PENELITIAN
PENELITIAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun Oleh:
DEDEN RAHMAN BUDIMAN
106011000079
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh
Deden Rahman Budiman
106011000079
Dibawah Bimbingan
Abdul Ghofur, MA
NIP.19710709 199803 1001
Sekretaris(Sekretaris Jurusan/Prodi)
Drs. Sapiuddin Shiddiq, MA. ..................... ..........................
NIP: 19670328 200003 1 001
Penguji I
Muhammad Zuhdi, M.Ed, Ph.D ..................... ..........................
NIP:19720704 199703 1 002
Penguji II
Drs. Abdul Haris, M.Ag ..................... ..........................
NIP: 19660901 199503 1 001
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Alhamdulilah, puji serta syukur ke hadirat Ilahi Rabbi yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya penulis sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH KUALITAS
PENGAJARAN GURU PAI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA
BIDANG STUDI QUR’AN HADITS”.
Penulis sadar betul bahwa penulisan skripsi yang penulis lakukan bukanlah
apa-apa jika dibandingkan dengan karya-karya besar yang lebih dahulu ada,
walaupun begitu penulis menganggap penulisan skripsi ini menjadi proses bagi
penulis untuk menjadi manusia intelektual seutuhnya. Menjadi manusia yang
mampu mencerna dan memahami setiap kalimat bukan manusia yang pintar
membaca saja.
Tentunya dalam proses penulisan skripsi ini penulis tidak sendirian banyak
pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dukungan, kritik, saran,
masukan, arahan, bimbingan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi yang
penulis lakukan, maka izinkanlah penulis untuk mengucap rasa terima kasih
kepada:
v
4. Abdul Ghofur, MA selaku dosen pembimbing penulis yang tidak kenal
lelah untuk meluangkan waktu dan memberikan arahan, masukan dan
kritikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag selaku dosen penasehat akademik yang
telah memberikan motivasi yang begitu besar selama masa kuliah.
6. Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama kuliah di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Adik-adikku Ferdi Herdiana, Diaz Zaidan dan Intan Calya Aryanti, atas
doa-doanya untuk Aa, “ kutahu kalian dan kuyakin tak ada impian yang
sulit kalian raih ”..
vi
12. Tak pernah terlupakan atas jasa-jasanya penulis haturkan kepada kakek
tercinta Harun Abdul Rahman (Alm) dan Dewi Rustini (Alm) yang selalu
memberikan kasih sayang yang tulus kepada penulis.
15. Temen-temen IMM Cabang Ciputat Iqbal, Aos, Welly, Sarly, Rini tetaplah
berfastabiqul khairat dan tunjukan bahwa kita selalu jadi pemenang, IMM
Jaya.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut
membantu penyusunan skripsi ini.
vii
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Ujian Munaqasyah………………………………….. i
Lembar Pengesahan Skripsi………………………………………………... ii
Lembar Pernyataan ………………………………………………………... iii
Abstraksi ……………………………………………………………............. iv
Kata Pengantar……………………………………………………………… v
Daftar Isi ……………………………………………………………………. viii
Daftar Lampiran……………………………………………………………. x
Daftar Tabel ………………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah…………………………………... 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………. 6
C. Pembatasan Masalah……………………………………… 6
D. Perumusan Masalah ………………………………………. 6
E. Tujuan Penelitian …………………………………………. 7
F. Manfaat Penelitian ………………………………………... 7
viii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………… 32
B. Metode Penelitian………………………………………….. 32
C. Populasi dan Sampel……………………………………….. 33
D. Variabel Penelitian…………………………………………. 33
E. Metode Pengumpulan Data………………………………… 34
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data……………………… 35
G. Instrument Penelitian………………………………………. 39
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ………………………. 41
B. Deskripsi Data ……………………………………………... 46
C. Interpretasi Data ………………………………………........ 64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ………………………………………………... 67
B. Saran ……………………………………………………….. 68
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………. 70
LAMPIRAN
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
x
DAFTAR TABEL
Halaman
xi
Tabel 29 Gambaran materi untuk pertemuan akan datang 58
Tabel 30 Hasil perhitungan variabel x (Kualitas Pengajaran) 59
Tabel 31 Variabel y (Prestasi Belajar) 60
Tabel 32 Nilai korelasi antara variabel x dan variabel y 61
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
UUSPN No. 20 tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat I
1
2
Salah satu yang paling menentukan dan dominan dari ke tujuh faktor di atas
adalah keadaan guru karena proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa
sebagian besar ditentukan peranan dan kompetensi guru. Guru yang kompeten
akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan akan lebih
mampu mengelola kelasnya sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang
optimal.
UU Nomor 14 tahun 2003 pasal 10 menjelaskan bahwa kompetensi guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan
kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
melatih, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah.2
Guru itu harus mempunyai kemampuan dalam belajar, sebagaimana yang
dikatakan oleh Nana Sudjana bahwa:
”Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru adalah kemampuan
dalam merencanakan dan melaksanakan proses belajar mengajar. Kemampuan ini
membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
pengajar. Belajar dan mengajar terjadi pada saat berlangsung interaksi antara guru
dengan siswa untuk mencapai tujuan pengajaran. Sebagai proses, belajar dan
mengajar memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan
unsur-unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan belajar mengajar, metode dan alat
bantu mengajar serta penilaian/ evaluasi”. 3
Melihat kutipan di atas, jelas bahwa proses belajar mengajar akan mencapai
hasil jika didukung oleh keseimbangan antara guru dan siswa. Artinya bahwa
guru harus memiliki kemampuan dasar dalam merencanakan dan melaksanakan
program tersebut dan sebaliknya bagi siswa harus dapat memanfaatkan situasi
belajarnya dengan sebaik-baiknya.
2
UUSPN No. 14 tahun 2005 Pasal 1 ayat 1
3
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung; Sinar Baru, 1989), h. 42
4
Selaras dengan kutipan di atas dikatakan pula bahwa “salah satu lingkungan
belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah ialah
kualitas pengajaran”.4 Dalam hal ini seorang guru dituntut menjadikan proses
belajar mengajar yang efektif dalam mengajar tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan. Untuk menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif ini, menurut
Muh. Uzer Usman ada lima jenis variabel yang menentukan keberhasilan belajar
siswa yakni “Melibatkan siswa secara aktif, menarik minat, dan perhatian siswa,
membangkitkan motivasi siswa, prinsip individualitas, dan peragaan dalam
5
pengajaran”.
Di dalam KTSP dikemukakan setiap jenjang pendidikan formal memiliki
beban pelajaran yang berbeda baik dalam jam pelajaran maupun dalam mata
pelajaran seperti jam pelajaran di tingkat SD juga materi pelajaran berbeda dengan
di tingkat SMP. Dengan kondisi seperti ini maka setiap guru harus menguasai
kemampuan pengajaran yang spesifik sesuai dengan tingkat pengajarannya di
kelas, misalnya keahlian yang dimiliki guru SD dengan SMP tidak dapat
disamakan walaupun mengajar pada mata pelajaran yang sejenis.
