Anda di halaman 1dari 9

COMPOUNDING AND DISPENSING

“RESUME OBESITAS”

Kelompok 3:

Rifqi Nuscha Al Muhimmah 2019000073


Siti Nurhalizah 2019000083
Veronica Agnes 2019000093
Yuki Hilmawi 2019000103

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2019
RESUME TANYA JAWAB

1. Kenapa pengobatan antiobesitas di kasus ini menggunakan liraglutide ? kenapa tidak


menggunakan obat yang lain seperti misalnya, orlistat atau lorcaserin ?
Jawaban :
Penggunaan liraglutide merupakan pengobatan yang ideal untuk mengontrol glikemik
dan berat badannya. Hal ini dikuatkan dengan penelitian yang menyebutkan bahwa
liraglutide menunjukkan penurunan progresi diabetes lebih baik daripada penggunaan
orlistat. Penggunaan orlistat yang tersedia di Indonesia dikontraindikasikan dengan
kondisi klinis pasien karena adanya riwayat batu ginjal yang diderita pasien.
2. Tadi sudah dijelaskan pasien diberikan liraglutide dalam pengobatan pada kasus ini,
berapa dosis liraglutude yang diberikan?
Jawaban :
Untuk mengendalikan gula darah, dosis awal yang aman adalah 0,6 mg disuntik sebanyak
1kali per hari. Dosis dapat dinaikkan hingga 1,2mg setelah 1 minggu pemakaian.
Maksimal dosis yang dapat diberikan adalah 1,8 mg/hari. Dan pemberian dosis
sebenarnya disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan respon pasien terhadap
pengobatan. Oleh karena itu dosis obat untuk setiap orang mungkin dapat berbeda beda.
3. Apa yang harus dilakukan jika lupa menggunakan liraglutide pen ?
Jawaban :
Gunakan suntikkan segera setelah ingat. Jika sudah lebih dari 12 jam sejak terakhir kali
menggunakan suntikan, lewati saja dosis yang terlewatkan dan ambil suntikan berikutnya
pada waktu yang biasa.
4. Apakah liraglutide aman untuk wanita hamil ?
Jawaban :
Tidak ada penelitian yang memadai mengenai resiko penggunaan obat ini pada ibu hamil
dan menyusui. Selalu dikonsultasikan ke dokter untuk mempertimbangkan potensi
manfaat dan resiko sebelum menggunakan obat ini. Obat ini termasuk golongan resiko
kehamilan dengan kategori C menurut Food and Drug Administration (FDA) di Amerika
Serikat atau setara dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia.
Kategori C disini maksutnya adalah mungkin dapat beresiko terhadap ibu hamil
5. Jika ingin menggunakan liraglutide pen untuk pembeliannya harus menggunakan reep
atau tidak ?
Jawaban :
Untuk pembelian liraglutide pen di apotek harus menggunakan resep karena penggunaan
obat ini harus dipantau secara berkala sehingga tidak bisa dibeli bebas dan sebelumnya
harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke dokter.
RESUME MATERI OBESITAS

Obesitas adalah keadaan akumulasi lemak yang abnormal atau berlebih pada jaringan
adiposa yang dapat menganggu kesehatan. Obesitas juga merupakan akibat dari
ketidakseimbangan pemasukan energi dan pengeluaran energi. WHO mendefiniskan obesitas
adalah :
a. BMI yang lebih besar atau sama dengan 25 adalah overweight
b. BMI yang lebih besar atau sama dengan 30 adalah obesitas
Penyebab utama obesitas adalah ketidakseimbangan energi antara kalori yang dikonsumsi
dan kalori yang dikeluarkan. Secara global, adanya peningkatan intake makanan tinggi energi
seperti makanan yang tinggi lemak dan menurunnya aktivitas fisik karena bertambahnya
jenis jenis pekerjaan yang sedenter, berubahnya model transportasi, dan meningkatnya
urbanisasi.
Kelebihan energi dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu :
1. Asupan energi tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan yang berlebihan,
2. Keluaran energi rendah disebabkan oleh rendahnya metabolisme tubuh, aktivitas fisis,
dan efek termogenesis makanan yang ditentukan oleh komposisi makanan.
Menurut pendistribusian lemak, obesitas dibedakan menjadi 2, antara lain
1. Obesitas Sentral
Obesitas ini disebut juga apple shape obesity atau android type obesity. Akumulasi lipid
di daerah perut, baik intraperitoneal maupun retroperitoneal. Terjadi hiperplasia dari sel
lemak dan Waist-Hip Ratio (WHR) > 0,90. Obesitas ini lebih sering terjadi pada pria.
2. Obesitas Perifer
Obesitas perifer merupakan akumulasi lipid terdapat di bagian bawah tubuh yaitu di
daerah paha dan perut atau regio gluteofemoral, sehingga disebut gynecoid obesity atau
pear shape obesity. Perbedaan dengan obesitas sentral yaitu pada obesitas ini terjadi
hipertrofi sel-sel lemak dan Waist-Hip Ratio (WHR) < 0,85. Obesitas ini lebih sering
terjadi pada wanita.
Pengukuran Tingkat Obesitas
 Body Mass Index (BMI)
Body Mass Index (BMI) adalah sebuah ukuran “berat terhadap tinggi”. terdapat
kategori Underweight (kekurangan berat badan), Overweight (kelebihan berat badan)
dan Obesitas (kegemukan). Rumus atau cara menghitung BMI, yaitu:
BMI = (Berat badan2) (kg) .
Tinggi badan (m)
 RLPP (Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul)
Untuk menilai timbunan lemak perut dapat digunakan cara lain, yaitu dengan
mengukur rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) atau mengukur lingkar
pinggang (LP).
Rumus : Lingkar pinggang
Lingkar pinggul
 Rumus Broca:
BBI = 90% (Tinggi Badan cm -100) x 1kg
Untuk pria dengan tinggi < 160cm dan wanita < 150cm, menggunakan rumus:
BBI = (Tinggi Badan cm - 100) x 1kg
Bila hasilnya:
90-110% = berat badan normal
110-120% = kelebihan berat badan (overweight)
>120% = kegemukan (obesitas)
 BOD POD
BOD POD merupakan salah satu alat untuk mengukur lemak dalam tubuh, yaitu
berupa ruang berbentuk telur yang telah dikomputerisasi. Setelah seseorang
memasuki BOD POD, jumlah udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak
tubuh
 DEXA(dual energy X-ray absorptiometry)
Dual energy X-ray absoprtiometri adalah salah satu cara menentukan jumlah dan
lokasi lemak dalam tubuh yaitu dengan cara menyerupai skening tulang. Sinar X
digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari lemak tubuh.
 Bioelectric Impedance Analysis (analisa tahanan bioelektrik)
BIA ini juga merupakan salah satu cara pengukuran obesitas yaitu dengan cara
penderita berdiri di atas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang tidak berbahaya
dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.
Tiga prinsip mekanisme kerja obat-obatan untuk menurunkan BB atau mencegah
peningkatan BB:
a) Mengurangi asupan energi (appetite supressant)
Obat-obatan ini bekerja sebagai penekan nafsu makan, yang mempunyai efek
neurotransmitter, seperti serotonin, yaitu suatu zat di otak yang dapat mempengaruhi
persepsi orang terhadap rasa lapar Golongan ini mempunyai 2 kelas utama berdasarkan
aktifitasnya, yaitu:
1. Golongan katekolaminergik, seperti amfetamine, fenilpropanolamin
2. Golongan seretonergik, seperti fenfluramine, dexfenfluramine.
b) Mengurangi penyerapan makanan
Ditemukan obat-obatan yang menghambat kerja enzim di saluran cerna – salah satunya
adalah menghambat penyerapan lemak, sehingga total kalori yang diserap tubuh dapat
dikurangi. Orlistat (Xenical), adalah obat pertama dari kelompok obat-obatan
penghambat enzim lipase pankreas dan lambung, yang bekerja lokal di saluran cerna.
Dengan cara demikian, lemak sebesar 30% tidak diserap oleh tubuh, melainkan
dieksresikan melalui feses. Walaupun demikian, orlistat tidak mengganggu kerja
intestinal lainnya dan tidak berinteraksi dengan kebanyakan obat-obat yang diresepkan
untuk pasien yang mengalami masalah dengan berat badan karena ia bekerja secara
selektif sehingga tidak mempengaruhi susunan saraf pusat seperti obat-obat anti obesitas
lainnya.
c) Meningkatkan pembakaran energi
Energi dapat dibakar dengan melakukan aktifitas fisik atau merubah Tingkat Metabolik
Basal (BMR) dengan melakukan perubahan pada sistem syaraf simpatik. Obat yang
berefek pada BMR dan termogenesis ini, seperti zat beta agonist, BRL 26830A, masih
dalam tahap penelitian.
Pemilihan Terapi Farmakologi pada Obesitas
Secara umum farmakoterapi obesitas dibagi atas obat yang bekerja didaerah sentral dan
yang bekerja diperifer, sedangkan berdasarkan durasi penggunaannya dibagi atas
penggunaan jangka pendek dan penggunaan jangka panjang.
Kesemua golongan obat tersebut efektif dalam menurunkan berat badan tetapi akan
lebih efektif apabila dikombinasi dengan terapi perubahan pola hidup yang intensif.
Tabel 1. Pilihan Farmakoterapi pada Obesitas
Jenis Obat Durasi Penggunaan Dosis
Obat yang Bekerja di Sentral
Agonis Adrenergic
Phentermine Jangka Pendek 15-45 mg/hari
Diethilpropion Jangka Pendek
Mazindol Jangka Pendek 25 mg tds
Kombinasi Seretonergic/Agonis
Sibutramine Jangka Panjang 10-15 mg/hari
Penghambat Absorbsi
Orlistat Jangka Panjang 180-300 mg/hari
Beberapa Obat yang Tidak Rutin Digunakan
Bekerja di Sentral
Adrenergic Agonis
Efedrin/Kafein
Serotonin Agonis
Flouxetine dan Sertaline
Kerja Lain
Topiramate
Penghambat Absorbsi
Acarbose Jangka Pendek 60-180 mg/hari
Kerja Lain
Metformin Jangka Pendek 96-192 /hari
Kasus
Ny. F adalah seorang wanita berusia 49 tahun dengan IMT 34 kg/m2. Ia sudah melakukan
berbagai macam diet dan rencana olahraga untuk menurunkan berat badan, namun tidak ada
yang memberikan hasil yang signifikan dan ia mulai frustasi. Ia juga bekerja sama dengan ahli
nutrisi untuk program dietnya namun belum juga memberikan hasil penurunan berat badan.
Ny. F mempunyai riwayat prediabetes, hipertensi, batu ginjal, dan nyeri punggung yang
kronik. Ia dalam pengobatan dengan metformin, losartan, dan escitalopram. Ia kadang
membutuhkan oxycodone/asetaminofen untuk nyeri punggungnya. Data hasil laboratorium
menunjukkan bahwa hbA1C nya 6,4% dan tekanan darahnya adalah 140/92 mmHg.
Terapi yang tepat untuk Ny. F adalah liraglutide 3 mg (Victoza) yang mungkin dapat
mengontrol berat badan dan kadar glikemiknya. Liraglutide menurut penelitian menunjukkan
adanya penurunan dari progresi diabetes hingga 80% jika dibandingkan dengan placebo. Dan
karena Ny.F tertarik pada manajemen penurunan berat badan dalam jangka panjang dan tidak
dalam program kehamilan, penggunaan pengobatan dalam jangka panjang dipilih
dibandingkan dengan pengobatan jangka pendek.

Konseling Obat Kepada Pasien


Obat yang diberikan kepada pasien adalah Liraglutide Injection Pen, sehingga perlu diberikan
konseling dan PIO kepada pasien agar penggunaan ibat dapat memberikan efek terapi yang
maksimal untuk keadaan pasien.
1. Informasi yang Perlu Diketahui Pasien
Liraglutide Injection Pen bukan pengganti insulin. Dalam satu Liraglutide Injection Pen
terdapat 18 mg liraglutide. Dosis yang dapat dipilih adalah 0,6 mg, 1,2 mg, dan 1,8 mg.
Pen ini didesain untuk digunakan dengan jarum injeksi dengan panjang hingga 8 mm dan
ukuran 32G 0,25/0,23 mm)
2. Cara penggunaan insulin pen
3. Cara penyimpanan obat
Selain konseling, juga disarankan pasien melakukan terapi non farmakologi seperti:
a) Menganjurkan pasien untuk mengurangi konsumsi makanan yang mengandung
lemak-lemak, karbohidrat, makanan yang terlalu manis dan terlalu asin
b) Makan perlahan, gigit lebih kecil dan kunyah dengan baik. Jangan sampai sangat
lapar sehingga makan dengan cepat dan lahap. Agar dengan waktu sekitar 20 menit
makanan yang masuk dalam perut dapat dicerna dan memberi pesan bahwa sudah
kenyang.
c) Hindari meminum alkohol, karena kalorinya yang tinggi namun nustrisinya kecil.
d) Menganjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa kondisi
obesitasnya lebih lanjut dan bila perlu melakukan tindakan operasi pengecilan
lambung jika obesitas tidak dapat turun apabila telah dilakukan diet dan olahraga fisik
sesuai anjuran dokter.

Anda mungkin juga menyukai