenanya,
beliau kemudian dikenal dengan nama Tilopa,
sang penggiling wijen (til berarti biji wijen).
Beliau bekerja sebagai penggiling wijen untuk
menghidupi dirinya. Melalui kerja keras, tubuh
dan batin beliau juga tergiling dan menjadi
setimbang.
Menjelajah India :
Menerima Berbagai Ajaran
Pada suatu hari Tilopa menemukan naskah-
naskah suci yang tersembunyi di bawah sebuah
rupang yang sakral. Beliau lalu berdoa kepada
Tilopa kerap digambarkan menggengam
ikan hidup pada tangan kiri beliau.
Sebuah kisah dari tradisi lisan
menyebutkan bahwa pada saat Nadapada
(Naropa) berjumpa dengan Tilopa untuk
pertama kalinya, beliau melihat Tilopa
sebagai seorang pengemis yang sedang
duduk di depan api unggun : melakukan
'barbeque' dengan sekeranjang penuh ikan
di samping tubuhnya.
Setiap kali Tilopa selesai menyantap
seekor ikan, Tilopa selalu menjentikkan
jarinya. Dikatakan bahwa Tilopa sedang
melakukan upaya terampil untuk
membebaskan ikan-ikan tersebut,
mengirim kesadaran para ikan tersebut
ke tanah murni para Buddha dalam setiap
jentikan jarinya.
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
Vajrayogini untuk menjelaskan makna naskah-
naskah tersebut. Vajrayogini memberikan
nasihat untuk menerima bermacam-macam
instruksi atas makna-makna naskah tantra
dari berbagai Mahasiddha agung di masa
itu. Mematuhi nasihat tersebut, beliau
mengembara ke seluruh India, berkelana dari
Guru ke Guru.
Melanjutkan pengembaraannya di India, dari
ri Lalitavajra (murid dari ri Lavapa), Tilopa
menerima Hevajra Tantra dan Yoga Mimpi sudut pandang tertinggi, Tilopa tidak memiliki
(Svapna-darshana).
Dari Nampar Gyalwa beliau menerima Garis
Silsilah Cakrasavara dari Luhipa.
Dari Shavari (murid Ngrjuna dan Saraha),
Tilopa menerima instruksi lengkap Mahmudr
. kepada guru-guru agung tertentu, namun
Dari Acharya Saryapa beliau menerima
transmisi Candali - Yoga Panas Internal (atau
Tummo dalam bahasa Tibet).
Dari Sukhasiddhi, seorang guru wanita yang
agung, beliau menerima Samkranti (atau
Phowa dalam bahasa Tibet), sebuah metode
untuk mentransfer kesadaran.
Dari Indrabhuti beliau menerima ajaran-ajaran
atas kebijaksanaan unggul.
Tilopa pergi ke tanah pekuburan Slavihra.
Area ini terletak di sebelah selatan dan konon
telah diberkahi sendiri oleh Mahevara. Alkisah
putra brahmana tersebut tiba di sana pada
saat sebuah upacara ganacakra (T :Tsog)
sedang digelar. Di sana ia menerima berbagai
instruksi dari Cryapa.
Dari Lavapa, ia menerima instruksi Caha
ya Berkilau (Prabhsvara). Lalu di tanah pe
kuburan yang sama, pada saat sedang mencari
Ngrjuna, ia bertemu Mtagipa, seorang
yogi yang sedang bertapa dalam sebuah
gubuk. Wahai anak muda, ujar sang yogi.
Ngrjuna sedang pergi untuk menjelaskan
Dharma kepada para Gandharva, karenanya
beliau mengutus aku untuk mengurusmu.
Di sana, ia mempersembahkan man
dala kepada Mtagipa dan memohon
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
instruksi. Sebagai tanggapan, Mtagipa
memanifestasikan sebuah mandala ri
Guhyasamja dan memberikan inisiasi. Lalu,
dengan berbagai makna penjelasan ajaran
ri Guhyasamja-tantra tersebut, beliau
berhasil mencerap realitas aktivitas berpikir
(citta-svabhva). Dari Mtagi (sumber
lain menyebutkan nama Dakini Matongha)
juga beliau menerima metode untuk mem
bangkitkan tubuh yang telah mati.
Beberapa sumber menyatakan bahwa dari
guru-guru manusia dan beliau menerima
berbagai transmisi penuh Mahmudr dan
Vajrayna secara langsung dari Buddha
Vajradhra. Yang Terhormat Thrangu
Rinpoche sependapat dengan sudut pandang
ini dan mengatakan Buddha Vajradhra
mentransmisikan ajaran secara langsung
hal tersebut semata-mata merupakan hasil
dari berbagai realisasi dari ajaran yang telah
mereka terima dan mereka capai. Dengan
demikian, terdapat dua tingkatan dalam
berbagai biografi Tilopa yang mana tidak
terdapat kontradiksi antara satu sama lain.
Thrangu Rinpoche juga menambahkan
Berbagai biografi menunjukkan bahwa Tilopa
merupakan emanasi langsung Cakrasavara
atau biografi tersebut mendeskripsikan beliau
sebagai seorang orang biasa yang bertumpu
pada berbagai guru manusia dalam latihannya.
Kedua tingkatan sudut pandang tadi terjadi
secara simultan dan tidak memiliki urutan yang
kronologis. Sangatlah mungkin bahwa Tilopa
telah memperoleh pengalaman penglihatan
langsung dari para dakini kebijaksanaan pada
saat beliau sedang dalam pencarian atau pada
saat menerima ajaran dari para guru dalam
tingkatan sudut pandang duniawi.
Pertapaan, Menggiling Wijen
dan Masa-masa Akhir
Tilopa mendedikasikan dirinya secara
penuh dalam praktik-praktiknya di daerah
barat India yang dikenal sebagai Somapuri,
sebuah area dimana terdapat salah satu
universitas monastik terbesar masa itu. Beliau
berlatih selama 12 tahun dengan kaki dirantai
ke dinding goa, dengan demikian dirinya tidak
dapat pergi keluar goa; dikatakan bahwa rantai
19
Jejak Para Kagyupa
tersebut putus dengan sendirinya setelah
beliau mencapai beberapa realisasi sebagai
hasil dari meditasinya yang tekun.
Perlu diketahui juga bahwa pada saat
berbicara mengenai tradisi praktik Dharmapala
(pelindung Dharma) di India, dalam kunjungan
beliau di Karma Theksum Tashi Choling,
Hamburg, 2007, Yang Terhormat Lama Namse
Rinpoche mengatakan Praktik Dharmapala
dalam konteks Buddhisme yang paling po
puler dan tersebar luas adalah Mahkla
berlengan empat (Catur-bhuja Mahkla),
yang berawal mula dari sebuah pencerapan
yang diperoleh Tilopa pada saat berlatih ketat
di dekat Somapuri. Tilopa telah memeditasikan
Cakrasavara Tantra selama dua belas tahun.
Cakrasavara Tantra tergolong sebagai
Tantra Ayah, sebuah kelas Yoga Tantra Tertinggi
yang menekankan pada praktik-praktik Tahap
Pembangkitan, dan Tantra Bunda menekankan
pada praktik-praktik Tahap Perampungan. Lama
Namse melanjutkan : Pada masa tersebut,
Cakrasavara sering kali menampakkan diri ke
hadapan Tilopa, bertatap muka. Hal ini terjadi
pada tahap paling tinggi dari praktik yang
dilakukan Tilopa dimana rintangan terbesar
telah dilenyapkan dan kabut penghalang yang
paling halus telah benar-benar dihalau. Oleh
karenanya, Cakrasavara memanifestasikan
dari dadanya, sang Mahkla berlengan
empat, yang mengajarkan Tilopa mengenai
pujian, bait-bait persembahan, bija-aksara,
dan mantra. Tilopa menulis semua instruksi ini
dan lalu mewariskannya kepada murid-murid
beliau yang paling layak. Hal ini merupakan
salah satu awal praktik Dharmapala dalam
Vajrayna.
Melalui praktik Mahmudr dan praktik
Tantra beliau yang patut diteladani, Tilopa
merealisasikan kebijaksanaan unggul dan
menyaring esensi semua ajaran ke dalam
empat arus utama ajaran kebijaksanaan. Dari
sinilah tradisi Kagy memperoleh namanya,
dimana kata Kagy merupakan singkatan
dari kalimat dalam bahasa Tibet : theg-pa-
sum-gyi-nying-dn-ka-bab-kyi-ch-zhii-dam-
ngag-bar-ma-chd-pai-gy-pa, yang secara
harafiah berarti "garis silsilah yang tak terputus
atas bimbingan yang dekat dan mendalam
dalam empat jenis penguasaan yang telah
ditransmisikan, makna inti ketiga yana.
20
Tilopa memahami secara sempurna dan
menguasai sepenuhnya mengenai seluruh
poin umum dan poin tertinggi dari seluruh
instruksi yang telah diterimanya, namun
Guru Mtagi tidak mengijinkan beliau untuk
memasuki berbagai aktivitas. Pada saat Tilopa
menunjukkan keajaiban berupa mengirim
kesadaran seekor ikan ke angkasa, yang
menyaksikan menilai bahwa Tilopa telah
mencapai siddhi (dalam bahasa Tibet disebut
ngo-drub, yang berarti realisasi/pencapaian)
dan mengijinkan beliau pergi kemanapun yang
ia mau agar dapat membawa manfaat kepada
tak terhitung jumlah makhluk hidup.
Dengan tujuan untuk membebaskan
Tilopa dari jejak-jejak kesombongannya yang
terakhir, ri Mtagi memberinya instruksi
untuk bekerja pada sebuah tempat pelacuran
di Bengal, bekerja untuk seorang wanita tuna
susila yang bernama Dharima. Pada malam
hari beliau bekerja membantu Dharima
mengantarkan lelaki keluar dan masuk tempat
pelacuran tersebut; pada siang hari beliau
bekerja menumbuk wijen untuk menafkahi diri.
Beliau mulai mengajar dan membagikan apa
yang telah beliau capai dalam bentuk berbagai
nyanyian kepada sekumpulan besar orang di
daerah tersebut. Beliau terbang ke langit dan
dengan kekuatannya menyebabkan Dharima
juga mengalami pengalaman yang serupa.
Raja di daerah Bengal dan masyarakat di
sana menyaksikan keajaiban ini dan mem
bangkitkan rasa hormat yang mendalam. Pada
kesempatan itu pula, ratusan dari ribuan orang
hadir untuk melihat Tilopa bersama dengan
pasangannya di udara sedang memeras
wijen. Pada saat para murid dalam kumpulan
tersebut memberikan berbagai pertanyaan,
Tilopa menempatkan berbagai pengalamannya
ke dalam sebuah doha, menjawab setiap
pertanyaan dengan cara demikian. Mahmudr
diajarkan melalui metode berbagai doha,
nyanyian-nyanyian intisari spiritual. Berbagai
doha tidaklah memberikan pemaparan
Buddhisme yang mendetail melainkan meng
gunakan penggambaran praktis untuk mem
perkenalkan para murid mengenai sifat sejati
dari batin mereka.
Nyanyian yang beliau gubah dan nyanyikan
di persimpangan jalan pasar dalam kota
tersebut di Bengal adalah:
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
Minyak wijen merupakan saripatinya.
Walaupun yang bodoh
memahami bahwa minyak tersebut
berada dalam biji wijen,
mereka tidak memahami
bagaimana sebab, hasil, dan prosesnya,
dan dengan demikian tidak mampu
mengekstrak saripatinya :
minyak wijen.
Walaupun kebijaksanaan yang muncul
sejak mula berdiam dalam
batin semua makhluk,
apabila ia tidak ditunjukkan
oleh sang Guru,
maka ia tak dapat dipahami.
Sebagaimana minyak wijen yang
berada dalam biji-biji wijen,
minyak tersebut tidaklah nampak.
Seseorang menghilangkan selubung
wijen dengan menumbuknya,
dan minyak wijen, saripatinya,
menjadi muncul.
Dengan cara yang sama,
sang Guru menunjukkan
kebenaran mengenai Tathata,
dan seluruh fenomena
menjadi nampak dalam satu saripati.
Kye ho !
Makna yang menjangkau luas
dan tak terduga
muncul dalam momen saat ini juga.
O betapa menakjubkan!
Dikatakan bahwa mereka yang berkumpul
di sana terbebaskan dari belenggu emosi-emosi
pengganggu dan mencapai realisasi hanya
dengan mendengarkan Tilopa menyanyikan
lagu ini.
Dan dengan demikian, Tilopa menjadi
terkenal sebagai Siddha Tilopa dan beliau
merupakan salah satu dari 84 Mahasiddha
India yang sangat membawa manfaat ke
pada banyak makhluk dan membimbing de
lapan putra spiritual utama beliau serta
banyak murid dalam waktu yang lama. Beliau
mentransmisikan keseluruhan instruksi yang
telah beliau peroleh dan realisasikan kepada
murid paling utama beliau secara langsung,
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
Mahapandita Nadapada, yang juga dikenal
sebagai Naropa, dan menggubah instruksi-
instruksi beliau yang paling menunjuk secara
langsung kepada Naropa, dalam sebuah lagu
yang beliau nyanyikan di tepi sungai Gangga,
yang berjudul Gaga-Mahmudr -upadesha
atau Instruksi Inti Mahmudr Sungai
Gangga. Salah satu bait indahnya berbunyi :
Di dalam batin seseorang, Mahmudr
, tidak ada yang harus ditunjukkan.
Berdiam dengan rileks
dalam keadaan alami,
tanpa berusaha
untuk mengubah apapun.
Apabila halangan atau belenggu
pemikiran ini menjadi longgar,
Tidak ada keraguan bahwa
engkau akan terbebaskan!
Tilopa telah memberikan pakaianNya
kepada seorang pengemis yang telah
dipenuhi dengan kutu dan sebagai gantinya
mengambil pakaian milik pengemis itu lalu
mengenakannya, dengan demikian kutu-
kutu di dalamnya memiliki kesempatan untuk
terkenyangkan di atas tubuh beliau dan tidak
mati. Melihat bahwa Tilopa menjadi melemah
hingga beliau jatuh sakit, para murid beliau
memohon beliau untuk menyingkirkan kutu-
kutu tersebut dari tubuhnya.
Tilopa berkata kepada para muridnya
bahwa beliau telah menyia-nyiakan begitu
banyak kehidupan lampaunya dan berkata:
Sekarang merupakan waktunya, bahwa
saya menggunakan kehidupan ini dan tubuh
ini untuk menolong yang lain. Hidupku telah
menjadi begitu bermakna. Bahkan jika saya
meninggal, saya akan berpikir bahwa saya
telah menggunakan hidupku dalam cara yang
paling membawa manfaat, dengan demikian
saya tidak akan berubah. Saya tidak akan
menyerah. Tercatat bahwa beliau telah
pergi menuju alam-alam tercerahkan tanpa
meninggalkan tubuh fisikNya. (wr)
Sumber utama :
n Demchog Khadro Nyan-gyu vol.kha
Gyupa yizhin norbui nampar tharpa, fols.
