Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

PENGARUH METODE DISKUSI BAGI PESERTA DIDIK KELAS X


SMAN 2 KOTA SORONG

OLEH:

SARTIKA
1713042019
PENDIDIKAN KIMIA A

2019
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
PENGARUH METODE DISKUSI BAGI PESERTA DIDIK KELAS X
SMAN 2 KOTA SORONG

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan instrumen yang sangat penting bagi setiap bangsa untuk
meningkatkan daya saingnya dalam peraturan politik, ekonomi, hukum, budaya dan
pertahanan pada tata kehidupan masyarakat dunia global. Kualitas pendidikan sering
menjadi isu sentral dan yang sering menjadi sorotan adalah guru atau pendidik, walaupun
disadari bahwa berbagai komponen turut mempengaruhi, seperti: kurikulum, Siswa dan
media pembelajaran. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat guru merupakan perencana
sekaligus pelaksana pembelajaran, sehingga guru selalu dituntut meningkatkan kinerjanya
demi terciptanya proses pembelajaran yang efektif demi pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Guru merupakan aktor utama dalam
pelaksanaan proses pembelajaran baik ia sebagai pengajar, pengelola dan peranan-
peranan lain yang diembannya.
Seorang guru diharapkan memiliki kemampuan dalam memilih teknik
pembelajaran apa yang tepat digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran di
kelasnya, sehingga tujuan yang telah dituliskan dalam rencana pengajaran dapat tercapai.
Strategi atau teknik pembelajaran sangat menentukan keberhasilan dalam mendidik siswa.
Pada proses belajar mengajar, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih
untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu..
Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan,
memberikan contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai
tujuan tertentu (Yamin, 2009: 152). Salah satu metode pembelajaran yang paling banyak
digunakan metode diskusi kelompok yang merupakan cara penyajian pelajaran, dimana
siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan
yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama, sehingga terjadi
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman,
informasi, memecahkan masalah (Djamarah, 2006: 99)
Adapun kelebihan dari metode diskusi yaitu:
1. Melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses belajar
2. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya
masing-masing
3. Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara berfikir dan sikap ilmiah
4. Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan
para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan kemampuan diri sendiri
Adapun kelemahan dari metode diskusi yaitu:
1. Suatu diskusi tak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasilnya
sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-
anggotanya
2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah
dipelajari sebelumnya
3. Jalanya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang “menonjol”
4. Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, tetapi hanya hal-hal yang
bersifat problematis saja yang dapat diskusikan
5. Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh
merasa dikejar-kejar waktu. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan
dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat
6. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukan buah pikiran
mereka, maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya
7. Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukan pendapatnya
8. Jumlah siswa dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi kesempatan
setiap siswa untuk untuk mengemukakan pendapatnya.
(Sadirman, 2009: 173)
Metode diskusi juga dipengaruhi oleh jenis peserta didik, di mana peserta
didik umunya terbagi menjadi dua yaitu peserta didik aktif dan peserta didik pasif.
Kedua jenis peserta didik ini memiliki masalah tersendiri saat metode diskusi
diterapkan. Terkadang pada saat melakukan diskusi, guru masih kurang tegas dalam
membimbing diskusi sehingga masih banyak siswa yang sibuk sendiri yang
mengakibatkan suasana kelas kurang kondusif, guru juga harus bekerja ekstra dalam
membimbing siswa yang pendiam atau pasif dengan cara memotivasi siswa.

B. AKIBAT TERHADAP PROSES BELAJAR


Tujuan metode diskusi adalah agar siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar
mengajar dengan cara membahas dan memecahkan masalah tertentu. Manfaat metode
diskusi:
1) Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan berpendapat, bersikap dan cara
berpikir kritis, analisis dan logis
2) Memupuk rasa kerja sama, sikap toleran, rasa social menghargai orang lain.
(Jaimah, 2018: 75).
Jika metode diskusi tidak berjalan seperti seharusnya, maka tujuan dan manfaat dari
metode diskusi ini tidak akan tercapai sepenuhnya. Saat metode diskusi yang dilakukan
menyebabkan suasana belajar tidak kondusif, maka peserta didik aktif maupun pasif tidak
memperleh pengalaman belajar yang dapat membantu siswa tersebut mencapai hasil
belajar yang baik. Suasana kelas yang tidak kondusif dapat menyebabkan siswa tidak
menanggapi apa yang masalah yang dipresentasikan kelompok lain, namun malah
bercerita dengan teman sekelompoknya tentang hal yang tidak berkaitan. Untuk siswa
pasif, suasana kelas yang tidak kondusif ini menyebabkan siswa tersebut tidak dapat
menangkap hasil dari permasalahan yang dibahas.

C. SOLUSI
Dalam membimbing diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur
jalannya diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan bagi semua
siswa untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan pendapat. Pelaksanaan diskusi
harus dilaksanakan dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok
untuk berpartisipasi. Untuk itu guru diharapkan menguasai komponen keterampilan
dalam memimpin diskusi kelompok kecil. Menurut Zulfanidar (2016), komponen-
koponen keterampilan itu antara lain :
1) Memusatkan perhatian. Biasanya begitu guru mengumumkan pembagian kelompok
sampai duduk di kelompoknya masing-masing, kelas jadi ramai.Suara anak dan kursi
yang ditarik membuat kelas menjadi berisik. Waktu itu biasanya ditambah lagi dengan
selingan omongan lain di luar topik diskusi, atau bercanda antar anggota kelompok.
Kondisi seperti itu tidak boleh dibiarkan berlama-lama, guru harus segera mengatasi
masalah tersebut. Masalah yang muncul pada saat diskusi kelompok tersebut dapat
diatasi dengan memusatkan perhatian siswa.
2) Menganalisis pandangan siswa. Kadang-kadang antar anggota kelompok terjadi
perdebatan. Perdebatan menandakan iklim interaksi sudah berkembang.Namun
sebagai kontrol, guru perlu mengawasi jalannya perdebatan tersebut. Bila siswa tidak
menemukan jalan keluar dari perbedaan pendapat tersebut, maka harus menganalisis
pendapat siswa. Apakah pendapat atau gagasan tersebut dilandasi oleh argumentasi
yang kuat. Guru juga dapat menengahi dengan cara kembali memperjelas hal-hal yang
sudah disepakati sebelum diskusi.
3) Memperjelas masalah. Diskusi kelompok kadang diwarnai oleh silang pendapat
antar anggota. Guru mendengarkan apa yang diperdebatkan oleh anggota kelompok
tersebut. Bila perdebatan untuk mendapatkan sebuah kesepakatan, maka itu pertanda
bagus untuk berkembangnya kemampuan komunikasi antar siswa.Tapi apabila
menurut guru menunjukkan tanda-tanda keluar dari topik atau salah konsep, maka
guru harus mengingatkan kembali, sehingga anak kembali pada topik yang benar.
4) Meningkatkan urunan siswa. Sebagian siswa senang mengemukakan pendapat, tapi
belum tentu pendapat itu tepat atau benar. Diskusi kelompok menfasilitasi anak untuk
saling melengkapi dan saling mengkoreksi satu sama lain. Untuk meningkatkan
urunan pendapat siswa guru sebagai pembimbing dapat mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpikir
5) Menyebarkan kesempatan untuk berpartisipasi. Salah satu ciri dikusi kelompok
adalah tujuan bersama yang dicapai secara bersama-sama.Tugas guru pada saat siswa
berdiskusi adalah memantau jalannya diskusi.Mengamati apakah ada siswa yang pasif
di dalam kelompok, karena tidak diberi kesempatan atau memang karena pemalu atau
tidak punya keberanian untuk mengemukakan pendapat.
Guru juga dapat berperan memotivasi Siswa dalam proses pembelajaran. Setiap
siswa memiliki kebutuhan terkait dengan tingkah laku belajarnya sehingga tujuan belajar
pun akan dicapai siswa dalam rangka memenuhi kebutuhannya tersebut. Dengan kata lain
bahwa harapan siswa akan pemenuhan kebutuhannya yang dapat diperoleh dari
pencapaian tujuan tingkah laku belajarnya dapat mendorong dirinya untuk menunjukkan
tingkah laku belajar atau melakukan usaha-usaha pencapaian tujuan belajar tersebut.
aktivitas belajar siswa dimulai dan diteruskan berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang
tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri, maka dapat dikatakan ia
tergerak oleh motivasi ekstrinsik. Bila kedua hal tersebut dibandingkan, terlihat bahwa
motivasi intrinsik diperkirakan relatif akan bertahan lebih lama, karena daya tariknya
bersifat internal dan tidak bergantung pada lingkungan luar (Idzhar , 2016: 227).
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:
Rineka Cipta

Idzhar. 2016. PERANAN GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR


SISWA Ahmad. Jurnal Office. Vol. 2 No.

Jaimah. 2018. PENERAPAN METODE DISKUSI UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SDN 004 TEMBILAHAN KOTA
KECAMATAN TEMBILAHAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR. Jurnal PAJAR
(Pendidikan dan Pengajaran) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP
Universitas Riau. Volume 2 Nomor 2

Sardiman. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Yamin, Martinis, DKK. 2009. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta : Gaung Persada Press Jakarta.

Zulfanidar, Alfiati Syafrina, M. Yamin.2016. KETERAMPILAN GURU MEMBIMBING


DISKUSI KELOMPOK KECIL DI SD NEGERI GAROT ACEH BESAR. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Unsyiah. Volume 1 Nomor

Anda mungkin juga menyukai