Anda di halaman 1dari 9

Tugas

MIKROBIOLOGI SEL

DI SUSUN OLEH :
NAMA : MADINAH RADA

PRODI : BIOTEKNOLOGI

SEMESTER : II (DUA)

MATA KULIAH : MIKROBIOLOGI SEL

1. SEJARAH DAN RUANG LINGKUP MIKROBIOLOGI


Bidang mikrobiologi dan membahas kepentingan mikroorganisme tidak hanya
sebagai agen penyakit tetapi juga sebagai penyokong produksi makanan, pabrik
antibiotik, pengembangan vaksin, dan pengelolaan lingkungan. Pokok bahasan ini
juga akan menyajikan sejarah singkat ilmu mikrobiologi, kilasan dunia mikroba,
diskusi ruang lingkup dan relenasi mikrobiologi dalam masyarakat sekarang ini,
dan prediksi masa depan mikrobiologi.

1) mendefinisikan ilmu mikrobiologi dan menguraikan beberapa metode umum


yang digunakan dalam mempelajari mikroorganisme.

2) menjelaskan konsep historis generasi spontan dan percobaan-percobaan yang


dilakukan untuk mematahkan konsep generasi spontan

3) menjelaskan bagaimana postulan Koch digunakan untuk menjelaskan


hubungan sebab akibat antara agen (suspected) mikroba dan penyakit,

4) menguraikan beberapa ragam aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan


manusia,

5) menguraikan morfologi prokariotik dan eukariotik, dua tipe anatopi seluler, dan
juga pengelompokan mikroorganisme dalam kingdom or domain,

6) menjelaskan sumbangan penting bidang mikrobiologi dalam bidang biologi


yang lain dan kesejahteraan manusia. Konsep-konsep penting yang dipelajari
dalam pokok bahasan ini meliputi:

a) Mikrobiologi adalah kajian organisme yang sangat kecil untuk dapat dilihat
dengan mata telanjang
b) Perkembangan mikrobiologi sebagai disiplin ilmu tergantung pada
ketersediaan mikroskop dan kemampuan untuk mengisolasi dan
menumbuhkan kultur murni mikroorganisme..

c) Banyak penyakit disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, jamur, dan protozoa

d) Postulat Koch digunakan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara


mikroorganisme dan penyakit

e) Mikroorganisme tidak timbul secara spontan tetapi berasal dari


mikroorganisme lain.

f) Mikroorganisme mempunyai satu dari dua tipe sel dasar yaitu prokariotik
dan eukariotik.

g) Microorganisms are responsible for many of the changes observed in


organic and inorganic matter, such as fermentation. Catatan kuliah
mikrobiologi dasar 2007 (Hendro Pramono)1

2. STRUKTUR PROKARIOTIK DAN EUKARIOTIK


a) Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik
Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe prokariotik.
Struktur sel prokariotik pada bakteri
sel prokariotik terdiri dari kapsul, dinding sel (membran luar dan peptidoglikan
merupakan anggota karbohidrat), membran plasma, sitoplasma yang
mengandung ribosom dan nukleoid.
Bagian luar sel bakteri terdiri dari kapsul, dinding sel, dan membran plasma.
Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk
melindungi sel.
Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari
berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta
berbagai asam amino.
a) Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini
secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya.
Organel tersebut memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan
yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong fungsi sel.
Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan, tumbuhan dan jamur baik
multiseluler maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel
hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada
tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel.
Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda
penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan
selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada
jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik
sel hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki struktur yang serupa.

3. Dasar-dasar Pengendalian mikroba


a) Berbagai macam sarana proses fisik telah tersedia untuk mengendalikan
populasi mikroba. Pengendalian tersebut dapat dilakukan dengan cara
mematikan mikro-organisme, menghambat pertumbuhan dan
metabolismenya, atau secara fisik menyingkirkannya. Cara pengendalian
mana yang digunakan tergantung kepada keadaan yang berlaku pada situasi
tertentu.
b) Pemberian suhu tinggi/terutama pada uap bertekanan, merupakan salah
satu cara yang paling efisien dan efektif untuk mensterilkan sesuatu bahan.
Namun demikian bahan-bahan tertentu yang biasa digunakan di
laboratorium, rumah-rumah penduduk, dan rumah-rumah sakit mudah
rusak bila dikenai suhu tinggi. Prosedur sterilisasi pilihan seperti radiasi,
penggunaan berkas elektron, atau penyaringan harus digunakan untuk
mensterilkan bahan-bahan yang akan rusak bila diberi suhu tinggi.
c) Tersedia beribu-ribu zat kimia dipakai untuk mengendalikan
mikroorganisme. Penting sekali memahami ciri-ciri pembeda masing-masing
zat ini dan organisme yang dapat dikendalikannya serta bagaimana zat-zat
tersebut dipengaruhi oleh lingkungannya. Setiap zat kimia mempunyai
keterbatasan dalam keefektifannya, bila digunakan dalam kondisi praktis
keterbatasan-keterbatasan ini perlu di amati. Tujuan yang dikehendaki
dalam hal pengendalian mikroorganisme tidak selalu sama. Pada beberapa
kasus mungkin perlu mematikan semua organisme (sterilisasi) sedangkan
pada kasus-kasus lain mungkin cukup mematikan sebagian mikroorganisme
tetapi tidak semua (sanitasi).
d) Dengan demikian pemilihan suatu bahan kimia untuk penggunaan praktis
dipengaruhi juga oleh hasil antimikrobial yang diharapkan daripadanya.
e) Cara kerja zat-zat kimia dalam menghambat atau mematikan
mikroorganisme itu berbeda-beda, beberapa diantaranya mengubah
struktur dinding sel atau membran sel yang lain menghambat sintetis
komponen-komponen seluler yang vital atau yang mengubah keadaan fisik
bahan selular. Pengetahuan mengenai perilaku khusus tentang bagaimana
suatu zat kimia menghasilkan efek anti mikroba sangat berguna baik untuk

4. Respirasi sel pada mikroorganisme


Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai
penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP.Respirasi anaerob juga
menggunakan glukosa sebagai substrat.Meskipun energi yang dihasilkannya jauh
lebih kecil daripada respirasi aerob, jumlah ini cukup bagi mikroorganisme dan
energi awal bagi hewan.Selain menghasilkan ATP, glikolisis juga menghasilkan
NADH dan NAD+.Tanpa suplai NAD+ yang memadai, proses glikolisis pada respirasi
anaerob dapat terhenti.Oleh karena itu, organisme yang melakukan respirasi
anaerob harus mampu mengoksidasi NADH menjadi NAD+ kembali.
Setelah berolahraga atau mengerjakan pekerjaan berat, napas kita menjadi
terengah-engah karena suplai oksigen yang masuk tubuh menjadi berkurang.
Tubuh mengatasi keadaan ini dengan memperpendek jalur pembentukan energi
melalui proses respirasi anaerob. Respirasi anaerob terjadi bila tidak tersedia
oksigen.Dalam respirasi aerob oksigen berperan sebagai penerima elektron
terakhir. Bila peran oksigen digantikan oleh zat lain, terjadilah respirasi anaerob.
Organela-organela dan reaksi-reaksi yang terlibat dalam proses respirasi aerob
sama dengan respirasi anaerob. Adapun zat lain yang dapat menggantikan peran
oksigen diantaranya NO3 dan SO4. Sejauh ini baru diketahui yang dapat
menggunakan zat pengganti oksigen merupakan golongan
mikroorganisme.Hampir sama dengan respirasi aerob, selama respirasi anaerob
berlangsung, pada mikroorganisme substrat dioksidasi menjadi CO2 melalui
pemindahan H+ secara berantai. Hasil akhir yang diperoleh merupakan campuran
dari produk yang lebih teroksidasi ataupun yang lebih tereduksi dibandingkan
substrat awalnya.Tergantung pada jenis mikroorganismenya, produk akhir tersebut
berupa asam, alkohol, keton, dan gas-gas (Fahruddin, 2010).Dengan demikian
organisme tingkat tinggi tidak dapat melakukan respirasi anaerob.Apabila tidak
tersedia oksigen, organisme tingkat tinggi akan mengubah energi potensial kimia
menjadi energi kinetik melalui proses fermentasi.
Respirasi pada tumbuhan, tidak bisa diamati seperti pada manusia.Tumbuhan
melakukan respirasi pada bagian daunnya yang dikenal dengan stomata atau
mulut daun.Melalui stomata, tumbuhan menyerap oksigen.Tumbuhan bisa
melakukan respirasi aerob dan anaerob. Pada respirasi aerob, terjadi proses
pembakaran atau oksidasi glukosa secara sempurna dan akan menghasilkan
energi dalam jumlah yang besar yakni 36 ATP.Respirasi anaerob terdapat pada
tumbuhan tingkat tinggi, hanya terjadi jika persediaan oksigen bebas di bawah
minimum.Contoh: kecambah jagung yang tidak dapat mempertahankan hidupnya
di dalam suatu tempat yang tidak ada oksigen sama sekali. Misalnya tergenang air
agak lama, sehingga akan mengancam kehidupannya. Hal ini karena respirasi
aerob terhenti sama sekali, sedangkan respirasi anaerob tak mungkin mencukupi
energi yang dibutuhkan.
Pada biji-bijian yang tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-
buahan yang berdaging seperti buah apel dan peer dapat bertahan berbulan-
bulan dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat H dan N saja, buah terus
menghasilkan CO2sebagai tanda bahwa masih terjadi respirasi terus. Hasil dari
respirasi tersebut adalah asam sitrat, asam malat, asam oksalat, dan asam laktat.

5. CONTOH YANG TERMASUK DALAM KELAS EUBAKTERIA DAN ARCAEBAKTERIA

 Klasifikasi Eubacteria
A. Berdasarkan cara memperoleh makanan, bakteri dibedakan:
Bakteri Heterotrof (tidak mampu menyusun makanan sendiri), yang terdiri dari (1)
Parasit: mengambil nutrisi dari organisme yang masih hidup. Contohnya
Escherichia coli; (2) Saprofit·yang mengambil nutrisi dari organisme yang telah
mati. Contohnya Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri Autotrof (dapat menyusun makanannya sendiri), yang terdiri dari (1)
fotoautotrof yakni menggunakan sumber energi cahaya matahari, contohnya
bakteri hijau (bakterioklorofil) dan bakteri ungu (bakteriopurpurin); (2)
kemoautotrof yakni menggunakan sumber energi kimia, contohnya Nitrobacter,
Nitrosomonas, dan Nitrosococcus.
B. Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dibedakan:
Bakteri Aerob yakni bakteri yang membutuhkan O2 bebas, contohnya
Nitrosomonas dan Mycobacterium tuberculosis.
Bakteri Anaerob yakni bakteri yang TIDAK membutuhkan O2 bebas, Contohnya
Clostridium tetani dan bakteri denitrifikasi.

 Klasifikasi Archaebacteria
Berdasarkan habitatnya, Archaeobakteria dibedakan menjadi:
Metanogen adalah Archaebacteria yang hidup pada lingkungan anaerobik yang
ekstrim seperti pada lumpur di dasar rawa dan danau, saluran pencernaan hewan
dan manusia, serta di bawah lapisan es Greenland. Kelompok ini mampu
menghasilkan gas metana (CH4) dari H2 dan CO2. Contoh: Lachnospira multiporus
(memecah pektin), Succinomonas amylolytica dan Ruminococcus albus (memecah
selulosa).
Halofil adalah Archaebacteria yang hidup pada habitat yang berkadar garam tinggi
12 – 15% (sementara kadar garam air laut sekitar 3,5%). Contoh: genus
Halobacterium, Halorubrum, Halococcus, dan Haloarcula.
Termofil adalah Archaebacteria yang hidup pada lingkungan bersuhu tinggi dan
bersifat asam. Contohnya genus Sulfolobus dan Pyrolobus fumarii.
Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik
sel prokariotik terdiri dari kapsul, dinding sel (membran luar dan peptidoglikan
merupakan anggota karbohidrat), membran plasma, sitoplasma yang
mengandung ribosom dan nukleoid.

Bagian luar sel bakteri terdiri dari kapsul, dinding sel, dan membran plasma.
Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk
melindungi sel.

Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari
berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta
berbagai asam amino.

Anda mungkin juga menyukai