1b-11b., karya Marpa Chkyi Ldro.
n Transkrip ajaran oleh Yang Maha Suci Gyalwa
Karmapa XVII di Tilokpur, 21 Februari 2007.
21

Cara
Bersikap
di Vihara
Oleh : Khenchen Thrangu Rinpoche
Buddhisme merupakan edukasi-
pembelajaran semangat Sang Buddha.
Semangat Sang Buddha menekankan
pada pikiran. Para murid Buddha
merujuk pada orang-orang yang
mempelajari semangat dan perilaku
seorang Buddha.
S
ecara sederhana, menjadi seorang
Buddhis adalah untuk menahan
diri dari perilaku yang buruk, rajin
melakukan semua perbuatan baik,
dan memurnikan batin. Apa yang
disebut dengan empat perilaku
22
mulia? Berjalan bagaikan angin, berdiri
bagaikan sebuah pohon pinus, duduk bagaikan
genta kuil dan berbaring bagaikan busur.
Pengenalan Singkat Pola Pikir Buddhis
Seseorang hendaknya mengunjungi Vihara
disertai batin yang sesuai dan bajik. Vihara
merupakan sebuah tempat dimana seseorang
terlibat dalam praktik spiritual. Vihara juga
merupakan tempat dimana para Buddhis dapat
menghimpun lebih banyak kebajikan:
n Selalu menghormati orang lain
n Berusaha sadar terhadap prasangka buruk
n Merenungkan ajaran-ajaran Buddha
n Menjaga ketenangan pada saat mengunjungi
vihara
Pedoman-Pedoman Dasar
untuk kunjungan Vihara
g Pada saat memasuki Bhaktisala, seorang
praktisi Buddhis dapat melakukan
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
3x namaskara menghadap altar atau
membungkukkan badan dengan 2 tangan
dirangkapkan di depan dada (Anjali).
Sikap ini dilakukan sebagai sebuah simbol
kerendahan hati dan semangat untuk
membawa manfaat bagi semua makhluk.
g Pakaian-pakaian terbuka seperti tank top,
rok pendek, celana pendek dan sejenisnya
tidaklah pantas dikenakan dalam vihara
ataupun dalam Bhaktisala. Sepatu
hendaknya dilepas sebelum memasuki
Bhaktisala dan topi hendaknya dilepaskan.
Di dalam Bhaktisala
n Para umat dianjurkan untuk membiasakan
diri bergerak di sepanjang sisi kanan dalam
vihara, karena tindakan ini merupakan
penghormatan yang mendalam untuk Sang
Buddha.
n Pada saat banyak pengunjung memasuki
Bhaktisala pada waktu yang sama,
pengunjung hendaknya berada jauh dari
pintu untuk mempermudah orang lain
berlalu lalang.
n Pada saat umat lain sedang melakukan
namaskara, seseorang hendaknya
menghindari berjalan didepan mereka.
n Benda-benda Dharma, naskah-naskah puja
dan buku-buku Dharma hendaknya tidak
diletakkan di lantai ataupun di tempat
dimana orang-orang duduk, hendaknya
diletakkan diatas meja atau bantalan dan
juga tidak boleh dilangkahi.
n Perangkat-perangkat Dharma yang
digunakan oleh para Sangha merupakan
barang-barang yang sifatnya pribadi dan
untuk mereka gunakan. Merupakan suatu
hal yang baik untuk mendapatkan ijin
terlebih dahulu sebelum mempergunakan
perangkat-perangkat mereka.
n Percakapan di dalam dan disekitar Bhaktisala
hendaknya dijaga seminimal mungkin, oleh
karena banyak orang biasanya duduk diam
dan berlatih di sana.
Perilaku
g Jangan duduk dengan kaki diselonjorkan,
karena hal ini merupakan sikap yang
tidak hormat , dan tentu saja, berbaring,
mencerminkan sikap yang sangat tidak
sopan.
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
g Sikap yang sopan adalah duduk bersila
pada sebuah bantalan di atas lantai.
Apabila hal ini sulit dikarenakan masalah-
masalah fisik tertentu, maka diijinkan
untuk duduk diatas sebuah kursi di
barisan belakang Bhaktisala.
g Mengarahkan kaki anda ke altar atau
guru merupakan sebuah tindakan yang
tidak hormat.
g Jangan berdiri dengan bertolak pinggang
di hadapan guru. Jangan mengunyah
makanan dengan berisik atau dengan
mulut terbuka.
g Dihadapan seorang guru, Vihara, atau
di dalam Bhaktisala, tutuplah mulut
pada saat menguap, batuk atau tertawa
terbahak-bahak.
g Hormat dan baik dalam hal berbicara,
berpikir dan bertindak kepada para Sangha
serta kepada orang lain merupakan
sebuah sumber sukacita yang besar dan
kebajikan untuk setiap orang.
Menghormati Rupang Buddha
Mulai dari membungkukkan badan
secara sederhana hingga sebuah namaskara
penuh, para Buddhis di berbagai negara
memberikan penghormatan kepada Sang
Buddha dalam sebuah cara yang bervariasi.
Membungkukkan badan kepada rupang
Buddha merupakan sebuah penghormatan
kepada Buddha. Memposisikan diri lebih
rendah dihadapan Sang Buddha juga
merupakan sebuah tindakan kerendahan
hati yang tulus.
l Anjali
Anjali berarti merangkapkan tangan.
Kedua telapak tangan ditempatkan bersama-
sama beserta seluruh jari-jari serta jempol
dalam keadaan lurus dan Mala melingkari
kedua tangan, dipegang ringan di antara
jempol dan jari-jari. Kedua bahu berada
cukup dekat dengan tubuh dan kedua tangan
berada pada pertengahan dada. Untuk
membungkukkan badan pada saat beranjali,
kedua tangan dijaga tetap stabil, sementara
tubuh membungkuk ke depan menggunakan
pinggang dan lalu kembali ke posisi tegak.
Anjali merupakan ekspresi alami rasa hormat
serta rasa syukur.
23
l Namaskara Penuh
Tiga kali namaskara menunjukkan
penghormatan mendalam terhadap ajaran-
ajaran Buddha. Dengan melakukan 3x
namaskara penuh, seseorang mengekspresikan
sikapnya untuk meneladani Tri Ratna Sang
Buddha, Sang Dharma, Sang Sangha. Demikian
juga tindakan ini melambangkan pelenyapan
Tiga Racun kemarahan, ketidak-tahuan dan
kemelekatan.
Para praktisi akan menekan dahi, lutut dan
siku ke lantai ketika bernamaskara. Di Tibet,
bagaimanapun, namaskara meliputi sentuhan
5 titik dari tubuh (kepala, kaki,lengan, dada dan
perut) ke tanah. Sikap ini dimaksudkan secara
simbolik melepaskan ego dan menghormati
Buddha serta makhluk hidup lainnya :
n Tempatkan kedua telapak tangan Anda
dengan kedua ibu jari dilipat dan bertemu
di bagian tengah dalam rangkapan kedua
telapak tangan [anjali] Anda. Kedua ibu
jari yang terlipat ini mewakili persembahan
sebutir permata pengabul harapan kepada
para Buddha.
n Sentuhkan kedua tangan Anda yang
sedang beranjali, dengan kedua ibu jari
berada dalam kedua telapak tangan, ke
puncak kepala Anda, dahi (pilihan), leher,
dan dada.
n Membungkuk ke depan, tempatkan kedua
tangan Anda secara datar ke permukaan
tanah (lantai), sentuhkan kedua lutut Anda
ke tanah, dan sentuhkan puncak kepala
Anda ke tanah .
n Pada saat berdiri kembali, pertama-tama
bangkitlah dari bagian kepala dari tanah,
lalu kedua lutut, dan pada akhirnya kedua
tangan.
n Awali namaskara selanjutnya dengan segera
menempatkan tangan Anda yang beranjali
ke puncak kepala Anda.
24
Pada saat menyebut sang Guru : sebuah motivasi bajik yang membawa
Pada saat memanggil sang Guru, beliau banyak kebajikan, dan semakin murni objek
dipanggil dengan sebutan Rinpoche, pada persembahan kita, semakin besar kebajikan
saat berbicara pada beliau, seseorang merujuk yang akan dihimpun :
kepada Guru dengan menyebutkan nama Apabila seorang murid memohon ajaran
beliau diikuti dengan gelarnya, misalnya, XXX tertentu, sebuah inisiasi atau tanya-jawab,
Rinpoche. Seorang Tulku yang sangat tinggi, membawa persembahan merupakan suatu hal
misal Yang Maha Suci Karmapa, seseorang yang sesuai. Bunga-bunga, dupa, buah, pelita
hendaknya menyebutnya dengan sebutan adalah persembahan-persembahan simbolis
Dalam beberapa tradisi, terdapat kebiasaan Yang Maha Suci. yang dipersembahkan untuk kemurnian batin
menyentuhkan kedua tangan yang sedang beranjali Gelar Geshe (dilafalkan Ge-shey), yang Buddha yang anda cerap dari Guru Anda.
ke puncak kepala terlebih dahulu, dengan maksud berarti guru dengan tataran akademik ter
menghimpun kebajikan untuk dapat memperoleh
ushnisha (tonjolan kepala) seorang Buddha.
tinggi, adalah gelar yang tepat dan hormat. Dupa dan Pelita Minyak
Imbuhan dalam bahasa Tibet la digunakan Pada saat menyalakan dupa, setelah
Etika terhadap Geshe (cendekiawan sebagai bentuk rasa hormat. batangan telah dinyalakan dengan api,
Buddhis) dan Gompa (pusat Meditasi) janganlah meniup api dengan nafas, padamkan
Persembahan-persembahan dengan cara mengibas pelan menggunakan
Salam Memberikan berbagai persembahan tangan.
Sebagai sebuah salam dalam tradisi Tibet, membantu kita dalam mengembangkan Pergunakan penjepit lilin atau kibaskan
sehelai Khata (selendang lembut) biasanya kualitas-kualitas spiritual sebagai sebuah hasil lembut dengan tangan untuk memadamkan
akan dihaturkan kepada Geshe-la atau dari himpunan metode dan kebijaksanaan. lilin maupun pelita minyak, jangan meniup
Rinpoche khususnya pada saat pertama kali Setiap tindakan hendaknya dilakukan dengan apinya dengan menggunakan nafas. g
bertemu, beliau akan memberikan Khata itu
kembali dengan meletakkannya di sekeliling
leher kita dan lalu memberikan kita berkah.
Sebelum Ajaran
Mohon untuk datang lebih awal, agar tidak
mengganggu kelas setelah dimulai. Sikap ini
juga menunjukkan bahwa Anda menghargai
ajaran dan sang guru.
Para murid dipersilahkan untuk membawa
berbagai material untuk dipersembahkan
ke atas altar, seperti bunga-bunga, buah,
makanan untuk Guru kita, atau sekumpulan
makanan. Bahan-bahan tersebut haruslah
bersih, buah-buahan harus sudah dicuci dan
diletakkan pada sebuah nampan sehingga
tidak secara langsung berada di atas altar.
Hindari berbicara dengan suara keras atau
tertawa di sekitar area pengajaran. Adalah
baik duduk diam, tempatkan diri Anda dalam
keadaan pikiran yang tenang dan sesuai.
Pada saat Guru memasuki dan
meninggalkan ruangan
Berdirilah pada saat seorang Guru memasuki
atau meninggalkan ruangan. Juga merupakan
suatu kebiasaan, untuk membungkukkan
badan kepada sang Guru dengan kedua tangan
beranjali di depan dada.
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 25

Penunjang yang Tepat
dalam
Berlatih
Oleh : Yang Maha Suci Dalai Lama XIV
T
erdapat banyak cara dalam melakukan
praktik. Setelah memilih sebuah
tempat yang ideal, Anda seharusnya
mengumpulkan benda-benda yang diperlukan
dalam praktik. Apabila Anda memiliki per
wujudan ladang kebajikan, misalnya Thangka
ataupun gambar, kondisi ini merupakan suatu
hal yang sangat bagus. Atau, juga bagus
apabila Anda memiliki rupang atau foto
Buddha atau Lama Tsongkhapa atau seorang
guru akar. Jika Anda tidak memiliki hal-hal
seperti itu, hal tersebut bukanlah yang utama,
Anda tidak perlu menempatkan terlalu banyak
penekanan pada benda-benda eksternal
seperti rupang dan sebagainya, melainkan
berilah penekankan lebih pada realisasi diri
Anda sendiri. Rupang-rupang dapat membantu
dalam menjelaskan banyak hal kepada para
26
pemula bahwa ini adalah Buddha, yang ini
adalah Avalokitevara, dan sebagainya.
Terutama di negara-negara seperti Tibet,
dimana aspek mendalam Dharma tidak
dapat diperkenalkan hari ini, adalah bagus
apabila memiliki rupang para makhluk suci
dimana seseorang memiliki keyakinan besar
terhadapNya. Kemudian ia setidaknya mampu
menunjukkan gambar tersebut kepada anak
mereka dan mengatakan, misalnya, "Ini adalah
Guru, Buddha, ini adalah Majur- jika Anda
berdoa kepada beliau, hal ini akan membantu
meningkatkan kebijaksanaan Anda."
Tapi bagi seorang praktisi yang sejati,
tidaklah diperlukan bergantung pada faktor-
faktor eksternal, karena seluruh signifikansi
atau tujuan dari berlatih Dharma adalah untuk
menyempurnakan transformasi dalam batin
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
seseorang. Jika seorang praktisi pergi ke
arah lain, menempatkan banyak penekanan
pada faktor-faktor eksternal seperti material
berbagai rupang, ia akhirnya mungkin mulai
menganggap rupang sebagai harta milik.
Jika Anda memiliki rupang, Anda seharusnya
tidak membedakan rupang atas dasar bahan
pembentuknya, dan Anda harus menatanya
dalam urutan yang tepat. Bahkan jika rupang
Buddha terbuat dari tanah liat, rupang itu harus
ditempatkan pada tingkat tinggi, dan bahkan
jika rupang Dharmapala Anda, misalnya
Mahkla, terbuat dari tembaga atau kuningan
atau bahkan emas padat, mereka harus
ditempatkan di bagian bawah. Urutan yang
tepat harus dipertahankan. Terutama, Anda
seharusnya tidak memiliki pandangan bahwa
benda-benda ini merupakan harta milik Anda.
Meskipun ada rupang-rupang yang pernah
dimiliki oleh makhluk agung dan sebagainya,
dan mungkin memiliki kekuatan khusus atau
kesucian, terlepas dari usia atau kesucian
tersebut, mereka harus ditempatkan dalam
urutan yang tepat. Tujuan keseluruhan dalam
memandang mereka sebagai objek suci adalah
bahwa mereka mampu mengingatkan kita
pada makhluk atau Isthadevat sesungguhnya
Penataan sebuah altar tradisi Vajrayna.
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
yang mereka wakili. Bukanlah rupang atau
gambar yang kita hormati dan pegang teguh,
melainkan apa yang diwakilinya.
Ketika kita membeli gambar-gambar
Sang Buddha, hal tersebut adalah untuk
membangkitkan keyakinan, karena ketika kita
melihat mereka, kita teringat akan kebaikan-
kebaikan dan berbagai kualitas agung beliau.
Oleh karena itu, Anda tidak perlu membeda-
bedakan rupang berdasar pada nilai bahan
materi pembentuk rupang. Nilai sebuah
rupang tidaklah berkurang oleh karena dibuat
di Delhi! Sejilid naskah suci juga diperlukan.
Jika Anda seorang praktisi Lamrim, adalah
suatu keharusan untuk memiliki versi panjang
atau pendek dari Lamrim Lama Tsongkhapa.
Juga akan sangat bagus jika bisa
dilengkapi dengan teks-teks seperti Ratnavali
(Untaian Berharga) karya Ngrjuna dan juga
Bodhisattvacharyvatra (Pedoman Jalan
Hidup Bodhisattva). Bagi para praktisi Gelug,
Lamrim Chenmo, versi panjang Lamrim,
adalah bagaikan sebuah undang-undang
dasar! Terdapat juga teks-teks penting seperti
Drange Namje Lekshe Nyingpo (Diskriminasi
tentang Nasihat-nasihat Definitif dan
Interpretasi Sang Buddha) dan komentari-
Rubin Museum of Art Art of the Himalayas - The Tibetan Shrine Room
27
komentari yang disusun oleh Lama Tsongkhapa
terhadap Mla-madhyamaka-krik (teks akar
mengenai kebijaksanaan, oleh Ngrjuna)
dan Madhyamakvatra (ulasan pelengkap
oleh Candrakrti). Juga merupakan suatu hal
yang baik apabila Anda memiliki naskah suci
oleh Panchen Lama Lozang Chokyi Gyaltsen
mengenai chd, memotong di sepanjang ego-
sikap melekat pada diri sendiri. Kemudian,
Anda juga dapat menata teks praktik Lojong
atau lainnya dengan tepat.
Juga, sebagai representasi dari batin
mahatahu Sang Buddha, adalah bagus jika Anda
teks lain seperti buku teks universitas monastik
mereka sendiri sebagai yang sekunder. Adalah
penting untuk berpegang pada akar daripada
Abhiseka
hanya berpegang pada cabang-cabang.
Secara umum dikatakan bahwa ketika
seseorang melakukan meditasi Dharma, kita
A pa d a n B a g a i m a n a
harus menghadap ke arah timur, tapi hal Oleh : Upa.Amaravajra
ini tidak terlalu penting. Adalah baik untuk
memiliki kursi dengan bagian belakang sedikit Abhiseka adalah sebuah upacara dimana seorang Guru mentransmisikan
terangkat. Bagi orang Barat mungkin sulit
untuk duduk dalam posisi bersila. Jika anda kepada para murid makna internal Vajrayna (kendaraan berlian - jalan
bersikeras dan memaksakan diri mencoba untuk Buddhis yang ke-tiga) atau otorisasi untuk melakukan praktik Vajrayna
melakukannya, Anda mungkin mengeluarkan
tertentu yang diiringi dengan instruksi lebih lanjut.
Berbagai tingkatan bergantung pada kesiapan sang murid.
(Khenpo Khartar Rinpoche dalam buku Berbagai Jalan Dharma)

memiliki stupa. Apabila Anda adalah seorang
praktisi Yoga Tantra Tertinggi, sangatlah bagus
apabila Anda memiliki perangkat ritual religius
seperti vajra dan gantha dan sebagainya,
tetapi jika Anda tidak berlatih dengan benar
namun membunyikan gantha dengan sangat
keras dan kasar, hal tersebut tidak membantu
banyak! Jika Anda memiliki objek-objek
religius sebagai dasar suatu praktik yang baik,
hal ini sangatlah bagus. Umumnya, hendaklah
kita menempatkan penekanan lebih pada hal-
hal penting dan penekanan yang biasa-biasa
saja pada hal-hal yang tidak begitu penting.
Jika seseorang dipaksa untuk memilih, maka
pilihan seharusnya jelas mengarah pada
hal-hal yang lebih penting. Misalnya, para
Gelugpa hendaknya menganggap karya Lama
Tsongkhapa sebagai yang terkemuka dan teks-
28
semua energi Anda untuk duduk bersila, dan
terdapat bahaya bahwa semua energi mental
Anda akan mengarah ke lutut Anda! Karena
itu, Anda bisa duduk di kursi.
Apabila bahan-bahan penyusun perangkat
tersebut merupakan suatu hal yang sangat
penting, maka para meditator seperti Milarepa
dan para Mahasiddha tidak akan pernah meraih
realisasi oleh karena mereka sangatlah miskin,
bagaikan pengemis. Hal ini telah dijelaskan
dalam Chatu-shataka Shastra (Empat Ratus
Bait Mengenai Jalan Tengah) oleh Aryadeva,
bahwa praktik Buddha Dharma harus di
lakukan pada batin sebagai landasannya, dan
oleh karena hal-hal eksternal tidaklah penting,
maka batinlah yang paling penting. g
Sumber :
The Union of Bliss and Emptiness, by Dalai Lama
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
Sebuah lukisan yang menggambarkan suasana dalam upacara abhiseka, hubungan guru-murid dan
berbagai komitmen harus dijaga dengan baik setelah menerima abhiseka.
Apa itu abhiseka?
Salah satu metode utama dalam membawa kita ke dalam berbagai manfaat
Buddhisme Vajrayna adalah praktik-praktik dalam praktik tantra. Kata abhiseka
tantra yang berkenaan dengan meditasi sendiri dapat diter
jemahkan dari bahasa
Yidam atau Isthadevat (berbagai figur/objek Sansekerta menjadi pentahbisan atau
non-samsarik dimana kita mem baktikan penobatan. Pada jaman dahulu di India,
diri secara khusus). Abhiseka (atau kerap istilah abhiseka kerap digunakan untuk
disebut juga Inisiasi atau Empowerment) upacara penobatan para Raja.
menganugerahkan ijin, memberikan akses Ritual/upacara abhiseka biasanya da
untuk memasuki praktik-praktik tersebut, pat berupa ritual yang singkat, panjang,
A.s.ta Mangala MEI11 - september11 29
kompleks maupun sangat sederhana.
Biasanya meliputi wang (istilah dalam
bahasa Tibet untuk kata abhiseka) yang
merupakan peresmian yang sebenarnya
atau pengkondisian batin sang murid
untuk dapat terlibat dalam bentuk-bentuk
praktik Isthadevat tertentu, lung yang
merupakan transmisi lisan sebuah pe
lafalan naskah suci ajaran [yang terkait
dengan abhiseka tersebut] ataupun pan
duan prosedur metode praktik (kerap di
sebut sebagai naskah sdhan) oleh sang
Guru kepada murid, serta tri atau instruksi-
instruksi mengenai bagaimana cara
berlatih. Dalam beberapa kesempatan juga
disertai dengan sebuah ritual sederhana -
menyentuhkan naskah suci ke atas kepala
sang murid, yang diiringi pelafalan mantra
yang terkait dengan abhiseka tersebut,
dan ritual sederhana lainnya.
Kyabje Kalu Rinpoche (New York:
Station Hill) mengatakan :
Kebanyakan visualisasi
Tantrayna atau Vajrayna dan
berbagai praktik mantra memerlukan
abhiseka dan otorisasi lanjutan serta
instruksi yang diberikan oleh seorang
Guru yang berkualitas, sebelum
sdhan (praktik tantra) dapat mulai
dipraktikkan. Walaupun demikian,
beberapa jenis praktik yang diberikan
oleh Buddha Shakyamuni kepada
khalayak umum tidak berada dalam
ketentuan ketat tersebut. Lebih
tepatnya lagi, seluruh praktik yang
diberikan dalam berbagai Stra
memiliki berkah penuh dari Sang
Buddha dan oleh karenanya dapat
dipraktikkan apabila seseorang
berkeinginan untuk melatihnya.
Kekeliruan dalam mengambil sebuah
abhiseka
Merupakan sebuah trend belakangan
ini dimana orang-orang akan bersemangat
hadir mengikuti sebuah upacara abhiseka
tantra tanpa mengetahui apa yang sedang
mereka lakukan, upacara apakah itu, dan
bagaimana persiapan yang sesuai. Dari
sisi pihak penyelenggara, oleh karena
kurangnya pemahaman yang tepat, tak
30
jarang upacara abhiseka tersebut dilabeli
dengan iklan yang berhasil menggeser
motivasi umat ke arah yang tidak
seharusnya.
Abhiseka seharusnya jangan dipan
dang semata-mata sebagai sebuah upa
cara pemberkahan atau sejenisnya. Dan
tentu saja, abhiseka sama sekali tidak dapat
dipandang sebagai sebuah upacara atau
sarana untuk meningkatkan kekayaan,
keberuntungan, maupun pan dangan-
motivasi duniawi lainnya yang sempit.
Abhiseka bukanlah sesuatu yang sepele,
mengingat komitmen yang kita ambil
pada saat mengikuti ritualnya, kesiapan
batin kita pada saat mengambilnya,
motivasi kita, tanggung jawab kita setelah
mengambilnya, dan sebagainya.
Pada beberapa kasus, dalam proses
pewartaannya, upacara atau ritual
yang tidak dapat dikategorikan sebagai
abhiseka tak jarang juga disebut sebagai
abhiseka/inisiasi/empowerment oleh pihak
penyelenggara. Hal-hal seperti ini dapat
menimbulkan kerancuan bagi mereka
yang ingin serius berlatih.
Menjadi wadah yang cocok untuk
praktik-praktik tantra
Apabila kita membagi ajaran Buddha
menjadi dua golongan berdasar pada
metode yang dipergunakan, maka kita
dapat membaginya menjadi Stra dan
Tantra. Tantra merupakan subjek ajaran
yang kerap dikatakan sebagai topik dalam
pemutaran roda Dharma yang ketiga,
yang juga berkenaan dengan ajaran
mengenai benih/potensi keBuddhaan.
Dengan mempraktikkan tantra sesuai
dengan ketentuan, dikatakan bahwa kita
akan mampu meraih keBuddhaan dalam
jangka waktu yang sangat cepat, tanpa
perlu menunggu selama banyak kalpa
yang tak terhitung lamanya.
Berdasar pada penekanan dan metode
praktiknya, ajaran-ajaran tantra dapat
dikategorikan menjadi empat kelas :
a) Kriy-tantra
b) Cary-tantra atau Upayoga
c) Yog-tantra
d) Mahnuttara Yog-tantra
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
yang diperlukan.
ini dalam batin kita sebelum memohon
kepada Vajrcarya (guru tantra) untuk
memberikan abhiseka dan terlibat dalam
Para bhiksuni mengenakan penutup mata pada
sebuah abhiseka Klacakra yang digelar oleh Yang
Maha Suci Dalai Lama di Andhra Pradesh, 2006. Kain
penutup mata ini merupakan simbol dari ketidak-
tahuan kita.
Dalam karya yang berjudul "Pemaparan
Luas Tahapan Jalan Mantra Rahasia"
(T: Ngak-rim Chenmo), Je Tsongkhapa
menjelaskan tujuh manfaat khusus dari
mempraktikkan tantra :
1. Kita memperoleh berkah dari para
Buddha dan Bodhisattva dengan lebih
cepat.
2. Kita akan berada di bawah perhatian
dan bimbingan dari Isthadevat pribadi
kita.
3. Kita akan mampu mencerap figur para
Buddha pada saat kita meninggal, pada
masa alam antara (T: bardo), dan di
kehidupan-kehidupan mendatang.
4. Kita dengan cepat merampungkan
penghimpunan kebajikan dan
kebijaksanaan.
5. Kita akan bebas dari segala halangan.
6. Kita akan merampungkan realisasi-
realisasi duniawi (S: lokiya-siddhi)
maupun realisasi-realisasi adi-duniawi
(S: lokuttara-siddhi).
7. Tindakan kita sehari-hari melalui fisik
maupun verbal akan merupakan sebab
dalam menghimpun kebajikan dengan
jumlah yang sangat besar.
Walaupun demikian besar manfaat yang
dapat diperoleh dengan mempraktikkan
tantra, kita harus melihat pada kenyataan
bahwa diperlukan berbagai kualifikasi
sebelum dapat mempraktikkan tantra,
berbagai konsekuensi membahayakan
akan mudah sekali muncul apabila kita
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
melatihnya tanpa memenuhi syarat-syarat
Dalam berbagai risalah disebutkan
bahwa kita harus telah mengembangkan
tiga kondisi (Tiga Aspek Utama Sang Jalan)
praktik-praktik tantra :
1. Memiliki realisasi penghayatan
atas penolakan terhadap samsara.
Tanpa penolakan terhadap samsara,
praktik-praktik kita tidak dapat
dikategorikan sebagai praktik yang
dapat membawa ke pembebasan, dan
tanpa penolakan terhadap samsara,
praktik-praktik tantra hanya akan
membuat kita terjebak dalam berbagai
pandangan dan motivasi keliru yang
membahayakan.
2. Memiliki realisasi penghayatan
sehubungan dengan batin
pencerahan (Bodhicitta).
Pada suatu kesempatan, Guru Atia
terkejut mendengar seorang yogi di
India yang merupakan praktisi Hevajra-
tantra telah meraih tingkat kesucian
rotpana, beliau menyatakan bahwa
yogi ini hanya mencapai tingkat ke
sucian rotpana dikarenakan
sang yogi tidak memiliki bodhicitta
(seharusnya praktik Hevajra-tantra
tersebut mampu membawa seseorang
menuju pencerahan tertinggi). Dikata
kan bahwa yogi ini cukup beruntung
karena banyak praktisi lain telah ber
akhir di alam-alam neraka.
Yang Maha Suci Dalai Lama juga
mengatakan:
Tantra terbatas hanya untuk mereka
yang memiliki belas kasih yang sangat
besar, yang tidak mampu menunggu
untuk menjalani waktu yang lama
dalam mencapai keBuddhaan, oleh
karena mereka ingin menjadi sumber
pertolongan dan kebahagiaan tertinggi
bagi makhluk lain, sesegera mungkin.
3. Setelah meraih kedua hal di atas, kita
harus mencapai sebuah pemahaman
yang pasti akan pandangan benar
tentang nyat (kekosongan).
