Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

“PENANGANAN KASUS KEHAMILAN, PERSALINAN DAN


MASA NIFAS DENGAN KELAINAN VARISELLA”
Tugas Mata Kuliah Medical Science
Dosen Pembimbing : Tri Maryani, SST.,M.Kes

Disusun Oleh :

Regita Cita Puspitasari P07124216051


Ina Prabaningtyas P07124216054
Siti Nur Annisa P07124216063
Ade Erma Zuliana M P07124216065
Awanda Dewi Santika P07124216073
Anisa Diyah Utami P07124216074

PRODI SARJANA TERAPAN JURUSAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2019

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Penanganan Kasus Kehamilan, Persalinan Dan Masa Nifas Dengan Kelainan Varisella”.
Dengan baik dan tepat waktu meskipun dalam pembuatan makalah ini masih sangat banyak
kekurangan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Tri Maryani, S.ST, M.kes
selaku dosen pembimbing mata kuliah Kesehatan Masyarakat yang telah memberikan tugas ini
kepada kami serta teman-teman yang telah membantu kelancaran pembuatan makalah ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat, serta dapat menjadi
bekal bagi kita sebagai seorang calon tenaga kesehatan, yaitu menjadi seorang bidan. Kami
menyadari bahwa dalam pebuatan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran,dan usulan demi perbaikan untuk
diri kami dalam pembuatan makalah selanjutnya mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa adanya saran yang membangun.
Kami berharap bahwa makalah yang telah kami buat ini dapat dipahami oleh siapa pun
yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun dapat berguna bagi kami sendiri
sekaligus bagi orang-orang yang membacanya. Kami memohon maaf apabila dalam
pembuatan makalah ini ada kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun dari teman-teman sekalian demi perbaikan
pembuatan makalah pada kesempatan yang lainnya. Demikian yang dapat penulis sampaikan,
terima kasih.

Yogyakarta, April 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 5
C. Tujuan ............................................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 6
A. Definisi............................................................................................................................ 6
B. Etiologi............................................................................................................................ 6
C. Patofisiologi .................................................................................................................... 6
D. System Penyebaran ....................................................................................................... 7
E. Tanda Gejala .................................................................................................................. 7
F. Pencegahan ................................................................................................................... 8
G. Komplikasi ...................................................................................................................... 8
H. Penanganan Kasus ........................................................................................................ 8
BAB III Kasus Lapangan ...........................................................................................................12
BAB IV PEMBAHASAN KASUS ................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................23
LAMPIRAN ................................................................................. Error! Bookmark not defined.

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Virus Varisela-zoster (VZV) adalah salah satu dari delapan virus herpes yang
menginfeksi manusia. Virus ini dapat menimbulkan dua penyakit: infeksi primer berupa
varisela (cacar air/chickenpox), dan manifestasi sekunder atau klinis dari infeksi laten
berupa herpes zoster (shingles)

Infeksi berulang dapat mengakibatkan terjadinya herpes zoster, dimana telah


dikenal sejak lama. Infeksi varicella primer (cacar air) susah dibedakan dengan cacar
sampai akhir abad ke-19. Pada tahun 1875, Steiner menunjukkan bahwa cacar air
disebabkan oleh cairan vesikula yang berasal dari pasien dengan akut varicella.
Observasi klinis mengenai hubungan antara varicella dan herpes zoster dibuat pada
tahun 1888 oleh Von Bokay ketika anak-anak yang tidak terbukti memiliki kekebalan
terhadap varicella setelah kontak dengan herpes zoster. VZV diisolasi dari kedua cairan
vesikular yang berasal dari cacar air dan lesi zoster dalam kultur sel oleh Thomas Weller
pada tahun 1954. Penelitian laboratorium virus itu selanjutnya menyebabkan
pengembangan vaksin varicella hidup yang dilemahkan di Jepang pada 1970-an. Vaksin
ini berlisensi untuk digunakan di Amerika Serikat pada Maret 1995. Vaksin pertama
untuk mengurangi risiko herpes zoster ini dilisensikan pada Mei 2006.

