Anda di halaman 1dari 5

Soal SOCA Skenario 5

Seorang perempuan berusia 35 tahun datang ke Puskesmas dengan tujuan ingin


memeriksakan diri karena hendak berlibur ke Afrika. Oleh dokter, setelah diperiksa keadaan
fisik dan psikisnya, maka pasien mendapatkan surat keterangan berbadan sehat. Pada tanggal
yang telah ditetapkan pasien juga disarankan untuk mendapatkan vaksinasi dan sosialisasi
tentang tata cara pemeliharaan kesehatan selama berada dalam perjalanan maupun selama di
Afrika.
Sudah menjadi kesepakatan global, bila seseorang akan pergi ke daerah yang
memungkinkan berkumpulnya orang banyak maka pencegahan yang bersifat spesifik harus
dilakukan, agar sekembalinya orang tersebut ke negaranya tidak membawa agent yang
mungkin dapat menular kepada orang yang rentan. Contoh yang paling mudah adalah bila
seseorang pergi berkunjung ke tempat wisata, terutama keluar negeri.

SOAL

1. Vaksin apakah yang disarankan oleh dokter? Mengapa perlu dilakukan vaksin dan
kapan harus dilakukan vaksin?
2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat yang termasuk kedalam imunisasi Program!
3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat faktor pendukung kesehatan pariwisata!
4. Jelaskan berbagai upaya perlindungan kesehatan bagi wisatawan !
5. Bagaimana jika seseorang yang hendak bepergian ke negara yang terjangkit demam
kuning namun belum mendapat imunisasi?

1. Vaksin apakah yang disarankan oleh dokter? Mengapa perlu dilakukan vaksin dan
kapan harus dilakukan vaksin?
Semua orang yang melakukan perjalanan, berasal dari negara atau ke negara
yang dinyatakan endemis demam kuning, harus diberikan Imunisasi demam kuning,
dan dibuktikan dengan International Certificate of Vaccination (ICV).
Pencegahan dapat dilakukan dengan Imunisasi demam kuning yang akan
memberikan kekebalan efektif bagi semua orang yang akan melakukan perjalanan
berasal dari negara atau ke negara/daerah endemis demam kuning. Vaksin demam
kuning efektif memberikan perlindungan 99%. Antibodi terbentuk 7-10 hari sesudah
Imunisasi dan bertahan seumur hidup.
Pemberian Imunisasi demam kuning kepada orang yang akan menuju negara
endemis demam kuning dilakukan selambat-lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum
berangkat, bagi yang belum pernah diImunisasi. Setelah divaksinasi, diberi ICV dan
tanggal pemberian vaksin dan yang bersangkutan setelah itu harus menandatangani di
ICV. Bagi yang belum dapat melakukan tanda tangan (anak-anak), maka yang
menandatanganinya orang tua yang mendampingi bepergian.

2. Sebutkan dan jelaskan secara singkat yang termasuk kedalam imunisasi Program!
Imunisasi Program terdiri atas:
a. Imunisasi rutin;
b. Imunisasi tambahan; dan
c. Imunisasi khusus.

a. Imunisasi rutin;
Merupakan imunisasi yang dilaksanakan secara terus menerus dan
berkesinambungan. Terdiri atas Imunisasi dasar dan Imunisasi lanjutan.
1. Imunisasi dasar
diberikan pada bayi sebelum berusia 1 (satu) tahun. terdiri atas Imunisasi
terhadap penyakit:
a. hepatitis B;

b. poliomyelitis;

c. tuberkulosis;

d. difteri;

e. pertusis;

f. tetanus;

g. pneumonia dan meningitis yang disebabkan oleh Hemophilus Influenza


tipe b (Hib); dan

h. campak.
2. Imunisasi lanjutan
Merupakan ulangan Imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat kekebalan
dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang sudah mendapatkan
Imunisasi dasar. Diberikan pada:
a. anak usia bawah dua tahun (Baduta);

b. anak usia sekolah dasar; dan

c. wanita usia subur (WUS).


b. Imunisasi tambahan
Merupakan jenis Imunisasi yang diberikan pada kelompok umur tertentu yang paling
berisiko terkena penyakit sesuai dengan kajian epidemiologis pada periode waktu
tertentu. Dilakukan untuk melengkapi Imunisasi dasar dan/atau lanjutan pada target
sasaran yang belum tercapai.
c. Imunisasi khusus
Dilaksanakan untuk melindungi seseorang dan masyarakat terhadap penyakit tertentu
pada situasi tertentu. Situasi tertentu berupa persiapan keberangkatan calon jemaah
haji/umroh, persiapan perjalanan menuju atau dari negara endemis penyakit tertentu,
dan kondisi kejadian luar biasa/wabah penyakit tertentu.
Imunisasi khusus berupa Imunisasi terhadap meningitis meningokokus, yellow fever
(demam kuning), rabies, dan poliomyelitis.

