Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang


Disusun untuk memenuhi nilai matakuliah Auditing II
Dosen pengampu : Fina Fitriyana S.E., M.Ak.

Di susun oleh
KELOMPOK 1

IBNU AZIZ (171011200919)


MUHAMAD ABI (171011202089)
SONY FIRMANSYAH (171011200868)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


UNIVERSITAS PAMULANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nyalah pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Auditing II.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menemukan berbagai kendala ,hambatan, dan
tantangan, tetapi dengan kerja keras dan ridho Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik,dan semua itu tidak lepas dari dukungan, bantuan,
dan dorongan dari orang-orang yang berada di sekeliling penulis. Oleh karena itu, penulis
ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan yang Maha Esa, Orang
tua tercinta, dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan maupun kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sekalian sangat
penulis harapkan guna perbaikan kualitas dalam penyusunan makalah selanjutnya.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua.

Pamulang, 27 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................. 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................................ 1
1.3 TUJUAN PENULISAN .............................................................................................. 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Pengertian Liabilitas Jangka Panjang ............................................................................... 2
2.2 Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang ............................................................... 4
2.3 Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang ............................................................ 7
BAB III ...................................................................................................................................... 9
PENUTUP.................................................................................................................................. 9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10
BAB I

PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam menghadapi persaingan bisnis, suatu badan usaha haruslah benar -
benar memperhatikan hal yang sangat fundamental yaitu berkenaan dengan permodalan.
Suatu perusahaan diharapkan dapat proaktif dalam menghadapi persaingan yang ada.
Pihak perusahaan harus memberikan perhatian penuh dalam masalah penggunaan
dana. P e n ye d i a a n dana dapat berasal dari sumber internal ya n g
m e l i p u t i l a b a d i t a h a n d a n sumber eksternal yang meliputi hutang jangka panjang,
hutang jangka pendek dan modal saham. Dalam kondisi tertentu perusahaan
dapat memenuhi kebutuhan dananya dengan mengutamakan sumber dana yang
berasal dari dalam, namun karena adanya pertumbuhan perusahaan, maka
mengakibatkan kebutuhan dana makin besar, sehingga dalam memenuhi sumber dana
tersebut, perusahaan dapat menggunakan sumber dana dari luar perusahaan
yaitu hutang.

1.2 Rumusan Masalah


Dilihat dari latar belakang penulisan makalah ini, penulis ingin menjelaskan mengenai
utang utang jangka panjang, tujuan pemeriksaan liabilitas jangka panjang serta prosedur
pemeriksaan terhapdap liabilitas jangka panjang.

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Auditing II.
b. Mampu menjelaskan tentang liabilitas jangka panjang
c. Mampu menjelaskan tentang tujuan pemeriksaan liabilitas kangka panjang
d. Mampu menjelaskan tentang prosedur pemeriksaan liabilitas jangka panjang
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Liabilitas Jangka Panjang

. Pengertian Liabilitas atau utang adalah kewajiban membayar kepada pihak lain
yang disebabkan oleh tindakan/transaksi sebelumnya. Hutang jangka panjang adalah
hutang perusahaan kepada pihak ketiga yang harus dilunasi dalam waktu lebih dari satu
tahun. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang
jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun. Berbeda dengan hutang jangka
pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus dibayar atau hutang yang umumnya
tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara
debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut
dituangkan dalam dokumen yang disebut perjanjian kredit (kontrak). Perjanjian kredit ini
memuat jumlah hutang yang diberikan, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran kembali
pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan jaminan dan lain-lain.