31
 Tanpa pandangan benar ini, praktik-
praktik tantra kita hanya akan
memperkuat pandangan-pandangan
keliru kita mengenai eksistensi
fenomena yang muncul dari dirinya
sendiri dan berdiri sendiri, dan
sebagainya, pandangan-pandangan
demikian dapat mengakibatkan kita
terjerumus lagi dan lagi ke berbagai
penderitaan samsara.
Kyabje Phabongkha Rinpoche me
nyatakan bahwa jika kita berupaya me
masuki jalan tantra tanpa terlebih dahulu
mencapai tiga pengetahuan tersebut,
maka upaya-upaya kita tidak akan
berfungsi sebagai metode-metode untuk
mencapai pembebasan dan pencerahan
tertinggi. Seperti seorang anak kecil yang
menaiki punggung seekor kuda liar, kita
tidak hanya akan gagal mencapai hasil
positif, tetapi kita juga akan menempatkan
diri kita pada situasi yang amat berbahaya.
Berkaitan dengan hal ini Yang Maha Suci
Sakya Trizin menyatakan posisi seorang
praktisi tantra adalah bagaikan ular dalam
bambu, hanya ada dua pilihan: naik ke
atas, atau merosot ke bawah.
Dalam sebuah inisasi Majur di New
York, 1994, Yang Maha Suci Dalai Lama
menyampaikan pesan: Apabila seseorang
terlibat dalam jalan Vajrayna dengan
landasan pemahaman yang jelas mengenai
jalur tantra, maka praktik ter sebut akan
menjadi benar-benar men
da
lam dan
efektif. Beberapa guru Tibet di masa
lampau telah menekankan makna-makna
ajaran Vajrayna melalui perwujudan vajra
dan gantha (genta). Mereka mengatakan
bahwa apabila seseorang memanfaatkan
perangkat-perangkat ritual ini dengan
kesadaran penuh mengenai maknanya dan
pemahaman penuh atas jalan Vajrayna,
maka pada saat seseorang mendentingkan
genta, hal tersebut akan memiliki simbolis
dan makna yang mendalam. Hanya se
kedar mendentingkan genta tidaklah
me miliki makna mendalam apapun.
Bahkan kita dapat melihat sapi-sapi pun
memiliki genta di sekitar leher mereka dan
menciptakan suara-suara nyaring.
32
Oleh karena sedemikian penting
persiapan-persiapan yang harus di
lakukan sebelum benar-benar memasuki
jalan tantra, maka para guru sangat
menganjurkan sekali studi filosofis
dan perenungan (guna memperoleh
keyakinan, pemahaman dan realisasi
yang tepat dan sesuai mengenai berbagai
aspek ajaran dalam stra), ditambah
dengan perampungan praktik-praktik
pendahuluan (Ngondro).
Sampai di sini, sebuah pertanyaan
yang seharusnya muncul adalah : Apakah
batin kita sudah merupakan wadah yang
benar-benar sesuai untuk praktik tantra?
Perbedaan antara Abhiseka
(T : wang) dan Anuj (T : jenang)
Merupakan suatu hal yang baik
apa bila kita memiliki keinginan untuk
mempraktikkan tantra dan sungguh-
sungguh telah mempersiapkan diri dengan
baik. Namun belakangan ini terdapat
suatu fenomena dimana banyak guru yang
menggelar upacara tantra yang biasanya
disebut sebagai inisiasi atau abhiseka oleh
pihak penyelenggara, dan mungkin saja di
antara ritual tersebut terdapat ritual yang
tidak dapat digolongkan sebagai abhiseka.
Apa karakteristik ritual sebuah abhiseka ?
Dalam hal ini kita dapat membedakan
ritual yang kerap disebut sebagai abhiseka,
inisiasi atau empowerment menjadi dua
kategori : Abhiseka, yang dalam bahasa
Tibet disebut sebagai wang [kadang juga
disebut wang chen atau wang kur] dan
Anuj, yang dalam bahasa Tibet disebut
sebagai jenang [je su nang wa]. Banyak
di antara kita yang belum mengetahui
perbedaan antara keduanya, menghadiri
upacaranya dan beberapa di antara kita
lalu terlibat dalam praktik-praktik yang
sebenarnya belum sesuai untuk kita
praktikkan.
Kata wang dalam bahasa Tibet
berarti penguatan (empowerment) dan
terkadang diterjemahkan sebagai inisiasi
atau abhiseka. Istilah anuj atau jenang
dalam bahasa Tibet berarti ijin lebih
lanjut. Idealnya wang diterima terlebih
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
dahulu dan jenang merupakan berkah tantra meliputi inisiasi Garis Silsilah Lima
lanjutan atau ijin lebih lanjut, sebelum Tathgat. Pada kelas Yog-tantra meliputi
kita dapat mempraktikkan meditasi tantra inisiasi seperti sebelumnya ditambah
terhadap Isthadevat tertentu. inisiasi guru Vajra. Dan untuk kelas
Wang merupakan inisiasi ke dalam Mahnuttara Yog-tantra, di dalamnya
mandala Isthadevat tertentu ; ritual ini termasuk semua inisiasi di atas ditambah
selalu mempergunakan mandala, baik inisiasi yang lebih tinggi : inisiasi Rahasia,
inisiasi Kebijaksanaan
dan inisiasi Kata-kata.
Anuj (T: jenang)
merupakan sebuah
pemberkahan tubuh,
ucapan dan batin
sehubungan dengan satu
figur Isthadevat dengan
beberapa variasi dan
terkadang juga meliputi
pemberkahan Aktivitas
Pencerahan. Biasanya
transmisi lisan mantra
yang sesuai dengan
Isthadevat tersebut
diberikan selama inisiasi
ucapan dan terkadang
Para bhiksu sedang menyusun mandala Cakrasamvara di Palpung pada sesi akhir upacara
Institute, 5 Mei 2011. Mandala ini tersusun dari pasir beraneka warna. jenang.
Adalah penting
mandala berupa lukisan, mandala dari untuk menerima abhiseka sesuai dengan
pasir berwarna maupun mandala tubuh, kelas tantra yang ingin dipraktikkan.
dan sebagainya. Upacara wang (abhiseka) Setiap kelas tantra memiliki abhisekanya
biasanya berlangsung selama dua hari sendiri, ikrar-ikrar yang diterima, dan
atau lebih. komitmen-komitmen yang harus dijaga.
Abhiseka pada hari pertama biasanya Dengan semata-mata menerima anuj
merupakan sesi persiapan untuk para tanpa sebelumnya menerima abhiseka,
murid sebelum memasuki sesi inisiasi maka seseorang belum memenuhi syarat
yang aktual. Sesi hari pertama ini biasanya untuk mempraktikkan tantra (melakukan
meliputi pembangkitan motivasi yang tepat visualisasi diri, dan sebagainya). Pada
dan sesuai dalam menerima abhiseka, beberapa kasus, praktik-praktik demikian
menerima berbagai ikrar, menerima diijinkan sesuai dengan instruksi guru.
air untuk purifikasi, rumput kua, Menerima abhiseka merupakan pintu
benang perlindungan, membangkitkan gerbang memasuki tantra. Dengan tujuan
antusiasme untuk mempraktikkan tantra untuk melatih salah satu dari empat kelas
dan mendengarkan petunjuk untuk tantra, adalah perlu untuk menerima
menganalisa mimpi-mimpi pada malam abhiseka yang sesuai. Banyak orang yang
harinya, dsb. Hari kedua merupakan sesi keliru meyakini bahwa hanya dengan
inisiasi yang sebenarnya. Terkadang sesi menerima anuj mereka dapat terlibat
persiapan dan sesi inisiasi diberikan pada dalam praktik Isthadevat tertentu.
hari yang sama. Sebagai contoh, apabila seseorang ingin
Abhiseka dalam kelas Kriy-tantra mempraktikkan Kriy-tantra, diperlukan
adalah inisiasi bejana dan inisiasi abhiseka yang sesuai dengan Isthadevat
mahkota. Abhiseka dalam kelas Chary- dari kelas Kriy-tantra yang kita pilih dan
A.s.ta Mangala MEI11 - september11 33
apabila memungkinkan, menerima anuj
setelahnya.
Kondisi-kondisi utama dan penunjang
dalam mengambil abhiseka
Oleh karena praktik kita adalah
praktik Buddhis, maka kita memandang
Triratna sebagai tempat bertumpu yang
utama. Dengan alasan ini, biasanya salah
satu syarat awal untuk dapat menerima
abhiseka adalah para peserta sudah harus
mengambil perlindungan kepada Triratna.
Semata-mata telah menjalani upacara
mengambil perlindungan tidaklah cukup,
para peserta juga harus memastikan diri
sudah bertumpu pada Triratna dengan
benar, dan menjaga berbagai ila yang
terkait.
Oleh karena praktik tantra adalah praktik
Mahyna, maka para peserta sudah harus
mengambil ikrar-ikrar Bodhisattva secara
penuh dan mampu menjaganya dengan
baik (termasuk juga beragam pratimoka-
ila yang telah diambil). Salah satu kondisi
penting lain berkenaan dengan ila adalah,
para peserta hendaknya memastikan diri
mampu menjaga berbagai komitmen yang
harus dijaga setelah menerima abhiseka.
Sebuah abhiseka merupakan sebuah
awal. Agar dapat membawa manfaat lebih
lanjut, praktik yang sesuai dan berbagai
komitmen harus diikuti dan dijaga.
Situ Rinpoche sedang menganugerahkan abhiseka Vajrasattva di Palpung Institute.
Air jernih dituang ke atas cermin pada sesi purifikasi.
34
Berkaitan dengan intensi (ke
cenderungan harapan), Kyabje Kalu
Rinpoche mengatakan bahwa terdapat 3
jenis intensi seseorang dalam menerima
sebuah abhiseka :
(1) dengan intensi semata-mata menerima
berkah.
(2) dengan intensi untuk melakukan
praktik yang terkait di suatu masa
yang akan datang.
(3) dengan intensi untuk memulai praktik
yang terkait sesegera mungkin.
Kyabje Kalu Rinpoche juga mengatakan
bahwa agar abhiseka menjadi efektif,
haruslah terdapat tiga kondisi berikut :
a) Motivasi sang guru yang memberikan Di Nland, terdapat penekanan pada penyelidikan. Para Guru
abhiseka haruslah murni, dipenuhi Agung seperti Nagarjuna, Dharmakirti, Aryadeva, Chandrakirti,
cinta kasih dan belas kasih. Sang guru dan lainnya merupakan para guru besar di Universitas Monastik
juga harus telah menerima abhiseka Nland. Mereka meneladani nasihat-nasihat Buddha, mereka
tersebut sebelumnya, telah memiliki menyelidiki apakah isi/makna dari bait ini dapat diterima atau
berbagai pengalaman langsungnya tidak dan pada akhirnya segala makna telah dipastikan melalui
sendiri dalam praktik terkait.
analisa dan alur berpikir.
b) Sang murid harus yakin, tanpa
keraguan, mengenai validitas ritual
dan kualifikasi sang guru. Sang guru Para guru agung ini, sebagaimana Sang Buddha pada masa sebelum
dipahami sebagai perwujudan Buddha mereka, selalu menekankan bahwa para pembaca hendaknya tidak
sekaligus sebagai guru. menerima begitu saja apa yang telah dikatakan dalam berbagai
c) Objek-objek ritual seperti gambar, be naskah suci. Buddha berpesan: Para pengikutKu hendaknya
jana [bumpa], berbagai torma dan ber tidak menerima begitu saja berbagai ajaranKu berdasarkan pada
bagai persembahan layak lainnya hen keyakinan dan bakti, melainkan menerimanya setelah melalui
daknya berada di lokasi upacara. (wr) penyelidikan dan eksperimentasi.
~ Dalai Lama XIV ~
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 35
 Nland: Etimologi
Buddhisme Tibet berakar pada deretan panjang para pandita Buddhis di India, Kata Nland berarti Pemberian Tiada
para cendekiawan agung dari balik tembok megah Nalanda; Batas. Bhiksu riputra wafat pada sebuah
sebuah pusat studi yang nyaman dan kondusif. desa yang disebut Nalaka, yang juga
diidentifikasi sebagai Nland oleh banyak ahli.
Di Nalanda mereka mempelajari, menganalisa, memahami Nama tersebut merupakan kata Sansekerta
yang berarti Pemberi Pengetahuan,
dan mempraktikkan ajaran Sang Bhagavan (kemungkinan berasal dari kata nalam, sejenis
hingga ke titik pandang filosofis yang paling halus. teratai, sebuah lambang pengetahuan, dan
kata da, yang berarti memberi).
Nalanda menjaga kemurnian ajaran Sutra maupun Tantra, Bhiksu pengembara dari China Xuanzang
keberadaanya memungkinkan Dharma memberikan beberapa penjelasan berkenaan
dengan nama Nland. Salah satunya adalah
dapat bertahan untuk jangka waktu yang lebih lama. bahwa nama tersebut diambil dari nama Nga
yang hidup dalam sebuah tempat di tengah
Istana Para Cendekiawan:
Nalanda Oleh : Upa.Amaravajra
Sampai masa kini, Nland tetap diakui sebagai sebuah mahakarya arsitektur, sebagaimana yang terlihat pada
N land (Hindi/Sansekerta/Pali: ) merupakan nama sebuah pusat studi kuno tingkat
atas di Bihar, India. Situs Nalanda terletak di Bihar, sekitar 55 mil di sebelah tenggara Patna,
dan merupakan pusat studi Buddhisme dari tahun 427 hingga 1193 Masehi. Nland juga
disebut sebagai salah satu dari universitas besar pertama yang tercatat dalam sejarah dan
reruntuhannya yang masih menyimpan sejumlah keanggunan :
a) Gambar kiri : Pahatan arca Buddha Vairocana dan Buddha Amitabha.
b) Gambar kanan : Sebuah sudut yang dulunya dipenuhi oleh arca beberapa Isthadevat tantra, para Buddha dan
Bodhisattva.
sebagai salah satu universitas residensial pertama di dunia.
