Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian

Terapi aktivitas kelompok adalah salah satu terapi modalitas yang dilakukan
perawat kepada sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama
(keliat, 2005). Terapi Aktivitas Kelompok bertujuan untuk mengubah perilaku klien
dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu
terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi
sensori, terapi aktipitas kelompok stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok
sosialisasi. Terapi Aktivitas Kelompok orientasi realitas adalah upaya untuk
mengorganisasikan keadaaan nyata pada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan/
tempat dan waktu.

B. Landasan Teori

Klien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami penurunan daya nilai realitas
(realitas testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang
disekitarnya. Hal ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus
terjadinya ansietas pada klien. Untuk menanggulangi hendaya ini, maka perlu ada
aktivitas yang member aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten kepada klien
tentang realitas disekitarnya. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang raealitas
lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat

C. Tujuan
Klien mampu mengenal dirinya dan berbagai profesi yang dekat dengan klien.
Tujuan khusus
1. Klien mampu mengenal orang yang ada di rumah sakit
2. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orangorang di sekitarnya dengan tepat
D. Karakteristik Klien
1. Klien tidak menarik diri yang sudah bisa bersosialisasi
2. Klien tidak gaduh gelisah
3. Klien mengalami ganguan realita
E. Masalah Keperawatan
1. Halusinasi dengar
2. Halusinasi lihat
3. Waham kebesaran
4. Gangguan Proses Pikir

F. Pengorganisasian TAK
1. Terapis
Peran dan fungsi
a. Leader : Anna Nurmita
1. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan
2. Memfasilitasi setiap anggota untuk mengekspresikan perasaan, mengajukan
pendapat dan memberikan umpan balik
3. Sebagai ‘’role model”
4. Memotivasi setiap anggotan untuk mengemukakan pendapat dan memberikan
umpan balik
b. Co- leader: Devina Nawangsih
Membantu Leader dalam mengorganisasikan anggota kelompok
c. Fasilitator : Suci Tirtasari, Fatiyah Malihah, Dendhy Dwi Handana
1. Membantu Leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan memotivasi
anggota
2. Memfokuskan kegiatan
3. Membantu mengkoordinasikan anggota kelompok
d. Observer : Nurul Diyah Lutfidah
1. Mengobservasi semua respon klien
2. Mencatat semua proses yang terjadi dan semuaperubahan perilaku klien
3. Memberikan umpan balik kepada kelompok
e. Seleksi Klien
Seleksi dilaksanakan dua hari sebelum pelaksanaan TAK dan berdasarkan kepada
status klien
f. Klien yang ikut :
1. Nn. Aini
Nn. Aini berusia 28 tahun dengan diagnose medis schizofreniaundifferentiated
episodic berulang. Pasien serang MRS yang ke-4 kali di RSJ Menur. MRS
