1 Skenario
Pasien laki-laki Tn.A, 35 tahun, dosen, kawin, sarjana Biologi dibawa istri (S1 IRT).
Alloanamnesa dari istri datang dengan keluhan utama : Bertingkah laku aneh disertai fikiran
mampu menciptakan obat anti HIV terbaru. Sejak 4 bulan yang lalu pasien mengalami
konflik ditempat kerjanya sehingga jarang masuk kerja. Ketika ditanyai istrinya pasien
menyatakan bahwa sedang melakukan penelitian pembuatan anti HIV terbaru yang
menyembuhkan dan berharap dapat hadiah MURI dengan penemuannya ini. Setiap bertemu
orang. Pasien sering menceritakan penelitiannya dan bila dibantah marah & emosional. Jika
diminta menunjukkan bukti penelitiannya, pasien berusaha meyakinkan orang & menyatakan
masih rahasia sampai waktu yang tepat untuk mengumumkan. Gejala makin berat sejak 2
minggu yang lalu, karena pasien mulai mengabaikan tidur dan makan serta melarang orang
masuk ruang kerjanya dan mulai bertingkah aneh. Kebersihan diri masih cukup baik. Secara
fisik, pasien tidak tampak seperti orang sakit. Pasien seperti itu sejak adik kandungnya
didiagnosa HIV 5 bulan yang lalu.
Hasil pemeriksaan status mental / Psikiatri didapatkan sebagai berikut. Penampilan : sesuai
usia, tampak rapi.
1. Afek disforik :
2. Halusinasi
3. Ilusi
4. Waham kebesaram
5. Insight
1. Perilaku aneh Tn.A berkaitan dengan masalah di lingkungan kerjanya, masalah keluarga
dan riwayat masa lalunya yang bersifat trauma. Keadaan tersebut membuat Tn.A
mengalami gangguan psikiatri, baik itu psikotik maupun neurotik. Psikotik menyebabkan
Tn.A terganggu dari segi proses pikir, persepsi dan emosi sehingga kehilangan rasa
tentang realita .
2. Ada, karena keadaan yang dialami oleh adiknya merupakan salah satu stressor yang dapat
menimbulkan gangguan psikiatri yang dialami oleh Tn.A.
3. Pasien menjadi emosional karena gangguan psikiatri yang dialaminya menyebabkan delusi
atau waham, yang disebut dengan waham kebesaran. Waham ini menyebabkan pasien
menganggap bahwa dirinya hebat dan lebih dari orang biasa. Sehingga ketika orang lain
membantah pernyataannya Ia akan merasa tersinggung dan marah.
4. Hal-hal yang memperberat keadaan yang dialami Tn.A berkaitan dengan konflik yang
dialami di lingkungan kerjanya, tidak adanya orang yang bisa diajak bercerita dan kondisi
yang dialami adik Tn.A.
5. Pasien berusia 35 tahun, dimana apabila pasien mengalami skizofrenia maka usia tersebut
memang rentan. Usia rata-rata pasien yang mengalami skizofrenia adalah 25-35 tahun bila
laki-laki, dan 15-25 tahun bila perempuan. Kemudian dikaitkan dengan pekerjaan Tn.A
yang merupakan seorang dosen Biologi, maka mendorong keyakinan Tn.A bahwa dirinya
dapat menciptakan obat anti HIV.
6. Pada pemeriksaan psikiatri kebersihan diri pasien juga dinilai, dimana aspek ini masuk
kepada penilain kesan umum. Didalam penilaian kesan umum, tingkah laku, cara bicara
dan penampilan harus diperhatikan dengan seksama.
7. Kemungkinan diagnosis :
- Skizofrenia
- Skizofrenia disorder
- Psikotik akut
- Malinggering
8. Membawa pasien ke rumah sakit jiwa, kemudian memberikan obat-obatan antidpresan,
dan antipsikotik.
Gejala :
Delusi
Mood disforik
Afek terbatas
Nonrealistik
Pemeriksaan
Psikiatri
Fisik
Penunjang
Diagnosis Banding
Organik Fungsional
Masing-masing anggota akan belajar secara mandiri dan kemudian hasil belajar akan
disampaikan pada diskusi kelompok kecil 2 pada hari Jum’at 22 maret 2019.