Standar lainnya dalam KTSP yaitu standar kelulusan yaitu program kegiatan
untuk siswa. Pemerintah mengharapkan setelah proses belajar berakhir siswa
memilki kompetensi-kompetensi yang dapat membekali dirinya untuk kehidupan
berikutnya. Sejauh ini pemerintah sudah berupaya pula untuk memberikan
dukungan terhadap siswa melalui berbagai program bantuan operasional sekolah
(BOS), beasiswa miskin, sekolah gratis, dan sebagainya. Apakah program tersebut
sudah mencapai tujuan, tentu juga masih merupakan harapan.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan
profesionalisme guru melalui berbagai cara seperti program sertifikasi, pelatihan-
pelatihan, seminar dan sebagainya. Apakah program tersebut dapat menunjukan
hasil, tentunya juga merupakan hal yang diharapkan.
Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa pemerintah sudah berupaya
meningkatkan profesionalisme guru juga dukungan sarana dan prasarana bagi
4
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses ..., h. 40
5
Muh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung; Remaja Rosda Karya, 1990), h.
16-26
5
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang disampaikan masih menggunakan metode lama
dan kurang variatif .
2. Ada sebagian guru yang tidak membekali dirinya dalam mengajar dengan
ilmu keguruan.
3. Rendahnya prestasi belajar siswa di Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut.
4. Rendahnya potensi akademis siswa.
5. Kurangnya peran serta siswa dalam pembelajaran Qur’an Hadits.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penulisan skripsi ini penulis memberikan batasan tentang ruang lingkup
pembatasan permasalahan, yaitu :
1. Kualitas pengajaran guru Qur’an Hadits yang mengajar kelas XI IPA di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut yang mengajar pada tahun 2010/2011.
2. Prestasi belajar siswa bidang studi Qur’an Hadits Madrasah Aliyah Negeri
1 Garut yang diambil dari nilai rapor semester satu tahun pelajaran
2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana kualitas pengajaran Guru Agama Madrasah Aliyah Negeri 1
Garut pada mata pelajaran Qur’an Hadits?
2. Bagaimana Prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut Kelas
XI IPA pada mata pelajaran Qur’an Hadits?
3. Apakah terdapat pengaruh antara kualitas pengajaran Guru pada mata
pelajaran Qur’an Hadits terhadap prestasi belajar siswa kelas XI IPA di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut?
7
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kualitas pengajaran guru agama pada mata pelajaran
Qur’an Hadits di kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut.
2. Untuk mengetahui prestasi belajar siswa bidang studi Qur’an Hadits di
kelas XI IPA semester satu Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut.
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh kualitas pengajaran guru agama
terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Qur’an Hadits di kelas XI IPA
Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti, untuk dijadikan pra-syarat menyandang gelar sarjana S1 di
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan sebagai calon
pendidik agar dapat mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
dalam mengajarnya.
2. Bagi Guru, meningkatkan kualitas guru dalam mengajar guna mencapai
tujuan pengajaran yang optimal khususnya guru pada bidang studi Qur’an
Hadits.
3. Bagi Siswa, dapat meningkatkan aktivitas belajarnya dalam mata pelajaran
Qur’an Hadits dan mata pelajaran yang lain.
4. Bagi Sekolah, dapat memberikan masukan dan pertimbangan dalam
melakukan evaluasi kinerja guru dan siswa dan dapat menambah
Khazanah Ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut dan umumnya
dimana saja.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR
DAN HIPOTESA
1
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,2007) hal. 603
2
Sanusi uwes, Manajemen Pengembangan Mutu Dosen, (Jakarta : Logos Wacana Ilmu,
1999), Cet ke-1, h.27
3
Umaidi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta : Dirjen Depdiknas,
2001), Cet ke-1, h.26
8
9
Selaras dengan kutipan di atas Nurhasan juga berpendapat bahwa mutu dapat
diartikan kualitas, “suatu gambaran yang menjelaskan mengenai baik buruknya
hasil yang dicapai sesuatu atau seseorang dalam melakukan suatu proses”.4
Adapun definisi mutu menurut Armai Arif adalah “usaha yang dilakukan oleh
seseorang, lembaga (institusi) atau organisasi dalam upaya menyempurnakan
suatu produk, agar produk tersebut bernilai fungsional dan efisien”.5 Jadi mutu
merupakan orientasi utama dari suatu produk sejauhmana suatu produk memenuhi
kriteria, standard atau rujukan.
Dengan demikian dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
mutu/kualitas adalah tingkatan atau kadar sesuatu, baik berupa benda, manusia
atau yang lainnya. Sedangkan dilihat dari tingkatannya, ada kualitas nomor satu,
dua dan selanjutnya. Adapun dari sisi kadar, dapat dikatakan kualitas baik,
kualitas sedang, kualitas rendah dan sebagainya.
Sementara itu secara etimologi istilah pengajaran berakar dari kata “ajar”
dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, yang mengandung arti
petunjuk yang harus dikatakan kepada orang lain supaya diketahui(dituruti dan
sebagainya). Dalam bahasa arab diterjemahkan ”Ta’lim” yang berarti pengajaran
(proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan dan perihal mengajar,
melatih).6 Sedangkan pengertian pengajaran secara terminologis tidak dapat di
definisikan secara pasti karena memiliki keanekaragaman makna. Keberagaman
ini disebabkan karena para ahli memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam
melihat pengajaran.
Pengajaran menurut Nana Sudjana adalah “suatu proses mengatur,
mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
menumbuhkan dan mendorong siswa dalam melakukan proses belajar”.7
Menurut Alisuf Sabri pengajaran adalah ”pemberian pelajaran atau informasi
pengetahuan dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan kepada peserta didik,
4
Nurhasan, Konversi Nasional Pendidikan Indonesia: Kurikulum Untuk Abad Ke-21, (Jakarta
: PT.Grasindo, 1994), h. 390.
5
Armai Arif, Reformulasi Pendidikan Islam, (Jakarta : CRSD PRESS, 2005), cet ke-1, h.22
6
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya Agung, 1990), h. 278
7
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru
Algasindo,2000), h.29
10
dengan tujuan agar peserta didik memperoleh pengetahuan, nilai-nilai, sikap dan
keterampilan”.8
Roestiyah NK mengemukakan empat definisi pengajaran, yaitu pertama,
pengajaran adalah transfer pengetahuan kepada siswa, kedua, pengajaran adalah
mengajar siswa-siswa bagaimana cara belajar, ketiga, pengajaran adalah
hubungan interaktif antara guru dan siswa, keempat, mengajar adalah interaksi
siswa dengan siswa dan konsultasi guru.9
Pengertian pertama menunjukan hubungan sepihak, dalam arti guru
memegang peran sentral dalam kegiatan pengajaran sementara murid dianggap
pasif dan hanya menerima tanpa komentar. Tujuan pengajaran hanya pada
penguasaan oleh siswa. Pengajaran ini bersifat teacher centered, karena gurulah
yang memegang peranan utama. Sering kali ilmu pengetahuan kebanyakan
diambil dari buku pelajaran yang tidak dihubungkan dengan realitas dalam
kehidupan sehari-hari. Ini merupakan model pengajaran tradisional yang sampai
kini masih dapat ditemukan pada sekolah-sekolah.
Definisi kedua menunjukan bahwa guru bukan sebagai satu-satunya sumber
belajar, ia hanya sebagai fasilitator yang memungkinkan terciptanya kondisi yang
kondusif untuk proses belajar mengajar. Dalam hal ini yang menjadi objek
pengajaran bukan siswa atau materi, tetapi suasana.
Definisi ketiga menunjukan adanya hubungan yang interaktif antara individu,
sementara tugas guru adalah menciptakan situasi agar tiap individu dapat ikut
aktif belajar. Sedangkan pada definisi keempat menunjukan bahwa dengan proses
interaksi, siswa memperoleh pengalaman dari teman-temannya sendiri, kemudian
pengalaman tersebut dikonsultasikan kepada guru.
Pengajaran juga bisa disebut dengan mengajar yaitu usaha untuk mencapai
tujuan berupa kemampuan tertentu, atau usaha untuk menciptakan situasi belajar
mengajar yang efektif sehingga siswa yang belajar memperoleh atau meningkat
kemampuannya.
8
Ali Sufsabri, Ilmu Pendidikan, (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1999), Cet ke-1, h 42.
9
Roestiyah NK, Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem, (Jakarta : Bina Aksara, 1986),
Cet.ke-3, hal.41
11
Tyson dan Caroll yang dikutip oleh Muhibbin Syah mengungkapkan bahwa
mengajar adalah ”sebuah cara dan sebuah proses hubungan timbal balik antara
siswa dan guru yang sama-sama aktif melakukan kegiatan”.10
Dari berbagai pengertian pengajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengajaran adalah suatu proses interaksi yang dilakukan secara sengaja antara
guru dan siswa untuk mengelola lingkungan (situasi) agar memungkinkan anak
didik untuk belajar dan memberikan respon terhadap situasi tersebut. Definisi ini
juga menunjukan bahwa pengajaran tidak akan dapat terlaksana jika tidak
melibatkan komponen guru, siswa, materi ajar dan situasi yang mendukung.
Definisi guru menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Dan dalam istilah
bahasa Arab banyak kata yang mengacu kepada pengertian guru dan sangatlah
beragam mulai dari kata “Muallim” yang berarti orang yang mengetahui.11
Menurut Balnadi Sutadipura yang dikutip oleh Syafruddin Nurdin
mengungkapkan bahwa guru adalah ”orang yang layak digugu dan ditiru”.12
Digugu artinya segala sesuatu yang disampaikan olehnya senantiasa dipercaya dan
diyakini kebenarannya oleh semua murid. Segala ilmu pengetahuan yang
datangnya dari sang guru dijadikan sebagai sebuah kebenaran yang tidak perlu
dibuktikan atau diteliti lagi. Seorang guru juga harus ditiru, artinya seorang guru
menjadi suri tauladan bagi semua muridnya. Mulai dari cara berfikir, cara bicara
dan cara berprilakunya sehari-hari.
Selanjutnya definisi guru yang dikemukakan oleh E Mulyasa, guru adalah
”pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik
dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi
tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin”.13
10
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung : PT. Remaja
Rosda Karya, 2002), Cet. Ke-17, h.182
11
Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Studi Pemikiran
Tasawuf Imam Al-Ghazali, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2001), cet ke-1, hal 41.
12
Syafruddin Nurdin, Guru Profesional Dan Implentasi Kurikulum, (Jakarta Quantum
Teaching, 2005), Cet. Ke-1, h.7
13
E mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), Cet.ke-6,
h.37.
12
14
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosda Karya,
2001), Cet. Ke-13, h.138
13
yang menolong memahami diri, pemimpin kelompok, orang tua/wali, orang yang
membina dan member layanan, kawan sekerja dan pembawa rasa kasih sayang”.17
Peranan guru menurut Adams dan Decey dalam Basic Principles of Student
Teaching, yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman dalam bukunya “Menjadi Guru
Profesional” antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing,
pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator dan
konselor.18
Yang akan penulis kemukakan di sini adalah peranan yang dianggap paling
dominan dan diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Guru Sebagai Demonstrator
Melalui peranannya sebagai demonstrator, lecture, atau pengajar, guru
hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat
menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.19
2) Guru Sebagai Pengelola Kelas
Dalam peranannya sebagai pengelola kelas (learning manager), guru
hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan
aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Di antara kegiatan-
kegiatan pengelolaan proses belajar mengajar di dalam kelas, yang terpenting
ialah menciptakan kondisi dan situasi sebaik-baiknya, sehingga memungkinkan
para siswa belajar secara berdayaguna dan berhasilguna. Selain itu, kondisi dan
situasi tersebut perlu diciptakan sedemikian rupa agar proses komunikasi baik dua
arah maupun multiarah antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dapat
berjalan secara demokratis.20
3) Guru Sebagai Mediator dan Fasilitator
Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman
yang cukup tentang media pendidikan karena media pendidikan merupakan alat
17
Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta : Andi Offset, 1994), h.14
18
Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…, h.9
19
Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…, h.9
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru..., h.253
15
21
Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.11
22
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru..., h.253
23
Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.6
16
menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat
menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar.
Tugas guru dalam bidang masyarakat diharapkan dapat memberikan ilmu
pengetahuan. Ini berarti bahwa guru berkewajiban mencerdaskan bangsa menuju
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berdasarkan pancasila.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pengajaran Guru
Dalam suatu pengajaran banyak hal atau faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kualitas pengajaran seorang guru, karenanya untuk menjadikan
proses pengajaran yang dilakukan menjadi berkualitas seyogyanya harus
ditunjang dengan sebaik-baiknya dan selengkap-lengkapnya agar proses belajar-
mengajar menjadi lancar dan mencapai tujuan yang diinginkan, adapun hal-hal
yang dapat menunjang proses pembelajaran tersebut diantaranya adalah :
1. Kemampuan Membuat Perencanaan Pembelajaran.
Sebelum membuat perencaaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu harus
mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut dan menguasai secara teoritis dan
praktis unsusr-unsur yang terdapat dalam perencanaan pengajaran. Kemampuan
dalam merencanakan program belajar mengajar merupakan muara dari segala
pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang
obyek belajar dan situasi pengajaran. Keterampilan dalam menyusun rencana
pengajaran ini adalah merencanakan pengelolaaan kegiatan belajar mengajar,
merencanakan pengorganisasian bahan pengajaran, merencanakan pegelolaan
kelas, merencanakan penggunaan alat dan metode pengajaran dan merencanakan
penilaian prestasi murid untuk kepentingan pengajaran.24
2. Kemampuan Dalam Menjelaskan
Yang dimaksudkan dengan keterampilan dalam menjelaskan dalam pengajaran
ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk
menunjukan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya sebab
dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui.
24
Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.121
17
Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari
kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di dalam kelas.25
3. Kemampuan Menggunakan Media Pembelajaran
Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu
untuk menciptakan proses pengajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan
pengajaran. Peranan alat bantu memegang peranan yang sangat penting sebab
sebagai adanya alat peraga ini bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa.
