2-Article Text-61-1-10-20180726 PDF
2-Article Text-61-1-10-20180726 PDF
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuat Mini Cooling Tower sederhana dan uji karakterisasi sebagai fungsi
perubahan suhu air. Uji kelayakan diaplikasikan pada aliran air kondensor dalam proses refluks penetapan kadar
Chemical Oxygen Demand (COD) air limbah dan air sungai. Pembuatan Mini Cooling Tower sederhana dilakukan
dengan merakit komponen yang terdiri dari boks aluminium berukuran 40x30x85cm, bak penampung (akuarium)
berukuran 40x28x30cm, 2 kipas angin berdiameter 10 cm dan 8 cm masing-masing dipasang di bagian atas sisi kanan
kiri alat. Mini Cooling Tower menggunakan fill berupa kelereng, pompa dengan kapasitas flow maksimal 800 l/h,
dan 2 termometer air raksa. Hasil pengujian karakteristik Mini Cooling Tower menunjukan penurunan pada suhu
(range), approach dan efektivitas sebesar 8oC, 2oC dan 80%. Hasil analisis COD air limbah yang direfluks
menggunakan air kran, Mini Cooling Tower, dan bak penampung berturut-turut yaitu 6400 mg/L, 6266.7 mg/L, dan
3466.7 mg/L dan COD pada air sungai berturut-turut yaitu 37,3 mg/L, 37,3 mg/L dan 24 mg/L. Perbandingan ketiga
hasil uji COD masing-masing sampel dihitung menggunakan uji hipotesis (t-Test). Hasil menunjukan kadar COD
sampel yang direfluks menggunakan Mini Cooling Tower tidak berbeda signifikan dengan kadar COD yang direfluks
menggunakan air kran.
Kata Kunci: Pendingin air kondensor, Mini Cooling Tower, Refluks, Uji COD.
ABSTRACT
This study aims to create a simple Mini Cooling Tower and its characterization as a function of water temperature
changing. Feasibility test was applied on water flow of condensor in the reflux process of Chemical Oxygen Demand
(COD) determination on wastewater and river water. The making of simple Mini Cooling Tower done by assembling
aluminum box sized 40x30x85cm, container (aquarium) sized 40x28x30cm, 2 fans with diameter are 10 cm and 8 cm
located on the top of left and right side of the tool. Mini Cooling Tower uses fill of marble form, pumps with a
maximum flow capacity is 800 l/h, and 2 thermometers. The characteristization of Mini Cooling Tower showed
decreases in temperature, approach and effectiveness which were 8oC, 2oC and 80% respectively. The COD of
refluxed wastewater using tap water, Mini Cooling Tower, and reservoir were 6400 mg/L, 6266,7 mg/L and 3466,7
mg/L respectively, while the COD of river water were 37.3 mg/L, 37.3 mg/L and 24 mg/L respectively. The
comparison of COD results were calculated using hypothesis test (t-Test). The results showed that COD of sample
refluxed using Mini Cooling Tower were not different significantly with COD of sample refluxed with tap water.
Keywords: Condensor water cooler, Mini Cooling Tower, Reflux, COD test.
16
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878
17
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878
Efektivitas CT (%) = 100x(suhu CW – suhu pendingin tipe Counter Flow skala lab. yang
keluar CW)/(suhu masuk CW – dikerjakan di Lab.Surya, Jurusan TP IPB Bogor.
suhu WB) Menara dibuat dari bahan fiber glass tebal 0,4 cm,
d) Kapasitas pendinginan merupakan panas garis tengah 60 cm, tinggi 60 cm, tinggi bak
yang dibuang dalam kKal/jam atau TR, penampung 30 cm.Uji kinerja percobaan yang di
sebagai hasil dari kecepatan aliran masa air, Bogor menghasilkan range rata-rata 1oC dan
panas spesifik dan perbedaan suhu. approach 1,1oC sedangkan percobaan di Malang
e) Kehilangan penguapan merupakan jumlah air menghasilkan 0,9 oC dan approach 0,6oC.
yang diuapkan untuk tugas pendinginan. Menara pendingin tipe induced counter flow
Secara teoritis jumlah penguapan mencapai juga telah dibuat oleh Yusuf Wibisono pada tahun
1,8 m3 untuk setiap 10.000.000 kKal panas 2005 dari tangki fiberglass dengan ketebalan 0,4
yang dibuang. Rumus berikut dapat digunakan cm, diameter 60 cm, tinggi menara 90 cm, tinggi
(Perry): bak penampung 30 cm, jarak menara dan bak
Kehilangan penguapan (m3/jam) penampung (tinggi lubang udara) 30 cm, jarak
= 0,00085 x 1,8 x laju sirkulasi (m3/jam) x antar rak 10 cm yang diisi dengan batu apung atau
(T1-T2) spos dengan berbagai ketinggian yaitu 10 cm, 30
T1 - T2 = perbedaan suhu antara air masuk cm dan 50 cm. Range yang dihasilkan sebesar
dan keluar 3,2oC.
f) Siklus konsentrasi (C.O.C) merupakan Pada tahun 2014 Rangga Bayu Herlambang
perbandingan padatan terlarut dalam air juga telah menulis tentang Rancang Bangun Test
sirkulasi terhadap padatan terlarut dalam air Bed Cooling Tower Counter Flow dengan hasil
make up. pengujian kapasitas 6 l/min sampai 1 l/min
g) Kehilangan Blow down tergantung pada menunjukan efektifitas menara berkisar 40,0% s.d
siklus konsentrasi dan kehilangan penguapan 46,51% dengan rata-rata 44,42%; cooling range
dan dihitung dengan rumus: 3,6 oC sampai 6oC dengan rata-rata 4,92oC;
Blow down = Kehilangan penguapan/ (C.O.C. Approcah berkisar 4,6oC sampai 7,8 oC dengan
– 1) rata-rata 6,15oC.
h) Perbandingan Cair/Gas (L/G). Perbandingan Tujuan Penelitian ini adalah sebagai berikut:
L/G menara pendingin merupakan a. Mendesain Mini Cooling Tower untuk
perbandingan antara laju alir massa air dan refluks uji COD
udara. Menara pendingin memiliki nilai desain b. Menghitung Approach, Range, dan
tertentu, namun variasi karena musim Efektivitas Mini Cooling Tower
memerlukan pengaturan dan perubahan laju c. Membandingkan hasil Uji COD yang
alir air dan udara untuk mendapatkan direfluks menggunakan air kran, mini
efektivitas terbaik menara pendingin. cooling tower dan bak penampung
Pengaturan dapat dilakukan dengan perubahan
beban kotak air atau pengaturan sudut II.METODE PENELITIAN
siripnya. Aturan termodinamika juga 1. Pembuatan Mini Cooling Tower
mengatakan bahwa panas yang dibuang dari a. Membuat kerangka boks berbentuk balok
air harus sama dengan panas yang diserap oleh dengan ukuran panjang 40 cm, lebar 30 cm,
udara sekitarnya. Oleh karena itu rumus dan tinggi 85 cm dari aluminium extraction
berikut dapat digunakan: 9 x 13U.
L(T1 – T2) = G(h2 – h1) b. Membuat penutup masing-masing sisi boks
L/G = (h2 – h1) / (T1 – T2) yang terbuat dari melamin yang dilapisi
Dimana: aluminium embos. Tutup bagian atas dibuat
L/G = perbandingan aliran massa cair terhadap 2 lubang berdampingan berdiameter 10 cm,
gas (kg/kg) sedangkan 2 penutup samping kanan dan
T1 = suhu air panas (0C) kiri berjarak 35 cm dari dasar boks dibuat
T2 = suhu air dingin (0C) lubang dengan diameter 8 cm. Satu lubang
h2= entalpi uap campuran udara-air pada suhu di bawahnya untuk selang output.
wet-bulb keluar (satuannya sama dengan c. Memasang kipas besar di penutup bagian
diatas) atas boks dengan arah angin ke atas atau
h1 = entalpi uap campuran udara-air pada menyedot, sedangkan kipas kecil dipasang
suhu wet-bulb masuk (satuannya sama di 2 sisi boks dengan arah angin masuk.
dengan diatas) Kemudian hubungkan dengan adaptor untuk
Penelitian yang sudah dilakukan tentang mengubah arus listrik dari AC menjadi DC.
cooling tower atau menara pendingin antara lain d. Memasang pipa berbentuk U secara
Trisasiwi (2002) telah membuat menara mendatar dengan satu lubang dihubungkan
18
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878
dengan selang output kondensor sebagai sehingga fill harus dapat menimbulkan kontak
input MCT yang berlubang disepanjang pipa yang baik antara air dan udara. Menurut
e. Pasang bak yang berisi fill atau kelereng Herlambang, 2014, bahan dan bentuk fill
tepat dibawah pipa U. sangat berpengaruh terhadap laju perpindahan
f. Pasang bak penampung air berupa akuarium kalor sehingga bahan fill harus kuat dan tidak
terbuat dari akrilik dengan ukuran 40 x 28 x mudah lapuk. Bahan-bahan pengisi biasanya
30 cm dibagian bawah boks. terbuat dari kayu tetapi bisa juga dibuat dari
g. Pompa diletakkan di bak penampung air plastic atau keramik. Kelereng merupakan
h. Pasang selang dari pompa melalui lubang salah satu fill yang memenuhi kriteria
output ke lubang input kondensor dan selang tersebut. Bentuknya yang kecil memperluas
keluar kondensor ke pipa U. kontak air dengan udara. Kelereng juga mudah
2. Percobaan dibersihkan.
Mini Cooling Tower yang sudah dirakit diuji d) Pipa Sprinkler
coba pada proses refluks pengujian COD Pipa ini terletak diatas bak fill. Fungsinya
(Chemical Oxygen Demand) dengan metode SNI adalah untuk meratakan penyebaran air yang
06-6989.15-2004. Selama proses refluks suhu air jatuh ke bak fill supaya kontak air dengan fill
awal, suhu akhir dan kecepatan air dicatat. dan udara lebih efektif.
Percobaan dilakukan di Laboratorium e) Kipas besar (KB) berdiameter 10 cm dengan
Lingkungan Universitas Jenderal Soedirman. tegangan DC 12 Volt, 1,5 A dan kipas kecil
Sampel air limbah diambil dari limbah Leachate (KK) berdiameter 8 cm dengan tegangan DC
di Gunung Tugel Banyumas sedangkan air sungai 12 Volt 0,23 A
diambil dari sungai Pelus di desa Ledug Kipas besar dipasang dibagian atas. Arah
Kabupaten Banyumas. Hasil uji COD yang aliran angin kipas ini ke arah atas atau luar
direfluks menggunakan air kran dibandingkan untuk menyedot panas/kalor dari air yang
dengan hasil uji COD yang menggunakan mini keluar kondensor sebelum masuk bak fill .
cooling tower dan bak penampung menggunakan Kipas kecil dipasang pada bagian kanan dan
uji t-test. kiri boks dengan arah angin kedalam alat
untuk menghembuskan udara supaya kontak
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dengan air yang mengalir dari bak fill ke bak
a) Mini Cooling Tower penampung air. Kipas merupakan bagian
Mini Cooling Tower yang dibuat adalah jenis terpenting dalam alat ini, karena berfungsi
menara pendingin tipe mekanik dengan mensirkulasi udara yang kontak dengan air
spesifikasi komponen sebagai berikut: sehingga suhu air bisa turun.
1. Boks /Rumah f) Pompa air (PA) dengan Merk Amara
Boks ini sebagai kerangka pendukung aquarium product AA-3900 . Tegangan AC
sekaligus sebagai rumah alat. Kerangka 220 -240 V, 60 W, Flow max 2800 l/h H max
pendukung menara berfungsi untuk 2,8 m.
mendukung menara pendingin agar dapat Pompa berfungsi untuk mendorong aliran air
berdiri kokoh dan tegak. Sedangkan rumah dari bak penampung yang suhunya sudah
menara pendingin harus memliki ketahanan diturunkan menuju kondensor. Pada
yang baik terhadap segala cuaca dan lifetime kebanyakan menara pendingin yang dipakai
yang lama. (Raden Suhardi Putra , 2015). pada pendinginan udara menggunakan sistem
Dengan pertimbangan faktor biaya dan pompa sentrifugal untuk menggerakan air
berskala laboratorium maka dipilih bahan vertical melintasi menara (Raden Suhardi
aluminium dengan ukuran 40 x 30 x 85 cm Putra, 2015). Kapasitas pompa dan kecepatan
b) Bak penampung (water basin) laju alir air disesuaikan dengan panjang dan
Bak penampung berbahan kaca dengan ukuran tinggi sirkulasi air.
40 x 28 x 30 cm. Bak penampung ini Prinsip kerjanya bisa digambarkan seperti ini:
berfungsi untuk menampung air yang jatuh
dari bak yang berisi fill sebelum disirkulasikan
ke kondensor.
c) Bak yang berisi fill
Fill berfungsi untuk mencampurkan air yang
jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air
yang masuk fill merupakan air yang keluar
dari kondensor sehingga suhunya cukup tinggi
karena membawa kalor. Pada bak fill inilah
terjadi pertukaran kalor dengan udara segar Gambar 2. Prinsip kerja Mini Cooling Tower
19
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878
Cooling Tower adalah suatu sistem refrigerasi bagian atas. Air kemudian jatuh ke dalam bak
yang melepaskan kalor ke udara dengan cara penampung. Sebelum sampai bak penampung, air
mengontakkan air dengan udara dan menguapkan akan kontak langsung dengan udara yang berasal
sebagian air tersebut (Herlambang, 2014). dari kipas yang berada di sisi kanan dan kiri
Mini Cooling Tower ini diaplikasikan pada dengan arah angin ke dalam alat. Pada saat
proses refluks uji COD seperti gambar berikut: persinggungan antara air dan udara, sejumlah
Udara Panas Keluar
kalor akan dilepaskan oleh air yang bertemperatur
KB KB lebih tinggi ke udara yang bertemperatur lebih
Inlet
rendah sehinga mengakibatkan temperature air
Fill akan turun (Raden Suhardi, 2015).
KK KK Air yang sudah tertampung dalam bak
Udara masuk
penampung akan dialirkan dengan pompa masuk
Outlet Bak Air
kondensor untuk proses refluks COD.
PA
g) Approach, Range, dan Efektivitas Mini
Cooling Tower.
Gambar 3. Rangkaian Mini Cooling Tower Hasil percobaan menunjukan:
dengan kondensor pada alat refluks Suhu inlet rata-rata = 35 oC, suhu outlet rata-rata
uji COD = 27oC dan suhu udara sekitar = 25oC
Chemical Oxygen Demand (COD) atau Tabel 1. Hasil perhitungan karakteristik
kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) adalah No Parameter Hasil Satuan
o
jumlah oksigen (mg O2 ) yang dibutuhkan untuk 1 Range 8 C
o
mengoksidasi zat-zat organis yang ada dalam 1 2 approach 2 C
liter sampel air, dimana pengoksidasi K2Cr2O7
3 efektivitas 80 %
digunakan sebagai sumber oksigen (oxidizing
agent) (Alaerts, 1984) Suhu yang bisa diturunkan (range) sebesar 8oC
Menurut SNI 06.6989-15:2004 prinsip yaitu dari suhu rata-rata pada inlet 35oC menjadi
pengujian Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) 27oC. Suhu ini masih terpaut 2oC dari suhu udara
atau COD pada air dan air limbah adalah dengan sekitar.
mengoksidasi zat organis dengan campuran asam
Masuk ke Menara
sulfat dan kalium dikromat yang sudah diketahui
normalitasnya dan direfluks selama 2 jam,
Kelebihan kalium dikromat yang tidak tereduksi Range
dititrasi dengan ferro ammonium sulfat.
Keluar dari Menara
Proses refluks dilakukan pada titik didih asam
sulfat 95% sehingga panas yang dibutuhkan Approach
antara 150 - 200oC Pada proses refluks ini uap
yang timbul dikondensasi dengan kondensor
Suhu wet bulb
supaya zat organis volatile tidak keluar. Uap akan
berubah menjadi titik-titik air dan masuk kembali (ambien)
Gambar 4. Range dan approach pada menara
kedalam bejana refluks (erlenmeyer berasah). pendingin
Didalam kondensor terjadi pertukaran panas
antara uap zat organis yang volatil dengan air Prestasi sebuah cooling tower basah tergantung
yang mengalir dalam kondensor sehingga air yang dari temperatur bola basah dari udara yang
keluar kondensor mengalami kenaikan suhu. Hal masuk, yang biasa ditunjukkan dalam hubungan
ini disebabkan air mempunyai kemampuan Range dan Approach. Range adalah perbedaan
pemindahan kalor yang lebih baik (Raden temperatur antara temperatur air yang masuk dan
Suhardi, 2015) Jika suhu air ini tidak diturunkan, temperatur air yang keluar dari menara pendingin.
maka air yang mengalir dalam kondensor tidak Sedangkan Approach adalah perbedaan
bisa lagi bertukar kalor dengan uap zat organis temperatur antara temperatur air yang keluar dan
yang volatile sehingga zat organis akan terbuang. tempperatur bola basah udara yang masuk cooling
Air yang keluar dari kondensor masuk ke alat tower.(Herlambang, 2015)
mini cooling tower melalui pipa sprinkler, Distribusi air yang seragam pada puncak bahan
kemudian masuk ke bak yang berisi fill. Pipa pengisi adalah penting untuk mendapatkan
sprinkler membantu memecah aliran air menjadi pembasahan yang benar dari seluruh permukaan
percikan-percikan sehingga kontak air dengan bahan pengisi. Semakin tinggi alat maka kontak
udara menjadi lebih merata. Didalam bak fill air dengan udara semakin lama sehingga suhu air
terjadi kontak antara air panas dengan fill dan uap akan semakin turun. Range akan semakin besar
panas akan tertarik oleh kipas yang berada di dan approach akan semakin kecil maka alat akan
20
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878
semakin efektif karena mampu menurunkan suhu Uji t yang dilakukan dengan hipotesa:
air dari suhu tinggi semakin mendekati suhu 1. H0 adalah hasil uji COD yang direfluks
udara. dengan mini cooling tower sama (signifikan)
dengan hasil uji COD yang direfluks dengan
Tabel 2. Hasil Uji COD dengan proses refluks air kran
menggunakan Mini Cooling Tower, air kran dan 2. H1 adalah hasil uji COD yang direfluks
bak penampung dengan mini cooling tower tidak sama (tidak
signifikan) dengan hasil uji COD yang
Hasil Uji COD dalam mg/L direfluks dengan air kran
Jenis Mini 3. α = 0,05
No Air Bak 4. Jika P<α maka H0 ditolak dan H1 diterima
Sampel Coling
Kran Penampung sebaliknya jika P>α maka H0 diterima dan H1
Tower
ditolak
6800 7200 2800 5. Jika t hitung (t statistik) < t tabel (t critical)
Air
5600 5600 4000 maka H0 diterima.
limbah
1 6400 6400 3600 Pada tabel 3 diperoleh t-Test uji COD air limbah
Rata-
dan air sungai yang direfluks dengan Mini
6266,7 6400 3466,7 Cooling Tower signifikan terhadap hasil uji COD
Rata
40 44 20 yang direfluks dengan air kran. Hal ini terlihat
Air pada t hitung Air kran vs Mini Cooling Tower
36 36 28
2 sungai (0,22) lebih kecil dari t tabel (2,13 dan 2,77).
36 32 24 Sedangkan t hitung pada hasil uji COD yang
Rata-rata 37,3 37,3 24 direfluks dengan air kran vs bak penampung
Pada tabel 2 terlihat rata-rata kadar COD pada air adalah 5,04 dan 3,16. Hal ini lebih besar dari t
sungai lebih kecil dari kadar COD air limbah. tabelnya sehingga hasil uji COD yang direfluks
Menurut Alaerts Santika, angka COD merupakan dengan bak penampung tidak signifikan.
ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organis Refluks yang hanya menggunakan bak
yang secara alamiah dapat dioksidasikan melalui penampung panasnya akan terakumulasi sehingga
mikrobiologis, dan mengakibatkan berkurangnya air dalam bak semakin lama semakin meningkat.
oksigen terlarut dalam air. Hal ini menyebabkan air tidak mampu lagi
Parameter Chemical Oxygen Demand (COD) atau mengembunkan uap panas yang melalui
disebut juga dengan kebutuhan oksigen kimiawi kondensor sehingga banyak zat organik yang
merupakan salah satu identifikasi pencemaran air hilang dan hasilnya jauh dibawah hasil
sehingga kadar COD pada air limbah lebih tinggi sebenarnya.
dari air sungai. Kemampuan mini cooling tower dalam
menurunkan suhu air sebesar 8oC sudah sesuai
Tabel 3. Data uji t-test kadar COD dengan target meskipun efektivitasnya hanya
Sampel Air limbah Air sungai mencapai 80%. Selama proses refluks mampu
Air Air kran Air Air kran mengembunkan uap air sehingga tidak banyak zat
Kran vs vs Kran vs vs organis yang terbuang. Hal ini didukung dengan
Parameter Mini bak Mini bak hasil uji COD seperti tabel 2 dan hasil Uji t-test
Cooling penampun Cooling penampun
Tower g Tower g pada tabel 3. Namun demikian masih perlu
Mean 6400 6400 34 37.3 dilakukan validasi metode uji COD guna
Variance 640000 640000 8 37.3
mengetahui ada tidaknya penyimpangan tujuan
Observatio
metode uji.
3 3 2 3
ns
Hypothesiz Kesimpulan
ed Mean 0 0 0 0 1. Perancangan
Difference Mini Cooling Tower didesain sebagai menara
Df 4 4 1 3 pendingin mekanik draft-induced (aliran
t Stat 0.2294 5.0471 0.3721 3.1622 berlawanan) dengan dimensi 40 x 30 x 85 cm
P(T<=t) 2. Karakteristik
0.4148 0.0036 0.3866 0.0253
one-tail Karakteristik alat ini ditunjukan dengan
t Critical
2.1318 2.1318 6.3137 2.3533 perhitungan range sebesar 8oC , approach 2 oC
one-tail dan efektivitas nya 80%.
P(T<=t)
0.8297 0.0072 0.7732 0.0507
two-tail
t Critical
2.7764 2.7764 12.7062 3.1824
two-tail
21
Vol.1 No.1, Mei 2018 ISSN 2621-0878
22