Menurut Agoes (2013:44), beberapa contoh liabilitas jangka panjang adalah sebagai
berikut :
1. Kredit Investasi (Long Term Loan)
Kredit Investasi yaitu pinjaman dari bank atau lembaga keuangan bukan bank,
yang digunakan untuk pembelian aset tetap, kecuali tanah, misalnya gedung dan
mesin. off-shore loanialah pinjaman yang diperoleh dari bank atau lembaga
keungan di luar negeri. Tingkat bunga off-shore - loan biasanya lebih rendah dari
tingkat bunga pinjaman dalam negeri yaitu satu atau dua persen di atas LIBOR
(London Inter Bank Offered Rate) atau SIBOR (Singapore Inter Bank Offered
Rate). Hal ini disebabkan karena bunga di pasar internasional lebih rendah dari
indonesia, selain itu ada resiko kenaikan kurs dolar terhadap rupiah. Untuk
memperkecil risiko tersebut, biasanya perusahaan melakukan SWAP dengan bank
devisa dengan membayar premi tertentu. Tingkat bunga kredit investasi biasanya
lebih rendah dari tingkat bunga kredit modal kerja (working capital loan)
Penyebabnya antara lain sebagai beikut :
a. Jumlah kredit investasi biasanya jauh lebih besar dari jumlah kredit modal
kerja.
b. Kredit investasi biasanya digunakan untuk pembelian aset tetap, pada waktu
perusahaan baru akan beroperasi atau untuk perluasan (ekspansi) usaha,
sehingga diperlukan beberapa tahun untuk dapat menghasilkan pendapatan
(revenue).
c. Jangka waktu pengembalian kredit investasi biasanya lebih dari satu tahun,
sehingga bagi bank sebagai kreditur berarti dananya sudah pasti akan
memberikan hasil, dalam bentuk pendapatan bunga, dalam waktu yang panjang
(lebih dari satu tahun).
d. Untuk meringankan beban perusahaan sebagai debitur,biasanya bank
memberikan grace period, yaitu tenggang waktu di mana perusahaan belum
perlu membayar cicilan pinjaman, kadang- kadang belum perlu membayar
bunga.

2. Utang Obligasi (BondPayable)


Utang Obligasi yaitu pinjaman jangka panjang yang diperoleh suatu perusahaan
dengan menjual obligasi, di dalam negeri maupun di luar negeri.
Berikut jenis-jenis obligasi :
a. Registered Bonds (Obligasi yang mencantumkan nama pemilik disertifikat
obligasinya, sehingga jika dipindahtangankan harus di-endorse di bagian
belakangnya).
b. Coupon Bondsatau Bearer Bonds (Obligasi atas unjuk yang
tidak mencantumkan nama pemilik di sertifikat obligasinya, sehingga tidak
perlu di-endorse pada saat dipindah tangankan).
c. Term Bonds(Obligasi yang seluruhnya jatuh tempo pada suatu tanggal
tertentu.
d. Serial Bonds(Obligasi yang tanggal jatuh temponya bertahap pada
beberapa tanggal tertentu).
e. Convertible Bonds(Obligasi yang bisa ditukar dengan surat berharga).
f. Callable Bonds(Obligasi yang memberikan hak kepada perusahaan yang
mengeluarkan obligasi tersebut, untuk melunasi obligasi tersebut sebelum
tanggal jatuh temponya).
g. Secured Bonds(Obligasi yang dijamin dengan harta perusahaan).
3. Wesel Bayar (Promissory Notes/Pronotes) yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun. Yakni suatu pernyataan tertulis dari debitur bahwa ia berjanji untuk
membayar sejumlah tertentu, pada tanggal tertentu, dengan memperhitungkan
tingkat bunga tertentu.
4. Utang kepada pemegang saham atau perusahaan induk (Holding Company) atau
Perusahaan Afiliasi (Affiliated Company)
Biasanya diberikan untuk membantu perusahaan anak atau perusahaan afiliasi
yang baru mulai beroperasi dan membutuhkan pinjaman (pinjaman tersebut bisa
dikenakan bunga , bisa juga tidak).
5. Utang Subordinasi (Subordinatde Loan)
Yakni utang dari pemegang saham atau perusahaan induk, yang mempunyai
beberapa sifat:
a. tanpa bunga
b. baru dibayar kembali pada saat perusahaan telah mempunyai kemampuan
untuk membayar kembali utangnya
c. mempunyai kemungkinan untuk dialihkan sebagai setoran modal
6. Bridging Loan
Yaitu pinjaman sementara yang akan dikembalikan jika kredit investasi yang
dibutuhkan perusahaan sudah diperoleh. Tingkat bunga biasanya lebih tinggi dari
tingkat bunga pasar dan bisa berupa short term loan atau long term loan.
7. Utang Leasing (Utang dalam Rangka Sewa Guna)
Adalah utang yang diperoleh dari perusahaan leasing untuk pembelian aset tetap
(dalam bentuk capital lease atau sales and lease back) dan biasanya dicicil dalam
jangka panjang

2.2. Tujuan Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang

Tujuan pemeriksaan hutang jangka panjang sebenarnya sama dengan pemeriksaan hutang
jangka pendek. Akuntan juga harus memperhatikan bahwa ketentuanketentuan yang
dicantumkan didalam perjanjian kredit itu ditaati oleh klienserta bungajuga telah dihitung
dengan benar dan dibukukan dengan tepat sebagai biaya untuk tahun yang bersangkutan.
Tujuan tersebut antara lain:
1. Menentukan Internal Control atas hutang jangka panjang apakah sudah cukup baik.
Ciri internal control yang baik antara lain :
Perolehan hutang jangka panjang harus mendapat persetujuan dari pejabat perusahaan yang
berwenang (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS), biasanya dalam bentuk notulen rapat. Hutang
jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata uang asing dicover dengan SWAP
untuk mencegah kerugian yang timbul jika terjadi devaluasi.
Perusahaan yang menjual obligasi sebaiknya menggunakan Independent Trustee (biro
admenistrasi efek) agar dapat mengadministrasikan obligasi yang beredar, mengurus
pembayaran bunga obligasi, dan mengurus pelunasan obligasi yang jatuh tempo

2. Menentukan apakah hutang jangka panjang sudah dicatat seluruhnya per tanggal neraca
dan diotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
Aditor harus yakin bahwa seluruh kewajiban jangka panjang perusahaan sudah dicatat dan
dilaporkan di neraca per tanggal neraca dan jangan sampai ada yang belum tercatat
(unrecorded). Misalnya, jika ada hutang leasing untuk pembelian kendaraan, maka harga
perolehan kendaraan dan hutang leasing harus dicatat sebesar nilai tunainya.

3. Menentukan hutang jangka panjang yang tercantum di neraca apakah merupakan kewajiban
perusahaan.
Auditor harus yakin bahwa hutang jagka panjang yang diperoleh benarbenar
digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan, bukan digunakan oleh
pihak lain, misalnya anak perusahaan. Contoh: PT. Arif memperoleh kredit investasi dari
Bank Setia sebesar Rp 10.000.000.000. Dari jumlah tersebut, yang digunakan PT. Arif hanya
Rp 5.000.000.000 yang lainnya digunakan oleh anak perusahaan, yaitu PT. X (Rp
1.000.000.000), PT. Y (Rp 2.000.000.000) dan PT. Z (Rp 2.000.000.000).

4. Menentukan hutang jangka panjang yang berasal dari legal claim atau asset yang
dijaminkan apakah sudah diidentifikasi.
Auditor harus yakin bahwa bila ada hutang yang berasal dari tuntutan hukum, hutang tersebut
sudah dicatat dan dilaporkan di neraca. Selain itu, jika ada aktiva perusahaan yang dijadikan
jaminan atas hutang jangka panjang tersebut sudah dicatat dan dilaporkan di neraca oleh
perusahaan.
5. Menentukan hutang jangka panjang dalam valuta asing per tanggal neraca apakah
sudah dikonversikan kedalam rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pertanggal
neraca dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada
rugi laba tahun berjalan.

7. Menentukan apakah biaya bunga hutang jangka panjang yang tercatat pada
tanggal neraca betulbetul telah terjadi, dihitung secara akurat dan merupakan
beban perusahaan.
Auditor harus yakin bahwa biaya bunga yang tercantum di laporan rugi laba merupakan
beban perusahaan, bukan beban perusahaan lain yang dijadikan beban perusahaan untuk
tujuan tertentu.

8. Menentukan apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh
perusahaan sehingga tidak terjadi “Bank Default”.
Bank default maksudnya adalah pelanggaran terhadap kriteriakriteria yang tercantum dalam
perjanjian kredit. Jika terjadi bank default, maka hal tersebut harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.

9 Menentukan apakah bagian dari hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
yang akan datang sudah direklasifikasi sebagai hutang lancar.
Auditor harus yakin bahwa tidak ada kesengajaan dari klien untuk tidak mengreklasifikasi,
dengan tujuan agar current ratio perusahaan menjadi lebih baik.

10. Menentukan apakah hutang jangka panjang berikut discount, premium dan bunga yang
timbul sudah dicatat dan diklasifikasikan dalam laporan keuangan sesuai dengan SAK.
Auditor harus yakin bahwa hal-hal penting mengenai hutang jangka panjang sudah dijelaskan
dalam catatan atas laporan keuangan.
.

2.3. Prosedur Pemeriksaan Liabilitas Jangka Panjang


Prosedur Pemeriksaan

1. Pelajari dan evaluasi internal control atas hutang jangka panjang. Dalam hal ini biasa
digunakan internal control questionnaires atau penjelasan narative, tidak perlu flow
chart.
2. Periksa ringkasan perubahan hutang jangka panjang berikut discount, premium dan
bunga selama periode yang diperiksa. Ringkasan tersebut harus menunjukkan
perubahan selama setahun (periode yang diperiksa), baik untuk hutang maupun
bunganya. Perlu juga diminta perubahan discount dan premium dari obligasi selama
periode yang diperiksa.
3. Kirimkan konfirmasi kepada bank untuk menanyakan saldo per tanggal neraca,tingkat
bunga, jangka waktu pinjaman dan jaminan kredit. Surat konfirmasi bisa dibuat
khusus untuk konfirmasi hutang jangka panjang atau tergabung dalam konfirmasi
bank yang standar.
4. Mintalah copy perjanjian kredit untuk permanent file dan perhatikan apakah data yang
tersebut sesuai dengan data yang tercantum dalam kertas kerja pemeriksaan hutang
jangka panjang.
5. Periksa apakah hutang jangka panjang yang diperoleh sudah disetujui direksi/dewan
komisaris/pemegang saham
6. Periksa perhitungan bunga, pembayaran bunga dan amortisasi discount/premium dari
obligasi.
7. Periksa apakah ada hutang jangka panjang atau wesel bayar yang direnewed
diperpanjang) setelah tanggal neraca, untuk mengetahui apakah hutang tersebut harus
tetap disajikan sebagai hutang jangka panjang atau hutang lancar. Selain itu harus
diperhatikan juga apakah ada hutang jangka panjang atau wesel bayar yang
(benarbenar telah) dilunasi setelah tanggal neraca, walaupun belum jatuh tempo.
Maksudnya untuk mengetahui apakah hutang jangka panjang tersebut harus
direklafikasi sebagai hutang jangka pendek atau tidak.

1
8. Jika ada hutang dari pemegang saham atau dari direksi atau dari perusahaan afiliasi,
harus dikirim konfirmasi dan diperiksa apakah ada pembebanan bunga atas pinjaman
tersebut.
9. Jika ada hutang leasing, periksa apakah pencatatannya dan penyajiannya di neraca
sudah sesuai dengan standar akuntansi sewa guna usaha (PSAK no 30). PSAK No 30
mengatur perlakuan akuntansi oleh penyewa guna usaha (lessee)

10. Periksa apakah ada bagian dari liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun akan datang, sehingga harus direklasifikasi sebagai liabilitas jangka
pendek.
11. Seandainya ada liabilitas jangka panjang yang harus dibayar kembali dalam mata
uang asing, periksa apakah per tanggal laporan posisi keuangan sudah dikonversikan
kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia per tanggal laporan
posisi keuangan dan selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan/dikreditkan pada laba
rugi tahun berjalan.
12. Lakukan penelaahan analitis (analytical review procedures) terhadap hutang jangka
panjang dan biaya bunganya, untuk melihat kemungkinan terjadinya kesalahan dalam
pencatatan biaya bunga.
Contoh :
2007 2006 Naik (Turun) Hutang Jangka Panjang Rp 1.500 juta Rp 500 juta Rp 1.000
juta 200% Bunga Rp 150 juta Rp 75 juta Rp 75 juta 100% Kalau dilihat sekilas, bunga
tahun 2007 terlalu kecil, kemungkinan ada kesalahan. Tetapi mungkin saja benar
apabila :
Pinjaman tahun 2007 dilakukan tidak pada awal tahun.
Tingkat bunga pinjaman tahun 2007 lebih kecil dari tahun 2006.

13. Tarik kesimpulan apakah penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi
keuangan dan catatan atas laporan keuangan dilakukan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan ETAP/PSAK/IFRS

2
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh dan menilai bukti-bukti
secara objektif, yang berkaitan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi
tersebut. Sedangakan, Liabilitas Jangka Panjang adalah kewajiban sekarang yang timbul dari
kegiatan atau transaksi masa lalu, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun ditinjau dari
tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok liabilitas jangka panjang
adalah utang bank berupa kredit investasi. Prosedur-prosedur pengendalian intern berbeda-
beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dan bergantung pada beberapa
faktor, seperti sifat operasi dan besarnya perusahaan. Pengujian substansif terhadap utang
jangka panjang ditujukan untuk memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi
yang bersangkutan dengan saldo akun utang.

3
DAFTAR PUSTAKA

http://kasihdearin.blogspot.com/2015/01/pemeriksaan-terhadap-liabilities-.html

http://niakp.blogspot.com

https://www.academia.edu

https://id.scribd.com

Anda mungkin juga menyukai