Media atau alat pembelajaran yang dirancang dengan baik dapat merangsang
timbulnya proses atau dialog mental pada diri siswa. Dengan kata lain, terjadi
komunikasi antara siswa dengan media atau secara tidak langsung tentunya antara
siswa dengan penyaur pesan (guru).26
4. Kemampuan Menggunakan Metode
Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan
hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Metode mengajar
merupakan salah satu komponen yang harus digunakan dalam kegiatan
pembelajaran maupun dalam upaya membentuk kemampuan siswa diperlukan
adanya suatu metode atau cara mengajar yang efektif. Penggunaan metode
mengajar harus dapat menciptakan terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa
maupun antara siswa dengan guru sehingga proses pembelajaran dapat dilakukan
secara maksimal.27
5. Kemampuan Mengelola Kelas.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannnya bila terjadi
gangguan dalam proses belajar-mengajar. Dengan kata lain kegiatan-kegiatan
untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya
proses belajar-mengajar. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika
25
Moh Uzer Usman,Menjadi Guru Profesional…,h.89
26
Sri Anitah W, Dkk, Strategi Pembelajaran di SD, (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008),
Cet.4, h.6.6
27
Sri Anitah W, Dkk, Strategi Pembelajaran di SD...,h.5.4
18
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan
pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami
oleh siswa. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
20
31
S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1995), Ed. 2, Cet. 1,
h. 34
32
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), Ed. 1, Cet. 5,
h. 36
33
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan: Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta:
Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet. 1, h. 54-55
34
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), Cet.
4, h. 29
21
35
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 1990), Cet. 5, h. 84
36
Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar….,h.30
22
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau
memperoleh insight. Belajar dengan pengertian lebih dipentingkan daripada hanya
memasukan sejumlah kesan.37
c. Teori Ilmu Jiwa Asosiasi
Dalam teori ini terdapat dua teori, yaitu teori konektionisme dan teori
conditioning. Menurut teori konektionisme, belajar merupakan pembentukan
hubungan antara stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Sedang menurut
teori conditioning, belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena
adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response).
Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning ialah adanya latihan-
latihan yang kontinu. Yang diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang
terjadi secara otomatis.38
3. Prestasi Belajar
Kata ”prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu “Prestatie” yang kemudian
dalam bahasa indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil dari usaha.39Prestasi
belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni “Prestasi” dan
“Belajar”, mempunyai arti yang berbeda. Untuk memahami lebih jauh tentang
prestasi belajar, penulis menjabarkan makna dari kedua kata tersebut.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik
secara individual atau kelompok. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata
prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan).40
Sedangkan Saiful Bahri Djamarah dalam bukunya Prestasi Belajar dan
Kompetensi Guru, yang mengutip dari Mas’ud Khasan Abdul Qahar, Bahwa
Prestasi adalah “apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja”, Dalam buku
yang sama Nasrun Harahap, berpendapat Bahwa Prestasi adalah “ Penilaian
37
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008),h.19
38
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan...,h.91
39
Zaenal Arifin, Evaluasi Hasil Intruksional, Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung : Remaja
Rosda Karya, 1996), h.2
40
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), ed-III, cet-IV, h. 895.
23
41
Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, (Surabaya : Usaha
Nasional, 1994), Cet ke 1, hal 20-21.
42
Ws, Winkel, Psikologi Pengajaran (Jakarta: PT Gramedia, 1989), h. 102.
43
Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1992), cet.-IV, h. 22.
44
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hal 787.
24
45
H.C. Witherington, Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1986), Ed.
3, h. 172
46
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2008), h. 68-72
25
47
Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2008), h. 24
26
akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar masing-masing siswa. Beberapa
faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian,
minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar.
Pertama, intelegensi, yaitu kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri
tehadap situasi baru, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan
kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat. Menurut
Reber, intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang cepat.48 Sedangkan
menurut Wechler, intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman
kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul
dengan lingkungan Intelegensi merupakan suatu potensi, sehingga seseorang yang
memiliki intelegensi tinggi mempunyai peluang yang besar untuk memperoleh
prestasi belajar yang lebih baik.
Kedua, perhatian, yaitu keaktifan jiwa yang tertuju pada suatu obyek. Untuk
dapat menjamin prestasi belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada
obyek-obyek yang dapat menari perhatian siswa, bila tidak maka perhatian siswa
tidak akan terarah pada obyek yang sedang dipelajarinya.
Ketiga, minat dan bakat. Minat diartikan sebagai kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan kegiatan belajar. Menurut Muhibbin, minat adalah
“kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap
sesuatu”.49 Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa
dalam bidang-bidang studi tertentu, tidak adanya minat seorang anak terhadap
suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya
mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak
sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada
tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti
pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi
menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui proses belajar dan berlatih.
48
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.133-134.
49
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.136
27
Menurut Chaplin dan Reber, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.50 Dengan
demikian bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir.
Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih
mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang
harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat
bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak
suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya
rendah.
Keempat, motif dan motivasi. Motif diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Dalam setiap diri manusia pada
umumnya mempunyai dua macam motif, yaitu motif yang sudah ada dalam diri
seseorang yang sewaktu-waktu akan muncul tanpa ada pengaruh dari luar, disebut
intrinsic motive. Motif lainnya adalah motif yang datang dari luar, yakni karena
ada pengaruh situasi lingkungannya, motif ini disebut extrinsic motive. Motivasi
adalah seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar
sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Kelima, kognitif dan daya nalar. Pembahasan mengenai ini meliputi tiga hal,
diantaranya, persepsi, mengingat dan berpikir. Persepsi adalah penginderaan
tehadap suatu kesan yang timbul dala lingkungannya. Mengingat adalah suatu
aktivitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari
masa yang lampau. Berpikir adalah proses dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia nyata. Jadi yang membedakan satu siswa dengan siswa lainnya
adalah kadar kekuatan daya nalarnya.
b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Kondisi lingkungan juga mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa.
Lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam dan dapat berupa
lingkungan sosial. Lingkungan alam, misalnya keadaan suhu, kelembaban, dan
sebagainya. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara
50
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h135
28
kurang tentunya akan berbeda belajar di pagi hari yang udaranya masih segar
dengan ruangan yang cukup mendukung.
Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-hal lainnya, juga
dapat mempengaruhi proses dan prestasi belajar siswa. Hirik pikuk lingkungan
sosial seperti, suara mesin pabrik, lalu lintas, gemuruhnya pasar dan lain-lain juga
akan berpengaruh terhadap proses dan prestasi belajar siswa.
2) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya
dirancang sesuai dengan prestasi belajar yang diharapkan. Faktor-faktor
instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana dan prasarana dan guru, yang
jelas sangat besar pengaruhya dalam proses dan prestasi belajar siswa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah
sifatnya relatif, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi
belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya,
faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.
Kelemahan dari salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan
seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang
dicapai siswa di sekolah di dukung oleh faktor internal dan eksternal seperti
tersebut diatas.
5. Indikator Prestasi Belajar Siswa
Menurut Bloom ada tiga indikator hasil belajar siswa, yaitu dimensi kognitif,
adalah kemampuan yang berhubungan dengan berfikir, mengetahui dan
memecahkan masalah seperti pengetahuan aplikatif, sintesis, analisis dan evaluasi.
Sedangkan dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap,
nilai, minat dan apresiasi. Dan untuk dimensi psikomotorik adalah kemampuan
yang berhubungan dengan keterampilan motorik.51
Adapun pengungkapan indikator prestasi belajar seseorang biasanya terlihat
dari prilakunya. Baik perilaku dalam penguasaan pengetahuan, keterampilan
berfikir dan keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau
perilaku seseorang merupakan hasil belajar atau cerminan dari prestasi belajarnya.
51
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran..., hal. 254-271.
29
Biasanya prilaku yang terlihat dari seseorang yang memiliki prestasi belajar yang
baik adalah seperti selalu atensi dan perhatian terhadap pelajaran, disiplin,
mempunyai motivasi belajar yang tinggi, selalu menghargai guru dan teman-
temannya.
Indikator prestasi belajar yang dimaksud adalah tanda kesuksesan atau
keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk mengetahui sukses atau tidaknya siswa
dalam belajar maka seseorang guru perlu melakukan pengukuran atau penilaian.
Sebagaimana dijelaskan Suharsimi Arikunto dalam bukunya Dasar-dasar Evaluasi
Pendidikan menyebutkan : “ada 3 ranah yang perlu dilakukan dalam pengukuran
kegiatan evaluasi yaitu : Pertama, ranah kognitif (Dapat menjelaskan alasan
menggunakan prinsip dan generalisasi bagi situasi baru yang dihadapi), Kedua,
ranah apektif (Kemauan dalam menerapkan hasil pelajaran), Ketiga, ranah
psikomotorik (Melakukan latihan diri dalam memecahkan masalah berdasarkan
konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakannya dalam praktek
kehidupan sehari-hari) ”52
C. Kerangka Berpikir
Dalam sebuah proses pendidikan, guru merupakan salah satu komponen yang
sangat penting selain komponen yang lainnnya, seperti tujuan, kurikulum, metode,
sarana dan prasarana, lingkungan dan evaluasi. Guru juga berperan penting dalam
kaitannya dengan kurikulum, karena gurulah yang secara langsung berhubungan
dengan murid. Pada dasarnya, fungsi dan peranan penting guru dalam proses
belajar mengajar adalah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya
setiap guru diharapkan untuk pandai-pandai mengarahkan kegiatan belajar siswa
agar mencapai keberhasilan belajar sebagaimana yang telah ditetapkan dalam
proses belajar mengajar.53
Hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran adalah perubahan
perilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti
kegiatan belajar mengajar. Tujuan pembelajaran ini tentunya harus berjalan secara
52
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006),
h.114
53
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…,h.252
30
optimal, untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh pendidik, salah
satunya adalah kualitas pengajaran seorang guru.
Guru sebagai pendidik formal di sekolah, memiliki peran yang sangat penting
dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran di sekolah. Selain itu guru
juga memikul tugas dan tanggung jawab yang sangat berat, terutama guru agama
dalam mengajar bidang studinya, karena guru agama dalam mengajar bukan
hanya mengajar tetapi juga harus melaksanakan pendidikan dan pembinaan. Oleh
sebab itu guru dituntut mempersiapkan diri agar memiliki keterampilan dan
kualitas pengajaran yang baik.
Jika guru tidak memiliki keterampilan dan kualitas pengajaran yang baik,
tidak mustahil seorang guru tidak akan mudah dalam merealisasikan fungsi dan
peranan guru dalam proses belajar mengajar. Dan hal ini juga bisa berpengaruh
besar pula terhadap prestasi belajar siswa. Oleh karena itu kualitas pengajaran
yang baik salah satunya adalah ditunjukan dengan adanya prestasi belajar siswa
yang baik pula.
Dengan demikian, tidak dapat disangkal lagi bahwa betapa pentingnya
kualitas pengajaran guru dalam proses pembelajaran, apalagi dalam rangka
meningkatkan prestasi belajar siswa keberadaan guru yang berkualitas pasti akan
sangat dibutuhkan oleh siswa.
D. Hipotesa
Hipotesa merupakan suatu pernyataan yang sangat penting kedudukannya
dalam penelitian. Dari arti katanya, hipotesis berasal dari dua penggalan kata
“hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Yang
kemudian hipotesis yang cara penulisannya yang ejaannya disesuaikan dengan
ejaan bahasa indonesia yaitu hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.54
Ada dua hipotesa yang digunakan dalam penelitian. Perama, hipotesa kerja
atau hipotesis alternative (Ha). Hipotesa kerja menyatakan adanya hubungan
antara variabel X dan Y, atau adanya perbedaan antara dua kelompok. Kedua,
54
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Praktik, (Yogyakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet. Ke-8, hal. 71
31
yaitu hipotesa Nol (Ho), hipotesa nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara
dua variabel, atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel Y.55
Adapun hipotesis yang penulis ajukan adalah:
Ha : Adanya pengaruh antara kualitas mengajar guru Qur’an Hadits terhadap
prestasi belajar siswa.
Ho : Tidak adanya pengaruh antara kualitas mengajar guru Qur’an Hadits
terhadap prestasi belajar siswa.
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Dalam Pendekatan Praktik..., hal. 74
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
B. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey yaitu penelitian melihat
dan meneliti serta mengamati segala bentuk pembelajaran di sekolah. Sedangkan
untuk mengetahui tingkat kualitas pengajaran guru agama di dalam proses
pembelajaran, penulis menggunakan persepsi siswa sebagai tolak ukur dalam
melihat dan menilai kualitas pengajaran guru.
Selanjutnya untuk memperoleh data, fakta dan informasi yang akan
mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan dalam skripsi ini, penulis
menggunakan metode kuantitatif yang bersifat deskriptif korelasi, didukung oleh
data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (Field Research).
32
33
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), h. 129
2
SuharsimiArikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik..., h.134.
34
3
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2007) Cet.-IX, h.100.
4
WinaSanjaya, PenelitianTindakanKelas (Jakarta: Kencana: 2009), h. 86.
5
Anas Sudijono, PengantarEvaluasiPendidikan..., h. 82.
35
dengan tertulis.6 Jadi metode angket dapat dikatakan sebagai suatu metode
pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan secara tertulis kepada
responden yang dikenai penelitian. Angket dalam penelitian ini adalah angket
tertutup yaitu berisi pertanyaan yang disertai jawaban-jawaban yang telah
tersedia dan harus dipilih oleh responden. Dalam penelitan ini data yang diambil
melalui angket adalah melalui seperangkat instrumen pertanyaan yang akan
diberikan kepada seluruh siswa yang menjadi sampel penelitian.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sumber data yang berupa data atau barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, dokumen nilai, peraturan-peraturan, notulen rapat,
catatan harian, dan sebagainya. Dalam penelitian ini metode dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data nilai raport semester satu siswa kelas XI
Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut Tahun Ajaran 2010/2011.
6
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian…, h. 101.
36
kolom setiap bagian angket, sehingga terlihat jawaban yang satu dengan
yang lain.
2. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul dengan lengkap tahap berikutnya adalah tahap analisis
data. Analisis data dilakukan dengan menggunakan tabel dan menggunakan teknik
deskriptif prosentase sebagai berikut:
P = f x 100%
n
Keterangan:
P = Angka prosentase
F = Frekuensi yang sedang dicari prosentasinya
N = Number of cases
Dalam penelitian ini rumus yang digunakan adalah korelasi product moment,
secara operasional analisis data tersebut dilakukan melalui tahap:
a. Mencari angka korelasi dengan rumus
Keterangan:
Rxy : Angka indeks korelasi “r” product moment
N : Number of cases
xy : Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
X : Jumlah seluruh skor X
y : Jumlah seluruh skor Y7
7
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo, 2006), h. 206
38
Besarnya
“r” Product Interpretasi
Moment
0,00-0,20 korelasi sangat lemah atau sangat rendah sehingga
korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi
antara variabel X dan Variabel Y)
0,20-0,40 terdapat korelasi yang lemah atau rendah
0,40-0,70 terdapat korelasi yang sedang atau cukupan
0,70-0,90 terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,90-0,100 terdapat korelasi yang sangat tinggi atau sangat
kuat (sempurna)
G. Instrument Penelitian
Kisi-kisi instrumen dalam penyusunan angket (daftar pertanyaan) tersebut
adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Instrumen Penelitian
Butir Soal
Variabel Dimensi Indikator Positif Negatif
Kualitas Pendahuluan 1. Mendeskripsikan 1
tujuan pengajaran
pengajaran
guru 2. Memberikan apersepsi 3 2
3. Memberikan pre-test 5 4
Kegiatan inti 1. Menyampaikan materi 7 6
2. Penguasaan materi 8
3. Kesesuaian materi 9
dengan pokok bahasan
4. Kesesuaian materi
dengan tujuan 10
pengajaran
8
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan..., h. 193
40
5. Metode pengajaran 11 12
yang di pakai
6. Penggunaan media 13
pengajaran
7. Kemampuan 14 15
melakukan feed back
Kegiatan akhir 1. Melakukan penilaian/ 16 17
(penutup) evaluasi
2. Menarik kesimpulan 18
3. Memberikan motivasi 19
4. Gambaran materi untuk 20
pertemuan akan datang
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Visi
Misi
2. Pemagaran : Panjang/M2
Kawat
Tembok Besi Bambu Jumlah Kurang Rencana
Duri
850 50 900
b. Gedung Madrasah
Bangunan madrasah pada umumnya dalam kondisi baik. Jumlah ruang kelas
untuk menunjang kegiatan pembelajaran memadai.
Tabel 6
Keadaan Gedung/Ruang MAN 1 Garut
Jumlah/Kondisi Jenis Ruang Jumlah/Kondisi
Jenis Ruang
B RR RB Luas B RR RB Luas
1. R. Kepala Mdrs 1 80 15. R. Kesenian -
2. R. Guru MP 1 160 16. R. UKS/PMR 1 27
3. R. Tata Usaha 1 80 17. R. Pramuka 1 18
4. R. Guru BK 1 44 18.R.Tunggu/Tamu -
5.R.Belajar/Kelas 20 4 1869 19. Kantin/Koperasi 1 35
6. R. Perpustakaan - 20. Aula 1 220
43
Dari sejumlah guru, 83% berstatus PNS, 17% Honorer, 15% berpendidikan
S2, 84% S1, 1% D3, dan 58% telah bersertifikat pendidik.
6. Keadaan Peserta Didik
Jumlah peserta didik pada Tahun Pelajaran 2010/2011 seluruhnya berjumlah
1018 siswa. Peserta didik di kelas X sebanyak 10 rombongan belajar. Peserta
didik di kelas XI pada program Keagamaan sebanyak 1 rombongan belajar,
program IPA sebanyak 3 rombel, dan program IPS 4 rombel. Peserta didik di
kelas XII pada program IPA sebanyak 3 rombel dan program IPS 5 rombongan
belajar.
46
Tabel 9
Jumlah Peserta Didik MAN 1 Garut
Tahun Pelajaran 2010/2011
KELAS LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
X 198 183 381
XI AGAMA 22 21 43
XI IPA 43 78 121
XI IPS 84 60 144
XII IPA 29 90 119
XII IPS 98 112 210
JUMLAH 474 544 1018
B. Deskripsi Data
Data utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Kualitas Pengajaran Guru
Untuk memperoleh data kualitas pengajaran guru, penulis membuat angket
yang terdiri dari 20 pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa yang berisi seputar
pengajaran guru di kelas.
Penelitian dilakukan pada sampel sebanyak 30 orang siswa yang terdiri dari
siswa kelas XI IPA MAN 1 Garut sebagai responden, dan dalam waktu 15 menit
responden dapat mengisi angket tersebut dengan baik. Mengingat tugas responden
hanya memberikan tanda check list ( √ ) pada salah satu jawaban “selalu”,
“sering”, “kadang-kadang”, dan “tidak pernah”.
Data-data tersebut diolah dalam bentuk tabel dan kemudian dianalisis sebagai
berikut:
Tabel 10
Mengemukakan Tujuan Pengajaran
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
1 Sebelum memulai materi Selalu 19 64%
pelajaran, guru agama Kadang-kadang 8 26%
mengemukakan tujuan Pernah 3 10%
pembelajaran yang ingin Tidak pernah 0 0%
dicapai.
47
Jumlah 30 100%
Dari fakta dilapangan mengenai sebelum memulai pelajaran guru agama tidak
bertanya tentang materi terdahulu, didapatkan sebanyak 2 siswa atau 6%
menyatakan selalu, 11 siswa atau 37% menyatakan kadang-kadang, sedangkan 4
siswa atau 13% menyatakan pernah dan 13 siswa atau 44% menyatakan tidak
pernah. jadi dapat disimpulkan bahwa guru agama bertanya tentang materi
terdahulu sebelum memulai pelajaran.
48
Tabel 12
Memberikan Apersepsi
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
3 Sebelum memasuki materi Selalu 24 80%
pelajaran guru agama Kadang-kadang 2 6%
memberikan gambaran tentang Pernah 3 10%
materi yang akan dibahas Tidak pernah 1 4%
Jumlah 30 100%
Jumlah 30 100%
50
Tabel 16
Menyampaikan Materi
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
7 Guru agama menyampaikan Selalu 26 87%
materi pelajaran dengan jelas. Kadang-kadang 3 10%
Pernah 0 0%
Tidak pernah 1 3%
Jumlah 30 100%
Tabel 17
Penguasaan Materi
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
8 Guru agama saya menguasai Selalu 30 100%
materi pelajaran yang Kadang-kadang 0 0%
disampaikan dengan baik. Pernah 0 0%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari fakta dilapangan mengenai guru agama saya menguasai materi pelajaran
yang disampaikan dengan baik, didapatkan sebanyak 30 siswa atau 100%, jadi
dapat disimpulkan bahwa guru agama menguasai materi pelajaran yang
disampaikan dengan baik. Hal ini sesuai dengan pengamatan langsung yang
dilakukan penulis pada guru Qur’an Hadits bahwa beliau sangat menguasai bahan
materi yang akan di ajarkan dan dalam menyampaikan materinya sangat baik,
dapat dimengerti oleh murid.
Tabel 18
Kesesuaian Materi Dengan Pokok Bahasan
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
9 Guru agama menyampaikan Selalu 25 83%
materi pelajaran sesuai dengan Kadang-kadang 4 14%
pokok bahasan yang ada. Pernah 1 3%
Tidak pernah 0 0%
Jumlah 30 100%
Dari fakta dilapangan mengenai metode pengajaran yang dipakai guru agama
saya adalah ceramah, diskusi, Tanya jawab, demonstrasi dan hafalan, didapatkan
sebanyak 19 siswa atau 63% menyatakan selalu, 7 siswa atau 23% menyatakan
kadang-kadang, 4 siswa atau 14% menyatakan pernah, jadi guru menggunakan
metode pengajaran ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi dan hafalan dalam
pembelajarannya.
53
Dari fakta dilapangan mengenai metode yang digunakan tidak sesuai dengan
materi sehingga tidak membantu dalam memahami pelajaran Qur’an Hadits,
didapatkan sebanyak 1 siswa atau 3% menyatakan kadang-kadang, 2 siswa atau
7% menyatakan pernah, sedangkan 27 siswa atau 90% menyatakan tidak pernah,
jadi metode yang digunakan sesuai dengan materi sehingga membantu dalam
memahami pelajaran Qur’an Hadits.
Tabel 22
Penggunaan Media Pengajaran
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
13 Dalam proses belajar mengajar Selalu 13 45%
guru agama menggunakan alat Kadang-kadang 8 26%
peraga/media pengajaran Pernah 8 26%
Tidak pernah 1 3%
Jumlah 30 100%
54
Dari fakta dilapangan mengenai dalam proses belajar mengajar guru agama
menggunakan alat peraga/media pengajaran, didapatkan sebanyak 13 siswa atau
45% menyatakan selalu, 8 siswa atau 26% menyatakan kadang-kadang, 8 siswa
atau 26% menyatakan pernah, sedangkan 1 siswa atau 3% menyatakan tidak
pernah, jadi dalam proses belajar mengajar guru agama selalu menggunakan alat
peraga/media pengajaran.
Dan hal ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan guru Qur’an
Hadits yang menyatakan Harus karena dapat membantu guru dalam proses
pembelajaran, tetapi meskipun penggunaaan media ini penting tetap harus melihat
pada kebutuhan materi agar tidak menjadi sia-sia. Peran media dalam proses
pembelajaran sangat besar, sepertinya siswa lebih cepat dan lebih mudah
memahami materi apabila menggunakan media (Cecep Sa’ban Ruhiat, Wawancara,
Garut, 27 November 2010).
Tabel 23
Kemampuan melakukan feed back
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
14 Guru agama memberikan Selalu 9 30%
pertanyaan di setiap sela-sela Kadang-kadang 10 34%
pembelajaran Pernah 8 26%
Tidak pernah 3 10%
Jumlah 30 100%
murid untuk aktif di dalam kelas salah satunya memancing siswa untuk aktif
menjawab dengan melontarkan pertanyaan di sela-sela pembelajaran.
Tabel 24
Kemampuan melakukan feed back
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
15 Guru agama kurang menuntun Selalu 0 0%
dan mengarahkan ketika tidak Kadang-kadang 0 0%
bisa menjawab pertanyaan Pernah 1 3%
dengan baik Tidak pernah 29 97%
Jumlah 30 100%
Dari fakta dilapangan mengenai guru agama mengajak dan menuntun siswa
untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama, didapatkan sebanyak 20 siswa
atau 66% menyatakan selalu, 7 siswa atau 24% menyatakan kadang-kadang, 3
siswa atau 10% menyatakan pernah, jadi siswa mendominasi dengan jawaban
Selalu, dapat disimpulkan bahwa guru agama selalu mengajak dan menuntun
siswa untuk menarik kesimpulan secara bersama-sama. Hal ini sesuai dengan
pengamatan penulis di dalam kelas pada guru qur’an hadits, bahwa beliau selalu
menarik kesimpulan secara bersama-sama terhadap materi yang telah di bahas.
Tabel 28
Memberikan Motivasi
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
19 Di setiap akhir pembelajaran Selalu 1 3%
guru agama tidak memberikan Kadang-kadang 3 10%
arahan, nasehat dan motivasi Pernah 4 13%
agar rajin belajar Tidak pernah 22 74%
Jumlah 30 100%
Tabel 29
Gambaran materi untuk pertemuan akan datang
No Aspek yang dijaring Kategori jawaban F P (%)
20 Sebelum mengakhiri kegiatan Selalu 14 47%
belajar mengajar guru agama Kadang-kadang 8 26%
memberikan gambaran materi Pernah 7 24%
untuk pertemuan yang akan Tidak pernah 1 3%
datang.
Jumlah 30 100%
Tabel 30
Hasil perhitungan variabel (X) Kualitas Pengajaran Guru
dari hasil penyebaran Angket
ITEM
NO JML
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 3 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 72
2 4 2 4 1 3 4 3 4 4 4 3 4 1 1 4 4 1 3 3 2 59
3 3 3 4 1 3 4 4 4 2 4 4 3 2 3 4 4 2 4 3 4 65
4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 4 2 3 1 3 4 3 4 4 2 1 63
5 4 2 3 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 2 70
6 3 1 4 4 1 4 4 4 4 4 4 2 3 3 4 4 1 4 2 3 63
7 3 4 1 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1 4 4 3 67
8 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 3 72
9 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 3 71
10 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 4 1 2 4 4 3 4 3 4 69
11 3 2 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 2 2 3 4 3 64
12 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 4 2 4 4 3 70
13 4 2 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 1 3 4 4 3 4 4 4 70
14 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 2 4 2 3 3 2 2 64
15 4 2 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 3 4 3 66
16 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 73
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 4 4 4 4 75
18 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 3 75
19 4 2 4 2 4 2 4 4 3 3 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 67
20 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 2 4 4 2 2 4 4 70
21 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 2 2 4 4 4 2 4 2 68
22 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 68
23 4 3 4 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 2 2 4 4 2 67
24 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 1 4 4 4 69
25 4 4 2 2 4 3 4 4 4 4 4 4 1 2 4 3 4 2 4 2 65
60
26 3 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 2 4 4 4 69
27 2 2 4 4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 66
28 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 1 4 71
29 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 1 1 4 4 4 70
30 2 4 2 4 1 4 4 4 4 4 2 4 2 1 4 3 2 3 4 2 60
Tabel 31
Variabel (Y) Prestasi Belajar diperoleh dari nilai rapor siswa
semester satu tahun pelajaran 2010/2011
1 Ai Siti Komariah 75
2 Ai Yulfi Fitriani 75
3 Diki Suryadi 90
5 Hasan Hasanudin 73
6 Intan Ferina 74
7 Meti Nuraeni 74
8 Muhammad Hatta 90
10 Suryani Risdianti 83
11 Aam Muharom 87
13 Intan Sopiyanti 90
14 Licca Purnama 90
15 Nur Afifah 80
16 Siti Halimah 87
61
17 Susan Susanti 78
19 Yasinta Andriani 90
20 Yessy Setiawati 75
23 Esteria Afandi 90
26 Irpan Nugraha 70
27 Lelly Lisnawati 86
28 Rahman Nasrullah 80
29 Rohmah Kurniasari 86
30 Wulan Purnamasari 82
TABEL 32
NILAI KORELASI ANTARA
VARIABEL (X) DAN VARIABEL (Y)
NO RESPONDEN X Y X2 Y2 XY
1 Ai Siti Komariah 72 75 5184 5625 5400
ΣX = 2038
ΣY = 2439
ΣXY = 165707
ΣX2 = 138900
ΣY2 = 199657
Nilai-nilai tersebut kemudian dimasukkan kedalam rumus korelasi product
moment person :
Diketahui: N: 30 ΣX= 2038, ΣY= 2439, ΣXY= 165707 ΣX2= 138900 ΣY2=
199657
= [(30)(165707)-(2038)(2439)]
[(30)(138.900)-(2038) 2] [(30)(199.657)-(2439) 2]
= 4971210 - 4970682
[4167000-4153444] [5989710-5948721]
= 528
[13556] [40989]
= 528
555646884
= 528
745,4
= 0,708
64
C. Interpretasi Data
Besarnya
“r” Product
Interpretasi
Moment
Tahap kedua berkonsultasi pada tabel nilai “r” Product Moment. Dengan
melihat tabel nilai “r” Product Moment, maka dapat diketahui bahwa df sebesar
28 diperoleh taraf signifikansi 5% = 0,361 dan pada taraf signifikansi 1% = 0,463.