3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat faktor pendukung kesehatan pariwisata!


Pariwisata dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan pengunjung tetapi juga
kesehatan masyarakat penjamu. Hal-hal yang berpengaruh terhadap kesehatan
pariwisata diantaranya :
a. Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan tempat wisata memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kesehatan wisatawan. Wisatawan umumnya rentan tehadap mikroorganisme, dan
juga kondisi lingkungan fisik yang berbeda dari daerah asal mereka. Lingkungan
yang bersih dijadikan indikator kualitas oleh wisatawan karena menunjukkan
perhatian otoritas setempat terhadap masalah kesehatan lingkungan.
b. Makanan dan minuman
Kejadian yang muncul umumnya berhubungan dengan konsumsi makanan atau
minuman yang tidak higienis yang mengakibatkan gangguan saluran pencernaan.
Namun masalah tersebut bisa dikontrol melalui penerapan prosedur standar untuk
pengelolaan makanan dan sanitasi lingkungan.
c. Upaya pencegahan, pendidikan dan promosi kesehatan masyarakat
Hal ini termasuk kesehatan lingkungan adalah fundamental dan dapat membawa
perubahan sikap dan perilaku yang dapat mengurangi risiko-risiko terjadinya
pemerosotan kesehatan pariwisata.

4. Jelaskan berbagai upaya perlindungan kesehatan bagi wisatawan !


a. Upaya pencegahan penyakit dimulai dari sebelum melakukan perjalanan,
wisatawan diberi informasi dan petunjuk melalui brosur di biro perjalanan
mengenai kondisi kesehatan daera tujuan ataupun daerah yang dilalui selama
perjalanan.
b. Upaya pengobatan dimulai sesegera mungkin, walaupun ketika sedang dalam
perjalanan dan dapat berlanjut hingga ke tempat tujuan jika masalah kesehatan
tersebut belum terselesaikan.
c. Baik dinegara asal ataupun negara tujuan disediakan pelayanan imunisasi bagi
wisatawan.
d. Negara/daerah tujuan wisata :
 Menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan
 Menjamin fasilitas kuliner yang bersih dan sehat
 Menjamin fasilitas ibadah yang layak
 Menjamin fasilitas kesehatan yang memadai
 Bila diperlukan, tersedia layanan evakuasi ke negara asal wisatawan
e. Obyek wisata :
 Mengupayakan lingkungan yang bersih, serta menyediakan fasilitas kuliner
dan MCK yang layak
 Menyediakan tempat pembuangan sampah
 Menyediakan fasilitas pertolongan pertama pada kecelakaan
 Pemberian papan peringatan pada tempat yang rawan atau berbahaya
f. Akomodasi, hotel, serta restoran
 Menjaga kebersihan kamar hotel, ruang restoran, seluruh fasilitas dan
perlengkapan
 Mengupayakan lingkungan yang bebas lalat, nyamuk, tikus dan hewan
pengganggu lainnya
 Menyediakan pakaian seragam yang bersih, sopan dan menarik
 Menciptakan lingkungan yang bersih dan asri
 Menetapkan standar kebersihan yang tinggi, terutama pagi pengelola kuliner
g. Biro Perjalanan :
 Menyediakan layanan transportasi yang bersih dan layak angkut
 Menyediakan fasilitas pertolongan pertama pada alat transportasi
 Memasang pesan larangan merokok

5. Bagaimana jika seseorang yang hendak bepergian ke negara yang terjangkit demam
kuning namun belum mendapat imunisasi?
Bagi seseorang yang datang atau melewati negara terjangkit demam kuning
harus bisa menunjukkan sertifikat vaksin (ICV) yang masih berlaku sebagai bukti
bahwa mereka telah mendapat Imunisasi demam kuning. Bila ternyata belum bisa
menunjukkan ICV (belum diImunisasi), maka terhadap mereka harus dilakukan
isolasi selama 6 (enam) hari, dilindungi dari gigitan nyamuk sebelum diijinkan
melanjutkan perjalanan mereka. Demikian juga mereka yang surat vaksin demam
kuningnya belum berlaku, dilakukan isolasi sampai ICVnya berlaku.

Sumber :
PERMENKES. 2017. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN IMUNISASI
Tomislav. 2018. Medical Tourism : What is Medical Tourism? https://www.news-
medical.net/health/What-is-Medical-Tourism.aspx
Finn, Emanuel, 2002, Health Tourism, Volume No 1 Issue No 23

Anda mungkin juga menyukai