yang terakhir ini karena pasien sudah marah-marah selama 2 minggu dan
katanya dia mendengar suara-suara yang menyuruh dia untuk tidur terus.
Pasien mengalami halusinasi dengar.
2. Ny. Syafaatin
Ny. Safaatin berusia 46 tahun. Pasien masuk rumah sakit pada 15 November
2011 dengan diagnosa halusinasi lihat dan dengar. Klien berhalusinasi
didatangi oleh suaminya yang telah meninggal. Klien juga berhalusinasi
dikunjungi oleh ayahnya yang sudah meninggal. Saat dirumah, pasien sering
ngomel-ngomel yang tidak jelas. Klien merupakan janda dengan 3 orang anak.
suami pasien telah meninggal 6 tahun yang lalu. Kini klien hanya tinggal
bersama 3 orang anak laki-lakinya dan seorang menantunya. Setelah ditelusuri,
ternyata klien menikah dengan suaminya karena dijodohkan oleh kakaknya.
Klien kecewa karena ternyata suami klien adalah orang yang tidak mampu
secara ekonomi, sehingga yang menghidupi keluarganya adalah dari pihak
keluarga klien.
3. Ny. Peggy
Ny. Pegy berusia 26 tahun. Sekarang adalah MRS yang ke-4 di RSJ Menur.
Berpendidikan SMA. Pasien diketahui suka menyendiri. Saat dirawat di RS,
pasien suka mondar-mandir dan ingin cepat pulang.
4. Ny. Ana
Ny. Ana berusia 40 tahun. Passion masuk rumah sakit pada tanggal 6
Desember 2011. Ini adalah MRS yang pertama. Pasien dibawa ke RSJ Menur
oleh Dinas Sosial, pasien ditemukan sedang berkeliaran di sebuah Desa di
Gresik. Informasi dari warga didapatkan bahwa pasien suka menyiksa anaknya
dengan memukulinya dengan alasan agar dikasihani dan mendapatkan uang.
Passion berkeliling dari magelang sampai di tempat yang sekarang untuk
mencari suaminya yang pergi tanpa pesan. Pasien di ruangan cenderung diam
dan suka menyendiri. Namun jika diajak berkomunikasi bisa menangkap
dengan baik dan dengan ekspresi yang sesuai.
5. Ny. Ruli
Pasien berusia 38 tahun, dengan diagnosa medis schizophrenia
undifferentiated. MRS di Menur tanggal 24 Oktober 2011 karena marah-
marah. Pasien pernah dirawat di RSJ Menur 2 kali terakhir bulan Januari 2011,
pasien dapat pulang dengan sumbuh social. Di rumah jarang minum obat,
diminum saat pusing saja. Sekarang pasien sudah dapat bersosialisasi dengan
baik.
6. Ny. Suliati
Pasien berusia 46 tahun dengan diagnosa medis schizophrenia undifferentiated
episodic berulang. Masuk RSJ Menur tanggal 29 November 2011 karena
marah-marah, mondar-mandir dan berbicara kotor. Pasien dulu pernah MRS di
Menur tahun 2011 selama 2 minggu, dipulangkan dengan sembuh social tetapi
tidak mau control. Sekarang pasien masih kurang bersosialisasi dengan teman
lain tapi sudah mau berkomunikasi dengan perawat.
7. Ny. Hema
Pasien berusia 26 tahun, dengan diagnosa medis schizophrenia afektif
disorders. Masuk RSJ Menur tanggal 12 Desember 2011 karena ngomel-
ngomel sendiri dan banting barang di rumah. Pasien post SC tanggal 28
November 2011. Pasien pernah MRS di RSJ Menur tahun 2010. Tidaj rutin
minum obat dan tidak control. Pasien mau mengobrol dengan orang lain dan
kadang masih mengomel.

g. Waktu
Waktu TAK pengenalan Tempat dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 16
Desember 2011 pukul 10.00- 10.50
h. Tempat
Tempat pelaksanaan TAK orientasi realitas di ruang tempat perawatan klien
i. Lama Kegiatan :
1. Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
2. Melakukan pemrmainan dan pengorientasian tempat (15 menit)
3. Evaluasi ( 5 menit)
4. Penutup ( 5 menit)

j. Setting

Keterangan :
: Leader
: Co- Leader
: Peserta
: Fasilitator
: observer

2. Proses TAK
Sesi 2 : Pengenalan Tempat
Setting :
1) Klien dan terapis duduk bersama dalam sebuah lingkaran secara selang-seling
2) Ruangan nyaman dan tenang
Alat
1) Nametag sejumlah klien dan perawat yang ikut TAK
2) Gambar (pasar, rumah sakit, stasiun, sawah, sekolah, stasiun, bandara)
3) Boneka
Metode
a) Diskusi kelompok
b) Orientasi lapangan

Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi
b. Mengingatkan kontrak pada klien peserta sesi 1 TAK orientasi realita
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Terapis dank lien memakai nametag
b. Evaluasi / validasi
1) Menanyakan perasaan klien saat ini
2) Menanyakan apakah klien masih mengingat nama- nama klien yang lain
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal dirinya dan profesi
yang biasa dilihat
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut:
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada petugas
 Lama kegiatan 50 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3. Tahap Kerja
a) Terapis membagikan papan nama untuk masing-masing klien
b) Terapis meminta masing-masing klien menyebutkan nama lengkap, nama
panggilan, asal
c) Terapis meminta masing-masing klien menuliskan nama panggilan didepan
papan nama yang dibagikan
d) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan, searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan:
nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi
e) Terapis menjelaskan langkah berikutnya: musik akan dinyalakan, saat
musik terdengar, boneka dipindahkan dari satu kien ke klien lain. Saat
musik dihentikan, klien yang sedang memegang boneka menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, asal.
f) Terapis memutar tape recorder dan menghentikan, saat music berhenti,
klien yang sedang memegang boneka menyebutkan nama lengkap dan
nama panggilan.
g) Setelah menyebutkan nama panggilan panggilan klien lain, klien yang
memegang boneka diminta memilih gulungan kertas yang sudah
disediakan terapis. Setealh menerima gulungan kertas, klien tersebut
diminta untuk membukanya dan mencocokkan dengan 8 gambar tempat
yang sudah terbuka.
h) Terapis memberikan pujian saat klien telah menyebutkan dengan benar.

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas kehadiran kelompok
b. Tindak Lanjut
Terapis menganjurkan klien untuk tetap mengingat nama teman klien setelah
kegiatan TAK selesai.

G. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
 Kehadiran anggota kelompok 100%
 Terapis dan setiap anggota kelompok mampu menjelaskan fungsi dan perannya
dengan baik
 Tim berjumlah 6 orang yang terdiri atas 1 leader, 1co-leader, 3 fasilitator dan 1
observer
 Lingkungan memiliki syarat luas dan sirkulasi baik
 Tersedia gambar
 Tidak ada kesulitan memilih klien yang sesuai dengan criteria dan karakteristik
klien untuk menlakukan terapi aktifitas kelompok mengenal tempat
2. Evaluasi proses
 Leader menjelaskan aturan main dengan jelas
 Fasilitator menempatkan diri ditengah-tengah klien
 Observer menempatkan diri ditempat yang memungkinkan untuk engawasi
jalannya permainan
 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan denagn aktif
dari awal sampai selesai
 TAK dimulai dan selesai sesuai kontrak waktu yang ditentukan
3. Evaluasi Hasil
 70% klien yang mengikuti permainan dapat mengikuti kegiatan dengan aktif
dari awal sampai selesai
 70% klien dapat meningkatkan komunikasi verbal: menjawab dengan jelas,
ringkas, relevan dan spontan

Sesi 2 : TAK orientasi realita


Orientasi realitas Tempat

Nama klien
No Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan nama tempat


yang ada dalam gambar

2 Menyebutkan fungsi tempat


yang ada dalam gambar

3 Menyebutkan letak tempat


yang ada dalam gambar

Pentunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengenal tempat-tempat yang ada
dalam gambar. Beri tanda (V) jika klien mampu dan tanda (X) jika klien tidak mampu

H. Antisipasi Masalah
1. Klien tidak mau berperan aktif
Intervensi : Jika klien tidak mau bermain biarkan klien untuk melihat dulu
temanya yang bermain, setelah seluruh anggota mendapat giliran anjurkan klien
untuk bermain. Peran fasilitator sangat diperlukan untuk menciptakan suasana
ynag mendukung keberhasilan suatu terapi.
2. Klien bingung dengan aturan permainan
Intervensi: agar klien tidak bingung dengan permainan yang akan datang, maka
leader, co- leader maupun fasilitator terlebih dahulu memeberikan contoh.
3. Jika klien ingin meninggalkan TAK sebelum waktunya selesai
Intervensi: panggil nama klien, tanyakan mengapa meninggalkan tempat dan beri
penjelasan.
4. Resistensi baik individu maupun kelompok
Intervensi : peran fasilitator sangat diperlukan untuk menciptakan suasana yang
mendukung keberhasilan suatu terapi.
5. Ada klien lain yang ingin mengikuti TAK
Intervensi : Leader mempersilahkan klien tersebut untuk mengikuti TAK dengan
syarat harus mematuhi peraturan permainan dan tidak mengganggu anggota
kelompok yang lain.

DAFTAR PUSTAKA
Stuart & Sundeen.2006.Buku Saku Keperawatan Jiwa,edisi 5. Jakarta : EGC
Keliat, B.A.,2004.Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai