Proposal Studi Pendahuluan
Proposal Studi Pendahuluan
Hubungan Pola Asuh Orang Tua pada Temperamen Anak dengan Usia 3-6 Tahun
Disusun Oleh :
NIM : 201410420311034
2018
A. Latar Belakang
Masa kanak-kanak awal (early childhood) adalah periode perkembangan yang
dimulai dari akhir masa bayi (infancy) yaitu 18 atau 24 bulan hingga usia sekitar 5 atau 6
tahun. Periode ini juga sering disebut sebagai “tahun-tahun prasekolah”. Selama masa ini,
anak-anak kecil belajar untuk merawat dirinya sendiri, mengembangkan sejumlah
keterampilan sekolah (mengikuti instruksi, mengenali huruf), dan meluangkan banyak
waktu untuk bermain dengan kawan-kawan sebaya. Kemudian, kelas 1 sekolah dasar
menjadi tanda berakhirnya masa kanak-kanak awal (Santrock, 2012). Masa usia ini
dicirikan dengan minat yang kuat terhadap perkembangan kemampuan bahasa dan belajar
bersosialisasi. Anak usia prasekolah punya pemahaman yang jelas bahwa ia bukan satu-
satunya orang didunia ini dan butuh untuk berkomunikasi dan membuat kemajuan
bersama orang lain di mana pun (Boeree, 2013).
Sejak lahir bayi-bayi memperlihatkan gaya emosi yang berbeda-beda. Ada yang
hampir selalu riang dan gembira, ada pula bayi yang sering menangis. Tendensi ini
mencerminkan temperamen atau gaya perilaku dan cara berespons yang sifatnya
individual. Sesuai dengan hubungannya dengan emosi, temperamen mendeskripsikan
perbedaan individual mengenai cepat atau lambatnya kemunculan emosi, seberapa
kuatnya, seberapa lamanya, dan seberapa cepat menghilangnya (Campos, 2009).
Temperamen berbeda dengan kepribadian, meski keduanya memiliki keterkaitan.
Temperamen merupakan bagian khusus dan membentuk kepribadian, didefinisikan
sebagai suatu gejala karakteristik dari sifat emosi individu, termasuk didalamnya mudah
atau tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan dan kecepatan bereaksi, dan kualitas
kekuatan suasana hati. Gejala-gejala tersebut pada individu tampak tergantung pada
faktor konstitusional yang utamanya berasal dari faktor keturunan atau hereditas (Allport,
2013). Temperamen berpengaruh pada perkembangan, kemampuan bersosialisasi,
kemampuan menyelesaikan masalah, empati dan nurani pada anak Temperamen
cenderung berkesinambungan hingga dewasa, sesuai dengan studi yang dilakukan di
NYLS (New York Longitudinal Study) ditemukan bahwa temperamen pada anak ketika
berumur 3 tahun dapat memprediksikan dengan cukup akurat kepribadian seseorang pada
usia 18 tahun (Ardika, 2014). Dalam sebuah penelitian NYLS (Cameron, 1977 dalam
Stratton & Eyberg, 2015) menunjukkan bahwa terdapat gabungan penilaian dari
manajemen temperamen dan orang tua untuk memprediksi dengan signifikan gangguan
perilaku anak. Temperamen menjadi faktor resiko dari perkembangan masalah perilaku
pada seseorang dan menjadi sulit ditangani ketika sudah dewasa, sehingga dibutuhkan
pencegahan berupa deteksi temperamen yang dilakukan sedini mungkin dan memberikan
pola asuh yang sesuai (Hemphill & Sanson, 2001)
Mengetahui temperamen anak menjadi sangat penting bagi orang tua untuk
berinteraksi dengan anak. Kesalahpahaman orang tua terhadap temperamen anak dapat
menyebabkan orang tua mengkritik, menghukum anak untuk prilaku yang merupakan
ekspresi dari temperamen yang dimiliki anak. Bertentangannya model pola asuh orang
tua terhadap temperamen yang dimiliki anak dapat menyebabkan anak menjadi
terganggu. Sebaliknya, semakin baik kesesuaian model pola asuh orang tua terhadap
temperamen yang dimiliki anak, maka semakin baik hasilnya (Risma, 2014). Bagaimana
orang tua mengembangkan sifat asli dan membentuk karakter dengan tepat adalah yang
menentukan temperamen anak. Pengamatan obyektif perilaku anak-anak dengan interaksi
orang tua merupakan cara yang berguna untuk memahami temperamen anak (Stratton &
Eyberg, 2015), sehingga dengan mengetahui temperamen anak maka orang tua dapat
memberikan pola asuh yang sesuai. Pola asuh orang tua terdiri dari interaksi antara anak
dan orang tua dengan maksud pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologis. Dalam
keluarga anak mampu mempelajari dan membangun kepercayaan diri untuk menghadapi
masyarakat dimasa yang akan datang. Kewajiban sebagai orang tua secara umum yaitu
dalam mengasuh anak orang tua berkewajiban untuk memelihara, melindungi, dan
mengarahkan anak dalam perkembangannya (Brooks, 2008). Strategi pengasuhan atau
pola asuh dari orang tua menjadi penting untuk anak karena emosi dan temperamen
membentuk aspek-aspek penting kepribadian (personality) yakni karakteristik-
karakteristik yang menetap dalam individu (Santrock, 2012).
Fenomena pola asuh berpengaruh pada temperamen terjadi pada Ted Kaczynski,
ketika dia berumur 6 bulan ia sakit karena alergi yang sangat parah, dan orang tuanya
jarang diizinkan menjenguk bayi mereka. Menurut ibu Ted Kaczynski sang anak yang
tadinya terlihat ceria, tidak pernah terlihat seperti itu lagi. Sang anak menjadi tidak
responsif dan menarik diri. Ketika Ted Kaczynsi bertumbuh besar, ia berulang kali
mengalami periode “shutdown” (menolak bergaul pada orang lain) yang disertai
kemarahan. Dalam pandangan ibunya peristiwa biologis ketika Ted Kaczynski masih
bayi itulah yang mengacaukan perkembangan pikiran dan emosinya (Santrock, 2012).
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini:
1.1.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengtahui apakah ada hubungan pola asuh orang
tua terhadap temperamen pada anak usia 3-6 tahun
D. Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan dari penelitian, maka rancangan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian non eksperimen dengan pendekatan korelasional, yang
mengkaji hubungan antara variabel. Dimana peneliti dapat menjelaskan suatu hubungan,
memperkirakan, dan menguji berdasarkan teori yang ada.
Peniliti menggunakan jenis penelitian crossectional.Crossectional adalah jenis
penelitian yang menekankanpada waktu pengukuran/observasi data variable independen
dan depeenden hanya satu kali pada satu saat. Pada jenis ini, variabel independen dan
dependendinilai secara simultan pada suatu saat, jadi tidak ada tindak lanjut. Tentunya
tidak semua subjek penelitian harus diobservasi pada hari atau waktu yang sama, namun
baik variabel independen maupun dependen dinilai hanya satu kali saja (Nursalam,
2008).
Pada penelitian ini akan diketahui hubungan pola asuh orang tua pada
temperamen anak dengan usia 3-6 tahun. Adapun variabel dependen dan independen
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel Indepeden : Pola Asuh
b. Variabel Dependen : Temperamen
Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah dua Kuisioner berupa
pertanyaan-pertanyaan yang dibeikan kepada orang tua. Kuesioner pertama berisi
tentang pertanyaan pola asuh orang tua dengan lingkup pertanyaan kebiasaan-
kebiasaan orang tua dalam memberikan pola asuh kepada anak, dan kuesioner kedua
berisi tentang temperamen yang dimiliki anak dengan mengobservasi aktifitas dan
sifat-sifat anak.
Tahap Persiapan :
Membuat surat izin studi pendahuluan dan penelitian yang akan diberikan kepada
pihak yang bersangkutan.
Permohonan perizinan dari pihak jurusan untuk melakukan studi pendahuluan dan
penelitian.
Mempersiapkan alat dan bahan yang akan dilakukan peneliti untuk mendapatkan
data yang akan diperlukan dengan menggunakan komunikasi tak langsung dan
sebagai alat pengumpul data kuisioner.
Tahap Pelaksanaan :
Pada penelitian ini, peneliti tidak menggunakan orang atau petugas lain
sebagai pelaksana pengumpulan data. Hanya saja, peneliti bekerjasama dengan
pihak Sekolah TK/PAUD di wilayah Kota Malang untuk melakukan perekrutan
sample penelitian.
Hipotesis
H0 : Tidak ada Hubungan Pola Asuh Orang Tua pada Temperamen Anak
F. Waktu Penelitian
Kegiatan M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8
Persiapan
Pengumpulan Materi
Proposal
Penyusunan Proposal
Presentasi Proposal
Pelaksanaan Penelitian
Analisa Data
G. Sasaran Penelitian
Sasaran yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah anak pra sekolah usia 3-6
tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dengan target ± 30 orang. Adapun kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditetap sebagai berikut :
Kriteria Inklusi
1. Anak berusia 3-6 tahun
2. Memiliki orang tua lengkap.
3. Bertemperamen sulit.
4. Anak prasekolah yang bersekolah di Kota Malang.
5. Sedang tidak mengikuti penelitian lain.
6. Bersedia menjadi responden.
Kriteria Eksklusi
1. Anak dengan orang tua tidak lengkap.
2. Tidak bertemperamen sulit.
3. Tidak bersekolah di Kota Malang.
4. Sedang mengikuti penelitian lain.
5. Tidak bersedia menjadi responden.