Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

RANCANG BANGUN SISTEM PENDETEKSI TANAH LONGSOR MENGUNAKAN


SENSOR KADAR AIR (YL 100 ) DAN SENSOR GETARAN (SW 420) BERBASIS
MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 32

Oleh :
Maya Sedya Utami 10511710000008
Salma Azizah 10511710000049

Dosen :

DEPARTEMEN TEKNIK INSTRUMENTASI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2019
ABSTRAK
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugrahkan banyak
nikmat sehingga kami dapat menyusun Laporan Rancang bangun sistem pendeteksi tanah longsor
mengunakan sensor kadar air (yl 100 ) dan sensor getaran (sw 420) berbasis mikrokontroler avr
atmega 32. Sistem ini dengan baik. Laporan ini kami susun secara cepat dengan bantuan dan
dukungan berbagai pihak diantaranya; Ibu Sefi Novendra Patrialova, S.Si, M.T dan Bapak Herry Sufyan
Hadi, S.T, M.T selaku dosen mata kuliah Pemrograman mikro yang telah berkontribusi secara
maksimal. Oleh karena itu kami sampaikan terima kasih atas waktu, tenaga dan fikirannya yang
telah diberikan. Dalam penyusunan proposal ini, kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh
dari kata sempurna. Sehingga kami selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Akhir kata Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat
untuk kelompok kami khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Surabaya, 27 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peristiwa tanah longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di beberapa
wilayah Indonesia selain bencana banjir. Tanah longsor merupakan suatu peristiwa perpindahan
material pembentuk lereng seperti batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran yang
bergerak ke bawah atau keluar lereng yang dapat terjadi secara spontan ataupun perlahan .
Peristiwa tanah longsor terjadi akibat terganggunya kestabilan penyusun lereng dan berpotensi
besar terjadi ketika atau setelah turun hujan Kerusakan yang ditimbulkan oleh tanah longsor tidak
hanya bersifat langsung, seperti rusaknya fasilitas umum, lahan pertanian, timbulnya korban jiwa,
namun juga bersifat tidak langsung yaitu dapat melumpuhkan kegiatan pembangunan dan aktivitas
ekonomi di daerah sekitar bencana. Bencana tanah longsor secara alami tidak dapat dihindari.
Namun kerugian yang ditimbulkannya, seperti jatuhnya korban jiwa dapat diminimalisir dengan
cara membangun sistem pendeteksian dini tanah longsor. Sistem pendeteksian ini meliputi alat
pendeteksi dan monitoring serta sistem informasi deteksi dini bahaya tanah longsor. Salah satu
faktor yang dapat memicu terjadinya longsoran tanah adalah kadar air dalam tanah yang cukup
tinggi. Keberadaan air dalam tanah tidak hanya menambah berat material tanah, namun juga
mengurangi daya ikat material (gaya penahan) pada bidang gelincir. Untuk mengetahui pengaruh
kandungan air dalam tanah yang diakibatkan oleh kontribusi curah hujan diperlukan suatu alat
pendeteksi. Pada tulisan ini, dipaparkan suatu prototipe alat pendeteksi longsoran material berbasis
sensor sensor kadar air (YL-100) dan sensor getaran (SW 420). Sensor kadar air (YL-100)
berfungsi untuk mengukur kandungan air dalam tanah dan sensor getaran (SW 420) digunakan
untuk memonitoring adanya pergerakan tanah yang terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang didapat dalam percobaan kali ini yaitu sebagai berikut :

a. Bagaimana fungsi dan prinsip kerja dari sensor kadar air (yl 100 ) dan sensor getaran (sw 420)
sebagai pendeteksi tanah longsor?

b. Bagaimana membuat sebuah rancangan sistem pendeteksi tanah longsor mengunakan sensor
kadar air (Yl 100 ) dan sensor getaran (SW 420) berbasis mikrokontroler atmega 32 pada
software Cvavr?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang didapat dalam percobaan kali ini yaitu sebagai berikut :

a. Mengetahui dan memahami prinsip kerja sensor kadar air (yl 100 ) dan sensor getaran (sw
420 pada sistem pendeteksi tanah longsor

b. Mampu membuat sebuah rancangan sistem pendeteksi tanah longsor mengunakan sensor
kadar air (Yl 100 ) dan sensor getaran (SW 420) berbasis mikrokontroler atmega 32 pada
software Cvavr
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Sensor SW-420


Sensor Getaran merupakan salah satu sensor yang dapat mengukur getaran suatu benda yang
nantinya dimana data tersebut akan diproses untuk kepentingan percobaan ataupun di gunakan untuk
mengantisipasi sebuah kemungkinan adanya mara bahaya. Salah satu jenis sensor getaran yang
digunakan pada kali ini adalah sensor SW 420, alat ini merupakan alat yang dapat berfungsi mendeteksi
getaran pada Rancang Bangun Sistem Pendeteksi Tanah Longsor . berikut dibawah ini merupakan
spesifikasi sensor getaran SW 420 :

Application Idea: Vibration detecting, Burglary protection system


Vibration sensor SW-420 and Comparator LM393
The default state of the swith is close
Digital output
Supply voltage: 3.3V-5V
On-board indicator LED to show the results
On-board LM393 chip
Dimension of the board: 3.2cm x 1.4cm
2.2 Sensor YL-100
Sensor kelembaban tanah (kadar air) atau dalam istilah bahasa inggris soil moisture sensor
adalah jenis sensor kelembaban yang mampu mendeteksi intensitas air di dalam tanah (moisture).
Sensor ini sangat sederhana, tetapi ideal untuk memantau tingkat air pada tanaman pekarangan.
Sensor ini terdiri dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca
resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat kelembaban. Semakin banyak air membuat tanah
lebih mudah menghantarkan listrik (resistansi kecil), sedangkan tanah yang kering sangat sulit
menghantarkan listrik (resistansi besar).
Sensor kelembaban tanah YL-100 merupakan sensor yang terdiri dari dua probe untuk
melewatkan arus melalui tanah, kemudian membaca resistansinya untuk mendapatkan nilai tingkat
kelembaban. Oleh karena itu, pada saat sensor dimasukkan ke tanah kering nilai yang terbaca oleh
sensor lebih besar (resistansi besar) daripada nilai pada tanah yang memiliki kadar air lebih tinggi
(resistansi kecil). Sensor ini sangat membantu untuk memberitahukan tingkat kelembaban pada
tanaman atau memantau kelembaban tanah. Berikut spesifikasi dari sensor kelembaban tanah :
- Menggunakan sensor tanah berkualitas tinggi untuk menguji kelembaban tanah
- Memakai plat lapis nikel sehingga memperbesar area induksi dan meningkatkan konduktivitas,
mencegah masalah karat dan meningkatkan usia pakai
- Dapat mengendalikan berbagai tingkat kelembaban tanah, dengan mengatur potensiometer. Jika
kelembaban tanah di bawah nilai yang diset, DO menghasilkan sinyal high, dan sebaliknya jika di
atas nilai yang diset, DO menghasilkan sinyal low
- Menggunakan chip comparator LM393 yang stabil
- Tegangan kerja: 3.3-5V
- Dilengkapi lubang baut untuk memudahkan pemasangan
- Ukuran PCB: 3.2cm x 1.4cm
Interface:
1. VCC: +3.3V-5V
2. GND: - 3. DO: digital output (0 dan 1), dapat langsung dihubungkan ke IO port mikrokontroller.

2.3 Atmega 32
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer lengkap dalam satu chip.
Mikrokontroler lebih dari sekedar sebuah mikroprosesor karena sudah terdapat atau berisikan
ROM (Read-Only Memory), RAM (Read-Write Memory), beberapa plot masukan maupun
keluaran, dan beberapa peripheral seperti pencacah/pewaktu, ADC (Analog to Digital converter),
DAC (Digital to Analog converter) dan serial komunikasi.
Mikrokontroler AVR (Alf and Vegard’s Risc processor) merupakan pengontrolan utama
standar industri dan riset saat ini. Hal ini dikarenakan berbagai kelebihan yang dimilikinya
dibandingkan mikroprosesor antara lain lebih murah, dukungan software dan dokumentasi yang
memadai dan memerlukan komponen pendukung yang sangat sedikit. Salah satu tipe
mikrokontroler AVR untuk aplikasi standar yang memiliki fitur memuaskan ialah ATmega32.
Mikrokontroler AVR standar memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas
dalam kode 32 bit. Secara internal mikrokontroler ATMega32 terdiri atas unit-unit fungsionalnya
ALU (Arithmetic and Logical Unit), himpunan register kerja, register dan decoder instruksi, dan
pewaktu beserta komponen kendali lainnya.

2.4 Software CVAVR


CodeVisionAVR adalah suatu software kompiler yang khusus digunakan untuk
membangun firmware mikrokontroler AVR. Software ini memiliki kelebihan di sisi kemudahan
inisialisasi awal register-register yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu mikrokontroler dan
memiliki library-library khusus yang mempermudah dalam mengembangkan firmware.
Kompiler ini juga telah terintegrasi dengan software programer untuk mengisi mikrokontroler
serta fitur terminal untuk memantau komunikasi data serial.
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam membuat robot line treacer yaitu sebagai berikut :
1. Sensor YL-100
2. Sensor SW-420
3. LCD
4. LED indicator
5. Buzzer
6. Kabel Jumper
7. Atmega 32
8. Minimum Sistem
9. USB Downloader
3.2 Prosedur Pengerjaan
Adapun langkah langkah dalam pembuatan robot line tracer yaitu sebagai berikut :
1. Alat dan bahan disiapkan
2. Rangkaian Sensor YL-100
3. Rangkaian Sensor SW-420
BAB IV
DATA DAN ANALISA PEMBAHASAN

4.1 Data
4.1.1 Aturan Pelaksanaan
Tabel 4. 1 Aturan Pelaksanaan

Sensor kadar air Counter Getar (Per menit) Alarm


0 > 50 ON
5 > 50 ON
10 > 47 ON
15 > 45 ON
20 > 45 ON
25 > 43 ON
30 > 40 ON
35 > 35 ON
40 > 30 ON
45 > 30 ON
50 > 30 ON
55 > 30 ON
60 > 20 ON
65 > 20 ON
70 > 15 ON
75 > 15 ON
80 > 15 ON
Keterangan Kadar Air :
≤ 0 = Aman
0 – 80 = Siaga
> 80 = Bahaya
Keterangan Getaran :
< 15 = Bahaya
15 – 50 = Siaga
> 50 = Aman
4.2 Skematik Rancangan Sistem Pendeteksi Tanah Longsor

LCD LED
Indicator

Laptop Sensor Getaran


SW-420
- Program
Control Atmega 32 Komunikasi

- Power Sensor Kadar Air


Supply YL-100
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat di tarik dari proses pembuatan robot line treacer ini
adalah sebagai berikut :
1. Telah dibuat sebuah rancang bangun sistem peringatan dini daerah rawan longsor dengan
menggunakan sensor YL-100 sebagai pendeteksi kadar air (kelembapan tanah) dan sensor SW
420 sebagai pendeteksi getaran untuk membaca pergeseran tanah atau pergerakan tanah
permenitnya dan menghidupkan alarm
2. Rancang bangun sistem peringatan dini daerah rawan longsor dapat bekerja dengan baik
namun kurang begitu akurat dalam pembacaan sudut pada sensor akselerometer, dengan rata-rata
presentase nilai error 1,47%.
3. Alat peringatan dini tanah longsor dapat dirancang dengan baik dan layak sesuai uji kelayakan
oleh ahli/pakar dengan nilai presentase sebesar 83,88% diatas batas minimal kategori layak yaitu
70%.
5.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai