21070119120012
Kelas A
ABSTRAK
Mutu (kualitas) merupakan suatu ciri dan karakter yang bersifat menyeluruh dari suatu
produk atau jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan
kebutuhan tertentu. Suatu perusahaan yang memiliki sistem pengendalian mutu yang
baik memiliki kemungkinan untuk tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam
mengerjakan tugasnya dengan efektif. Definisi ini jelas menekankan pada kepuasan
pelanggan atau pemakai produk. Manajemen Mutu merupakan aspek-aspek dari fungsi
manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan mutu suatu
perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan
ketepatan waktu dengan anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek
harus memasukkan dan mengadakan pelatihan management kualitas.
Kata kunci : Mutu , Kualitas
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada masa kini perusahaan berlomba-lomba ingin memenangkan setiap persaingan
dalam memasarkan setiap hasil produksinya. Namun untuk memenuhi produk yang
bermutu tinggi maka harus sesuai dengan standar yang diminta oleh konsumen, karena
kepuasaan pelanggan /konsumen menjadi perhatian dari mutu (quality) sebuah produk.
Dan juga harus adanya pengendalian mutu (quality control ) dari suatu produk. Dalam
suatu perusahaan pasti memiliki permasalahan manajemen walaupun perusahaan tersbut
1
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
sudah melakukan sistem pengendalian mutu produksi yang baik. Sehingga diperlukan
seorang manajer yang memiliki ilmu pengetahuan untuk menentukan otoritas serta
keputusan agar mengahasilkan suatu hasil kerja yang efektif dan maksimal demi
tercapainya tujuan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, perusahaan yang memiliki
sistem pengendalian mutu yang baik dan teratur serta orang orang yang berkompeten
didalamnya maka akan menghasilkan tugas tugasnya dengan efektif dan maksimal
sehingga hambatan – hambatan yang terjadi dapat perlahan – lahan berkurang.
Di dalam dunia industri, manajemen sangat berkaitan dengan proses industri. Sistem
manajemen dalam industri berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian,
pengendalian dan pengelolaan proses sumber daya manusia yang berkaitan dengan
kualitas produk atau jasa. Sistem manajemen ini melibatkan penjaminan kualitas dalam
desain produk, perencanaan dan desain proses dan pengendalian bahan baku, produk
dalam proses dan produk jadi. Maka dari itu, mempelajari mutu dan cara mengendalikan
mutu sebuah produk atau jasa sangatlah penting dalam proses menajemen dalam industri.
Dengan mengetahui mengenai mutu dan pengendaliannya dalam industru, tentu saja kita
dapat meningkatkan daya saing di pasar global dengan meningkatnya kualitas produk
atau jasanya. Dalam paper ini, akan dijelaskan mengenai mutu secara umum dan
perkembangannya di dunia. Maka dari ini, dengan membaca paper ini diharapkan
pembaca dapat mulai mengenal mutu sehingga akan lebih mudah untuk memperdalam
mengenai pengendalian mutu dan metode-metodenya dalam bidang industri kelak.
2
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
2. Kajian Pustaka
2.1 Definisi Mutu
Definisi Mutu menurut Juran (1993) ialah kecocokan penggunaan produk dan
kepuasan pelanggan. Menurut Crosby (1979:58) mutu ialah sesuai dengan yang
disyaratkan atau distandarkan. Menurut Deming (1982:176) mutu ialah kesesuaian
dengan kebutuhan pasar atau konsumen, perusahaan yang bnermutu ialah perusahaan
yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan
konsumen. Menurut Feign Baum (1986:7) mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya.
Sedangkan menurut Garvi dan Davis (1994) mutu ialah suatu kondidim dinamik yang
berhubungan dengan produk, tenaga kerja, proses, dan tugas serta lingkungan yang
memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Abdul Hadis : 2010).
Kualitas secara tradisional didefinisikan Montgomery (1996) sebagai suatu
pandangan bahwa produk dan pelayanan harus sesuai dengan ketentuan mereka yang
menggunakannya. Mutu adalah ukuran relatif dari kebendaan. Mendefinisikan mutu
dalam rangka kebendaan sangat umum sehingga tidak menawarkan makna oprasional.
Secara oprasional mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang memenuhi atau melebihi
ekspektasi pelanggan. Sebenarnya mutu adalah kepuasan pelanggan. Ekspektasi
pelanggan bisa dijelaskan melalui atribut-atribut mutu atau hal-hal yang sering disebut
sebagai dimensi mutu. Oleh karena itu, mutu produk atau jasa adalah sesuatu yang
memenuhi atau melebihi ekspektasi pelanggan dalam delapan dimensi mutu. Empat
3
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
4
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
5
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
6
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
➢ Tahun 1932-1933
Industri tekstil dan wol Inggris dan industri kimia Jerman mulai menggunakan
eksperimen yang dirancang untuk pengembangan produk / proses.
➢ Tahun 1933
Masyarakat Statistik Kerajaan membentuk Bagian Penelitian Industri dan
Pertanian.
➢ Tahun 1938
W. E. Deming mengundang Shewhart untuk mempresentasikan seminar di peta
kendali di Departemen Pertanian A.S.
➢ Tahun 1940
Departemen Perang A.S. menerbitkan sebuah panduan untuk menggunakan
diagram kontrol untuk menganalisis data proses.
➢ Tahun 1940-1943
Bell Labs mengembangkan pelopor rencana sampling standar militer untuk
Angkatan Bersenjata A.S.
➢ Tahun 1942
Di Inggris Raya, Kementerian Pelayanan Advising Supply mengenai Metode
Statistik dan Kontrol Mutu dibentuk.
➢ Tahun 1942-1946
Kursus pelatihan tentang pengendalian kualitas statistik diberikan kepada industri;
Lebih dari 15 masyarakat bermutu terbentuk di Amerika Utara.
➢ Tahun 1944
Industrial Quality Control mulai terbit.
➢ Tahun 1946
American Society for Quality Control (ASQC) dan Organisasi Standar
Internasional (ISO) didirikan. Deming diundang ke Jepang oleh Bagian Pelayanan
Ekonomi dan Ilmiah dari Departemen Perang A.S untuk membantu dalam membangun
kembali industri Jepang. Persatuan Ilmuwan dan Insinyur Jepang (JUSE) dibentuk.
➢ Tahun 1946-1949, Dr.W.Edward Deming
Deming diundang untuk memberikan seminar pengendalian kualitas statistik
kepada industri Jepang.
7
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
8
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
➢ Tahun 1957
Buku Pegangan Kendali Mutu J. M. Juran dan F. M. Gryna pertama kali
diterbitkan..
➢ Tahun 1961, Dr. AV Feigenbaum
Dr. AV Feigenbaum memperkenalkan konsep Make it right the first time. Konsep ini
akan berkembang dan menjadi salah satu dasar Total Quality Management (TQM).
Dewan Nasional untuk Mutu dan Produktivitas dibentuk di Inggris Raya sebagai bagian
dari British Productivity Council.
➢ Tahun 1967, Dr. Kaoru Ishikawa
Dr. Kaoru Ishikawa memperkenalkan diagram sebab akibat yang merupakan teknik
skematis yang diguanakan untuk menemukan lokasi yang mungkin pada permasalahan
kualitas. Diagram Ishikawa ini merupakan salah satu alay dalam “7 tools”.
➢ Tahun 1969
Industrial Quality Control berhenti terbit, digantikan oleh Quality Progress dan
Journal of Quality Teknologi (Lloyd S. Nelson adalah editor pendiri JQT).
➢ Tahun 1970-an
Pada tahun ini di Inggris Raya, NCQP dan Institute of Quality Assurance bergabung
untuk membentuk Kualitas Inggris Asosiasi
➢ Tahun 1975-1978
Buku tentang eksperimen yang dirancang yang berorientasi pada insinyur dan
ilmuwan mulai muncul. Minat dalam lingkaran kualitas dimulai di Amerika Utara- ini
tumbuh ke dalam keseluruhan manajemen mutu (TQM). Metode desain eksperimental
tahun 1980 diperkenalkan dan diadopsi oleh kelompok organisasi yang lebih luas,
termasuk elektronik, kedirgantaraan, semikonduktor, dan industri otomotif.
➢ Tahun 1979, Philip B. Crosby
Philip B. Crosby menekankan pentingnya pimpinan puncak untuk menciptakan iklim
kerja yang nyaman dan meyakinkan bahwa mutu adalah misi pokok yang harus dicapai
oleh organanisasi. Dan bahwa karyawan disemua tingkatan dapat dimotivasi untuk
mengejar peningkatan tetapi motivasi tersebut tidak akan berhasil kecuali disediakan alat
untuk meningkatkannya.
9
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
10
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
11
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
12
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
13
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
pada titik penekanan biaya agar sama dengan biaya yang sesungguhnya untuk
menghasilkan dan memberikan pelayanan. TQM juga sebuah upaya untuk mencapai
keunggulan kompetitif serta mengutamakan kebutuhan pasar dan konsumen yang
dilakukan oleh setiap orang dalam organisasi dengan leadership yang kuat dari
pimpinan. Management mutu terpadu atau Total Quality Management disebut pula
Continuous Quality Improvement (CQI). Total Quality yang berarti komitmen dan
pendekatan yang digunakan secara terus-menerus untuk meningkatkan setiap proses
pada setiap bagian organisasi. Kegiatan tersebut bertujuan untuk memenuhi bahkan
melampui harapan dan outcome dari customer. Tujuan dari diterapkan TQM perlu
adanya perubahan budaya serta komitmen dari seluruh jajaran mulai pimpinan puncak
sampai level terbawah. Agar TQM dapat berkelanjutan maka organisasi harus
didukung oleh budaya yang mendukung yang menekankan pada kerja kelompok,
pemberdayaan dan partisipasi karyawan, peningkatan terus menerus fokus pada
pelanggan serta kepemimpinan yang tepat. Prinsip TQM secara keseluruhan proses
produk maka titik beratnya pada penanganan kualitas pada seluruh aspek organisasi.
6. Era Sistem Manajemen Mutu
Era ini dimulai pada sekitar tahun 1943 yaitu pada masa perang dunia II, di mana
sekutu mulai mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan peledak. Hal ini terkait
dengan mutu bahan peledak untuk keperluan militer terutama oleh pasukan Inggris.
Berdasarkan keadaan tersebut pihak militer Inggris mengembangkan serangkaian
standar yang secara umum dapat menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam
menyediakan produk bermutu tinggi serta konsisten bagi kepentingan bahan militer.
Pada akhir tahun 1960, disusun standar sistem mutu AQAP (Allied Quality Assurance
Publicators) yaitu pengembangan standar yang sudah ada sebagai sistem kendali
dengan tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan pemasok dalam pemenuhan
persyaratan. Pada tahun 1979 anggota ISO untuk Inggris yaitu British Standard
Institute, menyerahkan proposal kepada ISO agar dibentuk suatu komite teknis baru
untuk menyiapkan standar internasional yang berkaitan dengan teknik dan praktik
penjaminan mutu, maka dibentuklah komite teknis baru dengan nomor ISO/TC 176.
Sebagai hasil kerja ISO/TC 176, pada tahun 1987 dipublikasikan seri standar ISO 9000
14
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
yaitu sistem manajemen mutu yang merangkum sebagian besar standar sebelumnya di
samping peningkatan dan penjelasan standar baru.
15
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
16
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
17
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
5. Philips Crosby
Philip Crosby mempopulerkan sebuah ide "cost of poor quality", yang
menemukan betapa banyak biaya yang dikeluarkan dalam memproduksi sesuatu
yang buruk. Philip Crosby menggambarkan “empat hal yang mutlak pada
manajemen kualitas” yang lebih dikenal dengan The Four Absolutes of Quality
Management yang antara lain menekankan:
1. Kualitas digambarkan sebagai kesesuaian dengan persyaratan, bukan
sebagai “kebaikan” atau “kerapihan”.
2. Sistem untuk membangun kualitas adalah pencegahan bukan penilaian.
3. Standar performa harus zero defect (nol defect).
4. Pengukuran dari mutu adalah price (harga) ketidaksesuaian bukan indeks.
6. Dr. Kaoru Ishikawa
Dikenal sebagai bapak usaha pengendalian kualitas Jepang.dan juga Diagram
Fishbone juga disebut Diagram Ishikawa untuk menghormatinya.
7. Dr. Armand Feigenbaum
Mengembangkan filosofi Total Quality Control (TQC) dan juga membuat
kutipan “kualitas adalah tugas semua orang, tetapi karena itu tugas semua orang,
dapat juga menjadi bukan tugas siapapun tanpa kepemimpinan yang layak dan
organisasi.”
KESIMPULAN
1. Mutu adalah kondisi dinamis yang berhubungan dengan manusia, proses, produk,
jasa dan lingkungan untuk memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Manajemen
mutu adalah manajemen berupa perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, dan
pengelolaan sumber daya yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan
berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi
dengan tanggung jawab yang berapa pada tingkat manajemen puncak.
2. Sejarah pengendalian mutu sudah dikenal mulai tahun 1700 dan terus mengalami
perkembangan sampai akhirnya tahun 1990an terdapat sebuah aturan standarisasi
ISO 9000: 2000 yang dikeluarkan.
18
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
REFERENSI
19
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
TUGAS 1
PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU
Nama: Kusdinasih
NIM: 21070119120012
20
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
Pertanyaan :
1. Aspek apakah yang dapat merepresentasikan kualitas produk Brompton Folding
Bicycle?
Ditinjau dari 8 dimensi yang dapat merepresentasikan kualitas produk menurut Garvin,
yaitu:
a. Performance
Produk Brompton Folding Bicycle memiliki performa yang cukup baik, ditunjukan
dengan memiliki ukuran speed 6, memiliki pedal dengan bahan alloy dan 3-speed
BWR pada gigi nya. Sebagai pengguna pastinya menginginkan sepeda dengan
21
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
performa baik, salah satunya pedal dan gigi yang tidak berat sehingga mudah di
kayuh dan dapat melaju dengan cepat.
b. Features
Produk Brompton Folding Bicycle memiliki beberapa fitur yang menarik
pelanggan, contohnya seperti dapat dilipat dengan mudah hingga ukuran yang
kecil sehingga memungkinkan dibawa kemana-mana, berat yang termasuk ringan
dan kursi yang dapat disesuaikan dengan tinggi pengguna.
c. Reliability
Dari segi reliability, pengguna menginginkan sepeda yang dapat membuat
pengguna ingin menggunakannya terus-terusan, Oleh karena itu produk ini dibuat
sedemikian rupa agar membuat pengguna nyaman dan tidak menyulitkan untuk
digunakan.
d. Corformance
Dari segi conformance, produk Brompton Folding Bicycle ini menjawab
kebutuhan konsumen yang menginginkan sepeda yang simple, praktis, tidak berat
dan mampu membuat pelanggan ingin menggunakannya terus-terusan.
e. Durability
Produk ini dapat bertahan hingga 10 tahun sebelum kemungkinan mengalami
kerusakan serius, sehingga sesuai dengan kebutuhan pengguna yaitu memiliki
sepeda yang dapat tahan lama.
f. Serviability
Produk ini dilengkapi dengan garansi dari perusahaan selama 5 tahun untuk
menjamin produk memenuhi dimensi serviability.
g. Aesthetic
Desain yang diinginkan pengguna cenderung simple dan futuristik sehingga ketika
dipakai untuk kegiatan sehari-hari dapat terlihat elegan. Hal ini diakomodir oleh
Brompton Folding Bicycle yang memiliki desain simple dan elegan karena hanya
ada dalam beberapa warna dasar seperti hitam dan coklat.
22
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
h. Perceived Quality
Pengguna menginginkan citra produk yang baik untuk sepedanya, dan Brompton
mengakomodir hal ini karena sepeda ini memiliki merk Brompton yang cukup
terkenal dan telah menjadi perusahaan sepeda yang terpercaya sejak tahun 1976.
2. Bagaimana agar kualitas tersebut dapat selalu terjaga?
Kualitas produk merupakan hal yang utama dalam suatu produsen untuk mencapai
nilai kepuasan pelanggan. Suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan akan
berpengaruh terhadap kegiatan yang ada pada perusahaan. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kualitas produk yakni fungsi dari suatu produk, perwujudan produk,
dan biaya produk bersangkutan. Untuk menjaga kualitas produk dikenal dengan
sebutan pengendalian kualitas dan penjaminan mutu. Dalam perkembangannya
menjaga kualitas produk, quality control analysis merupakan cara untuk menjaga
kualitas produk. Ada 5 paradigma kualitas, yaitu:
a. Custom craft quality paradigm menjaga kualitas produk berdasarkan permintaan
konsumen. Pada paradigma ini produk yang dibuat sesuai dengan permintaan
konsumen,
b. Mass production and sorting quality paradigm kualitas produk dijaga dengan cara
melalukan pemeriksaan pada produk satu per satu. Apabila produk tersebut dinilai
baik maka produk akan diterima, dan apabila cacat, produk akan langsung dibuang.
c. Statistical quality control paradigm melakukan penjagaan kualitas produk dengan
cara memeriksa sampling. Jika ada 100 produk, maka hanya ada 25 produk yang
akan diperiksa.
d. Total Quality Management merupakan strategi penjagaan kualitas secara terus
menerus. Mulai dari produk diproses di lantai produksi hingga produk sampai pada
konsumen akan selalu di cek. Produsen akan menanyakan keadaan produk dan
memberikan pelayanan perbaikan apabila terjadi kerusakan terhada produk
berdasarkan jaminan garansi yang telah dikeluarkan dari perusahaan.
e. Techno-craft paradigm kualitas produk sama seperti custom craft quality
paradigm, bedanya ini menggunakan teknologi canggih sehingga memudahkan
konsumen untuk melihat kualitas produk yang diberikan.
23
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
Kualitas menjadi penting karena berdampak terhadap kinerja finansial dan marketing.
Harga produk, advertising, market share, biaya dan keuntungan adalah aspek yang
selalu terkait dengan kualitas. Perbaikan yang terus dilakukan karena dimensi yang
mengkaitkan produk dengan kepuasan pelanggan, maka dimensi kualitas dengan
demikian merupakan competitive weapon. Tumala dan Tang (1996) mengajukan 7
prinsip manajemen kualitas yang ditujukan bagi continuos improvement agar kualitas
menjadi alat kompetitif.
a. Customer Focus. Perspektif pelanggan terhadap kualitas hendaknya menjadi
keseluruhan tujuan dari sasaran kualitas dan penerapan strategi manajemen
kualitas.
b. Leadership.Manajer senior hendaknya menampilkan peran leadership dalam
menciptakan komunikasi nilai kualitas. Hal ini kemudian akan membangun
budaya kualitas dalam organisasi.
c. Continuos improvement. Continuos improvement merupakan cornerstone bagi
manajemen kualitas. Melakukan hal yang benar hari ini dan menjadi lebih baik
dimasa depan serta kemudian terus menerus meningkatkan nilai konsumen dan
dilakukan secara konsisten.
d. Strategic Quality Planning. Mencapai excellence quality dan menjadi market
leader memerlukan kesediaan untuk membuat komitmen jangka panjang dengan
para stakeholder bisnis. Kualitas sebagai strategi dan rencana oprasional perlu
merefleksikan komitmen tersebut. Pengembangan dalam segala aspek yang
berhubungan.
e. Design Quality, Speed and prevention. Design quality dan pencegahan terhadap
defect yang beakibat kegagalan produk dengan dampak kepuasan pelanggan
merupakan tujuan utama dalam sistem yang berkualitas. Maka dilakukan invokasi
aplikasi teknologi, system terintegrasi dan proses serta perencanaan produk
hendaknya diarahkan pada design – to introduction cycle time,yaitu kecepatan
untuk mengantisipasi perubahan selera pasar terhadap spesifikasi kualitas.
f. People, Participant and partnership. Semua pekerja hendaknya bekerjasama
untuk mencapai kualitas dan produktifitas sehingga produk bias memenuhi
kepuasan pelanggan. Mengimplementasikan strategi agar semua stakeholder
24
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
bisnis berperan dalam menciptakan budaya atau kebiasaan yang berkualitas serta
melakukan perubahan struktur organisasi.
g. Fact Based Management.Untuk mencapai sasaran kualitas dan sasaran kinerja
maka manajemen proses hendaknya didasrakan kepada informasi, data dan
Analisa yang reliable. Proses operasi dan keputusan perlu memiliki indicator
kinerja yang berdimensi kualitas yang sasarannya adalah kepuasan pelanggan.
Kepuasan pelanggan pada giliranya akan mempengaruhi kinerja penjualan.
Menjaga kualitas produk agar selalu terjaga dengan menjaga spesifikasi dari produk
tersebut dengan adanya SOP terhadap suatu produk akan menjaga kualitas dan
kuantitas dari produk tersebut. Dalam ranah produksi juga, pengelolaan sumber daya
manusia merupakan faktor kunci, apalagi kalau produk Anda sangat dipengaruhi oleh
skill. Agar kualitas produk itu dikatakan berkualitas, perusahaan biasanya butuh
lembaga penjamin kualitas, seperti adanya ISO, yang secara kelembagaan memang
independen dalam menetapkan aspek kualitas atau tidaknya suatu produk. Persoalan
kualitas ini sesungguhnya bukan hanya persoalan produksi saja. Misalnya adanya
bagian QC (Quality Control) di divisi produksi. Jadi konsep bahwa pengawasan dan
pengendalian kualitas itu, mulai dari pemasok hingga pelanggan. Maka di situ ada
dokumen mutu yang jelas, bahkan bukan hanya produknya, tapi juga sampai
pelayanannya. Tiap tahapan dimana produk itu dibuat, memiliki SOP yang tegas,
sehingga produk yang dihasilkan bisa dipertanggungjawabkan mutu atau kualitasnya.
Dan memang harapannya, perusahaan itu bisa meminimalisir zero defect (produk yang
rusak). Untuk memastikan suatu produk agar tetap berkualitas, perusahaan
membutuhkan lembaga penjamin kualitas. Salah satunya adalah ISO dan SNI yang
merupakan lembaga independen dalam menetapkan apek kualitas atau tidaknya suatu
produk. Selain itu, diadakan suatu bagian yang bertanggnung jawab terhadap kualitas
produk, biasanya disebut QC (Quality Control). Walaupun pada hakikatnya kualitas
bukan semata tanggung jawab QC atau produksi saja namun menjadi tanggung jawab
seluruh komponen perusahaan atau yang dikenal dengan total quality management
dimana pengawasan dan pengendalian kualitas itu dimulai dari pemasok hingga
pelanggan. Sehingga, dalam tiap tahapan produk tersebut dibuat memiliki SOP yang
tegas dan diharapkan perusahan dapat meminimalisir zero defect. Adapun saat produk
25
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
REFERENSI
Chen Hoe,Ling. (2018)The Effects of Product Quality on Customer Satisfaction and
Loyalty: Evidence from Malaysian Engineering Industry. International Journal of
Industrial Marketing ISSN 2162-3066, Vol. 3, No. 1
Do, Ricky. (2017). Brompton M6L Black Edition 2017 Folding Bike Review – The Ultimate
Commuter Bike. Di akses pada https://www.bikefolded.com/brompton-m6l-black-
edition-folding-bike-review/ tanggal 24 Agustus 2021.
Tamini, P. S., Nugraha, H. S., & Widiartanto. (2015). Pengaruh Citra Merek dan Kualitas
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Dell di Kota Semarang
(Studi Kasus Pada Konsumen Laptop Merek Dell di Kecamatan Banyumanik Kota
Semarang). Jurnal of Social and Political of Science, 1-10.
Tjiptono, F. and Diana, A. (2013) TQM (Total Quality Manajemen). Yogyakarta: Andi.
TUGAS 2
PENGENDALIAN DAN PENJAMINAN MUTU
Nama: Kusdinasih
NIM: 21070119120012
26
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
jasa berdasarkan keputusan mereka atas pertimbangan manfaat maupun harga yang
kemudian melakukan hubungan dengan perusahaan melalui telepon, surat, dan
fasilitas lainnya untuk mendapatkan suatu penawaran baru dari perusahaan.
Sedangkan menurut Nasution (2001), pelanggan suatu perusahaan adalah orang yang
membeli dan menggunakan produk suatu perusahaan.
Menurut Gasperz, pengertian pelanggan ada tiga yaitu:
1) Pelanggan internal (Internal Customer). Merupakan orang yang berada dalam
perusahaan dan memiliki pengaruh pada performansi (Performance) pekerjaan
atau perusahaan kita.
2) Pelanggan antara (Intermedieate Customer). Merupakan mereka yang bertindak
atau berperan sebagai perantara bukan sebagai pemakai akhir produk itu.
3) Pelanggan Eksternal (Eksternal Customer). Merupakan pembeli atau pemakai
akhir produk itu, yang sering disebutsebut sebagai pelanggan nyata (Real
Customer).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pelanggan adalah individu atau
kelompok yang membeli atau menggunakan sebuah produk atau jasa secara tetap
yang kemudian melakukan hubungan dengan perusahaan untuk mendapatkan suatu
penawaran baru dari perusahaan. Costumer merupakan seseorang yang membeli
produk tidak hanya sekali namun dilakukan berulang – ulang. Customer atau
pelanggan adalah seseorang yang melakukan kegiatan membeli suatu produk dan
melakukan interaksi pada periode waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhannya
dengan mempertimbangkan harga, kualitas, tempat, pelayanan.
2. Bagaimana mencari terobosan untuk kepuasan pelanggan ?
Mudie dan Cottam (1993) mengatakan bahwa kepuasan pelanggan secara total tidak
mengkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu. Namun usaha dalam
perbaikan atau penyempurnaan kepuasaan dapat dilakukan dengan berbagai strategi.
1. Relationship Marketing
Strategi ini merupakan setrategi yang melakukan hubungan transaksi antar
penyedia jasa dan pelanggan berkelanjutan, tidak berakhir setelah penjualan
selesai. Salah satu faktor yang dibutuhkan untuk mengembangkan relationship
27
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
28
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
29
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
DAFTAR PUSTAKA
Griffin, Jill. 2005. Customer Loyalty: How to Earn IT, How to Keep it. John Wiley &Sons
Inc. Company.
Gustaffsson, A., Johnson, M. J., & Roos, I. (2006). The effects of customer satisfaction,
relationship commitment dimensions, and triggers on customer retention [Journal of
Marketing from Cornell University, School of Hospitality Administration, 69(4),
210-218.
Mudie, Peter and Angela Cottam (1993), the management and Marketing of Services,
Oxford:Butterworth- Heinemann Ltd
30
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
3. Siklus PDCA
SIKLUS PDCA
Kusdinasih (21070119120012)
Fakultas Teknik Departemen Teknik Industri
Universitas Diponegoro
kusdinasih@students.undip.ac.id
ABSTRAK
Pada dasarnya, PDCA adalah singkatan dari Plan, Do, Check Act atau dalam bahasa
Indonesia adalah perencanaan, pengerjaan, pengecekan dan tindak lanjut. Model
manajemen perusahaan ini dicetuskan oleh Walter Shewhart dan dikembangkan oleh W.
Edwards Deming dengan tujuan untuk proses perbaikan perusahaan atau individu.
Untuk itu, siklus PDCA ini sering kali disebut dengan siklus Deming, siklus Shewhart,
atau siklus kendali. Siklus manajemen ini banyak digunakan di perusahaan manufaktur,
perusahaan manajemen, dll. Sesuai dengan namanya, siklus PDCA adalah suatu siklus
31
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
yang harus dilakukan berulang-ulang. Model manajemen ini bisa digunakan untuk
membantu industri atau perusahaan agar keluar dari stagnasi. Selain itu, siklus ini
digunakan untuk bisa mewujudkan sistem yang selalu berkembang agar menjadi lebih
baik.
Kata kunci : PDCA
I. PENDAHULUAN
Pengendalian kualitas adalah suatu sistem kendali yang efektif untuk
mengoordinasikan usaha – usaha penjagaan kulalitas, dan perbaikan mutu dari kelompok
– kelompok dalam organisasi produksi, sehingga diperoleh suatu produksi yang sangat
ekonomis serta dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen (Prihantoro,
2012:6). Pengendalian kualitas harus dilakukan melaului proses yang terus – menerus dan
berkesinambungan. Proses pengendalian kualitas tersebut dapat dilakukan salah satunya
dengan melalui penerapan PDCA (plan – do – check – action) yang diperkenalkan oleh
Dr. W. Edwards Deming, seorang pakar kualitas ternama berkebangsaan Amerika
Serikat, sehingga siklus ini disebut siklus deming (Deming Cycle / Deming Wheel). Siklus
PDCA umumnya digunakan untuk mengimplementasikan perubahan – perubahan untuk
memperbaiki kinerja produk, proses atau suatu sistem di masa yang akan datang.
Penerapan siklus PDCA dibantu dengan alat bantu yaitu Seven tools, alat bantu ini
merupakan 7 alat yang digunakan untuk mengendalikan kualitas atau mutu suatu produk.
Alat - alat tersebut adalah sebagai berikut :Checksheet, pareto diagram, histogram,
control chart, scatter diagram, fishbone diagram, dan diagram alur (Heizer dan Render,
2015). Alat – alat ini membantu memahami dan mengembangkan proses pengendalian
maupun perbaikan kualitas. Alat ini diharapkan mampu membantu untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi perusahaan.
TUJUAN PENULISAN
Berikut adalah tujuan penulisan paper ini :
1. Mampu menjelaskan dan memahami pengertian PDCA.
2. Mampu menjelaskan dan memahami fase PDCA
3. Mampu menjelaskan dan memahami kelebihan PDCA
32
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
33
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
34
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
35
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
memerlukan waktu yang sangat lama karena harus kembali lagi ke siklus
awal.
2) Proses harus berurutan
Konsep ini juga menuntut adanya pembagian dan lingkungan kerja yang
cukup ideal di dalam manajemen perusahaan. Proses di dalamnya harus
dilakukan sesuai dengan siklus. Jika ada seorang saja yang tidak mampu
melakukan pekerjaannya dengan baik, maka konsep ini akan menjadi sia-sia.
Selain itu, tahapan berikutnya juga akan sangat berdampak bila ada
perubahan di tengah-tengahnya. Sehingga akan sulit untuk melakukan
perubahan ketika sedang dikerjakan.
3) Implementasi tidak saling berhubungan
Pada pelaksanaannya, banyak proses yang melewati tahapan Act namun tidak
dilakukan seperti seharusnya. Implementasi tersebut tidak dilakukan dengan
aktif sehingga ketika ada proyek baru, cara ini tidak bisa membuahkan hasil
seperti sebelumnya. Untuk itu, PDCA juga harus dijelaskan secara terang di
awal pelaksanaannya kepada seluruh orang yang terlibat, karena gagal paham
akan berdampak buruk pada proyek yang tengah dikerjakan.
III. KESIMPULAN
Berikut kesimpulan dari paper ini.
1. Siklus PDCA (Plan Do Check Act) adalah metode manajemen yang bertujuan
untuk menyelesaikan masalah dengan empat langkah secara berulang.
2. Siklus PDCA membagi prosesnya ke dalam empat fase yang saling berhubungan
antara satu sama lain, yaitu Plan, Do, Check, dan Act.
3. Kelebihan PDCA adalah berkesinambungan, alur mudah dipahami,
perkembangan bisnis yang berkelanjutan, dan mendeteksi resiko sedari dini.
4. Kekurangan PDCA adalah statis, proses harus berurutan, dan implementasi tidak
saling berhubungan.
36
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
DAFTAR PUSTAKA
Dewi A.P., Susanta N., Listyorini S. 2013. Analisa Pengendalian Kualitas Dengan
Pendekatan P.D.C.A. (Plan-Do-Check-Act) Berdasarkan Standar Minimal
Pelayanan Rumah Sakit Pada RSUD Dr. Adhyatma Semarang. Journal Of Social
and Politic.Semarang: Universitas Diponegoro.
Fertilia Y. 2013. Aplikasi Siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action) Dalam Upaya
Menurunkan WIP (Work In Process) Produk Chicken Nugget di PT. Belfoods
Indonesia.Skripsi.Bogor: ITB.
ABSTRAK
Pengendalian kualitas produk merupakan faktor penting bagi dunia industri karena
pengendalian kualitas yang baik dan dilakukan secara terus menerus akan dapat
mendeteksi ketidaknormalan hasil produksi secara cepat, sehingga dapat segera
dilakukan tindakan antisipasinya. Hal ini tak lain adalah hasil jerih payah pemikiran
quality gurus atau ahli kualitas yang dimana dengan kontribusi mereka memberi dampak
yang besar hingga saat ini. Salah satu konsep pengendalian dan perbaikan kualitas
secara berkenlanjutan adalah TQM. Untuk mengetahui konsep TQM, standar ISO
9001:2015, ISO 14001:2015 serta ISO 21001 : 2018 maka dibuatlah paper ini.
Berdasarkan referensi beberapa jurnal dan buku didapati bahwa Total Quality
37
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
Management merupakan salah satu konsep pengendalian mutu yang berfokus pada
perbaikan berkelanjutan dari segala aspek. Alat yang digunakan dalam TQM ini adalah
SPC yang didalamnya terdiri dari seven tools. ISO 9001:2015 berisi mengenai standar
manajemen mutu dengan mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi. ISO
14001:2015 membahas tentang pengaturan dan manajemen lingkungan dan ISO 21001
: 2018 membahas tentang standar manajemen lingkungan dalam dunia pendidikan.
Kata kunci : TQM, ISO 9001:2015, ISO 14001:2015, ISO 21001:2018
I. PENDAHULUAN
Persaingan sektor industri dihadapkan pada tantangan yang semakin berat sejalan
kemajuan dan peradaban manusia serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang industri penghasil barang maupun jasa. Kualitas hasil produksi menjadi salah
satu dasar keputusan konsumen akan kepuasan produk yang mereka beli sesuai dengan
keinginan dan harapannya. Kontrol kualias sangat diperlukan dalam memproduksi suatu
barang untuk menjaga kestabilan mutu. Kontrol kualitas secara statistik berbeda dengan
kontrol kualitas secara kimia atau fisika. Secara statistik kontrol kualitas tidak
menghendaki ”terbaik absolut”, tetapi yang dapat memenuhi permintaan konsumen.
Produsen yang baik tentu akan mempertahankan mutu supaya tidak terlalu banyak
variasi. Karena kualitas suatu produk ditentukan oleh ciri-ciri produk itu. Ciri-ciri yang
mungkin ada dalam suatu produk adalah ukuran, sifat fisik, sifat kimia, daya tahan hidup,
dan lainnya. Kontrol kualitas dapat memberikan jaminan kepada konsumen bahwa
produk yang dihasilkan merupakan produk yang berkualitas baik dan layak dikonsumsi.
Hal ini akan memberikan banyak keuntungan bagi produsen karena omset penjualan yang
meningkat.
Konsep pengendalian kualitas sering digunakan saat ini yaitu Total Quality
Management (TQM). TQM adalah suatu filofofi manajemen yang terintegrasi yang
bertujuan meningkatkan kualitas produk dan proses secara berkesinambungan untuk
mencapai kepuasan konsumen. TQM juga dapat diartikan sebagai suatu pendekatan
sistem untuk mengintegrasikan semua fungsi dan proses agar tercapai penyempurnaan
mutu produk secara berkesinambungan untuk mencapai kepuasan konsumen.
38
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
TUJUAN PENULISAN
Berikut adalah tujuan penulisan paper ini :
1. Mampu menjelaskan dan memahami konsep TQM.
2. Mampu menjelaskan dan memahami standar ISO 9001:2015
3. Mampu menjelaskan dan memahami standar ISO 14001:2015
4. Mampu menjelaskan dan memahami standar ISO 21001:2018
39
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
terpadu atau TQM sudah muncul di daratan Amerika dan Jepang dan akhirnya Koji
Kobayashi, salah satu CEO of NEC, diklaim sebagai orang pertama yang mempopulerkan
TQM, yang dia lakukan pada saat memberikan pidato pada pemberian penghargaan
Deming prize di tahun 1974. Banyak perusahaan Jepang yang memperoleh sukses
global karena memasarkan produk yang sangat bermutu. Perusahaan/organisasi yang
ingin mengikuti perlombaan/ bersaing untuk meraih laba/manfaat tidak ada jalan lain
kecuali harus menerapkan Total Quality Management. Di Jepang, TQM dirangkum
menjadi empat langkah, yaitu sebagai berikut.
• Kaizen: difokuskan pada improvisasi proses berkelanjutan (Continuous
Improvement) sehingga proses yang terjadi pada organisasi menjadi visible (dapat
dilihat), repeatable (dapat dilakukan secara berulang-ulang), dan measurable
(dapat diukur).
• Atarimae Hinshitsu: berfokus pada efek intangible pada proses dan optimisasi
dari efek tersebut.
• Kansei: meneliti cara penggunaan produk oleh konsumen untuk peningkatan
kualitas produk itu sendiri.
• Miryokuteki Hinshitsu: manajemen taktis yang digunakan dalam produk yang
siap untuk diperdagangkan.
Adapun karakteristik TQM antara lain sebagai berikut ini :
• Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
• Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas
• Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan
masalah.
• Memiliki komitmen jangka panjang.
• Membutuhkan kerjasama tim (teamwork).
• Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
• Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
• Memberikan kebebasan yang terkendali.
• Memiliki kesatuan tujuan.
• Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan
40
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
41
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
42
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
43
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
44
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
45
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
46
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
47
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
48
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
pendidikan untuk menjadi lebih bertanggung jawab secara sosial dan menyediakan
layanan pendidikan yang dapat diakses dan adil bagi peserta didik.
Standar ISO 21001: 2018 membantu lembaga pendidikan dalam meningkatkan
kepuasan peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, serta penerima manfaat
lainnya. Persyaratan standar ISO 21001: 2018 bersifat umum dan dapat diterapkan oleh
semua lembaga yang berbasis kurikulum, baik formal maupun informal, mulai dari taman
kanak-kanak hingga perguruan tinggi, atau mulai dari lembaga kursus dan pelatihan
dengan metode tatap muka langsung hingga pembelajaran elektronik (e-learning).
Tujuan utama dari Standar ISO 21001: 2018 adalah untuk mengevaluasi apakah
lembaga pendidikan telah memenuhi kebutuhan peserta didik dan penerima manfaat
layanan pendidikan lainnya. Melalui pemenuhan klausul Standar ISO 21001: 2018,
lembaga pendidikan akan dapat menyediakan produk dan layanan pendidikan yang dapat
memenuhi persyaratan yang diharapkan dari pihak-pihak berkepentingan. Selain itu
Adapun manfaat yang diperoleh dari menerapkan standar ISO 21001: 2018 baik manfaat
secara umum maupun manfaat secara bisnis. Secara umum, penerapan ISO 21001: 2018
akan:
• Menyelaraskan kegiatan lembaga dengan kebijakan, misi dan visi lembaga,
• Meningkatkan tanggung jawab sosial dengan menyediakan pendidikan
berkualitas yang inklusif dan adil untuk semua peserta didik,
• Sebagai proses dan alat evaluasi yang tepat untuk meningkatkan efektivitas dan
efisiensi,
• Meningkatkan kredibilitas lembaga Pendidikan,
• Peningkatan berkelanjutan melalui pemantauan terus-menerus untuk
meningkatkan proses pembelajaran.
Adapun manfaat secara bisnis, penerapan ISO 21001: 2018 akan:
• Meningkatkan daya saing dan meningkatkan kualitas pendidikan karena ISO
21001: 2018 mengadopsi praktik terbaik dari industri pendidikan yang diakui
secara internasional
• Meningkatkan kepuasan peserta didik dan penerima manfaat lainnya sehingga
berpengaruh terhadap reputasi,
49
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
50
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
III. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan paper yang telah dikemukakan sebelumnya, dapat ditarik
kesimpulan bahwa:
1. Total Quality Management merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan
usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus-menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses, dan
lingkungannya.
2. ISO 9001:2015 adalah sebuah standar internasional yang membahas mengenai
penerapan sistem manajemen mutu yakni suatu keputusan strategis bagi suatu
organisasi yang dapat membantu organisasi untuk meningkatkan kinerjanya
secara keseluruhan dan menyediakan dasar yang kuat untuk inisiatif
pembangunan berkelanjutan.
3. ISO 14001:2015 adalah sebuah standar internasional untuk sistem manajemen
lingkungan (SML) yang membantu perusahaan untuk mengidentifikasi,
memprioritaskan, dan mengatur risiko-risiko lingkungan sebagai bagian dari
praktek bisnis normal.
4. Standar ISO 21001: 2018 adalah sistem manajemen organisasi pendidikan yang
disesuaikan dari ISO 9001: 2015. Standar ini disusun khusus untuk sektor
pendidikan dalam mencapai tujuan dan menjalankan fungsi utamanya, yaitu
memberikan pendidikan yang bermutu
51
Kusdinasih
21070119120012
Kelas A
DAFTAR PUSTAKA
Focus. 2016. Quality Gurus and their Key Contributions. Diakses pada
https://www.focusstandards.org/quality-gurus-key-contributions/ tanggal 24
Agustus 2021
International Organization for Standardization. 2015. Introduction to ISO 9001:2015.
Geneva : ISO.
International Organization for Standardization. 2015. Introduction to ISO 14001:2015.
Geneva : ISO.
Montgomery, Douglas C. 2009. Introduction to Statistical Quality Control 6th edition.
Arizona : John Wiley & Sons
Tjipto, Fandy. 2005. Prinsip-Prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Ishikawa, K., & Loftus, J. H. (1990). Introduction to quality control(Vol. 98). Tokyo: 3A
Corporation.
Montgomery, Douglas C. 2009. Introduction to Statistical Quality Control 6th edition.
Arizona : John Wiley & Sons.
Navas, R. K. B., Prakash, S., Rajan, A. J., & Arunachalam, S. (2018). Total Quality
Management: A Framework for Quality Improvement in Indian Manufacturing
Small and Medium Enterprises. 2018 IEEE International Conference on
Industrial Engineering and Engineering Management
(IEEM).doi:10.1109/ieem.2018.8607781
52