Universitas ini merupakan sebuah desa yang besar dan makmur, jika tidak, bagaimana hutan mangga. Pendapat lain yang lebih
mungkin 12.000 penghuni dapat hidup dan tinggal di sana. Memiliki 8 halaman terpisah, aula beliau yakini adalah suatu ketika Buddha
untuk 12.000 siswa dan pengajar, aula meditasi, berbagai ruang kelas, 10 vihara, perpustakaan kyamuni berdiam di sana dan memberikan
berlantai 9, berbagai taman dan danau sebagaimana yang telah tercatat. "dana tanpa henti", dari sini nama Nland
Menurut para sejarawan, Nland berkembang pesat pada sekitar masa raja Gupta: raja digunakan.
akrditya (juga dikenal sebagai Kumragupta), didukung oleh kaisar-kaisar Buddhis seperti Analisa lebih lanjut atas kata Nland,
Haravardhana sebagaimana juga para kaisar dari dinasti Pl di kemudian hari. Kompleks yang dapat dibagi menjadi Na Alam Da,
Nland dibangun dengan bata merah sebagai bahan penyusun utama dan reruntuhannya kini menunjukkan bahwa selalu terdapat
terbentang di atas area seluas 14 hektar. Pada masa kejayaannya, universitas ini menjadi daya sejumlah pertanyaan di antara para pencari
tarik bagi para cendekiawan dan para siswa dari tempat yang jauh seperti China, Yunani, Persia, pengetahuan, karena kata tersebut secara
Indonesia, dan dari berbagai tempat lainnya. literal berarti tidak memberi dengan cukup,
menunjukkan sebuah ungkapan filosofis.
. .
36 A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11
Nland pada Masa Sang Buddha
Telah disebutkan bahwa Sang Buddha
sendiri telah beberapa kali berdiam di Nland.
Pada saat beliau mengunjungi Nland,
beliau biasanya berdiam di hutan mangga
Pvrika, dan selama berada di sana, beliau
terlibat dalam beberapa diskusi dengan Upli-
Gahapati dan Dghatapass, dengan Kevatta,
dan juga beberapa percakapan dengan
Asibandhakaputta.
Sang Buddha mengunjungi Nland pada
perjalanan terakhir beliau saat melintasi
Magadha, dan di sana jugalah riputra
mengumandangkan auman singa", menyata
kan keyakinannya kepada Sang Buddha, sesaat
sebelum wafat. riputra, siswa utama Sang
Buddha yang unggul dalam kebijaksanaan,
lahir dan wafat di area Nland.
Menurut Kevatta Sutta, pada jaman Sang
Buddha, Nland sudah merupakan sebuah
desa yang makmur dan berpengaruh, memiliki
populasi yang jarang sebelum menjadi sebuah
pusat studi di kemudian hari dan membuatnya
menjadi terkenal. Juga tercatat dalam
Samyutta Nikaya bahwa desa ini telah dilanda
sejumlah bencana kelaparan pada masa Sang
Buddha.
37
 Tokoh pendiri Jainisme, Mahavira, juga
beberapa kali disebutkan berdiam di Nland.
Diyakini bahwa Mahavira mencapai moka
(pencerahan) di Pavapuri, yang berlokasi
di Nland (menurut beberapa penganut
Jainisme, Mahavira lahir di sebuah desa dekat
Nland yang disebut Kundalpur).
Pendirian Universitas Monastik Nland
Beberapa studi sejarah menunjukkan
bahwa Universitas Nland didirikan
pada masa kekuasaan seorang raja yang
bernama akrditya. Baik Xuanzang maupun
Prajavarman menyebutkan raja ini sebagai
sang pendiri, diperkuat dengan adanya sebuah
segel terkait yang ditemukan di situs Nland.
Sebagaimana yang dideskripsikan oleh
sejarawan Sukumar Dutt, sejarah Universitas
Nland terbagi menjadi dua divisi utama
yang pertama, perkembangan, dan hasil
dari abad ke-6 hingga abad ke-9, pada saat
Nland didominasi oleh tradisi budaya
liberal yang diwarisi dari era Gupta; yang
kedua, kemerosotan bertahap dan masa-
masa terakhir Nland mulai dari abad ke-9
hingga abad ke-13. Pada masa-masa tersebut,
perkembangan tantra Buddhis menjadi sangat
terkenal di India Timur. Pintu masuk banyak
vihara di reruntuhan Universitas Nland
dapat dilihat dengan adanya tanda busur
di lantai; dimana tanda busur merupakan
lambang kerajaan para kaisar Gupta.
Beberapa bangunan dibangun oleh kaisar
Maurya Aoka Yang Agung (273-232 SM)
Gambar kiri : Sebuah bilik yang diyakini sebagai tempat dimana Pandita Naropa pernah berdiam di dalamnya.
Gambar kanan : Reruntuhan mandala tiga dimensi di Nland yang dipenuhi oleh pahatan arca-arca Buddha.
38
yang merupakan sebuah indikasi pendirian
awal pusat studi Buddhis Nland, beliau telah
membangun sebuah stupa untuk mengenang
riputra di area Nland. Kekaisaran Gupta
juga berperan dalam pendirian beberapa
vihara.
Nland pada Masa Dinasti Pla
Sejumlah vihara tumbuh berkembang
selama periode Pla di Bengal dan Magadha
kuno. Menurut sumber-sumber dari Tibet,
terdapat lima Mahvihara yang berdiri :
Vikramaila; universitas utama di periode
Pla, Nland; yang mulai menunjukkan
keutamaannya, Somapur, Odantapur, dan
Jaggadala.
Kelima vihara ini membentuk sebuah
jaringan; kelimanya berada di bawah
pengawasan negara dan memiliki sistem
koordinasi di antara mereka. Terdapat berbagai
posisi pembelajaran Buddhis yang berfungsi di
India Timur selama masa dinasti Pla, yang
berfungsi secara bersamaan dan membentuk
sebuah jaringan antar kelompok institusi yang
saling terhubung. Merupakan hal yang umum
dimana para cendekiawan besar dengan
mudah beralih dari satu posisi ke posisi yang
lain di antara kelima institusi ini.
Selama periode dinasti Pla, Nland tidak
begitu benar-benar terkemuka, sebagaimana
sebuah pernyataan dari periode Pla
mengundurkan sejumlah bhiksu terpelajar
dari Nland pada saat mereka semuaberada
di bawah naungan para penguasa Pla.
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
Keindahan dalam Semangat Intelektual:
Nland
Nland merupakan salah satu universitas
residensial pertama di dunia, dengan kata lain,
universitas ini menyediakan tempat tinggal bagi
para siswanya. Nland juga merupakan salah
satu universitas paling terkenal. Pada masa
kejayaannya, universitas ini mengakomodasi
lebih dari 10.000 siswa dan 2.000 guru.
Bangunan universitas ini juga diakui sebagai
sebuah mahakarya arsitektur, dan diperindah
Mengembara ribuan mil dari ibukota dinasti Tang
(kota Chang'an) menuju India demi menyalin dan
menerjemahkan berbagai naskah suci Buddhis;
Xuanzang (602664 M) juga selalu mencatat
setiap detail petualangannya yang mengagumkan.
Xuanzang berdiam di Nland selama 5 tahun
dan catatatan perjalanan beliau merupakan salah
satu sumber informasi yang berharga mengenai
kebesaran Nland serta kondisi gemilang
Buddhisme di Asia pada masanya.
Kisah petualangan Xuanzang menuju Nland di
kemudian hari menginspirasi penulisan sebuah
fiksi yang sangat terkenal sebagai salah satu dari
Empat Sastra Klasik Terbesar Tiongkok: "Xiyouji"
(Kisah Perjalanan ke Barat) karya Wu Cheng'en
(15051580 M).
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
dengan tembok yang berjenjang tinggi dengan
satu gerbang. Nland memiliki 8 halaman
terpisah dan 10 vihara, bersamaan dengan
banyak aula meditasi dan ruang-ruang kelas.
Di areanya juga terdapat berbagai taman dan
danau. Perpustakaannya terletak pada sebuah
gedung berlantai 9, tempat salinan naskah-
naskah suci dihasilkan dengan cermat.
Subjek yang diajarkan di Universitas
Nland meliputi segala bidang pembelajaran,
dan hal ini menjadi daya tarik banyak siswa
dan cendekiawan dari Korea, Jepang, China,
Tibet, Indonesia, Persia dan Turki. Selama
periode dinasti Hara, universitas monastik
ini dilaporkan telah memiliki 200 desa yang
diterima sebagai hadiah.
Bhiksu pengembara dari dinasti Tang,
Xuanzang, telah meninggalkan sebuah catatan
perjalanan yang mengulas rinci mengenai
Universitas Nland pada abad ke-7. Xuanzang
mendeskripsikan bagaimana menara-menara
tersusun rapi, pavilyun-pavilyun terhampar
luas, sederet stupa berpuncak megah, dan
berbagai vihara terlihat menjulang tinggi ke
dalam kabut di langit, yang dengan demikian
dari setiap bilik mereka para bhikshu dapat
menyaksikan proses kelahiran angin dan
awan-awan.
Dalam catatan petualangannya tersebut
Xuanzang mengatakan:
Sebuah kolam biru mengitari vihara-vihara,
dihiasi dengan bunga-bunga teratai biru
yang mekar sepenuhnya; bunga-bunga
merah nan mempesona: bunga kanaka yang
menyenangkan tergantung dimana-mana,
dan kepada lingkungan sekitar, kerimbunan
pohon-pohon mangga di sebelah luarnya
mempersembahkan kerindangan dan
keteduhan yang melindungi.
Jendela Ilmu Pengetahuan:
Perpustakaan di Nland
Perpustakaan Universitas Nland,
yang memiliki nama Dharma Gunj (Gunung
Kebenaran) atau Dharmagaja (Harta Karun
Kebenaran), merupakan gudang pengetahuan
Buddhis yang paling terkenal di dunia
pada masa itu. Dikatakan bahwa koleksi
perpustakaan ini terdiri dari ratusan ribu
39
volume, sedemikian lengkapnya koleksi yang
dimiliki perpustakaan ini sehingga diperlukan
waktu berbulan-bulan sebelum semuanya
habis terbakar oleh sulutan api pasukan Turki.
Perpustakaan ini terdiri dari tiga gedung
utama setinggi sembilan lantai, masing-
masing nama dari tiga gedung ini adalah:
Ratnasagara (Lautan Permata), Ratnodadhi
(Samudra Permata) dan Ratnarajaka (Per
mata Pengabul).
Sistem Mufakat & Administrasi
Yijing, seorang bhiksu Tiongkok lain yang
juga memberikan sumbangsih besar dalam
penulisan sejarah berbagai negara, mencatat
mengenai permasalahan yang menjadi ba
han diskusi dan administrasi di Nland,
yang memerlukan suatu kumpulan dan peng
hitungan keputusan oleh semua yang hadir
dalam kumpulan tersebut , sebagaimana juga
para bhiksu setempat.
Apabila para bhiksu memiliki beberapa
masalah yang hendak dipecahkan, mereka
akan berkumpul untuk mendiskusikan ma
Beberapa halaman dari kitab Aa-shasrik-praj-pramit-stra yang ditulis di atas daun lontar sekitar
abad ke-11 Masehi; ditulis dalam aksara Rajan berbahasa Sansekerta. Stra ini merupakan salah satu
stra utama dalam Buddhisme Mahyna: semangat Buddhisme yang berkembang pesat dan lestari di
bawah naungan Nland, bersamaan dengan semangat praktik-praktik Mahyna-tantra.
40
salah tersebut. Lalu mereka memberikan
perintah kepada para petugas, yang dikenal
sebagai Vihrapla, untuk mengedarkan dan
melaporkan masalah yang ada kepada para
bhiksu setempat satu per satu dengan tangan
beranjali.
Apabila terdapat keberatan dari seorang
bhiksu, maka permasalahan tersebut tidak akan
diloloskan. Tidak pernah ditemui adanya kehebohan
dalam mengumumkan kasusnya. Dalam kasus
seorang bhiksu yang telah melakukan sesuatu
tanpa persetujuan dari semua penghuni setempat,
maka ia akan diminta untuk meninggalkan (keluar
dari) vihara.
Apabila terdapat perbedaan pendapat
mengenai masalah tertentu, mereka akan
memberikan alasan untuk meyakinkan (ke
lompok yang lain). Tidak ditemukan adanya
paksaan atau kekerasan yang digunakan untuk
meyakinkan pihak lain.
Di lain pihak, Xuanzang juga mencatat:
Kehidupan seluruh orang bajik ini
secara alami dipimpin oleh suatu cara
hidup yang paling khidmat dan cara-
860). Dalam prasastinya,
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
cara baik yang paling ketat. Dengan buah desa untuk mencukupi kebutuhan hidup
demikian dalam 700 tahun keberadaan seluruh penghuni vihara yang telah dibangun
vihara ini tak satupun pernah oleh raja Balaputra.
melanggar ketentuan disiplin. Sang raja
menganugerahinya dengan berbagai Pengaruh pada Buddhisme
tanda penghargaan dan penghormatan Sejumlah besar dari apa yang di kemudian
yang mendalam serta telah menetapkan hari tersusun sebagai Buddhisme Tibet, baik
pendapatan dari seratus kota untuk tradisi Mahyna-stra maupun Mahyna-
membiayai pelestarian Dharma. tantra, berasal dari tradisi-tradisi para guru
pada masa-masa akhir Nland (abad ke-9
Hubungan Nland dengan Nusantara sampai abad ke-12). Di antaranya adalah
(pada masa Srivijaya) Pandita Dharmakirti (sekitar abad ke-7),
Srivijaya merupakan kerajaan maritim cendekiawan Buddhis yang mencetuskan
terbesar pertama di nusantara dan pada logika filosofis India, sekaligus sebagai
jamannya merupakan salah satu salah satu pakar utama mengenai
pusat pembelajaran Buddhisme atomisme Buddhis, subjek-subjek
yang utama di dunia. Pada abad ke- yang juga diajarkan di Nland.
7, Yijing, seorang bhiksu pengelana Bentuk-bentuk Buddhisme
dari China, menyebutkan mengenai yang lain, sebagaimana Buddhis
kualitas tinggi pembelajaran ba me Mahyna yang dianut di
hasa Sansekerta di Palembang Vietnam, China, Korea, dan
(yang pada masa itu merupakan Jepang, pada awalnya bermula
area sekitar pusat pemerintahan dari balik tembok universitas kuno
Srivijaya). ini. Sejumlah cendekiawan telah
Yijing juga merekomendasikan menyatukan naskah-naskah suci
kepada para bhiksu China yang Mahyna seperti ragama-
hendak menuntut ilmu ke Nland stra, sebuah stra penting
agar berdiam terlebih dahulu di dalam Buddhisme di Asia Timur,
Palembang selama setahun untuk sekaligus juga dalam tradisi
mempelajari bagaimana cara Buddhis di Nland.
bersikap yang layak; oleh karena Dalam catatannya, Hui-Li,
bahasa, tata cara ritual dan disiplin seorang pengunjung dari China,
vinaya yang diterapkan di Srivijaya mengatakan bahwa Nland
tidaklah berbeda dengan yang pernah direndahkan oleh se
dipraktikkan di Nland. jumlah penganut Hnayna
Sebuah prasasti di akibat penekanan Nland pada
Nland bertahun 850-860M filosofi Mahyna. Tercatat
memaparkan bagaimana se bahwa pada salah satu
buah vihara khusus untuk para kunjungan beliau ke Orissa,
bhiksu Srivijaya dibangun di raja Haravardhana telah di
Nland atas permintaan cemooh oleh sejumlah
sang raja Srivijaya: raja penganut Hnayna atas
Balaputra. Fasilitas kons perlindungan dan so
truksinya telah didanai Khasarpana Lokevara:
kongannya terhadap
oleh raja dinasti Pla, Salah satu wujud Avalokitevara Nland, mencemooh
Devapaladeva (tahun dalam aktivitasNya menolong para bahwa Nland hanya
makhluk samsara. mengajarkan filosofi
Arca ini berasal dari Nland sekitar
raja Devapaladeva me abad ke-9 M.
bunga langit.
merintahkan kepada lima
A.s.ta Mangala MEI11 - september11 41
 Mereka juga menganjurkan agar sang
raja hendaknya menyokong kuil Kapalika
(salah satu titik pandang filosofi non-Buddhis),
karena filosofi Kapalika tidaklah berbeda
dengan filosofi bunga langit. Ketika hal ini
terjadi, raja Haravardhana lalu memberitahu
rektor Nland, yang kemudian mengirim
bhiksu Sgaramati, Prajrami, Siharami,
dan Xuanzang untuk menyanggah pandangan
para bhiksu Hnayna dari Orissa.
