Anda di halaman 1dari 3

C.

Keutamaan Orang yang Beriman dan Berilmu

Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang
dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan didapat
bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya.Islam memiliki
perhatian yang sangat besar terhadap ilmu pengetahuan. AlQuran dan Hadis sebagai pedoman umat
Islam banyak sekali mendiskripsikan tentang ilmu pengetuan serta pentingnya memperoleh ilmu baik
dengan membaca, menganalisa maupun menuliskannya (mengamalkannya).

Ilmu dan iman merupakan suatu keseimbangan,memilih salah satu bukanlah hal yang bijak
tetapi keduanya adalah suatu kesatuan yang utuh dan saling melengkapi, jika yang satu kekurangan
maka yang lain melengkapi untuk menambahkan. Allah swt. Mengijinkan makhluknya berdampingan
untuk saling melengkapi juga, melengkapi yang kurang dan memperbaiki yang salah sehingga akan
menjadi lebih berkualitas, menggali diri dan saling mengingatkan satu sama lain untuk tidak berhenti
belajar, karena dapat dikatakan bahwasanya ilmu adalah kekuatan.

Dalam agam islam juga telah dijelaskan bahwa menunu ilmu itu wajib bgi setiap muslim dan
muslimah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ٌ‫ب ا ْل ِع ْل ِم فَ ِر ْيضَة‬
ْ ‫علَى ُك ِ ِّل ُم‬
‫سلِم‬ َ
ُ َ‫طل‬

“Menuntut ilmu itu wajib atas setiap Muslim” (HR. Ibnu Majah no. 224, dari sahabat Anas bin
Malik radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Al Albani dalam Shahiih al-Jaami’ish Shaghiir no. 3913)

Menuntut ilmu itu wajib bagi Muslim maupun Muslimah. Ketika sudah turun perintah Allah yang
mewajibkan suatu hal, sebagai muslim yang harus kita lakukan adalah sami’na wa atha’na, kami
dengar dan kami taat.

Terdapat banyak dalil dari kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya terkait keutamaan ilmu dan pemilik
ilmu. Di antaranya adalah:

1. Ilmu Menyebabkan Dimudahkannya Jalan Menuju Surga

Hal ini sebagaimana ditunjukkan oleh hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫س َّه َل هللاُ لَهُ ِب ِه َط ِر ْيقًا إِلَى ا ْل َجنَّ ِة‬


َ ،‫س ِف ْي ِه ِع ْل ًما‬
ُ ‫سلَكَ َط ِر ْيقًا يَ ْلت َ ِم‬
َ ‫َم ْن‬
“Barang siapa menelusuri jalan untuk mencari ilmu padanya, Allah akan memudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR. Muslim).

2. Ilmu Adalah Warisan Para Nabi

Hal ini sebagaimana dinyatakan oleh hadits,

ِّ ‫ فَ َم ْن أ َ َخذَهُ أ َ َخذَ بِح‬،‫ َولَ ِك ْن َو َّرث ُ ْوا ا ْل ِع ْل َم‬،‫ارا َو ََل د ِْر َها ًما‬
‫َظ َوافِر‬ ِ َ‫ا َ ْلعُلَ َما ُء َو َرثَةُ ْاْل َ ْنبِي‬
ً َ‫اء َوإِنَّ ْاْل َ ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِ ِّرث ُ ْوا ِد ْين‬

“Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun
dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil
bagian yang cukup.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah; dinyatakan shahih oleh asy-
Syaikh al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 6297).

3. Ilmu Akan Kekal Dan Akan Bermanfaat Bagi Pemiliknya Walaupun Dia Telah
Meninggal

Disebutkan dalam hadits,

ُ‫ أ َ ْو َولَد صَا ِلح يَ ْدعُو لَه‬،‫ أ َ ْو ِع ْلم يُ ْنتَفَ ُع بِ ِه‬،‫َاريَة‬


ِ ‫ص َدقَة ج‬
َ :‫ع َملُهُ إِ ََّل ِم ْن ث َ ََلث‬ َ َ‫سانُ ا ْنق‬
َ ‫ط َع‬ ِ ْ َ‫إِذَا َمات‬
َ ‫اْل ْن‬

“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah,
ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang berdoa untuknya” (HR. Muslim).

4. Allah Tidak Memerintahkan Nabi-Nya Meminta Tambahan Apa Pun Selain Ilmu

Allah berfirman:

ِ ِّ ‫َوقُ ْل َر‬
‫ب ِز ْدنِي ِع ْل ًما‬
“Dan katakanlah,‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu“. (QS. Thaaha [20] : 114). Ini
dalil tegas diwajibkannya menuntut ilmu.

5. Orang Yang Dipahamkan Agama Adalah Orang Yang Dikehendaki Kebaikan

DariِMu’awiyah,ِNabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ِ ‫َّللا ُ بِ ِه َخي ًْرا يُفَ ِقِّ ْههُ فِى ال ِد‬


‫ِّين‬ َّ ‫َم ْن يُ ِر ِد‬
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan
memahamkan dia tentang agama.”ِ(HR.ِBukhariِno.ِ71ِdanِMuslimِNo.ِ1037).

Yangِdimaksudِfaqihِdalamِhaditsِbukanlahِhanyaِmengetahuiِhukumِsyar’i,ِtetapiِlebihِdariِitu.ِ
Dikatakan faqih jika seseorang memahami tauhid dan pokok Islam, serta yang berkaitan dengan
syari’atِAllah.ِDemikianِdikatakanِolehِSyaikhِMuhammadِbinِShalihِAl-‘Utsaiminِdalam Kitabul
‘Ilmi (hal. 21).

6. Yang Paling Takut Pada Allah Adalah Orang Yang Berilmu

Hal ini bisa direnungkan dalam ayat,

‫َّللاَ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ا ْلعُلَ َما ُء‬


َّ ‫إِنَّ َما يَ ْخشَى‬
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”ِ(QS.ِ
Fathir: 28). Ibnu Katsir rahimahullah berkata,ِ“SesungguhnyaِyangِpalingِtakutِpadaِAllahِdenganِ
takut yang sebenarnya adalah para ulama (orang yang berilmu). Karena semakin seseorang
mengenal Allah Yang Maha Agung, Maha Mampu, Maha Mengetahui dan Dia disifati dengan sifat
dan nama yang sempurna dan baik, lalu ia mengenal Allah lebih sempurna, maka ia akan lebih
memiliki sifat takut dan akan terus bertambah sifatِtakutnya.”ِ(TafsirِAl-Qur’anِAl-‘Azhim,ِ6:ِ
308).

Para ulama berkata,


‫من كان باهلل اعرف كان هلل اخوف‬
“Siapa yang paling mengenal Allah, dialah yang paling takut pada Allah”.

7. Orang Yang Berilmu Akan Allah Angkat Derajatnya

Allah Ta’ala berfirman:

…‫َّللاُ الَّ ِذينَ آ َمنُوا ِم ْن ُك ْم َوالَّ ِذينَ أُوتُوا ا ْل ِع ْل َم د ََر َجات‬


َّ ِ‫يَ ْرفَع‬..
“…Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (QS. Al-Mujadilah [58]: 11).

Allah Subhanahu wa Ta ‘ala berfirman,

‫ير‬
ِ ‫س ِع‬
َّ ‫ب ال‬ ْ َ ‫س َم ُع أ َ ْو نَ ْع ِق ُل َما ُكنَّا فِي أ‬
ِ ‫ص َحا‬ ْ َ‫َوقَالُوا لَ ْو ُكنَّا ن‬
“Dan mereka berkata: “Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya
tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”. (QS. Al-Mulk : 10).

Anda mungkin juga menyukai