Di Indonesia dan negara tropis lainnya, morbiditas varisela masih tinggi,


terutama pada masa anak dan dewasa muda (pubertas). Varisela tidak menyebabkan
kematian. Sejak lama disepakati bahwa varisela dapat sembuh sendiri (swasirna).
Namun, varisela termasuk penyakit yang kontagius (menular) dan penularan terjadi
dengan cepat secara airborn infection, terutama pada orang serumah dan pada orang
dengan imunokompremais. Pada orang dengan imunokompremais (misalnya pasien
dengan Human Imunodeficiency Virus) dan kelompok tertentu (ibu hamil, neonatus)
biasanya gejala lebih berat dan mudah mengalami komplikasi

Infeksi VZV jarang terjadi selama kehamilan, wanita hamil beberapa kali lebih
mungkin untuk terinfeksi varisela yang fatal daripada pasien yang tidak hamil, janin
memiliki risiko tinggi terjadinya sindrom varisela kongenital (CVS/Congenital Varisela
Syndrome). Manifestasi maternal terjadi pada fase viraemic kedua dengan sakit kepala,
demam, malaise, diikuti oleh pruritus dan ruam makulopapular, yang berubah menjadi

4
vesikuler sebelum pengerasan kulit sekitar 5 hari kemudian. Penyakit ini menular dari 2
hari sebelum ruam sampai krusta, dan infeksi subklinis terjadi. Infeksi pada kehamilan
dapat berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas janin, perinatal, dan maternal
yang signifikan.

Berbagai jenis obat antivirus berguna menghambat replikasi Varicella


ZosterVirus (VZV), misalnya asiklovir, valasiklovir, famsiklovir, dan foskarnet. Obat
antivirus bermanfaat bila diberikan dalam waktu 24 jam setelah muncul erupsi kulit.
Imunisasi vaksin varisela di Indonesia tidak termasuk imunisasi yang diharuskan.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana manajemen varicela pada kehamilan, persalinan dan masa nifas?

C. Tujuan
Mengetahui manajemen varicela pada kehamilan, persalinan, dan masa nifas.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Varicella atau Chickenpox atau yang sering disebut cacar air adalah suatu virus
infeksi menular, yang menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bitnik-bintik kecil
yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan
rasa gatal. Merupakan infeksi akut menular disebabkan oleh virus Varisela-zoster
(Marni, 2011).
Varicella merupakan penyakit anak-anak yang sangat jarang dijumpai dalam
kehamilan dan nifas. Walaupun umumnya cacar air itu suatu penyakit ringan, namun
pada wanita hamil kadang-kadang bisa menjadi berat dan dapat menyebabkan partus
prematurus (Marni, 2011).

B. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah oleh infeksi virus Varisella-Zoster (VZV).
Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan
timbulnya penyakit verisela, sedangkan reaktivitasi (keadaan setelah kambuh dari
varisela) menyebabkan herves zoster.
Secara morfologis identic dengan virus Herpes Simplex. Virus ini dapat berbiak
dalam bahan jaringan embryonal manusia. Virus yang infektif mudah dipindahkan oleh
sel-sel yang sakit. Virus ini tidak berbiak pada binatang. Pada cairan dalam penderita,
virus ini dapat ditemukan. Antibodi yang dibentuk tubuh terhadap virus ini dapat diukur
dalam tes ikatan komplomen, presipitasi gel, netralisasi atau imunofluoresensi tidak
langsung terhadap antigen selaput yang disebabkan oleh virus.

C. Patofisiologi
Infeksi virus masuk bersama airbome droplet masuk ke traktus respiratorius,
tidak tertutup kemungkinan penularan juga lewat lesi kulit tapi penyebaran yang paling
efektif melalui system respirasi. Selanjutnya virus akan berkembang di dalam system
retikuloemdotetial, kemudian akan terjadi virema disertai gejala konstitusi yang diikuti
dengan munculnya lesi dipermukaan virus.
Jalur transmisi varisella melalui inhalasi atau droplet infection, yang dianggap
mulai infeksius sejak 2 hari sebelum lesi kulit muncul. Lesi di kulit dianggap tidak

6
infeksius setelah semua menjadi krusta, dengan kemungkinan penularan terjadi sampai
10-21 hari (rata-rata 15 hari, sejak awal muncul lesi kulit).
Tanda awal varisella mungkin mirip gejala flu, dengan malaise dan demam,
diikuti munculnya lesi kulit yang khas. Pada suatu periode waktu didapatkan lesi berupa
macula, papula, vesikel/pustula, dan krusta dengan lokasi tersebar atau tidak
berkelompok.

D. System Penyebaran
1. Biasanya mulai dari badan (dada), menyebar ke wajah dan estremitas
2. Bentuk macula, papula, vesikula dan krusta dapat terjadi pada waktu yang sama.
3. Bila terjadi infeksi sekunder, cairan vaskula yang jernih akan berubah menjadi nanah
lymfodenopati.

E. Tanda Gejala
Pada penderita akan mengalami sedikit demam, pilek, cepat merasa lelah, lesu
dan lemah. Gejala-gejala ini khas untuk infeksi virus. Pada kasus yang lebih berat, dapat
ditemukan nyeri sendi, sakit kepala da pusing. Beberapa hari kemudian kemerahan
pada kulit yang berukuran kecil yang pertama kali ditemukan disekitar dada dan perut.
Gejala mulai timbul dalam waktu 10-21 hari setelah terinfeksi.
Kemerahan pada kulit ini lalu berubah menjadi lenting berisi cairan dengan
dinding tipis. Ruam kulit ini mungkin akan terasa nyeri atau gatal sehingga dapat
tergaruk secara tidak sengaja. Jika lenting ini tidak dibiarkan maka akan segera
membentuk keropeng (krusta) yang nantinya akan terlepas dan meninggalkan bercak
dikulit yang lebih gelap (hiperpigmentasi). Bercak ini lama-kelamaan akan pudar
sehingga beberapa waktu kemudian tidak akan meninggalkan bekas lagi. Proses ini
memakan waktu selama 6-8 jam. Selanjutnya akan terbentuk bitnik-bintik dan lepuhan
yang baru.
Pada bayi, misalnya pada bayi yang usianya belum genap satu tahun akan lebih
menderita saat terserang virus ini karena demamnya bisa sangat tinggi. Kulitnya pun
akan bisa terinfeksi bakteri.

7
F. Pencegahan
a. Pencegahan infeksi sebelum hamil:
Periksa status imunisasi. Wanita yang sudah pernah terkena cacar air dan/atau
herpes zoster, atau memperoleh vaksinasi sebelumnya, dianggap sudah terproteksi
sehingga tidak perlu divaksin lagi. Vaksinasi bagi wanita yang belum terproteksi
diberikan selambat-lambatnya 30 hari sebelum merencanakan untuk hamil. Vaksin
diberikan 2 kali dengan rentang waktu 6-8 minggu. Masing-masing 0.5 ml subkutan.
Vaksin yang beredar di Indonesia: Varilrix.
b. Pencegahan infeksi pada masa kehamilan:
Menghindari kontak dengan orang-orang yang sedang terkena cacar air atau herpes
zoster. Memvaksinasi orang-orang yang tinggal di sekitar wanita tersebut, terutama
jika ia belum terproteksi.
c. Pencegahan infeksi pascapersalinan:
Pada ibu yang belum terproteksi, vaksinasi dosis pertama diberikan sebelum
meninggalkan rumah sakit dan dosis kedua diberikan pada 6-8 minggu pascasalin.

G. Komplikasi
Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi
dengan virus Varisella zoster harus segara dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil
pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negative, maka diberikan VZIG
dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.
Imunisasi varisella tidak boleh diberikan pada kehamilan karena vaksin terdiri
dari virus yang dilemahkan. Varisella pada ibu hamil trimester pertama dapat
menimbulkan kelainan kongenital sedangkan infeksi ibu hamil menjelang melahirkan
dapat terjadi varisella congenital.
Pada masa kehamilan angka kejadian herpes zoster tidak lebih sering terjadi dan
bila terjadi tidak menimbulkan resiko terhadap janin. Bila serangan herpes zoster sangat
dekat dengan saat persalinan maka varisella dapat ditularkan secara langsung pada
janin sehingga hal ini harus dicegah.
a. Komplikasi varisella pada kehamilan
5 – 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi
varicella akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan Komplikasi maternal yang mungkin
terjadi :
1) Persalinan preterm.