(Ha) diterima. Artinya terdapat korelasi yang signifikan antara kualitas pengajaran
guru agama terhadap prestasi belajar siswa.
Kesimpulan yang dapat diperoleh adalah terdapat korelasi yang positif antara
variabel X (Kualitas Pengajaran Guru) dan variabel Y (Prestasi Belajar), dengan
taraf yang tinggi atau kuat.
Sedangkan untuk mengetahui kontribusi (sumbangan) yang diberikan variabel
X (Kualitas Pengajaran Guru) terhadap Variabel Y (Prestasi Belajar) digunakan
rumus koefisien determinan sebagai berikut:
KD = r2 X 100%
= (O,708)2 x 100%
= 0,501264 x 100%
= 50,1264%
Dari perhitungan diatas diperoleh KD sebesar 50,1264% maka diketahui
bahwa kualitas Pengajaran Guru memiliki korelasi terhadap Prestasi Belajar Siswa
dalam belajar sebesar 50,1264%, ini berarti 49,8736% lagi dipengaruhi oleh faktor
yang lain.
Dengan melihat hasil penelitian yang penulis lakukan, bahwa kualitas
mengajar yang dimiliki oleh guru agama khususnya mata pelajaran Qur’an Hadits
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut dinilai sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan termasuk kategori baik, dengan melihat
hasil jawaban angket yang penulis berikan kepada siswa dan mengamati secara
langsung ketika guru melakukan proses pembelajaran di dalam kelas bahwa guru
Qur’an Hadits memiliki kemampuan dalam membuat rencana pembelajaran,
kemampuan dalam menjelaskan, kemampuan dalam menggunakan metode
pembelajaran, kemampuan dalam mengelola kelas dan kemampuan dalam
mengevaluasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa guru Qur’an Hadits yang
mengajar di kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut memiliki kualitas
dalam mengajar dinilai sangat baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan analisa yang telah penulis uraikan dalam
Bab IV mengenai pengaruh kualitas pengajaran guru PAI terhadap prestasi belajar
siswa bidang studi qur’an hadits di MAN 1 Garut, maka penulis dapat
menyimpulkan :
1. Kualitas Pengajaran yang dimilki oleh guru agama di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Garut dinilai sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari proses
pembelajaran yang telah dilakukan termasuk kategori baik, dengan melihat
hasil jawaban angket yang penulis berikan dengan rata-rata 70 berada pada
rentang tinggi dengan merujuk pada tabel skor berdasarkan nilai yang ada
dan pengamatan penulis secara langsung terhadap guru qur’an hadits di
dalam kelas.
2. Prestasi Belajar di Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut dapat dikatakan baik,
hal ini dapat diketahui melalui hasil nilai rapor semester satu yang penulis
peroleh dari sekolah dengan rata-rata 81,3 pada rentang tinggi dengan
merujuk pada tabel nilai yang ada.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pengajaran guru agama
terhadap prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut. Hal ini
terbukti dengan hasil analisa data statistik “product moment” sebesar 0,708
67
68
yang mana pada kisaran 0,70 – 0,90, yang berarti antara variabel X dan Y
terdapat pengaruh yang tinggi atau kuat.
4. Jika hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai “rt" maka pada taraf
signifikansi 5% = 0,361, dan pada taraf signifikansi 1%= 0,463. Ternyata
nilai r hasil perhitungan 0,708 lebih besar daripada nilai r tabel. Maka
hipotesis nihil ditolak, sedang hipotesis alternatif diterima atau disetujui.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas pengajaran guru agama
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Garut berpengaruh kepada prestasi belajar
siswa.
5. Dari perhitungan KD (Koefisien determinan) sebesar 50,1264% maka
diketahui bahwa kualitas Pengajaran Guru memiliki korelasi terhadap
Prestasi Belajar Siswa dalam belajar sebesar 50,1264% ini berarti
49,8736% lagi dipengaruhi oleh faktor yang lain.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian skripsi ini, ada beberapa saran yang perlu penulis
kemukakan :
1. Setelah melihat hasil penelitian bahwa adanya pengaruh yang signifikan
antara kualitas pengajaran guru Qur’an Hadits terhadap prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits, maka hendaknya guru Qur’an
Hadits mempertahankan kualitas pengajarannya selama ini dikatakan
bagus, bahkan diharapkan jauh lebih baik lagi.
2. Kepada pihak pengelola sekolah, hendaknya selalu memberikan motivasi
dan dukungan kepada para guru dilapangan, dalam hal ini khususnya
penyediaan sarana dan prasarana pengajaran yang dibutuhkan oleh guru
agama agar mendukung kualitas dan proses pembelajaran yang dilakukan.
3. Kepada para guru khususnya guru agama (Qur’an Hadits), hendaknya
selalu memberikan perhatian dan dukungan penuh kepada para siswa/i
agar selalu semangat dan tetap memiliki motivasi yang tinggi dalam
belajar.
4. Kepada pihak guru, hendaknya selalu melakukan inovasi-inovasi baru
yang berkenaan dengan pendidikan dan pengajaran agar selalu terampil
69
70
71
Petunjuk Pengisian:
1. Sebelum mengerjakan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini, hendaklah
membaca Basmalah
2. Apabila telah selesai mengerjakannya, taruhlah angket ini dimeja anda
dan baca Hamdallah selanjutnya anda dipersilahkan meninggalkan
tempat.
3. Bacalah terlebih dahulu pertanyaan-pertanyaan dengan seksama,
sebelum anda mulai menjawab.
4. Jawablah pertanyaan-pertanyaan dengan memberi tanda Cheecklist ( )
pada pilihan jawaban :
Jawab : Sangat penting, karena dengan apersepsi ini siswa lebih mudah
untuk berkonsentrasi pada materi yang akan dibahas. Selain itu siswa juga
bisa mengingat materi terdahulu yang telah dibahas.
Jawab : Sangat besar, untuk mengukur kompetensi siswa dari hasil ajar
sejauh mana dalam menyerap pembelajaran.
8. Alat evaluasi apa yang bapak gunakan untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam mengajar?
Jawab : Alat evaluasi yang digunakan yaitu Tes Tulis, Pengamatan dan
Unjuk Kerja.
10. Untuk menumbuhkan semangat belajar siswa/i, apa yang bapak lakukan?
Interviewer, Interviwee,
Nilai PKMG = R
R=A+B+C+D+E+F+G+H+I
9
R = Rata-rata Butir
Penilai,
……………………………….