Perspektif Dan Prinsip Keperawatan
Perspektif Dan Prinsip Keperawatan
13
MAKALAH
JURUSAN : S1 KEPERAWATAN
KEPRI
2013
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ……………………………………………………………….. 17
B. Saran …………………………………………………………………….... 17
Daftar Pustaka
Kata Pengantar
Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami
sehingga makalah ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini.
Mengakui keterbatasan kami dalam menyusun makalah ini, maka dengan
rendah hati mohon kritik dan saran yang membangun sehingga dapat membantu kami
di kesempatan lain dalam menyusun makalah. Tidak semua hal dapat kami hadirkan
dengan sempurna dalam makalah ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin
dengan kemampuan yang kami miliki.
Dengan menyelesaikan makalah ini kami mengharapkan banyak manfaat.
Semoga dengan adanya makalah tentang Perspektif dan Prinsip Transkultural dalam
Keperawatan serta Aplikasinya ini dapat memberi gambaran pengetahuan yang
cukup serta menjadi panduan yang berguna dalam pelaksanaan pembelajaran.
Akhir kata, dengan rendah hati kami sekali lagi mengucapkan terima kasih
banyak kepada semua pihak yang telah membantu, dan khusus kepada dosen mata
kuliah karena telah mendorong kami dengan memberikan tugas membuat makalah,
dan ini merupakan pembelajaran yang sangat berarti bagi kami di masa yang akan
datang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring berkembangnya zaman di era globalisasi saat ini, terjadi peningkatan jumlah
penduduk baik populasi maupun variasinya. Keadaan ini memungkinkan adanya
multikultural atau variasi kultur pada setiap wilayah. Tuntutan kebutuhan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang berkualitas pun semakin tinggi. Hal ini menuntut setiap
tenaga kesehatan profesional termasuk perawat untuk mengetahui dan bertindak setepat
mungkin dengan prespektif global dan medis bagaimana merawat pasien dengan berbagai
macam latar belakang kultur atau budaya yang berbeda dari berbagai tempat di dunia
dengan memperhatikan namun tetap pada tujuan utama yaitu memberikan asuhan
keperawatan yang berkualitas. Penanganan pasien dengan latar belakang budaya disebut
dengan transkultural nursing. Tanskultural nursing adalah suatu daerah/wilayah keilmuan
budaya pada proses belajar dan praktek keperawatan yang fokusnya memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan
untuk memberikan asuhan keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepda
manusia (Leininger, 2002). Proses keperawatan transkultural diaplikasikan untuk
mengurangi konflik perbedaan budaya atau lintas budaya antara perawat sebagai
profesional dan pasien.
Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran perawat
adalah memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien. Namun
peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini sangat
penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya sangat tipis
dan mendekati sakaratul maut.
Menurut Dadang Hawari (1977) “ orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan, krisis spiritual,
dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang ajal perlu
mendapatkan perhatian khusus”.
Klien dalam kondisi terminal membutuhkan dukungan dari utama dari keluarga,
seakan proses penyembuhan bukan lagi merupakan hal yang penting dilakukan.
Sebenarnya, perawatan menjelang kematian bukanlah asuhan keperawatan yang
sesungguhnya. Isi perawatan tersebut hanyalah motivasi dan hal-hal lain yang bersifat
mempersiapkan kematian klien. Dengan itu, banyak sekali tugas perawat dalam memberi
intervensi terhadap lansia, menjelang kematian, dan saat kematian.
Agama dalam ilmu pengetahuan merupakan suatu spiritual nourishment (gizi ruhani).
Seseorang yang dikatakan sehat secara paripurna tidak hanya cukup gizi makanan tetapi
juga gizi rohaninya harus terpenuhi. Menurut hasil Riset Psycho Spiritual For AIDS
Patient, Cancepatients, and for Terminal Illness Patient, menyatakan bahwa orang yang
mengalami penyakit terminal dan menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami
penyakit kejiwaan, krisis spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian
saat klien menjelang ajal perlu mendapat perhatian khusus (Hawari, 1977)
B. Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang perlu disampaikan dari penulisan makalah ini sebagai
berikut :
Menjelaskan konsep dan prinsip dalam asuhan keperawatan transkultural
Mengetahui dan memahami pengkajian asuhan keperawatan budaya dan berbagai
instrumen pengkajian budaya
Dapat mengaplikasikan konsep dan prinsip keperawatan transkultural di sepanjang
fase kehidupan manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
F. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien
tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya klien
yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang mungkin
sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui evaluasi dapat diketahui
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya klien.
Dalam lingkungannya, anak diharuskan bekerja dan bermain secara kooperatif dalam
kelompok besar anak-anak dalam berbagai latar belakang budaya. Dalam proses ini, anak
mungkin menghadapi masalah kesehatan psikososial dan fisik (misalnya meningkatnya
kerentanan terhadap infeksi pernapasan, penyesuaian yang salah di sekolah, hubungan
dengan kawan sebaya tidak adekuat, atau gangguan belajar). Perawat harus merancang
intervensi peningkatan kesehatan anak dengan turut mengkaji kultur yang berkembang
pada anak. Agar tidak terjadi konflik budaya terhadap anak yang akan mengakibatkan
tidak optimalnya pegasuhan dan perawatan anak.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan :
1) Proses keperawatan transkultural merupakan salah satu dasar teori untuk
memenuhi asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
pasien.
2) Proses keperawatan transkultural diaplikasikan untuk mengurangi konflik
perbedaan budaya atau lintas budaya antara perawat sebagai profesional dan
pasien.
3) Perilaku budaya terkait sehat sakit masyarakat secara umum masih banyak
dilakukan pada keluarga secara turun temurun.
4) Sehat dan sakit atau kesehatan dalam perspektif transkultural nursing diartikan
pandangan masyarakat tentang kesehatan spesifik bergantung pada kelompok
kebudayaannya teknologi dan non-teknologi pelayanan kesehatan yang diterima
bergantung pada budaya nilai dan kepercayaan yang dianutnya.
5) Proses keperawatan transkultural terdiri dari tahap pengkajian keperawatan
transkultural, diagnosa keperawatan transkultural, rencana tindakan keperawatan
transkultural, tindakan keperawatan transkultural dan evaluasi tindakan
keperawatan transkultural.
6) Prinsip pengkajian keperawatan transkultural berpedoman pada model konsep
dari Leininger. Konsep utama dari model sunrise berupa cultural care, world
view, culture and social culture dimention, generic care system, proffesional
system, culture care preservation, culture care accomodation, culture care
repattering, culture congruent.
7) Rencana tindakan transkultural didasari pada prinsip rencana tindakan dari teori
Sunrise Model yang terdiri dari 3 strategi tindakan, yaitu perlindungan
perawatan budaya atau pemeliharaannya, akomodasi perawatan budaya atau
negosiasi budaya, perumusan kembali dan restrukturasi.
B. Saran
Adapun saran yang penuulis sampaikan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1) Kepada mahasiswa keperawatan hendaknya lebih memahami prinsip
keperawatan transkultural serta aplikasinya baik teori maupun pelaksanaan di
lapangan.
2) Pendekatan ilmu pengetahuan hendaknya mencakup pelayanan kepada klien
sehingga profesionalitas keperawatan tetap terjaga.
3) Penggunaan alat teknologi mendukung kinerja dan tidak mengurangi
pelayanan keperawatan transkultural.
DAFTAR PUSTAKA
Andrew, M.M. and Boyle, J.S. (1995). Transcultural Concepts in Nursing Care. 2nd Ed.
Elsaerodji, Fahmi. “Pertumbuhan dan Perkembangan Anak: Perspektif Sosial Budaya Jawa”.
http://atfahmi.depsos.org/2011/01/27/pertumbuhan-dan-perkembangan-anak-perspektif-
sosial-budaya-jawa.html. css (23 Oktober 2011)
Ginger, J. N. dan Davidhizar (1995). Transcultural Nursing: Assessment and Intervention. St.
Kozier, B., Erb, G., Berman A.J., & Snyder. (2004). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process, and Practice . 7th Ed. New Jersey: Pearson Education, Inc. Hal. 205-221.
ac.id/internal/132014715/material/PerkembanganTranskulturaldalamKeperawatan.pdf.
Aplication pdf (18 Oktober 2011)
Pratiwi, Arum. (2011). Buku Ajar Keperawatan Transkultural. Yogyakarta: Penerbit Gosyen
Publishing.
Potter, P. A. & Perry, A. G. (2009). Fundamentals of Nursing. 7th Ed. (Terj. dr. Adrina