8
2) Ensepalitis
3) Pneumonia
Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada
kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan
kurang dari 13 minggu. Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu
pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%. Bila infeksi
pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin
mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting”
Pada infeksi yang terjadi pada akhir kehamilan (secara kesepakatan ditetapkan 5
hari sebelum atau sesudah kelahiran) memunculkan risiko transmisi vertikal, yang
dapat mengakibatkan bayi baru lahir mengalami infeksi varicella berat14. Pada
pasien dengan status imun rendah, bayi baru lahir, dan ibu hamil, bila sudah terjadi
infeksi, prinsip terapi adalah suportif dan pemberian anti viral sesuai indikasi. Anti
viral terpilih adalah acyclovir, yang akan bekerja efektif bila diberikan dalam 72 jam
pertama sesudah munculnya lesi. Indikasi mutlak pemberian terapi anti viral meliputi
status imun rendah, manifestasi klinis berat, serta kehamilan trimester ke-315.
b. Komplikasi varisella pada persalinan dan nifas
Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari
pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi
hebat dengan mortalitas 30%. Imunoglobulin varisella zoster (VZIG) harus diberikan
pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi. Bila
serangan herpes zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka Varisella dapat
ditularkan secara langsung pada janin.
H. Penanganan Kasus
1. Topikal : Bedak dan antibiotika
2. Sistemik : Sedativa, antipiretik, antibiotika untuk infeksi sekunder, acyclovir.
a. Antivirus: Asiklovir
Biasanya diberikan pada kasus-kasus yang berat, misalnya pada penderita
leukemia atau penyakit-penyakit lain yang melemahkan daya tahan tubuh
b. Antipiretik: Untuk menurunkan demam
Parasetamol atau ibuprofen
Jangan berikan aspirin pada anak anda. Pemakaian aspirin pada infeksi virus
(termasuk virus varisela) telah dihubungkan dengan sebuah komplikasi fatal,
yaitu sindroma Reye.

9
c. Antihistamin: Untuk mengurangi gatal
d. Salep antibiotika: Untuk mengobati ruam yang terinfeksi
e. Antibiotika: bila terjadi komplikasi pnemonia atau infeksi bakteri pada kulit
f. Dapat diberikan bedak atau losio pengurang gatal (misalnya losio kalamin).
Pengobatan varisela dibagi menjadi dua yaitu pada penderita normal dan
penderita dengan imunokompromise atau penurunan sistem imun :
1. Normal
a. Neonatus –> Acyclovir 500mg/m2 setiap 8 jam selama 10 hari.
b. Anak-anak –> terapi sintomatis atau acyclovir 20mg/kgbb dibagi 4 dosis selama
5 hari.
c. Dewasa atau dengan kortikosteroid –> Acyclovir 5x 800mg selama 7 hari.
d. Wanita hamil , Pnemonia –> Acyclovir 5×800mg selama 7 hari atau acyclovir IV
10mg/kgbb setiap 8jam selama 7 hari. Terapi simptomatik namun harus
dilakukan pemeriksaan sinar x torak untuk menyingkirkan kemungkinan
pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia terjadi pada 16% kasus dan
mortalitas sampai diatas 40%.
Bila terjadi pneumonia maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan
diterapi dengan antiviral oleh karena perubahan dekompensasi akan sangat cepat
terjadi. Sindroma varicella kongenital dapat terjadi. Diagnosa sindroma didasarkan atas
temuan IgM dalam darah talipusat dan gambaran klinik pada neonatus antara lain :
a. Hipoplasia tungkai
b. Parut kulit
c. Korioretinitis
d. Katarak
e. Atrofi kortikal
f. Mikrosepali
g. PJT simetrik
Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada
kehamilan antara 13 – 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang
dari 13 minggu. Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca
persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24%. Bila infeksi pada ibu
terjadi dalam jangka waktu 5 – 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi
maka hal ini umumnya ringan dan “self limiting” Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4

10
hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada
resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.
2. Imunokompromise
a. Penyakit ringan –> Acyclovir 5×800mg selama 7-10 hari
b. Penyakit sedang –> Acyclovir IV 10mg/kgbb selama 7 hari atau lebih lama
c. Acyclovir resisten (AIDS) –> Foscarnet IV 40mg/kgbb sampai penyakit teratasi

11
BAB III
Kasus Lapangan
A. Data Fokus
1. Data Subjektif :
a. Klien mengatakan terasa nyeri yang sangat sehingga mengganggu istirahat tidurnya
b. Klien mengeluh pada dada dan punggungnya
2. Data Objektif :
Terdapat bintik merah dan vesikel serta bulat

B. Contoh Kasus

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN VARICELLA


Ny “A” UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 UK 12 MINGGU
DI BPM. ERLI, MAGUWOHARJO
No Register : 052765
Masuk Rs Tanggal/Jam : 25 -04-2017/ Jam 08.10 WIB
Di Riwat di Ruang : Pemeriksaan
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS

IBU SUAMI
Nama : “A” “ L”
Umur : 25 tahun 28 tahun
Agama : Islam Islam
Suku /Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA STM
Pekerjaan : IRT Pegawai swasta
Alamat : Maguwoharjo Magowoharjo
No telpon : 085312046565 -
B. DATA SUBYEKTIF
a. Alasan kunjungan
Ibu mengatakan beberpa hari terakhir badannya panas

12
b. Keluhan utama
Merasa sedikit demam, nyeri kepala, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah.
Serta adanya bintik-bintik merah berupa gelembung berisi cairan bening pada perut.
c. Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahu Siklus : 28 hari
Lama : 5-7 hari Teratur : Teratur
Sifat darah : cair Keluhan : Tidak ada
d. Riwayat Perkawinan
Status pernikahan : syah Menikah ke :1
Lama : 1 tahun Usia menikah pertama kali : 24 tahun
e. Riwayat obstetrik
Ibu mangatakan ini kehamilan yang pertama
f. Riwayat kontrasepsi yang digunakan
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
g. Riwayat Kehamilan sekarang
HPHT : 01-02-2018
HPL : 08-11-2018
1) ANC pertama kali umur kehamilan : 4 minggu 2 hari
Trimester I
Frekuensi : 2 x, Tempat : BPS Oleh : Bidan
Keluhan : Mual muntah, pusing
Terapi : Asam folat , kalsium
Trimester II
Frekuensi : belum dilakukan
Keluhan : --
Terapi :-
Trimester III
Frekuensi : belum dilakukan
Keluhan :-
Terapi :-
2) Imunisasi TT
TT1 : Desember 2012 (caten)
TT2 : Pada umur kehamilan 4+2 Minggu

13
TT3 : Belum dilakukan
TT4 : Belum dilakukan
3) Pergerakan janin selama 24 jam (dalam sehari)
Ibu mengatakan belum merasakan adanya gerakan janin
h. Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang menderita penyakit hipertensi.Ibu mengatakan
tidak sedang / pernah menderita penyakit menular ( PMS, HIV/ AIDS, HEP B)
penyakit menahun ( ASMA, Jantung. Ginjal)
2) Riwayat kesehatan dahulu
Ibu mengatakan ibu kandungnya menderita penyakit hipertensi.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak sedang
menderita penyakit menular seperti (PMS, TBS, HIV/AIDS, Hepatitis), Penyakit
menurun ( DM, ASMA, ), penyakit menahun seperti (Jantung , Ginjal, ASMA).
4) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu maupun keluarga suami tidak
mempunyai riwayat keturunan kembar.
5) Riwayat OperasI
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat operasi apapun.
6) Riwayat alergi obat
Ibu mengatakan tidak mempunyai alergi obat.
i. Pola pemenuhan kebutuhan
Sebelum hamil Saat hamil
1) Nutrisi
Makan
Frekuensi : 3 x/hari 4- 5 x/hari
Jenis : nasi, sayur, lauk nasi, sayur, lauk
Porsi : 1 piring 1 piring
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Minum
Frekuensi : 6-7 x/hari 7- 10 x/hari
Jenis : air putih,teh air putih,susu

14
Porsi : 1 gelas 1 gelas
Pantangan : tidak ada tidak ada
Keluhan : tidak ada tidak ada
Eliminasi
BAB
Frekuensi : 1 x/hari 1 x/hari
Warna : kuning kecoklatan kuning kecoklatan
Konsistensi : lembek lembek
Keluhan : tidak ada tidak ada
BAK
Frekuensi : 5-6 x/hari 6- 8 x/hari
Warna : kuning jernih kuning jernih
Konsistensi : cair cair
Keluhan : tidak ada tidak ada
2) Istirahat

Tidur siang
Lama : 2 jam 3 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
Tidur malam
Lama : 8 jam 10 jam
Keluhan : tidak ada tidak ada
j. Personal Higiene
Mandi : 2 x/hari 2 x/hari
Ganti pakaian : 2 x/hari 2 x/hari
Gosok gigi : 2 x/hari 2 x/hari
Keramas : 3 x/minggu 3 x/minggu
k. Pola seksualitas
Frekuensi : 2 x/minggu 1 x/minggu
Keluhan : tidak ada tidak ada

15
l. Pola aktivitas
Ibu mengatakan aktivitas ibu sehari-sehari hari mengerjakan pekerjaan rumah tangga
seperti: mencuci, menyapu dan memasak.
m. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok,minum jamu, minuman beralkohol).
Ibu mengatakan tidak mempunyai kebiasaan yang menggangu kesehatan yaitu seperti
(merokok, minum jamu, minuman beralkohol).
n. Psikososio spiritual dan ekonomi (penerimaan ibu/suami/keluarga,perencanaan
persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, Kegiatan social, dan
persiapan keuangan ibu dan keluarga).
1) Ibu mengatakan ibu,suami maupun keluarga sangat senang atas kehamilan ini.
2) Ibu mengatakan belum mempersiapkan persalinan seperti : pendamping ibu pada
saat persalinan, Donor darah, kendaraan, tempat persalinan, penolong persalinan.
3) Ibu mengatakan ingin memberikan ASI secara Esklusif pada bayinya.
4) Ibu mengatakan ingin merawat bayinya sendiri.
5) Ibu mengatakan taat dalam beribadah.
6) Ibu mengatakan mengikuti kegiatan social dikampungnya seperti pkk.
7) Ibu mengatakan penopang perekonomian keluarga adalah suami dan ibu mertua.
o. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan, persalinan dan laktasi).
1) Ibu mengatakan sudah mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan.
2) Ibu mengatakan belum mengetahui tanda-tanda persalinan.
3) Ibu mengatakan belum mengetahui menganai laktasi.
4) Ibu mengatakan belum mengetahui cara perawatan bayi.
p. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan).
1) Ibu mengatakan daerah sekitar rumah bersih jauh dari polusi udara, limbah pabrik
dan jauh dari kandang hewan)
2) Ibu mengatakan tidak mempunyai hewan peliharaan yaitu seperti: kucing, anjing,
ayam, dan burung.
C. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmetis
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda vital sign
Tekanan darah : 120/100 Mmhg Nadi : 84x/menit

16
Pernafasan : 21x/menit Suhu :36,30C
e. Berat badan sebelum hamil : 48 kg Tinggi badan : 156 cm
Berat badan saat hamil : 57 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Kepala : Mesocepal, tidak ada nyeri tekan,tidak ada massa
b. Rambut : panjang, lurus, hitam , tidak ada massa
c. Muka : oval, ada strei gravidarum, tidak ada bekas luka, tidak oedem
d. Mata : simetris, tidak ada tanda –tanda infeksi, konjungtiva pucat, sclera
ikterik dan penglihatan baik.
e. Telinga : simetris, bersih, trdapat lubang dan gendang telinga
pendengaran baik
f. Hidung : simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung tidak adapolip,
tidak secret
g. Mulut : simetris, tidak ada karies pada gigi, tidak ada gusi berdarah,lidah
bersih.
h. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tyroid, limfe dan tidak
ada pembesaran kelenjar vena jugu laris.
i. Dada : tidak ada bunyi wezzing, tidak ada bunyi retraksi dinding dada.
j. Payudara : simetris, putting susu menonjol, hiperpigmentasi pada areola
mamae, dan Colostrums belum keluar.
k. Abdomen : ballotemen (+) terdapat bintik – bintik berupa merah berupa
gelembung berisi cairan bening pada perut
Leopold I : belum dilakukan
Leopold II : belum dilakukan
Leopold III : belum dilakukan
Leopold IV : belum dilakukan
Palpasi supra pubic : tidak dilakukan
Osborn test : tidak dilakukan
TFU menurut Mc. Donal: tidak dilakukan
TBJ : tidak dikaji
Auskultasi Djj : tidak dilakukan
l. Estremitas Atas : Tidak ada oedem, jari kuku tidak pucat

17
m. Ekstermitas Bawah : Tidak ada oedem, tidak ada varises, reflek patella kaki
kanan dan kiri positif
n. Genetalia : Tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, tidak ada tanda
infeksi
o. Anus : Tidak ada hemoroid, tidak ada tanda-tanda infeksi

3. Pemeriksaan penunjang
Hb : 12gr/dl

II. INTERPRETASI DATA

A. Diagnosa kebidanan
Ny ”A” umur 25 tahun G1 P 0 A 0 UK 12 dengan varicella
Data dasar
Data subyektif :
1. Ibu mengatakan umur 25 tahun
2. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama
3. Ibu mengatakan belum pernah keguguran
4. Ibu mengatakan sedikit deman, nyeri kepala,pilek lesu , cepat lelah
5. Ibu mengatakan terdapat bintik – bintik pada perutnya
Data Obyektif :
KU : baik, Kesadaran : Composmetis
TTV : TD: 120/100mMhg R : 23/menit
N :84/menit S : 37.5oC
1. Ibu terlihat pucat dan cemas.
2. Pemeriksaan abdomen : terdapat bintik-bintik merah berupa gelembung berisi
cairan bening berbentuk oval punggung, Lesi yang terdapat di perut dan terdiri atas
lesi kulit yang tidak seragam (berbeda stadium erupsinya) dan penyebaran tidak
merata.
B. Masalah
Ibu mengatakan bahwa ibu sedikit khawatir dengan keluhan yang dirasakan
C. Kebutuhan Kusus
1. KIE tentang penyakit varicella dalam kehamilan
2. KIE cara mencegah dan mengatasi timbulnya penyakit varicella

18
III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Dari varicella dapat menyebabkan terjadinya sindroma fetal 0.3% ( bayi lahir
dengan cacat).
IV. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Melakukan observasi pada ibu
B. Kolaborasi
Berkolaborsi dengan dokter SPOG
Berkolaborasi dengan laboraturium
C. Merujuk
Merujuk kefasilitas kesehatan yang memadai untuk mendapatkan penanganan
dan pengobatan lebih lanjut oleh dokter bagian obstetric dan ginekologi
V. PERENCANAAN
Tanggal 25-04 -2013, Pkl: 08.20 WIB Oleh: Bidan
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Beritahu ibu keluhan yang dirasakan
3. KIE mengenai penyakit varicella
4. KIE komplikasi varisella terhadap janin dan ibu
5. Anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
6. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygene
7. Anjurkan ibu untuk istirahat
8. KIE nutrisi
9. Beri terapi obat
10. Rujuk kedokter SPOG
11. Dokumentasi
VI. PELAKSANAAN
Tanggal 25-04-2013 Pkl: 08.30 WIB Oleh: Bidan
1. Memberitahu kepada ibu tentang keadaan ibu yaitu:
2. TD: 120/100mmhg R : 23x/menit N : 84x/menit S : 36,3oC, ibu dan
janinya dalam keadaan baik dan saat ini ibu sedang mengalami varicella.
3. Memberitahu kepada ibu keluhan yang dirasakan itu gejala awal yang biasa
terdapat pada varisella atau yang biasa disebut cacar air, dimana ibu biasanya
akan merasa pusing, demam, pilek, lesu, cepat lelah, dan terdapat bintk – bintik
berupa vesikel pada bagian tubuh.

19
4. Memberitahu ibu tentang penyakit varisella yaitu:Varicella / chickenpox atau sering
disebut cacar air adalah suatu infeksi virus menular, yang menyebabkan ruam kulit
berupa sekumpulan bintik – bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan
berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal. Merupakan infeksi
akut menular, disebabkan oleh virus varisela-zoster.
5. Menjelaskan pada ibu komplikasi yang bisa terjadi karena penyakit varicella
diantaranya akan terjadinya sindroma fetal sehingga bayi ibu bisa lahir dengan
cacat, dan ibu bisa keguguran, jika tidak diobati secara benar.
6. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan Pemeriksaan laboraturium dengan tes
serologi IgM varicella zoster dan melalui pemeriksaan ELISA atau CFT,
Pemeriksaan untuk menentukan imunitas ibu dengan menggunakan FAMA -
Fluorescent Antibody Membrane Antigen
7. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, tidur siang minimal 2 jam, tidak
boleb tidur terlarut malam dan melakukan aktifitas yang melelahkan seperti angkat
berat.
8. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
mengandung vitamin, mineral, protein, karbohidrat, seperti yang terdapat pada
sayuran hijau, buah- buahan, daging, ikan dan tempe, telor.ibu harus makanan
minimal 3x/ hari dengan porsi yang lebih banyak.
9. Memberikan ibu obat kalsium, diminum 1x1/ hari, Acylovir 5x 800mg diminum 3x1/
hari dan asetamofen 3x1/hari.
10. Merujuk ibu kefasiltas tenaga kesehatan yang memadai untuk mendapatkan
pengobatan dan pelayanan dari dokter obstetric dan ginekologi dan mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
11. Melakukan dokumentsai dengan mencatat semua hasil pemeriksaan pada buku
IKA dan kunjungan ibu hamil.
VII. EVALUASI
Tanggal,25- 04-2013 Pkl: 08.40WIB oleh: Bidan
a. Ibu sudah mengetahui keadaannya dan janinya ibu merasa cemas
b. Ibu sudah paham dengan keluhan yang dialaminya ditandai ibu sudah terliat
sedikit tenang.
c. Ibu sudah paham dengan penyakit varicella ditandai ibu mampu mengulang apa
yang sudah dijelaskan oleh bidan.

20
d. Ibu mengerti komplikasi yang bisa terjadi pada bayi dan ibunya, ibu berharap
dirinya dan janinya akan baik- baik saja.
e. Ibu bersedia untuk segera melakukan cek dilaboratorium terdekat.
f. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup .
g. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
h. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi obatnya secara teratur.
i. Ibu bersedia untuk dirujuk kefasilitas tenaga kesehatan yang lebih lengkap.
j. Dokomentasi sudah dilakukan pada buku IKA dan kunjungan ibu hamil.

21
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS
Pada kasus ini, asuhan kebidanan yang dilakukan pada kasus Ny. A usia 25 tahun,
G1P0Ab0Ah0 UK 12 minggu dengan gejala varicella. Dengan hasil pemeriksaan objektif :
KU : baik Kesadaran : composmentis TD : 120/100 mmHg DJJ: 128x/menit N : 84 x/menit
R : 22x/menit S: 36,4 C perut masih teraba ballotement
Ny. A merasa sedikit demam, nyeri kepala, pilek, cepat merasa lelah, lesu, dan lemah
serta adanya bintik-bintik merah berupa gelembung berisi cairan bening pada perut dan
kebutuhan yang dibutuhkan adalah KIE mengenai penyakit varicella dan dukungan moriil
dari bidan.
Antisipasi yang dilakukan pada Ny. A G1P0Ab0Ah0 umur 25 tahun hamil 12 minggu
dengan varicella yaitu tindakan mandiri dan kolaborasi: melakukan observasi pada ibu,
berkolaborasi dengan laboratorium untuk menetapkan diagnose serta merujuk ke fasilitas
kesehatan yang memadai untuk mendapatkan penanganan dan pengobatan lebih lanjut
oleh dokter bagian obstetric dan ginekologi yaitu beritahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan, beritahu ibu keluhan yang dirasakan, KIE mengenai penyakit varicella, KIE
komplikasi varisella terhadap janin dan ibu, anjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium, anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan personal hygene, anjurkan ibu untuk
istirahat, KIE nutrisi, beri terapi obat, rujuk kedokter SPOG dan dokumentasi
Evaluasi yang diberikan pada Ny. A G1P10Ab0Ah0 umur 25 tahun hamil 12 minggu
dengan varicella hasil keadaan umum : Baik, ada masalah potensial yang muncul dari
varicella dapat menyebabkan terjadinya sindroma fetal 0.3% ( bayi lahir dengan cacat),
tekanan darah ibu 120/100 mmHg, Ibu sudah paham dengan penyakit varicella ditandai ibu
mampu mengulang apa yang sudah dijelaskan oleh bidan, Ibu mengerti komplikasi yang
bisa terjadi pada bayi dan ibunya, ibu bersedia untuk segera melakukan cek dilaboratorium
terdekat, ibu bersedia untuk istirahat yang cukup, Ibu bersedia untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi, Ibu bersedia untuk mengkonsumsi obatnya secara teratur, Ibu
bersedia untuk dirujuk kefasilitas tenaga kesehatan yang lebih lengkap

22
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Prawirohardjo, Sarwono.2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Nugraheny,Esti. 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta:Pustaka Rihama
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar

23
LAMPIRAN

Virus Varicella pada Ibu Hamil

Bayi Baru Lahir yang Terkena Varicella

24
Vaksin Varicella Zoster Acyclovir Injection

Acyclovir Tablet 800 mg

25

Anda mungkin juga menyukai