Dalam lukisan ini, kyamuni Buddha dikelilingi oleh
17 paita Nland dari berbagai periode, mulai dari
Ngrjuna, ryadeva, Buddhaplita, dan seterusnya
hingga Ata Dpakara rijna.
Paita (T: khepa) merupakan sebuah gelar dalam
Buddhisme India yang diberikan kepada para
cendekiawan yang telah menguasai lima cabang
pengetahuan (S: paca-vidy-sthna; T: rign
chenpo nga).
Lima cabang pengetahuan tersebut adalah:
1. Pengetahuan bahasa (abda-vidy),
2. Pengetahuan logika-penalaran (hetu-vidy),
3. Pengetahuan pengobatan (cikits-vidy),
4. Pengetahuan yang berkenaan dengan seni-
seni yang sempurna dan berbagai keterampilan
(ilakarma-sthna-vidy),
5. Pengetahuan spiritual (adhytma-vidy).
Dalam Mahyna-strlamkra-krik disebutkan:
"Tanpa menjadi seorang cendekiawan dalam lima
cabang pengetahuan, seorang yang paling bijak
sekalipun takkan mampu mengungkap kualitas
batin yang maha-tahu. Guna menyanggah serta
mendukung yang lain, dan demi kemampuan dirinya
dalam memahami segala hal, ia akan berupaya
dalam pengetahuan-pengetahuan tersebut [lima
cabang pengetahuan].
42
Kurikulum Nland
Hingga masa kini, Buddhisme Tibet
mempelajari seluruh titik pandang filosofi
Buddhis yang sebelumnya diwarisi dan
diajarkan di Universitas Nland. Titik
pandang filosofi Buddhis (atau Drub-tha dalam
bahasa Tibet) dapat digolongkan menjadi
empat bagian, dua yang pertama merupakan
titik pandang Hnayna dan dua yang terakhir
merupakan titik pandang Mahyna:
1. Sarvstivda Vaibhika.
2. Sarvstivda Sautrntika.
3. Cittamatra, yang dipopulerkan oleh Asaga
dan Vasubandhu.
4. Mdhyamaka, yang dipopulerkan oleh
Ngrjuna.
Menurut sebuah artikel dari Dharma
Fellowship (2005), kurikulum di Nland pada
masa Majurmitra meliputi:
sesungguhnya seluruh jangkauan
pengetahuan di dunia tersedia.
Kuliah-kuliah diberikan dalam setiap
bidang pembelajaran, Buddhis dan
Hindu, religius dan ilmu pengetahuan
duniawi, luar dan dalam negeri. Para
siswa mempelajari sains, astronomi,
pengobatan, dan logika setekun
mereka melibatkan diri mereka dalam
metafisika, filosofi, Samkhya, Yoga-
stra, Veda, dan naskah-naskah suci Ilustrasi oleh: Dahana, 2011.
Buddhisme. Dengan cara yang demikian Sang Penjaga Gerbang akan melontarkan pertanyaan sulit kepada mereka yang hendak menempuh
pula mereka menjadi terpelajar dalam studi di Nland. Untuk memperoleh ijin masuk, Anda harus mampu memberikan jawaban yang
filosofi dari luar negeri. tepat; Xuanzang mencatat bahwa hanya 2 hingga 3 dari 10 orang yang diijinkan masuk ke Nland
setelah lulus dari ujian lisan tersebut.
Pada abad ke-7, Xuanzang mencatat
Dalam ilustrasi ini, sang Penjaga Gerbang (digambarkan mengenakan penutup kepala khas seorang
mengenai jumlah guru di Nland yang paita Buddhis) sebagai seorang cendekiawan pilihan di Nland selalu melakukan tugasnya dalam
berjumlah sekitar 1510 guru. Di antara mereka, menyaring dengan ketat para calon siswa yang datang dari dalam dan luar India.
sekitar 1000 guru mampu menjelaskan 20
kumpulan stra dan stra, 500 guru mampu Mereka juga membaktikan dirinya dalam berbagai praktik dan pelestarian Dharma, dan tak jarang
menjelaskan 30 kumpulan, dan hanya 10 terlibat dalam sejumlah perdebatan filosofis dengan tokoh-tokoh non-Buddhis yang hadir untuk
guru yang mampu menjelaskan 50 kumpulan. menguji kemampuan penalaran mereka.
Xuanzang merupakan salah satu dari segelintir
guru yang mampu menjelaskan 50 kumpulan ......
atau lebih. Pada masa itu, hanya sang
Penjaga Gerbang : Siapakah itu Brahmin? Apa hubungan dirinya dengan kelahiran?
kepala vihara, bhiksu labhadra, yang telah Xuanzang : Seorang Brahmin dikenali melalui perilaku-perilaku bajiknya, ia
mempelajari seluruh kumpulan stra dan tidaklah sombong, berusaha memahami dunia, dan statusnya
stra utama di Nland. tidak berhubungan dengan kelahiran...
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 43
 Pada masanya, Nland terlihat bagai
sebuah universitas modern. Terdapat ujian
lisan berkala yang dihelat oleh para penjaga
gerbang dan tidak sedikit pula siswa yang gagal
dalam menempuhnya. Para penjaga gerbang
adalah sebutan bagi para cendekiawan piawai
di Nland yang bertugas di setiap gerbang
Nland untuk menyeleksi para calon siswa
dan melayani perdebatan dengan kelompok
non-Buddhis. Tercatat bahwa salah satu guru
garis silsilah Kagyu, Pandita Naropa, pernah
menjadi salah satu penjaga gerbang terkemuka
dan sebagai kepala vihara di Nland pada
tahun 1049-1057.
Pada masa itu, menjadi seorang siswa
di Nland ataupun pernah menuntut ilmu
di Nland merupakan sebuah kebanggaan
Kisah penyerbuan Mahavihara Nland telah diceritakan di
kemudian hari pada tahun 1243 oleh seorang saksi mata
kepada seorang sejarawan Persia, Minhaj-i-siraj. Beliau
menuliskan kisah tersebut ke dalam karyanya yang berjudul
Tabaquat-I-Nasiri.
Minhaj tinggal selama dua tahun di Bengal (India Utara) untuk
mengumpulkan bahan-bahan penyusun Tabaquat-I-Nasiri.
Karya ini merupakan sumber informasi yang amat penting
dalam mengetahui penempatan hukum Islam di Bengal.
Sejarah lima puluh tahun pertama pemerintahan Islam di
Bengal hanya dapat ditemui dalam naskah otentik ini.
dan kehormatan besar. Bagaimanapun juga,
beberapa ahli berpendapat bahwa tidak ada
gelar akademik khusus yang akan diberikan
dan juga tidak terdapat periode spesifik yang
diperlukan untuk belajar di sana.
Penunjuk waktu para bhiksu, ditentukan
oleh sebuah jam air, dan terdapat pembagian
waktu antara belajar dengan ritual-ritual serta
praktik-praktik religius. Terdapat kelas-kelas
dimana para siswa menerima penjelasan dalam
berbagai kuliah, dan terdapat juga kelas-kelas
debat, dimana terjadi seleksi alami antara para
siswa yang berkemampuan rata-rata dengan
para siswa yang menonjol. Dengan demikian,
ia yang menjadi kepala vihara Nland
merupakan seseorang yang paling terpelajar
di masa itu.
44
Pada masa kekaisaran Gupta, praktik dan
pembelajaran Mahyna, khususnya yang
berkenaan dengan Mdhyamaka, berkembang
pesat. Dan sekitar tahun 750 M, pada masa
dinasti Pla, terdapat peningkatan dalam
pembelajaran dan penyebaran ajaran-ajaran
tantra Buddhis. Hal ini didukung oleh sebuah
fakta adanya seorang pandita terkenal, Abhaya-
kara-gupta, praktisi tantra yang pernah menjadi
kepala vihara di tiga vihara sekaligus: Mahbodhi,
Nland dan Vikramaila.
Derap Kuda dalam Kobaran Api Nland
Sebagaimana yang telah diungkap
oleh Sang Bhagavn sendiri, bahwa segala
fenomena komposit (S: saskra) bersifat
tidak kekal (S: anitya), demikian pula Nland
yang merupakan sebuah fenomena komposit,
sudah sewajarnya mengalami perubahan dan
kemusnahan. Pada 1193, India, termasuk
Universitas Nland, mendapat serbuan hebat
dari bangsa Turki; pasukan kavaleri (pasukan
berkuda) Mughal yang dipimpin oleh Bakhtiyar
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
Khilji, dikenal juga sebagai Malik Ghazi (Vihara), sebuah perguruan tinggi.
Ikhtiyaru 'l-Din Muhammad Bakhtiyar Khilji. Lenyapnya suatu tatanan sosial, biasanya,
Sebagaimana universitas monastik Vikramaila muncul pada saat terjadi epidemik maupun
dan Odantapura, Nland mengalami ke bencana alam seperti letusan gunung berapi,
hancuran hebat saat menerima invasi tsunami, dsb, namun bagaimana Buddhisme
(perluasan wilayah) tersebut. lenyap dari India merupakan sebuah dimensi
Peristiwa ini oleh para ahli sejarah di baru dalam sejarah.
pandang sebagai salah satu peristiwa paling Sejarah mencatat bahwa Nland pernah
berdarah yang mencabut Buddhisme dari mengalami dua kali invasi. Yang pertama me
akarnya di India. Seorang sejarawan Persia, rupakan serbuan dari bangsa Hun pada abad
Minhaj-i-siraj, dalam catatan sejarah beliau ke-5. Xuanzang yang mengembara ke Nland
yang berjudul Tabaquat-I-Nasiri, melaporkan melewati Gandhara seratus tahun kemudian,
bahwa ribuan bhiksu dibakar hidup-hidup dan mendengar mengenai invasi tersebut dan
ribuan bhiksu dipenggal dalam usaha Khilji mencatat Mihirakula merusak stupa-stupa
memusnahkan Buddhisme di India. Sedemikian dan menghancurkan berbagai vihara, secara
luas perpustakaan agung keseluruhan berjumlah seri
Nland sehingga api bu enam ratus bangunan.
yang disulut oleh pasukan Buddhisme dan
Mughal tersebut berkobar Nland berhasil pulih
hebat melahap segala dari serbuan tersebut dan
kumpulan naskah suci menerima invasi yang
di dalamnya selama tiga kedua oleh pasukan Mughal
bulan, dan asap dari ki pada akhir abad ke-12
tab-kitab yang terbakar yang merupakan sebuah
membumbung selama ber hembusan kematian bagi
hari-hari bagaikan sehelai Buddhisme India dan
tirai gelap di atas bukit- Universitas Nland.
bukit. Pada akhir abad ke-
Sebuah cuplikan da 13, dinasti terakhir Buddhis
ri Tabaquat-I-Nasiri mem yang tersisa di India:
berikan informasi sebagai dinasti Pla di Benggala dan
berikut (merujuk pada bu dinasti Sena di Bihar, sama-
Segel Universitas Nland di atas lempengan
ku Buddhist Monks and tanah liat - ASI (Archaeological Survey of India) sama jatuh oleh invasi
Monasteries of India, ba Museum, Nland. Turki. Sebagian bhiksu
gian V, oleh Sukumar Dutt): mengungsi ke wilayah
Hampir seluruh penghuni tempat tersebut tertutup. Sambutan yang hangat tersedia bagi
adalah para Brahmana berkepala gundul mereka yang menyeberangi Himalaya menuju
[bhiksu Buddhis]. Mereka ditempatkan dalam Tibet dalam pengungsiannya. Kerajaan Guge
kematian. Sejumlah besar kitab ditemukan di sebelah barat Tibet pada saat itu dibanjiri
di sana, dan pada saat para Muhammadan oleh para pengungsi tersebut.
melihat kitab-kitab tersebut, mereka Pemegang tahta terakhir Nland,
memanggil sejumlah orang untuk menjelaskan kyaribhadra, pada akhirnya mengungsi
isinya. Namun semua orang tersebut dibunuh ke Tibet pada tahun 1204 sekaligus untuk
[siapapun yang mampu membaca bahasa memenuhi undangan dari seorang penerjemah
Sansekerta tidak dibiarkan hidup, pembunuhan Tibet, Tropu Lotsawa. Di Tibet, kyaribhadra
para bhiksu sedemikian luas]. Telah ditemukan mengawali garis silsilah pentahbisan bhiksu
bahwa keseluruhan area dan kota tersebut dan bhiksuni dari tradisi Mlasarvstivda
merupakan sebuah madrasa [tempat untuk dan hal ini melengkapi dua garis silsilah
studi]: yang dalam bahasa Hindi disebut Bihar pentahbisan lain yang telah lestari di Tibet.
A.s.ta Mangala MEI11 - september11 45
Sepak Terjang sebelum kemudian pusat pemerintahan Kuliah Terakhir di Nland mengajarkan segala hal yang ia ketahui
Pasukan Mughal Selanjutnya berpindah dari Devkot menuju Gaur. Bakhtiyar Seorang penerjemah Tibet dan dalam kekhawatirannya memohon
Setelah menghancurkan Nland, lalu mengabdikan diri dalam administrasi lainnya yang bernama Chag Chag Lotsawa untuk pulang
Bakhtiyar Khilji mengalahkan Lakshmana- yang stabil atas hamparan wilayah yang baru Lotsawa, 1193-1264 (sejumlah ke kampung halamannya di
sena dalam sebuah serangan mendadak pada dikuasainya. sumber menyebutkan nama Tibet. Membungkus sebuah
tahun 1204. Lakshmana-sena mundur hingga Bakhtiyar Khilji mengawali ekspedisi lainnya, Dharmasvamin) buntalan naskah-naskah suci
ke sebelah timur Bengal setelah kekalahan terkenal selanjutnya dari kota Devkot, mengunjungi situs Nland yang masih tersisa ke dalam
tersebut. Antara tahun 1204 dan 1205, dimana ia berencana memperluas wilayah pada tahun 1235, hampir jubahnya, Chag Lotsawa
Bakhtiyar tidak mengirimkan pasukan apapun kekuasaannya hingga ke tanah bersalju Tibet 40 tahun setelah peristiwa lalu meninggalkan sang
untuk mengejar sang raja yang kalah dan ia pada tahun 1206. Ia meninggalkan Ali Mardan penghancuran Nland. bhiksu sepuh yang du
secara moderat merampungkan perluasan Khilji di Ghoraghat untuk mengawasi sisi timur Beliau mendapati area duk seorang diri dengan
wilayah kekuasaannya ke Varendra bersamaan pusat pemerintahannya di Barsul. tersebut telah rusak tenang di antara puing-
dengan kota historis Gaur. Ekspedisi menuju Tibet berakhir dengan berat dan tak layak puing reruntuhan
Devkot, sekitar 10 mil ke arah selatan dari tragis dan Bakhtiyar Khilji dibunuh oleh Ali digunakan, beserta Nland.
desa Dinajpur yang kini berada di Gangarampur, Mardan Khilji, seorang kerabatnya sendiri, seorang guru berusia
Dinajpur Selatan (India) merupakan pusat pada saat ia sedang terbaring sakit di Devkot; 90 tahun yang berada di Reruntuhan Nland
pemerintahan Khilji selama dua dekade, sekembalinya ia dari ekspedisi Tibet (1206). sana, Rahula ribhadra. Sejumlah reruntuhan
Guru ini memimpin sebuah fondasi bangunan ma
kelas berisi sekitar 70 sih tersisa di lokasi
orang siswa di atas puing- Nland. Berada di dekat
puing Nland. reruntuhan tersebut adalah
Rahula ribhadra, yang Surya Mandir, sebuah kuil
Kanan:
lemah dan renta memilih Hindu. Reruntuhan bangunan
rya Vajrapani
untuk tetap bertahan hidup yang diketahui dan berhasil
Bawah: di sana dengan sokongan digali di area tersebut
rya Maitreya seorang Brahmana setem mencakupi sebuah wila
pat, Jayadeva. Beliau ber yah seluas 150.000
Kedua gambar indah ini
hadir dalam salah satu komitmen tidak akan pergi meter persegi. Apabila kita
halaman Aa-shasrik- sebelum menyelesaikan membandingkan antara
praj-pramit-stra pelajaran untuk para murid informasi dari Xuanzang
peninggalan Nland.
Tibet terakhirnya. mengenai luas wilayah
Tepat pada saat Nland dengan luas
kunjungan Chag Lotsawa, area yang berhasil
sekitar 300 tentara Turki digali sekarang, maka
yang sedang berpatroli Arca Bhagavati Chunda dari Nland abad masih sekitar 90%
ke-10; merupakan salah satu artefak
tiba di lokasi tersebut yang memberikan informasi mengenai luas Nland yang
dan membuat para keberadaan praktik-praktik Mahyna- belum terungkap. Kini,
siswa yang malang tantra di Nland. Nland tidak lagi di
itu lari berhamburan huni, wilayah hunian
menyelamatkan diri. Chag Lotsawa meng terdekat adalah sebuah desa yang bernama
gendong sang guru yang renta ke atas Bargaon.
punggungnya untuk mencari tempat Pada tahun 1951, sebuah pusat pem
bersembunyi. belajaran modern Buddhisme Pali (Theravada),
Dikisahkan bahwa hanya dua orang ini dari Nava Nalanda Mahavihara, telah didirikan
sekian jumlah penghuni kelas tersebut yang di dekat area Nland oleh Bhikshu Jagdish
kembali, dan setelah pelajaran terakhirnya Kashyap. Sekarang, institut tersebut sedang
(pelajaran yang diberikan pada saat itu adalah mengusahakan sebuah program ambisius
tata bahasa Sansekerta), Rahula ribhadra untuk membuat sebuah pencitraan satelit atas
berkata pada murid Tibetnya bahwa ia telah keseluruhan wilayah Nland.
. .
46 A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 47
 Sebuah museum juga didirikan di area
tersebut, berisi sejumlah manuskrip dan
menampilkan banyak contoh benda-benda
yang berhasil digali. Museum Multimedia
pertama India dibuka di sana pada 26 Januari
2008, yang menceritakan ulang sejarah
Nland dalam bentuk film animasi 3D yang
dinarasi oleh Shekhar Suman.
Buddhisme India setelah era Nland
Terlepas dari semua ini, sisa-sisa
komunitas Buddhis yang rapuh tetap terus
bertahan di bawah sumber-sumber yang
minim hingga sekitar tahun 1400an saat
Chagalaraja dilaporkan sebagai raja terakhir
yang memberikan sokongan kepada segelintir
penerus Nland.
Setelah masa tersebut, Buddhisme tetap
dipraktikkan dan banyak ditransmisikan secara
langka di India. Hingga
tahun 1930an, di area
Varanasi masih dapat
dijumpai sejumlah
48
sadhu (pertapa) yang mempraktikkan tantra
Buddhis dengan sangat rahasia. Seorang Terjemahan dari isi prasasti Nland:
bhiksu Tibet pernah berdiam sekian waktu di
sana dan mendapati bahwa terdapat seorang Atas permintaan Mah r ja Balaputradeva yang termashyur,
sadhu yang merupakan generasi keempat dari Raja dari Suvar a-dv pa, melalui utusannya, saya telah membangun
Pandita Mirtijana, sekaligus sebagai pemegang
garis silsilah Cakrasavara-tantra. sebuah vihara di N land dimana berdasarkan dekrit ini, semua
Para sejarawan sepakat bahwa pendapatan dianugerahkan untuk Bhagavan Buddha, perwujudan
penghancuran kuil-kuil, vihara-vihara, serta dari semua kebajikan agung Praj -p ramit ; dianugerahkan
Nland dan area lain di India utara merupakan
titik utama kemusnahan pemikiran ilmiah India
untuk persembahan-persembahan, tempat tinggal, pakaian, dana
klasik dalam bidang matematika, astronomi, makanan, tempat tidur, kebutuhan-kebutuhan untuk orang sakit
alkimia dan anatomi. seperti obat-obatan, dan sebagainya, untuk kumpulan para bhiksu di
Walaupun demikian, Buddhisme telah me keempat area (yang terdiri dari) para Bodhisattva yang menguasai
nemukan rumah barunya di negeri-negeri lain
yang sangat bersemangat dalam menyokong Tantra, dan delapan Aryapudgala; untuk menulis permata Dharma
dan melestarikan ajaran Sang Tathgata, ter dari teks-teks Buddhis dan untuk memelihara dan memperbaiki
bentang mulai dari Nepal, Tibet, China, Mongolia, vihara bila rusak
Jepang, Srilanka, Thailand, Myanmar, Bhutan
dan negara-negara Buddhis lainnya. Lebih
jauh lagi, Buddhisme akan selalu menempati Dengan pikiran yang terinspirasi oleh berbagai keagungan
kediamannya yang nyaman: di dalam batin-batin N land dan karena rasa bhakti pada putra Suddhodana, serta
yang maju pesat dalam praktik Dharma. (wr)
setelah menyadari bahwa kekayaan bersifat tidak kekal bagaikan
gelembung-gelembung aliran air gunung, beliau yang ketenarannya
g bagaikan Sangharthamitra yang kekayaannya menyokong
Di dalam Prasasti
Nland di India,
komunitas Sangha. Dibangunlah di sana (di N land ) sebuah
terukir nama 'ailendra- vihara yang merupakan tempat tinggal bagi kumpulan bhiksu yang
vaa-tilaka' (permata
dinasti ailendra) dan memiliki berbagai kualitas bajik, bangunan berwarna putih dengan
nama 'Balaputradeva', serangkaian tempat tinggal yang indah dan dinding yang halus. Atas
seorang pangeran
ailendra dari Yava- permintaan tersebut, Raja Devapaladeva melalui para utusan,
dvpa (Jawa) yang kelak
mewarisi tahta Srivijaya dengan sangat hormat dan penuh rasa bhakti, mengeluarkan sebuah
di Suvara-dvpa piagam, yang menganugerahkan lima desa dengan tujuan seperti
(Sumatera).
diuraikan di atas, demi kebahagiaan dirinya sendiri, kebahagiaan
g
Penemuan nama
orang tuanya dan kebahagiaan di seluruh alam kehidupan
ini hingga ke tanah
Hindustan (India)
menyebabkan para Selama lautan tetap ada, atau selama anak sungai Gangga
sejarawan tertarik digerakkan oleh sanggul rambut iva, selama para Raja N ga yang
untuk mengetahui
siapakah beliau tak tergoyahkan memikul bumi yang berat dan luas dengan mudah
sehingga namanya
terpahat pada prasasti
setiap hari, dan selama puncak permata mahkota gunung-gunung di
Nland. (Udaya) Timur dan (Asta) Barat tergores oleh kuku kuda mentari,
semoga selama itu pula tindakan bajik ini yang menyebabkan
kebajikan di seluruh alam, tetap lestari selamanya
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 49
 . -
Ksanti - -
Paramita
& - --
Virya
Paramita
Oleh: Khenchen Thrangu Rinpoche
Knti Pramit
(Kesabaran Sempurna)
Bagian ini pun dapat dijelaskan melalui tiga
aspek utama. Yang pertama yakni menghindari
menyakiti mereka yang telah menyakiti kita.
Kedua yakni menanggulangi penderitaan
apapun yang harus kita pikul, tanpa melawannya
dengan sia-sia ataupun mengembangkan rasa
benci yang mendalam. Ketiga yakni memiliki
keyakinan terhadap kebenaran tertinggi.
Tiada dendam berarti bahwa ketika
seseorang memukul, menyiksa, melakukan
apapun untuk melukai, milik kita atau orang
yang kita kasihi, maupun apa saja yang mungkin
memancing kemarahan kita, kita tidak bereaksi
secara negatif. Sangat sederhana, hal ini berarti
bahwa saat kita terpukul, jika kita membalas
orang itu, maka mereka telah benar-benar
menyerang kita, sebaliknya, bila kita tidak
dendam, maka artinya mereka belum benar-
benar menyerang kita. Lebih jauh lagi, masalah
itu bukan sekedar terpaan yang datang entah
dari mana. Hal-hal tersebut muncul dari sebab-
sebab dan kondisi-kondisi yang dibentuk di
masa lampau; merupakan hasil dari beberapa
sebab yang telah kita himpun sendiri. Dengan
hanya menerima terpaan itu, sebab dari
penderitaan tertentu tersebut menjadi terkikis,
dan pada saat yang sama terpaan itu sendiri
bisa menjadi objek dari praktik ketekunan. Oleh
karenanya, alih-alih berbahaya, masalah justru
menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Semua ini adalah suatu hal yang sangat
mudah dikatakan namun sangat sulit untuk di
50
praktikkan. Terutama sekali dapat dilihat nya kita memiliki sangat sedikit ketabahan atau
ta di Tibet, dimana melalui pengkondisian
budayanya yang sama sekali mengabaikan
cara-cara yang tepat untuk berhadapan dengan
situasinya, siapapun yang tidak mendendam
ketika diserang akan dipandang rendah; mereka
merasa malu. Meski demikian Saya melihat,
sesuatu yang benar-benar mengagumkan ketika
Saya berada di Sikkim. Ada seorang bhiksu di
sana yang sangat baik dan sangat lucu. Satu
hari ia berkata dengan sembrono pada bhiksu
lain yang pemarah. Bhiksu lain ini marah dengan
ucapannya dan langsung menendang dan ke
mudian memukul kepalanya dengan sebatang
kayu. Bhiksu yang dipukul tetap lembut seperti
kapas, tanpa menjadi tegang atau marah dan
berkata, Terima kasih, terima kasih banyak.
Jika tak ada ia, orang yang marah, aku takkan
pernah bisa mengembangkan kesabaranku.
Terima kasih. Ia benar-benar tulus dengan apa
yang ia katakan. Ketika situasi demikian muncul,
kita harus siap untuk menanggulanginya dengan
cara seperti itu. Kita harus mulai dengan hal-hal
yang paling mudah: pertama, saat seseorang
mengatakan sesuatu yang mengganggu namun
tidak terlalu penting, maka kita dapat berkata,
Ya, yaitu sangat tepat. Kita tidak benar-
benar bermaksud demikian, namun hal itu
akan menghindari perdebatan dan kita harus
menghindari diri agar tidak hanyut dalam per
debatan. Apa yang mereka ucapkan hanyalah
kata-kata. Dengan mengembangkan kesabaran
terhadap hal-hal yang kurang penting, pada
akhirnya kita akan mampu menghadapi apa saja
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
yang sulit.
Aspek kedua dari kesabaran berkenaan
dengan sikap tidak menghindari penderitaan.
Bukan berarti bahwa kita harus mencari
penderitaan atau bersukacita atas penderitaan,
walaupun memang terdengar demikian. Sejak
waktu tak berawal hingga kini, setiap mahluk
telah menderita di enam alam kehidupan. Selama
jangka waktu yang tak terhingga sudah pasti
bahwa kita telah menderita selama jutaan abad
di alam neraka, jutaan abad di alam binatang
dan berikutnya. Di satu sisi, bisa dikatakan
bahwa semua penderitaan itu bermanfaat
karena kita di sini saat ini dan memiliki sedikit
penderitaan. Di sisi lain, semua itu tidak benar-
benar memberikan banyak manfaat. Sekarang
sebagaimana kita duduk di sebuah sesi meditasi,
kesabaran, dan merupakan suatu upaya yang
besar untuk dapat duduk dalam postur yang
benar, membentuk cara berpikir yang benar
dan melafalkan hal-hal yang diperlukan. Jika
kita memang memiliki kesabaran, hal itu akan
sangat menguntungkan bagi diri kita sendiri
dan orang lain. Buddha berlatih secara intensif
selama enam tahun di tepi sungai Nairanjana
sebelum mencapai pencerahannya di Bodhgaya.
Hasil dari upaya kerasnya telah berlangsung
hingga hari ini dan akan terus hingga akhir dari
segala sesuatu. Manfaat itu tak hanya untuk
planet ini namun untuk semua mahluk di semua
alam kehidupan. Oleh karenanya, kita jangan
menganggap remeh segala masalah yang hadir
sebagai sebuah kesulitan dalam meditasi dan
latihan Dharma.
Kadangkala kita benar-benar menderita,
saat kita sakit dan lainnya. Ketika kita sakit
kita harus beralih ke obat-obatan dan ketika
kita bermasalah dengan orang kita harus
mencoba untuk keluar dari masalah itu,
pastinya demikian. Walaupun begitu, kita tidak
seharusnya menanggapi penderitaan dan
masalah dengan cara menetapkannya sebagai
negativitas semata. Penderitaan ibarat sebuah melibatkan pemikiran demikian disebut
sapu yang menyapu sebab-sebab penderitaan
dan ketika kita memahami ini, maka penderitaan
tersebut berkurang hingga akarnya. Tanpa
pemahaman tersebut, masalah kita cenderung
akan menjadi diperkuat hingga dua, sepuluh
atau seratus kali lipat dari sebelumnya. Cara
kita mengembangkan pemahaman kita adalah
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
Kntivadin, salah satu kehidupan lampau sang Sugata
pada saat menghimpun Knti-pramit. Digambarkan di
sini sang raja yang cemburu memotong-motong bagian
tubuh Kntivadin yang tetap tak bergeming dalam
kesabaranNya yang luar biasa.
~ Jatakamala (Untaian Kelahiran), karya ryasra ~
dengan berpikir, Penderitaan yang kini aku
alami adalah hasil dari sebab-sebab karma di
masa lampau. Sama seperti Aku yang tak ingin
menderita, tak seorangpun menginginkannya.
Oleh karenanya semoga penderitaan saat
ini menjadi benar-benar bermanfaat guna
menghapus penderitaan-penderitaan semua
mahluk. Dengan cara demikian kita secara
mental mengambil penderitaan semua mahluk
bagi diri sendiri dan menghapusnya dengan
penderitaan kita sendiri.
Jika kita tidak melakukan ini dengan
kepercayaan diri sepenuhnya dan bila tidak
terdapat hubungan karma antara diri kita
sendiri dan mereka yang menderita [dimana
penderitaan mereka bisa dihapus oleh kita],
maka praktik ini hanya memberi manfaat
kepada kita sebagai sebuah Pelatihan Batin dan
tak dapat benar-benar membantu mereka. Jika
kita sungguh-sungguh sesuai dengan apa yang
kita pikirkan, maka yang akan terjadi adalah
jauh lebih dari sekedar mengambil penderitaan
mereka bagi diri kita sendiri. Praktik yang
tonglen dalam bahasa Tibet: mengambil (len)
penderitaan orang lain dan memberi (tong)
mereka kebahagiaan kita.
Kesabaran jenis ketiga yakni memiliki
keyakinan dalam kualitas terbaik dari Tiga
Permata. Terwujud melalui pengambilan
perlindungan dalam Buddha, Dharma dan
51
Sangha dan melalui praktik Dharma. Kita harus
terus-menerus mencari inspirasi kita di dalam
Tiga Permata dan menerapkannya sendiri guna
memahami aspek-aspek dari kebenaran absolut
dan relatif. Dalam aspek relatif, karma, sebab-
akibat adalah suatu hal yang berlaku dan kita
harus melakukan perbuatan yang baik dan
menghindari yang jahat. Dalam kebenaran
hakiki (absolut), tidak terdapat yang baik
maupun jahat dan semua terlihat sebagai ilusi.
Diperlukan perjuangan keras untuk memahami
kedua tingkat kebenaran pada saat yang ber
samaan, sulit bagi kebanyakan orang untuk
menangkap, terutama untuk memahami yang
absolut, adalah untuk berdiam pada kebenaran
akhir yang tertinggi.
Kita memulai latihan aspek ketiga ini dari
posisi yang sangat dasar, seperti pemahaman
akan kelahiran manusia yang berharga ini,
betapa nyamannya hidup kita dan bagaimana
kita bisa melakukan apapun yang kita inginkan
melaluinya. Karena kita memiliki kualitas ter
sebut, akan menjadi sia-sia jika kita tidak me
manfaatkannya. Jika sebuah keluarga miskin
memiliki seratus kilo emas yang terkubur di ba
wah lantai rumah mereka, namun tidak digali
untuk dipergunakan guna membeli makanan
dan sebagainya, maka tindakan tersebut berarti
Sang Kerbau yang mulia - Bodhisattva ini tetap berdiam
dalam kesabaran sementara monyet-monyet kelaparan
dengan beringas memangsa bagain-bagian tubuhNya.
~ Jatakamala (Untaian Kelahiran), karya ryasra ~
52
menyia-nyiakan nilai emas itu, dan segala
emasnya menjadi tak berguna sama sekali. Sama
persis seperti kehidupan manusia memiliki nilai
yang tinggi; yang teramat berharga, namun jika
kita tidak menggunakannya, hal itu akan menjadi
sia-sia. Kondisi tersebut takkan berlangsung
sangat lama. Dengan mengembangkan pema
haman demikian hingga ke tingkat dimana
kita memanfaatkan kehidupan kita semaksimal
mungkin, dan kemudian memperdalam pema
hamannya setahap demi setahap, kita mengem
bangkan aspek ketiga dari kesabaran ini.
Vrya Pramit
(Upaya Bersemangat)
Tiga aspek upaya bersemangat yakni :
Upaya bersemangat laksana-perisai
Upaya bersemangat dalam hal bekerja
dengan daya upaya, menerapkan penge
tahuan kita kedalam jalan hidup kita dan
Upaya bersemangat dalam hal tak pernah
merasa puas terhadap hal-hal yang positif
yang kita himpun.
Yang pertama, upaya bersemangat ibarat-
perisai, didasarkan atas pemikiran atau
komitmen: Mulai sejak saat ini, Aku akan
menggunakan kelahiran manusia yang berharga
ini untuk mencapai realisasi kebenaran tertinggi
demi pembebasan semua mahluk, sehingga Aku
bisa membawa mereka keluar dari penderitaan
dan segala penyebabnya. Batin yang dipenuhi
perasaan demikian adalah awal dari upaya ber
semangat laskana-perisai. Sama seperti perisai
yang melindungi kita dari ketajaman senjata,
upaya bersemangat melindungi kita dari kuat
nya kemalasan dalam segala bentuknya. Jika
tidak, kemalasan akan kembali menarik kita,
mengurangi usaha kita. Pertama-tama kita
harus mempelajari apa yang harus kita lakukan
dan kemudian kita perlu menerapkan sendiri
ke dalam praktik yang kita pahami dengan je
las, melakukannya dengan pemusatan batin
pada satu titik komitmen dan kepercayaan
diri. Dengan hal tersebut sebagai landasan,
kita mampu memperluas dan memperdalam
pemahaman akan latihan-latihan yang tidak kita
kenali secara sistematis, memperjelas segala
kebingungan yang berkenaan dengannya.
. .
A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11
Aspek kedua, penerapan ketekunan,
memiliki beberapa tingkatan. Pertama, dalam
menerapkan pemahaman kita dalam kehidupan
sehari-hari, kita harus membuat sebuah daya
upaya untuk terus membersihkan, atau menjauh
dari pengaruh negatif yang muncul. Kedua
adalah mengumpulkan hal-hal positif apapun
dan menjadikannya sebagai sebuah bagian
dari hidup kita. Ketiga adalah mengerahkan
daya upaya besar dalam melakukan apapun
yang bermanfaat bagi orang lain, baik itu
bersifat sementara atau selamanya. Dalam
segala praktik tersebut kita dapat mulai dengan
yang termudah bagi kita. Sebagai contoh,
sangatlah mudah untuk memulai dengan cara
tidak pernah menyakiti siapapun dan kemudian
meningkat dari sana ke titik di mana kita benar-
benar mampu menolong mereka.
Aspek ketiga adalah upaya bersemangat
dalam hal ketidak-puasan. Hal tersebut berarti
memiliki suatu keinginan yang terus-menerus
untuk mengembangkan apapun yang kita tahu
- melakukan hal positif dan bermanfaat bagi
orang lain. Berbagai ajaran memberitahukan
kita:
"Bahkan bila engkau akan meninggal
esok pagi,
Engkau masih saja harus terus belajar,
Bahkan bila engkau telah menolong
semua orang,
Engkau masih saja harus menolong
mereka sekali lagi."
A.s.ta Mangala MEI11 - september11
Mengabaikan bujukan dan ilusi
ciptaan Mara, sang Bodhisattva (yang
terlahir sebagai seorang pedagang
kaya) tetap teguh dalam upaya
bersemangatNya menghimpun
kebajikan melalui pemberian dana
kepada seorang Pratyeka-buddha.
~ Jatakamala (Untaian Kelahiran),
karya ryasra ~
Jika kita melihat pada konsep kawan dan
lawan, maka memiliki sejuta kawan takkan
pernah cukup dan memiliki seorang musuh
akan merupakan suatu jumlah terlampau
banyak. Kita jangan pernah berpuas diri
dengan himpunan-himpunan positif kita, selalu
memulai kembali latihan kita dari awal, dari
hal-hal yang paling kecil, paling sederhana.
Manakala kita melihat sesuatu yang bisa
dilakukan untuk membawa manfaat bagi orang
lain, tak peduli betapapun kecilnya, maka kita
harus melakukannya, meraih kesempatan
tersebut. Apapun yang berbahaya bagi orang
lain, kita harus mengambil kesempatan untuk
menghentikannya. Menghindari permasalahan
begitu saja dan mengira hal tersebut bukan
masalah tidaklah cukup baik. Katakanlah
sebagai contoh, kita meilhat sepotong pecahan
kaca tergeletak di atas tanah. Begitu gampang
dan mudah; kita cukup mengangkatnya dan
memasukkan kedalam sebuah tong sampah.
Apa yang seharusnya tidak kita lakukan adalah
berpikir, Oh, ada ribuan orang yang lewat di
sinitak seorang pun yang mengangkatnya
jadi mengapa harus aku? Masing-masing dari
kita memiliki tanggung jawab yang sama. Bila
kita menganggap satu tetes air bukanlah apa-
apa, maka seluruh samudra bukanlah apa-apa,
karena samudra terdiri dari tetesan-tetesan
air. Namun bila kita bisa mengumpulkan setiap
tetes satu per satu, suatu hari semua ini bisa
menjadi sebuah samudra yang utuh g
53
 Aktivitas Triyana Dharma Center Surabaya
aktiVItas mingguan
Senin pukul 19.30 Dengan berdana selayaknya, Anda dapat memperoleh setiap edisi majalah Aa Magala.
Latihan Dasar Vajrayna Majalah ini tersedia dalam jumlah terbatas di :
Triyana Dharma Center (031-7384107)
Kamis pukul 19.30 Erdi Karma Kagyu Center (021-66698048)
Kelas bahasa Tibet
Walaupun demikian, kami menaruh harapan besar kepada Anda semua untuk terus
Jumat pukul 19.30 berpartisipasi dalam memutar Roda Dharma sekaligus menghimpun kebajikan, salah satunya
Pembabaran Dasar-Dasar Buddhisme dengan memberikan sumbangsih lebih terhadap karya ini secara sukarela.

Minggu pukul 05.00 Jumlah yang Anda berikan bukanlah poin utama, apapun manfaat dari kebajikan yang kita
Jalan sehat bersama himpun adalah bertumpu pada motivasi, cara dan dampak yang dihasilkan. Terdapat banyak
jenis kemurahan hati, dan di antara semua jenis pemberian, memberikan Dharma merupakan
Minggu pukul 08.00 bentuk tertinggi dari praktik berdana.
Puja Riwo Sang dan Puja Tara Hijau
Dalam Kaapa-stra disebutkan bahwa memberikan Dharma merupakan aktivitas yang
Minggu pukul 17.00 dipuji tinggi oleh seluruh Buddha. Memberikan Dharma-dana adalah persembahan teragung
Penerang bagi hidupmu kepada semua Buddha.

aktiVitas bulanan Motivasi aktivitas para Buddha adalah membebaskan semua makhluk dari samudra Samsara,
bukan demi menerima persembahan-persembahan. Lebih lanjut lagi, salah satu praktik yang
Setiap tanggal 1 dan 15
utama dan mudah dilakukan oleh kita sebagai umat awam adalah praktik kemurahan hati.
Penanggalan Tibet
Guru Candrakrti dalam karya beliau yang berjudul Madhyamakvatra menyatakan bahwa :
Puja Amitabha
pukul 19.30
Untuk para perumah tangga, Para Sugata terutama memuji
Ketiga praktik, yaitu berdana dan selebihnya (moralitas dan kesabaran).
Setiap tanggal 10
Penanggalan Tibet
Terdapat banyak manfaat yang dapat kita himpun melalui berdana Dharma, manfaat utama
Puja Padmasambhava
dari berdana adalah kita menghimpun kebajikan (punya-sambhra) yang merupakan salah
pukul 19.30
satu sebab utama tercapainya pembebasan dari penderitaan Samsara. Manfaat lain dari
Dharma-dana adalah kita menghimpun sebab untuk dapat terlahir kembali di alam-alam
Setiap minggu ke-I diadakan
Brahma. Beberapa manfaat yang jelas dan nyata adalah, dengan melakukan Dharma-
fangshen/pelepasan satwa hidup
dana kita membantu makhluk lain dalam membawa mereka pada kondisi yang menunjang
pukul 09.30
kebahagiaan mereka, mempertajam kebijaksanaan kita dan makhluk lain, dan bahkan
tindakan ini mampu menciptakan dunia yang damai dan harmonis.
Setiap minggu ke-II diadakan
Retret Satu Hari
Bagi Anda yang tergerak untuk terus menghimpun kebajikan dengan cara-cara yang dipuji
Latihan Dasar Vajrayna
oleh para Buddha ini, Anda dapat berdana secara tulus ke rek.BCA 829 039 0649 a/n Yayasan
pukul 06.00 - 17.00
Karmapa Triyana DC. Dana juga dapat diberikan secara langsung di Triyana Dharma Center
- Surabaya (031-7384107).
KEGIATAN EKSTERNAL
n Bakti Sosial : Juni, September, November, Sarva magala!
Februari (Minggu III)
n Penghijauan : April, Oktober (Minggu IV)
n Piknik Bersama : setiap 17 Agustus Majalah ini berisikan permata Dharma
yang (selalu) membawa ke pembebasan Samsara.
Jl. Ruko Bukit Darmo Golf R-18 Surabaya Mohon majalah ini tidak diletakkan di sembarang tempat - diduduki,
Telp. 031-7384107, 70589215, 081233338999
Email: triyanadharmacenter@yahoo.com diletakkan di atas lantai ataupun dilangkahi. Pergunakanlah sesuai fungsinya.
www.kagyudcenter.or.id Apabila Anda sudah tidak mempergunakannya, Anda dapat turut memutar
roda Dharma dengan menyalurkannya kepada orang lain.
ER DI Meditation Centre,
Jl. Pluit Raya No. 132 A Penjaringan - Jakarta Utara
. .
54 A.s.ta Mangala MEI11 - SEPTEMBER11 A.s.ta Mangala MEI11 - september11 55